Disajikan oleh:
Hendri Maulana
Asisten:
1. Elvita Puspitasari
2. Hanjani Ahmad
SOSIALISASI PENYUSUNAN RENBIS DAN RKAP BUMD SESUAI PERMENDAGRI
NOMOR 118 TAHUN 2018
PENYUSUNAN RENCANA
KERJA DAN ANGGARAN
BUMD
PENDAHULUAN
TIM PENYUSUN
Dasar Regulasi
UU No 23 Tahun
2014 tentang • BAB XII : BUMD
Pemerintah Daerah
PERMENDAGRI
NOMOR 118
TAHUN 2018
Perencanaan BUMD
Tahun
1 2 3 4 5
RKA BUMD Tahun 1
Evaluasi Rencana
Disesuaikan dengan
Direksi menyiapkan RKA BUMD
kebutuhan BUMD
15 hari kerja
1)KPM/RUPS mengesahkan draf RKA yang telah
sebelum akhir
ditandatangani bersama tersebut.
November
RKA BUMD – Penyampaian RKA BUMD
RKA BUMD – Penyampaian RKA BUMD (1)
a. Direksi menyerahkan draf RKA BUMD yang telah disusun kepada Dewan Pengawas/Komisaris (P/K).
b. Dewan P/K harus menelaah dan jika perlu penyempurnaan maka Dewan P/K meminta Direksi
menyempurnakan Draf RKA BUMD dalam kurun waktu 10 hari kerja.
c. Jika dalam waktu 15 hari kerja Dewan P/K menyetujui draf RKA BUMD maka Dewan P/K menandatangani
draf RKA BUMD tersebut. Jika dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja tersebut Dewan P/K tidak
menandatangani draf RKA BUMD tersebut, RKA BUMD tersebut dianggap telah disetujui dan Direksi dapat
menyampaikan kepada KPM/RUPS untuk disahkan.
d. Penyampaikan RKA BUMD diatur sebagai berikut:
a. Direksi menyampaikan Rencana Bisnis yang sudah ditandatangani maupun belum ditandatangani
Dewan P/K kepada pemilik modal/pemegang saham.
b. Rancangan RKA BUMD yang telah disetujui atau yang dianggap telah disetujui disampaikan kepada
KPM/RUPS, Otoritas Jasa Keuangan dan dapat disampaikan kepada Kementerian Teknis/Lembaga Non
Kementerian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam kurun waktu 15 hari
kerja sebelum disahkan oleh KPM/RUPS.
a. Sebelum disahkan oleh KPM/RUPS, pemrakarsa Perda pendirian menugaskan perangkat daerah yang
membidangi pembinaan BUMD melakukan penelaahan dan dapat meminta pertimbangan dari pemegang
saham terbesar paling lama 15 hari kerja. Perangkat daerah yang membidangi pembinaan BUMD yang
melakukan penelaahan tersebut dapat mengikutsertakan tenaga/lembaga profesional. Pembiayaan lembaga
profesional tersebut dianggarkan dalam APBD.
b. Direksi menyampaikan draf RKA BUMD kepada KPM/RUPS, paling lambat pada akhir bulan November
sebelum tahun RKA BUMD dimulai.
RKA BUMD – Penyampaian RKA BUMD (2)
Jika terdapat perubahan dalam RKA, maka proses penyampaiannya adalah sebagai
berikut:
a. Perubahan terhadap RKA BUMD yang telah disahkan harus mendapat persetujuan
KPM/RUPS.
b. Perubahan terhadap RKA BUMD yang telah disahkan dapat dilakukan dalam hal:
• terdapat perubahan pada Rencana Bisnis; dan/atau
• terjadi perubahan pada faktor yang mempengaruhi operasional BUMD; dan/atau
• terjadi perubahan peraturan perundang-undangan yang terkait.
c. Dalam hal terdapat perubahan RKA BUMD, RKA BUMD dapat direvisi 2 (dua) kali
dalam setahun.
d. Penyampaian perubahan RKA BUMD dilakukan sesuai dengan penyampaian RKA
BUMD kecuali jangka waktu penyampaian kepada KPM/RUPS.
e. Jangka waktu penyampaian kepada KPM/RUPS disesuaikan dengan waktu perubahan.
f. Rancangan perubahan RKA BUMD dapat disampaikan kepada kementerian
teknis/lembaga non kementerian, dalam kurun waktu 15 (lima belas) hari kerja
sebelum disahkan oleh KPM/RUPS.
PENYUSUNAN RENCANA
KERJA DAN ANGGARAN
BUMD
ISI RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BUMD
TIM PENYUSUN
RKA BUMD - Outline
Rencana Kerja dan Anggaran BUMD sekurang-kurangnya memuat:
a. RINGKASAN EKSEKUTIF
b. PENDAHULUAN : a. Jenis dan Kegiatan Usaha BUMD; b. Struktur Organisasi; c. Kerangka Kerja; d.
Model Bisnis; dan e. Sinkronisasi dengan kebijakan dan prioritas pemerintah pusat dan pemerintah
daerah
c. REALISASI DAN PROGNOSIS ANGGARAN TAHUN BERJALAN : a. Realisasi kegiatan; dan b.
Realisasi dan prognosis anggaran tahun berjalan.
d. CAPAIAN KINERJA BUMD TAHUN BERJALAN : Memuat penjelasan kinerja keuangan,
operasional, kegiatan pendukung, matriks perkembangan capaian kinerja, dan pencapaian kinerja
per direktorat/divisi/bagian tahun berjalan. Capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja yang
ditetapkan oleh RUPS/KPM;
e. RKA BUMD TAHUN YANG AKAN DATANG : a. Asumsi yang digunakan dalam penyusunan RKA
BUMD; b. Rencana kerja yang terdiri dari sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan dan program
kegiatan BUMD; dan c. Rincian Anggaran BUMD
f. PROYEKSI KEUANGAN BUMD DAN ANAK PERUSAHAAN TAHUN YANG AKAN DATANG.
g. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO : a. Profil Risiko; dan b. Monitoring
h. HAL-HAL LAIN YANG MEMERLUKAN KEPUTUSAN KPM/RUPS; dan
i. PENUTUP
RKA BUMD – Outline : a. Ringkasan Eksekutif
Kolom 1 : Diisi uraian pendapatan dan beban (beban diuraikan berdasarkan program dan kegiatan)
Kolom 2 : Diisi realisasi anggaran tahun sebelumnya (n-2)
Kolom 3 : Diisi realisasi anggaran tahun berjalan (n-1) sampai dengan disusunnya RKA BUMD
Kolom 4 : Diisi anggaran tahun berjalan (n-1)
Kolom 5 : Diisi prognosa/ estimasi realisasi sisa waktu tahun berjalan (n-1)
RKA BUMD – Outline : d. Capaian Kinerja Tahun Berjalan
Indikator kinerja pada umumnya disematkan pada target kinerja mulai dari sasaran,
program dan kegiatan. Target kinerja pada sasaran merupakan Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang ditetapkan KPM/RUPS, sedangkan target kinerja pada program merupakan
target kinerja hasil (outcome) yang beberapa dapat sama dengan IKU pada sasaran, dan
target kinerja pada kegiatan merupakan target kinerja keluaran (output).
Direktorat/Divisi/Bagian : ……………………………………………………………………………………………………………
Jenis Anggaran : …………………….……………………………………………………………………………………..
Realisasi Tahun Realisasi Tahun Anggaran Tahun Prognosa Tahun
Uraian Program dan Kegiatan
n-2 (Rp) n-1 (Rp) n-1 (Rp) n-1 (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)
Strategi ini merupakan turunan dari sasaran yang akan dicapai oleh BUMD.
Sasaran yang akan dicapai dalam rencana kerja harus disesuaikan dengan
STRATEGI sasaran 5 tahunan yang dicantumkan dalam rencana bisnis BUMD. Dengan
USAHA demikian maka strategi bisnis dalam rencana kerja harus memperhatikan
strategi bisnis 5 tahunan yang tercantum dalam rencana bisnis
Rasio Likuiditas Rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang
lancarnya
Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
semua kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek jika
perusahaan dilikuidasi.
Rasio Rentabilitas/ Rasio yang menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan)
Profitabilitas dibanding penjualan atau aktiva.
Rasio Aktifitas Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa
tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva
tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada
aktiva lain yang lebih produktif.
Rasio Likuiditas
1. Rasio Lancar atau Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva
lancar yang tersedia. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin
tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1
atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar.
2. Rasio Cepat atau Quick Ratio/Acid Test Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang
paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
3. Cash Ratio membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas
dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan
di bank dalam bentuk rekening koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta
lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi negara yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Rasio ini menunjukkan porsi
jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
Rasio Solvabilitas
1. Rasio Utang terhadap Aktiva atau Total Debt to Asset Ratio adalah mengukur seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh
aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable).
2. Rasio Utang terhadap Ekuitas atau Total Debt to Equity Ratio menunjukkan hubungan antara
jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik
perusahaan yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditur dengan
pemilik perusahaan. Bagi perusahaan, besarnya utang tidak boleh melebihi modal sendiri agar
beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil porsi utang terhadap modal, semakin aman.
Rasio Rentabilitas
1. Margin Laba Kotor atau Gross Profit Margin merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
2. Margin Laba Operasi atau Operating Profit Margin merupakan ukuran persentase dari setiap
hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan
pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
3. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
4. Return On Investment (ROI) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang
digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT (Sutrisno, 2001).
5. Rentabilitas Ekonomis atau Return On Assets merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini mengukur
tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik
(Sutrisno, 2001)
Rasio Aktifitas
1. Perputaran Piutang, merupakan cara mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang
dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan
dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya. Rasio ini mengukur efektivitas
pengelolaan piutang.
2. Perputaran Persediaan, menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara
mengukurefisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan. Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan.
3. Perputaran Aktiva Tetap, merupakan cara mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.
4. Perputaran Total Aktiva, meurpakan rasio yang menghitung efektivitas penggunaan total aktiva.
Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah
harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi
atau modalnya.
proyeksi Sumber dan Penggunaan Dana
Realisasi Realisasi Rencana
Uraian
Tahun n-1 Prognosa n-1 Tahun n
(1) (2) (3) (4)
Sumber Dana
…………..
…………..
…………..
…………..
…………..
Tujuan :
Mencegah kegagalan perusahaan, mengurangi pengeluaran, menaikkan keuntungan
perusahaan, menekan biaya produksi, dsb.
Identifikasi risiko