Anda di halaman 1dari 18

Disfungsi akomodasi

Pendahuluan
• Disfungsi akomodasi (dalam hal ini tidak termasuk presbyopia) berbeda dari
kelainan penglihatan
• Kelainan ini dapat mengganggu prestasi sekolah anak, mengganggu prestasi
atlit, menggangu efisiensi kerja
• Orang yang sering kerja dekat terutam sering menggunakan komputer lebih
mudah untuk menderita tanda dan gejala dari kelainan ini
• Gejala dapat berupa penglihatan kabur, sakit kepala, mata tidak nyaman,
perasaan lemah, diplopia, mual, tidak konsentras
Klasifikasi disfungsi akomodasi
• Insufuiensi akomodasi
• Ill-sustained akomodasi
• Inersia akomodasi/infacility akomodasi
• Paralisis akomodasi
• Spasme akomodasi
Insufisiensi akomodsi
• Terjadi ketika amplituda akomodasi lebih rendah dibanding umur pasien
dan tidak berhubungan dengan skelorisi lensa
• Biasanya menunjukkan kemampuan mempertahankan akomodasi yang
lemah
Ill-Sustained akomodasi
• AA normal tetapi terjadi kelemahan akibat stimulasi akomodasi yang terus
menerus
Inertia akomodasi
• Disebut juga akomodasi infaciliti terjdi ketika sisem akomoda berespon
lambat dalam menghadapi perubahan situasi atau terjadi keterlambatan
sistem akomodasi
• Gejala yang sering dilaporkan penglihatan jauh menjadi kabur setelah
melakukan kerja dekat.
Paralisis Akomodasi
• Kondisi yang jarang terjadi, yaitu dimana sistem akomodasi gagal
merespon stimulus yang ada.
• Dapat disebabkan oleh obat sikloplegik, trauma, penyakit mata atau
sistemik lannya, toksik atau keracunan
• Kondisi ini dapat unilateral atau bilateral, dapat disertai dengan ppupi
yang dilatasi
Spasme akomodasi
• Terjadi akibat overstimulasi sistem saraf parasimpatis, spasme akomodasi
dapat disertai kelelahan
• Biasanya merupakan bagian dari trias (overakomodasi, overkonvergen,,
dan pupil miosis) dikenala sebagai SNR (spasm of near reflax)
• Dapat disebabkan topikal atau sistemik obat-obat kolinergik, trauma,
tumor otak, myathenia gravis
Prevalensi
• Terjadi pada 60-80% pasien dengan masalah penglihatan binokular
• Prevaleni disfungsi akomodasi yang bergejala pada pasien nonpresbyop
yaitu : 9,2% dengan insufisensi akomodasi, 5,1 % inertia akomodasi,
2,5% spasme akomodasi
Faktor risiko
• Terdapatnya kebutuhan dalam mempertahankan akomodasi untuk melihat
target jarak dekat
• Terdapatnya penyakit yang menyebabkan gangguan akomodasi
• Penggunaan obat-obatan
Gejala klinis
• Insufisiensi akomodasi
• Penglihtan kabur, kesulitan membaca, tidak nyaman, konsentrasi lemah, sakit kepala
• Dapat merangsang terjadinya konergen excess
• Posistif relative accommodation (PRA) dibawah -1,50 D
• AA lebih rendah
• Ill-sutained akomodasi
• Penglihatan kabur setelah kerja dekat yang lama
• Mirip dengan akomodasi insufisiens kecuali AA normal
• PRA menurun
• Astenopia
Gejala klinis
• Inertia akomodasi
• Kabur pada penglihatan jauh setelah kerja dekat yang lama dan sebaliknya kabur
melihat dekat jika terlalu lama melihat jauh atau pada saat membutuhkan
penglihatan dekat setelah lama melihat jauh, maka penglihatan dekat akan kabur
• AA normal, abnormal PRA atau NRA
• Paralisis akomodasi
• Nonpresbyopia kehilangan kemampuan untuk akomodasi baik secara monokular
atau binokuar
Gejala klinis
• Spasme akomodasi
• Sistem akomodasi terlalu kuat dalam merespon suatu stimulus
• Penyebab tersering adalah inervasi parasimpatis sebagai bagian dari SNR
• Dapat disertai multiple sklerosis, trauma kepala tertutup dan stelah LASIK
• Dapat disertai dengan psikogenk dimana spasme dapat menyebabkan kekuatan
sampai 25 D dan penglihatan jauh menjadi kabur
Deteksi dini dan pencegahan
• Deteksi dini penting dilakukan saat rasio AC/A tinggi dan esotropia timbul
pada saat melihat dekat
• Pemeriksaan dialkukam pada umur 6 bulan , 3 tahun, 6 tahun
Diagnosis
• Riwayat pasien
• Pemeriksaan okular
• Visus
• Refraksi
• Gerakan bolamata dan kesesuaiannya
• PRA, NRA, Near point convergence, near fusional vergence amplitude
• Amplituda akomodasi (metode push up atau lensa minus) dan facility (+/- 2,00D)
• Stereopsis
• Pemeriksaan okular dan skrining penyakit sistemik (pemeriksaan anterior dan posterior bola mata, slitlamp,)
Terapi
• Dasar terapi :
• Membantu pasien agar dapat menjalankan aktivitas sehari-harinya baik di sekolah,
atlit dan pekerjaan
• Untuk meringankan gejala fisik, okular dan psikologis yang berhubungan dengan
gangguan ini
• Terapi akomodasi
• Untuk meningkatkan amplituda , kecepatan, akurasi dan kemudahan respon
akomodasi
• Dapat memakai lensa plus
Tugas
• Jelaskan vision teraphy (nonton you tube)
• https://www.youtube.com/watch?v=EMEQunRC3B8
• https://www.youtube.com/watch?v=BuvMrCAt6TU
• Jelaskan AA,PRA, NRA, Near point convergence, near fusional vergence
amplitude dan cara menghitungnya

Anda mungkin juga menyukai