Anda di halaman 1dari 83

1

PARADIGMA EKONOMI ISLAM

Muhammad Nafik H.R


• Ketua Umum Majelis Pengurus Pusat (MPP) Majelis Sarjana
Ekonomi Islam (MASEI)
• Dosen Departemen Ekonomi Syariah Universitas Airlangga

KULIAH UMUM

PASCASARJANA UNAIR
11 DESEMBER 2017
1. MUQADIMAH
Fungsi Al Qur’an

Kitab (al Qur’an) ini tidak ada keraguan


padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertaqwa. (QS 2, Al Baqarah:2)
Fungsi Agama
Dalam Kehidupan Manusia

Mengatur
Kebahagiaan
Kehidupan
Hakiki
Manusia
(QS.13:28)
(QS.2:213)

Kebenaran
Sejati
(QS.10:35)
5
Ekonomi Islam: Gerakan Dakwah Islam melalui Gerakan
Ekonomi Islam

Seruan Untuk
1
Perbaikan Kondisi & Tegaknya Islam Secara Benar

Seruan kepada
Seruan Untuk 2
EKONOMI Membebaskan Umat Islam
Dari Pengaruh Nilai-nilai yang bertentangan Islam
ISLAM (Untuk Pembangunan Secara Menyeluruh
Sesuai dengan Seruan Kepada Jihad Suci)
berarti:

Seruan Untuk 3
Menghidupkan Islam Dalam Bidang Ekonomi Untuk
Menyelamatkan Akhlak & Membangkitkan Keluhuran
FA LA H
Kesejahteraan Lahir Batin

RAHMATAN LIL ALAMIN

Hifzhud Hifzhul Hifzhun Hifzhul


Hifzhun Nafs:
Din: ‘aql: Nasl: Maal:
Perlindungan
perlindungan Perlindungan Perlindungan Perlindungan
Jiwa
Agama Akal Keturunan Harta

MASLAHAH DENGAN TERCAPAINYA MAQASHID SYARIAH


AQIDAH AKHLAQ SYARIAH. Segala sesuatu boleh dilakukan
sampai ada dalil yang mengharamkannya
Ekonomi berkarakter Illahiyah Al Qur’an dan Hadits sebagai untuk mewujudkan kemaslahatan dan
dan Rabbaniyah ruh Ekonomi Islam meniadakan kemudharatan

Dasar Ekonomi Islam:


Al Qur’an, Hadits, Ijma, Qiyas dan sumber hukum lainnya

Rancang Bangun Ekonomi Islam


Apa Hakekat Penciptaan Manusia?
Allah

Rahmat Makluq
Manusia lainnya/alam
semesta
Tujuan Fungsi

Beribadah
Khalifah

Muamallah

Kesejahteraan
Dunia Akhirat
PERAN NILAI
DALAM Pola
MEMBENTUK Nilai :
pikir :
KARAKTER Islam,
Islami,
DAN SISTEM Kapitalis
kapitalis,
EKONOMI , sosialis
sosialis
dll
Karakter/ …
sistem
Ekonomi :
Sistem i: Islam, Perilaku
Islami, kapitalis, i: Islami,
kapitalis, sosialis… kapitalis,
sosialis sosialis
… …
Budaya:
Islami,
kapitalis,
sosialis

Mengapa
disebut Nilai Pola
(dinamakan) Ekonomi pikir
ekonomi : Islami, Ekonomi
Islam? kapitalis : Islami,
me, kapitalis,
sosialis sosialis
me… Karakter/ …
sistem
Sistem Ekonomi :
Perilaku
Islam,
Ekonomi Ekonomi
kapitalis,
: Islami, : Islami,
sosialis…
kapitalis, kapitalis,
sosialis sosialis
Budaya
… …
Ekonomi
: Islami,
kapitalis,
sosialis

2. Perbandingan Ekonomi Islam
dan Konvensional
Ketidakjujuran Pengajaran Sejarah Pemikiran Ekonomi

Fase IV Abad XX: berdiri


FaseII: 1111-1441 lembaga2 ekonomi Islam: bank
Islam dll: dasawarsa 1940-an
EKONOMI ISLAM Tokoh :AL Ghazali (1111 M),
Ibnu Taimiyah (1328) Ibnu di Melayu, Indonesia 1992:
Khaldum: 1404) BMI dst
610 M Fase I: 738-1058 Fase III: 1762
Muhammad Tokoh: Abu Yusuf (798 Tokoh :Jamaluddin AL
diangkat M): AL Kharaj, Abu Afghani (1762)
Rasul Ubaid (838 M): AL
Amwaal) dll

Masa Kapitalisme,
Sosialisme,
EKONOMI KONVENSIONAL liberalisasi pasar

Praklasik Masa Kekosongan klasik


• Plato (427-347 SM Pemikir Ekonomi • Tomas Mun (1571-1641) dll
•Aristoles (384-322 SM) Konvensional • Adam Smith (1723-1790: The
Theory of Moral Sentimen
1759, berlawanan dengan The
The Wealth of Nations
PERBANDINGAN SISTEM EKONOMI
Karakteristik Ekonomi Islam Kapitalis Sosialis Komunis
Norma Al Qur’an, Hadits dan Hukum Islam Dialetika Logika berdasarkan empirik Marxis
Lainnya
Sistem Pasar Sarana ta’awun sehingga baik yang Pertemuan pembeli dan penjual, Negara mengendalikan penuh
memiliki daya beli maupun tidak sehingga hanya yang memiliki daya mekanisme pasar
memiliki daya membeli tetap terpenuhi beli yang terpenuhi kebutuhannya
kebutuhannya
Sistem Produksi Produksi harus menjamin kebutuhan Produksi ditentukan kekuatan Negara memegang penuh
masyarakat terpenuhi khususnya permintaan dan penawaran dengan dalam sistem produksi
kebutuhan pokok. tujuan keuntungan maksimum bagi
pemilik kapital
Peran Negara Internvensi terhadap pasar untuk Intervensi negara akan merusak Komando penuh pemerintah
membuat pasar menjadi normal demi mekanisme pasar, oleh karena itu
menjamin kebutuhan masyarakat negara haram untuk intervensi
terpenuhi. Apabila mekanisme pasar
berjalan normal maka haram intervensi
Kepemilikan Semua milik Allah dan manusia hanya Kepemilihan mutlak dan bebas Semua dimiliki oleh negara
diamanahi demi kesejahteraan memanfaakan harta yang dimiliki dan dan masyarakat tidak
manusia di dunia akhirat . Setiap harta negara menjamin kemutlakan dan diberikan hak kepemilikan dan
yang dimiliki ada hak bagi pihak yang kebebasan kepemilikan tersebut kemanfaatan atas harta.
tidak beruntung dalam berekonomi
Implikasi Praktis Sejarah membuktikan ekonomi Islam Sejarah dan sampai sekarang belum Sejarah membuktikan sistem
telah mampu menciptakan terbukti mampu menciptakan ekonomi ini ditinggalkan oleh
kesejahteran dan mempersempit kesejahteraan yang merata bahkan para penganutnya karena
kesenjangan ekonomi antara si kaya semakin maju, semakin tumbuh dan gagal menciptakan
dengan si miskin. semakin berkembang justru kesejahteraan dan mengalami
menciptakan kesenjangan semakin kegagalan sistem ekonomi
lebar antara si kaya dengan si miskin. serta tidak tumbuh dan tidak
berkembang.
Contoh Perbandingan dalam Teori

a. Konsumsi, pembelanjaan dan b. Konsumsi, pembelanjaan dan


kepuasan Ekonomi Islam kepuasan Ekonomi konvesional
Komoditas Halal
Komoditas Y

Garis Subhad

Ql3 C
Qy1 C

E B Garis
Ql2 Pendapatan E B Garis
Qy2 Pendapatan
Ql1 F A Garis
Qy1 F A Garis
Pembelanjaan
Pembelanjaan

Qr3 Qr2 Qr1 Komoditas


Haran Qx3 Qx2 Qx1 Komoditas X
Contoh Perbandingan dalam Teori
a. Konsumsi, pembelanjaan dan b. Konsumsi, pembelanjaan dan
kepuasan Ekonomi Islam kepuasan Ekonomi konvesional
 UA ≠ UB ≠ UC melainkan UA < UB < UC  UA = UB = UC
 Konsumsi pada garis pembelanjaan lebih puas  Konsumsi pada garis pendapatan
daripada konsumsi pada garis pendapatan. lebih puas daripada konsumsi pada
 Kebutuhan manusia terbatas dan keinginan garis pembelanjaan bahkan pada
manusia tidak terbatas sedangkan sumber tingkat ini adalah tingkat puas, karena
daya alam cukup untuk memenuhi kebutuhan kepuasan akan tercapai apablia
tetapi tidak cukup untuk memenuhi keinginan pendapatan yang dimiliki telah habis
 Islam mengajarkan efisiensi dalam dibelanjakan.
berkonsumsi dan semakin puas apabila  Pada pembelajaan tidak diajarkan
semakin efisinen karena pemboros adalah etika konsumsi yang halan dan haram.
saudaranya syaitan.  Tidak membedakan antara kebutuhan
 Islam juga mengajarkan apabila memiliki dan keinginan. Kebutuhan manusia
pedapatan diajarlan sepertiga untuk tidak terbatas dan sumber daya alam
konsumsi, spsertiga untuk perjuangan di jalan terbatas.
Allah (ibadah) dan sepertiga untuk masa  Konsumsi semata-mata untuk
depan (investasi) kepuasan di dunia saja
 Konsumsi sebagai ibadah untuk mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat (Qs Al
Qashash:77
3. Metodologi pengembangan Ekonomi Islam
Pendekatan I:
Kajian Ajaran Islam
khsususnya tentang
ekonomi

AL Qur’an Hadits Sumber Hukum


lainnya

Nilai-nilai normatif,
Pemikiran, Konsep

Kajian Empirik

Teoritik, Model
Implementatif
dan ilmu Ekis
Tidak Bisa Modifikasi
Implementasi maka dilarang
Tidak
Bisa dimodifikasi & Tidak Ya
Kesuaian Implementasi/
dikembangankan adopsi
teoritik dan model Ekis

AL Qur’an Hadits Sumber Hukum


lainnya

Ajaran Islam
khsususnya
tentang ekonomi

Teoritik&
empirik
Pendekatan II:
KAJIAN
EKONOMI
SEKULER
4. Model Sosial Ekonomi Islam
G: Otoritas pemerintah
N: Sumber Daya Insani
g: pembangunan
j: keadilan
S: syariah atau hukum
W: distribusi kekayaan
Keberlangsungan hidup jangka
panjang, otoritas pemerintah (G)
harus menjamin kesejahteraan
rakyat (N) dengan menyediakan
lingkungan yang tepat untuk
mengaktualisasikan pembangunan
(g) dan keadilan (j) melalui
implementasi syariah (S) dan
pembangunan serta distribusi
kekayaan (W) yang merata.
5. ZAKAT SEBAGAI INSTRUMEN
UTAMA PEREKONOMIAN ISLAM
Enam Pilar Kemandirian Ekonomi
Umat
ZISWAF sebagai Instrument Penggerak, Penumbuh dan Pengembang
Perekonomian Mikro: Pasar Ta’awaun dalam Perekonomian Islam

Harga (P)  Q0I - Q0K = ∆Q


S0 Sekuler ∆Q
 Apabila x100 =
Q 0K
S0 Islam Pertumbuhan Q (produksi),
apabila pertumbuhan produksi
dalam suatu kawasan ditotal
P0S maka disebut pertumbuhan
E0S
ekonomi kawasan tersebut.
P0I Z
E0I  Karena Q0I lebih besar dari Q0K
maka tenaga kerja, bahan baku
dan biaya overhead pabrik akan
lebih besar sehingga
D pereknonomian yang berzakat
C 0
akan lebih berkembang
dibandingkan dengan
0 qZIS perekonomian konvensional yang
Q0S Q0I
tidak mewajibkan zakat
 Inilah makna zakat: tumbuh,
Perbandingan Pasar Ta’awaun (Ekomomi Islam) dan
berkembang dan suci
Pasar Persaingan (Ekonomi Konvensional/Sekuler)
Zakat sebagai Indikator Kemakmuran
Pendapatan (Y) C0r = Y0Nr

Sejahtera : Wajib Zakat


YON = C0N Nisab (N)
Tidak Berhak Menerima
Zakat dan Belum Wajib C0r = YKOMZr
Zakat

YKOMZ = C0 Konsumsi Otonom


Muzakki (KOMZ)

Belum sejahtera : Berhak


Menerima Zakat

Periode/Tahun
0
NISAB ZAKAT SEBAGAI BATAS KESEJAHTERAAN DAN KEMISKINAN DALAM EKONOMI ISLAM

MASEI 23
Zakat Mempersempit Kesenjangan Ekonomi
Pendapatan (Y)
C0N
CONZ
YON = C0N Z
YONZ = CONZ C0
K0 K1
CZ
YKOMZ = C0
Kemampuan Konsumsi
YMSZ = YMS + Z = CZ Z Mustahiq (CMS)

YMS = CMS

0 Periode/Tahun
MEKANISME ZAKAT DALAM MEMPERSEMPIT KESENJANGAN EKONOMI

MASEI 24
Tangggungjawab LAZISWAF: Mentransformasi Mustahiq menjadi
Muzakki
Konsumsi (C)
Muzakki (MZ)
Transforasi mustahiq menjadi muzakki
MZ
CN C4 + Rekreasi, kendaraan, dll atau semua
kebutuhan dhururiyat (Primer) telah terpenuhi
dan mulai meningkat pada kebutuhan hajiyat
(skunder) dan tahsiniyat (tersier)

E
C5 = Co C3 +Pendidikan, kesehatan,
ibadah
ZIS4
C4 D C2 +Tempat tinggal, ibadah

ZIS3
C1 + Pakaian, ibadah
C3 C

ZIS2 Makan, minum, ibabah


C2 B

ZIS1
C1 A

ZIS0

P0 P1 P2 P3 P4 P5 PN Pendapatan
Fakir Miskin Tidak berhak Wajib zakat
zakat dan belum
wajib zakat

Mekanisme Transformasi Mustahiq menjadi Muzakki


Mekanisme Zakat dalam Mendorong Perkonomian Jangka
Pendek
Asumsi dalam perekonomian ada 2 keluarga yaitu Ahmad (mustahiq dan Badrun (muzakki).
Keluarga Ahmad hanya mampu memenuhi 0,5 kebutuhan pokoknya dan akan dipenuhi dari
penerimaan zakat yang ditunaikan oleh keluarga Badrun maka secara mekanisme pasar terjadi
sebagai berikut:
Permintaan Keluarga Permintaan Keluarga
badrun Ahmad dan Badrun=
Tingkat Pasar Permintaan pasar setelah
Harga (P) K. Ahmad menerima zakat
Permintaan Keluarga
Ahmad

SA SB S1 S2
E0=
EA EB E1 E2
P0

DA DB=D0 D1 D2
Kuantitas
0 (QA=0.5QB) (QB=Q0=2QA) (Q1=3QA) (Q2=4QA) Komoditi
(Q)
MEKANISME ZAKAT DALAM MENDORONG PEREKONOMIAN JANGKA PENDEK 26
Mekanisme Zakat dalam Mendorong Perkonomian Jangka Panjang
dengan cara Zakat diberdayakan untuk pemberdayaan dalam
Perekonomian

Tingkat
Harga (P)
S2

P1 E3
E1 S1 E2
P0
D3

D1 D2

Kuantitas
0 Q1 Q2 Q3 Komoditi
(Q)

MEKANISME ZAKAT DALAM MENDORONG PEREKONOMIAN JANGKA PANJANG 27


Zakat Sebagai Pengendali Perekonomian dan Inflasi
Tingkat
Harga (P)

S1
S0

E1 E2
PU
Ushur E0 D1
P0
D0
Kuantitas
0
Q1 Q0 Q2 Komoditi (Q)

MEKANISME ZAKAT DALAM MENGENDALIKAN PEREKONOMIAN dan INFLASI


ZISWAF sebagai Instrument Penggerak, Penumbuh dan Pengembang
Perekonomian Makro: SIRKULAR EKONOMI ISLAM

Investasi Investasi

Penerimaan/Pendapatan Pembayaran/Pengeluaran

Belanja
Pasar Input

Pendapatan
Faktor Produksi Input Produksi

Penerimaan
Pengeluaran

Pendapatan
Waqaf

Penerimaan Penerimaan
Lembaga Rumah
LAZIS Produsen
Wakaf Tangga (Perusahaan) Pemerintah
Pengeluaran Pengeluaran

Penerimaan
Pengeluaran

Pendapatan
Belanja
Pembelanjaan Komoditi

Pasar Output
Pengeluaran Pendapatan/Penerimaan

Investasi
Investasi
6. Benarkah Bunga Bank Haram
Riba/bunga RIBA:BUNGA
Perspektif
Sejarah
Sebelum HUKUM
Masehi AGAMA-AGAMA

4000 SM, Babylonia: Raja Ur BUDHA: Vedic, Sutra & Jatakas


Nammu (+ 2113 -2096 SM) dalam Budha
& Hammurabi (+ 1792 -
1750 SM) Sosial YAHUDI: Exodus pasal 22: 25,
ekonomi Deuteronomy pasal 23:19, Levicitus
Teks-teks India Kuno: Vedic
pasal 25 :36-37
(2000-1400 SM), Sutra (700-
100 SM), & Jatakas (600-400 NASRANI: Lukas 6:34-35, Dewan
SM) Nicea (325M), Luther dan Zwingi
Filosuf Praklasik:: ISLAM: Ar Ruum: 39, An
Plato (427-347 SM), Nisaa':160-161, Ali Imran: 130, Al
Aristoteles (384-322 SM) Baqarah: 275-276, Al Baqarah: 278-
280, Hadits, Fatwa.
Bunga menjadi instrumen
dominan dalam perekonomian
modern

MIKRO & MAKRO


EKONOMI
BAGI HASIL Bagi Hasil
perspektif
Masyarakat Mekkah&Madinah Sejarah
jauh sebelum Nabi
Muhammad SAW

PERTANIAN PETERNAKAN PERDAGANGAN

Nabi Muhammad MURABAHAH


MUKHABARAH
SAW sebelum
MUSYARAKAH
diangkat menjadi
MUZARA’AH rasul kerjasana
menggembalakan MUDHARABAH
kambing
Nabi Muhammad
SAW sebelum
Di Indonesia jaman diangkat menjadi
kerajaan s/d sekarang rasul kerjasama
dengan Siti
Keuangan& Belum terlembaga Khatijah
perbankan dalam perekonomian
Bagi hasil dan Bunga perpektif
ekonomi
Menganakti Menjadikan uang tidak
rikan sektor produktif, karena selalu
riil hanya mengalir ke
tempat yang bunganya
lebih tinggi
Inflatoir
dan
ketergantu Memisahkan
ngan sektor riil dengan
Bunga sektor moneter

Kontra keadilan, karena


satu fihak menanggung Kaya makin
risiko, fihak lain pasti dapat kaya miskin
untung dan menganggap
usaha dipastikan untung makin miskin
Karakteristik dasar bunga
• Tinggi pada saat kondisi ekonomi memburuk
• Rendah pada saat ekonomi baik
• Eksploitatori
• Predatori
• Intimidasi
• Dalam kondisi Ekonomi Baik maupun buruk selalu
terjadi ketidakadilan
Hubungan Bunga dan Sektor Riil
Paradigma bunga yaitu besar kecil tingkat bunga yang akan
diperoleh atau dibayarkan adalah berbasiskan modal atau dana yang
dikeluarkan dalam aktivitas perekonomian sehingga merupakan
biaya. Dengan demikian bunga adalah inflatoir. Pendapatan bunga
tidak mencerminkan perekonomian sektor riil melainkan
bertentangan antara pendapatan bunga dan sektor riil.

Bunga Sektor Riil


Hubungan bagi hasil dan Sektor Riil

Bagi Hasil adalah


Representasi atau
mencerminkan
kondisi ekonomi
sektor riil

Paradigma bagi hasil yaitu besar kecil tingkat bagi hasil yang akan
diperoleh atau dibayarkan adalah berbasiskan pendapatan sehingga
bukan merupakan biaya. Dengan demikian bagi hasil adalah bukan
inflatoir
a. Dampak Bunga dan Bagi Hasil Pada
Tabungan dan Pembiayaan kredit)
Ekonomi Konvensional: Bunga Ekonomi Islam:Bagi Hasil
Bunga (%) + Bagi Hasil
S: Penawaran dana Tabungan/
pinjaman (Tabungan) pembiayaan
E
r
D: Permintaan dana
pinjaman (kredit)
0 Tabungan/
Pembiayaan
0 Q Kuantitas dana
pinjaman - Bagi Hasil

Kurva: Hubungan Bunga Dengan Tabungan dan Kurva : Hubungan Positif Antara Bagi Hasil Dengan
Perimntaan Dana Tabungan dan Pembiayaan

Sumber: Olahan dari Statistik Perbankan


Syari’ah Bank IndonesiaI, periode September
Sumber: Olahan data dari BI Periode Januari 2001- 2001 –Desember 2006
Desember 2006
b. Dampak Bunga dan Bagi Hasil Pada
Harga
Ekonomi Konvensional: Bunga Ekonomi Islam:Bagi Hasil
based of funds sehingga based of income sehingga bukan
merupakan biaya input produksi merupakan biaya input produksi
yaitu harga dari modal (price of
capital)
(b)
(a) (b)
(a)
Harga (P) S1 Harga (P),
Harga (P) Harga (P),
S0 Biaya (C)
Biaya (C)
S0
MC1
MC0
E1 Pfc MC0
Pfcr D AC1
P0 fcr E0 Pr 0 G E0
AC0 P0 G
F P0 AC0
AC1
AC0 H H
AC0
D0 D0
D0 D0
0 Q1 Q0 Kuantitas 0 Q1 Q0 Kuantitas 0 Q0 Kuantitas Q0 Kuantitas
Barang/Jasa Barang/Jasa Barang/Jasa Barang/Jas
MR MR a
. .

Kurva Dampak Bunga pada Biaya Kurva Dampak Bagi Hasil pada Biaya
Produksi dan Harga Barang/Jasa Produksi dan Harga Barang/Jasa
c. Dampak Bunga dan Bagi Hasil Pada
Investasi
Ekonomi Konvensional: Bunga Ekonomi Islam:Bagi Hasil
based of funds sehingga based of income sehingga bukan
merupakan harga dari modal merupakan biaya dari modal
(price of capital)
Tingkat Bagi Hasil
Tingkat bunga, (r) (H) Fungsi investasi, I (H )

Fungsi investasi, I (r )

0
0 Kuantitas investasi, I Kuantitas investasi, I

Sumber: Olahan Laporan Tahunan Ekonomi Indonesia Bank IndonesiaI, periode Sumber: Olahan dari Statistik Perbankan Syari’ah Bank IndonesiaI, periode September
Januari 2001 –Desember 2006 2001 –Desember 2006

Kurva Hubungan Bunga dan Investasi Hubungan Bagi Hasil dan Investasi
d. Dampak Bunga dan Bagi Hasil Pada
Inflasi dan Peredaran Uang
Ekonomi Konvensional: Bunga Ekonomi Islam:Bagi Hasil
Tingkat Inflasi, Л Tingkat Inflasi, Л

0 Tingkat bunga, r + Bagi Hasil, H


- Bagi 0
Hasil, H
18 20
17 19
16 18
15 17
14 16
13 15
14

Tingkat Inflasi (%)


12
13
11
Inflasi (%)

12
10 11
9 10
8 9
7 8
6 7
5 6
4 5
3 4
2 3
1 2
0 1
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
-100 -80 -60 -40 -20 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180
SBI (%)
Perubahan Rugi Laba Bank Syari'ah (%)

Sumber: Olahan dari Laporan Tahunan Ekonomi


Sumber: Olahan Laporan Tahunan Ekonomi dan Perbankan Syari’ah Bank
Indonesia Periode Triwulanan 2003-2006 Indonesia Bulanan Periode Januari 2003-desember 2006

Kurva Hubungan Bunga SBI dengan inflasi di Kurva Hubungan Laba Rugi Bank Syari’ah dengan
Indonesia Tingkat Inflasi di Indonesia
Ekonomi Konvensional: Bunga Ekonomi Islam:Bagi Hasil

Interest Rates
Bagi hasil (H)
M
M =L

E E
r
H

L
0 Kuantitas Uang (Q)
0 Q Kuantitas Uang (Q) Q

Kurva Hubungan Tingkat Bunga Kurva Hubungan Bagi Hasil dan Uang
dan Uang beredar Beredar
e. Dampak Bunga dan Bagi Hasil Pada
Pertumbuhan Ekonomi
Ekonomi Konvensional: Bunga Ekonomi Islam:Bagi Hasil
Pertumbuhan
ekonomi (G) Pertumbuhan Ekonomi

Tingkat bunga (r) Pendapatan/bagi hasil


0

7.5
7

Pertumbuhan Ekonomi (%)


6.5
6
5.5
5
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
0 40,000 80,000 120,000 160,000 200,000 240,000 280,000 320,000 360,000 400,000 440,000 480,000 520,000 560,000

Rugi Laba Bank Syari'ah (Rp. Jutaan)

Kurva Hubungan Bunga Sertifikat Bank Indonesia Kurva Hubungan bagi hasil dengan pertumbuhan
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ekonomi di Indonesia
Sumber: Olahan Laporan Tahunan Ekonomi Indonesia, Bank Sumber: Diolah dari data Bank Indonesia Periode Maret 2001
Indonesia Periode 1998-2006 -Desember 2005 (Triwulanan)
f. Dampak Bunga dan Bagi Hasil Pada
Keseimbangan Pereknomian
Keterkaitan Berbagai Variabel Ekonomi Dalam Keseimbangan Ekonomi Konvensional
Pengangguran Pengangguran

Panel (f) Panel (e)


Uem1
Uem1
Uem0
Uem0
Uem2
Uem2

0 0
W1 W0 W2 Kesejahteraan (W) I1 I0 I2 Investasi (I)
Tingkat harga Pertumbuhan
Ekonomi
Panel (a) S1
S0 S2 G2
E1
P1 E2 ’ G0
P0 E0 Panel (d)
D2 G1
P2 E2
E1’ D0
D1
0 0 I1 I0 I2 Investasi (I)
Q1 Q0 Q2 Kuantitas barang/jasa

Suku Bunga
Suku Bunga M1 IS1 IS0
M0 M2 IS2
E1 E2’ r1 E1

r1 E0 r0 E2
E0
r0
r2 E1’ E2 r2 E2
E1’ ID2
L0 L2
ID0
L1 ID1
0 Q1 Q0 Q2 Kuantitas 0 I1 I0 I2 Kuantitas
Uang Investasi
Panel (b) Panel (c)
Keterkaitan Berbagai Variabel Ekonomi Dalam Keseimbangan Ekonomi Islam
Tingkat Tingkat
Pengangguran Pengangguran
(Uem) (Uem)
Uem.1 Uem.1
(e Investasi dan
Uem.o Uem.o
Tingkat
(f ) Tingkat Uem.2 Pengangguran
Uem.2
Pengangguran&
Kesejahteraan
0 w1 w0 w2 Kesejahteraan 0 I1 I0 I2 Investasi
Harga (P)
S1 S0 Pertumbuhan
Ekonomi (G)
E1
P1 E2’ S2
G2
(a) Pasar Barang P0 E0 G0 (d) Investasi dan
/jasa D2
E1’ G1 Pertumbuhan
P2 E2 ekonomi
D1 D0
0
0 Q1 Q0 Q2 Kuantitas Barang I1 I0 I2 Investasi
/jasa
Hasil (H) Hasil (H)
L=M
H2 H2
H0
H0 (c) Pasar
(b) Uang Dana Investasi
H1 H1
Beredar

0 0
Q1 Q0 Q2 Kuantitas Uang I1 I0 I2 Investasi
Hukum Riba dalam Islam

Secara kornologis pelarangan riba dalam Islam adalah


dalam 5 tahap
Tahap Pertama
Menolak anggapan bahwa pinjaman riba yang pada
zahir-nya seolah-olah menolong mereka yang
memerlukan sebagai suatu perbuatan mendekati
taqarrub kepada Allah SWT, Surat Ar Ruum ayat 39.
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak
menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai
keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah
orang-orang yang melipat gandakan (pahalanya).” (QS Ar
Rum: 39)
Tahap Kedua
Digambarkan sebagai suatu yang buruk. Allah
mengancam akan memberi balasan yang keras
kepada orang Yahudi yang memakan riba, surat An
Nisaa’ ayat 160-161.
“Maka disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi, Kami haramkan
atas mereka (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya)
dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka banyak menghalangi
(manusia) dari jalan Allah,(160).
dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya
mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan
harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk
orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.(161)
Tahap Ketiga
Riba diharamkan dengan dikaitkan kepada suatu
tambahan yang berlipat ganda. Para ahli tafsir
berpendapat bahwa pengambilan bunga dengan
tingkat cukup tinggi merupakan fenomena yang
banyak dipraktekan, Surat Ali Imran ayat 130. Ayat ini
harus dipahami bahwa kriteria berlipat ganda
bukanlah merupakan syarat dari terjadinya riba
karena ini merupakan siafat umum dari pembungaan
uang pada saat ini
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keberuntungan”.
Tahap keempat
Allah dengan jelas dan tegas mengharamkan
apapun jenis tambahan yang diambil dari pinjaman,
Al Baqarah ayat 275-276).
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.
Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan
mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah telah
menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. Orang yang mengulangi (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni
neraka; mereka kekal di dalamnya. (275)
“Allahmemusnahkan riba dan
menyuburkan sedekah. Dan Allah
tidak menyukai setiap orang yang
tetap dalam kekafiran, dan selalu
berbuat dosa”. (276)
Tahap Kelima (terakhir)
Allah mengancam dengan cara menyuruh para Rasul-
Nya untuk memerangi apabila tidak meninggalkan
riba walaupun hanya sisanya saja tetapi Allah juga
akan memngampuninya apabila mereka mau
bertobat, hal ini diterangkan dalam surat Al Baqarah
ayat 278-279 dan HR Muslim
“Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan
sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu
orang-orang yang beriman.(278)
“Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan
sisa riba), maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-
Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat
(dari pengambilan riba), maka bagimu pokok
hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak (pula)
dianiaya.”
Dan jika (orang berhutang itu) dalam kesukaran, maka
berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan
menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih
baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS Al
Baqarah:280)
Dosa Riba
Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya

satu dirham
yang diambil dari riba itu

dosanya
lebih besar di sisi Allah daripada
(dosa)

36 kali zina
yang dilakukan oleh seseorang
(HR. Ibnu Abi Dunya)
Dosa Riba
Rasulullah SAW bersabda:

Riba itu mempunyai 72 pintu,


dan yang paling rendah dosanya,

seperti seseorang

menyetubuhi ibunya ...


(H.R. Thabrani)
Riba Tujuh puluh tiga pintu.

Dari Abdullah bin Mas’ud r.a, dari Nabi SAW


Beliau bersabda, Riba itu ada tujuh puluh tiga
pintu, yang paling rendah ialah seperti seseorang
yang menikahi ibunya sendiri. Dan riba yang
paling berat ialah mencermarkan kehormatan
seseorang muslim.” (H.R: Ibnu Majah dan oleh al
Hakim)
Empat golongan yang dilaknat karena Riba

1. Pemakan riba

2. Orang yang
memberi makan
dari hasil riba
hadits no. 849.
3. Penulisnya

4. Dua orang
saksinya
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Rasulullah telah
bersabda: “Jauhilah tujuh perkara yang dapat membinasakan kamu
yaitu menyebabkan kamu masuk Neraka atau dilaknati oleh Allah.
Para Sahabat bertanya: Wahai Rasulullah! Apakah tujuh perkara
itu? Rasulullah bersabda: Mensyirikkan Allah yaitu
menyekutukanNya, melakukan perbuatan sihir, membunuh
manusia yang diharamkan oleh Allah melainkan dengan hak,
memakan harta anak yatim, memakan harta riba, lari dari medan
pertempuran dan memfitnah perempuan-perempuan yang baik
yaitu yang boleh dikahwini serta menjaga maruah dirinya, juga
perempuan yang tidak memikirkan untuk melakukan perbuatan
jahat serta perempuan yang beriman dengan Allah dan RasulNya
dengan fitnah melakukan perbuatan zina”
Mengapa orang yang mengulangi riba
kekal abadi di neraka dan termasuk
orang yang tidak beriman?
Surat Al Ikhlas

1. Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa,


2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya
segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,
4. dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia".
“Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan
tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan
mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorangpun
yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan
diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat
mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya, Allah
Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS 31, Luqman: 34)
“…Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong
dalam berbuat dosa dan pelanggaran... (QS Al
Maidah:2)
Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah,
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena
sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
berbuat baik. (QS Al Baqarah:195)
(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka
dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh
mereka mengerjakan yang ma`ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang
mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan
belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman
kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang
diturunkan kepadanya (Al Qur'an), mereka itulah orang-orang yang beruntung.
(QS AL A’raf:157)
Awal Islam BAGAIMANA MEMBANGUN KEMANDIRIAN UMAT
banyak BERBASIS MASJID?
hambatan
Membangun
Sarana
Masjid
Hijrah (Infrastruktur)
Ukhrawiyah
Energi Kekuatan
Mekah Madinah Umat & Bangsa
Membangun
Sarana
Pasar Kesejahteraan
(Infrastruktur) Ukhrawiyah &
Duniawiyah Duniawiyah,
Kemandirian
Umat dan Hijrah
Bangsa Maslahah

Maqashid Syariah
(Agama, Jiwa, Akal,
Enam Pilar Keturunan dan Maal
Kemandirian
Umat Peradaban Islami

Rahmatan Lil
‘alamin
10 Permasalahan Ekonomi dan Keuangan Syariah
1. Tingkat kekaffahan operasional Lembaga Ekonomi dan keuangan Syariah (LEKS)
dalam mengimplementasikan Prinsip-prinsip Syariah Islam yang dinilai masih relatif
rendah.
2. Edukasi dan sosialisasi ekonomi syariah yang belum optimal.
3. Enterpreneur pelaku ekonomi syariah baik pada sektor keuangan maupun sektor riil
masih relatif sedikit.
4. Penyiapan dan ketersediaan Sumberdaya Insani yang mumpuni baik aspek
kesyariahannya maupun aspek ekonomi syariahnya yang masih kurang.
5. Terbatasnya jaringan bisnis industri keuangan dan perbankan syariah.
6. Image masyarakat bahwa perbankan syariah lebih mahal dari bank konvensional
7. Portofolio bagi hasil yang masih rendah pada industri keuangan dan perbankan
syariah.
8. Harmonisasi dan sinkronisasi serta intergrasi fungsi, struktur dan hubungan DSN,
DPS, BI, OJK dan Pemerintah maupun institusi lain terkait.
9. Riset dan development yang belum menjadi tumpuan dalam pengembangan dan
akselerasi ekonomi syariah yang berbasis potensi ekonomi.
10.Belum adanya keperpihakan dari pemerintah dalam pengembangan dan
implementasi ekonomi Syariah dalam rangka mendukung pembangunan
perekonomian
Delapan Tantangan Ekonomi dan Keuangan Syariah
1. Regulasi pemerintah pusat dan daerah yang belum maksimal dalam
mendukung implementasi ekonomi syariah.
2. Lemahnya pemahaman masyarakat tentang ekonomi syariah sehingga
membentuk opini ekonomi syariah tidak ada bedanyan dengan ekonomi
konvensional.
3. Share ekonomi syariah yang masih realtif kecil dibandingkan dengan ekonomi
konvensional ini dapat dilihat masih kecilnya share industri keuangan dan
perbankan syariah dalam perekonomian.
4. Fluktuasi ekonomi yang berubah dengan cepat dan sulit untuk diduga baik arak
maupun eksposurnya dalam perekonomian.
5. Kontribusi ekonomi syariah terhadap perekonomian daerah yang diukur
kontribusinya terhadap PDB/PDRB: PDB/PDRB Syariah.
6. Keterlibatan stakeholder dalam riset dan pengembangan yang masih rendah.
7. Kemampuan model empirik dan teoritis ekonomi Islam dalam menjawab
permasalahan sosial ekonomi yang semakin kaffah
8. Kepercayaan Ekonomi Islam untuk melepaskan diri dari HEGEMONI MINDSET
model, struktur dan teori ekonomi konvensional dalam Membangun dan
mengembangkan model, struktur dan teori ekonomi dan keuangan Islam
Level Tantangan Dakwah dan Pengembangan
Ekonomi Islam
Kontribusi Ekonomi Islam:
pembangunan nasional dan
membangun peradaban Islami

Kemampuan Ekonomi Islam dalam


menjawab realitas kekinian & masa
depan

Pembangunan Struktur dan


Kelembagaan Keilmuan Ekonomi Islam

Penyatuan Visi Perjuangan


Dakwah Ekonomi Islam

Eksistensi Ekonomi Islam


Kejayaan/Kemunduran
Peradaban

ISLAM

BARAT

Periode

600 SM 610 M XIII/XIV M XX/XXI M ?M

Siklus peradaban dunia


Terima Kasih
Wassalamu Alaikum Wr. WB.

Anda mungkin juga menyukai