Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Fimosis adalah keadaan dimana kulit penis (preupituium) melekat
pada bagian kepala (grans) dan mengakibatkan tersumbatnya lubang
saluran air seni, sehingga bayi dan anak jadi kesulitan dan kesakitan saat
kencing (Andi Maryam).
Fimosis adalah salah satu gangguan yang timbul pada organ kelamin
pria, jika keadaan ini dibiarkan dimana muara saluran kencing di ujung
penis tersumbat maka dokter menganjurkan untuk disunat (sirkumsisi),
tindakan ini dilakukan dengan membuka dan memotong kulit penis agar
ujungmya terbuka (Patologis, Dr. Sutisna Himawan, 1996)
Fimosis adalah penyempitan pada prepusium, kelainan menyebabkan
bayi/anak sukar berkemih. Kadang-kadang kulit prepusium
menggelembung seperti balon, bayi/anak sering menangis sebelum urine
keluar (Catzel, Pincus, 1990).
Fimosis (phimosis) adalah kondisi dimana kulit yang melingkupi
kepala penis (glans penis) tidak bias ditarik ke belakang untuk membuka
seluruh bagian kepala penis (kulup, prepuce, preputium, foreskin).
Preputium terdiri dari dua lapis , bagian luar dan bagian dalam, sehingga
dapat ditarik ke depan dan belakang pada batang penis (Ngastiyah, 2005).
B. Anatomi dan Fisiologi
Sistem perkemihan merupakan sistem ekskresi utama yang terdiri
atas 2 ginjal (untuk menyekresi urine), 2 ureter (mengalirkan urine dari
ginjal ke kandung kemih), kandung kemih (tempat urinedikumpulkan dan
disimpan sementara), dan uretra (mengalirkan urine dari kandung kemih
ke luar tubuh) (Nurachmah & Angriani, 2011).
1. Ginjal, terletak secara retroperitoneal, pada bagian posterior abdomen,
pada kedua sisi kolumna vertebra.
2. Ureter, membentuk cekungan di medial pelvis renalis pada hilus ginjal.
3. Kadung kemih, adalah organ kosong yang terletak pada separuh anterior
dari pelvis, di belakang simfisis pubis.
4. Uretra, adalah sebuah saluran yang keluar dari dasar kandung kemih ke
permukaan tubuh.
C. Etiologi
1. Tingkat heginitas alat kelamin yang buruk sehingga terjadi peradangan
kroni glans penis dan kulit preputium.
2. Akibat terbentuknya jaringan parut di prepusium.
3. Ruang diantara kutup dan penis tidak berkembang dengan baik.
D. Patofisiologi
Fimosis pada bayi terjadi karena ruang di antara kutup dan penis tidak
berkembang dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kulup menjadi
melekat pada kepala penis sehingga sulit ditarik kea rah pangkal.
Penyebab lain bias dari bawaan dari lahir, dan didapat (misalnya karena
infeksi atau benturan).
Pathway

Kongenital, peradangan,
oedema

Tidak terjadi pemisahan 2


lapisan kulit

Prepusium tidak dapat


diretraksi dari glans penis

Pre operasi Kurang Post operasi


pengetahuan

Gangguan aliran urine Cema


s Nyeri luka Perdarahan
akut
Kerusakan
eliminasi urine
Resiko infeksi Kekurangan
volume cairan

E. Pemeriksaan Diagnostic
Pada fimosis tidak diperlukan pemeriksaan laboratorium dan radiologi
khusus. Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan terkait infeksi saluran
kemih dan infeksi kulit.
F. Penatalaksanaan
1. Tidak dianjurkan elakukan dilatasi atau retraksi yang dipaksakan pada
penderita fimosis. Hal ini disebabkan karena akan menimbulkan luka.
2. Bila fimosis tidak menimbulkan ketidaknyamanan dapat diberikan
penatalaksanaan non-operatif, misalnya seperti pemberian krim steroid
topikal.
3. Pada fimosis yang menimbulkan keluhan miksi, menggelembungnya
ujung prepusium merupakan indikasi untuk dilakukan sirkumsisi.
4. Fimosis yang harus ditangani dengan melakukan sirkumsisi bila
terdapat obstruksi dan balanopostitis.
DAFTAR PUSTAKA

Haws, Paulette S., 2008, Asuhan Neonatus Rujukan Cepat, Jakarta: EGC Berbagi
sumber

Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC

Robbins dkk. Buku Ajar Patologi. Edisi 7. Volume 2. Hariawati Hartono. Jakarta:
EGC. 2004

Rudolph. Abraham M. Kelainan Urogenital. A. Samik Wahab, Sugiarto. Buku


Ajar Pediatri Rudolph. Edisi 20. Volume 2. Jakarta: EGC. 2006

Sjamsuhidajat R, dan Jong W.D. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC.
2004
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hanya sekitar 4% bayi yang seluruh kulit preputiumnya dapat ditarik
ke belakang penis pada saat lahir, namun mencapai 90% pada saat usia 3
tahun dan hanya 1% laki-laki berusia 17 tahun yang masih mengalami
fimosis kongenital. Walaupun demikian, penelitian lain mendapatkan
hanya 20% dari 200 anak laki-laki berusia 5-13 tahun yang seluruh kulit
preputiumnya dapat ditarik ke belakang penis.
Fimosis merupakan penyempitan kulup kelamin sehingga kepala
kelamin tidak bias terbuka sepenuhnya. Fimosis bias terjadi dari sejak
lahir (konginetal) dan didapat. Fenomena ini akan hilang dengan
sendirinya, dan tanpa adanya fimosis patologik, tidak selalu menunjukkan
adanya hambatan (obstruksi) air seni.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang termuat dalam penulisan laporan pendahuluan ini
adalah :
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Fimosis dan pengkajian
lain yang mengenai Fimosis
2. Untuk memenuhi salah satu tugas KDP Profesi Ners di RSUD Pidie
Jaya

Anda mungkin juga menyukai