Anda di halaman 1dari 8

Nama : AHSANU NADYA NUR

Nim : B1E119010
Mata kuliah : KLINIK REFRAKSI 1
D3-OPTOMETRI 2019

1. .Jelaskan penentuan axis astigmat menggunakan 


a. Kipas astigmat
Astigmat bisa diperiksa dengan menggunakan kipas astigmat atau dengan kartu
snellen :
1) Pasien duduk menghadap kartu snellen pada jarak 6 meter.

2) Pada mata dipasang bingkai percobaan

3) Satu mata ditutup

4) Dengan mata yang terbuka pada pasien dilakukan terlebuh dahulu


pemeriksaan dengan lensa (+) atau (-) sampaai tercapai ketajaman penglihatan
terbaik,

5) Pada mata tersebut dipasang lensa (+) yang cukup besar (misal S + 3.00)
untuk membuat pasien mempunyai kelainan refraksi astigmat miopikus,

6) Pasien diminta melihat kartu kipas astigmat

7) Pasien ditanya tentang garis pada kipas astigmat yang paling jelas terlihat

8) Bila belum terlihat perbedaan tebal garis kipas astigmat maka lensa S +3.00
diperlemah sedikit demi sedikit hingga pasien dapat menentukan garis mana
yang terjelas dan terkabur

9) Lensa silinder (-) diperkuat sedikit demi sedikit dengan sumbu tersebut
hingga tampak garis yang tadi mula-mula terkabur menjadi sama jelasnya
dengan garis yang terjelas sebelumnya ,
- Bila sudah dapat melihat garis-garis pada kipas astigmat dengan
jelas, dilakukan tes dengan kartu snellen,
- Bila penglihatan belum 6/6 sesuai kartu snellen, maka mungkin
lensa (+) yang diberikan terlalu berat, sehinnga mengurangi lensa
(+) atau menambah lensa (-),

- Pasien dimintaa membaca kartu snellen pada saat lensa (-)


ditambah perlahan

Sedangkan nilainya: Derajat astigmat sama dengan ukuran lensa silinder (-) yang
dipakai sebagai gambar kipas astigmat tampak sama jelas.

b. Clock dial
Clock dial adalah gambar berupa jam yang berfungsi untuk me,udahkan kita
menentukan axis

note : angka jam adalah yang


dilihat pasien, sedangkan yang
derajat (0 s/d 180) untuk
pemeriksa.

Contoh:

Seorang Pasien Hasil BVS (setelah lolos uji Red-Green) : -1.50, Visus : 6/12.
Clock Dial : angka jelas antar jam 1 dan 2 (axis = 135-90 (tegak lurusnya) = 45)
dari tabel Bennett & Rabbetts, jika visus 6/12 maka perkiraan lensa pengabur yang
diberikan adalah S + 0.75 dan perkiraan lensa cilider C - 1.50 dengan Axis 45,
maka hasil final RX-nya adalah :

RX : S -1.50 + 0.75 (lensa pengabur) C - 1.50 X 45 *

Final RX : S - 0.75 C - 1.50 X 45

Menentukan axiss dengan clock dial:

- Pasien duduk menghadap gambar clock dial pada jarak 6 meter


- Pasien diminta untuk melihat gambar dan menentukan angka mata yang
terlihat jelas.

Misalnya : pasien tersebut penglihatannya jelas diangka 1 dan 2 berarti axis =


120-135 tegak lurusnya 45.

c. JCC
penentuan axis astigmat menggunakan JCC yaitu:

1. Mintalah pasien melihat secara monoculer ke barisan huruf atau angka pada
optotipe, yaitu pada visus terbaik tadi.

2. Letakkan CC di depan trial frame yang mana telah terpasang lensa spheris
terbaik tadi, dengan posisi tangkai CC di 45’ pada posisi ini maka tanda merah
(M) atau (H) hitam akan berada pada posisi 90’ dan 180’.

POSISI - M H (merah di vertikal)

3. Tanyakan pada pasien manakah yang lebih jelas dari objek yang dilihat pada
posisi pertama (MH) atau (putar tangkai CC) pada posisi kedua (M1,H1),
perhatikan pada saat tangkai CC diputar maka posisi M dan H akan Pindah dan
menjadi H1 dan M1.
POSISI M1 H1 (merah di horizontal)

a. Bila pasien memilih posisi pertama lebih lebih jelas simpan di catatan anda
axis 1=90

b. Bila pasien memilih posisi kedua lebih lebih jelas simpan di catatan anda
axis 1= 180

c. Bila pasien mengatakan tidak ada yg lebih jelas berarti axis nya bukan 90’
atau 180’

Asumsikan bahwa pasien memilih posisi pada point 3a (axis 1=90)

4. Pindahkan tangkai CC ke posisi 90’, sesuai dengan posisi axis 1 dalam catatan
anda (posisi penempatan tangkai harus sama dengan posisi axis1)

posisi I . tangkai di 90' (merah di posisi 2 ( merah di 45')


135')

5. Tanyakan kembali pada pasien manakah yang lebih jelas dari objek yang
dilihat pada posisi pertama (MH) atau (putar tangkai CC) pada posisi kedua
(M1,H1), perhatikan pada saat tangkai CC diputar maka posisi M dan H akan
Pindah dan menjadi H1 dan M1. (sama seperti point 3 tadi)

a. Bila pasien memilih posisi pertama lebih lebih jelas, simpan di catatan anda
axis 2=135
b. Bila pasien memilih posisi kedua lebih lebih jelas, simpan di catatan anda
axis 2= 45

Asumsikan bahwa pasien memilih posisi pada point 5b (axis 2=45)

6. Maka kesimpulan awal yang dapat diambil posisi axis pasien tersebut berada
diantara axis 90’ dan 45’ (axis 1 =90, axis 2=45)

7. Sambil melihat objek, lakukan pergeseran CC per 5' atau 10 ‘ untuk


mendapatkan axis yang tepat diatara axis 45’ dan 90’. Sampai pasien dapat
melihat objek terjelas di posisi axis yang tepat

Posisi axis antara 90' dan 45'

8. Lanjutkan dengan mencari power cylinder.

Catatan:

a. Berilah jeda sekitar 3 detik sebelum melakukan putaran pada tangkai CC.
Agar pasien bisa memilih dengan baik.

b. Lakukan latihan dengan memilih axis yang berbeda, ingat posisi tangkai
kedua mengikuti pilihan axis 1

c. Jadikan tanda merah atau cyl minus sebagai axis untuk mempermudah.

d. Slit stenopi

Slit stenopi adalah disk hitam dengan celah tipis melalui itu digunakan
dalam mendeteksi tingkat dari silinder, disk diputar sehingga celah di
orientasikan pada sudut yang berbeda, mengubah ukuran bias retina. Contoh
stenopi slit lebih berguna untuk menyaring tingakt astigmatisme yang tinggi

2. Gambarkan jatuhnya masing-masing titik fokal pada klasifikasi astigmat


berdasarkan titik fokal terhadap retina

a. astigmat simpel, Satu titik fokal di retina dan satu titik fokal lagi di depan atau di
belakang retina terdiri dari 2 tipe:
 simple myopia, Astigmat jenis ini titik A berda didepan retina sedangkan titik
B berada tepat pada retina .

 simple hyperopia, Atigmat jenis ini titik A berada tepat pada retina sedangkan
titik B berda di belakang retina.

b. Astigmat kompound, Kedua titik fokal di depan atau di belakang retina Terdiri
dari 2 tipe:

 compund myopic, astigamat jenis ini titik A berada di depan retina sedngkan
titik B berada diantara titik A dan retina
 compund hyperopic, astigmat jenis ini titik B berada di belakang retina
sedangkan titik A berada di antara titik B dan retina

c. Astigmat mixedSatu titik fokal di depan dan satu titik fokal lagi di belakang retina

3. Jelaskan macam-macam hipermetrop  dengan contoh kasusnya

a. Hipermetrop Manifes, Hipermetrop yang dapat dilihat dengannkoreksi kacamata


tanpa sikloplegik
b. Hipermetrop Total, hipermetrop yang didapat setelah memberikan sikloplegik
( akomodasi ditiadakan ) hasilnya lebih besar dari pada hipermetrop manifes
c. Hipermetrop L aten, selisi antara hipermetrop total dengan hiprmetrop manifes
Contoh kasus
Pasien 20 tahun datang dengan visus tanpa kacamata 20/40.Dengan penambahan
tiap 0,25 D didapati denga +1D pasien memiliki visus 20/20 dan dengan total
+2.25D pasien tetap memiliki visus 20/20. Kemudian dengan siklopegia didapati
gangguan refraksi yang membutuhkan +3,50 D untuk menjadikan visus pasien
kembali 20/20. Dari contoh ini didapatilah absolut hipermetropia nya +1,00D;
hipermetopia fakultatif adalah +1,25D. Dan pasien akan dengan Sian menerima
pengobatan dengan +2.25D

Anda mungkin juga menyukai