Anda di halaman 1dari 3

Daviq Panji Parhitean

X IPA 1

Ancaman serta Tantangan Bangsa Indonesia dalam Implementasi


Wawasan Nusantara
A. Ancaman bangsa Indonesia dalam implementasi Wawasan Nusantara
Ancaman terhadap sebagian wilayah merupakan ancaman seluruh wilayah dan
menjadi tanggung jawab segenap bangsa. Hal tersebut merupakan arti Wawasan
Nusantara sebagai satu kesatuan Pertahanan dan Keamanan.
Adapun beberapa ancaman yang mengancam Ideologi, Politik, Ekonomi, Sosial
Budaya, Pertahanan dan Keamanan :
 Bidang Ideologi :
 Adanya ideologi luar yang ingin menggantikan Pancasila
Implementasi : Mengalakkan pendidikan Pancasila
 Bidang Politik :
 Maraknya korupsi, kolusi, dan nepotisme
Implementasi : Memberantas korupsi sejak dini
 Hoaks dalam pemilihan umum
Implementasi : Pemilihan dalam mengonsumsi berita
 Bidang Ekonomi :
 Kecenderungan masyarakat membeli barang impor
Implementasi : Mencintai dan menggunakan produksi dalam negeri
 Bidang Sosial Budaya
 Tergerusnya budaya lokal dengan budaya asing
Implementasi : Melestarikan budaya lokal
 Bidang Pertahanan dan Keamanan
 Ancaman militer seperti : Sabotase, dan Terorisme
Implementasi : Memperkuat pertahanan dan keamanan negara
B. Tantangan bangsa Indonesia dalam implementasi Wawasan Nusantara
Dalam dunia ini, yang abadi dan kekal itu adalah perubahan. Berkaitan dengan
wawasan nusantara yang syarat dengan nilai-nilai budaya bangsa Indonesia dan
dibentuk dalam proses panjang sejarah perjuangan bangsa, apakah wawasan bangsa
Indonesia tentang persatuandan kesatuan itu akan terhanyut tanpa bekas atau akan
tetap kokoh dan mampu bertahan dalam terpaan nilai global yang menantang Wawasan
Persatuan bangsa. Tantangan itu antara lain adalah pemberdayaan rakyat yang optimal,
dunia yang tanpa batas, era baru kapitalisme, dan kesadaran warga negara.
1) Pemberdayaan Masyarakat
a) John Nasibit dalam bukunya “Global Paradox”
Menyatakan negara harus dapat memberikan peranan sebesar-
besarnya kepada rakyatnya. Pemberdayaan masyarakat dalam arti ini
adalah memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi
masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan
oleh negara-negara maju dengan button-up planning, sedangkan untuk
negara berkembang dengan top-down planning karena adanya
keterbatasan kualitas sumber daya manusia, sehingga diperlukan
landasan operasional berupa GBHN
b) Kondisi Nasional (Pembangunan)
Kondisi nasional (pembangunan) yang tidak merata
mengakibatkan keterbelakangan dan ini merupakan ancaman bagi
integritas. Pemberdayaan masyarakat diperlukan terutama untuk daerah-
daerah tertinggal. Kondisi tersebut menimbulkan kemiskinan dan
kesenjangan social di masyarakat, apabila kondisi ini berlarut-larut
masyarakat di daerah tertinggal akan berubah pola pikir, pola sikap, dan
pola tindak, mengingat masyarakat sudah tidak berdaya dalam aspek
kehidupannya.
2) Dunia Tanpa Batas
a) Perkembangan IPTEK
Perkembangan global saat ini sangat maju dan pesat, didukung
dengan perkembangan IPTEK yang sangat modern khususnya di bidang
teknologi informasi, komunikasi, dan transformasi seakan dunia sudah
menyatu menjadi kampong sedunia, dunia menjadi transparan tanpa
mengenal batas negara, sehingga dunia menjadi tanpa batas.
b) Kenichi Omahe dalam bukunya “Borderless Word” dan “The End of
Nation State”
Dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah
negara dalam arti geografi dan politik relative masih tetap, namun
kehidupan dalam satu negara tidak mungkin dapat membatasu kekuatan
global ynag berupa informasi, investasi, industry, dan konsumen yang
makin individual. Untuk dapat menghadapi kekuatan global suatu negara
harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih memberikan
peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat.
3) Era Baru Kapitalisme
a) Sloan dan Zureker
Dalam bukunya yang berjudul “Dictionary of Economics”,
menyebutkan tentang kapitalisme adalah sistem ekonomi yang
didasarkan atas hak milik swasta atas macam-macam barang dan
kebebasan individu untuk mengadakan perjanjian dengan pihak lain dan
untuk berkecimpung dalam aktivitas-aktivitas ekonomi yang dipilihnya
sendiri berdasarkan kepentingan sendiri serta untuk mencapai laba guna
diri sendiri.
b) Lester Thurow
Dalam bukunya yang berjudul “The Future of Capitalism”,
ditegaskan antara lain bahwa untuk dapat bertahan dalam era baru
kapitalisme harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan antara
paham individu dan paham sosialis. Dikaitkan dengan era baru
kapitalisme tidak terlepas dari globalisasi, maka negara-negara maju
dalam rangka mempertahankan eksistensinya di bidang ekonomi
menekankan negara-negara berkembang dengan isu global yang
mencakup demokratisasi HAM dan lingkungan hidup.
4) Kesadaran Warga Negara
a) Pandangan bangsa Indonesia tentang hak dan kewajiban
Bangsa Indonesia melihat bahwa hak tidak terlepas dari
kewajiban, maka manusia Indonesia baik sebagai warga negara maupun
sebagai warga masyarakat, mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban
yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan namun tidak dapat
dipisahkan, karena merupakan satu kesatuan tiap hakmengandung
kewajiban dan demikian sebaliknya, kedua-duanya merupakan dua sisi
dai mata uang yang sama.
b) Kesadaran Bela Negara
Pada waktu merebut dan mempertahankan kemerdekaan
Indonesia menunjukkan kesadaran bela negara yang optimal, dimana
seluruh rakyat bersatu pada berjuang tanpa mengenal perbedaan, tanpa
pamrih dan tidak kenal menyerah yang ditunjukkan dalam jiwa heroism
dan patriotism karena senasib sepenanggungan dan setia kawan melalui
perjuangan fisik untuk mengusir penjajag demi merdeka. Di dalam
mengisi kemerdekaan perjuangan yang dihadapi adalah perjuangan
nonfisik yang mencakup seluruh aspek kehidupan, khususnya untuk
memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenajngan sosial,
memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme.

Anda mungkin juga menyukai