Anda di halaman 1dari 36

PENYUSUNAN RENCANA

KERJA DAN ANGGARAN


BUMD

Disajikan oleh:
Hendri Maulana

Asisten:
1. Elvita Puspitasari
2. Hanjani Ahmad
SOSIALISASI PENYUSUNAN RENBIS DAN RKAP BUMD SESUAI PERMENDAGRI
NOMOR 118 TAHUN 2018
PENYUSUNAN RENCANA
KERJA DAN ANGGARAN
BUMD
PENDAHULUAN

TIM PENYUSUN
Dasar Regulasi

UU No 23 Tahun
2014 tentang • BAB XII : BUMD
Pemerintah Daerah

PP No 54 Tahun •BAB VII : PERENCANAAN,


2017 tentang OPERASIONAL, DAN PELAPORAN
BUMD BUMD

PERMENDAGRI
NOMOR 118
TAHUN 2018
Perencanaan BUMD

Perencanaan dalam BUMD dituangkan dalam dua dokumen


yaitu rencana bisnis dan rencana kerja dan anggaran BUMD.
RKA BUMD - Pengertian
Rencana Kerja dan Anggaran BUMD adalah penjabaran
tahunan dari Rencana Bisnis BUMD

Rencana Bisnis menjelaskan program kerja selama 5


tahun untuk mencapai tujuan dan sasaran agar visi dan
misi tercapai

Program kerja yang dijabarkan selama 5 tahun dirinci kedalam


program kerja tahunan dan ditetapkan setiap tahun melalui
suatu dokumen yang bernama RKA BUMD.
Tahun 0 Tahun
1 2 3 4 5
Kaitan Rencana
Rencana Implementasi (Pelaksanaan) Rencana Bisnis dan RKA BUMD
Bisnis 1 - 5 Bisnis Tahun 1 - 5

Tahun
1 2 3 4 5
RKA BUMD Tahun 1
Evaluasi Rencana

RKA BUMD Tahun 2 Pola yang sama berlaku untuk


Evaluasi Rencana periode 5 tahun kedua, ketiga,
RKA BUMD Tahun 3 dan seterusnya
Evaluasi Rencana

RKA BUMD Tahun 4


Evaluasi Rencana

RKA BUMD Tahun 5


Evaluasi Rencana
RKA BUMD – Penyusunan RKA BUMD
a. Direksi wajib menyiapkan RKA BUMD yang merupakan penjabaran tahunan dari
Rencana Bisnis berdasarkan anggaran dasar.
b. Direksi bersama jajaran manajemen BUMD melakukan penjaringan aspirasi para
pemangku kepentingan (jaring asmara). Jangka waktu jaring asmara disesuaikan
dengan keperluan penyusunan konten rencana RKA BUMD tersebut.
c. Direksi menyerahkan draf RKA BUMD untuk dibahas dan dipelajari oleh Dewan
Pengawas/Komisaris.
d. RKA BUMD wajib disusun oleh Direksi bersama jajaran perusahaan dan
ditandatangani Bersama oleh Dewan Pengawas/Komisaris dan disahkan oleh
KPM/RUPS.
e. Dalam hal adanya rencana penyertaan modal atau pengurangan modal dari
pemerintah daerah, RKA BUMD disinkronkan dengan rencana pembiayaan yang ada
di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
f. RKA BUMD merupakan salah satu instrumen bagi Direksi untuk mengukur kinerja
BUMD, kinerja pengurus, dan kinerja pegawai yang berkenaan.
g. RKA BUMD paling sedikit memuat rencana rinci program kerja dan anggaran
tahunan.
Aktifitas Waktu

Disesuaikan dengan
Direksi menyiapkan RKA BUMD
kebutuhan BUMD

Direksi bersama jajaran perusahaan melakukan Disesuaikan dengan


penjaringan aspirasi para pemangku kebutuhan BUMD
kepentingan (jaring asmara)

Direksi menyerahkan draf RKA untuk dibahas Disesuaikan dengan


dan dipelajari oleh Dewan
kebutuhan BUMD
Pengawas/Komisaris.

Dewan Pengawas/Komisaris menandatangani Sebelum akhir bulan


draf RKA tersebut bersama dengan Direksi November
BUMD

15 hari kerja
1)KPM/RUPS mengesahkan draf RKA yang telah
sebelum akhir
ditandatangani bersama tersebut.
November
RKA BUMD – Penyampaian RKA BUMD
RKA BUMD – Penyampaian RKA BUMD (1)
a. Direksi menyerahkan draf RKA BUMD yang telah disusun kepada Dewan Pengawas/Komisaris (P/K).
b. Dewan P/K harus menelaah dan jika perlu penyempurnaan maka Dewan P/K meminta Direksi
menyempurnakan Draf RKA BUMD dalam kurun waktu 10 hari kerja.
c. Jika dalam waktu 15 hari kerja Dewan P/K menyetujui draf RKA BUMD maka Dewan P/K menandatangani
draf RKA BUMD tersebut. Jika dalam waktu 15 (lima belas) hari kerja tersebut Dewan P/K tidak
menandatangani draf RKA BUMD tersebut, RKA BUMD tersebut dianggap telah disetujui dan Direksi dapat
menyampaikan kepada KPM/RUPS untuk disahkan.
d. Penyampaikan RKA BUMD diatur sebagai berikut:
a. Direksi menyampaikan Rencana Bisnis yang sudah ditandatangani maupun belum ditandatangani
Dewan P/K kepada pemilik modal/pemegang saham.
b. Rancangan RKA BUMD yang telah disetujui atau yang dianggap telah disetujui disampaikan kepada
KPM/RUPS, Otoritas Jasa Keuangan dan dapat disampaikan kepada Kementerian Teknis/Lembaga Non
Kementerian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dalam kurun waktu 15 hari
kerja sebelum disahkan oleh KPM/RUPS.
a. Sebelum disahkan oleh KPM/RUPS, pemrakarsa Perda pendirian menugaskan perangkat daerah yang
membidangi pembinaan BUMD melakukan penelaahan dan dapat meminta pertimbangan dari pemegang
saham terbesar paling lama 15 hari kerja. Perangkat daerah yang membidangi pembinaan BUMD yang
melakukan penelaahan tersebut dapat mengikutsertakan tenaga/lembaga profesional. Pembiayaan lembaga
profesional tersebut dianggarkan dalam APBD.
b. Direksi menyampaikan draf RKA BUMD kepada KPM/RUPS, paling lambat pada akhir bulan November
sebelum tahun RKA BUMD dimulai.
RKA BUMD – Penyampaian RKA BUMD (2)
Jika terdapat perubahan dalam RKA, maka proses penyampaiannya adalah sebagai
berikut:
a. Perubahan terhadap RKA BUMD yang telah disahkan harus mendapat persetujuan
KPM/RUPS.
b. Perubahan terhadap RKA BUMD yang telah disahkan dapat dilakukan dalam hal:
• terdapat perubahan pada Rencana Bisnis; dan/atau
• terjadi perubahan pada faktor yang mempengaruhi operasional BUMD; dan/atau
• terjadi perubahan peraturan perundang-undangan yang terkait.
c. Dalam hal terdapat perubahan RKA BUMD, RKA BUMD dapat direvisi 2 (dua) kali
dalam setahun.
d. Penyampaian perubahan RKA BUMD dilakukan sesuai dengan penyampaian RKA
BUMD kecuali jangka waktu penyampaian kepada KPM/RUPS.
e. Jangka waktu penyampaian kepada KPM/RUPS disesuaikan dengan waktu perubahan.
f. Rancangan perubahan RKA BUMD dapat disampaikan kepada kementerian
teknis/lembaga non kementerian, dalam kurun waktu 15 (lima belas) hari kerja
sebelum disahkan oleh KPM/RUPS.
PENYUSUNAN RENCANA
KERJA DAN ANGGARAN
BUMD
ISI RENCANA KERJA DAN ANGGARAN BUMD

TIM PENYUSUN
RKA BUMD - Outline
Rencana Kerja dan Anggaran BUMD sekurang-kurangnya memuat:
a. RINGKASAN EKSEKUTIF
b. PENDAHULUAN : a. Jenis dan Kegiatan Usaha BUMD; b. Struktur Organisasi; c. Kerangka Kerja; d.
Model Bisnis; dan e. Sinkronisasi dengan kebijakan dan prioritas pemerintah pusat dan pemerintah
daerah
c. REALISASI DAN PROGNOSIS ANGGARAN TAHUN BERJALAN : a. Realisasi kegiatan; dan b.
Realisasi dan prognosis anggaran tahun berjalan.
d. CAPAIAN KINERJA BUMD TAHUN BERJALAN : Memuat penjelasan kinerja keuangan,
operasional, kegiatan pendukung, matriks perkembangan capaian kinerja, dan pencapaian kinerja
per direktorat/divisi/bagian tahun berjalan. Capaian kinerja berdasarkan indikator kinerja yang
ditetapkan oleh RUPS/KPM;
e. RKA BUMD TAHUN YANG AKAN DATANG : a. Asumsi yang digunakan dalam penyusunan RKA
BUMD; b. Rencana kerja yang terdiri dari sasaran usaha, strategi usaha, kebijakan dan program
kegiatan BUMD; dan c. Rincian Anggaran BUMD
f. PROYEKSI KEUANGAN BUMD DAN ANAK PERUSAHAAN TAHUN YANG AKAN DATANG.
g. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO : a. Profil Risiko; dan b. Monitoring
h. HAL-HAL LAIN YANG MEMERLUKAN KEPUTUSAN KPM/RUPS; dan
i. PENUTUP
RKA BUMD – Outline : a. Ringkasan Eksekutif

Ringkasan eksekutif adalah dengan


dengan membuat rangkuman RKA
BUMD untuk menyusun penjelasan
umum kinerja anggaran tahun
berjalan dan rencana anggaran
tahun yang akan datang serta
proyeksi keuangan kedepan.
RKA BUMD – Outline : b. Pendahuluan
Langkah yang harus dilakukan BUMD untuk menyusun
pendahuluan adalah sebagai berikut:
1. BUMD menjelaskan jenis dan kegiatan usaha yang
dimilikinya.
2. BUMD menjelaskan struktur organisasi yang
dimilikinya.
3. BUMD menjelaskan kerangka kerja yang menjadi
pedoman pelaksanaan kegiatan yang akan
dilaksanakan oleh BUMD selama satu tahun.
4. BUMD menyusun model bisnis BUMD yang
menggambarkan bagaimana BUMD menganalisa dan
mencari solusi atas masalah yang mungkin di hadapi
BUMD selama satu tahun kedepan.
5. BUMD menjelaskan sinkronisasi rencana kerja yang
dimilikinya dengan kebijakan dan prioritas
pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Model Bisnis BUMD
No Komponen Deskripsi
Diisi dengan cara-cara yang dilakukan oleh BUMD untuk membuat
1 Proposisi nilai (value propositions) dirinya ‘berbeda’ dan memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari
konsumennya.
Diisi dengan daftar pihak yang menjadi mitra kunci dalam kegiatan
2 Mitra kunci (key partners)
usaha BUMD.
Diisi dengan kegiatan yang dianggap paling penting untuk
3 Aktifitas kunci (key activities)
menjalankan proposisi nilai BUMD.
Diisi dengan sumber daya yang dianggap perlu oleh BUMD untuk
4 Sumber daya kunci (key resources)
menciptakan produk barang/jasa.
Diisi dengan rincian pendanaan yang diperlukan untuk kegiatan usaha
5 Struktur biaya (structure cost)
BUMD.
Arus pendapatan (revenue Diisi dengan metode/cara yang digunakan BUMD untuk menghasilkan
6
streams) pendapatan dari setiap segmen konsumen.
Diisi dengan tempat yang digunakan oleh BUMD untuk
7 Saluran (channels)
mendistribusikan dan menjual produk BUMD.
Segmen konsumen (customer
8 Diisi dengan segmen konsumen yang akan dilayani oleh BUMD.
segments)
Hubungan dengan pelanggan Diisi dengan cara-cara yang dilakukan BUMD untuk mempertahankan
9
(customer relationships) konsumennya.
RKA BUMD – Outline : c. Realisasi & Prognosis Anggaran Tahun Berjalan

Bagian menjelaskan realisasi dari program dan kegiatan yang telah


ditetapkan pada RKA BUMD sebelumnya pada tahun berjalan (n-1) saat
disusunnya RKA BUMD berikutnya (tahun n).

Realisasi Realisasi Anggaran Prognosa


Uraian Program dan
Tahun n-2 Tahun n-1 Tahun n-1 Tahun n-1
Kegiatan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)

Kolom 1 : Diisi uraian pendapatan dan beban (beban diuraikan berdasarkan program dan kegiatan)
Kolom 2 : Diisi realisasi anggaran tahun sebelumnya (n-2)
Kolom 3 : Diisi realisasi anggaran tahun berjalan (n-1) sampai dengan disusunnya RKA BUMD
Kolom 4 : Diisi anggaran tahun berjalan (n-1)
Kolom 5 : Diisi prognosa/ estimasi realisasi sisa waktu tahun berjalan (n-1)
RKA BUMD – Outline : d. Capaian Kinerja Tahun Berjalan
Indikator kinerja pada umumnya disematkan pada target kinerja mulai dari sasaran,
program dan kegiatan. Target kinerja pada sasaran merupakan Indikator Kinerja Utama
(IKU) yang ditetapkan KPM/RUPS, sedangkan target kinerja pada program merupakan
target kinerja hasil (outcome) yang beberapa dapat sama dengan IKU pada sasaran, dan
target kinerja pada kegiatan merupakan target kinerja keluaran (output).
Direktorat/Divisi/Bagian : ……………………………………………………………………………………………………………
Jenis Anggaran : …………………….……………………………………………………………………………………..
Realisasi Tahun Realisasi Tahun Anggaran Tahun Prognosa Tahun
Uraian Program dan Kegiatan
n-2 (Rp) n-1 (Rp) n-1 (Rp) n-1 (Rp)
(1) (2) (3) (4) (5)

Isian 1 : Diisi nama Direktorat/Divisi/Bagian


Isian 2 : Diisi Jenis Anggaran (Operasional/Non Operasional/Pendapatan/Beban Usaha dan Jenis anggaran lainnya)
Kolom 1 : Diisi uraian sasaran, program dan kegiatan
Kolom 2 : Diisi indikator kinerja
Kolom 3 : Diisi capaian kinerja pada tahun sebelumnya (n-2)
Kolom 4 : Diisi capaian kinerja pada tahun berjalan (n-1)
Kolom 5 : Diisi keterangan tambahan misalnya menandai capaian kinerja yang indicator kinerjanya Ditetapkan oleh
RUPS/KPM atau menjelaskan standar indicator kinerja yang baik (capaian yang tinggi/rendah/nilai tertentu)
RKA BUMD – Outline : e. RKA BUMD Tahun Yang Akan Datang
Langkah yang harus dilakukan BUMD untuk menyusun RKA BUMD Tahun yang akan
datang adalah:
1. Menjelaskan asumsi yang digunakan dalam penyusunan RKA BUMD
2. Menyusun rencana kerja yang yang terdiri dari sasaran usaha, strategi usaha,
kebijakan dan program kegiatan BUMD
3. Menyusun rincian anggaran BUMD
a. Anggaran Operasional j. Anggaran Pelestarian Lingkungan
b. Anggaran Non Operasional k. Anggaran Investasi di dalam Perusahaan
c. Anggaran Pendapatan Usaha l. Anggaran Kegiatan Lainnya
d. Anggaran Biaya Usaha m. Anggaran Penyertaan
e. Anggaran Pendapatan dan Biaya
Lainnya
f. Anggaran Pengadaan
g. Anggaran Teknik dan Teknologi
h. Anggaran Penelitian dan
Pengembangan;
i. Anggaran Pengembangan
Sumber Daya Manusia
Sasaran usaha yang dituangkan dalam rencana kerja BUMD merupakan turunan
SASARAN dari tujuan yang akan di capai oleh BUMD yang telah dituangkan dalam
USAHA dokumen rencana bisnis. Sehingga sebelum merumuskan sasaran usaha, BUMD
harus sudah memiliki tujuan usaha yang sudah direncakanan sebelumnya

Strategi ini merupakan turunan dari sasaran yang akan dicapai oleh BUMD.
Sasaran yang akan dicapai dalam rencana kerja harus disesuaikan dengan
STRATEGI sasaran 5 tahunan yang dicantumkan dalam rencana bisnis BUMD. Dengan
USAHA demikian maka strategi bisnis dalam rencana kerja harus memperhatikan
strategi bisnis 5 tahunan yang tercantum dalam rencana bisnis

Kebijakan ini merupakan turunan dari strategi yang dipilih oleh


organisasi/perusahaan. Kebijakan dalam rencana kerja harus mengacu pada
KEBIJAKAN kebijakan yang telah dituangkan dalam rencana bisnis. Perumusan kebijakan
juga harus disesuaikan strategi yang akan dijalankan dalam tahun tersebut.

Tahapan ini merupakan langkah terakhir dalam menerjemahkan berbagai


analisis dan metodologi perumusan sebelumnya ke dalam penyusunan program.
PROGRAM Penyusunan program BUMD harus disesuaikan strategi dan kebijakan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
proyeksi Laporan Posisi Keuangan (Neraca
Prognosa Tahun
Uraian Tahun n-1 Proyeksi Tahun n
n-1
(1) (2) (3) (4)
Aset
Aset Lancar
Investasi
…..
Kewajiban
……
Ekuitas
……..
Cara pengisian kolom
Kolom 1 : Diisi uraian aset, kewajiban, dan ekuitas
Kolom 2 : Diisi uraian aset, kewajiban, dan ekuitas BUMD pada Tahun n-1
Kolom 3 : Diisi uraian aset, kewajiban, dan ekuitas BUMD pada Prognosa Tahun n-1
Kolom 4 : Diisi uraian uraian aset, kewajiban, dan ekuitas BUMD pada Proyeksi Tahun n
proyeksi Laba Rugi
Anggaran Prognosa Anggaran
Uraian
Tahun n-1 Tahun n Tahun n
(1) (2) (3) (4)
Pendapatan Operasi
…..
…..
Beban Operasi
…..
…..
Pendapatan/(beban) Non Operasi
Pendapatan/(beban) Luar Biasa
Laba/(Rugi) Sebelum Bunga dan Pajak
Laba/(Rugi) Sesudah Bunga dan Pajak
Cara pengisian kolom
Kolom 1 : Diisi uraian pendapatan dan beban
Kolom 2 : Diisi uraian pendapatan dan beban pada Anggaran Tahun n-1
Kolom 3 : Diisi uraian pendapatan dan beban pada Prognosa Tahun n
Kolom 4 : Diisi uraian pendapatan dan beban pada pada Anggaran Tahun n
proyeksi Arus Kas
Tahun n - 1 Tahunn
Uraian
TW1 TW 2 TW 3 TW 4 TW1 TW 2 TW 3 TW 4
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Arus KasOperasional
…….
……
Arus KasInvestasi
…..
…..
Arus KasPendanaan
….
….
Kenaikan/Penurunan ArusKas
Saldo AwalKas
Saldo AkhirKas
Cara pengisian kolom
Kolom1 : Diisi uraian arus kas operasional, investasi, dan pendanaan, kenaikan/Penurunan arus kas, saldo awal kas, dan saldo akhir kas
Kolom2 : Diisi uraian arus kas operasional, investasi, dan pendanaan, kenaikan/Penurunan arus kas, saldo awal kas, dan saldo akhir kas Tahun n-1 Tw-1
Kolom3 : Diisi uraian arus kas operasional, investasi, dan pendanaan, kenaikan/Penurunan arus kas, saldo awal kas, dan saldo akhir kas Tahun n-1 Tw-2
Kolom4 : Diisi uraian arus kas operasional, investasi, dan pendanaan, kenaikan/Penurunan arus kas, saldo awal kas, dan saldo akhir kas Tahun n-1 Tw-3
Kolom5 : Diisi uraian arus kas operasional, investasi, dan pendanaan, kenaikan/Penurunan arus kas, saldo awal kas, dan saldo akhir kas Tahun n-1 Tw-4
Kolom6 : Diisi uraian arus kas operasional, investasi, dan pendanaan, kenaikan/Penurunan arus kas, saldo awal kas, dan saldo akhir kas Tahun n Tw-1
Kolom7 : Diisi uraian arus kas operasional, investasi, dan pendanaan, kenaikan/Penurunan arus kas, saldo awal kas, dan saldo akhir kas Tahun n Tw-2
Kolom8 : Diisi uraian arus kas operasional, investasi, dan pendanaan, kenaikan/Penurunan arus kas, saldo awal kas, dan saldo akhir kas Tahun n Tw-3
Kolom8 : Diisi uraian arus kas operasional, investasi, dan pendanaan, kenaikan/Penurunan arus kas, saldo awal kas, dan saldo akhir kas Tahun n Tw-4
proyeksi Rasio Keuangan

Rasio Likuiditas Rasio yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek suatu
perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap utang
lancarnya
Rasio Solvabilitas Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
semua kewajibannya baik jangka panjang maupun jangka pendek jika
perusahaan dilikuidasi.
Rasio Rentabilitas/ Rasio yang menunjukkan tingkat imbalan atau perolehan (keuntungan)
Profitabilitas dibanding penjualan atau aktiva.
Rasio Aktifitas Rasio ini melihat pada beberapa asset kemudian menentukan berapa
tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.
Aktivitas yang rendah pada tingkat penjualan tertentu akan mengakibatkan
semakin besarnya dana kelebihan yang tertanam pada aktiva-aktiva
tersebut. Dana kelebihan tersebut akan lebih baik bila ditanamkan pada
aktiva lain yang lebih produktif.
Rasio Likuiditas
1. Rasio Lancar atau Current Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva
lancar yang tersedia. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin
tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio lancar 1:1
atau 100% berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi semua utang lancar.
2. Rasio Cepat atau Quick Ratio/Acid Test Ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai persediaan. Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang
paling likuid mampu menutupi utang lancar. Semakin besar rasio ini semakin baik.
3. Cash Ratio membandingkan antara kas dan aktiva lancar yang bisa segera menjadi uang kas
dengan hutang lancar. Kas yang dimaksud adalah uang perusahaan yang disimpan di kantor dan
di bank dalam bentuk rekening koran. Sedangkan harta setara kas (near cash) adalah harta
lancar yang dengan mudah dan cepat dapat diuangkan kembali, dapat dipengaruhi oleh kondisi
ekonomi negara yang menjadi domisili perusahaan bersangkutan. Rasio ini menunjukkan porsi
jumlah kas + setara kas dibandingkan dengan total aktiva lancar.
Rasio Solvabilitas
1. Rasio Utang terhadap Aktiva atau Total Debt to Asset Ratio adalah mengukur seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Rasio ini menunjukkan sejauh mana utang dapat ditutupi oleh
aktiva. Semakin kecil rasionya semakin aman (solvable).
2. Rasio Utang terhadap Ekuitas atau Total Debt to Equity Ratio menunjukkan hubungan antara
jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang diberikan oleh pemilik
perusahaan yang berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditur dengan
pemilik perusahaan. Bagi perusahaan, besarnya utang tidak boleh melebihi modal sendiri agar
beban tetapnya tidak terlalu tinggi. Semakin kecil porsi utang terhadap modal, semakin aman.
Rasio Rentabilitas
1. Margin Laba Kotor atau Gross Profit Margin merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah perusahaan membayar harga pokok penjualan.
2. Margin Laba Operasi atau Operating Profit Margin merupakan ukuran persentase dari setiap
hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan
pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah penjualan.
3. Margin Laba Bersih atau Net Profit Margin merupakan ukuran persentase dari setiap hasil sisa
penjualan sesudah dikurangi semua biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
4. Return On Investment (ROI) merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan yang akan digunakan untuk menutup investasi yang dikeluarkan. Laba yang
digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT (Sutrisno, 2001).
5. Rentabilitas Ekonomis atau Return On Assets merupakan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini mengukur
tingkat keuntungan (EBIT) dari aktiva yang digunakan. Semakin besar rasionya semakin baik
(Sutrisno, 2001)
Rasio Aktifitas
1. Perputaran Piutang, merupakan cara mengukur berapa kali, secara rata-rata piutang yang
dikumpulkan dalam satu tahun. Rasio ini mengukur kualitas piutang dan efisiensi perusahaan
dalam pengumpulan piutang dan kebijakan kreditnya. Rasio ini mengukur efektivitas
pengelolaan piutang.
2. Perputaran Persediaan, menggambarkan likuiditas perusahaan, yaitu dengan cara
mengukurefisiensi perusahaan dalam mengelola dan menjual persediaan yang dimiliki oleh
perusahaan. Rasio ini mengukur efektivitas pengelolaan persediaan.
3. Perputaran Aktiva Tetap, merupakan cara mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini
memperlihatkan sejauh mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.
4. Perputaran Total Aktiva, meurpakan rasio yang menghitung efektivitas penggunaan total aktiva.
Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah
harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasarannya, dan pengeluaran investasi
atau modalnya.
proyeksi Sumber dan Penggunaan Dana
Realisasi Realisasi Rencana
Uraian
Tahun n-1 Prognosa n-1 Tahun n
(1) (2) (3) (4)
Sumber Dana
…………..
…………..
…………..
…………..
…………..

Cara pengisian kolom


Kolom 1 : Diisi uraian Sumbar Dana
Kolom 2 : Diisi uraian Sumbar Dana Realisasi Tahun n-1
Kolom 3 : Diisi uraian Sumbar Dana Realisasi Prognosa n-1
Kolom 4 : Diisi uraian Sumbar Dana Rencana Tahun n-1
RKA BUMD – Outline : g. Penerapan Manajemen Risiko

Langkah yang harus dilakukan BUMD


untuk menyusun penerapan manajemen
risiko adalah sebagai berikut:
1. BUMD menyusun profil risiko yang
Memuat kemungkinan risiko-risiko yang
dihadapi oleh perusahaan serta mitigasi
yang dilakukan oleh perusahaan terkait
risiko tersebut
2. BUMD menyusun rencana monitoring
atas risiko tersebut
Manajemen Resiko

Tujuan :
Mencegah kegagalan perusahaan, mengurangi pengeluaran, menaikkan keuntungan
perusahaan, menekan biaya produksi, dsb.

Identifikasi risiko

Penerapan Manajemen Risiko terdiri dari


Pengawasan dan Evaluasi Analisis / asesmen komponen:
pengendalian risiko risiko risiko a. Identifikasi risiko
b. Analisis dan penilaian profil risiko
Penanganan risiko Pemetaan risiko c.Pemetaan risiko
d. Kebijakan manajemen risiko dan
SIKLUS MANAJEMEN RISIKO kepatuhan
Adalah proses daur ulang atas operasionalisasi e. Program mitigasi risiko
fungsi-fungsi manajemen risiko untuk
mengetahui sebab terjadinya risiko agar dengan
mudah dilakukan mitigasi risiko
RKA BUMD – Outline : h. Hal Lain Yang Memerlukan Keputusan KPM/RUPS

Berikut adalah hal-hal lain yang memerlukan keputusan


KPM/RUPS:
 Usulan Persetujuan RUPS RKA BUMD
Konten dari usulan persetujuan RUPS RKA BUMD
disesuaikan dengan kebutuhan BUMD selama hal tersebut
memerlukan keputusan KPM/RUPS.
 Hal-hal yang perlu mendapat perhatian pemegang saham
Konten yang dimuat di dalam bagian ini disesuaikan dengan
kejadian yang dianggap penting untuk diketahui oleh
Pemegang Saham, contohnya penyaluran sumbangan/dana
sosial kepada penerima bantuan dimana dananya berasal
dari BUMD tempat Pemegang Saham menanamkan
modalnya. Konten lain dapat dimuat dalam bagian ini selama
hal tersebut dianggap perlu untuk mendapatkan perhatian
pemegang saham.
RKA BUMD – Outline : i. Penutup

Di bagian penutup RKA, BUMD


memberikan ringkasan konten dalam
bentuk kesimpulan. Selain itu, BUMD
juga menekankan ulang hal-hal yang
memerlukan keputusan KPM/RUPS dan
hal-hal yang patut mendapat perhatian
pemegang saham.

Anda mungkin juga menyukai