AGAMA
AGAMA ISLAM
A. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah ini diajarkan untuk mencapai kompetensi penerapan agama dan
keimanan melalui pembahasan secara komprehensif mengenai pengertian agama
dan pemikiran manusia tentang Tuhan serta konsep keimanan dan penerapannya.
Pembahasan difokuskan pada pengertian agama, konsep keimanan dan penerapan
iman dalam kehidupan.
TOPIK I
AGAMA DAN MANUSIA
A. Capaian pembelajaran :
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang hakikat agama dan klasifikasinya.
C. Landasan Teori
1. Pengertian Agama, Islam dan Ruang Lingkup Ajarannya
Secara etimologis kata ‘agama’ berasal dari bahasa Sangskerta, yakni a
dan gama. A berarti tidak dan gama berarti kocar-kacir atau berantakan. Jadi
agama berarti tidak berantakan atau teratur. Dengan makna ini, dapat dipahami
bahwa agama memberikan serangkaian aturan kepada para penganutnya
sehingga hidupnya tidak berantakan. Agama menyampaikan para pemeluknya
kepada suatu cara hidup yang teratur (Anshari, 1979: 114). Dari makna etimologis
ini, agama dapat didefinisikan sebagai seperangkat aturan atau ketentuan hidup
yang melekat dalam diri manusia agar hidupnya teratur yang merupakan cara
menuju suatu kehidupan yang selamat.
Sebelum membicarakan ruang lingkup agama Islam (dinul Islam), terlebih
dahulu kita pahami arti kata Islam. Kata Islam berasal dari kata ‘as la ma – yus li
mu – yus li mu – Is la man’ yang artinya : tunduk, patuh, menyerahkan diri. Kata
Islam diambil dari kata dasar sa la ma atau sa li ma yang artinya selamat,
sejahtera, tidak cacat, tidak tercela. Dari akar kata sa la ma itu juga terbentuk kata
salmun, silmun artinya damai patuh dan menyerahkan diri. Sedangkan kata
agama menurut bahasa Al-Qur’an banyak digunakan kata din, istilah yang lain
juga digunakan oleh Al-Qur’an misalnya millah, shalat.
Dalam Al-Qur’an kata din mempunyai arti yang berbeda-beda :
a. Din berarti “agama” dalam surat Al-Fath 28
َه
و ُ ِي َّ َ
الذ ْسل
ه أرَُ رسُول
َ هدى ْ َِ ب
ُِال ِين
َد
و
َالح
ق
ِ ْ هُِر
َ ْه
ُظ ِ ِينِ على
لي َ ِ الد
َِ
ه ُل
َكۚ َ
وكفى
َّ دا ب
ِِاّلل
َ ًِيشه
Artinya : “Dialah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan
agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan
cukuplah Allah sebagai saksi.”
MODUL 3
AGAMA
ْ ن اك
َ وما ْس ل
َ أرَِّ
ّل ً
ر حْم ة
َ إ
ْ ع ال مِين
َ للِ
Artinya : “Dan tidaklah Kami mengutus kamu (Muhammad) melainkan untuk
(menjadi) rahmat bagi semesta alam.” (QS. Al-Anbiya : 107).
ُل
ْ
َ يها يا ق ِنِي النَّاس
ُّ َُ أ َ إ ُ
ر سُو ل
َّ ْ
َِ
اّلل ْكُم
َ ِل يًا إِي ج مِي ع َّ َ
ال ذ ُ
له
ْك
َُ ُل
َِ م َ السَّم او اتِْ
ض َْو ا
ْل ر ۖ ََ ّل ِل هإ
MODUL 4
AGAMA
َِّ
َ
ّل َ إ ُوي حْيِي ه ُ َُ
ي مِي تُ َو ۖ ف آمِنُوا
َّ ِ ب
َِ
ِاّلل َ
لهَِِ و ر سُو َِ النَّبِي ْلُمِي
ْا
ِي َّ ُ
ال ذ َْمِن
يؤُ ََِّ ِ ب
ِاّلل ِه
َ ِم ا توكل
ُ
ُو ه
َ َّ ْ و
ات بِع َّ كُم
َ َ لعل ُ ونْت دته
Artinya : “Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,
yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan
(yang berhak disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan
mematikan, maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi
yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada kalimat-kalimat-Nya
(kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat petunjuk".
(QS. Al-A’raf : 158)
َْ
ُ وما
ت َّ خلق ْ س
َِالج
ن ِْ
َناْل َِّ
ْ ّل و
َ ِي إ
ونِِل
َ دُُ
ْبع
Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan Jin dan Manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.” (QS. Az-Zariyat : 56)
ُوا وما
ِرُم َِّ
ّل أ
َ ُُ
دوا إْبِيع َّ
اّلل ل
َ
ِص
ِين
َ مخْل
ُ هَُ ل
َ ِين
َ الدُنفاءُوا حِيم
يقُو
MODUL 5
AGAMA
ََّلة
َ ُْ
توا الصيؤ َّكاة
َُ و َالز
ۚ َُ وذل
ِك َِي
ن د
ِ ْ
َالقيِم
ة
Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan
menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”
(QS. Al-Bayyinah : 5)
يها يا َ َّ
ُّاسُ أنا الن َِّ َُ
ْ إ
م ْناك
خلق
ْ
َِ
ن َ م َ ذكرنثىُْْ وأ َُ
م لناك َْا وجع ًُو
ب شُع
َُوا وقبائ
ِل ِتعارف َل
ۚ ن َِّ
َ َُ
ْ إ
م ْرمك ْد
َ أك ِنع
َّ ْ
ِاّلل
َ َُ
متقاك َْأۚ ن
ََِّ َّ َ
اّلل إ
َ ِيم
َ علِيرَبخ
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang
laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. AL-Hujurat :13)
َْر أل
م َّاّلل أ
َن ت
َ َّ َ
َ َ السَّماو
اتِ خلق
ْض
َ ْ ِ و
اْلر ْ َب
َِالح
ق ۚ ن َْ إ
ِْ َْك يش
أ ِب ْي
ذه ُ
ُِْ
َ
م
َْ
ِتَ ويألقِْخ
َ بِيدجد
MODUL 6
AGAMA
ْ
َْا أل
م ن ترو َّاّلل أ
َ َّ َ
َ ْ سخَّرَُ
م اِم لك
ِي َ ِي وما السَّماو
اتِ ف ض ف َِْ ْ َ
اْلر وأسْب
َغ
َُْ
م ْك ُِعم
ه علي
َ ة نًِر
َ ة ظاه ًِن
َ َوباط ۗ َِن
َمو
ِاسْ الن
َ َّ َل م
ن َُِيجادُ ِي ََّ ِ
اّللِ ف َْ
رِغيِِع ب ْلم
َ
دى وّل
َ ًه
ُ َ َ وّل ِتابَ كِيرمنُ
Artinya : “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah
menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa
yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan
batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang
(keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa
Kitab yang memberi penerangan.” (QS. Luqman : 20)
ِلى
َ َ ُ
ود وإ ْ ثم
َه
م ًُا أخا لحَِصا ۚ ََا قال ي
َْ
م
ِ دوا قوُُ
ْب َّ ْ ما
اّلل اع
َ َُ
م ْ لكَِ
نم
ِله
َ ُُ
ه إ
َ ْر
َغي
ۖ َهو َُ
ُ ْ
م نشأك َْ أ ِن
ض مِْ
َ ْ
اْلر
َُ
ْ
م ْ
ِيها واسْتع
َمرك ه فُُو
َ ِرْف
َّ فاسْتغَث
م ُ
بوا ُ ِ
ُتو َْ
هِليَإۚ نَِّ
َ ِي إ َ ربِيبقر
مجِيب
َ ُ
Artinya : “Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada
bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu dari bumi
(tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah
MODUL 7
AGAMA
a. Kelahiran agama Islam adalah pasti yaitu tanggal 17 Ramadhan tahun Gajah,
bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M.
b. Disampaikan oleh malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai utusan
atau Rasulullah.
c. Memiliki kitab suci yaitu Al-Qur’an yang memuat asli semua wahyu yang
diterima oleh Rasul-Nya.
d. Ajaran agama Islam mutlak benar karena berasal dari Allah Yang Maha
Benar. Ajaran Islam berlaku abadi tidak berubah dan tidak boleh diubah.
e. Konsep ketuhanan Islam adalah Tauhid, monotiesme murni, Allah adalah Esa,
Esa dalam zat, Esa dalam sifat dan Esa dalam perbuatan.
f. Dasar-dasar agama Islam bersifat fundamental dan mutlak, berlaku untuk
seluruh umat manusia dimanapun dia berada.
g. Nilai-nilai terutama nilai etika dan estetika yang ditentukan oleh agama Islam
sesuai dengan fitrah manusia dan kemanusiaan.
h. Soal-soal alam semesta yang disebutkan dalam agama Islam yang dahulu
diterima dengan keyakinannya saja, kini telah banyak dibuktikan
kebenarannya oleh sains modern.
i. Bila petunjuk, pedoman dan tuntunan serta peringatan agama Islam
dilaksanakan dengan baik dan benar maka akan terbentuklah insan kamil
yaitu manusia yang sempurna.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa agama Islam bukan hanya
agama yang benar, tetapi juga sebagai agama yang sempurna. Sebagai muslim
dan muslimat kita bersyukur memeluk agama Islam. Tetapi kesyukuran itu harus
diikuti dengan mempelajari agama kita itu secara sistematis, baik dan benar serta
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah
kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan
Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan
menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa
mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang
yang fasik. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki dan (Hukum)
siapakah yang lebih baik daripada (Hukum) Allah bagi orang-orang yang
yakin?” (QS. Al Maidah : 49-50)
D. Kesimpulan
Agama Islam adalah suatu kepercayaan yang mengajarkan dan mengatur
manusia untuk beribadah dan beriman kepada Allah SWT, hubungan manusia
dengan manusia serta hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Islam mempunyai banyak pandangan mengenai manusia dan bagaimana
manusia dengan agama. Kemuliaan manusia terutama terletak pada kelengkapan
fitrahnya dibandingkan mahluk yang lain. Manusia sangat membutuhkan agama yang
dapat dijadikan sebagai kendali di dalam memanfaatkan bekal-bekal fitrahnya.
Agama bisa mengarahkan manusia bagaimana seharusnya bersikap dan berperilaku
sehingga manusia akan tetap menjadi makhluk yang terbaik dan kembali kepada
Allah dalam keadaan Muslim (berserah diri kepada-Nya). Agamalah yang dapat
menjamin manusia memiliki moral atau karakter mulia sehingga manusia menjadi
mulia di hadapan Allah dan di hadapan manusia serta makhluk lainnya.
E. Evaluasi
1.
TOPIK II
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
A. Capaian Pembelajaran
MODUL 12
AGAMA
C. Landasan Teori
1. Filsafat Ketuhanan Dalam Islam
َِّللا
َّ بِ َّللاِ أ َ ْن َدادًا يُ ِحبُّونَ ُه ْم َك ُح ِ اس َم ْن يَت َّ ِخذُ ِم ْن د
َّ ُون ِ ََّو ِمنَ الن
Artinya : “Diantara manusia ada yang bertuhan kepada selain Allah, sebagai
tandingan terhadap Allah. Mereka mencintai tuhannya itu
sebagaimana mencintai Allah.”
2. Animisme
Disamping kepercayaan dinamisme, masyarakat primitif juga
mempercayaai adanya roh dalam hidupnya. Setiap benda yang dianggap
benda baik, mempunyai roh. Oleh masyarakat primitif , roh dipercayai
sebagai sesuatu yang aktif sekalipun bendanya telah mati. Oleh karena
itu, roh dianggap sebagai sesuatu yang selalu hidup, mempunyai rasa
senang, rasa tidak senang serta mempunyai kebutuhan-kebutuhan. Roh
akan senang apabila kebutuhannya dipenuhi.
MODUL 15
AGAMA
3. Politeisme
Kepercayaan dinamisme dan animisme lama-kelamaan tidak
memberikan kepuasan, karena terlalu banyak menjadi sanjungan dan
pujaan. Roh yang lebih dari yang lain kemudian disebut Dewa mempunyai
tugas dan kekuaasaan tertentu sesuai dengan bidangnya. Ada Dewa
yang bertanggung jawab terhadap cahaya, ada yang membidangi
masaalah angin, adapula yang membidangi masalah air dan lain
sebagainya.
4. Henoteisme
Politeisme tidak memberikan kepuasan terutama terhadap kaum
cendekiawan. Oleh karena itu dari dewa-dewa yang diakui mempunyai
kekuatan yang sama. Lama kelamaan kepercayaan manusia meningkat
menjadi lebih definitif (tertentu). Satu bangsa mengakui satu dewa yang
disebut dengan Tuhan, namun manusia masih mengakui tuhan (ilah)
bangsa lain. Kepercayaan satu Tuhan untuk satu bangsa disebut dengan
Henoteisme (Tuhan tingkat nasional).
5. Monoteisme
Kepercayaan dalam bentuk henoteisme melangkah menjadi
monoteisme. Alam monoteisme hanya mengakui satu Tuhan untuk
seluruh bangsa dan bersifat internasional. Evolusionisme ditentang oleh
Andrew lang (1898) dia mengemukakan bahwa orang-orang berbudaya
rendah juga sama dengan monoteismenya dengan orang-orang Kristen.
Mereka mempunyai kepercayaan pada wujud yang Agung dan sifat-sifat
khas pada Tuhan mereka, yang tidak mereka berikan pada wujud yang
lain. Dengan lahirnya pendapat Andrew lang, maka berangsur-angsur
golongan evolusionisme menjadi reda dan sebaliknya sarjana-sarjana
eropa mulai menentang evolusionisme dan mulai memperkenalkan teori
baru.
1. Konsepsi Aqidah
Secara terminologis terdapat beberapa defenisi aqidah, antara lain
menurut Hasan al-Bana dalam kitab majmu’ah ar-rasa, il ‘Aqaid (bentuk
jamak dari aqidah) adalah beberapa perkara wajib diyakini kebenarannya
oleh hati dan mendatangkan ketentraman jiwa menjadi keyakinan yang
tidak bercampur sedikit pun dengan keragu-raguan.
Meminjam sistematika Hasan al-Banna ruang lingkup
pembahasan aqidah meliputi :
a. Iyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang berhubungan
dengan (Tuhan/Allah), seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat
Allah, perbuatan dan lain-lain.
b. Nubuwat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembicaraan
mengenai Kitab-Kitab Allah, Mukjizat, keramat dan sebagainya.
c. Ruhaniyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang
berhubungan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, setan,
Roh dan lain sebagainya.
d. Sam’iyyat yaitu pembahasan tentang segala sesuatu yang hanya
bisa diketahui lewat sam‟iy yakni dalil naqli berupa al-Quran dan as-
sunah, seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda
kiamat, surga neraka dan seterusnya.
2. Konsepsi Tauhid
Ajaran Islam tidak hanya memfokuskan iman kepada wujud Allah
sebagai suatu keharusan fitrah manusia, namun lebih dari itu
memfokuskan aqidah tauhid yang merupakan dasar aqidah dan jiwa
keberadaan Islam. Tauhid sebagai intisari Islam adalah esensi peradaban
Islam dan esensi tersebut adalah pengesaan Tuhan, tindakan yang
mengesakan Allah sebagai yang Esa, pencipta yang mutlak dan
penguasa segala yang ada. Keterangan ini merupakan bukti, tak dapat
diragukan lagi bahwa Islam, kebudayaan dan peradaban memiliki suatu
esensi pengetahuan yaitu tauhid.
Empat tingkatan tauhid yaitu :
a. Tauhid Rububiyah
MODUL 18
AGAMA
b. Tauhid Mulkiyah
Kata mulkiyah berasal dari kata malaka. Isim fa’ilnya dapat
dibaca dengan dua macam cara : Pertama, malik dengan huruf mim
dibaca panjang ; berarti yang memiliki, kedua, malik dengan huruf
mim dibaca pendek; berarti, yang menguasai. Secara terminologis
Tauhid Mulkiyah adalah suatu keyakinan bahwa Allah SWT., adalah
satu-satunya Tuhan yang memiliki dan menguasai seluruh mahluk
dan alam semesta.
Keyakinan Tauhid Mulkiyah ini tersurat dalam ayat-ayat al-
Quran seperti berikut ini: “ Yang menguasai hari pembalasan “ (QS.
al-Fatihah ; 4) dan “Kepunyaan Allah-lah kerajaan langit dan bumi
dan apa yang ada dalamnya, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu “ ( QS. al-Maidah ; 120 )
c. Tauhid Uluhiyah
Kata Uluhiyah adalah masdar dari kata alaha yang
mempunyai arti tentram, tenang, lindungan, cinta dan sembah.
MODUL 19
AGAMA
d. Tauhid Ubudiyah
Kata ‘ubudiyah berasal dari akar kata abada yang berarti
menyembah, mengabdi, menjadi hamba sahaya, taat dan patuh,
memuja, yang diagungkan (al-ma’bud.) Dari akar kata diatas, maka
diketahui bahwa Tauhid Ubudiyah adalah suatu keyakinan
bahwasanya Allah SWT. Merupakan Tuhan yang patut disembah,
ditaati, dipuja dan diagungkan. Tiada sesembahan yang berhak
dipuja manusia melainkan Allah semata.
D. Kesimpulan
Proses perkembangan pemikiran tentang tuhan menurut evolusionisme adalah;
Dinamisme, Animisme, Politeisme, Henotoisme, Monoteisme. Tanda-tanda orang
beriman adalah; jika disebut nama tuhan bergetar hatinya, senantiasa tawakkal, tertib
dalam melaksanakan shalat, menafkahkan rezeki yang diterimanya, 28 menghindari
perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga kehormatan, memelihara amanah dan
menepati janji, serta berjihad dijalan Allah.
E. Evaluasi
TOPIK III
IMAN DAN TAKWA
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
tentang konsep iman dan takwa serta mampu mengimplementasikan dalam
kehidupan.
.
MODUL 21
AGAMA
C. Landasan Teori
1. Pengertian Iman dan Takwa
Iman berasal dari bahasa arab amina, yu’minu, imanan yang secara harfiah
berarti keyakinan, dan tersirat adanya perbuatan. Oleh karenanya, dalam realisasi
(pengamalan)-nya, iman itu perlu adanya perbuatan yang sesuai dengan yang
kita yakini. Sebagai contoh misalnya kita beriman adanya Allah, maka untuk
membuktikannya kita harus mematuhi segala yang diperintahkan oleh Allah SWT.
Dalam surat al-Hujurat ayat 15 Allah menegaskan bahwa iman yang diterima dan
yang benar adalah keyakinan yang tidak dicampuri dengan keraguan dan amalan
yang diantaranya berupa jihad dengan harta dan jiwa di jalan Allah.
Iman yang benar adalah yang meliputi dua hal, yaitu: pertama, keyakinan
kuat yang tidak dicampuri dengan keraguan. Kedua perbuatan yang membuktikan
keyakinan itu dan ia merupakan buahnya iman. Oleh karenanya secara istilah
iman merupakan kepribadian yang mencerminkan suatu keterpaduan antara
kalbu, ucapan dan perilaku menurut ketentuan Allah, yang disampaikan oleh
malaikat kepada Nabi Muhammad. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Imam Ali
bin Abi Thalib:
Adapun takwa, secara bahasa berasal dari kata waqaa yang berarti
menjaga, memelihara, melindungi. Sedangkan secara istilah (terminologis)
diartikan dengan melaksanakan segala yang diperintah Allah SWT dan menjauhi
segala yang dilarang oleh Allah baik secara terang-terangan maupun secara
rahasia.
sesuatu sesuai dengan keyakinannya. Dalam Islam dikenal dengan istilah rukun
Iman, yakni iman kepada Allah SWT, Kitab Suci, Para Rasul, Malaikat-malaikat,
Hari Akhir, dan pada Qadha dan Qadar. Demikian itulah setidaknya wujud
keimanan.
Akidah Islam atau Iman mengikat seeorang muslim, sehingga ia terikat
dengan segala aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi
seorang muslim berarti meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur
dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya didasarkan pada ajaran Islam.
Adapun takwa wujudnya berupa tindakan-tindakan untuk melaksanakan
segala perintah ajaran agama dan untuk menghindari segala larangan-larangan
agama yang timbul dari rasa kagum kepada Allah SWT.
7. Peran Iman dan Takwa Dalam Menjawab Problema dan Tantangan Kehidupan
Modern
Pengaruh iman terhadap kehidupan manusia sangat besar. Berikut ini
dikemukakan beberapa pokok manfaat dan pengaruh iman pada kehidupan
manusia :
D. Kesimpulan
Tanda-tanda orang beriman adalah; jika disebut nama Tuhan bergetar hatinya,
senantiasa tawakkal, tertib dalam melaksanakan shalat, menafkahkan rezeki yang
diterimanya, menghindari perkataan yang tidak bermanfaat dan menjaga
kehormatan, memelihara amanah dan menepati janji, serta berjihad dijalan Allah.
Peran dan pengaruh iman dan takwa sangat penting dalam menjawab
problema dan tantangan kehidupan modern seperti sekarang ini. Keimanan dan
ketakwaan akan memberikan kekuatan batin dan jiwa manusia, sehingga orang yang
imannya kuat serta bertakwa tidak akan pernah gentar apalagi menyerah
menghadapi berbagai cobaan hidup. Orang beriman dan bertakwa tidak akan mudah
putus asa, karena mereka yakin bahwa Allah SWT selalu menyertainya. Kekuatan
orang beriman dan bertakwa didapati karena harapan kepada Allah.
E. Evaluasi
TUGAS INDIVIDU
TOPIK IV
HAKIKAT MANUSIA DALAM ISLAM
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
kedudukan manusia diantara makhluk lainnya.
C. Landasan Teori
1. Konsep Tentang Manusia
a. Pandangan Umum Tentang Manusia
Manusia merupakan satu bagian dari alam semesta yang bersama-
sama dengan makhluk hidup lainnya mengisi kehidupan di alam semesta ini.
Dibandingkan dengan binatang, manusia memiliki fungsi tubuh dan fisiologis
yang tidak berbeda. Namun, dalam hal yang lain manusia tidak dapat
disamakan dengan binatang, terutama dengan kelebihan yang dimilikinya,
yakni akal, yang tidak dimiliki oleh binatang.
Para ahli ilmu pengetahuan tidak memiliki kesamaan pendapat
mengenai manusia. Perbedaan pendapat ini disebabkan oleh adanya
kekuatan dan peran multidimensional yang diperankan oleh manusia. Mereka
melihat manusia hanya dari satu aspek saja, padahal aspek yang ada cukup
banyak. Karena itulah hasil pengamatan mereka tentang manusia berbeda-
beda antar satu dengan lainnya. Perbedaan aspek ini pula yang kemudian
melahirkan berbagai disiplin ilmu yang terkait dengan manusia.
Para ahli juga memberikan sebutan yang berbeda-beda untuk
manusia. Ada yang menyebut manusia sebagai homo sapiens (binatang yang
berpikir), homo volens (binatang yang berkeinginan), homo mechanicus
(binatang yang mekanis), dan homo ludens (binatang yang bermain).
Sebutan-sebutan seperti ini dapat dipelajari dalam ilmu psikologi dalam
berbagai aliran yang ada. Tentu saja dalam disiplin ilmu yang lain, seperti
sosiologi, antropologi, dan biologi, sebutan atau pensifatan yang diberikan
kepada manusia juga berbeda-beda.
sama yakni hamzah/alif, nun dan sin () أنس. Kata ins dan insan meskipun
MODUL 30
AGAMA
berasal dari akar kata yang sama tetapi dalam penggunaannya memiliki
makna yang berbeda.
Kata ins digunakan untuk dihadapkan (berlawanan) dengan kata jinn
yang berarti jin atau makhluk halus, atau dihadapkan dengan kata jaan yang
juga bermakna jin. Penyebutan kata ins yang berlawanan dengan jinn atau
jaan ini memberikan konotasi bahwa kedua makhluk Allah ini memiliki dua
unsur yang berbeda, yakni manusia dapat diindera dan jin tidak dapat
diindera, manusia tidak liar sedang jin liar (Aflatun Mukhtar, 2001:106-107).
Penekanan kata insan ini adalah lebih mengacu pada peningkatan
manusia ke derajat yang dapat memberinya potensi dan kemampuan untuk
memangku jabatan khalifah dan memikul tanggung jawab dan amanat
manusia di muka bumi, karena sebagai khalifah manusia dibekali dengan
berbagai potensi seperti ilmu, persepsi, akal, dan nurani. Dengan potensi-
potensi ini manusia siap dan mampu menghadapi segala permasalahan
sekaligus mengantisipasinya. Di samping itu, manusia juga dapat
mengaktualisasikan dirinya sebagai makhluk yang mulia dan memiliki
kedudukan yang lebih tinggi dari makhluk lain dengan berbekal potensi-
potensi tadi (Aflatun Mukhtar, 2001:107). Dengan demikian, kata insan
digunakan Al-Quran untuk menyebut manusia dengan segala totalitasnya,
jiwa dan raganya. Manusia dapat diidentifikasi perbedaannya, seseorang
dengan lainnya, akibat perbedaan fisik, mental, kecerdasan, dan sifat-sifat
yang dimilikinya.
Kata nas merupakan bentuk jamak dari kata insan yang tentu saja
memiliki makna yang sama. Penyebutan manusia dengan nas lebih
menonjolkan bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa bantuan dan bersama-sama manusia lainnya. Al-Quran
menginformasikan bahwa penciptaan manusia menjadi berbagai suku dan
bangsa bertujuan untuk bergaul dan berhubungan antar sesamanya (ta’aruf)
(QS. Al-Hujurat : 13), saling membantu dalam melaksanakan kebajikan (QS.
Al-Maidah : 2), saling menasihati agar selalu dalam kebenaran dan kesabaran
(QS. Al-‘Ashr : 3), dan menanamkan kesadaran bahwa kebahagiaan manusia
hanya mungkin terwujud bila mereka mampu membina hubungan antar
sesamanya (QS. Ali Imran : 112).
Kata basyar digunakan Al-Quran untuk menyebut manusia dari sudut
lahiriah serta persamaannya dengan manusia seluruhnya. Kata basyar juga
selalu dihubungkan dengan sifat-sifat biologis manusia, seperti asalnya dari
MODUL 31
AGAMA
tanah, yang selanjutnya dari sperma dan berkembang menjadi manusia utuh
(QS. Al Mu’minun : 12-14), manusia makan dan minum (QS. Al-Mu’minun :
33; QS. Al-Furqan : 20), dan seterusnya. Karena itulah Nabi Muhammad
SAW. diperintahkan untuk menyampaikan bahwa beliau sama seperti
manusia lainnya, yang membedakannya hanyalah beliau diberi wahyu (QS.
Al-Kahfi : 110).
Adapun kata banu atau bani Adam atau dzurriyatu Adam maksudnya
adalah anak cucu atau keturunan Adam. Kedua istilah itu digunakan untuk
menyebut manusia karena dikaitkan dengan kata Adam, yakni sebagai bapak
manusia atau manusia pertama yang diciptakan Allah dan mendapatkan
penghormatan dari makhluk lainnya selain iblis (QS. Al-Baqarah : 34). Secara
umum kedua istilah ini menunjukkan arti keturunan yang berasal dari Adam,
atau dengan kata lain bahwa secara historis asal usul manusia adalah satu,
yakni dari Nabi Adam (Aflatun Mukhtar, 2001: 109).
: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku.” Fungsi ibadah ini dapat dijalankan manusia sesuai
dengan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Allah melalui Al-Quran dan
juga yang dijelaskan oleh Nabi melalui hadisnya. Fungsi ini sangat didukung
oleh potensi agama yang dimiliki manusia. Semakin tinggi potensi keagamaan
manusia, maka akan semakin maksimal dia dapat beribadah kepada Allah.
Dua fungsi di atas harus berjalan bersama-sama dan tidak boleh manusia
hanya menjalankan satu fungsi saja serta meninggalkan fungsi yang lain.
Sebagai teladan manusia, Nabi Muhammad SAW. menyontohkan bagaimana
melakukan kedua fungsi itu dalam kehidupan beliau, baik sebagai kepala negara
maupun sebagai nabi, yang dua-duanya dijalankan dengan sebaik mungkin.
Sebagai umatnya kita pun harus meneladaninya dengan berusaha
memaksimalkan kedua fungsi itu dalam kehidupan kita.
D. Kesimpulan
Kemuliaan manusia terutama terletak pada kelengkapan fitrahnya
dibandingkan makhluk yang lain. Dengan akalnya manusia dapat menaklukkan dunia
ini. Namun, kelebihan manusia ini tidak akan terus bertahan hingga dibawa
menghadap ke hadiran Allah SWT. Ketika manusia tidak mampu menggunakan
akalnya dengan baik dan semua perilakunya dikendalikan oleh nafsunya, maka
MODUL 33
AGAMA
manusia tidak lagi menjadi makhluk yang terbaik, akan tetapi justeru sebaliknya
manusia akan menjadi makhluk yang paling hina.
Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan sebagai makhluk
Allah, bukanlah dua hal yang bertentangan melainkan suatu kesatuan yang padu dan
tidak terpisahkan. Kekhalifaan adalah realisasi dari pengabdiannya kepada Allah
yang yang telah menciptakan manusia.
E. Evaluasi
TUGAS KELOMPOK
1. Diskusikan dan tulis pendapat kelompok tentang apa saja yang
dapat dilakukan manusia sebagai khalifah dimuka bumi dalam
bidang pendidikan.
2. Jelaskan proses kejadian manusia dan nilai yang terkandung
didalamnya.
TOPIK V
ETIKA, MORAL DAN AKHLAK
A. Capaian Pembelajaran
Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
konsep etika, moral dan akhlak.
MODUL 34
AGAMA
C. Landasan Teori
D. Kesimpulan
E. Evaluasi