JUDUL
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN IIIB
ANGKATAN VII
PROVINSI BANTEN
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CALON PEGAWAI NEGERI SIPIL GOLONGAN IIIB ANGKATAN VII
PROVINSI BANTEN
Peningkatan PIO (Pelayanan Informasi Obat) untuk Pasien dengan Penyakit Tidak Menular
di Lingkungan Kecamatan Citangkil
Menyetujui,
Mentor Peserta
Mengetahui,
Coach
DESKRIPSI SINGKAT
Tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu meningkatnya kesadaran dan kepatuhan dalam
mengonsumsi obat pada masyarakat secara umum dan pada pasien penderita penyakit tidak
menular secara khusus, melalui terwujudnya output kunci:
Kegiatan aktualisasi ini secara keseluruhan diselesaikan dalam waktu 5 minggu mulai
dari tanggal 10 Juni 2019 sampai dengan tanggal 13 Juli 2019.
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga aktualisasi program kerja pada latihan dasar Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Provinsi Banten tahun 2019 ini dapat diselesaikan.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW beserta keluarga
dan sahabat. Dengan penuh rasa syukur, penulis dapat menyelesaikan aktualisasi yang
berjudul “Peningkatan PIO (Pelayanan Informasi Obat) untuk Pasien dengan Penyakit Tidak
Menular Di Kecamatan Citangkil” sebagai salah satu syarat kelulusan latihan dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di lingkungan Provinsi Banten tahun 2019. Maksud dan tujuan
dari disusunnya laporan hasil aktualisasi ini, yaitu:
1. Sebagai sarana atau media bagi peserta Latsar untuk melakukan habituasi
(pembiasaan) nilai-nilai dasar ASN yang terdiri dari ANEKA (Akuntabilitas,
Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi). Dengan penerapan
nilai-nilai ini diharapkan setiap CPNS dapat memahami bahwa semakin baik nilai-nilai
dasar ASN diterapkan dalam bekerja, maka semakin berkualitas hasil kerja seorang
ASN, baik dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pelayanan publik.
2. Sebagai sarana untuk melatih peserta Latsar CPNS melakukan Organizational
Scanning, Analysis, dan Problem Solving, yang terefleksikan dari berbagai persoalan
organisasi yang teridentifikasi, dari analisis penyebab masalah, dan dari berbagai
alternative tindakan yang bias dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
Pelaksanaan dan penyusunan laporan aktualisasi ini dapat diselesaikan oleh penulis dengan
izin Allah SWT dan bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Drg. Novita Ambar Uma, selaku Kepala UPTD Puskesmas Citangkil dan selaku mentor
yang telah membimbing, membantu, dan memfasilitasi selama pelaksanaan
aktualisasi dan penyusunan laporan ini.
2. Ir. Rachmat Soegiharto, selaku coach yang telah membimbing, membantu, dan
memfasilitasi kebutuhan selama pelaksanaan dan penyusunan laporan aktualisasi ini.
v
3. Segenap jajaran pejabat dan staff BKPP Kota Cilegon yang telah memberikan
kesempatan CPNS 2019 Kota Cilegon untuk mengikuti Latsar.
4. Segenap jajaran pejabat dan staff BPSDMD Provinsi Banten atas terlaksananya Latsar
CPNS 2019.
5. Latsar Angkatan VII Kota Cilegon atas kebersamaan dan kekeluargaannya.
6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa pelaksanaan dan penyusuanan laporan aktualisasi ini masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu penulis mohon maaf dan selalu terbuka menerima kritik dan
saran untuk membantu menyempurnakan tulisan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pihak-pihak yang membutuhkan khususnya
dibidang farmasi.
DAFTAR ISI
JUDUL ....................................................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................................................................... ii
DESKRIPSI SINGKAT ................................................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................. iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................................. x
BAB I: PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................. 1
1.2. Identifikasi Isu .............................................................................................................................. 2
1.3. Masalah yang Diangkat ................................................................................................................ 3
1.4. Analisis Dampak Masalah ............................................................................................................ 3
1.5. Relevansi dengan Tupoksi/Tusi .................................................................................................... 4
1.6. Analisis Penyebab Masalah .......................................................................................................... 5
1.7. Alternatif Solusi/Gagasan Pemecahan Masalah .......................................................................... 6
1.8. Jenis Inovasi ................................................................................................................................. 7
1.9. Tahapan Pemecahan Masalah ..................................................................................................... 7
1.10. Keterkaitan Substansi Mata Pelatihan ..................................................................................... 10
1.11. Tujuan yang Ingin Dicapai ........................................................................................................ 15
1.12. Sasaran ..................................................................................................................................... 15
1.13. Ruang Lingkup .......................................................................................................................... 16
1.14. Jadwal Kegiatan........................................................................................................................ 16
1.15. Potensi Kendala........................................................................................................................ 16
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................................. 17
2.1. Nilai-Nilai Dasar ASN .................................................................................................................. 17
2.1.1. Akuntabilitas ....................................................................................................................... 17
2.1.2. Nasionalisme ....................................................................................................................... 18
2.1.3. Etika Publik .......................................................................................................................... 21
2.1.4. Komitmen Mutu .................................................................................................................. 23
2.1.5. Anti Korupsi ......................................................................................................................... 24
2.2. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI..................................................................................... 27
2.2.1. Manajemen ASN ................................................................................................................. 27
vii
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Untuk mewujudkan PNS sebagai bagian dari ASN yang profesional salah satunya
melalui Latihan Dasar CPNS. Latihan Dasar CPNS ini dilaksanakan dalam rangka membentuk
nilai-nilai dasar profesi ASN, sehingga mampu melaksanakan tugas dan perannya secara
professional sebagai pelayan masyarakat.
Melalui kegiatan Latihan Dasar CPNS yang dilaksanakan, diharapkan CPNS memiliki
kemampuan Organizational Scanning, Analysis, dan Problem Solving yang dapat bermanfaat
untuk organisasinya. Dengan kemampuan Organizational Scanning, Analysis, dan Problem
Solving tersebut diharapkan CPNS menjadi ASN yang peka terhadap masalah yang terjadi di
masyarakat dan tergerak untuk menjadi bagian dari solusi bagi masalah tersebut.
1
2
Kondisi yang sekarang terjadi di UPTD Puskesmas Citangkil yaitu masih belum
optimalnya implementasi nilai-nilai dasar ASN dalam masing-masing individu pegawai. Hal ini
terbukti dengan masih ditemukannya pegawai yang datang terlambat dan tidak mengenakan
atribut seragam yang lengkap. Kemudian masih ditemukan pula pegawai yang belum dapat
memanfaatkan sistem systemogi informasi dengan semestinya sehingga dapat menghambat
proses pelayanan.
Dengan adanya Latsar CPNS ini diharapkan dapat mewujudkan ASN yang profesional
yang produktif, efektif dan efisien dalam bekerja serta memiliki jiwa nasionalisme, etika
publik, berkomitmen untuk menjunjung mutu, berkomitmen untuk bekerja secara akuntabel
serta berkomitmen untuk anti korupsi sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi
optimal.
1. Urgency atau urgensi, yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak atau tidak
masalah tersebut diselesaikan.
2. Seriousness atau tingkat keseriusan dari masalah, yakni dengan melihat dampak
masalah tersebut terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan system atau tidak.
3. Growth atau tingkat perkembangan masalah yakni apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit untuk dicegah.
Matriks USG yang digunakan pada isu yang teridentifikasi adalah sebagai berikut:
masyarkat merupakan salah satu upaya untuk melindungi masyarakat dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Terbatasnya jumlah sumber daya manusia di unit apotek yang tidak sebanding
dengan banyaknya jumlah pasien menyebabkan kurangnya pelaksanaan kegiatan PIO
(Pemberian Informasi Obat) dan penyuluhan terkait obat. Hal ini menyebabkan kurangnya
edukasi kepada masyarakat terutama tentang obat.
Selain itu, karena banyaknya jumlah pasien yang harus dilayani per harinya,
menyebakan terbatasnya waktu pelayanan perseorangan untuk tiap-tiap pasien. Pelayanan
obat dituntuk cepat guna menghindari menumpuknya antrean di unit apotek. Hal ini
menyebabkan tidak optimalnya PIO (Pemberian Informasi Obat) kepada pasien.
Dari sisi sarana dan prasarana, belum tersedianya media yang dapat membantu
mengedukasi masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi obat dengan benar. Media
tersebut dapat berupa poster atau leaflet.
6
Dari 4 aspek penyebab masalah tersebut di atas, dipilih 3 aspek penyebab masalah
yang diprioritaskan untuk diselesaikan, yaitu:
1. Kesadaran masyarakat yang masih rendah;
2. Belum tersedianya media edukasi; dan
3. Waktu pelayanan yang terbatas.
Performa
No. Alternatif Solusi Biaya Manfaat Rank
CBR
Penyuluhan tentang
1. 1 3 1/3 1
penggunaan obat
Pembuatan media edukasi
2. 2 3 2/3 3
berupa leaflet
Pembuatan media edukasi
3. 2 3 2/3 3
berupa poster
Pelayanan informasi obat
4. 1 3 1/3 1
dengan checklist
Pelatihan petugas di
5. 1 2 1/2 2
apotek
Keterangan: Skoring manfat dan biaya: tinggi=3, sedang=2, rendah=1.
𝑠𝑘𝑜𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎
Performa 𝐶𝐵𝑅 = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑖𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑛𝑓𝑎𝑎𝑡
7
Berdasarkan analisis Cost to Benefit Ratio yang telah dilakukan maka diprioritaskan
solusi yang dijalankan yaitu:
1. Penyuluhan tentang penggunaan obat;
2. Pembuatan media edukasi berupa leaflet;
3. Pembuatan media edukasi berupa poster; dan
4. Pelayanan informasi obat dengan checklist.
Sementara untuk penyelesaian masalah dari aspek sumber daya manusia belum
dapat dilaksanakan karena terbatasnya waktu pelaksanaan aktualisasi/habituasi dan jumlah
sumber daya manusia yang memang terbatas.
Jenis Inovasi
No. Kegiatan Inovasi Inovasi Inovasi Inovasi
Produk Proses Posisi Paradigma
Penyuluhan tentang
1.
penggunaan obat
Pembuatan media
2.
edukasi berupa leaflet
Pembuatan media
3.
edukasi berupa poster
Pelayanan informasi obat
4.
dengan checklist
Jenis inovasi dari solusi yang dijalankan yaitu inovasi produk dimana barang yang
berupa leaflet/poster tentang penggunaan obat merupakan hal baru yang sebelumnya belum
dipergunakan di UPTD Puskesmas Citangkil. Untuk pelayanan informasi obat dengan checklist
termasuk dalam inovasi proses dimana produknya tidak berubah namun cara
penyampaiannya yang mengalami perubahan. Sedangkan untuk kegiatan penyuluhan
tentang obat merupakan inovasi paradigma yang diharapkan dapat merubah cara pandang
masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi obat dengan tepat.
Kegiatan dan tahapan kegiatan yang dilakukan untuk pemecahan masalah dijabarkan
dalam tabel berikut.
8
Tersusun materi
Studi literatur dan Dokumen word
tentang
penyusunan materi Terlampir hal. 45
penggunaan obat
Pemilihan desain
Tersusun desain Dokumen digital
dan penyusunan
poster Terlampir hal. 47
Meningkatnya poster
Terbitnya poster
Pembuatan media pemahaman dan Diskusi dengan Perbaikan terkait Foto
4. tentang penggunaan
edukasi poster kepatuhan rekan sejawat kritik dan saran Terlampir hal. 46
obat
mengonsumsi obat Pencetakan dan
Poster tercetak dan Foto
pembingkaian
terbingkai Terlampir hal. 47
poster
Pemasangan poster
Poster terpasang di Foto
di ruang
ruang pemeriksaan Terlampir hal. 48
pemeriksaan
Evaluasi
Pelayanan Foto
Evaluasi dan Terlaksananya pelaksanaan
Terlaksananya evaluasi terevaluasi Terlampir hal. 48
5. penyusunan perbaikan pelayanan
kegiatan habituasi
tindakan korektif berkesinambungan Penyusunan Tersusunnya materi Dokumen powerpoint
tindakan korektif koreksi Terlampir hal. 48
10
Perihal keterkaitan dengan substansi mata pelatihan bertujuan untuk memudahkan dalam menghabituasikan nilai-nilai dasar ASN pada
setiap tahapan kegiatan yang dilaksanakan. Dengan menerapkan nilai-nilai tersebut akan mampu menghasilkan kerja yang berkualitas dan
output yang berkualitas pula.
Tujuan akhir yang dari kegiatan aktualisasi ini yaitu meningkatnya kesadaran dan
kepatuhan dalam mengonsumsi obat pada masyarakat secara umum dan pada pasien
penderita penyakit tidak menular secara khusus dan terhabituasinya nilai-nilai dasar ASN.
1.12. Sasaran
Sasaran dari kegiatan penyuluhan tentang penggunaan obat yaitu penderita penyakit
tidak menular berupa hipertensi dan diabetes mellitus utamanya usila (>60 tahun) yang
mengikuti program prolanis di UPTD Puskesmas Citangkil. Difokuskan pada usila karena harus
mengonsumsi obat untuk jangka waktu yang lama untuk mengontrol penyakitnya sehingga
kepatuhan dalam mengonsumsi obat sangat penting.
Sasaran dari kegiatan pelayanan informasi obat dengan checklist yaitu penderita
penyakit tidak menular utamanya usila (>60 tahun) yang berasal dari ruang pemeriksaan
khusus usila di UPTD Puskesmas Citangkil. Karena terbatasnya waktu pelayanan sehingga
diperlukan checklist untuk memastikan informasi penting terkait obat dapat tersampaikan
pada pasien. Terutama untuk usila yang fungsi fisiologis tubuhnya sudah menurun sehingga
perlu perhatian khusus dalam mengonsumsi obat.
Sasaran dari kegiatan pembuatan media edukasi berupa leaflet dan poster yaitu
penderita penyakit tidak menular berupa hipertensi utamanya usila (>60 tahun) yang berasal
dari ruang pemeriksaan khusus usila di UPTD Puskesmas Citangkil. Hal ini dikarenakan usia
lanjut merupakan faktor resiko terjadinya hipertensi yang dapat menyebabkan komplikasi
apabila tidak terkontrol dengan baik.
16
Ruang lingkup kegiatan aktualisasi ini adalah pengembangan pada aspek edukasi
masyarakat tentang obat yang dilaksanakan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Citangkil.
Kendala yang terjadi saat proses aktualisasi di UPTD Puskesmas CItangkil, antara lain:
2.1.1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
1. Aspek-aspek Akuntabilitas meliputi beberapa hal sebagai berikut:
2. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship);
3. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is resultsoriented);
4. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting);
5. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi (Accountability is meaningless without
consequences);
6. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance).
Akuntabilitas publik terdiri atas dua macam, yaitu: akuntabilitas vertical (vertical
accountability), dan akuntabilitas horizontal (horizontal accountability). Akuntabilitas
vertikal adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas yang lebih
tinggi. Akuntabilitas horizontal adalah pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.
Terdapat lima tingkatan akuntabilitas sebagai berikut:
1. Akuntabilitas Personal (Personal Accountability)
2. Akuntabilitas Individu
3. Akuntabilitas Kelompok
4. Akuntabilitas Organisasi
5. Akuntabilitas Stakeholder
17
18
2.1.2. Nasionalisme
g. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya
hidup mewah.
h. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
i. Suka bekerja keras.
j. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
k. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata
dan berkeadilan sosial.
Kode etik adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok
khusus yang diatur dalam suatu peraturan tertulis.
Kode Etik Aparatur Sipil Negara (ASN), yaitu:
1. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegrasi tinggi
2. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
5. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan dan etika pemerintahan
6. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
22
Kata kunci untuk menjauhkan diri dari korupsi adalah internalisasi integritas pada
diri sendiri dan hidup atau bekerja dalam lingkungan yang menjalankan integritas
dengan baik. Identifikasi nilai dasar anti korupsi memberikan nilai-nilai dasar anti
korupsi yang prioritas dan memiliki signifikansi yang tinggi bagi kita. Nilai-nilai dasar anti
korupsi penting untuk mencegah terjadinya korupsi dan mendukung prinsip-prinsip anti
korupsi yang meliputi akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol
kebijakan supaya semua dapat berjalan dengan baik serta, untuk mencegah faktor
eksternal penyebab korupsi.
5. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau
terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan dan diperkarakan) (KBBI). Tanggung
jawab adalah menerima segala sesuatu perbuatan yang salah baik itu disengaja
maupun tidak disengaja. Tanggung jawab tersebut berupa perwujudan dan
kesadaran akan kewajiban menerima dan menyelesaikan semua masalah yang
telah dilakukan.
6. Kerja Keras
Bekerja keras didasari dengan adanya kemauan, di mana kemauan menimbulkan
asosiasi dengan ketekadan, ketekunan, daya tahan, tujuan jelas, daya kerja,
pendirian, pengendalian diri, keberanian, ketabahan, keteguhan, tenaga, kekuatan
dan pantang mundur.
7. Sederhana
Gaya hidup sederhana dibiasakan untuk tidak hidup boros, hidup sesuai dengan
kemampuannya dan dapat memenuhi semua kebutuhannya. Prinsip hidup
sederhana merupakan parameter penting dalam menjalin hubungan antara
sesama karena prinsip ini akan mengatasi permasalahan kesenjangan sosial, iri,
dengki, tamak, egosi dan juga menghindari dari keinginan yang berlebihan.
8. Keberanian
Keberanian diperlukan untuk mencapai kesuksesan, untuk mengembangkan sikap
keberanian demi mempertahankan pendirian dan keyakinan harus
mempertimbangkan masalah dengan sebaikbaiknya. Nilai keberanian dapat
dikembangkan dan diwujudkan dalam bentuk berani mengatakan dan membela
kebenaran, berani mengakui kesalahan, berani bertanggung jawab dan lain
sebagainya.
9. Keadilan
Adil berarti adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Nilai keadilan
dapat diwujudkan dalam bentuk memberikan pujian yang tulus kepada yang
berprestasi, memberikan saran perbaikan dan semangat pada yang tidak
berprestasi, tidak memilih kawan berdasarkan latar belakang sosial dan lain-lain.
27
Tindak pidana korupsi (tipikor) adalah perilaku yang merusak kedaulatan bangsa
dan negara. Berdasarkan UU No. 31 /1999 jo No. UU 20/2001, terdapat 7 kelompok
tindak pidana korupsi, yakni: (1) kerugian keuangan negara, (2) suap-menyuap, (3)
pemerasan, (4) perbuatan curang, (5) penggelapan dalam jabatan, (6) benturan
kepentingan dalam pengadaan, dan (7) gratifikasi.
Kepala Puskesmas
drg. Novita Ambar Uma
SISTEM INFORMASI
KEPEGAWAIAN RUMAH TANGGA KEUANGAN
PUSKESMAS
PENUNJANG
PELAYANAN GAWAT
RAWAT JALAN MEDIS
UKM ESENSIAL UKM PENGEMBANGAN DARURAT
drg. Nensi R Aditya Irawan, S.
Nuranita, AMK drg. Nensi Rahmawati dr. Yessi Supriharti
Farm,Apt
Pelayanan Umum
UKS
PROMKES KESLING KIA & KB GIZI PENCEGAHAN Laboratorium
Pelayanan Gigi dan
DAN UKGS & UKGMD Mulut
Mastuatullaily, Amd Keb. SKM Juwita M, SKM Eti R, SST Keb Esi W, S.Gz PENGENDALIAN Farmasi
KESWA Pelayanan KIA& KB
PENYAKIT (P2)
Rekam Medis
USILA Pelayanan MTBS
Suprihatin, Amd
Kep YANKESTRAD Pelayanan Kes Anak
Pelayanan Lansia
Pelayanan Imunisasi
Pelayanan konseling
obat Tradisional
Pelayanan Konseling
Kesehatan
Lingkungan
Pelayanan Konseling
PTM
Pelayanan Konseling
Gizi
Pelayanan Konseling
Laktasi
Bidan Kelurahan Bidan Kelurahan Bidan Kelurahan Bidan Kelurahan Bidan Kelurahan Bidan Bidan
Taman Baru Samang Raya Lebak Denok Warna Sari Citangkil Kelurahan Kelurahan
Deringo Kebon Sari
UPTD Puskesmas Citangkil berada Jl. H.Agus Salim No.3 Link. Delingseng –
Kelurahan Kebonsari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Provinsi Banten. Dimana
Kecamatan Citangkil berada di daerah industri yang mempunyai luas wilayah 2,177,36
Ha dengan batas wilayah sebagai berikut:
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Citangkil adalah Kecamatan Citangkil yang terdiri
dari 7 Kelurahan yaitu:
Semua wilayah Kecamatan Citangkil dapat dilalui dengan kendaraan roda dua dan
empat. Hal ini merupakan suatu keuntungan karena baik petugas kesehatan, sarana
kesehatan maupun masyarakat umum dapat menjangkau semua wilayah Kecamatan
Citangkil, yang tentu saja berdampak positif bagi pencapaian dan keberhasilan program
kesehatan.
1. Kependudukan
Jumlah penduduk wilayah kerja UPTD Puskesmas Citangkil pada tahun 2019
78.569 jiwa. Sebagian besar penduduk memeluk agama Islam, dengan mata
pencaharian sebagian besar sebagai petani dan buruh pabrik. Pendidikan rata-rata
penduduk adalah lulusan SMP saat ini upaya-upaya pengembangan kesehatan masih
cenderung sulit diterima masyarakat, karena tingkat kesadaran dan partisipasi
masyarakat dalam bidang kesehatan masih kurang.
34
2.3.6. Tupoksi/Tusi
Petugas Kefarmasian Apotek
1. Beserta Kepala Puskesmas menyusun perencanaan upaya pengelolaan dan
pelayanan kefarmasian.
2. Menyusun rencana kegiatan pelayanan obat di kamar obat berdasarkan data
program Pelayanan Kesehatan Dasar Puskesmas.
3. Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian dengan penuh tanggung jawab
sesuai keahlian dan kewenangannya.
4. Melaksanakan upaya pelayanan kefarmasian sesuai SOP, SPM, tata kerja dan
kebijakan yang telah ditetapkan oleh Apoteker dan Kepala Puskesmas.
5. Menyerahkan obat sesuai resep ke pasien.
6. Memberikan informasi tentang pemakaian dan penyimpanan obat kepada pasien.
7. Menyimpan, memelihara dan mencatat mutase obat dan perbekalan kesehatan
yang dikeluarkan maupun yang diterima oleh kamar obat dalam bentuk buku
catatan mutasi obat.
35
Output kunci
No. Keterangan
Rencana Realisasi (%)
1 Terlaksananya penyuluhan
100% Penyuluhan terlaksana dengan baik
tentang penggunaan obat
2 Terlaksananya pelayanan
Pelayanan informasi obat
informasi obat dengan 100%
berlangsung continuous
checklist
3 Leaflet penggunaan obat sudah
Terbitnya leaflet tentang
100% terbit dan dapat diperbanyak
penggunaan obat
sesuai kebutuhan
4 Poster tentang penggunaan obat
Terbitnya poster tentang
100% telah terbit dan terpasang di ruang
penggunaan obat
pemeriksaan usila
5 Terlaksananya evaluasi dan Evaluasi telah dilaksanakan namun
penyusunan tindakan 50% tindakan korektif belum
korektif diimplementasikan
Rerata 90%
Dari seluruh tahapan kegiatan yang telah dilaksanakan, nilai-nilai dasar ASN yang
terhabituasikan terangkum dalam tabel berikut.
36
37
3.2. Pembahasan
Periode pelaksanaan aktualisasi berlangsung dari tanggal 9 Juni 2019 s/d 13 Juli 2019.
Dalam periode waktu tersebut, terdapat kegiatan aktualisasi yang output kuncinya tercapai
dengan baik, namun ada pula kegiatan yang mengalami kendala dalam pelaksanaannya.
Berikut adalah penjabarannya.
Materi penyuluhan yang disampaikan yaitu tentang penggunaan obat pada pasien
dengan hipertensi dan/atau diabetes mellitus. Pemilihan materi difokuskan pada pasien usila
38
dengan penyakit tidak menular dikarenakan keharusan pasien tersebut mengonsumsi obat
dalam waktu lama bahkan sampai seumur hidup untuk mengontrol penyakitnya. Sehingga
informasi tentang penggunaan obat akan sangat berpengaruh pada keberhasilan terapi
farmakologinya.
Faktor yang menghambat yaitu penggunaan bahasa daerah oleh beberapa peserta
prolanis. Namun hal ini dapat segera diatasi dengan bantuan rekan sejawat yang mengerti
bahasa daerah. Untuk selanjutnya akan dijadwalkan kembali penyuluhan tentang obat
dengan sub topik lain, misalnya: penggunaan obat tradisional, terapi non farmakologi dengan
perubahan lifestyle, dan lain-lain.
Kegiatan Pelayanan Informasi Obat (PIO) dilaksanakan setiap harinya untuk seluruh
pasien yang menebus obat di apotek UPTD Puskesmas Citangkil. Pelaksanaan PIO mengikuti
SOP yang sudah berlaku yaitu dengan melaksanakan screening resep terlebih dahulu.
Screening meliputi administratif (asal resep dan asal pasien) dan screening farmasetis (nama
obat, bentuk sediaan, jumlah sediaan, aturan pakai, interaksi).
Tahapan selanjutnya yaitu penyiapan obat sesuai resep. Hal ini dilakukan dengan cara
mengambil sejumlah obat sesuai jumlah yang diminta dengan mempertimbangkan stok yang
ada, kemudian diberi etiket sesuai aturan pakainya. Terdapat indikator mutu yang harus
dilaksanakan yaitu zero medication error dan pelayanan untuk obat racikan maksimal 20
menit dan non racikan maksimal 10 menit. Tahapan penyiapan obat ini sangat menetukan
capaian indikator mutu pelayanan klinis di apotek.
Yang terakhir adalah PIO dengan batuan checklist. Checklist ini diperlukan untuk
memastikan bahwa informasi yang penting sudah tersampaikan pada pasien. Checklist PIO
meliputi: nama obat, dosis/aturan pakai, indikasi/kontraindikasi, efek samping, penyimpanan
dan waktu kadaluarsa.
39
Dari PIO ini, ditemukan masalah yaitu tidak seragamnya penulisan resep di UPTD
Puskesmas Citangkil. Sering ditemukan informasi yang tidak diisi dengan lengkap oleh penulis
resep. Hal ini dikhawatirkan dapat menyebabkan medication error sehingg perlu dilakukan
tindakan korektif yaitu dengan mengadakan penyuluhan/edukasi tentang penulisan resep
sesuai standar yang berlaku.
Pembuatan media edukasi berupa leaflet berlangsung selama 3 minggu pada minggu
ke-3 hingga minggu ke-5. Tahapannya meliputi studi literatur dan penyusunan materi,
pemilihan desain dan penyusunan leaflet, diskusi dengan rekan sejawat, pencetakan leaflet
sesuai kebutuhan dan penyebaran leaflet sesuai kebutuhan.
Materi yang diangkat untuk dijadikan leaflet yaitu tentang hipertensi dengan
penekanan pada bagian penggunaan obat pada penyakit hipertensi. Materi ini sesuai dengan
tema aktualisasi yang diangkat yaitu peningkatan PIO pada pasien dengan penyakit tidak
menular. Selain itu karena penulis tergabung dalam kelompok kerja prolanis yang berkutat
dengan pasien usila dengan hipertensi.
Hambatan yang dihadapi yaitu pada tahapan kegiatan pemilihan desain dan
penyusunan leaflet. Desain yang dipilih harus mudah terbaca oleh pasien usila dengan bahasa
yang mudah dipahami. Sehingga desain yang dipilih adalah desain yang simple dengan bahasa
yang sederhana.
Saat ini leaflet hanya terdapat di ruang pemeriksaan usila sebagai media bantu untuk
menjelaskan terapi hipertensi pada pasien usila. Hal ini dikarenakan keterbatasan dalam
sumber daya dan waktu. Untuk selanjutnya, diharapkan leaflet dapat pula tersedia pada
ruang pemeriksaan yang lain karena hipertensi tidak terbatas hanya pada pasien usila.
Pembuatan media edukasi berupa poster berlangsung selama 3 minggu pada minggu
ke-3 hingga minggu ke-5. Tahapannya meliputi studi literatur dan penyusunan materi,
pemilihan desain dan penyusunan poster, diskusi dengan rekan sejawat, pencetakan dan
pembingkaian poster serta pemasangan poster di ruang pemeriksaan usila.
40
Materi yang diangkat untuk dijadikan poster yaitu tentang hipertensi dengan
penekanan pada bagian penggunaan obat pada penyakit hipertensi. Materi ini sama dengan
materi untuk leaflet yang sesuai dengan tema aktualisasi yang diangkat yaitu peningkatan PIO
pada pasien dengan penyakit tidak menular. Selain itu karena penulis tergabung dalam
kelompok kerja prolanis yang berkutat dengan pasien usila dengan hipertensi.
Hambatan yang dihadapi yaitu pada tahapan kegiatan pemilihan desain dan
penyusunan poster. Desain yang dipilih harus mudah terbaca oleh pasien usila dengan bahasa
yang mudah dipahami. Sehingga desain yang dipilih adalah desain yang simple dengan bahasa
yang sederhana.
Dari hasil diskusi dengan mentor dan rekan petugas apotek, untuk rencana
selanjutnya yaitu pembuatan poster edukasi lain tentang obat yang berlaku secara general
seperti DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang Obat), penggunaan antibiotik yang
rasional, swamedikasi, dan lain-lain.
Evaluasi dilakukan pada minggu terakhir pelaksanaan kegiatan aktualisasi. Dari hasil
evaluasi didapatkan temuan yaitu penulisan resep yang tidak sesuai standar yang
dikhawatirkan dapat menyebabkan medication error. Tindakan korektif yang diambil yaitu
dengan mengadakan penyuluhan untuk tenaga pemeriksa tentang kaidah penulisan resep
yang sesuai standar. Kegiatan ini baru dilaksanakan sampai pada tahap penyusunan materi
untuk penyuluhan. Implementasinya belum dapat dilakukan karena keterbatasan waktu.
Untuk kedepannya akan dijadwalkan untuk penyuluhan terkait penulisan resep kepada
tenaga pemeriksa
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
41
42
DAFTAR PUSTAKA
Undang-undang Republik Indonesia, Nomor 5, Tahun 2014, Tentang Aparatur Sipil Negara
Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara, Nomor 38, Tahun 2014, Tentang Pedoman
Penyelanggaran Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil
Golongan III
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Etika Publik, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Komitmen Mutu, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara
Lembaga Administrasi Negara, 2015, Anti Korupsi, Modul Pendidikan dan Pelatihan
Prajabatan Golongan III, Jakarta, Lembaga Administrasi Negara
43
LAMPIRAN