SARILAH: “Astaga Ramli! Kamu kenapa, Le? Mana bapakmu? Kok bisa sampai seperti ini?
Siapa yang bikin begini?”
RAMLI: “Bu, Ibu tenang dulu. Ibu segera pergi dari desa ini. Ibu pergi ke rumah Pak Lik
sekarang. Truk-truk itu sekarang ada di desa kita. Mereka bawa bedil dan pentungan. Ibu jangan
sampai tertangkap. Kalau ada yang tanya, sebut saja nama Pak Lik.”
RAMLI: “Kita tidak salah, Bu. Tapi mereka buta dan tuli. Mereka hanya menjalankan perintah
tanpa mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tidak ada waktu lagi. Ibu pergi sekarang. Ramli
akan ke rumah Yadi dan warga yang lain. Ramli harus kabari mereka. Setelah itu Ramli akan
susul Ibu.”
SARILAH: “Tapi kondisimu begini Nak. Ayo pergi sama Ibu saja.”
RAMLI: “Tidak apa, Bu. Ramli masih kuat. Jangan buang waktu. Ibu tidak usah bawa apa-apa.
Cepat pergi!”