Anda di halaman 1dari 6

UJI KOMPETENSI 3 DAN 4 KELOMPOK 18

HUKUM ISLAM

Nama Anggota dan Tugasnya :


Diajeng Bella Octa 202010110311288
(Menyusun Anatomi)
Mochammad Dowes Azhar 202010110311306
(Menyusun Akta)
Nadila Nur Qodriya 202010110311329
(Menyusun Akta)
SURAT PERJANJIAN JUAL BELI MURABAHAH Judul
Nomor : 01/MRB/BMT Al Ihsan/IV/2020
Nomor
Bismillahirrahmaanirrahim

MUKADDIMAH Irah-irah
“Hai, orang-orang yang beriman! janganlah kalian saling memakan (mengambil) harta
sesamamu dengan jalan yang bathil, kecuali dengan perniagaan yang berlaku dengan sukarela
diantaramu …”
(Q. S. al-Nisa’ [4] : 29)
Pada hari ini, hari Kamis, tanggal sebelas, bulan Juni, tahun dua ribu dua puluh, (Kamis 11
Juni 2020) bertempat di Kota Jakarta Pusat, telah ditandatangani perjanjian kerjasama antara : kep
ala

Nama               : MUNFARID
Komparisi
Umur : 40 Tahun
untuk dan
No KTP           : 3209875994630004 atas nama
Perkerjaan : Kepala Divisi Marketing BMT Al Ihsan badan
hukum
Alamat             : Jl. Apos Kidul, No. 1 Jakarta Pusat
Bertindak untuk dan atas Nama Jasa Keuangan Baitul Maal Watamwiil Al Ihsan, selanjutnya
disebut sebagai PIHAK PERTAMA
Kedudukan para pihak
Nama               : MU’ASYIRAH
Komparisi
Umur : 35 Tahun
Untuk dan
No KTP           : 31298741986430002 atas nama
Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil sendiri

Alamat             : Jl. Sukodadi No. 1 Jakarta Pusat


Dan dalam hal ini telah mendapat persetujuan isteri bernama SITI FATMA,

Kedudukan
Bertindak untuk dan atas nama Sendiri, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA. para pihak
Dengan ini PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju untuk mengadakan perjanjian
Jual-Beli Murabahah dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal sebagai
berikut:

Ruang lingkup
Pasal 1
Pihak pertama dalam hal ini menjual kepada pihak kedua barang 1 unit sepeda motor
dengan spesifikasi tercantum dalam lampiran yang berupakan bagian tidak
obj
terpisahkan dari akad perjanjian ini sebesar Rp. 35. 000.000,- (tiga puluh lima juta ek
rupiah), dengan perincian harga pokok sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta
rupiah), dan margin sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah).

Pasal 2

1. Sistem pembayaran adalah angsuran / jatuh tempo;


2. Tata cara pembayaran diatur pada lembar tersendiri yang merupakan bagian yang
melekat dan tidak terpisahkan dengan akad ini;
3. Angka waktu pembayaran adalah satu tahun (12 bulan) oleh karena itu akad jual-beli
ini berlaku sejak tanggal ditandatanganinya. Adapun pelunasan pembayaran dapat
dilakukan sebelum jatuh tempo atau selambat-lambatnya akan jatuh tempo pada 11
Ke
Juni 2021;
wa
4. Wajib membayar seluruh kewajiban yang muncul akibat akad jual beli ini sampai jib
an
dengan lunas penuh sebagaimana mestinya kepada pihak pertama;
Par
5. Dalam hal pembayaran angsuran yang dilakukan pihak kedua sesuai kesepakatan a
jatuh pada hari ahad atau hari libur nasional atau bukan pad hari kerja lainnya, maka Pih
ak
pembayaran dilakukan pada hari setelahnya;
6. Dalam hal terjadi kelalaian dalam pembayaran seperti apa yang diperjanjikan pihak
kedua sebagaimana bunyi akad ini maka segala ongkos denda ditanggung oleh pihak
kedua.

Pasal 3

1. Pihak kedua menyerahkan jaminan berupa BPKB Motor sebagai jaminan atas akad
jual beli yang telah disepakati; Ke
2. Objek jaminan menjadi milik pihak pertama, sedangkan objek jaminan tersebut tetap wa
jib
berada pada kuasa pihak kedua selaku peminjam pakai, objek jaminan hanya dapat an
digunakan oleh pihak kedau menurut sifat dan peruntukannya; Pa
ra
3. Pihak kedua berkewajiban untuk memelihara objek jaminan terseeut dengan sebaik- Pi
baiknya dan melakukan semua tindakan yang diperlukan untuk memelihara dan
perbaikan atas objek jaminan atas biaya tanggungan pihak kedua sendiri serta
membayar pajak, retribusi dan beban lainnya yang berkaitan dengan itu;
4. Apabila bagian atau seluruhnya dari objek jaminan tersebut rusak atau hilang atau
diantara objek jaminan tersebut tidak dapat dipergunakan lagi maka pihak kedua
dengan ini mengikatkan diri untuk mengganti bagian dan atau seluruh dari objek
jaminan sejenis dan atau yang nilainya setara dengan yang digantikan serta disetujuai
oleh pihak pertama;
Ke
5. Pihak kedua tidak berhak untuk melakukan perjanjian ulang atas objek jaminan dan
wa
juga tidak diperkenankan untuk dengan cara apapun menggadaikan atau menjual atau jib
mengalihkan objek jaminan kepada pihak lain tanpa persetujuan tertulis terlebih an
Par
dahulu dari pihak pertama; a
6. Pihak kedua bersedia dan bertanggung jawab untuk melepaskan hak atas jaminan Pih

tersebut pada Pasal 3 ayat (1) kepada pihak pertama, apabila pihak kedua selama 5
periode angsuran tidak memenuhi kewajibannya untuk mengangsur sebagaiamana
diatur pada Pasal 2 ayat (1) dan ayat (5) akad ini. Dengan ini pihak pertama memiliki
hak terhadap barang tersebut dengan tanpa sesuatu yang dikecualikan untuk menarik
jaminan dana tau untuk menjualnya kepada pihak manapun untuk melunasi kewajiban
pihak kedua.

Pasal 4

1. Kelalaian pihak kedua untuk melakukankewajiban menurut perjanjian ini untuk


memilih barang sesuai ketentuan;
2. Apabila terdapat suatu janji, pernyataan jaminan, atau kesepakatan menurut akad ini
atau berdasarkan ketantuan-ketentuan dalam atau surat sertifikasi atau bukti-bukti lain
yang perlu diadakan menurut akad ini atau sehubungan dengan suatu perjanjian yang Pe
nye
disebut dalam akad ini ternyata tidak benar, tidak tepat, atau menyesatkan;
les
3. Diputuskan oleh suatu pengadilan atau instansi Pemerintah lainnya bahwa suatu akad aia
n
atau dokumen yang merupakan bukti kepemilikan atas barang yang dipilih pihak
sen
kedua adalah tidak sah atau dengan cara yang lain tidak dapat diberlakukan; gke
4. Jikalau pihak kedua melanggar dan atau tidak dapat memenuhi peraturan-peraturan ta

dan ketentuan-ketentuan dalam akad ini atau tidak dapat memenuhi syarat-syarat Pe
ny
perjanjian ini serta akad-akad lainnya yang bersangkutan dan atau syarat-syarat
ele
ketentuan yang ditetapkan oleh BMT Al Ihsan baik surat-surat atau dokumen- sai
an
dokumen termasuk jaminan yang diberikan;
Se
ng
ket
5. Jikalau pihak kedua tidak menjalankan wakalah dengan sungguh-sungguh dan atau
melanggar hukum yang berlaku, maka seluruh akad menjadi jatuh tempo dan seluruh
kewajiban-kewajiban dan biaya-biaya yang menjadi kewajiban pihak kedua harus
dibayarkan kepada pihak pertama, dan pihak pertama mengambil tindakan apapun
yang perlu yang berhubungan dengan perjanjian ini.

Pasal 5

1. Apabila terjadi keterlambatan atau kegagalan salah satu pihak untuk memenuhi
kewajiban sebagaimana tercantum dalam akad ini yang disebabkan oleh karena
keadaan memaksa seperti bencana alam, huru-hara, dan sabotase, dan tidak dapat
dihindari dengan melakukan tindakan sepatutnya, maka kerugian yang diakibatkan
tesebut ditanggung secra bersama oleh para pihak;
2. Dalam hal terjadi keadaan memaksa, pihak yang mengalami peristiwa yang
dikategorikan keadaan memaksa wajib memberitahukan secara tertulis tentang hal
tersebut kepada pihak lainnya dengan melampirkan bukti secukupnya dari kepolisian For
atau instansi yang berwenang mengenai kejadian memaksa tersebut selambat- ce
ma
lambatnya 14 hari terhitung sejak keadaan memaksa tersebut; jeu
3. Apabila dalam waktu 30 hari sejak diterimanya pemberitahuan sebagaimana poin 2 r
(frasa kata poin yang di blok hitam boleh diganti) tersebut belum atau tidak ada
tanggapan dari pihak yang menerima pemberitahuan maka adanya peristiwa tersebut
dianggap telah disetujuai oleh pihak tersebut;
4. Apabila keadaan memaksa tersebut mengakibatkan kegagalan dalam pelaksanaan
ketentuan-ketentuan dalam akad ini selama 3 bulan, maka akad ini dapat diakhiri
dengan suatu akad lain antara para pihak.

Pasal 6

1. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA telah bersepakat, bahwa segala sesuatu
yang belum diatur dalam akad ini akan diatur dalam addendum-adendum atau surat-
surat dan atau lampiran-lampiran yang akan dibuat menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam akad ini.
2. Tentang akad ini dan segala akibatnya, para pihak memilih domisili hukum yang tetap
dan umum dikantor Kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Pusat di Jl. Rawasari
Sel. No.51, RT.14/RW.9, Rawasari, Kec. Cemp. Putih, Kota Jakarta Pusat atau Badan
Abritase Syari’ah Nasional (BASYARNAS) dana tau sesuai dengan kesepakatan para
pihak dalam menentukan pilihan forum hukumnya.
3. Perjanjian ini ditandatangani dan dibuat rangkap 2 (dua), masing-masing bermaterai
cukup dan mempunyai kekuatan pembuktian yang sama, ditandatangani PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA dengan sukarela (‘an taraadhin) tanpa paksaan dari
pihak manapun.

Demikian surat perjanjian jual beli murabahah ini dibuat dengan kesadaran dan tanpa adanya
paksaan dari pihak manapun.

Pihak Pertama Pihak Kedua Pen


utu
p
akt
a

MUNFARID MU’ASYIRAH

Anda mungkin juga menyukai