Laporan Komunitas Kelompok 1 Nglondong
Laporan Komunitas Kelompok 1 Nglondong
Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi maha penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT atas nikmatnya sehingga
kelompok I mahasiswa pendidikan profesi ners Universitas Ngudi Waluyo
Ungaran dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Asuhan Keperawatan
Komunitas di RW 1 Desa Nglondong Kecamatan Parakan. Penyusunan laporan
ini merupakan salah satu tugas mata kuliah keperawatan komunitas. Dalam
penyusunan laporan ini kelompok merasa masih banyak kekurangan- kekurangan
baik pada teknis penyusunan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang
dimiliki kelompok. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kelompok
harapkan demi penyempurnaan penyusunan laporan ini.
Kelompok 1
A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya peningkatan kesehatan adalah dengan peran aktif
pembangunan kesehatan. Upaya ini dilakukan untuk menunjang visi
Indonesia yaitu Indonesia mampu hidup dalam lingkungan yang sehat,
berperilaku hidup bersih dan sehat, serta dapat memilih, menjangkau dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan berkeadilan
sehingga setiap warga negara memiliki derajat kesehatan yang optimal.
Kesehatan merupakan hak yang dimiliki oleh masyarakat. Namun, tidak
semua masyarakat mendapatkan hak tersebut. Kurang optimalnya
pemenuhan derajat kesehatan disebabkan oleh berbagai masalah antara
lain rendahnya sosial ekonomi sehingga berpengaruh dalam terpenuhinya
kebutuhan gizi, kesehatan lingkungan yang buruk, kurangnya
pemeliharaan pendidikan kesehatan, rendahnya pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan, dan yang lainnya (Depkes, 2012).
Upaya untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal,
berbagai kegiatan diselenggarakan melalui Puskesmas atau Rumah Sakit
sebagai rujukannya. Sehingga peran serta masyarakat diharapkan terlibat
dalam upaya peningkatan kesehatan tersebut. Pelayanan kesehatan dasar
yang diberikan mencakup pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan
Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit Menular, Penyuluhan
Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Perawatan Usia Lanjut, dan
sebagainya. Perawatan usia lanjut sering kali kurang mendapat perhatian,
sebagai contoh kurangnya motivasi lansia untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan yang akan berdampak pada status kesehatan lansia tersebut.
Untuk melaksanakan pemenuhan kebutuhan kesehatan dibutuhkan
kerjasama dalam asuhan keperawatan komunitas. Salah satu cara
memperoleh pengalaman adalah melalui Praktik Keperawatan Komunitas.
Berkaitan dengan program pendidikan profesi ners stase keperawatan
komunitas ini, mahasiswa melaksanakan kegiatan masyarakat yang
diharapkan dapat membantu terpenuhinya pemenuhan kesehatan di Desa
Nglondong, Kecamatan parakan Kabupaten Temanggung.
A. PENGKAJIAN
1. Data Core Komunitas
Dari hasil pengkajian yang dilakukan di Desa Nglondong, RW 1 didapatkan
sebagai berikut :
a) Jumlah Penduduk RW 1 yang mencakup 6 RT sebanyak 909 orang
b) Distribusi jumlah penduduk berdasarkan jumlah RT :
21%
18,3%
14% 21%
49,1% 50,9%
59%
5% 1%
6,9%
jumlah penduduk berdasarkan
usia
0-5 tahun 33,7% 2 tahun7,7%3-22 tahun
6-1 1
14,5%
23-40 tahun41-65 tahun> 65 tahun
11,8%
19,2%
Dari diagram di atas diketahui ada (6,9%) warga yang umurnya lebih
dari 65 tahun, (33,7%) warga yang umurnya 40-64 tahun, (14,5%)
warga yang umurnya antara 15-24 tahun, (14,5%) warga yang
umurnya 5-14 tahun, (7,7%) warga yang umurnya antara 0-4 tahun,
9% 18%
21%
22%
14%16%
Agama
islamkristen 0,1%
99,9%
h) Status perkawinan
44%
54%
Tegalsari
Bagusan
Kroyo
Gunung Kekep
Krajan
Banyurip
Kundisari
Mandisari U
Campur Salam
e. Sistem Komunikasi
1) Informasi tentang kesehatan
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara, sebagian besar
warga mengatakan sistem komunikasi yang digunakan oleh warga
RW 1 ini adalah telfon genggam, radio dan televisi.
f. Ekonomi
1) Jenis pekerjaan warga RW 1
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara, sebagian besar
warga RW 1 berprofesi sebagai petani, wiraswasta, PNS dan buruh.
2) Penghasilan keluarga perbulan warga RW 1
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara, sebagian besar
warga mengatakan penghasilan rata-rata yang didapatkan setiap
keluarga perbulannya adalah (>1.000.000-2.000.000 juta).
3) Keluarga yang mempunyai usaha sampingan di RW 1
Berdasarkan dari hasil observasi dan wawancara, sebagian kecil
keluarga mengatakan mempunyai usaha sampingan yaitu berjualan
dan memiliki industri rumah tangga, berternak dan sebagian lainnya
tidak mempunyai usaha sampingan.
4) Jenis usaha sampingan yang dimiliki keluarga di RW 1
Berdasarkan dari observasi dan wawancara, sebagian besar keluarga
memiliki usaha sampingan menjadi pedagang, peternak dan industri
rumah tangga.
g. Rekreasi
1) Tempat rekreasi RW 1
Berdasarkan dari observasi dan wawancara, warga mengatakan di RW
1 tidak ada tempat rekreasi.
2) Seberapa sering warga berekreasi
Berdasarkan dari observasi dan wawancara, sebagian besar warga
melakukan rekreasi 1 tahun sekali, setelah selesai memanen
tembakau.
3) Jenis rekreasi yang sering dilakukan keluarga di RW 1
Berdasarkan dari observasi dan wawancara, sebagian besar warga
melakukan rekreasi dengan pergi berkunjung ke tempat ziarah
4. Mengidentifikasi POKJAKES
a. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan di RW 1 bahwa
POKJAKES RW 1 aktif dilakukan setiap selasa minggu ketiga di setiap
bulannya.
b. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan kegiatan yang
aktif di RW 1 adalah Posyandu yaitu posyandu Lansia dan posyandu
Balita .
c. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan jumlah kader
kesehatan di RW 1 ada 5 orang yang bertugas membantu pelaksanaan
posyandu Balita dan posyandu.
d. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan, peran kader
kesehatan memotivasi dan memfasilitasi pelaksanaan posyandu.
e. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan program
posyandu yang aktif di RW 1 adalah posyandu balita dan posyandu
lansia, untuk pelaksanannya belum sesuai dengan tugas pada sistem 5
meja.
f. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan, cara kader
mengidentifikasi masalah kesehatan yang timbul di warga RW 1 yang
dilakukan melalui kumpulan PKK yang dilakukan 1x sebulan , dan
warga juga diberikan kesempatan untuk melaporkan langsung tentang
masalah kesehatan kepada kader kesehatan.
g. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan, cara kader
memfasilitasi pelayanan kesehatan kepada warga RW 1 dengan
dilakukan dalam kegiatan posyandu yang diadakan 1x sebulan, tugas
penyuluhan kepada warga bagaimana pengenalan tentang penyakit,
penanganan serta pencegahannya masih dilakukan oleh bidan
h. Berdasarkan hasil wawancara dengan kader kesehatan, pada saat
pelaksanaan posyandu, bidan desa dibantu tenaga kesehatan dari
puskesmas, ikut melakukan posyandu.
23
Aspek yang dikaji
Berdasarkan hasil kuesioner di RW 1, RT 1 sd RT 6 Desa nglondong diperoleh data sebagai berikut :
N ASPEK YG SASARAN /
SUB ASPEK DATA YANG DIPEROLEH METODE
O DIKAJI SUMBER
1 Jumlah - Jumlah usia dewasa (21-59 thn) - 522 orang Wawancara dan - Sasaran :
di RW 1 Desa Nglondong. kuesioner Usia dewasa
- Jumlah usia dewasa dengan dengan
masalah kesehatan tertinggi - 77 orang dengan penyakit Hipertensi hipertensi.
di RW 1 Desa Nglondong - Sumber :
- Jumlah usia dewasa yang Usia dewasa di
mempunyai perilaku hidup tidak RW 1 Desa
sehat di RW 1 Desa Nglondong Nglondong
- 256 orang dengan kebiasaan
merokok
2 Layanan - Kegiatan yang dilakukan di - Di Desa Nglondong RW 1 terbentuk Wawancara - Sasaran : posy.
kesehatan RW 1 Desa Nglondong. posyandu kesehatan yang diadakan Bayi/balita,
setiap sebulan sekali yaitu setiap hari bumil dan lansia
24
selasa minggu ketiga, pelaksanaan - Sumber : kader
kegiatannya adalah memberikan posyandu.
pelayanan kesehatan pada bayi,
balita, Ibu hamil dan lansia
3 Pengetahuan - Apa yang diketahui oleh - Sasaran usia dewasa dengan Wawancara dan - Sasaran : usia
sasaran usia dewasa tentang hipertensi mengatakan bahwa kuesioner dewasa dengan
penyakit Hipertensi? penyakit hipertensi itu adalah jenis hipertensi.
penyakit dengan gejala yang sering - Sumber : kader
dialami, spt; merasakan pusing, kaku posyandu dan
pada tengkuk, dan pandangan kabur. sasaran usia
Hasil kuesioner menunjukkan dewasa dengan
bahwa: Pengetahuan Baik 67% hipertensi.
Pengetahuan Kurang Baik 33% - Hasil kuesioner
4 Perilaku - Kebiasaan sasaran usia dewasa - Sebagian besar mengatakan jika Wawancara - Sasaran : usia
jika sakit. sakit mereka membeli obat di dewasa dengan
warung, jika penyakitnya tidak hipertensi.
kunjung sembuh baru mereka pergi - Sumber : usia
ke puskesmas, dokter praktek atau dewasa dengan
bidan desa. hipertensi.
di RW 1 Desa Nglondong
Keterangan: Skor:
A. Sesuai dengan peran perawat komunitas 1 = Sangat rendah
B. Resiko terjadi 2 = Rendah
C. Resiko parah 3 = Cukup
D. Kemungkinan untuk dilakukan penkes 4 = Tinggi
E. Minat masyarakat 5 = Sangat tinggi.
F. Kesesuaian dengan program pemerintah
G. Kemungkinan untuk diselesaikan
H. Ketersediaan sumber: tempat
I. Ketersediaan sumber: dana
J. Ketersediaan sumber: waktu
K. Ketersediaan sumber: fasilitas
L. Ketersediaan sumber: petugas.
C. RENCANA KEPERAWATAN
- Peningkatan
pengetahuan
- Peningkatan
pengetahuan
3 Senam hipertensi Meningkatkan Warga usia Senam Waktu :1 Sound Mahasiswa Dana
dan senam aktivitas olahraga pada dewasa kali system UNW mandiri
ergonomis warga usia dewasa dengan pertemuan mahasiswa
hipertensi Tempat:
Lapangan
balai desa
Nglondong
4 Pendidikan Meningkatkan Warga usia Penyuluhan dan Waktu satu Leaflet Mahasiswa Dana
Kesehatan DM pengetahuan mengenai dewasa demonstrasi kali saat UNW mandiri
dan Hipertensi DM dan Hipertensi dengan kegiatan mahasiswa
hipertensi Warga PKK
5 Kunjungan Meningkatkan Keluarga Pendampingan Tempat: Poster Mahasiswa Dana
keluarga dengan kemandirian keluarga dengan dan kunjungan Rumah UNW mandiri
penyakit tidak dalam melaksanakan anggota keluarga (home keluarga mahasiswa
menular (PTM) tugas keluarga keluarga visit) dengan HT
yang
memiliki
PTM
6 Kampanye Meningkatkan Usia dewasa Sosialisasi dan Tempat : Poster Mahasiswa Dana
prolanis dan pemahaman warga beresiko HT kerjasama Balai desa UNW mandiri
Pembentukan tentang kegiatan bersama kader Nglondong mahasiswa
kelompok prolanis dan dan tenaga
prolanis meningkatkan kesehatan
kesehatan
7 Pembentukan Meningkatkan Usia dewasa Penyuluhan dan Tempat : Booklet Mahasiswa Dana
peer group anti pengetahuan tentang beresiko HT Diskusi Balai desa dan LCD UNW mandiri
Hipertensi perilaku yang beresiko Nglondong mahasiswa
Hipertensi
8 Pendidikan Meningkatkan Usia dewasa Penyuluhan dan Tempat : Booklet Mahasiswa Dana
kesehatan pengetahuan tentang beresiko HT Diskusi Balai desa dan LCD UNW mandiri
tentang bahaya perilaku yang beresiko Nglondong mahasiswa
merokok Hipertensi
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEGIATAN
No Waktu Paraf
Kegiatan / Implementasi Sasaran Evaluasi
Perawat
1 Rabu , 17 Oktober S:
2018
Kader posyandu di RW 1
08.30 WIB mengatakan belum tahu
tentang sistem 5 meja dalam
posyandu.
O:
A:
2 Rabu, 17 Oktober S:
2018
Lansia mengatakan memahami
09.30 WIB bahwa stress dapat
berpengaruh terhadap tekanan
darah
Lansia Di RW 1 O: KELOMPOK
Posyandu lansia
Desa Nglondong Para lansia terlihat antusias 1
mengikuti posyandu lansia
Para lansia mengajukan
pertanyaan terkait kegunaan
herbal dalam menurunkan
tekanan darah, seperti
bawang lanang.
Para lansia sudah
memahami bahwa stres
dapat
mempengaruhi tekanan
darah.
A:
P:
3. Sabtu, 17 S:
Oktober 2018
Kader mengatakan senang bisa
16.00 WIB berbagi pengalaman tentang
Kader kesehatan kegiatan posyandu KELOMPOK
Temu kader posyandu
RW 1 O: 1
O:
1. Kader terlihat antusias
terhadap kegiatan
tersebut
2. Kader terlihat mampu
melakukan pemeriksaan
tekanan darah
3. Kader terlihat mamou
melakukan senam
hipertensi
4. Sebanyak 6 orang kader
balita dan lansia
mengikuti kegiatan
temu kader.
5. Kader mampu
mensimulasikan posyandu
5 meja dengan baik.
A: Defisiensi Kesehatan
Komunitas teratasi
P:
O:
1. Warga terlihat
antusias saat
melakukan senam
ergonomis dan
hipertensi
2. Warga terlihat
mampu mengikuti
gerakan senam
ergonomis dan
senam hipertensi
A: Kurang Pengetahuan
Teratasi
O:
A: Kurang Pengetahuan
Teratasi
P: koordinasikan pada
puskesmas untuk
meningkatkan pengetahuan
warga terkait hipertensi dan
diabetes melitus untuk
mencegah hipertensi dan
diabetes melitus
O:
1. Warga tampak
menyambut hangat
kedatangan mahasiswa
ke rumahnya
2. Warga tampak
kooperatif dalam
mendemonstrasikan
cara menyediakan obat
tradisional
A : Defisiensi Kesehatan
Komunitas teratasi
P:
1. Koordinasikan dengan
petugas kesehatan
untuk melakukan home
visit secara berkala
2. Anjurkan warga untuk
mengkonsumsi obat
tradisional dengan rutin
3. Sarankan warga untuk
kontrol rutin ke petugas
kesehatan
6. Selasa , 24 Melakukan FGD pada penderita Usia dewasa S; KELOMPOK
Oktober 2018 Hipertensi dan sosialisasi beresiko HT 1
prolanis Lansia mengatakan senang dan
13.00 WIB dapat berbagai informasi
dilaksanakannya diskusi ini
O:
A : Kurang Pengetahuan
Teratasi
P:
Koordinasikan dengan bidan
desa untuk pelaksaan fgd
dengan tema yang lain.
O:
A: Kurang Pengetahuan
Teratasi
P: koordinasikan pada
puskesmas untuk
meningkatkan pengetahuan
warga terkait bahaya merokok.
O:
P;
Koordinasikan dengan
puskesmas dan bidan desa
untuk memulai memandirikan
kader dalam pelaksaan
posyandu.
LOOG BOOK
Kelompok 1 Temanggung
Hari : Senin, 08- 10-2018
Stase : Komunitas Gerontik
Keluarga
Tempat : Desa Nglondong Rw 01 Parakan Temanggung
No Jam Kegiatan Respon KET
- Pembekalan Pemsbimbing
Lahan
-Sambutan Perwakilan
Mahasiswa
Kelompok 1 Temanggung
1 08.00 Mencari Data ke Ibu Bidan dan R/ Mengetahui data pasien, data Sift Pagi
Kader posyandu, data pustu,
3 15.00 Mencari data winshield survei R/ Mengetahui pembuangan slimbah, Sift Sore
survaiobservasi desa dan wawa sampah, kerapatan rumah, kondisi
cara Ketua rumah,
tanda kerusakan lingkungan, area
RT1,RT2,RT3,RT4,RT5,dan RT rekresasi, rempat umum , ibadah , jenis
yang diwakili mahasiswa saran trasnsportasi
4 19.00 Pengarahan dan bimbingan Stase R/ Mahasiswa mengetahui tugas dan Sift Sore
Komunitas, Gerontik, Keluarga target kompetensi
LOOG BOOK
Kelompok 1 Temanggung
Kelompok 1 Temanggung
1 08.00 Melakukan kunjungan rumah R/ Mengetahui data pasien, dan penemuan Sift Pagi
pasien yang mengalami masalah penyakit ptm warga yang bermasalah
3 08.00 -Upacara Pembangunan desa R/ Warga antusias memeriksa kesehatan Sift Pagi
-Melakukan pemeriksaan Jumlah warga yang periksa 77 orang
Kesehatan Pada Desa Glapansari
acara pembangunan desa dengan R/ jumlah pemeriksa KIA 20
Kodam TNI
4 14.00 Melakukan kunjungan rumah R/ Mengetahui data pasien, dan Sift Sore
pasien yang mengalami masalah penemuan penyakit ptm warga yang
bermasalah
Pada pasien hipertensi dan
penyakit ptm ( DM, asam urat,
asma, jantung, kolestrol,
stroke).
Kelompok 1 Temanggung
Seting tempat
Kelompok 1 Temanggung
Penerimaan tamu
-pembukaan
- intervensi POA
Tanggapan puskesmas
Tanggapan dosen
Kelompok 1 Temanggung
Meja 2 Pengukuran
Meja 4 Penyuluhan
Meja 5 Pengobatan
Kelompok 1 Temanggung
Diikutui 25 orang
Kelompok 1 Temanggung
Diikutui 25 orang
2. 11.00- Persiapan Koordinasi Ujian R/ pembagian tugas sesuai jobs dsk
12.00 komunitas/ koordinasi persiapan
pelatihan kader
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kemandirian masyarakat dalam
pemeliharaan dan perawatan dan
kesehatan membutuhkan peran kita dalam
bentuk dorongan dan motivasi dari
seluruh pihak yang memiliki kompetensi
dalam bidang kesehatan khususnya
kelompok kerja kesehatan puskesmas,
kader, tokoh masyarakat dan mahasiswa
menyampaikan informasi dan peningkatan
motivasi dari pihak yang berkompeten
dalam ilmu kesehatan.salah satunya
dijembatani oleh praktek komunitas
sebagai sarana belajar bagi mahasiswa
keperawatan dalam upaya membangun
derajat kesehatan masyarakat.
75
LAMPIRAN
PELAKSANAAN POA
DI DESA
NGLONDONG
Kode Responden :
KUESIONER
GAMBARAN PENDERITA HIPERTENSI DI DESA NGLONDONG
KECAMATAN PARAKAN KABUPATEN TEMANGGUNG
A. Data Demografi
Petunjuk pengisian
Beri tanda “√” pada kotak yang sesuai dengan pernyataan di bawah ini.
E. Faktor resiko
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah anda merokok ?
2. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan
asin ?
3. Apakah anda sering mengkonsumsi makanan
berlemak (bersantan, gorengan, jeroan) ?
4. Apakah anda rutin beraktifitas fisik ?
5. Apakah anda sering minum kopi ?
No Pertanyaan Ya Tidak
1. Apakah ada pelayanan posyandu?
2. Apakah anda rutin mengikuti kegiatan
posyandu ?
3. Apakah anda memanfaatkan fasilitas kesehatan
di desa (puskesmas pembantu) ?
4. Apakah anda memanfaatkan fasilitas kesehatan
di Puskesmas ?
5. Apakah jarak tempuh menghambat anda untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan ?
6. Apakah kendaraan menghambat anda untuk
memanfaatkan fasilitas kesehatan ?
7. Apakah kesibukan pekerjaan menghambat anda
untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan ?
8. Apakah anda memanfaatkan kartu jaminan
kesehatan ?
9. Apakah anda ragu untuk menggunakan kartu
jaminan kesehatan ?
TABULASI PENYAKIT TIDAK MENULAR
80
Tabulasi Hipertensi
81
0 0 0 1 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 0 1 1 0 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 0 1 1 4 BAIK
0 1 1 1 0 3 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 0 1 1 4 BAIK
0 1 1 1 0 3 BAIK
-1 1 2 1 -1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 0 1 1 4 BAIK
0 1 1 1 0 3 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 0 1 4 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 1 1 5 BAIK
1 1 1 0 1 4 BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 4 BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
0 1 0 0 1 2 KURANG BAIK
No Jenis Kelamin umur pendidikan pekerjaan
1 1 3 2 6
2 2 4 1 1
3 1 2 2 6
4 2 2 1 1
5 2 1 2 5
6 1 1 3 6
7 2 1 1 6
8 1 1 2 1
9 2 2 2 5
10 1 2 2 6
11 1 3 2 1
12 1 1 3 6
13 2 1 1 3
14 2 2 1 1
15 1 2 2 6
16 2 2 2 6
17 2 1 3 6
18 2 2 2 1
19 2 1 3 1
20 2 1 2 1
21 2 1 2 3
22 1 1 1 6
23 2 1 1 6
24 2 1 1 6
25 1 2 1 6
26 1 2 1 6
27 1 2 1 6
28 2 1 2 3
29 1 1 1 6
30 2 1 2 3
31 1 1 1 6
32 2 1 1 6
33 2 1 1 6
34 1 2 1 6
35 1 2 1 6
36 1 2 1 6
37 2 1 1 3
38 2 2 1 1
39 1 2 2 6
40 2 2 2 6
41 1 3 2 1
42 1 1 3 6
43 2 1 1 3
44 2 2 1 1
45 1 2 2 6
46 2 2 2 6
47 2 1 3 6
48 1 3 2 1
49 1 1 3 6
50 2 1 1 3
51 2 2 1 1
52 1 2 2 6
53 1 3 2 1
54 1 1 3 6
55 2 1 1 3
56 2 2 1 1
57 1 2 2 6
58 2 2 2 6
59 1 2 2 6
60 2 1 1 3
61 1 2 2 6
62 1 3 2 6
63 2 4 1 1
64 1 2 2 6
65 2 2 1 1
66 2 1 2 5
67 2 1 2 5
68 2 1 1 3
69 2 2 1 1
70 1 2 2 6
71 2 2 2 6
72 2 1 3 6
73 2 2 2 1
74 2 1 3 1
75 2 1 2 1
76 2 2 2 6
77 2 1 3 6
tanda dan gejala total KETERANGAN
1 2 3 4 5
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
0 0 1 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 0 1 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 1 1 1 1 5 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 1 1 0 4 MENGALAMI
1 1 1 1 1 5 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 1 1 4 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 0 0 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 0 0 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
0 0 1 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 0 1 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 0 0 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 1 1 0 4 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 1 1 4 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 1 1 0 4 MENGALAMI
1 1 1 1 1 5 MENGALAMI
1 1 1 0 1 4 MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 1 1 4 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 0 0 0 0 1 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 1 3 MENGALAMI
1 1 1 0 0 3 MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
1 1 0 0 0 2 TIDAK MENGALAMI
penatalaksanaan hiprtensi dgn obat TOTAL KETERANGAN
1 2 3 4 5 6
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 0 0 0 1 3 KURANG BAIK
1 0 0 1 0 0 2 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 3 KURANG BAIK
1 1 1 0 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
1 1 0 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 1 4 BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
1 1 0 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
88
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 1 4 BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 0 0 0 1 3 KURANG BAIK
1 0 0 1 0 0 2 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
1 1 0 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 0 0 4 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 1 6 BAIK
1 1 0 0 0 1 3 KURANG BAIK
1 0 0 1 0 0 2 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 3 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 1 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 1 KURANG BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
1 1 1 1 1 0 5 BAIK
faktor resiko KETERANGAN
TOTAL
1 2 3 4 5
1 1 0 1 1 4 MEMPUNYAI
0 1 1 0 1 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 0 0 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 0 1 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 1 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 0 1 4 MEMPUNYAI
0 1 1 0 1 3 MEMPUNYAI
0 1 0 0 0 1 TIDAK MEMPUNYAI
0 0 1 1 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 1 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 0 0 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 0 0 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 0 0 0 1 TIDAK MEMPUNYAI
0 0 1 1 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 1 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
0 1 1 1 0 3 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
0 1 1 0 0 2 TIDAK MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
1 1 1 1 1 5 MEMPUNYAI
akses pelayanan kesehatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 BAIK
KURANG
1 0 0 0 1 0 1 1 0 4 BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 1 6 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 KURANG BAIK
1 0 0 0 1 1 1 0 1 5 BAIK
1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 BAIK
1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 1 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 0 0 0 3 KURANG BAIK
1 0 0 1 0 1 0 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 BAIK
0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 1 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 KURANG BAIK
1 0 0 0 1 1 1 0 1 5 BAIK
1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 BAIK
1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 1 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 0 0 0 3 KURANG BAIK
1 0 0 1 0 1 0 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 BAIK
1 1 0 0 1 1 1 1 0 6 BAIK
1 1 0 1 0 0 0 0 1 4 KURANG BAIK
1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 1 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
0 0 0 1 0 0 0 1 0 2 KURANG BAIK
1 0 0 0 1 1 1 0 1 5 BAIK
1 0 1 0 1 1 0 0 1 5 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 0 5 BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
0 0 1 1 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
1 0 0 1 1 0 1 0 0 4 KURANG BAIK
1 0 1 1 0 0 1 1 0 5 BAIK
1 0 1 0 0 0 1 1 0 4 KURANG BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
1 1 1 0 1 0 1 0 0 5 BAIK
1 1 1 1 0 0 0 1 1 6 BAIK
1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 KURANG BAIK
DEMOGRAFI
LAKI-LAKI 32 42%
PEREMPUAN 45 58%
PENDIDIKAN
Tidak Tamat SD 30 39%
TAMAT SD 36 47%
TAMAT SMP 11 14%
TAMAT SMA 0 0%
PT 0 0%
PEKERJAAN
Tidak Bekerja 20 26%
pegawai negeri 0 0%
pegawai swasta 10 13%
wiraswasta 0 0%
buruh 4 1%
petani 44 60%
PENGETAHUAN
BAIK 67%
KURANG BAIK 33%
TANDA - GEJALA
MENGALAMI 42 55%
TIDAK MENGALAMI 35 45%
PENATALAKSAAN
BAIK KURANG BAIK 28%
Faktor Resiko 72%
Mempunyai
Tidak Mempunyai AKSES
53%
47%
Baik48%
Kurang Baik52%
PELATIHAN KADER KESEHATAN
RW 1 DESA NGLONDONG
A. Latar Belakang
Salah satu modal pembangunan nasional adalah sumber daya manusia
yang berkualitas yaitu sumber daya manusia yang sehat fisik, mental dan
sosial serta mempunyai produktivitas yang optimal. Namun masalah yang di
hadapi oleh masyarakat saat ini sangat kompleks dan bervariasi seperti
kurangnya minat dalam pemanfaatan fasilitas kesehatan, masalah sampah,
penyakit kronis, gizi, narkoba, dan lain-lain.
Kader adalah warga masyarakat setempat yang dipilih dan ditinjau
oleh masyarakat dan bekerja secara sukarela mengelola posyandu. Kader
adalah pria atau wanita yang berbadan sehat jasmani dan rohani serta mau
bekerja secara sukarela mengelola posyandu. Kader posyandu merupakan pilar
utama penggerak pembangunan khususnya di bidang kesehatan . Kader secara
swadaya dilibatkan oleh puskesmas dalam kegiatan pelayanan kesehatan desa
yang salah satunya adalah pemberian imunisasi polio. Tanpa mereka, kegiatan
pelayanan kesehatan di desa tidak banyak artinya. Kader posyandu sebaiknya
mampu menjadi pengelola posyandu, karena kaderlah yang paling memahami
masyarakat di wilayahnya.
Kader bertugas melaksanakan penyuluhan di posyandu, baik
penyuluhan sederhana bagi bayi/ balita maupun lansia terkait penyakit yang
diderita bayi/ balita serta lansia tersebut. Untuk itu, sebagai salah satu upaya
pemecahan masalah tersebut, maka diperlukan kader-kader baru khususnya
para kader yang mempunyai jiwa peduli dan mampu mengajak masyarakat
untuk berpikir dan bertindak positif serta berpartisipasi dalam setiap kegiatan
kesehatan. Pelatihan kader secara terpadu sebagai bekal untuk mendampingi
masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehari-hari sudah
lama tidak dilakukan. Dengan demikian setelah menjalani pelatihan ini
diharapkan kader mampu untuk meningkatkan pengetahuaan tentang
kesehatan
dan menjadi motivator perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat di
lingkungannya.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Secara umum tujuan dari pelatihan kader kesehatan masyarakat adalah
memberi bekal pengetahuan, sikap dan ketrampilan tentang berbagai hal
yang dapat menambah kualitas untuk memfasilitasi masyarakat dalam
kegiatan-kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Tujuan Khusus
1. Memiliki motivasi sebagai kader kesehatan di lingkungannya
2. Memiliki kesadaran kritis terhadap realitas permasalahan kesehatan
yang ada di masyarakat
3. Memiliki keterampilan dasar dalam melakukan pengkajian kesehatan
4. Meningkatkan keterampilan dalam melakukan komunikasi dan
negosiasi dengan masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan
2 Pemuda
F. Susunan Kepanitiaan
13 11.15 - 11.45 Senam Hipertensi Demonstrasi 5 Kader, Dewi
Respati
2 Pemuda
Arum Sari
H. Penutup
Demikian proposal ini kami buat untuk dijadikan sebuah perencanaan
serta bahan pertimbangan untuk penilaian keberhasilan Program Profesi Ners
Komunitas. Besar harapan kami agar dalam kegiatan yang kami rencanakan
dapat terselenggara dengan sukses dan optimal.
Temanggung, 18 Oktober 2018
3. Materi Hipertensi
5. Materi DM
V. Media
1. Laptop + LCD + layar
2. Hardcopy materi
3. Tensimeter (stetoscop + sphygmomanometer)
4. Accu check + strip (Glucosa) + alcohol swab + safety box
VI. Pengorganisasian
1. Ketua : Kurniawan Prasetya
2. Sekretaris : Dini Subekti
3. Bendahara : Dwi Hendra Pratiwi
4. Sie Acara
Moderator : Asri Dwi Pristiwati
Pembawa Acara : Elisabeth Dhitri Swastika
5. Sie Perlengkapan : Akrom Fasich Wibowo
6. Sie Dokumentasi : Heru Setianto
7. Sie Konsumsi : Iwit Widiastuti & Dewi Respati Arum Sari
VII.Kegiatan Pelatihan
VIII. Evaluasi
8 10.15 - 10.25 COFFE BREAK
1. Evaluasi struktur
Alokasi waktu, sasaran pelatihan, tempat, media, dan anggaran sesuai
rencana
2. Evaluasi proses
a. Peran dan tugas pelatih serta peserta sesuai dengan perencanaan
b. Peserta ikut berpartisipasi aktif dalam kegiatan
c. Waktu yang direncanakan sesuai dalam pelaksanaannya
3. Evaluasi hasil
Peserta mampu melakukan re-demonstrasi materi dengan baik
Lampiran Materi Pelatihan
A. PENGERTIAN POSYANDU
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat
sekaligus memperoleh pelayanan Keluarga Berencana (KB) dan kesehatan
antara lain : gizi, imunisasi, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan
penanggulangan diare. Definisi lain Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat
dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian
Ibu dan Bayi.
B. TUJUAN POSYANDU
Tujuan penyelenggaraan posyandu adalah untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan bayi, balita, ibu dan pasangan usia subur. Posyandu
direncanakan dan dikembangkan oleh kader bersama Kepala Desa dan
Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) serta penyelenggaraannya
dilakukan oleh kader yang terlatih dibidang KB-Kes, berasal dari PKK, tokoh
masyarakat, pemuda dengan bimbingan tim pembina LKMD tingkat
kecamatan. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh
masyarakat setempat yang disetujui oleh LKMD dengan syarat; mau dan
mampu bekerja secara sukarela, dapat membaca dan menulis huruf latin dan
mempunyai cukup waktu untuk bekerja bagi masyarakat. Posyandu dapat
melayani semua anggota masyarakat, terutama ibu hamil, ibu menyusui, bayi
dan anak balita serta Pasangan Usia Subur (PUS). Biasanya dilaksanakan satu
kali sebulan ditempat yang mudah didatangi oleh masyarakat dan ditentukan
masyarakat sendiri.
C. MANFAAT POSYANDU
Posyandu memiliki banyak manfaat diantaranya:
1. Bagi masyarakat
a. Mendukung perbaikan perilaku, keadaan gizi dan kesehatan
keluarga sehingga:
1) Keluarga menimbang balitanya setiap bulan agar
terpantau pertumbuhannya.
2) Bayi 6-11 bulan memperoleh 1 kapsul Vitamin A warna
Biru (100.000 SI)
3) Anak 12-59 bulan memperoleh kapsul vitamin A warna
merah (200.000 SI)
4) Bayi umur 0-11 bulan memperoleh imunisasi Hepatitis B 4
kali, BCG 1 kali, Polio 4 kali, DPT 3 kali dan campak 1 kali
5) Bayi diberi ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan
(ASI Eksklusif)
6) Bayi mulai umur 6 bulan diberikan makanan pendamping ASI
7) Pemberian ASI dilanjutkan sampai umur 2 tahun atau lebih
8) Bayi/anak yang diare segera diberikan: ASI lebih sering dari biasa,
Makanan seperti biasa, Larutan Oralit dan minum air lebih banyak
9) Ibu hamil minum 1 tablet tambah darah setiap hari
10) Ibu hamil mau memeriksakan diri secara teratur dan mau
melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan
11) Ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS) mendapat
Imunisasi Tetanus Toxoid (TT) setelah melalui penapisan TT
12) Setelah melahirkan Ibu segera melaksanakan Inisiasi
Menyusu Dini (IMD)
13) Ibu nifas minum 2 kapsul vitamin A warna merah (200.000
SI):1 kapsul segera setelah persalinan, 1 kapsul 24 jam setelah
pemberian kapsul pertama
14) Ibu hamil, nifas, dan menyusui makan hidangan bergizi
lebih banyak saat sebelum hamil
15) Keluarga menggunakan garam beryodium setiap kali memasak
16) Keluarga mengkomsumsi pangan/makanan beragam,bergizi
seimbang.
Dengan melaksanakan perilaku di atas maka diharapkan:
1) Balita naik berat badannya setiap bulan
2) Balita tidak menderita kekurangan gizi
3) Bayi terlindung dari penyakit berbahaya yang dapat dicegah
dengan imunisasi
4) Ibu hamil tidak menderita kurang darah
5) Bayi lahir tidak menderita GAKI
6) Balita dan bufas tidak menderita kurang vitamin A
7) WUS (Wanita Usia Subur) tidak menderita kurang energi kronis
8) Masyarakat semakin menyadari pentingnya gizi dan kesehatan
9) Menurunkan jumlah kematian ibu dan balita.
b. Mendukung perilaku hidup bersih dan sehat sehingga:
1) Keluarga buang air kecil/besar menggunakan jamban
2) Keluarga memanfaatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari
3) Tidak merokok di dalam rumah/keluarga tidak ada yang merokok
4) Keluarga mencuci tangan pakai sabun
5) Rumah bebas jentik nyamuk
6) Persalinan ibu ditolong oleh tenaga kesehatan
7) Keluarga makan buah dan sayur setiap hari.
c. Mendukung pencegahan penyakit yang berbasis lingkungan dapat
dicegah dengan imunisasi, sehingga keluarga:
1) Tidak menderita Diare, ISPA, DBD dan Malaria
2) Tidak menderita Hepatitis, TBC, Polio, Difteri, Batuk Rejan,
Tetanus dan Campak.
d. Mendukung pelayanan Keluarga Berencana, sehingga PUS (Pasangan
Usia Subur):
1) Menjadi peserta KB (Keluarga Berencana)
2) Dapat memilih alat kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang
yang cocok dan tepat penggunaan. (Kementerian Kesehatan RI
,2011).
2. Bagi kader
Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap. Ikut berperan secara nyata dalam tubuh kembang anak balita dan
kesehatan ibu. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang
yang terpercaya dalam bidang kesehatan menjadi panutan karena telah
mejadi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu (Sulistyorini,2010).
D. STRATA POSYANDU DAN INTERVENSI
Adapun tingkatan Posyandu untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian
posyandu diperlukan intervensi sebagai berikut:
Beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan Posyandu memiliki tugas dan
tangung jawab sebagai berikut :
1. Kader Kesehatan
2. Petugas Kesehatan
3. Camat
5. Pokja Posyandu
F. KEGIATAN POSYANDU
Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan,
yaitu :
1. Kegiatan Utama
a) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Ibu hamil
Pelayanan meliputi :
(a) Penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi yang
dilakukan oleh kader kesehatan.
(b) Bila ada petugas Puskesmas ditambah dengan pengukuran
tekanan darah, pemeriksaan hamil bila ada tempat atau ruang
periksa dan pemberian imunisasi Tetanus Toxoid. Bila
ditemukan kelainan maka segera dirujuk ke Puskesmas.
(c) Bila dimungkinkan diselenggarakan kelompok ibu hamil pada
hari buka Posyandu yang kegiatannya antara lain : penyuluhan
tentang tanda bahaya kehamilan, persalinan, persiapan
menyusui, KB dan gizi ibu hamil, perawatan payudara dan
pemberian ASI, peragaan perawatan bayi baru lahir dan senam
ibu hamil.
2) Ibu nifas dan menyusui
Pelayanannya meliputi :
(a) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI, dan gizi, perawatan jalan lahir.
(b) Pemberian vitamin A dan tablet besi
(c) Perawatan payudara
(d) Senam ibu nifas
(e) Bila ada petugas kesehatan dan tersedia ruangan maka dapat
dilakukan pemeriksaan payudara, tinggi fundus uteri, dan
pmeriksaan lochea.
3) Bayi dan anak balita
Jenis pelayanan untuk bayi dan balita mencakup :
(a) Penimbangan
(b) Penentuan status gizi
(c) Penyuluhan tentang kesehatan bayi dan balita
(d) Jika ada petugas kesehatan dapat ditambahkan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi, dan deteksi dini tumbuh kembang. Bila
ditemukan adanya kelainanakan dirujuk ke Puskesmas.
b) Keluarga Berencana
Pelayanan KB di Posyandu yang diselenggarakan oleh kader adalah
pemberian pil dan kondom. Bila ada petugas keehatan maka dapat
dilayani KB suntik dan konseling KB.
c) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan bila ada petugas
kesehatan Puskesmas. Jenis pelayanan imunisasi yang diberikan yang
sesuai program, baik untuk bayi, balita maupun untuk ibu hamil, yaitu
: BCG, DPT, hepatitis B, campak, polio, dan tetanus toxoid.
d) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader. Bentuk
pelayanannya meliputi penimbangan berat badan, deteksi dini
gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT, pemberian
vitamin A dan pemberian
sirup besi (Fe). Untuk ibu hamil dan ibu nifas diberikan tablet besi dan
yodium untuk daerah endemis gondok.
e) Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit (Diare, Hipertensi, DM,
dan lain-lain).
Pelayanan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare antara
lain dengan cara penyuluhan tentang diare dan pemberian oralit.
Penanggulangan Hipertensi antara lain dengan cara penyuluhan
tentang hipertensi dan pemberian obat anti hipertensi secara herbal.
Penanggulangan DM antara lain dengan cara penyuluhan tentang DM
dan pemberian jadwal, jenis, jumlah diet/ makanan yang di konsumsi.
2. Kegiatan Pengembangan
Dalam keadaan tertentu Posyandu dapat menambah kegiatan baru,
misalnya: perbaikan kesehatan lingkungan, pemberantasan penyakit
menular dan berbagai program pembangunan masyarakat desa lainnya.
Posyandu demikian disebut dengan Posyandu Plus. Penambahan kegiatan
baru tersebut dapat dilakukan bila cakupan kegiatan utamanya di atas 50%,
serta tersedianya sumberdaya yang mendukung. Kegiatan bulanan di
Posyandu mengikuti pola keterpaduan KB-Kesehatan dengan sistem lima
meja :
Meja I : Pendaftaran.
Meja II: Penimbangan BB, TB, pengukuran LK bayi & anak balita,
pengukuran tekanan darah
Meja III : Pengisian KMS.
Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan hasil KMS
Meja V : Pelayanan oleh tenaga profesional meliputi pelayanan
KIA, KB, Imunisasi dan pengobatan, serta pelayanan lain sesuai
dengan kebutuhan.
G. PELAKSANAAN KEGIATAN POSYANDU SISTEM LIMA MEJA
1. Posyandu 5 Meja
Definisi Pelayanan 5 Meja Posyandu (5 langkah kegiatan Posyandu)
adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan pada hari buka Posyandu.
Langkah
1 sampai dengan 4 dilaksanakan oleh para kader, sedangkan langkah 5
oleh petugas sektor, yaitu petugas kesehatan, PLKB, atau sektor yang
lainnya. Lima langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada 5
meja karena ini hanyalah merupakan sistem kegiatan, artinya 5 jenis
kegiatan, dan bisa saja tidak semua kegiatan menggunakan meja yang
sesungguhnya (Lala, 2010).
2. Langkah-Langkah Pelaksanan Pelayanan 5 Meja
a. Langkah 1 (Meja 1) Kader mendaftar bayi/balita, remaja, ibu hamil,
PUS, WUS, lansia: yaitu nama peserta posyandu di tulis pada buku
register kemudian ditulis pada secarik kertas yang kemudian diselipkan
pada KMS-nya. Apabila peserta posyandu merupakan peserta baru,
berarti KMS baru diberikan, nama peserta posyandu ditulis pada KMS
dan secarik kertas yang kemudian diselipkan pada KMSnya. Setelah
itu, peserta posyandu langsung dipersilahkan menuju ke kegiatan
selanjutnya.
b. Langkah 2 (Meja 2) Kader di kegiatan 1 meminta orang tua balita
untuk membawa bayi/balitanya atau peserta posyandu untuk
menyerahkan KMS kepada kader di kegiatan 2. Kader di kegiatan 2
menimbang dan mencatat hasil penimbangan BB, TB bayi/balita, hasil
penimbangan BB, TB dan pemeriksaan tekanan darah dan indeks
Massa Tubuh (IMT) peserta posyandu tersebut pada secarik kertas
yang diselipkan dalam KMS, kemudian sipersilahkan menuju ke
kegiatan selanjutnya.
c. Langkah 3 (Meja 3) Setelah ditimbang BB, TB dan diperiksa tekanan
darah kader meminta keluarga balita atau peserta posyandu
menyerahkan KMS dan kertas catatan kepada kader di kegiatan 3.
Setelah itu kader memindahkan catatan hasil penimbangan balita atau
pemeriksaan tekanan darah peserta posyandu dari secarik kertas ke
dalam KMS anak tersebut. Kader menyerahkan KMS kepada
keluarga balita atau peserta posyandu kemudian dipersilahkan menuju
ke kegiatan 4.
d. Langkah 4 (Meja 4) Kader yang bertugas menerima KMS anak dari
keluarga balita/peserta posyandu akan membacakan dan menjelaskan
data KMS tersebut. Kader kemudian memberikan nasihat kepada
keluarga balita/peserta posyandu, dengan mengacu pada data KMS
maupun pada hasil pengamatan terhadap anaknya/peserta posyandu.
Apabila tidak ada petugas kesehatan di kegiatan 5 (pelayanan), kader
dapat melakukan rujukan ke tenaga kesehatan, bidan, PLKB, atau
Puskesmas apabila ditemukan masalah pada balita, remaja, ibu hamil,
ibu menyusui, PUS, WUS dan lansia. Selain itu, kader juga dapat
memberikan penyuluhan gizi atau pertolongan dasar, misalnya
Pemberian Makanan Tambahan (PMT), tablet tambah darah (tablet
besi), Vitamin A, Oralit, dan sebagainya.
e. Langkah 5 (Meja 5) Khusus untuk kegiatan ini utamanya hanya dapat
dilakukan oleh petugas kesehatan, bidan, atau PLKB yang memberikan
layanan antara lain : Imunisasi, Keluarga Berencana (KB), Pemberian
tablet tambah darah (tablet besi), vitamin A, dan obat-obatan lainnya.
Meja 1 Pendaftaran
Mendaftarkan balita, remaja, ibu hamil, ibu menyusui,
PUS, WUS, lansia, kemudian kader mencatat peserta
posyandu tersebut. Peserta posyandu yang sudah
terdaftar di buku register langsung menuju meja
selanjutnya.
Meja 4 Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS
dan pemberian makanan tambahan.
H. PERAN KADER
1. Sebelum Hari Buka Posyandu
a. Melakukan persiapan penyelenggaraan kegiatan Posyandu.
b. Menyebarluaskan informasi tentang hari buka Posyandu melalui
pertemuan warga setempat atau surat edaran.
c. Melakukan pembagian tugas antar kader, meliputi pendaftaran,
penimbangan, pencatatan, penyuluhan, pemberian makanan tambahan,
serta pelayanan yang dapat dilakukan oleh kader.
d. Melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan dan petugas lainnya
terkait dengan jenis layanan yang akan diselenggarakan. Jenis kegiatan
ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan Posyandu sebelumnya atau
rencana kegiatan yang telah ditetapkan berikutnya.
e. Menyiapkan bahan penyuluhan dan pemberian makanan tambahan.
Bahan-bahan penyuluhan sesuai permasalahan yang di dihadapi para
orangtua serta disesuaikan dengan metode penyuluhan, misalnya:
menyiapkan bahan-bahan makanan apabila ingin melakukan demo
masak, lembar balik untuk kegiatan konseling, kaset atau CD, KMS,
buku KIA, sarana stimulasi balita.
f. Menyiapkan buku-buku catatan kegiatan Posyandu.
2. Saat Hari Buka Posyandu
a. Melakukan pendaftaran, meliputi pendaftaran balita, ibu hamil, ibu
nifas, ibu menyusui, dan sasaran lainnya.
b. Pelayanan kesehatan ibu dan anak. Untuk pelayanan kesehatan anak
pada Posyandu, dilakukan penimbangan, pengukuran tinggi badan,
pengukuran lingkar kepala anak, pemantauan aktifitas anak,
pemantauan status imunisasi anak, pemantauan terhadap tindakan
orangtua tentang pola asuh yang dilakukan pada anak, pemantauan
tentang permasalahan anak balita, dan lain sebagainya.
c. Membimbing orangtua melakukan pencatatan terhadap berbagai hasil
pengukuran dan pemantauan kondisi anak balita.
d. Melakukan penyuluhan tentang pola asuh anak balita. Dalam kegiatan
ini, kader bisa memberikan layanan konsultasi, konseling, diskusi
kelompok dan demonstrasi dengan orangtua/keluarga anak balita.
e. Memotivasi orangtua balita agar terus melakukan pola asuh yang baik
pada anaknya, dengan menerapkan prinsip asih-asah-asuh.
f. Menyampaikan penghargaan kepada orangtua yang telah datang ke
Posyandu dan minta mereka untuk kembali pada hari Posyandu
berikutnya.
g. Menyampaikan informasi pada orangtua agar menghubungi kader
apabila ada permasalahan terkait dengan anak balitanya.
h. Melakukan pencatatan kegiatan yang telah dilakukan pada hari buka
Posyandu.
3. Sesudah Hari Buka Posyandu
a. Melakukan kunjungan rumah pada balita yang tidak hadir pada hari
buka Posyandu, anak yang kurang gizi, atau anak yang mengalami gizi
buruk rawat jalan, dan lain-lain.
b. Memotivasi masyarakat, misalnya untuk memanfaatkan pekarangan
dalam rangka meningkatkan gizi keluarga, menanam tanaman obat
keluarga, membuat tempat bermain anak yang aman dan nyaman.
Selain itu, memberikan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS).
c. Melakukan pertemuan dengan tokoh masyarakat, pimpinan wilayah
untuk menyampaikan hasil kegiatan Posyandu serta mengusulkan
dukungan agar Posyandu terus berjalan dengan baik.
d. Menyelenggarakan pertemuan, diskusi dengan masyarakat, untuk
membahas kegiatan Posyandu. Usulan dari masyarakat digunakan
sebagai bahan menyusun rencana tindak lanjut kegiatan berikutnya.
e. Mempelajari Sistem Informasi Posyandu (SIP). SIP adalah sistem
pencatatan data atau informasi tentang pelayanan yang diselenggarakan
di Posyandu. Manfaat SIP adalah sebagai panduan bagi kader untuk
memahami permasalahan yang ada, sehingga dapat mengembangkan
jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan sasaran.
f. Format SIP meliputi; catatan ibu hamil, kelahiran, kematian bayi,
kematian ibu hamil, melahirkan,nifas; catatan bayi dan balita yang ada
di wilayah kerja Posyandu; jenis kegiatan yang tepat dan sesuai dengan
kebutuhan sasaran. catatan pemberian vitamin A, pemberian oralit,
pemberian tablet tambah darah bagi ibu hamil, tanggal dan status
pemberian imunisasi; catatan wanita usia subur, pasangan usia subur,
jumlah rumah tangga, jumlah ibu hamil, umur kehamilan, imunisasi ibu
hamil, risiko kehamilan, rencana penolong persalinan, tabulin, ambulan
desa, calon donor darah yang ada di wilayah kerja Posyandu.
I. PESAN KADER
1. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
a. Mendorong keluarga untuk melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
dengan pertolongan tenaga kesehatan agar ibu dan bayi selamat dan
sehat.
b. Mengajak keluarga untuk mendorong ibu dalam memberikan ASI
Eksklusif dari usia 0-6 bulan agar bayi tumbuh sehat.
c. Mendampingi keluarga untuk menimbang bayi dan balita di Posyandu
setiap bulan agar terpantau pertumbuhan dan perkembangannya.
d. Mengajak keluarga untuk bergotong royong dalam penyediaan air
bersih di lingkungan agar terhindar dari penyakit.
e. Mendorong keluarga untuk membiasakan diri buang air besar di jamban.
f. Menggerakkan masyarakat untuk terbiasa mencuci tangan
menggunakan sabun dengan air bersih mengalir.
g. Mengajak keluarga untuk menjadikan rumah bebas jentik nyamuk
dengan 3M plus seminggu sekali agar terhindar dari Demam Berdarah.
h. Menggerakkan masyarakat agar giat makan sayur dan buah secara rutin.
i. Menggerakkan masyarakat agar melakukan aktivitas fisik minimal 30
menit setiap hari.
j. Mendorong masyarakat menjadikan rumah tempat bebas asap rokok.
2. IBU HAMIL
a. Pengaturan Kelahiran
1) Seorang ibu sebaiknya hamil pada usia 20-30 tahun. Karena pada
usia tersebut tubuh wanita telah siap secara fisik maupun mental
untuk hamil dan melahirkan.
2) Untuk menjaga kesehatan ibu dan anak sebaiknya jarak antara anak
pertama dan kedua paling sedikit dua tahun. Kesehatan ibu akan
terancam jika melahirkan dengan jarak waktu terlalu dekat,
demikian pula bayi yang akan lahir sebelum waktunya dengan
berat badan lahir rendah.
3) Hamil lebih dari empat kali, dapat membahayakan kesehatan ibu
dan anak. Ibu yang telah 4 (empat) kali menjalani kehamilan dan
persalinan akan mudah menderita kurang darah, pendarahan pada
masa nifas dan kemungkinan bayi meninggal.
b. Pemeriksaan Kehamilan
1) Memeriksakan kehamilan secara rutin. Ibu hamil perlu
memeriksakan diri ke petugas kesehatan minimal 4 kali selama
kehamilan; mengukur tinggi badan pada saat pertama kali datang;
mengukur LILA, menimbang berat badan, mengukur tekanan darah
dan besarnya kandungan setiap kali periksa.
2) Minum pil tambah darah selama 90 hari.
3) Meminta imunisasi Tetanus Toxoid (TT) kepada petugas kesehatan
untuk mencegah tetanus pada bayi.
4) Mengikuti kelas ibu hamil.
5) Mempersiapkan kelahiran (persalinan). Ibu perlu bertanya kepada
bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan didampingi suami,
dan mempersiapkan biaya persalinan.
6) Merawat diri dan kehamilan dengan baik. Yaitu, dengan cara
mandi dan gosok gigi teratur, mengurangi kerja berat, istirahat
berbaring dengan posisi miring sekurangnya 1 jam di siang hari,
melakukan perawatan payudara dengan cara membersihkan puting
secara rutin.
c. Makanan yang Sehat Bagi Ibu Hamil
1) Makanlah aneka ragam makanan tanpa pantangan dalam jumlah
yang lebih banyak dari sebelum hamil, jangan lupa makan sayur
dan buah.
2) Gunakan garam beryodium setiap kali memasak.
3) Biasakan makan pagi.
4) Minumlah air matang, sebaiknya 8 gelas / hari.
5) Hindari minuman beralkohol.
6) Apabila ibu hamil mengalami mual, muntah, dan tidak nafsu
makan, pilih makanan yang tidak berlemak dan menyegarkan
seperti roti, ubi, singkong, biskuit, dan buah. Makan dengan porsi
kecil dan sering.
7) Tidak dibolehkan minum jamu, minuman keras, atau merokok
karena akan membahayakan kandungan.
d. Menjaga Kebersihan Diri
1) Ibu hamil harus mandi sebanyak 2 kali sehari dengan
menggunakan sabun, menggosok gigi paling sedikit 2 kali sehari
yaitu pada pagi hari dan sebelum tidur. Mandi yang teratur dan
bersih menghindarkan ibu dari penyakit kulit seperti gatal-gatal dan
dengan menggosok gigi secara teratur untuk mencegah sakit gigi
dan gusi.
2) Setiap kali mandi sebaiknya ibu hamil mengganti baju dan pakaian
dalam dari bahan yang dapat menyerap keringat.
e. Mengenali Tanda-Tanda Bahaya Pada Ibu Hamil
1) Pendarahan pada hamil muda atau hamil tua.
2) Bengkak kaki, tangan, atau wajah disertai sakit kepala dan atau
kejang.
3) Demam atau panas tinggi.
4) Air ketuban keluar sebelum waktunya.
5) Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
6) Muntah terus dan tidak mau makan.
3. IBU BERSALIN
a. Pertolongan Persalinan
Persalinan pada ibu hamil harus ditolong oleh bidan/dokter. Karena di
tangan ahlinya persalinan akan bersih, aman dan akan menghindari ibu
serta bayinya dari penyakit dan kematian.
1) ASI adalah makanan terbaik untuk bayi. ASI mudah dicerna oleh
bayi dan mengandung zat gizi sesuai dengan kebutuhan untuk
pertumbuhan kekebalan dan mencegah berbagai penyakit, serta
untuk kecerdasan.
0-7 hari HB 0
9 bulan Campak
Status pertumbuhan anak dapat diketahui dengan 2 cara yaitu dengan menilai
garis pertumbuhannya, atau dengan menghitung kenaikan berat badan anak
dibandingkan dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Kesimpulan dari
penentuan status pertumbuhan adalah seperti tertera sebagai berikut:
Catat setiap kejadian kesakitan yang dialami anak.
Contoh :
c. NAIK (N), grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhannya; kenaikan berat
badan > KBM (>500 g)
d. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan mendatar; kenaikan berat badan < KBM
(<400 g)
e. TIDAK NAIK (T), grafik berat badan menurun; grafik berat badan < KBM (<300
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat.
Salah satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan
Antropometri. Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri
disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain, seperti Umur,
Berat Badan, dan Tinggi Badan.
Pedoman yang digunakan adalah berdasarkan standar table Nation Center For
Health Statistic (NCHS). Status gizi anak dapat diketahui dengan mencocokan
umur (dalam bulan) dengan berat badan pada standar table WHO-NCHS.
Dalam KMS kita tidak dapat mengetahui secara langsung status gizi anak kita,
karena untuk mengetahui status gizi perlu dilaksankan pengukuran secara
antropometri. Akan tetapi KMS dapat menjadi ajuan untuk menilai status gizi
anak atau sebagai tindak lanjut kewaspadaan.
Contoh Kasus:
Misalakan seorang anak yang berumur 5 bulan yang pada KMSnya mengalami
pertumbuhan yang baik dikarenakan setiap bulannya mengalami pertumbuhan
yang cukup baik. Untuk mengetahui status gizi anak tersebut diperlukan
pengukuran antropometri, berdasarkan indeks BB/U, dengan status gizi baik, gizi
buruk, gizi normal atau gizi lebih. Berdasarklan penimbangan diperoleh catatan
sebagai berikut.
•Pada bulan 0 (kelahiran) 3.05 kg
Untuk mengetahui status gizi anak tersebut yaitu dapat digunakan rumus Zscore
Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR
B. Pengertian
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik
160 mmHg dan tekanan diastolic 90 mmHg. (Bruner dan Suddarth, 2002:
896)
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan
tekanan darah baik sistole dan diastole karena adanya gangguan peredaran
darah tepi dengan tanda dan gejala yang khas.
Hipertensi dapat dikelompokkan menjadi :
a. Hipertensi Ringan
Tekanan sistole 140-150 mmHg dan diastole 90-100 mmHg
b. Hipertensi Sedang
Keadaan tekanan darah systole 160-180 mmHg dan diastole 100-110
mmHg
c. Hipertensi Berat
Tekanan systole lebih dari 185 mmHg dan diastole lebih 110 mmHg
C. Penyebab
Penyakit ginjal
Kehamilan
Penyakit kelenjar tiroid
Tumor kelenjar adrenal
Kelainan bawaan pada pembuluh darah
Kecanduan alkohol
Penyalahgunaan NAPZA
Gangguan pernapasan yang terjadi saat tidur (sleep apnea).
Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti obat penurun panas, pereda
rasa sakit, obat batuk pilek, atau pil KB.
Sebagian besar penderita hipertensi menderita hipertensi primer yang tidak
diketahui penyebabnya. Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko
seseorang menderita hipertensi, antara lain:
D. Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula dari saraf simpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia
simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam
bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui system saraf simpatis ke
ganglia simpatis yang mengakibatkan konstriksi pembuluh darah.
Bebagai factor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor. Individu dangan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi.
Hipertensi bisa dikatakan penyakit yang berbahaya karena dapat terjadi tanpa
gejala, sehingga bisa ditemukan saat sudah muncul komplikasi. Namun gejala bisa
muncul bila tekanan darah sudah sangat tinggi. Gejala yang mungkin ditimbulkan,
antara lain:
Sakit kepala
Lemas
Masalah dalam penglihatan
Nyeri dada
Sesak napas
Aritmia
Adanya darah dalam urin
F. Komplikasi
G. Pencegahan hipertensi
Resiko seseorang untuk mendapatkan hipertensi (kecuali yang esensial),
dapat dikurangi dengan cara :
Pencegahan Primer :
Pencegahan Sekunder :
Pencegahan Tersier :
H. . Pengobatan hipertensi
Pengobatan hipertensi untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut:
1. Kontrol teratur
2. Minum obat teratur
3. Diit rendah garam dan lemak
Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi antara lain:
4. Telur boleh dikonsumsi maksimal 2 butir dalam 1 minggu dan diutamakan putih
telurnya saja
5. Daging ayam (kecuali kulit, jerohan dan otak karena banyak mengandung
1. Makanan yang di awetkan seperti makanan kaleng, mie instant, minuman kaleng
2. Daging merah segar seperti hati ayam, sosis sapi, daging kambing
3. Makanan berlemak dan bersantan tinggi serta makanan yang terlalu asi
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, A.. 2004 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga, Jilid Satu.
Jakarta :Media Aeskulapius
Price, Sylvia A dan Lorraine M Wilson 2010. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : EGC.
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta.
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
Digital
2. Tensimeter Jarum
4. Stetoscop
Pemeriksaan tekanan darah
1. Persiapan
a. Klien
- Atur posisi duduk atau berbaring di tempat tidur
- Jika sudah beraktivitas, istirahatkan sampai tenang (sekitar 15 menit),
karena akan berpengaruh terhadap hasil pengukuran tekanan darah
b. Alat : Sphygmomanometer (tensimeter) dan stetoskop
2. Pelaksanaan
a. Kaji faktor yang mempengaruhi tekanan darah
b. Kaji tempat yang paling baik untuk melakukan pengukuran tekanan
darah.
c. Siapkan peralatan dan bahan serta pastikan alat-alat tersebut siap pakai
dan dalam kondisi baik.
d. Jelaskan prosedur pada klien
e. Cuci tangan
f. Dengan klien duduk atau berbaring, posisikan beban lengan atas
(sokong bila di perlukan) pada setinggi jantung dengan telapak tangan
mengahadap atas
g. Gulung lengan baju pada bagian atas lengan jika pakaian tebal
h. Palpasi arteri brakialis. Letakan manset 2,5 cm diatas nadi brakialis.
Tempatkan di tengah-tengah kantung manset di atas arteri.
i. Dengan manset masih kempis, pasang manset dengan rata dan pas
sekeliling lengan atas.
j. Pastikan bahwa manometer diposisikan secara vertical sejajar mata
pemeriksa.
k. Letakan diafragma steteskop pada lokasi arteri brakialis.
l. Tutup katup balon tekanan searah jarum jam sampai kencang.
m. Palpasi arteri radialis dengan ujung jari dari satu tangan sambil
mengembungkan manset dengan cepat sampai tekanan 20-30mmHg di
atas titik dimana denyut nadi tidak teraba.
n. Dengan perlahan kempiskan manset dan biarkan air raksa turun 2-3
mmHg per detik.
o. Catat titik pada manometer saat bunyi jelas pertama terdengar.
p. Lanjutkan mengempiskan manset, catat titik pada manometer dimana
bunyi tersebut hilang.
q. Kempiskan manset dengan sempurna. Buka manset dari lengan klien.
r. Beritahukan hasil pemeriksaan tekanan darah.
s. Cuci tangan
Interpretasi tekanan darah
Kategori TD (mmHg) Sistol Diastol
A. Definisi
B. Tipe diabetes
C. Etiologi
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 1 ditandai oleh penghancuran sel-sel beta pangkreas. Kombinasi
faktor genetik, imunologi dan mungkun pula lingkungan
Dibetes tipe II
D. Faktor Resiko
2. Kegemukan ( Obesitas )
E. Manifestasi klinis
Stop merokok
Pakai alas kaki untuk menghindari luka karena akan beresiko menimbulkan
luka ulkus
Berpuasa
A. Pengertian
Pemeriksaan Gula Darah adalah pemeriksaan Laboratorium dengan bahan
pemeriksaan berupa darah yang bertujuan untuk mengetahui kadar gula
dalam darah
https://hellosehat.com/hidup-sehat/tips-sehat/baca-hasil-cek-gula-darah/
diakses tgl 19 oktober 2018
1 2 3 4
5 6 7
Keterangan:
1. Glukometer
2. Glukometer yang sudah dipasang strip gula darah
3. Lancet/jarum
4. Stik lancet/ alat untuk memasang jarum/lancet
5. Strip gula darah
6. Alkhohol swab
7. Tisu kering
E. Cara pemeriksaan
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat Glukometer yang akan dipakai: memasang strip gula darah
dan lancet/jarum.
3. Bersihkan ujung jari pasien dengan kapas alkohol 70% dan biarkan
kering.
4. Pegang bagian ujung jari yang akan ditusuk dan menekan sedikit, lalu
tusuk dengan lancet steril sedalam kurang lebih 3mm.
5. Hapus tetes darah pertama dengan kapas kering/tisu dan tetes berikutnya
diteteskan pada strip Gula Darah yang sudah dipasang pada Glukometer.
6. Tekan daerah tusukan dengan kapas alkohol, agar darah berhenti mengalir
7. Baca hasil pemeriksaan yang tertera pada layar a1at Glukometer setelah
10 detik.
8. Rapikan alat dan cuci tangan.
9. Catat hasil pemeriksaan pada KMS
F. Gambar cara pemeriksaan gula darah
(Senam Hipertensi)
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal
tekanan darah dalam pembuluh darah arteri (nadi) secar terus-menerus lebih
dari suatu periode.hipertensi menambah beban kerja jantung dan arteri yang
bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan pembuluh darah.
Udjianti, 2010.
Pemanasan:
1. Tekuk kepala ke samping, lalu tahan dengan tangan pada sisi yang sama
dengan arah kepala. Tahan dengan hitungan 8-10, lalu bergantian dengan
sisi lain.
2. Tautkan jari-jari kedua tangan dan angkat lurus ke atas kepala dengan posisi
kedua kaki dibuka selebar bahu. Tahan dengan 8-10 hitungan. Rasakan
tarikan bahu dan punggung.
Inti:
1. Berjalan di tempat
2. Berbaris
3. .Melangkah satu atau dua langkah
4. Melompat satu kaki atau dua kaki ke samping, ke depan, dan ke belakang
5. Mengangkat lutut
6. Tendangan, ke belakang, ke depan, dan ke samping
7. Gerakan cha cha cha
8. Gerakan menggeser kaki, menyeret kaki, dan lain sebagainya
Pendinginan:
1. Kedua kaki dibuka selebar bahu, lingkarkan satu tangan ke leher dan tahan
dengan tangan lainnya. Hitungan 8-10 kali dan lakukan pada sisi lainnya.
2. Posisi tetap, tautkan kedua tangan lalu gerakkan ke samping dengan gerakan
setengah putaran. Tahan 8-10 kali hitungan lalu arahkan tangan ke sisi
lainnya dan tahan dengan hitungan sama.
E. Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi
Untuk mencapai tekanan darah normal, selain melakukan senam secara
rutin dengan takaran cukup, beberapa hal di bawah ini juga perlu mendapat
perhatian:
F. Referensi
Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to
Athletic Performance. 2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing
Company.
www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20&Ite
mid=3 - 23k - (online 11 Juni 2007).
http://www.indomedia.com/intisari/1999/september/hipertensi.htm (online 31
Juli 2007)
http://sembilannam.wordpress.com/2011/04/13/senam-untuk-hipertensi/
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN
A. PESERTA
Kriteria Peserta : Kader kesehatan RW 1 Desa Nglondong dan
calon kader
Jumlah Peserta : 6 orang (1 kader ijin karena ada kepentingan yang
tidak bisa ditinggalkan)
B. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Rabu / 24 Oktober 2018 pukul 09.00 – 12.00 WIB
C. OUTPUT PELATIHAN
Pelatihan kader ini menghasilkan output sebagai berikut :
D. METODE
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain:
F. PEMATERI
Mahasiswa Profesi Ners Komunitas (kelompok 1)
G. SUSUNAN KEGIATAN
H. EVALUASI KEGIATAN
6 09.45 - 10.00 Materi Ceramah 5 Kader, Akrom Fasich
HIPERTENSI
2 Pemuda
2 Pemuda
1. Evaluasi Struktur
a. Man
Proses kegiatan dimulai dari pembentukan panitia sebelum
melaksanakan kegiatan. Panitia kegiatan sebagai berikut:
1. Ketua : Kurniawan Prasetya
2. Sekretaris : Dini Subekti
3. Bendahara : Dwi Hendra Pratiwi
4. Sie Acara
Moderator : Asri Dwi Pristiwati
Pembawa Acara : Elisabeth Dhitri Swastika
5. Sie Perlengkapan : Akrom Fasich Wibowo
6. Sie Dokumentasi : Heru Setianto
7. Sie Konsumsi : Iwit Widiastuti & Dewi Respati Arum Sari
b. Money
Dana yang dianggarkan untuk kegiatan ini bersumber dari kas
kelompok 1
c. Machine
Tempat berlangsung kegiatan yaitu di balai Desa Nglondong 24
Oktober 2018. Peralatan yang digunakan adalah LCD,
Spigmomanometer, stetoskop, alat cek gula darah, kolesterol, asam urat
dan KMS balita dan KMS lansia.
2. Evaluasi Proses
a. Man
Selama proses kegiatan berlangsung panitia bekerja sesuai dengan
jobdes yang diberikan. Pada saat kegiatan berlangsung, bidan desa dan
petugas UKM dari puskesmas turut hadir, hanya saja masalah waktu
sehingga kegiatan tidak tepat waktu, dan acara selesainya tidak sesuai
dengan rundown acara yang telah disusun.Peserta tampak antusias
mengikuti setiap sesi dan semangat dalam melakukan simulasi sehingga
perlu penambahan waktu dalam materi tersebut.
b. Money
Dana yang terpakai untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok
berjumlah Rp. 1.000.000,-
Perincian anggaran dana:
3 Akomodasi
Machine
I. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat. Atas segala kekurangan dan
berbagai hal yang dirasa belum lengkap kami mohon mohon maaf yang sebesar
besarnya.
LAMPIRAN :
DAFTAR HADIR
DOKUMENTASI PELATIHAN KADER
BAB IV
FOCUS GROUP DISCUSSION LANSIA DENGAN
HIPERTENSI
Tempat & waktu Balai desa Nglondong Kec. Parakan & 30 menit
Pembagian tugas
Peran Petugas
Moderator
lansia 6 notulen
lansia 5 lansia 1
lansia 4 lansia 2
lansia 3
TEKS PERCAKAPAN
Dan pada 24 Oktober 2018 mahasiswa praktek melakukan FGD pada desa
tersebut.
Asri Selamat pagi, mbah kakung dan mbah putri? Bagaimana kabar hari
ini?
Lansia alhamdulillah sehat mbak..
Asri perkenalkan saya Asri Dwi Pristiwati dan rekan saya Heru Setianto,
kami mahasiswa praktek dari Universitas Ngudi Waluyo, di sini
kami akan melakukan diskusi dengan mbah kakung dan mbah putri
tujuannya untuk mengkaji tentang pengetahuan mbah kakung dan
mbah putri tentang penyakit hipertensi. Sebelumnya kami
mengucapkan terima kasih kepada mbah kakung dan mbah putri
karena sudah menyempatkan hadir pada diskusi hari ini, untuk
waktunya kira-kira 30 menit. Apakah mbah kakung dan mbah putri
bersedia?
Lansia Ya mbak…
Lansia 1
Lansia 2
Lansia 2
Lansia 4 .
Lansia 5
Asri iya mbah betul, tetapi lebih tepatnya bukan tidak boleh, hanya saja
dikurangi mengkonsumsi makanan asin. Selanjutnya bagaimana
menurut mbah….....................?
Lansia 6
Asri iya betul mbah hipertensi itu bisa dibilang tensi tinggi. Mbah kakung
dan mbah putri di sini sudah betul dalam mengutarakan pengertian
penyakit hipertensi. Tapi dari pendapat mbah kakung dan mbah
putri akan kami simpulkan tentang pengertian hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik diatas
normal sesuai umur. Bisa dipahami ya mbah..
Lansia Ya mbak..
Lansia 6
Lansia 5
Lansia 4
Lansia 3
Lansia 2
Lansia 1
Asri Semuanya betul, tetapi saya akan menjelaskan yang lebih tepatnya
penyebab hipertensi itu karena Faktor Usia, faktor keturunan /
genetik (riwayat keluarga), Kebiasaan hidup : Konsumsi garam
yang tinggi
(melebihi dari 30 gr), Kegemukan atau makan berlebihan, Stress,
Merokok, Kurang olahraga atau aktivitas. Bisa diterima kesimpulan
ini ya mbah?
Lansia 1
Lansia 2
Lansia 3
Lansia 4
Lansia 5
Lansia 6
Asri iya semua jawabannya benar semua, saya akan simpulkan mengenai
tanda dan gejala dari hipertensi itu seperti Sakit kepala / pusing,
wajah kemerahan dan cepat lelah, nyeri dada, jantung berdebar-
debar, kadang sesak napas, telinga berdenging, rasa berat di tengkuk,
susah tidur, mata kadang berkunang-kunang / pandangan kabur,
kadang mimisan / perdarahan hidung, mudah tersinggung dan
marah. Begitu nggih mbah kakung dan mbah putri.
Lansia Ya mbak..
Lansia 4
Lansia 3
Lansia 2
Lansia 1
Lansia 5
Lansia 6
Asri iya semua jawabannya benar semua, saya akan simpulkan mengenai
pencegahan hipertensi adalah : menurunkan berat badan (untuk
yang obesitas), menghindari stress (faktor psikologis), diet yang
sesuai: hindari makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak (misal
gajih, jeroan, kulit ayam), olah raga secara teratur, lakukan
relaksasi, menghindari minuman kopi yang berlebihan, berhenti
merokok. Bisa dipahami ya mbah kakung dan mbah putri. Kita akan
lanjutkan diskusi kita yang kelima tentang perawatan hipertensi.
Bisa dimulai
njih mbah..
Lansia 1
Lansia 2
Lansia 3
Lansia 4
Lansia 5
Lansia 6
Asri iya semua jawabannya benar semua, saya akan simpulkan mengenai
perawatan hipertensi yaitu sebaiknya cek kesehatan satu tahun
sekali, bila diketahui ada tekanan darah tinggi sebaiknya harus
kontrol rutin satu bulan sekali, tidak perlu menunggu bila ada
keluhan, minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter, benar-
benar mematuhi diet dengan sebaik mungkin, pasien dengan
tekanan darah lebih dari 200
/120 mmHg harus diberikan terapi dengan segera dan jika terdapat
gejala kerusakan organ harus dirawat di rumah sakit. Untuk diskusi
kita yang terahkir mbah, apa komplikasi dari hipertensi? Bisa
dimulai njih mbah…..
Lansia 6
Lansia 5
Lansia 4
Lansia 3
Lansia 2
Lansia 1
Asri iya semua jawabannya benar semua, saya akan simpulkan mengenai
komplikasi hipertensi yaitu Otak: pecahnya pembuluh darah otak
yang dapat menyebabkan kematian/stroke, Jantung: gagal jantung,
Ginjal: gagal ginjal kronik.
Asri Baiklah mbah, apakah sudah jelas semua ? dan apakah ada yang perlu
ditanyakan ?
Asri Berhubung tidak ada yang ditanyakan, teman saya Heru Setianto akan
membacakan hasil diskusi kita pada siang ini
Heru Terimakasih atas waktu yang telah diberikan, pada kesempatan ini
saya akan membacakan hasil diskusi tentang hipertensi.
Asri baik, demikian diskusi kita pada hari ini, terima kasih atas
partisipasinya dari mbah kakung dan mbah putri. Dan apabila
selama memandu jalannya diskusi pada siang hari ini banyak
kesalahan, kami mohon maaf yang sebesar- besarnya. Sekian dan
sampai jumpa dalam FGD yang akan datang dengan tema yang
berbeda, terimakasih.
B. LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN FOCUS
GROUP DISCUSSION (FGD) RW 1 DESA NGLONDONG
1. PESERTA
Kriteria Peserta : lansia yang menderita hipertensi RW 1
Desa Nglondong
Jumlah Peserta: 5 orang (1 lansia ijin karena ada
kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan)
2. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Rabu / 24 Oktober 2018 pukul 13.00 – 13.30 WIB
Tempat : Balai desa Nglondong
3. OUTPUT PELATIHAN
Kegiatan FGD ini menghasilkan output sebagai berikut :
4. METODE
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain:
Diskusi, yaitu metode yang menuntut peserta untuk berpikir dan memecahkan
persoalan
5. MATERI
Mengenali masalah kesehatan di masyarakat, di antaranya : pengetahuan
penyakit hipertensi yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan, perawatan, dan komplikasi dari hipertensi
6. Fasilitator
Asri dwi pristiwati
7. SUSUNAN KEGIATAN
1. Pembukaan oleh fasilitator
2. Diskusi: Fasilitator menanyakan pengetahuan terkait pengetahuan
penyakit hipertensi yang meliputi pengertian, penyebab, tanda dan
gejala, pencegahan, perawatan, dan komplikasi dari hipertensi kepada
seluruh anggota kelompok diskusi.
3. Setiap anggota kelompok diskusi mengungkapkan pengetahuan
mereka terkait penyakit hipertensi
4. Saran dan usulan
5. Notulis membacakan kesimpulan
6. Penutup
8. EVALUASI KEGIATAN
3. Evaluasi Struktur
d. Man
Proses kegiatan dimulai dari pembentukan petugas sebelum
melaksanakan kegiatan. Petugas kegiatan sebagai berikut:
Peran Petugas
e. Money
Dana yang dianggarkan untuk kegiatan ini bersumber dari kas
kelompok 1
f. Machine
Tempat berlangsung kegiatan yaitu di balai Desa Nglondong 24
Oktober 2018. Peralatan yang digunakan adalah Buku notulen, daftar
hadir.
4. Evaluasi Proses
c. Man
Selama proses kegiatan berlangsung petugas bekerja sesuai dengan
jobdes yang diberikan. Peserta tampak antusias mengikuti dan
menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dan bisa memahami materi
yang didiskusikan.
d. Money
Dana yang terpakai untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok
berjumlah Rp. 1.000.000,-
Perincian anggaran dana:
2 Akomodasi
e. Machine
Tempat kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu balai desa
Nglondong. Tempat cukup kondusif sehingga kegiatan dapat terlaksana
dengan baik.
9. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat. Atas segala kekurangan dan
berbagai hal yang dirasa belum lengkap kami mohon mohon maaf yang sebesar
besar.
LAMPIRAN :
DAFTAR HADIR
DOKUMENTASI
PELATIHAN SENAM HIPERTENSI
A. Latar Belakang.
Penyakit darah tinggi yang lebih dikenal sebagai hipertensi merupakan
penyakit yang mendapat perhatian dari semua kalangan masyarakat,
mengingat dampak yang ditimbulkannya baik jangka pendek maupun jangka
panjang sehingga membutuhkan penanggulangan jangka panjang yang
menyeluruh dan terpadu. Hipertensi, saat ini terdapat adanya kecenderungan
bahwa masyarakat perkotaan lebih banyak menderita hipertensi dibandingkan
masyarakat pedesaan. Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya
hidup masyarakat kota yang berhubungan dengan resiko penyakit hipertensi
seperti stress, obesitas (kegemukan), kurangnya olahraga, merokok, alkohol,
dan makan makanan yang tinggi kadar lemaknya.
Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami
kenaikan tekanan darah, tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80
tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun,
kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
B. Tujuan
1. Tujuan Intuksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit, masyarakat yang
menderita Hipertensi dapat menjelaskan kembali tentang penyakit
hipertensi dan senam Hipertensi atau Darah tinggi dengan benar.
2. Tujuan Intruksional Khusus
a. Menjelaskan pengertian penyakit hipertensi dengan benar.
b. Menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
c. Menjelaskan Manfaat hipertensi
d. Mampu mempraktikkan cara Senam Hipertensi/Darah tinggi
e. Menjelaskan hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi
C. Kisi Kisi Materi
a. Pengertian penyakit hipertensi
b. Pengertian senam Hipertensi/ Darah Tinggi
c. Manfaat Senam Hipertensi
d. Cara senam Hipertensi.
e. Hal hal yang perlu di perhatikan penderita Hipertensi
D. Metode
Ceramah, Diskusi, Praktik
E. Media
Laptop, Power Point. LCD, Video Senam.
F. Kegiatan Penyuluhan
Penyuluhan
b. Perkenalan b.Mendengarakan
d.Kontrak waktu
e.Tes awal
b.Menjelaskan pengertian
senam hipertensi
c.Menjelaskan Manfaat
senam hipertensi
d.Mempraktikkan cara
senam hipertensi.
perhatikan
Pertanyaan
dan mencatat
G. Kepanitiaan/ Pengorganisasian
Moderator dan Penyaji : Kelompok 1
H. Setting Tempat Penyuluhan
Keterangan: : Penyaji
: Peserta
J. Evaluasi Hasil
1. Mampu menjelaskan pengertian penyakit Hipertensi dengan benar.
2. Mampu menjelaskan pengertian senam Hipertensi/Darah Tinggi
3. Mampu menjelaskan manfaat senam Hipertensi/Darah tinggi
4. Mampu mempraktikkan cara senam Hipertensi/Darah tinggi
5. Mampu menjelaskan hal hal yang perlu diperhatikan penderita Hipertensi
K. Referensi
Bompa TO. (1994). Theory and Methodology of Training The Key to Athletic
Performance. 2nd Edition, Iowa: Kendall/Hunt Publishing
Company.
Dede Kusmana. (2002). Olahraga bagi Kesehatan Jantung. Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Dede Kusmana. (2006). Olahraga Untuk Orang Sehat dan Penderita
Penyakit Jantung. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
John MF Adam. (2006). Obesitas dan Sindroma Metabolik. Makassar:
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Made Astawan. Cegah Hipertensi dengan Pola Makan.
www.depkes.go.id/index.php?option=articles&task=viewarticle&artid=20&It
emid=3 - 23k - (online 20 Oktober 2018)
Niniek Soetini. Meningkatkan Stamina Penderita Hipertensi.
http://www.surya.co.id/web/index2.php?option=com_content&do_pdf=
1&id=5393. (online 20 Oktober 2018)
Lampiran Materi
PENYAKIT HIPERTENSI/DARAH TINGGI
(Senam Hipertensi)
A. Pengertian Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan
abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri (nadi) secar terus-
menerus lebih dari suatu periode.hipertensi menambah beban kerja jantung
dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan jantung dan
pembuluh darah. Udjianti, 2010.
Hipertensi juga didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140
mmHg dan atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg.
Menurut WHO, batasan tekanan darah yang masih dianggap normal
adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥ 160/95 mmHg dinyatakan
sebagai hipertensi. Tekanan darah diantara normotensi dan hipertensi disebut
sebagai borderline hypertension (Garis Batas Hipertensi). Batasan WHO
tidak membedakan usia dan jenis kelamin.
B. Pengertian Senam Hipertensi
Salah satu cara pemeliharaan kesegaran jasmani dengan melakukan
senam , karena dapat merangsang aktifitas kerja jantung untuk melakukan
perubahan yang menguntungkan dalam tubuh seseorang yang
melaksanakannya. Hal ini merupakan usaha preventif/pencegahan tujuannya
untuk meningkatkan jumlah interaksi oksigen yang diproses di dalam tubuh
dalam waktu tertentu.
C. Manfaat senam hipertensi
Manfaat senam Hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan daya tahan jantung dan paru-paru serta membakar
lemak yang berlebihan di tubuh karena aktifitas gerak untuk menguatkan
dan membentuk otot dan beberapa bagian tubuh lainnya, seperti:
pinggang, paha, pinggul, perut dan lain-lain
2. Meningkatkan kelentukan, keseimbangan koordinasi, kelincahan, daya
tahan dan sanggup melakukan kegiatan-kegiatan atau olah raga lainnya.
3. Bila seseorang mempunyai motivasi untuk berlatih rutin dapat
merupakan suatu program penurunan berat badan.
D. Cara Senam Hipertensi
Kondisi penderita hipertensi secara medis berbeda dengan orang
sehat. Untuk itu, perlu Senam yang juga dilakukan secara khusus. Latihannya
harus bertahap dan tidak boleh memaksakan diri. Gerakan dengan intensitas
ringan dapat dilakukan perlahan sesuai kemampuan.Menurut Niniek Soetini
SSt Ft, Fisioterapis Siloam Hospitals Surabaya, contoh latihan yang bisa
diterapkan setiap hari adalah sebagai berikut:
1. Jalan di tempat selama 8x
2. Tepuk tangan 4x8
3. Tepuk jari 4x8
4. Tepuk jalin tangan 4x8
5. Silang ibu jari 4x8
6. Adu sisi kelingking 2x8
7. Adu sisi telunjuk 2x8
8. Ketok pergelangan 2x8
9. Ketok nadi 2x8
10. Tekan jari jari 2x8
11. Buka dan mengepal 2x8
12. Menepuk punggung tangan 4x8
13. Menepuk lengan dan bahu 4x8
14. Menepuk pinggang 2x8
15. Menepuk paha 4x8
16. Menepuk samping betis 2x8
17. Jongkok berdiri 2x8
18. Menepuk perut 2x8
19. Kaki jinjit 2x8
APA ITU SENAM ANTI STROKE ? 3. Tepuk jari 4x8
Senam anti stroke adalah salah satu
senam yang bermanfaat untuk membantu
mengurangi resiko terjadinya stroke pada
seseorang yang menderita penyakit diabetes
dan hipertensi.
MANFAATNYA APAA????
1. Memperlancar proses degenerasi
karena perubahan usia
2. mempermudah untuk
menyesuaikan kesehatan jasmani
dalam kehidupan (Adaptasi)
3. fungsi melindungi, yaitu
memperbaiki tenaga cadangan
dalam fungsinya terhadap
bertambahnya tuntutan, misalnya
sakit.
192
4. Tepuk jalin tangan 4x8
5. Silang ibu jari 4x8
6. Adu sisi kelingking 2x8
7. Adu sisi telunjuk 2x8
8. Ketok pergelangan 2x8
9. Ketok nadi 2x8
10. Tekan jari jari 2x8
11. Buka dan mengepal 2x8
12. Menepuk punggung tangan 4x8
13. Menepuk lengan dan bahu 4x8
14. Menepuk pinggang 2x8
15. Menepuk paha 4x8
16. Menepuk samping betis 2x8
17. Jongkok berdiri 2x8
18. Menepuk perut 2x8
19. Kaki jinjit 2x8
193
SENAM STROKE
UNGARAN
2018
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN
A. PESERTA
Kriteria Peserta : Kader kesehatan RW 1 Desa Nglondong dan
calon kader
Jumlah Peserta : 6 orang (1 kader ijin karena ada kepentingan yang
tidak bisa ditinggalkan)
B. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Rabu / 24 Oktober 2018 pukul 11.30 – 12.00 WIB
Tempat : Balai desa Nglondong
C. OUTPUT PELATIHAN
Pelatihan senam hipertensi ini menghasilkan output sebagai berikut :
Kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran warga RW 1 Desa nglondong
terhadap pentingnya menjaga kadar tekanan darah dan menstabilkan tekanan
darah dalam batas normal secara mandiri.
D. METODE
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain:
Demonstrasi : senam hipertensi
E. MATERI
Senam Hipertensi
F. PEMATERI
Dewi Respati Arumsari
G. EVALUASI KEGIATAN
5. Evaluasi Struktur
195
Machine
Tempat berlangsung kegiatan yaitu di balai Desa Nglondong 24 Oktober
2018. Peralatan yang digunakan adalah LCD, Speaker, laptop.
6. Evaluasi Proses
f. Man
Selama proses kegiatan berlangsung pemateri telah bekerja sesuai
dengan jobdes yang diberikan. Pada saat kegiatan berlangsung, Peserta
tampak antusias mengikuti setiap gerakan dan semangat dalam
melakukan simulasi sehingga perlu penambahan waktu dalam materi
tersebut.
g. Money
Dalam kegiatan ini tidak menggunakan dana yang bersumber dari kas
kelompok.
Machine
H. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat. Atas segala kekurangan dan
berbagai hal yang dirasa belum lengkap kami mohon mohon maaf yang sebesar
besarnya.
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEGIATAN
A. PESERTA
Kriteria Peserta : Kader kesehatan RW 1 Desa
Nglondong Jumlah Peserta : 4 orang
B. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN
Hari/Tanggal : Rabu / 24 Oktober 2018 pukul 09.00 – 12.00 WIB
Tempat : Balai desa Nglondong
C. OUTPUT PELATIHAN
Temu kader ini menghasilkan output sebagai berikut :
D. METODE
Metode temu kader yang digunakan dalam pertemuan ini antara lain:
E. MATERI
Mengenali masalah atau kendala dalam pelaksanan posyandu, di antaranya :
Cara mengidentifikasi masalah kesehatan
Cara pemantauan kesehatan
Tehnik pengisian KMS
Pengukuran tekanan darah
Pengukuran gula darah dengan glukometer
Sarana dan prasarana yang mendukung pelaksanaan posyandu
F. FASILITATOR
Mahasiswa Profesi Ners Komunitas (kelompok 1)
G. EVALUASI KEGIATAN
7. Evaluasi Struktur
g. Man
Proses kegiatan dimulai dari pembentukan petugas sebelum
melaksanakan kegiatan. Petugas kegiatan sebagai berikut:
8. Moderator : Asri Dwi pristiwati
9. Notulen : Dwi Hendra Pratiwi
10. Simulator : Kurniawan prasetyo dan Dewi respati
arum sari
11. Fasilitator : Akrom Fasich Wibowo
12. Dokumentasi : Heru Setianto
h. Money
Dana yang dianggarkan untuk kegiatan ini bersumber dari kas
kelompok 1
i. Machine
Tempat berlangsung kegiatan yaitu di balai Desa Nglondong 17
Oktober 2018. Peralatan yang digunakan adalah Laptop,
Spigmomanometer, stetoskop, alat cek gula darah, kolesterol, asam
urat.
8. Evaluasi Proses
h. Man
Selama proses kegiatan berlangsung panitia bekerja sesuai dengan
jobdes yang diberikan. Pada saat kegiatan berlangsung, Peserta tampak
antusias dalam sharing pengalaman selama menjadi kader dan
semangat dalam
melakukan simulasi sehingga perlu penambahan waktu dalam materi
tersebut.
i. Money
Dana yang terpakai untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok
j. Machine
Tempat kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu balai desa
Nglondong. Tempat cukup kondusif sehingga kegiatan dapat terlaksana
dengan baik.
H. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat. Atas segala kekurangan dan
berbagai hal yang dirasa belum lengkap kami mohon mohon maaf yang sebesar
besarnya.
DOKUMENTASI
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PENYAKIT HIPERTENSI
A. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, diharapkan
kelompok warga dewasa RW 1 Desa Nglondong dapat mengerti dan
memahami penyakit hipertensi serta menerapkan pola hidup sehat dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit, kelompok
warga dewasa RW 1 Desa Nglondong dapat:
1) Menjelaskan pengertian tekanan darah tinggi (Hipertensi).
2) Menyebutkan penyebab hipertensi.
3) Mengetahui tanda dan gejala hipertensi.
4) Menyebutkan cara pencegahan hipertensi.
5) Mengetahui pengobatan hipertensi
6) Menyebutkan akibat lanjut jika hipertensi tidak diobati
7) Mengetahui cara perawatan dan pengobatan tradisional hipertensi
B. Sasaran
Kelompok warga dewasa RW 1 Desa Nglondong
C. Target
Kelompok warga dewasa RW 1 Desa Nglondong dapat memahami,
mengetahui dan menjelaskan tentang hipertensi dan mengaplikasikannya
seoptimal mungkin sesuai keinginan dan kemampuannya.
D. Materi Penyuluhan
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Cara pencegahan hipertensi
5. Pengobatan hipertensi
6. Akibat lanjut jika hipertensi tidak diobati / komplikasi
7. Cara perawatan dan pengobatan tradisional hipertensi
E. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
H. Pengorganisasian
Pemateri : Mahasiswa UNW kelompok 1
I. Setting Tempat
Keterangan : B
A : Pemateri
B : Kelompok warga dewasa A
J. Proses Pembelajaran
Tahap
No Waktu Kegiatan Pendidikan Sasaran Media
Kegiatan
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala Bertanya mengenai
hipertensi hal-hal yang belum
4. Cara pencegahan jelas dan dimengerti
hipertensi
5. Pengobatan hipertensi
6. Akibat lanjut jika
hipertensi tidak
diobati
7. Cara perawatan dan
pengobatan
tradisional hipertensi
Tanya jawab
Memberikan kesempatan
pada peserta untuk
bertanya
Menjawab salam
K. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Menyiapkan SAP
b. Menyiapkan materi dan media
c. Kontrak waktu dengan sasaran
d. Menyiapkan tempat
e. Menyiapkan pertanyaan
2. Evaluasi proses
a. Peserta memperhatikan dan mendengarkan selama pendidikan
kesehatan berlangsung
b. Peserta aktif bertanya bila ada hal yang belum dimengerti
c. Peserta memberi jawaban atas pertanyaan dari pemberi materi
d. Peserta tidak meninggalkan tempat saat pendidikan kesehatan
berlangsung
e. Tanya jawab berjalan dengan baik
3. Evaluasi hasil
a. Peserta mampu menjelaskan pengertian penyakit hipertensi dengan
benar
b. Peserta mampu menyebutkan 3 penyebab hipertensi dengan benar
c. Peserta mampu menyebutkan 6 dari 9 tanda dan gejala hipertensi
dengan benar
d. Peserta mampu menjelaskan pencegahan hipertensi dengan benar
e. Peserta mampu menjelaskan pengobatan hipertensi dengan benar
f. Peserta mampu menjelaskan dampak jika hipertensi tidak diobati
dengan benar
g. Peserta mampu menyebutkan cara perawatan dan pengobatan
tradisional hipertensi dengan benar
Lampiran
MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik lebih
tinggi daripada 135 atau 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih tinggi
daripada 90 mmHg (Guyton dan Hall, 2009)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
(Corwin, 2010)
Dari definisi – definisi di atas dapat disimpulkan bahwa : Hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik di atas normal
sesuai umur dan merupakan salah satu faktor resiko terjadinya kompilkasi
penyakit kardiovaskuler.
3. Penyebab
a. Faktor Usia
Pada usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena adanya
arterosclerosis, menurunnya elastisitas pembuluh darah dan elastisitas
dinding aorta, katub jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan
jantung memompa darah menurun (1%) setiap tahun sesudah berumur 20
tahun yang menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya,
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.
- Merokok
Faktor ini bisa kita kendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan
tekanan darah menjadi tinggi. Kebiasaan merokok dapat
meningkatkan resiko diabetes, serangan jantung dan stroke. Karena
itu, kebiasaan merokok yang terus dilanjutkan ketika memiliki
tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang sangat berbahaya
yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan jantung
dan darah.
- Minum alkohol
Faktor ini bisa kita kendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan
juga menyebabkan tekanan darah tinggi.
5. Pencegahan
- Menurunkan berat badan (untuk yang obesitas)
- Menghindari stress (faktor psikologis)
- Diet yang sesuai: hindari makanan yang tinggi garam dan tinggi lemak
(misal gajih, jeroan, kulit ayam).
- Olah raga secara teratur, lakukan relaksasi.
- Menghindari minuman yang beralkohol, kopi dan teh yang berlebihan.
- Berhenti merokok.
6. Perawatan hipertensi
a. Sebaiknya cek kesehatan satu tahun sekali.
b. Bila diketahui ada tekanan darah tinggi sebaiknya harus kontrol rutin satu
bulan sekali, tidak perlu menunggu bila ada keluhan.
c. Minum obat secara teratur sesuai anjuran dokter.
d. Benar-benar mematuhi diet dengan sebaik mungkin.
e. Pasien dengan tekanan darah lebih dari 200 /120 mmHg harus diberikan
terapi dengan segera dan jika terdapat gejala kerusakan organ harus
dirawat di rumah sakit.
7. Pengobatan tradisional
a. Dengan rebusan seledri
Bahan : ambillah daun seledri (100mg) atau 5 tangkai daun seledri. Lalu
dicuci hingga bersih. Kemudian ambil air (200 cc) setara dengan 1 gelas,
kemudian rebus daun seledri dengan menggunakan air 1 gelas sampai
mendidih sampai air rebusannya menjadi (½) gelas saja dan air rebusan
disaring dan didiamkan sampai air rebusannya menjadi hangat.
Kemudian baru diminum. Air rebusan seledri ini dapat diminum 2-3 kali
sehari
b. Jus Semangka
Bahan : 350 gram ( 2 potong tanpa kulit) semangka, air secukupnya
Alat : blander
Cara : masukkan 350 gram semangka ke dalam blender dan tambahkan
air, kemudian blender dan diminum 2 kali pagi dan sore hari
c. Jus Tomat
Bahan : 150 gram tomat (tomat merah yang besar), air 50 ml, 5 gram gula
pasir
Alat : blander
Cara : masukkan semua bahan ke dalam blander, kemudian blander dan
diminum 2 kali sehari pagi dan sore hari
d. Bawang putih
Bahan : 2-3 siung bawang putih, kemudian dikupas, air secukupnya.
Tumbuk bawang putih hingga halus, tambahkan air panas secukupnya
kemudian aduk. Saring dan minum secara teratur setiap hari.
e. Jus mentimun
Bahan : ambillah mentimun 300 gram kira-kira 2 buah timun dengan
ukuran sedang, kemudian dicuci hingga bersih. Kemudian diparut, diperas
dan disaring sehingga didapatkan air dari mentimun tersebut, Air ini dapat
diminum 2-3 kali sehari.
f. Dengan rebusan daun sirih
Bahan : ambillah daun sirih (6 g) atau 5 lembar daun sirih. Lalu dicuci
hingga bersih. Kemudian ambil air (400 cc) setara dengan 2 gelas,
kemudian rebus daun sirih sampai mendidih sampai air rebusannya
menjadi (1) gelas saja dan air rebusan disaring dan didiamkan sampai air
rebusannya menjadi hangat. Kemudian baru diminum. Air rebusan sirih
ini dapat diminum 2 kali sehari
g. Dengan rebusan daun alpukat
Bahan : ambillah daun alpukat (6 g) atau 5 lembar daun alpukat. Lalu
dicuci hingga bersih. Kemudian ambil air (400 cc) setara dengan 2 gelas,
kemudian rebus daun alpukat sampai mendidih sampai air rebusannya
menjadi (1) gelas saja dan air rebusan disaring dan didiamkan sampai air
rebusannya menjadi hangat. Kemudian baru diminum. Air rebusan
alpukat ini dapat diminum 2 kali sehari
DAFTAR PUSTAKA
Smeljer, s.c Bare, B.G, 2012. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah, *Brunner &
Suddarth, Ed 8, Penerbit: EGC, Jakarta
A. PESERTA
Kriteria Peserta : Kelompok warga dewasa RW 1 Desa Nglondong
C. OUTPUT PELATIHAN
Penyuluhan kesehatan ini menghasilkan output sebagai berikut :
D. METODE
Metode pelatihan yang digunakan dalam pelatihan ini antara lain:
E. MATERI
Mengenali masalah kesehatan di masyarakat, di antaranya :
Mengenali tanda dan gejala penyakit
Perawatan terhadap penyakit yang dideritanya
Pemanfaatan obat – obat tradisional yang ada di lingkungannya
untuk mengurangi gejala yang muncul
F. PEMATERI
Mahasiswa Profesi Ners Komunitas (kelompok 1)
G. SUSUNAN KEGIATAN
Tahap
No Waktu Kegiatan Pendidikan Sasaran Media
Kegiatan
Menjawab salam
H. EVALUASI KEGIATAN
9. Evaluasi Struktur
j. Man
Proses kegiatan dimulai dari pembagian tugas untuk melaksanakan
kegiatan. Petugas kegiatan sebagai berikut:
13. Penyuluh
14. Moderator
15. Fasilitator dan dokumentator
k. Money
Dana yang dianggarkan untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok
1 dengan pengeluaran fotocopy leaflet.
l. Machine
Tempat berlangsung kegiatan yaitu di Rumah warga dewasa RW 1
Desa Nglondong. Peralatan yang digunakan adalah Lembar balik dan
leaflet.
10. Evaluasi Proses
k. Man
Selama proses kegiatan berlangsung petugas bekerja sesuai dengan
jobdes yang diberikan. Pada saat kegiatan berlangsung. Peserta tampak
antusias mengikuti setiap sesi dan semangat dalam melakukan simulasi
sehingga perlu penambahan waktu dalam materi tersebut.
l. Money
Dana yang terpakai untuk kegiatan ini bersumber dari kas kelompok.
m. Machine
Tempat kegiatan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu Rumah warga
dewasa RW 1 desa Nglondong. Tempat cukup kondusif sehingga
kegiatan dapat terlaksana dengan baik.
HASIL
I. PENUTUP
Demikian laporan kegiatan ini kami buat. Atas segala kekurangan dan
berbagai hal yang dirasa belum lengkap kami mohon mohon maaf yang sebesar
besarnya.
DOKUMENTASI
HIPERTENSI Apakah Hipertensi ?
(Tekanan Hipertensi adalah tekanan
Darah darah yang lebih besar
dibandingkan dengan
Tinggi) tekanan darah pada keadaan Apapenyebabdari Hipertensi ?
normal
Tekanan darah normal yaitu
Stress
:
Sistolik (100 – 140 mmHg) adalah Merokok
tekanan jantung saat memompa darah Kelelahan
keseluruh tubuh. Minum alcohol
Diastolik (60 – 90 mmHg) adalah Kegemukan (obesitas)
tekanan jantung saat tidak memompa Diet yang tidak seimbang
darah keseluruh tubuh. Konsumsi garam yang tinggi (>30 gr).
Hipertensi yang biasa terjadi
pada lansia yaitu hipertensi
sistolik terisolasi dimana
tekanan sistolik mencapai
140 mmHg atau lebih, tetapi
Untuk Kalangan Sendiri tekanan diastolik kurang
dari 90 mmHg.
Disusun Oleh
PROGRAM
PENDIDIKAN PROFESI
NERS
PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS NGUDI
WALUYO UNGARA
219
Apa saja tanda dan gejala Hipertensi Apa bahaya Hipertensi ?
?
Hipertensi pada lansia
Nadi cepat dapat mengakibatkan Sering memakan buah – buahan
Sukar tidur timbulnya asma dan dan sayur – sayuran,
Sesak nafas kencing manis serta Hindari minuman yang
Sakit kepala pecahnya pembuluh darah mengandung kafein (teh, kopi dan
Lemah dan lelah di otak sehingga terjadi coklat),
Rasa pegal di bahu kelumpuhan, kesulitan Hindari makanan yang
Jantung berdebar – debar berbicara sampai kema mengandung garam, berlemak dan
Pandangan menjadi kabur tinggi kalori.
Mata berku
Bagaimana Pencegahan
Hipertensi ?
Pencegahan Hipertensi
pada lansia dapat
dilakukan dengan :
Bersantai,
Hindari obesitas
Hindari merokok
Berolahraga secara teratur
Bagaimana Diit yang
Tepat untuk
Penderita Hipertensi
?
220
Makanan yang harus penyedap lain yang pada
Prinsip diet pada dihindari atau dibatasi umumnya mengandung garam
penderita hipertensi adalah: natrium.
adalah sebagai berikut : Alkohol dan makanan yang
Makanan yang berkadar lemak mengandung alkohol seperti
Makanan beraneka ragam dan gizi jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, durian, tape.
seimbang. minyak kelapa, gajih).
Makanan yang diolah dengan
Jenis dan komposisi makanan menggunakan garam natrium
disesuaikan dengan kondisi (biscuit, craker, keripik dan
penderita. makanan kering yang asin).
Makanan dan minuman dalam
Jumlah garam dibatasi sesuai kaleng (sarden, sosis, korned,
dengan kesehatan penderita dan sayuran serta buahbuahan dalam
jenis makanan dalam daftar diet kaleng, soft drink).
konsumsi garam dapur tidak lebih Makanan yang diawetkan
dari ¼ – ½ sendok teh/hari. (dendeng, asinan sayur/buah, abon,
ikan asin, pindang, udang kering,
telur asin, selai kacang).
Susu full cream, mentega,
margarine, keju mayonnaise, serta
sumber protein hewani yang tinggi
kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit
ayam).
Bumbu-bumbu seperti kecap,
maggi, terasi, saus tomat, saus
sambal, tauco serta bumbu
221
HIPERTENSI
(Tekanan Darah Tinggi)
223
Merokok
Kelelahan
Minum alcohol
Kegemukan (obesitas)
Diet yang tidak seimbang
Konsumsi garam yang tinggi (>30
gr).
224
Z
226
Apa saja tanda dan gejala
Hipertensi ?
Nadi cepat
Sukar tidur
Sesak nafas
Sakit kepala
Lemah dan lelah
Rasa pegal di bahu
Jantung berdebar – debar
Pandangan menjadi kabur
Mata berkunang – kunang
227
Apa bahaya Hipertensi ?
230
Hipertensi pada lansia
dapat mengakibatkan
timbulnya asma dan
kencing manis serta
pecahnya pembuluh
darah di otak sehingga
terjadi kelumpuhan,
kesulitan berbicara
sampai kematian
231
232
Bagaimana Pencegahan
Hipertensi ?
Pencegahan Hipertensi pada lansia dapat dilakukan dengan :
Bersantai,
Hindari obesitas
Hindari merokok
Berolahraga secara teratur
Sering memakan buah – buahan dan sayur – sayuran,
Hindari minuman yang mengandung kafein (teh, kopi
dan coklat),
Hindari makanan yang mengandung garam, berlemak
dan tinggi
233
234
Bagaimana Diit yang
Tepat untuk Penderita
Hipertensi ?
Prinsip diet pada penderita hipertensi adalah sebagai
berikut :
235
Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang.
236
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak
kelapa, gajih).
Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
craker, keripik dan makanan kering yang asin).
Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta
buahbuahan dalam kaleng, soft drink).
Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin,
pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium.
Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape
238
239
Apakah Hipertensi ?
Hipertensi adalah tekanan darah yang lebih besar dibandingkan dengan tekanan darah pada
keadaan normal
Tekanan
darah normal Diastolik lansia yaitu
yaitu : (60 – 90 hipertensi
Sistolik mmHg) sistolik
(100 – 140 adalah terisolasi
mmHg) tekanan dimana
adalah jantung tekanan
tekanan saat tidak sistolik
jantung memompa mencapai 140
saat darah mmHg atau
memompa keseluruh lebih, tetapi
darah tubuh. tekanan
keseluruh Hipertensi diastolik
tubuh. yang biasa kurang dari 90
terjadi pada mmHG
240
BAB VII
PENYULUHAN BAHAYA MEROKOK
A. LATAR BELAKANG
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10
mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau
kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong.
Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker
paru-paru atau serangan jantung (walapun pada kenyataanya itu hanya
tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat
menyebabkan kecanduan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker,
241
penyakit jantung, penyakit pernapasan, penyakit pencernaan, dan efek
buruk bagi kelahiran.
B. TUJUAN INTRUKSIONAL
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, selama 1 x 15 menit
diharapkan sasaran mampu memahami tentang pentingnya bahaya
merokok bagi kesehatan.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 15 menit
diharapkan sasaran dapat:
a. Memahami tentang pengertian merokok
b. Memahami tentang bahaya merokok
c. Memahami tentang bagaimana menghindari kebiasaan merokok
d. Makanan yang dapat mengurangi nikotin dalam tubuh.
C. SASARAN
Sasaran : Warga Usia Dewasa, RW 1 Desa Nglondong.
D. STRATEGI PELAKSANAAN
1. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi/tanya jawab
2. Media dan Alat
a. Leaflet
b. Lembar balik
3. Garis besar materi
a. Pengertian rokok
b. Bahaya merokok
c. Dampak Merokok
d. Tips berhenti merokok
e. Makanan yang dapat mengurangi nikotin dalam tubuh
E. PROSES PELAKSANAAN
Tahap Waktu Kegiatan Media
No
1 Pembukaan 2 menit Menyampaikan salam
Menjelaskan tujuan
2 Pelaksanaan 10 menit Penyampaian materi : Lembar
Menjelaskan pengertian Balik
rokok
Menjelaskan bahaya
merokok
Menjelaskan dampak
Merokok
Menjelaskan tips berhenti
merokok
Makanan yang dapat
mengurangi nikotin dalam
tubuh.
3. Penutup 3 menit Menyimpulkan hasil materi
Mengucapkan salam
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi proses
a. Sasaran hadir sesuai dengan waktu yang ditentukan.
b. Sasaran antusias terhadap materi yang dipaparkan
c. Sasaran tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
d. Sasaran mengajukan dan menjawab pertanyaan secara benar.
2. Evaluasi hasil
a. Sasaran sudah mengerti tentang bahaya rokok bagi kesehatan dan
tips berhenti merokok.
b. Sasaran mampu menjelaskan kembali tentang bahaya merokok
bagi kesehatan dan tips berhenti merokok.
c. Sasaran mampu menjelaskan kembali makanan yang dapat
mengurangi nikotin dalam tubuh.
Lampiran Materi
1. Pengertian
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat,
oleh karena itu diperlukan berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi
kesehatan.
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu
atau bentuk lainnya yang mengandung NIKOTIN dan TAR dengan atau
tanpa bahan tambahan.
Sedangkan merokok adalah membakar tembakau yang kemudian
dihisap asapnya, baik yang telah dibentuk rokok maupun menggunakan
pipa. Jenis perokok ada 2, yaitu :
1. Perokok Aktif
Adalah orang yang mengonsumsi rokok secara rutin berapapun
jumlahnya, atau menghirup asap rokok secara sengaja.
2. Perokok Pasif
Adalah orang yang bukan perokok tapi dengan terpaksa menghirup
asap rokok orang lain yang berada disekitarnya.
2. Bahaya Merokok
Rokok mengandung 4000 bahan kimia, 200 diantaranya beracun
dan 43 penyebab kanker. Racun utama pada rokok adalah nikotin , tar dan
karbon monoksida (CO).
1. Nikotin
Adalah zat adiktif (menimbulkan kekambuhan) yang mempengaruhi
syaraf dan peredaran darah. Zat ini mampu memicu kanker paru dan
penyakit jantung yang mematikan.
2. Tar
Adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan menempel
pada paru-paru sehingga merusak dan mengganggu fungsi paru.
3. Karbon Monoksida
Adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam darah, membuat darah
tidak mampu mengikat oksigen. Oksigen sangat dibutuhkan oleh
tubuh manusia.
3. Dampak Merokok
1. Kerontokan rambut
2. Gangguan pada mata seperti katarak
3. Kehilangan pendengaran lebih awal dibanding bukan perokok
4. Sakit paru-paru kronis
5. Merusak gigi dan bau mulut yang tidak sedap
6. Serangan jantung dan stroke
7. Kerapuhan tulang sehingga mudah patah
8. Kanker kulit, kanker payudara, kanker rahim, kanker lidah, kanker
mulut kelenjar ludah, kanker kerongkongan, kanker anus, kanker
ginjal
9. Kemandulan dan impotensi
10. Keguguran pada ibu hamil.
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2010, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth, Edisi 8 Vol 2. Jakarta: EGC.
Mansjoer, A., 2014, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid Satu, Jakarta :
Media Aeskulapius.
Susalit, E., Kapojos, E.J., Lubis, H.R., Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam “Hipertensi Primer”, FK UI, Jakarta.
PENGERTIAN BAHAYA ROKOK DAMPAK MEROKOK
1. Nikotin
249
HIDUP SEHAT TANPA
TIPS BERHENTI MEROKOK MAKANAN YANG DAPAT
MENURUNKAN NIKOTIN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang penyakit diabetes
mellitus, klien mampu memahami tentang diabetes mellitus.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan tentang diabetes mellitus selama
1 x 30 menit diharapkan klien dapat :
a. Menyebutkan pengertian penyakit diabetes mellitus
b. Menyebutkan penyebab penyakit diabetes mellitus
c. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit diabetes mellitus
d. Menyebutkan cara perawatan pasien diabetes mellitus
e. Menyebutkan komplikasi penyakit diabetes mellitus
f. Menyebutkan pencegahan komplikasi penyakit diabetes mellitus
g. Menyebutkan bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
bagi penyandang diabetes mellitus
B. Materi
1. Pengertian penyakit diabetes mellitus
2. Penyebab penyakit diabetes mellitus
3. Tanda dan gejala penyakit diabetes mellitus
4. Cara perawatan pasien diabetes mellitus
5. Komplikasi penyakit diabetes mellitus
6. Pencegahan komplikasi penyakit diabetes mellitus
251
7. Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi penyandang
diabetes mellitus
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
D. Media
1. Leaflet
E. Proses Kegiatan
No Tahap Waktu Kegiatan
Penyuluhan
1 Pembukaan 5 a. Salam
menit b. Perkenalan
c. Menjelaskan tujuan
dari pertemuan
d. Kontrak waktu
e. Apersepsi
2 Isi Materi 20 a. Menjelaskan
menit pengertian diabetes
mellitus
b. Menjelaskan
penyebab diabetes
mellitus
c. Menjelaskan tanda
dan gejala diabetes
mellitus
d. Menjelaskan
perawatan pasien
diabetes mellitus
e. Menjelaskan
komplikasi diabetes
mellitus
f. Menjelaskan
pencegahan
komplikasi diabetes
mellitus
g. Menjelaskan bahan
makanan yang
dianjurkan dan
tidak dianjurkan
bagi penyandang
diabetes mellitus
h. Memberikan
kesempatan kepada
klien untuk
menanyakan hal-hal
yang belum
dimengerti
i. Menjelaskan
kembali tentang hal
yang ditanyakan
klien
3 Penutup 5 a. Memberikan
menit pernyataan lisan
kepada klien
b. Menyimpulkan
kegiatan yang telah
disampaikan
c. Memberikan salam
penutup
F. Evaluasi
Evaluasi dilakukan secara lisan dengan menanyakan kembali apa yang sudah
dijelaskan dilakukan pada akhir kegiatan. Evaluasi pada kegiatan ini adalah :
1. Klien mampu menjelaskan pengertian penyakit diabetes mellitus
2. Klien mampu menjelaskan penyebab penyakit diabetes mellitus
3. Klien mampu menjelaskan tanda dan gejala penyakit diabetes mellitus
4. Klien mampu menjelaskan cara perawatan pasien diabetes mellitus
5. Klien mampu menjelaskan komplikasi penyakit diabetes mellitus
6. Klien mampu menjelaskan pencegahan komplikasi penyakit diabetes
mellitus
7. Klien mampu menjelaskan bahan makanan yang dianjurkan dan tidak
dianjurkan bagi penyandang diabetes mellitus
G. Referensi
1. Depkes RI. (2005). Pharmaceutical care untuk penyakit diabetes
mellitus. Jakarta : Depkes RI.
2. Kariadi.(2009). Diabetes ? siapa takut !!.Bandung : Qanita
3. Smeltzer. (2000). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
Suddarth. Volume 3. Jakarta : EGC
Lampiran Materi :
DIABETES MELITUS
1. Pengertian
Diabetes Melitus adalah penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kadar
gula darah secara kontinu dan bervariasi akibat berkurangnya hormon insulin,
baik kekurangan relatif maupun absolut.
2. Penyebab
a. Faktor keturunan/genetik
b. Faktor hormonal
c. Faktor lingkungan
d. Faktor imunilogik
e. Faktor usia
3. Tanda dan Gejala
a. Banyak kencing
b. Banyak minum
c. Banyak makan
d. Penurunan BB
e. Kesemutan
f. Merasa lemah
g. Penglihatan kabur
h. Gairah seks turun
i. Luka sulit sembuh
4. Faktor resiko tinggi terkena penyakit DM
a. Umur > 45
b. Kegemukan
c. Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg)
d. Riwayat keluarga DM
e. Riwayat kehamilan dengan BBL bayi > 4000 gram
f. Riwayat DM pada kehamilan
5. Seseorang dikatakan menderita DM
Bila KGD (Kadar Gula Darah) puasa > 125 mg/dl (Normal < 110 mg/dl) atau
KGD 2 jam setelah makan > 200 mg/dl disertai gejala klasik.
6. Cara perawatan diabetes mellitus
a. Minum obat secara teratur
b. Diet yang tepat
c. Olah raga teratur
d. Kontrol gula darah teratur
7. Komplikasi diabetes mellitus
a. Penyakit jantung koroner
b. Neuropathy (penyakit syaraf)
c. Retinopathy (kebutaan)
d. Nefropathy (penyakit ginjal)
e. Hipertensi
f. Impotensi
g. Luka sukar sembuh
8. Bahan makanan bagi penyandang diabetes mellitus
Bahan Dianjurka Tidak
Makanan n Dianjurka
n
Sumber Dianjurka Cake,
karbohidr n terapi biscuit,
at dikurangi crakers
(Singkong
, nasi,
lontong,
ketan,
jagung,
roti,
ubi,talas,
kentang,
sagu, mie,
bihun,
tepung-
tepungan)
Sumber Daging Daging
protein sapi, dan ikan
hewani ayam, yang
ikan, telur, diawetka
susu dan n seperti
hasil ikan asin,
olahannya dendeng,
sarden,
corned
beef
Sumber Tempe, Semua
protein tahu jenis
nabati kacang-
kacangan
dan
hasilnya
yang
merupaka
n sumber
protein
bernilai
biologik
rendah
Sayuran Rendah Tinggi
kalium kalium
seperti seperti
caisim, tomat,
kangkung, kol,
sawi, bayam,
terong, bit, daun
wortel bawang,
tauge,
kacang
hijau,
kacang
buncis,
kembang
kol,
waluh,
rebung
Buah- Rendah Tinggi
buahan kalium kalium
seperti seperti
Jmbu, anggur,
kedondon arbei,
g, manga, belimbing
markisa, , duku,
melon, jambu
semangka, biji, jeruk,
salak papaya.
Pisang
Minuman Berbagai
minuman
bersoda
dan
beralkoho
l
Bumbu Semua Semua
jenis jenis gula
bumbu dan madu
kecuali
gula
Lauk Gula
Nasi Hewani Nabati Sayuran Buah Minyak Garam
Pasir
GolonganUmur Berat
100 50 100 10
Badan 40 100 3
gram/ gram/ gram/ 5 gram/ gram/
(Tahun) (Kg) gram/ 1 gram/ 1 gram/
¾ 2 1 ptg ½ sdm 1
potong gls ¼ sdt
gelas potong pepaya sdm
Laki-Laki
16-19 56 8x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
20-45 62 9½x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
46-59 62 8x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
≥60 62 6 ½x 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 1x
Perempuan
16-19 50 5x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
20-45 54 6½ 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 2x
46-59 54 6x 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 2x
≥60 54 4½ 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 1x
Keterangan:
1. Anjuran makan ini berlaku untuk orang sehat dengan aktivitas sedang
2. Bahan makanan yang tertera dapat ditukar dengan bahan makanan
lain dari golongan yang sama, sesuai dengan satuan penukar
3. 100 gram nasi, berasal dari 50 gram beras
4. Lauk, sayuran, dan buah diukur dalam keadaan mentah
261
CARA PERAWATAN
PASIEN DM
262
• Penyakit jantung koroner
• Neuropathy (penyakit syaraf)
• Retinopathy (kebutaan)
• Nefropathy (penyakit ginjal)
• Hipertensi
• Impotensi
• Luka sukar sembuh
264
BAHAN MAKANAN UNTUK
PENDERITA
Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan
16-19 56 8x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
20-45 62 9½x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
46-59 62 8x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
≥60 62 6 ½x 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 1x
Perempuan
16-19 50 5x 3x 3x 1½ 3x 5x 4x 2x
20-45 54 6½ 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 2x
46-59 54 6x 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 2x
266
≥60 54 4½ 3x 3x 1½ 3x 4x 4x 1x
268
270
Diabetes Melitus
adalah penyakit
yang ditandai
dengan
meningkatnya kadar
gula darah secara
kontinu dan
bervariasi akibat
berkurangnya
hormon insulin, baik
kekurangan relatif
271
maupun absolut
PENYEBAB DIABETES MELITUS
Faktor keturunan/genetik
Faktor hormonal
Faktor lingkungan
Faktor imunilogik
Faktor usia
• Banyak kencing
• Banyak minum
•
Banyak makan
•
• Penurunan BB
• Kesemutan
• Merasa lemah
• Penglihatan kabur
•
Gairah seks turun
Luka sulit
sembUH
FAKTOR RESIKO TINGGI TERKENA DM
• Umur > 45
• Kegemukan
• Tekanan darah tinggi (>140/90 mmHg)
• Riwayat keluarga DM
• Riwayat kehamilan dengan BBL bayi
> 4000 gram
• Riwayat DM pada kehamilan
275
Suatu keadaan dimana pankreas tidak cukup
menghasilkan insulin, atau sel-sel tubuh tidak
dapat menggunakan insulin seperti seharusnya,
Sering haus
sehingga kadar gula dalam darah meningkat atau
bertambah Rasa lapar terus menerus
Riwayat keluarga DM
Kegemukan
Kurang gerak (berolah raga)
Hipertensi
Riwayat kehamilan dengan kelahiran berat
badan bayi lahir > 4000 gr
279
KUNJUNGAN PADA KELUARGA DENGAN PTM DAN KAMPANYE
PROLANIS
KUNJUNGAN PADA KELUARGA DENGAN PTM DAN KAMPANYE
PROLANIS
KUNJUNGAN PADA KELUARGA DENGAN PTM DAN KAMPANYE
PROLANIS