Anda di halaman 1dari 12

Volume 6. Nomor 1.

Januari 2011

Pandecta
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/pandecta

Problematika Pengamanan Narapidana dan Tahanan


di Lembaga Pemasyarakatan Tarakan
Yahya A.Z. 

Fakultas Hukum, Universitas Borneo, Tarakan, Kalimantan Timur, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan menjadi fokus pembicaraan di dalam
Diterima Oktober 2010 masyarakat karena pemberontakkan, perkelahian, pelarian, pembunuhan di dalam
Disetujui November 2010 Lembaga tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pola
Dipublikasikan Januari 2011
pengamanan terhadap narapidana dan tahanan di lembaga pemasyarakatan Tara-
Keywords: kan serta bagaimana problematika dalam pengamanan terhadap narapidana dan
Security; tahanan di lembaga pemasyarakatan Tarakan terutama dalam hal Pemenuhan Hak-
Prisoners; hak Dasar Narapidana. Jenis penelitian ini adalah yuridis empiris. Hasil penelitian ini
Detainees; menunjukkan bahwa pola pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Tarakan dilaku-
Basic Rights. kan secara berjenjang dengan pola pengamanan yakni: Maximum Security, Medium
Security, Minimum Security. Sedangkan dua problem pokok yang menjadi kendala
petugas pengamanan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Tarakan,
yaitu kurangnya aparat/petugas pengamanan baik dari segi kwalitas maupun kwan-
titas dan berkaitan dengan sarana dan prasarana dimana terjadi over kapasitas isi
Lembaga Pemasyarakatan Tarakan sehingga sangat sulit terkait dengan pemenuhan
Hak-hak dasar Narapidana tersebut.

Abstract
Security at the prison became the focus of discussion in the community because of
rebellion, fight, escape, murder in the Institute. The purpose of this study was to deter-
mine how the pattern of protection of prisoners and detainees in prisons Tarakan and
how problems in the security of prisoners and detainees in prisons Tarakan especially
in terms of fulfillment of Fundamental Rights Prisoners. This research is empirical ju-
ridical. The results of this study indicate that the pattern of security in prison Tarakan
conducted in phases with the security pattern: Maximum Security, Medium Security,
Minimum Security. While the two main problem is a constraint guards prisoners in
Penitentiary II Class A Tarakan, namely the lack of police / security officers in terms of
both quality and quantity, and related infrastructure where there is over-capacity pris-
on Tarakan content so it is hard linked to the fulfillment the basic rights of the inmates.

Alamat korespondensi: © 2011 Universitas Negeri Semarang


Jl. Amal Lama No.1, Tarakan, Indonesia ISSN 1907-8919
E-mail: yahyazein@yahoo.com
Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

1. Pendahuluan kat yang di rugikan.


Seperti kita ketahui bahwa berita-beri-
Sistem peradilan pidana terpadu berar- ta di media masa, baik media cetak maupun
ti terdapat keterpaduan persepsi dan sikap elektronik gejolak sosial masyarakat Indo-
tindak dalam upaya pencegahan dan pem- nesia cenderung memanas. Di mana-mana
berantasan kejahatan dalam mencapai keter- terjadi pembunuhan, pemerkosaan, perkela-
tiban masyarakat. Masing-masing komponen hian antar kelompok, pengeboman dan per-
dalam proses peradilan pidana tidak mung- buatan sadis lainnya. Hal ini juga merembet
kin terlepas satu sama lain, melainkan saling ke dalam Lembaga Pemasyarakatan. Banyak-
mendukung antara sub sistem sesuai dengan nya pemberontakkan, perkelahian, pelarian,
fungsi dan wewenang masing-masing. Den- pembunuhan di dalam Lembaga Pemasyara-
gan kata lain, bahwa sistem peradilan pidana katan. Oleh karena itu pengamanan menja-
terpadu menggambarkan adanya saling ke- di fokus pembicaraan di dalam masyarakat,
terkaitan antara sub-sub sistem yang meling- sekali terjadi pelarian masyarakat mengklaim
kupinya, yaitu kepolisian, kejaksaan, penga- bahwa pengamanan di Lembaga Pemasyara-
dilan dan lembaga pemasyarakatan. katan kurang maksimal. Untuk itulah penulis
Masalah pemidanaan di Indonesia ingin meneliti lebih jauh mengenai pola pen-
merupakan suatu masalah yang patut kita gamanan terhadap Narapidana dan Tahanan
soroti karena menyangkut hak asasi, harkat di Lembaga Pemasyarakatan Tarakan dan
dan martabat manusia. Dalam menetapkan problematika dalam pengamanan terhadap
pidana yang dijatuhkan harus dipahami be- Narapidana dan Tahanan di Lembaga Pe-
nar apa makna dari kejahatan, penjahat dan masyarakatan Tarakan selama periode tahun
pidana itu sendiri. Apakah sudah setimpal 2001 sampai dengan 2005.
dengan berat dan sifat kejahatan yang dila- Sistem kepenjaraan dirasa tidak sesu-
kukan oleh sipelaku pidana yang telah dijatu- ai dengan iklim negara yang berdemokrasi
hi hukuman oleh hakim, tidak cukup untuk Pancasila karena sistem kepenjaraan be-
mengatakan bahwa pidana itu harus sesuai rasal dari pandangan individualisme yang
dengan ancaman pidana yang terdapat da- memandang dan memperlakukan “Nara-
lam Udang-Undang. Jenis pidana yang paling pidana” tidak sebagai anggota masyarakat.
sering dijatuhkan pada saat ini adalah pidana Narapidana diasingkan dari pergaulan dan
pencabutan kemerdekaan khususnya pidana kurang diperhatikan tugas membina nara
penjara. Pidana pencabutan kemerdekaan pidana menjadi warga masyarakat yang
atau pidana penjara dilaksanakan dibelakang baik dan berguna.
tembok yang tebal dan asing bagi narapida- Sistem pemasyarakatan sebagai peng-
na. ganti sistem kepenjaraan kemudian dite-
Indonesia sebagai negara hukum, beru- gaskan untuk dapat diterapkan sebagai
saha untuk menciptakan adanya ketertiban, suatu sistem pembinaan terhadap Napi,
keamanan, keadilan dan kesejahteraan di yang sekaligus merupakan pengganti dari
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa sistem kepenjaraan, pada tanggal 27 April
dan bernegara. Dalam negara hukum per- 1964 dalam Konferensi Dinas Kepenjaraan
lindungan terhadap hak-hak asasi manusia di Lembaga Pemasyarakatan Bandung yang
dijamin oleh hukum yang diiringi oleh kewa- kemudian diberlakukan dalam rangka pem-
jiban-kewajiban yang asasi pula. Dalam hal binaan Napi di lembaga pemasyarakatan
negara menegakkan hukum yang dijalankan seluruh Indonesia.
oleh aparat penegak hukum tentu tidak se- Sahardjo mengemukakan tentang
mua keputusan mereka dapat diterima oleh konsepsi pemasyarakatan, dengan meny-
masyarakat, adanya ketidakpuasan masyara- atakan bahwa tujuan pidana penjara atau
kat terhadap pidana perampasan kemerde- tujuan pemidanaan adalah Napi (Treat-
kaan bergerak yang dipandang oleh sebagian ment of Offenders), dan akhirnya di-
orang masih adanya ketidakadilan, baik bagi kenal sebagai sistem pemasya-rakatan.
orang yang dijatuhi pidana maupun masyara- Pengertian sistem pemasyarakatan dalam

58
Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

UU No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasya- serta diakuinya Napi tersebut sebagai ma-
rakatan pada Pasal 1 angka 2 adalah suatu nusia yang harus dikembalikan martabat-
tatanan mengenai arah dan batas serta cara nya sebagai manusia yang bertakwa kepa-
pembinaan warga binaan pemasyarakatan da Tuhan Yang Maha Esa dan berguna bagi
berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan bangsa dan negara.
secara terpadu antara pembina, yang di- Surat Keputusan Direktorat Pema-
bina, dan masyarakat untuk meningkatkan syarakatan No. K.P. 10/3/7, tanggal 8
realitas warga binaan pemasyarakatan agar Februari 1965, menyampaikan suatu
menyadari kesalahan, memperbaiki diri, “konsepsi pemasyarakatan” yaitu: Pemasy-
dan tidak mengulangi tindakan pidana se- arakatan adalah suatu proses, proses thera-
hingga dapat diterima kembali oleh ling- peutic di mana si Napi pada waktu masuk
kungan masyarakat, dapat aktif berperan lembaga pemasyarakatan berada dalam
dalam pembangunan dan dapat hidup se- keadaan tidak harmonis dengan masyara-
cara wajar sebagai warga negara yang baik kat sekitarnya, mempunyai hubungan yang
dan bertanggung jawab. negatif dengan masyarakat. Sejauh itu Napi
Bahroedin Soerdjobroto adalah sa- lalu mengalami pembinaan yang tidak le-
lah seorang tokoh awal yang menjabarkan pas dari unsur-unsur lain dalam masyarakat
konsep Pemasyarakatan setelah dicetuskan yang bersangkutan tersebut, sehingga pada
satu tahun sebelumnya (1963) oleh Dr (hc) akhirnya Napi dengan masyarakat seke-
Sahardjo, Menteri Kehakiman Republik lilingnya merupakan suatu keutuhan dan
Indonesia pada saat itu. Dalam urutan ar- keserasian (keharmonisan hidup dan peng-
gumentasi tersebut, Bahroedin jelas men- hidupan, tersembuhkan dari segi-segi yang
deskripsikan bahwa pandangan Pemasy- merugikan (negatif).
arakatan terhadap kejahatan dan pelaku Dengan kata lain pemasyarakatan
pelanggar hukum adalah konflik yang ter- adalah proses kehidupan dengan masya-
jadi antara diri pelaku dengan korban dan rakat yang mengalami pembinaan, peruba-
masyarakat. Terjadinya kejahatan adalah han-perubahan yang menjurus dan menjel-
juga karena kesalahan masyarakat itu sen- ma sebuah menjadi kehidupan yang positif
diri. Oleh karenanya, Pemasyarakatan me- antara Napi dengan masya-rakat.
mandang terhadap diri pelaku yang harus Lembaga pemasyarakatan yang bertu-
dilakukan adalah memulihkan hubungan gas membina para Napi secara teratur dan
tersebut (Sulhin, 2010:8). berencana harus memperhatikan latar bela-
Perbedaan sistem kepenjaraan den- kang Napi itu. Napi harus dibekali pengerti-
gan sistem pemasyarakatan terletak pada an mengenai norma-norma kehidupan serta
perlakuan terhadap Napi, sistem kepenja- melibatkan mereka dalam kegiatan-kegiatan
raan dipandang sebagai liberalisme, indivi- sosial yang dapat menimbulkan rasa percaya
dualisme, Napi dianggap sebagai objek, ti- diri dalam kehidupan bermasyarakat agar
dak diperkenalkan kepada masyarakat dan Napi itu sanggup hidup mandiri. Napi itu
di dalam memperbaiki Napi lebih banyak harus mampu hidup bersaing dengan masy-
mempergunakan kekerasan atau unsur arakat tanpa melakukan kejahatan lagi.
penjeraan dalam penjara serta dihukum- Adapun hak-hak narapidana yang
nya Napi itu sebagai manusia yang sudah mendapat perlindungan antara lain: (a).
tidak ada gunanya lagi. Sedangkan dalam Dalam hal hukum disiplin (karena me-
sistem pemasyarakatan adalah berdasarkan langgar peraturan rumah tangga lembaga
Pancasila dan UUD 1945, memberlakukan pemasyarakatan) tidak dikenakan hukum
Napi disamping objek juga merupakan sub- badan yang bersifat penyiksaan, baik fisik
jek, Napi itu diayomi dengan memberikan (pemukulan, pencambukan, dirantai, dije-
bekal hidup sebagai warga masyarakat yang mur di bawah sinar matahari yang terik dan
baik dan berguna dan di dalam memper- lain sebagainya) maupun psikis (disekap
baiki Napi lebih banyak mempergunakan sendiri berhari-hari dalam sel yang sempit
kekuatan/unsur yang ada dalam masyarakat dan pengap, mencabut haknya menerima

59

Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

surat dan kunjungan secara tidak wajar, dan narapidana dan sebagai rumah tahanan ne-
sebagainya); (b). Dalam
������������������������
penyiksaan��������
������������������
, penga- gara yang menahan tahanan sehingga pada
niayaan atau perilaku melanggar kesusilaan dasarnya tidak ada pembedaan dalam pola
dari sesama Napi; (c). Dalam hal perawatan penanganan antara tahanan dan narapidana.
medis; (d). Dalam hal melakukan kegiatan Lembaga Pemasyarakatan tersebut mengu-
(termasuk makanan terlarang oleh agama nakan tiga pola pengamanan yang diterap-
dan memperoleh bahan bacaan keagama- kan. Pola pengamanan narapidana terdapat
an; (e). Dalam hal berhubungan dengan dalam Tabel 1.
masyarakat di luar lembaga pemasyaraka- Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Lem-
tan (melalui surat atau kunjungan keluarga baga Pemasyarakatan Kelas II A Tarakan
dan pemuka agama; (f). Dalam hal-hal lain menggunakan pola pengamanan yang ber-
yang dibenarkan oleh peraturan yang ber- jenjang tergantung masa pidana yang telah di
laku sehubungan dengan tetap dihargainya jalani oleh narapidana tersebut, adapun pola
martabat terpidana sebagai manusia (makan pengamanan narapidana meliputi Maximum
dan minum, cara membersihkan diri, tem- Security, Medium Security, dan Minimum Se-
pat tidur, kesempatan rekreasi, kesempatan curity.
bekerja, kesempatan menambah pengeta- Maximum Security, yaitu sistem pen-
huan dan sebagainya. Selain hak-hak dasar gamanan yang diterapkan terhadap para na-
tersebut pada prinsipnya secara normatif rapidana yang baru saja divonis oleh hakim
narapidana juga masih di berikan beberapa yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
hak lain yaitu: a) Grasi; b) Aminesti; c) Dalam hari-hari pertama menjalani masa pi-
Abolisi; d) Rehabilitasi; e) Lepas bersyarat/ dananya yaitu sekitar 15 hari sampai 30 hari
pelepasan bersyarat (voorwoordecije in vrij- sebagai narapidana, mereka diperkenalkan
heidstelling); f) Remisi; g) Cuti Narapidana. dengan lingkungan atau diorientasi tentang
Tujuan dari penelitian ini adalah un- keadaan didalam Lembaga Pemasyarakatan.
tuk mengetahui pola pengamanan terhadap Masa pengamanan maximum security ini ber-
Narapidana dan Tahanan di Lembaga Pema- langsung sampai dengan sekurang-kurangnya
syarakatan Tarakan dan untuk mengetahui 1/3 dari masa pidananya. Dalam masa ini
problematika dalam pengamanan terhadap tingkat pengamanan dan pengawasan ter-
Narapidana dan Tahanan di Lembaga Pe- hadap mereka merupakan prioritas utama,
masyarakatan Tarakan selama periode tahun segala tingkah laku dan gerak-gerik mere-
2001 sampai dengan 2005. ka selalu diawasi dalam rangka memulih-
kan keadaan mereka dengan mengadakan
2. Metode Penelitian pendekatan moral agar mereka menyadari
kesalahan mereka dan tidak berniat untuk
Tipe dari penelitian ini adalah peneliti- melakukan hal-hal yang dapat menganggu
an empiris. Adapun lokasi penelitian yang di- keamanan dan ketertiban didalam Lembaga
jadikan tempat melakukan penelitian adalah Pemasyarakatan.
Lembaga Pemasyarakatan Tarakan. Sample Medium Security, yaitu sistem pe-nga-
ditentukan secara random dengan jumlah se- manan yang diterapkan kepada para nara-
banyak 100 orang yang terdiri dari Petugas pidana yang telah menjalani 1/3 sampai ½
di Lembaga Pemasyarakatan, Tahanan serta dari masa pidananya. Dalam masa ini tingkat
Narapidana. Sumber data berupa data pri- pengamanan dan pengawasan terhadap me-
mer dan data sekunder. Data dikumpulkan reka adalah pengamanan yang normal atau
melalui observasi dan wawancara. biasa-biasa saja, karena mereka telah diba-
rengi dengan pembinaan didalam Lembaga
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pemasyarakatan.
Minimum Security, yaitu sistem penga-
a. Pola Pengamanan Narapidana manan yang diterapkan kepada narapidana
Lembaga Pemasyarakatan Tarakan yang telah menjalani ½ sampai 2/3 dari masa
mempunyai dua fungsi yakni sebagai tempat pidananya. Tingkat pengamanan yang dite-

60
Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

Tabel 1. Pola Pengamanan Narapidana

Pola Pengamanan Narapidana


Maximum Security Medium Security Minimum Security
Terpidana Baru yang Narapidana yang Telah Narapidana yang
Menjalani Masa Menjalani 1/3 s/d ½ dari Telah Menjalani ½
Pidananya Yaitu Sekitar Masa Pidananya s/d 2/3 dari Masa
15 s/d 30 hari Sebagai Pidananya
Narapidana
Sumber: Data primer yang telah diolah

Tabel 2. Mekanisme Pelaksanaan Tugas Pengamanan Narapidana

Mekanisme Pengamanan Narapidana


Regu Pengaman dibagi Menjadi 4
Regu I Regu II Regu III Regu IV

Di Kepalai Seorang Di Kepalai Seorang Di Kepalai Seorang Di Kepalai Seorang


Komandan Jaga Komandan Jaga Komandan Jaga Komandan Jaga

Personil ( 1 ) Personil ( 1 ) Personil ( 1 ) Personil ( 1 )


Personil ( 2 ) Personil ( 2 ) Personil ( 2 ) Personil ( 2 )
Personil ( 3 ) Personil ( 3 ) Personil ( 3 ) Personil ( 3 )
Personil ( 4 ) Personil ( 4 ) Personil ( 4 ) Personil ( 4 )
Personil ( 5 ) Personil ( 5 ) Personil ( 5 ) Personil ( 5 )
Pos I (Pintu Utama) Pos III (Blok D) Pos V (Blok B)

Pos II (Pos Atas / Menara) Pos IV (Blok A)


Sumber: Data primer yang telah diolah

rapkan terhadap merekapun sudah semakin manan yang masing-masing regu terdiri dari
kecil, karena mereka sudah dipercaya tidak 5 (lima) personil dan dikepalai oleh seorang
akan melakukan hal-hal yang dapat men- komandan jaga. Ke lima personil tersebut
ganggu keamanan dan ketertiban didalam menempati posnya masing-masing dan seti-
Lembaga Pemasyarakatan. Pola pembinaan ap 2 (dua) jam sekali diadakan roling antar
yang diterapkan terhadap merekapun sudah pos yang satu dengan pos yang lain. Adapun
sampai pada pembinaan diluar Lembaga Pe- cara perputarannya adalah setelah petugas
masyarakatan, seperti pemberian assimilasi, yang bertugas diportir (pintu utama) sudah
pembebasan bersyarat dan cuti menjelang mencapai 2 (dua) jam kemudian pindah ke
bebas. pos atas (menara), kemudian petugas yang
Berkaitan dengan mekanisme mela- bertugas dimenara turun menuju ke blok D,
kukan pengamanan terhadap narapida di lalu petugas yang bertugas di blok D pindah
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Tarakan ke blok A, kemudian petugas yang bertugas
mengunakan cara sebagaimana yang terda- di blok A pindah ke blok B dan petugas yang
pat dalam Tabel 2. bertugas di blok B lalu pindah ke portir (pintu
Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa me- utama) demikian begitu seterusnya.
kanisme pengamanan narapidana di Lemba- Adapun berkaitan dengan tugas pokok
ga Pemasyarakatan Klas II A Tarakan bahwa pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan
dalam menjalankan tugasnya regu pengama- Tarakan dapat di lihat dalam Tabel 3. Dari Ta-
nan dibagi menjadi 4 (empat) regu penga- bel 3 dapat kita lihat bahwa pada dasarnya

61

Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

Tabel 3. Tugas Pokok Regu Pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Tarakan

Tugas Pokok Regu Pengaman Lembaga Pemasyarakatan Tarakan


Tugas Regu Pengaman
Menjaga agar tidak terjadi pelarian
Menjaga agar tidak terjadi kericuhan
Menjaga tertibnya peri-kehidupan penghuni Lembaga Pemasyarakatan
Sumber: Data primer yang telah diolah

Tabel 4. Pos Pengamanan Narapidana

Pos Pengamanan Narapidana


Nama Kegunaan/Manfaat
Pos utama Tempat komandan jaga.
Pos-pos Tempat-tempat penjagaan dipintu gerbang, pintu-pintu lain yang
pintu menghubungkan langsung dengan luar dan pintu-pintu yang
menghubungkan antar bagian dalam Lembaga Pemasyarakatan.

Pos dalam Tempat-tempat penjagaan yang ada di dalamn Lembaga


Pemasyarakatan. Beberapa pos dalam yang sejenis dan berdekatan
dapat dikoordinir menjadi satu lingkungan (blok) yang dikepalai
oleh komandan dan lingkungan yang bertanggung jawab langsung
kepada komanda jaga.

Pos atas Tempat-tempat penjagaan yang ada diatas tembok keliling atau di
menara.
Sumber: Data primer yang telah diolah

tugas pokok dari regu pengaman di Lembaga gera melapor ke atasan dan lain-lain instansi
Pemasyarakatan Tarakan hanya meliputi tiga yang diperlukan.
hal tersebut yakni: (a) Menjaga agar tidak ter- Kedua, Pos-pos pintu yaitu tempat-tem-
jadi pelarian; (b) Menjaga agar tidak terjadi pat penjagaan dipintu gerbang, pintu-pintu
kericuhan; ��������������������������������
(c) Menjaga tertibnya peri-kehi- lain yang menghubungkan langsung dengan
dupan penghuni Lembaga Pemasyarakatan luar dan pintu-pintu yang menghubungkan
Terdapat empat pos yang digunakan antar bagian dalam Lembaga Pemasyaraka-
sebagai tempat penjagaan dalam menjalan- tan. Petugas pintu gerbang (portir) mempu-
kan tugas pengamanan, yang dapat di lihat nyai tugas: (a) Membuka/menutup gerbang.
dalam Tabel 4. Dari Tabel 4 dapat kita lihat Dilarang membuka pintu satu dan pintu dua
bahwa dalam melakukan pengamanan ter- dalam waktu bersamaan; (b) Mengenali le-
hadap Narapidana terdapat empat pos yang bih dahulu setiap orang (baik tamu, pegawai
digunakan sebagai tempat penjagaan antara maupun penghuni) yang akan masuk Lemba-
lain adalah: Pertama, Pos utama yaitu tempat ga Pemasyarakatan; (c) Menjaga jangan ada
komandan jaga yang bertugas: mengatur tu- penghuni Lembaga Pemasyarakatan keluar
gas semua pegawai penjagaan yang menjadi dari Lembaga Pemasyarakatan dengan tidak
tanggung jawabnya, Mengawasi dan meneliti syah; (d) Menerima penghuni Lembaga Pe-
penjagaan meliputi Pos-pos, kamar-kamar, masyarakatan yang masuk dan menyerahkan
tempat bekerja dan Mengawasi dan mene- kepada komandan jaga; (e) Menjaga agar
liti tata tertib pembagian makan, kebersihan, jumlah penghuni Lembaga Pemasyarakatan
Dalam hal ada kericuhan mengambil lang- yang diterima diruang portir seimbang den-
kah-langkah pengamanan pertama dan se- gan kekuatan penjagaan portir; (f) Menerima

62
Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

tamu, baik bagi pegawai maupun bagi peng- tib penutupan ruangan (cara memasukkan
huni Lembaga Pemasyarakatan dan melapor- orang, cara mengunci ruangan, pemeriksaan
kan kepada Komandan Jaga, melarang tamu gembok-gembok dan sebagainya); (k) Men-
masuk membawa senjata. Senjata supaya gadakan apel jumlah pada jam-jam yang te-
dititipkan kepada petugas portir/Komandan lah ditentukan oleh Kalapas, juga apel-apel
Jaga; (g) Mengatur agar tamu dan penghuni kerja, sakit, sekolah dan sebagainya); (l)
��������
Men-
Lembaga Pemasyarakatan tidak diterima atau gatur diantarkannya penghuni ke bagian-ba-
berada diruang portir bersama-sama; (h) Me- gian yang diperlukan; (m) Mengadakan pen-
meriksa barang yang masuk/keluar Lembaga geledehan ruangan-ruangan; (n) Memeriksa
Pemasyarakatan sesuai tidaknya dengan surat dan meneliti keluar/masuknya barang-barang
pengantarnya yang memuat jenis dan jumlah dari/ke lingkungan.
barang; ���������������������������������
(i) Memeriksa muatan dan isi ken- Keempat, Pos atas yaitu tempat-tem-
daraan (juga gerobak) yang masuk/keluar; (j) pat penjagaan yang ada diatas tembok keli-
Dalam hal ada dua pintu gerbang, yang satu ling atau dimenara, yang tugasnua meliputi:
dikhususkan untuk lalu lintas orang dan yang menjaga agar tidak ada penghuni Lembaga
lainnya untuk lalu lintas kendaraan (kecuali Pemasyarakatan yang melarikan diri lewat
sepeda dan sepeda motor); (k) Apabila ada tembok keliling secara tidak syah, menjaga
pintu tiga, dilarang membuka pintu dua dan agar tidak ada orang yang tidak berkepen-
pintu tiga dalam waktu bersamaan. tingan mendekati tembok keliling. Dalam
Ketiga, Pos dalam yaitu tempat-tem- hal ada penghuni Lembaga Pemasyarakatan
pat penjagaan yang ada di dalamn Lemba- melarikan diri melalui tembok keliling, bertu-
ga Pemasyarakatan. Beberapa pos dalam rut-turut memberikan isyarat tanda bahaya,
yang sejenis dan berdekatan dapat dikoor- dan memberi perintah untuk menghentikan
dinir menjadi satu lingkungan (blok) yang pelarian.
dikepalai oleh komandan lingkungan yang
bertanggung jawab langsung kepada koman- b. Problematika Pengamanan
dan jaga. komandan lingkungan ini memili- Narapidana
ki tugas sebagai berikut: (a) Mengatur tugas Seperti diketahui bahwa berita-berita
semua penjagaan yang menjadi tanggung di media masa akhir-akhir ini ketahanan Pe-
jawabnya; (b)�������������������������������
Mengerjakan buku jaga (men- masyarakatan atau sistim pemasyarakatan
catat pembagian tugas, inventaris, instruksi- hampir dapat dikatakan mengalami penu-
instruksi, kejadian-kejadian dan lain sebagai- runan dengan munculnya beberapa kejadi-
nya); (c) Mengawasi dan meneliti penjagaan an kekacauan, huru-hara dan gangguan ke-
(pos-pos, kamar-kamar, tempat bekerja dan amanan yang terjadi dibeberapa Lembaga
sebagainya); (d) Mengawasi dan meneliti tata Pemasyarakatan di kota-kota besar Indonesia
tertib (pembagian makan, kebersihan, lam- seperti: Lembaga Pemasyarakatan Cipinang,
pu-lampu dan sebagainya), Juga segera mela- Lembaga Pemasyarakatan Cirebon dan lain-
porkan peristiwa-peristiwa khusus lainnya lain. Hal ini terbukti bahwa misi Pemasya-
kepada atasan; (e) Dalam hal ada kericuhan rakatan yang ingin menciptakan agar warga
mengambil langkah-langkah pengamanan binaan pemasyarakatan menyadari kesala-
pertama dan segera melaporkan kepada han, memperbaiki diri dan tidak mengulangi
komanda jaga; (f) Memeriksa dan meneliti perbuatan pidana dan dapat diterima kem-
keluar/masuk penghuni dari lingkungannya; bali dimasyarakat secara wajar sebagai warga
(g) Ikut mengawasi pelepasan penghuni tepat yang baik, tidak dapat tercapai sebagaimana
pada waktunya; (h) Menjaga tetap terpisah- mestinya.
nya bermacam-macam golongan penghu- Adapun di Lembaga Pemasyarakatan
ni Lembaga Pemasyarakatan (pria, wanita, Kelas II Tarakan juga tidak terlepas gangguan
anak-anak yang harus diasingkan dan seba- keamanan dan ketertiban. Jenis gangguan ke-
gainya); (i) Mengawasi tertib pembukuan amanan yang terdapat di Lembaga Pemasya-
ruangan (cara membuka pintu, cara menge- rakatan Tarakan berupa: pelarian, perkelahi-
luarkan dan sebagainya); (j) Mengawasi ter- an diantara sesama narapidana dan tahanan,

63

Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

pencurian barang milik sesama narapidana 2002, 2003, maupun 2004 dimana pada ta-
dan lain sebagainya. Namun, kuantitas gang- hun 2005 ini terdapat 8 (delapan) gangguan
guan keamanan di Lembaga Pemasyarakatan keamanan, yang masih di dominasi gangguan
Tarakan pada tahun 2001 sangat kecil seka- yang berkaitan dengan perkelahian, dimana
li di mana dalam setahun terdapat 3 (tiga) pada tahun 2005 ini terdapat 5 (lima) kasus
gangguan keamanan, berupa gangguan per- perkelahian yang terjadi pada bulan April,
kelahian dan pencurian, dimana terdapat 2 September, November dan 2 kasus di bulan
kasus perkelahian pada bulan Pebruari dan Desember, sedangkan kasus pencurian terda-
Agustus, sedangkan kasus pencurian terjadi pat 3 (tiga) kasus pada bulan Oktober, No-
pada bulan Oktober. Sementara itu, pada vember dan Desember.
tahun 2002 jumlah gangguan keamanan di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A
Lembaga Pemasyarakatan Tarakan lebih me- Tarakan mempunyai 5 (lima) blok yang di-
ningkat di banding pada tahun 2001, di mana gunakan untuk menampung narapidana dan
pada tahun 2002 terdapat 4 (empat) ganggu- tahanan.
an keamanan, yang masih berkaitan dengan Selain itu di Lembaga Pemsayarakatan
gangguan perkelahian dan pencurian, dima- Tarakan terdapat lima blok yang di gunakan
na terdapat 3 kasus perkelahian pada bulan untuk menampung narapidana dan tahanan
Pebruari, Juli dan Desember, sedangkan pada yang mana masing-masing blok tersebut me-
bulan September terdapat 1 (satu) kasus pen- miliki kegunaan yang berbeda, diantaranya
curian yang terjadi. adalah Blok A yang di gunakan sebgai tem-
Data menunjukkan bahwa jumlah pat untuk menampung narapidana, Blok B
gangguan keamanan di Lembaga Pemasya- digunakan sebagai tempat untuk me-
rakatan Tarakan pada tahun 2003 lebih me- nampung tahan-an dan ditambah dengan
ningkat di banding pada tahun 2001 maupun narapidana, Blok C Anak di gunakan tem-
tahun 2002, dimana pada tahun 2003 ini pat untuk menampung narapidana dan ta-
terdapat 6 (enam) gangguan keamanan, yang hanan anak dan Blok C Wanita yang di gu-
berkaitan dengan gangguan berupa pelarian, nakan sebagai tempat untuk menampung
perkelahian dan pencurian, dimana pada narapidana dan tahanan wanita serta Blok
tahun 2003 ini masih di dominasi dengan D sebagai tempat untuk menampung nara-
gangguan perkelahian terdapat 4 kasus pada pidana yang sudah mendekati bebas.
bulan Maret, Juni, Oktober dan Desember, Regu pengamanan mengalami bebe-
sedangkan kasus pencurian terdapat 1 (satu) rapa permasalahan yang menjadi kendala
kasus pada bulan Agustus. Dan satu ganggu- dalam melakukan proses pengamanan ter-
an keamanan yang tidak terjadi pada tahun hadap narapidana dan tahanan. Hal ini me-
sebelumnya yakni adanya pelarian penghuni nunjukkan bahwa ada dua problem pokok
Lembaga Pemasyarakatan pada bulan No- yang menjadi kendala petugas pengamanan
vember. narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Ke-
Adapun jumlah gangguan keamanan las II A Tarakan dalam melakukan tugas pen-
di Lembaga Pemasyarakatan Tarakan pada gamanan yakni: Pertama, kurangnya aparat/
tahun 2004 masih di dominasi gangguan be- petugas pengamanan baik dari segi kualitas
rupa perkelahian, dimana terdapat 4 (empat) maupun kuantitas. Untuk mencapai tugas
kasus pada bulan Januari, Mei, Agustus, dan pengamanan yang maksimal seorang petugas
oktober. Sedangkan kasus pencurian terdapat pengamanan seharusnya ditunjang dengan
2 (dua) kasus pada bulan Juli dan November. keterampilan yang menunjang dengan tugas-
Dilihat dari kwantitasnya terdapat kesamaan tugas tersebut, sehingga hal ini akan sangat
antara tahun 2003 dab 2004 yakni sebanyak memudahkan petugas tersebut dalam men-
6 (enam) kasus. jalankan tugasnya sehari-hari, akan tetapi
Data tersebut menunjukkan bahwa di dalam Lembaga Pemasyarakatan Tarakan
jumlah gangguan keamanan di Lembaga Pe- khususnya bagian pengamanan sebagian be-
masyarakatan Tarakan pada tahun 2005 le- sar adalah lulusan Sekolah Menengah Umum
bih meningkat di banding pada tahun 2001, (SMU) atau yang sederajat sehingga mereka

64
Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

Tabel 5. Blok Pengamanan Narapidana dan Tahanan

Blok Pengamanan Narapidana Dan Tahanan


Nama Keterangan
Blok A tempat untuk menampung narapidana
Blok B tempat untuk menampung tahanan dan ditambah dengan narapidana
Blok C Anak tempat untuk menampung narapidana dan tahanan anak
Blok C Wanita tempat untuk menampung narapidana dan tahanan wanita
Blok D tempat untuk menampung narapidana yang sudah mendekati bebas
Sumber: Data primer yang telah diolah

sangat minim pengetahuan dibidang penga- keterbatasan jumlah petugas pengaman ini
manan. Lebih-lebih sebagian besar anggota tidak jarang pos-pos jaga di lembaga pema-
pengamanan belum pernah mengikuti pela- syarakatan Tarakan masih banyak yang diko-
tihan-pelatihan atau diklat-diklat khusus yang songkan, hal ini diperparah lagi jika ternyata
dapat mendukung pekerjaan mereka dalam ada narapidana yang sakit dan terpaksa di
melakukan pengamanan terhadap narapi- opname di Rumah Sakit, maka satu orang
dana, baik berupa diklat Samapta maupun personil ditarik untuk mengawal di Rumah
Orientasi Pemasyarakatan (ORPAS) sehingga Sakit. Untuk mengatasi kekurangan petugas
pengetahuan mereka dibidang pengamanan pengamanan tersebut diatas Kepala Lemba-
sangat minim sekali. Hal ini dapat dilihat dari ga Pemasyarakatan memberdayakan tenaga
masih banyaknya petugas pengamanan yang seorang narapidana yang sudah dipercaya
belum bisa menggunakan senjata api, tabung dengan cara membentuk tamping blok seba-
gas pemadam kebakaran dan alat penanggu- nyak 5 (lima) orang setiap blok. Dikarenakan
langan huru-hara. Hal tersebut sangat rawan jumlah blok ada lima blok, maka jumlah tam-
sekali terhadap gangguan keamanan dan ke- ping seluruhnya berjumlah 20 (dua puluh)
tertiban didalam Lembaga Pemasyarakatan. orang. Adapun tugas tamping blok adalah
Secara keseluruhan Lembaga Pemasya- membantu petugas pengamanan dalam hal
rakatan saat ini mempunyai jumlah pegawai keamanan dan ketertiban didalam Lembaga
sebanyak 56 (lima puluh enam) orang de- Pemasyarakatan.
ngan perincian yang dapat dilihat dalam Ta- Kedua, Berkaitan dengan sarana dan
bel 7. prasarana (over kapasitas isi Lembaga Pema-
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jum- syarakatan Tarakan). Kendala lainnya didalam
lah petugas keamanan di lembaga pemasy- melakukan pengamanan Lembaga Pemasya-
arakatan Tarakan hanya berjumlah 25 orang rakatan Kelas II A Tarakan adalah menyang-
dari total 56 orang jumlah pegawai lembaga kut over kapasitas isi Lembaga Pemasyaraka-
pemsyarakatan Tarakan, jika jumlah petugas tan, dimana untuk Lembaga Pemasyarakatan
keamanan ini kita hubungkan dengan jum- Tarakan seharusnya hanya mempunyai kapa-
lah penghuni Lembaga Pemasyarakatan yang sitas 160 (seratus enam puluh) orang ternyata
saat ini dengan jumlah penghuni 764 orang dihuni 764 (tujuh ratus enam puluh empat)
maka masing-masing petugas mengawasi orang narapidana dan tahanan. Over kapasi-
sekitar 31 orang, itupun ternyata di lemba- tas tersebut mengakibatkan narapidana dan
ga pemasyarakatan Tarakan jumlah petugas tahanan menjadi tidak nyaman dan tidak te-
masih dibagi dalam 4 (empat) regu dima- nang didalam kamar, serta mempersulit pe-
na satu regu hanya 6 orang personil. Meli- tugas dalam mengawasi perkembangan nara-
hat kondisi ini maka terlihat adanya ketidak pidana dan tahanan, kamar yang berukuran
seimbangan yang sangat besar sekali antara kecil dan berkapasitas 5 (lima) orang ternyata
jumlah petugas pengaman dengan jumlah diisi 20 orang sampai 25 orang, sehingga jika
narapidana dan tahanan yang ada, dengan terdapat suatu permasalahan kecil tidak ja-

65

Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

Tabel 6. Problematika Pengamanan Narapidana

Problematika Pengamanan Narapidana


Aparat/Petugas LP Sarana Dan Prasarana
Kualitas Petugas Pengaman Over Kapasitas isi Lembaga
Pemasyarakatan Tarakan
Kuantitas/jumlah petugas Lembaga Lembaga Pemasyarakatan Tarakan masih
Pemasyarakatan Tarakan berfungsi ganda
Sumber: Data primer yang telah diolah

Tabel 7. Jumlah Petugas LP Tarakan

Jumlah Petugas Lembaga


Pemasyarakatan Tarakan
Jabatan Jumlah
Kepala LP 1 Orang
Kepala Seksi 5 Orang
Kepala Subsi 8 Orang
Staf Kantor 17 Orang
Petugas Pengamanan 25 Orang
Total 56 Orang
Sumber: Data primer yang telah diolah

rang mengakibatkan perkelahian di antara 4. Simpulan


narapidana dan tahanan sehingga petugas
pengamanan harus bekerja secara ekstra ke- Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
ras untuk menjaga keamanan dan ketertiban bahasan dapat diambil kesimpulan bahwa
didalam Lembaga Pemasyarakatan. pola pengamanan di Lembaga Pemasyara-
Adapun beberapa hal yang menjadi pe- katan Tarakan dilakukan secara berjenjang
nyebab terjadinya over kapasitas di Lembaga tergantung masa pidana yang telah di jalani
Pemasyarakatan Tarakan adalah: a) Lembaga oleh narapidana tersebut, adapun pola pen-
Pemasyarakatan Kelas II A Tarakan berfungsi gamanan tersebut yakni: a) Maximum Securi-
ganda yaitu berfungsi sebagai Lembaga Pe- ty, yaitu sistim pengamanan yang diterapkan
masyarakatan dan berfungsi sebagai Rumah terhadap para narapidana yang baru saja di-
Tahanan Negara (RUTAN), sehingga hal ini vonis oleh hakim yang telah memiliki kekua-
menjadi beban bagi lembaga pemasyaraka- tan hukum tetap; b) Medium Security, yaitu
tan baik berkaitan dengan daya tampung- sistem pengamanan yang diterapkan kepada
nya maupun berkaitan dengan mekanisme para narapidana yang telah menjalani 1/3
pengawasan dan pembimbingan terhadap sampai ½ dari masa pida-nanya. Dalam masa
narapidana dan tahanan; b) Lembaga Pema- ini tingkat pengamanan dan pengawasan
syarakatan Tarakan menampung narapida- terhadap mereka adalah pengamanan yang
na dan tahanan dari berbagai daerah yaitu, normal atau biasa-biasa saja, karena mereka
Kabupaten Bulungan, Kabupaten Berau, Ka- telah dibarengi dengan pembinaan di dalam
bupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Lembaga Pemasyarakatan; c) Minimum Secu-
dari Kota Tarakan sendiri; c) Meningkatnya rity, yaitu sistem pengamanan yang diterap-
jumlah kriminalitas yang membawa konse- kan kepada narapidana yang telah menjalani
kuensi semakin bertambah banyaknya orang ½ sampai 2/3 dari masa pidananya. Tingkat
yang di hukum sementara kapasitas Lembaga pengamanan yang diterapkan terhadap me-
Pemasyarakatan tidak berubah. rekapun sudah semakin kecil, karena mereka

66
Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

sudah dipercaya tidak akan melakukan hal- baga pemasyarakatan dengan jumlah petu-
hal yang dapat menganggu keamanan dan gas keamanan. Hendaknya juga diadakan
ketertiban didalam Lembaga Pemasyaraka- pelatihan-pelatihan dibidang pengamanan,
tan. Pola pembinaan yang diterapkan terha- karena sebagian besar petugas pengamanan
dap merekapun sudah sampai pada pembi- pengetahuannya dibidang pengamanan ma-
naan diluar Lembaga Pemasyarakatan seperti sih sangat minim, hal tersebut sangat rawan
pemberian Assimilasi, pembebasan bersyarat terhadap gangguan keamanan. Pemerintah
dan cuti menjelang bebas. segera menambah sarana dan prasarana be-
Ada dua problem pokok yang menjadi rupa gedung sehingga hal ini dapat mengan-
kendala petugas pengamanan narapidana di tisipasi over kapasitas isi Lembaga Pemasya-
Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Tarakan rakatan Kota Tarakan.
dalam melakukan tugas pengamanan. Perta-
ma, Kurangnya aparat/petugas pengamanan Daftar Pustaka
baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Kualitas Petugas Pe-ngamanan di Lembaga Chazawi, A. 2002. Pelajaran Hukum Pidana (Stel-
Pemasyarakatan Tarakan khususnya bagian sel Pidana,Tindak Pidana, Teori-teori Pemi-
pengamanan sebagian besar adalah lulusan danaan, dan Batas Berlakunya Hukum
Sekolah Menengah Umum (SMU) atau yang Pidana). Jakarta: Rajawali Pers
sederajat dan sebagian besar anggota pen- Darmodiharjo, D. 2002. Pokok-Pokok Filsafat Hu-
gamanan tersebut belum pernah mengikuti kum (Apa dan Bagaimana Filsafat Hukum di
pelatihan-pelatihan atau diklat-diklat khusus Indonesia). Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
yang dapat mendukung pekerjaan mereka Utama
dalam melakukan pengamanan terhadap na- El Muhtaj, M. 2005. Hak Asasi Manusia dalam
rapidana. Kuantitas/jumlah petugas Lembaga Konstitusi Indonesia. Jakarta: Prenada Me-
Pemasyarakatan Tarakan. Secara keseluruhan dia
Lembaga Pemasyarakatan saat ini mempuny- Friedmann, W. 1990. Teori dan Filsafat Hukum
ai jumlah pegawai sebanyak 56 (lima puluh (Telaah kritis atas Teori-Teori Hukum, Susu-
enam) orang sedangkan jumlah penghuni nan I). Jakarta: CV.Rajawali Press
Lembaga Pemasyarakatan saat penelitian Gautama, S. 1983. Pengertian Negara Hukum.
ini di lakukan berjumlah 764 orang. Kedua, Bandung: Penerbit Alumni
Berkaitan dengan sarana dan prasarana (over Harahap, M.Y. 2000. Pembahasan Permasalahan
kapasitas isi Lembaga Pemasyarakatan Tara- & Penerapan KUHAP. Jakarta: Penerbit
kan), dimana seharusnya hanya mempunyai Sinar Grafika
kapasitas 160 (seratus enam puluh) orang Hornick, N. R & Gautama, S. 1978. An Introduc-
ternyata dihuni 764 (tujuh ratus enam puluh tion to Indonesian Law: Unity In Diversity.
empat) orang narapidana dan tahanan, se- Bandung: Alumni
hingga tidak jarang mengakibatkan ganggu- Kasim, I. (editor). 2000. Statuta Roma, Mahkamah
an keamanan oleh narapidana dan tahanan Pidana Internasional, Jakarta: Penerbit El-
sehingga petugas pengamanan harus bekerja sam (Buku Dan Naskah Lengkap Statuta
secara ekstra keras untuk menjaga keamanan Roma dengan Kata Pengantar Jerry Fowler)
dan ketertiban didalam Lembaga Pemasyara- Kusumah, M.W. 2002. Tegaknya Supremasi Hu-
katan. kum (Terjebak antara Memilih Hukum &
Berdasarkan hasil analisa diatas, se- Demokrasi). Bandung: PT.Remaja Rosda-
baiknya pola pengamanan yang di terapkan karya
di lembaga Pemasyarakatan Tarakan lebih Moeljatno. 1987. Azas-Azas Hukum Pidana. Yog-
diefektifkan lagi dalam implementasinya. yakarta: PT.Bina Aksara
Untuk mencapai sistem pengamanan yang Nasution, A.B. & Leo, Z. 2001. Instrument Inter-
optimal di Lembaga Pemasyarakatan Tarakan nasional Pokok Hak-Hak Asasi Manusia. Ja-
perlu diadakan penambahan petugas khu- karta: Yayasan Obor Indonesia
susnya bagian pengamanan sehingga sesuai Sholehuddin. M. 2002. Sistem Sanksi Dalam Hu-
dengan rasio antara jumlah penghuni lem- kum Pidana. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

67

Pandecta. Volume 6. Nomor 1. Januari 2011

Soekanto, S. dan Mamudji, S. 2001. Penelitian Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M. 02


Hukum Normatif. Jakarta: Rajawali Pers. - PK. 04. 10 tahun 1990 tanggal 10 April
Soesilo, R. 1984. Pokok-Pokok Hukum Pidana 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana
Peraturan Umum & Delik-Delik Khusus. / Tahanan
Bogor: Penerbit Politea Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M. 03
Sulhin, I. Filsafat (Sistem) Pemasyarakatan, Jurnal - PK. 04. 02 tahun 1991 tanggal 19 Juni
Kriminologi Indonesia Vol. 7 No. I Mei 1991 tentang Cuti Mengunjungi Keluarga
2010 bagi Narapidana
Keputusan Menteri Kehakiman RI Nomor: M. 01
KUHP dan KUHAP - PK. 04. 10 tahun 1990 tanggal 2 Pebruari
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang 1999 tentang Asimilasi Pembebasan Ber-
pemasyarakatan syarat dan Cuti Menjelang Bebas
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1999 ten- Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan No-
tang Pembinaan dan Pembimbingan War- mor: E. 06 - PK. 04.10 tahun 1992 tanggal
ga Binaan Pemasyarakatan 13 Januari 1992 tentang Petunjuk Pelaksa-
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1999 ten- naan Asimilasi, Pembebasan Bersyarat dan
tang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Haj Cuti Menjelang Bebas
Warga Binaan Pemasyarakatan


68

Anda mungkin juga menyukai