Anda di halaman 1dari 24

EKONOMI

ISLAM
Yogi Hady Afrizal, S.E., M.Ak
Ekonomi adalah masalah menjamin berputarnya harta
diantara manusia, sehingga manusia dapat memaksimalkan
fungsi hidupnya sebagai hamba Allah untuk mencapai falah
di dunia dan akhirat (hereafter)
Ekonomi adalah aktifitas KOLEKTIF!

Ekonomi dalam Islam adalah ilmu yang mempelajari


segala prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya dengan tujuan memperoleh falah (kedamaian &
kesejahteraan dunia-akhirat).

EKONOMI Perilaku manusia disini berkaitan dengan landasan-landasan


syariat sebagai rujukan berprilaku dan kecenderungan-
kecenderungan dari fitrah manusia.

01/16/2024
Sample Footer Text 2
DEFENISI EKONOMI ISLAM
S.M. Hasanuzzaman, “ilmu ekonomi Islam adalah pengetahuan dan aplikasi ajaran-ajaran
dan aturan-aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam pencarian dan pengeluaran
sumber-sumber daya, guna memberikan kepuasan bagi manusia dan memungkinkan mereka
melaksanakan kewajiban-kewajiban mereka terhadap Allah dan masyarakat.”
M.A. Mannan, “ilmu ekonomi Islam adalah suatu ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
permasalahan ekonomi dari orang-orang memiliki nilai-nilai Islam.”
Khursid Ahmad, ilmu ekonomi Islam adalah “suatu upaya sistematis untuk mencoba
memahami permasalahan ekonomi dan perilaku manusia dalam hubungannya dengan
permasalahan tersebut dari sudut pandang Islam.”
DEFENISI EKONOMI KONVENSIONAL
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari prilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya
yang tak terbatas menggunakan faktor-faktor produksi yang terbatas.
Masalah utama ekonomi adalah kelangkaan (scarcity) dan pilihan (choices)
Ekonomi Islam = Ekonomi Rabbani
Surah Ali Imran (3) ayat 109:
“Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi; dan kepada Allah–lah dikembalikan segala urusan”

Surat Asy-Syura (42) ayat 12:


“Kepunyaan-Nya-lah perbendaharaan langit dan bumi; dia melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya
dan menyempitkan (nya). Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala sesuatu.”

Surah Ar-Ra’d (13) ayat 26:


“Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan
kehidupan di dunia, padahal kehiduan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan
(yang sedikit)”

Surah Hud (11) ayat 6:


“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia
mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata
(Lauh mahfuzh).”
Perkembangan Ilmu Ekonomi Islam
Kemerdekaan politik negara-negara Muslim

Setelah Perang Dunia


Kebangkitan Islam
II

Keinginan untuk bebas dari pengaruh kolonial

1950’s – early 60’s 1970’s – 80’s Calls for


1930’s – 40’s Fiqh and Economic teachings Islamic economics and
Kalam and principles of Islamic economics system
Islam
SEJARAH
EKONOMI ISLAM

Ekonomi Islam pada hakikatnya bukanlah sebuah ilmu dari sikap


reaksioner terhadap fenomena ekonomi konvensional.
Awal keberadaannya sama dengan awal keberadaan Islam di muka
bumi ini (1500 Tahun yang lalu), karena ekonomi Islam merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari Islam sebagai sistem hidup.
Islam yang diyakini sebagai jalan atau konsep hidup tentu
melingkupi ekonomi sebagai salah satu aktivitas hidup manusia. Jadi
dapat dikatakan bahwa ekonomi Islam merupakan aktivitas agama
atau ibadah kita dalam berekonomi.

01/16/2024
Sample Footer Text 7
PERBANDINGAN EKONOMI

Ekonomi

Sistem Ekonomi

Sosialisme Islam Kapitalisme

Paradigma Marxis Syari’ah Ekonomi Pasar

Tak ada pemilikan ‘Manusia Muslim’ Manusia Ekonomi


Basis (islamic man)
pribadi

Individualisme
Landasan Khalifah Allah di
Dialektik berdasar laissez
Filosofis bumi
faire
KARAKTERISTIK DAN RANCANG BANGUN
SISTEM EKONOMI ISLAM
TUJUAN EKONOMI
ISLAM
Ekonomi Islam mempunyai tujuan untuk memberikan
keselarasan bagi kehidupan di dunia. Nilai Islam bukan
semata-semata hanya untuk kehidupan muslim saja,
tetapi seluruh mahluk hidup di muka bumi.
Esensi proses Ekonomi Islam adalah pemenuhan
kebutuhan manusia yang berlandaskan nilai-nilai Islam
guna mencapai pada tujuan agama (falah). Ekonomi
Islam mampu menangkap nilai fenomena masyarakat
sehingga dalam perjalanannya tanpa meninggalkan
sumber hukum teori ekonomi Islam, bisa berubah.

01/16/2024
Sample Footer Text 10
KARAKTERISTIK EKONOMI
ISLAM
1. Harta Kepunyaan Allah dan Manusia merupakan khalifah atas
harta
2. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum), dan moral.
3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan.
4. Kebebasan individu dijamin dalam Islam
5. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian.
6. Bimbingan konsumsi
7. Petunjuk Investasi
8. Zakat
9. Larangan Riba

01/16/2024
Sample Footer Text 11
NILAI DASAR EKONOMI ISLAM

Kepemilikan Keseimbangan Keadilan

1. Pemilikan hanya atas manfaatnya 1. Sederhana 1. Berarti kebebasan bersyarat


2. Pemilikan terbatas sepanjang 2. Hemat akhlak Islam
umur 3. Menjauhi pemborosan (thdp 2. Harus diterapkan di semua fase
3. Tak ada pemilikan individu atas pemilikan & pengelolaan kegiatan ekonomi
barang umum sumber daya) 3. Alokasikan sejumlah hasil
4. Menikmati hasil kepada yang tak mampu masuk
pembangunan pasar atau tak sanggup
5. Perbaikan kesejahteraan membeli menurut kekuatan
setiap individu pasar.
4. Kebenaran, Kejujuran,
Keberanian, Kelurusan
NILAI INSTRUMENTAL SISTEM EKONOMI
Islam

Zakat

Pelarangan Riba

Kerjasama Ekonomi

Jaminan Sosial

Peranan Pemerintah
Tauhid

Tujuannya: Taqarrub ila llah Zakat


Hukum

Menjadi jiwa hukum dalam peradaban manusia

Akhlaq

Sumber praktek persamaan dan persaudaraan

Sosial

Mempersamakan dan
mempersaudarakan manusia
Ekonomi

Menjamin growth with equity, memperbaiki hasrat dan pola


konsumsi, mendorong redistribusi, dll.
Pandangan
terhadap RIBA
Ada beberapa pendapat dalam menjelaskan riba, namun secara
umum terdapat benang merah yang menegaskan bahwa riba adalah
pengambilan tambahan, baik dalam transaksi jual beli maupun
pinjam meminjam secara batil atau bertentangan dengan prinsip
muamalah dalam Islam (Muhammad Syafi'i Antonio, 2003)
Riba merupakan kebiasaan dalam tradisi berekonomi masyarakat
jahiliyah. Karena itu pelarangannya pun dilakukan secara bertahap,
karena menjadi kebiasaan yang mendarah daging (Ahmad Rofiq,
2004)

01/16/2024
Sample Footer Text 15
Pandangan terhadap
BUNGA (INTEREST)

Adapun menurut Fatwa MUI tentang Bunga


(interest/fa’idah) adalah tambahan yang
dikenakan dalam transaksi pinjaman uang (al-
qardh) yang diperhitungkan dari pokok
pinjaman tanpa mempertimbangkan
pemanfaatan/hasil pokok tersebut,
berdasarkan tempo waktu, diperhitungkan
secara pasti di muka, dan pada umumnya
berdasarkan persentase

01/16/2024
Sample Footer Text 16
RIBA dan Bunga (Interest)
Kesamaan unsur yang mana dimiliki antara bunga, yang dijalankan di dalam perkembangan ekonomi
kapitalis dan dianut oleh lapisan masyarakat dunia, dengan riba yang telah berkembang dan diwariskan oleh
masa jahiliyah, memberikan akibat hukum pelarangan terhadap bunga dalam al-Qur’an, hukumnya haram.
Pengharaman terhadap bunga karena adanya kesamaan illat (sebab) dengan riba, yaitu adanya tambahan.
Bunga memenuhi kriteria riba yang diharamkan Allah, seperti yang dikemukakan oleh Ibn al-‘araby dalam
ahkam al Qur’an : “Riba secara etimologi adalah Tambahan, yang dimaksud Riba didalam al-Qur’an adalah
setiap tambahan yang tidak ada baginya tambahan tersebut imbalan/gantian.”
Ar-Raghib al-Isfahani dalam al-Mufradat fie Gharib al Qur’an: “Dia (Riba) adalah tambahan dari modal
Dasar Hukum Larangan
RIBA
Orang-orang yang memakan (memungut) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan syaitan lantaran
gangguan penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu disebabkan
mereka berkata: Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba. Padahal
Allah telah menghalalkan jual-beli dan mengharamkan riba... (al-
Baqarah: 275).

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


tinggalkan sisa riba jika kamu orang-orang yang beriman”. (Q.S. al-
Baqarah: 278)

01/16/2024
Sample Footer Text 18
Kerjasama Ekonomi
Karakter utama masyarakat ekonomi Islami >< persaingan bebas kapitalis dan kediktatoran marxis
Qirad: pemilik modal adalah partner, bukan pemberi pinjaman
1. Mudharabah: Yaitu kontrak bagi hasil (Profit-Loss Sharing) antara dua pihak atau lebih dalam sebuah usaha ekonomi,
dimana ada pihak yang menjadi penanam modal (Rabbulmal) dan ada pihak yang mengelola modal dengan
keahliannya (Mudarrib)
2. Musyarakah: Yaitu kontrak bagi hasil (Profit-Loss Sharing) antara dua pihak atau lebih dalam sebuah usaha ekonomi,
dimana kedua pihak tersebut dapat berkongsi modal dan keahlian, dan keduanya aktif dalam pengelolaan usaha
ekonomi.
3. Qardhul Hasan: pemberian pinjaman kepada orang lain, dimana peminjam tidak diharuskan mengembalikan
pokoknya apabila dirasakan benar-benar peminjam tidak mampu untuk mengembalikannya. Sehingga Qardhul
Hasan ini dianggap sadaqah
4. Murabahah: Yaitu suatu transaksi jual beli dimana pemilik modal (Rabbulmal) membeli barang atas permintaan
pengguna akhir yang kemudian membeli secara kredit dari pemilik modal dengan harga mark-up
5. Ijarah: Yaitu suatu kontrak sewa yang kemudian menjadi transaksi jual beli ketika penyewa menggenapkan
pembayaran pada akhir kontrak.
Peran Negara
Pemerintah dapat berfungsi sebagai distributor
maupun pemilik manfaat sumber-sumber
ekonomi serta sebagai lembaga pengawas
kehidupan ekonomi melalui lembaga Hisbah.
Hisbah adalah kewajiban individu atau
bersama untuk melakukan campur tangan dan
amar makruf nahi mungkar sesuai dengan
norma syariah

01/16/2024
Sample Footer Text 20
.
Pemikiran Al Ghazali tentang uang
Uang bagaikan cermin, ia tidak mempunyai warna namun
dapat merefleksikan semua warna.
• Uang diperlukan untuk menentukan nilai dari barang dan jasa
• Uang diperlukan untuk mempercepat transaksi

Menimbun uang adalah dosa.


• Menimbun = mengurangi uang dalam sirkulasi = memperlambat transaksi
ekonomi
• Melebur = menghilangkan uang dari sirkulasi

Nilai dan bentuk uang ditentukan oleh Pemerintah.


• Uang yang bukan dari logam mulia = alat bayar resmi
• Pemerintah menjamin nilainya

21
.

Pemikiran Ibnu Khaldun tentang Uang


Kekayaan suatu negara tidak ditentukan oleh banyaknya uang di
negara tersebut, tetapi ditentukan oleh tingkat produksi di negara
tersebut dan kemampuan untuk memperoleh neraca perdagangan
yang positif.
• Nilai uang di suatu negara merefleksikan kemampuan produksi (efisiensi
produksi) negara tsb  konsep inflasi
• Nilai tukar uang antar negara tergantung pd kemampuan memperoleh neraca
perdagangan yg positif  moneter

Emas dan perak adalah acuan nilai dari uang.


• Penerbitan uang sesuai dengan nilai harta (cadangan)  tidak harus
emas/perak
• Harga emas/perak relatif stabil  acuan bagi harga yg lain

22
Sinergi Aktifitas Ekonomi

Islamic Financial
Institutions

Firm Household

MARKET

Hisbah
Bait Al Mal
(Government)
Sekian….

Anda mungkin juga menyukai