Anda di halaman 1dari 5

DUTA HARMONI

DUTA HEBAT BERMARTABAT, MODERAT DAN ANTI

KORUPSI

TAHUN 2021/2022

DI

OLEH:

MUHAMMAD HIBRIZI ALDIANTO

MAN 1 PLUS KETERAMPILAN BENGKALIS


Moderasi beragama membawa persatuan
A. Latar belakang

Indonesia sebagai sebuah negara yang memuat banyak sekali keberagaman yang terdiri
dari keberagaman suku, bangsa, bahasa, adat istiadat dan agama, dewasa ini seringkali
diterpa isu tentang radikalisme. Gerakan-gerakan yang mengatasnamakan kelompok
tertentu ini semakin hari semakin tumbuh dan secara terang-terangan menyuarakan
ideologi mereka. Aksi teror, penculikan, penyerangan, bahkan pengeboman pun kian
marak terjadi.

Dari berbagai macam keberagaman yang dimiliki negara Indonesia, keberagaman


agama menjadi yang terkuat dalam membentuk radikalisme di Indonesia. Munculnya
kelompok-kelompok ekstrem yang kian hari semakin mengembang sayapnya difaktori
berbagai hal seperti sensitifitas kehidupan beragama, masuknya aliran kelompok
ekstrem dari luar negeri, bahkan permasalahan politik dan pemerintahan pun turut
mewarnai. Maka ditengah hiruk-pikuk permasalahan radikalisme ini, muncul sebuah
istilah yang disebut “Moderasi beragama”.

Pengertian Moderasi Beragama


1. Moderasi
a. Secara Bahasa
1. Kata moderasi berasal dari Bahasa Latin Moderatio, yang berarti kesedangan (tidak
kelebihan dan tidak kekurangan). Kata itu juga berarti penguasaan diri (dari sikap
sangat kelebihan dan moderation sering digunakan dalam pengertian average (ratarata),
core (inti), standard (baku), atau non-aligned kekurangan). Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) menyediakan dua pengertian kata moderasi, yakni: 1. pengurangan
kekerasan, dan 2. penghindaran keekstreman. Jika dikatakan, “orang itu bersikap
moderat”, kalimat itu berarti bahwa orang itu bersikap wajar, biasa-biasa saja, dan tidak
ekstrem.
2. Sedangkan dalam bahasa Arab, moderasi dikenal dengan kata wasath atau
wasathiyah, yang memiliki padanan makna dengan kata tawassuth (tengah-tengah),
i’tidal (adil), dan tawazun (berimbang). Orang yang menerapkan prinsip wasathiyah
bisa disebut wasith. Dalam bahasa Arab pula, kata wasathiyah diartikan sebagai “pilihan
terbaik”. Apa pun kata yang dipakai, semuanya menyiratkan satu makna yang sama,
yakni adil, yang dalam konteks ini berarti memilih posisi jalan tengah di antara berbagai
pilihan ekstrem.

Kata wasith bahkan sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia menjadi kata 'wasit' yang
memiliki tiga pengertian, yaitu: 1) penengah, perantara (misalnya dalam perdagangan,
bisnis); 2) pelerai (pemisah, pendamai) antara yang berselisih; dan 3) pemimpin di
pertandingan.

Menurut para pakar bahasa Arab, kata wasath itu juga memiliki arti “segala yang baik
sesuai dengan objeknya”. Misalnya, kata “dermawan”, yang berarti sikap di antara kikir
dan boros, atau kata “pemberani”, yang berarti sikap di antara penakut (al-jubn) dan
nekad (tahawur), dan masih banyak lagi contoh lainnya dalam bahasa Arab.

b. Secara Istilah
Pertama, moderasi adalah sikap dan pandangan yang tidak berlebihan, tidak ekstrem
dan tidak radikal (tatharruf). Q.s. al-Baqarah: 143 yang dirujuk untuk pengertian
moderasi di sini menjelaskan keunggulan umat Islam dibandingkan umat lain.

Dalam hal apa saja? Al-Qur'an mengajarkan keseimbangan antara hajat manusia akan
sisi spritualitas atau tuntutan batin akan kemahadiran Tuhan, juga menyeimbangkan
tuntutan manusia akan kebutuhan materi.

Dalam hal moral, al-Qur'an mengajarkan juga keseimbangan, sikap tidak berlebihan
juga ditekankan. Seseorang tidak perlu terlalu dermawan dengan menyedekahkan
hartanya sehingga dia sendiri menjadi bangkrut. Tapi, ia juga jangan kikir, sehingga ia
hanya menjadi kaya sendiri, harta yang terkonsentrasi di kalangan orang-orang
berpunya. Demikian, pesan ini disarikan dari ayat al-Qur'an sendiri.

Kedua, moderasi adalah sinergi antara keadilan dan kebaikan. Inti pesan ini ditarik dari
penjelasan para penafsir al-Qur'an terhadap ungkapan ummatan wasathan. Menurut
mereka, maksud ungkapan ini adalah bahwa umat Islam adalah orang-orang yang
mampu berlaku adil dan orang-orang baik.

2. Beragama
Beragama itu menebar damai, menebar kasih sayang, kapanpun dimanapun dan kepada
siapapun. Beragama itu bukan untuk menyeragamkan keberagaman, tetapi untuk
menyikapi keberagaman dengan penuh kearifan. Agama hadir ditengah-tengah kita agar
harkat, derajat dan martabat kemanusiaan kita senantiasa terjamin dan terlindungi.

Jadi Moderasi beragama adalah cara pandang kita dalam beragama secara moderat,
yakni memahami dan mengamalkan ajaran agama dengan tidak ekstrem, baik ekstrem
kanan maupun ekstrem kiri. Ekstremisme, radikalisme, ujaran kebencian (hate speech),
hingga retaknya hubungan antarumat beragama, merupakan problem yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia saat ini.
Hukum bisa saja hanya menyentuh aspek permukaan dan tidak memenuhi rasa keadilan
sesungguhnya, sehingga perlu ada sentuhan kebaikan. Keadilan adalah dimensi hukum,
sedangkan kebaikan adalah dimensi etik. Dalam QS. al-Baqarah: 143, dijelaskan bahwa
Allah menyatakan bahwa kaum muslimin dijadikan ummatan wasathan.

َ َ‫ش ِهيدًا ۗ َو َما َجعَ ْلنَا ْال ِق ْبلَةَ الَّتِي ُك ْنت‬


‫علَ ْي َها إِ ََّّل ِل َن ْعلَ َم َم ْن‬ َ ‫علَ ْي ُك ْم‬
َ ‫سو ُل‬ َّ َ‫اس َو َي ُكون‬
ُ ‫الر‬ ِ ‫علَى ال َّن‬ َ ‫ش َهدَا َء‬ ُ ‫طا ِلتَ ُكونُوا‬ َ ‫َو َك َٰذَلِكَ َجعَ ْلنَا ُك ْم أ ُ َّمةً َو‬
ً ‫س‬
‫اس‬ َ َّ ‫ُضي َع ِإي َما َن ُك ْم ۚ ِإ َّن‬
ِ ‫َّللا ِبال َّن‬ َّ ‫علَى الَّذِينَ َهدَى‬
َّ َ‫َّللاُ ۗ َو َما كَان‬
ِ ‫َّللاُ ِلي‬ َ ‫يرة ً ِإ ََّّل‬
َ ‫ع ِق َب ْي ِه ۚ َو ِإ ْن كَانَتْ لَ َك ِب‬
َ ‫علَ َٰى‬
َ ُ‫سو َل مِ َّم ْن َي ْنقَلِب‬ َّ ‫َيتَّ ِب ُع‬
ُ ‫الر‬
‫وف َرحِ ي ٌم‬ ٌ ‫لَ َر ُء‬

Artinya : Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang
adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul
(Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat
yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata)
siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan
kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh
Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia”. (QS. al-Baqarah: 143)

Berikut adalah tolak ukur moderasi beragama yaitu :

1. Seberapa kuat kembalinya penganut agama kembali pada inti pokok ajaran, yaitu
nilai kemanusiaan. Melalui kemanusiaan maka perbedaan agama di tengah masyarakat
bukan menjadi persoalan mengganggu keharmonisan.
2. Kesepakatan bersama. Melalui kesepakatan bersama menunjukkan kerja sama di
antara sesama manusia yang beragam. Karena bagaimanapun manusia memiliki
keterbatasan sehingga keragaman itu akan saling menutupi kekurangan. Keragaman
diciptakan Tuhan Yang Maha Esa untuk membuat sesama manusia saling
menyempurnakan. Keragaman itu adalah kehendak Tuhan karena manusia yang
beragam membutuhkan kesepakatan. Inti pokok ajaran agama bagaimana setiap kita
tunduk dan taat terhadap kesepakatan bersama.
3. Ketertiban umum. Manusia yang beragam latar belakang agar bisa tertib yang bisa
memicu suasana beragama yang moderat. Tujuan agama dihadirkan agar tercipta
ketertiban umum di tengah kehidupan bersama yang beragam.
B. Aksi kegiatan
1. Membuat forum komunitas nasional untuk merangkup sebagian besar pelajar
sebagai tempat diskusi dan bertukar pikiran mengenai moderat beragama
2. Menjadi trendsenter di media sosial untuk menyuarakan prinsip moderat
beragama
3. Membuat komunitas bakti sosial untuk membantu orang yang membutuhkan
dari seluruh kalangan

C. Gambaran kondisi siswa dan madrasah

Karena dimasa pandemi covid-19, siswa diharuskan melakukan segala aktivitas


pendidikan secara daring.Tidak hanya pendidikan, cara bersosial juga harus dilakukan
secara daring.Oleh karena itu, keadaan seperti inilah yang ingin saya manfaatkan untuk
membuat forum online yang bisa merangkum teman-teman diseluruh indonesia untuk
sama-sama menjalankan visi dan misi sebagai umat islam yang moderat.

D. Cerita pengalaman siswa

Sebagai siswa yang dari tingkat menengah di madrasah, saya tidak memiliki
pengalaman toleransi beragama dilingkungan sekolah.Namun, diluar itu saya memiliki
teman yang berbeda agama, mau itu di media sosial ataupun kehidupan nyata, yang
menurut saya kami berhasil dalam menegakkan toleransi beragama.Namun diera digital
sekarang, banyak berita tentang kesalahpahaman dalam pandangan terhadap agama lain
sering menjadi konsumsi.Oleh karena itu, dengan aksi yang akan saya lakukan, saya
ingin menjadi bagian dari gerakan memperbaiki pandangan antar umat beragama di
indonesia

E. Rencana aksi kedepan


1. Membuat forum diskusi online nasional yang bertujuan sebagai wadah bertukar
pikiran dan menyuarakan prinsip moderat agama agar tumbuh cara pandang
yang benar dan toleransi yang kuat
2. Membuat komunitas bakti sosial yang bertujuan membantu orang yang
membutuhkan dari etnis, suku, dan agama manapun terutama yang terdampak
covid-19

Anda mungkin juga menyukai