Anda di halaman 1dari 5

SISTEM PEMILU DI INDONESIA

KELOMPOK 13
ANGGOTA :
1. HAFIZH CHOERUL ARKAN 202010110311292
2. NIZAR MAULANA 202010110311282
3. LALU ARIYA SIRHIDAYAT 202010110311278
PEMILIHAN UMUM
Pemilihan umum (pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-
jabatan politik tertentu. Jabatan yang dimaksud ini bisa saja presiden, wakil rakyat, maupun
kepala desa.
Menurut moh. Kusnardi dan harmaily ibrahim terdapat dua sistem pemilu, yakni sistem
pemilihan mekanis dan sistem pemilihan organis. Sitem pemilihan mekanis menempatkan rakyat
sebagai suatu individu yang sama. Sedangkan sistem pemilihan organis menempatkan rakyat
sebagai sejumlah individu yang hidup bersama dalam berbagai macam persekutuan hidup
berdasarkan geneologis (rumah tangga, keluarga), fungsi tertentu (ekonomi, industri), lapisan-
lapisan sosial (buruh, tani, cendekiawan) dan lembaga-lembaga sosial (universitas).
Sesuai teori demokrasi klasik pemilu adalah sebuah “Transmission of Belt” sehingga
kekuasaan yg berasal dari rakyat bisa bergeser menjadi kekuasaan negara yg kemudian berubah
bentuk menjadi wewenang pemerintah untuk melaksanakan pemerintahan dan memimpin rakyat.
Bangsa Indonesia telah menyelenggarakan pemilihan umum sejak zaman kemerdekaan. Semua
pemilihan umum itu tidak diselenggarakan dalam kondisi yang vacuum, tetapi berlangsung di
dalam lingkungan yang turut menentukan hasil pemilihan umum tersebut.
Dalam pandangan prof. Kacung marijan, berdasarkan sistem pemilu bagi negara-
negara yang pernah menyelenggarakannya, jumlah sistem pemilu yaitu sistem
pluralitas/mayoritas (plurality/majority system), sistem perwakilan proporsional
(proportional representation), sistem campuran (mixed system), dan sistem-sistem
yang lain (other system).
Sistem distrik merupakan sistem pemilu yang didasarkan atas kesatuan
geografis.setiap kesatuan geografis memiliki satu wakil dalam dewan perwakilan
rakyat. Dinamakan sistem distrik karena wilayah negara dibagi dalam distrik-distrik
pemilihan yang jumlahnya sama dengan jumlah anggota badan perwakilan rakyat yang
dikehendaki. Jadi, tiap distrik diwakili oleh satu orang yang memperoleh suara
mayoritas.
Sistem proporsional ialah sistem dimana persentase kursi di badan perwakilan rakyat
yang dibagikan kepada tiap-tiap partai politik disesuaikan dengan jumlah suara yang
diperoleh tiap-tiap partai politik. Dalam sistem ini, para pemilih akan memilih partai
politik, bukan calon perseorangan seperti dalam sistem ditrik. Akibatnya hubungan
antara pemilih dengan wakil-wakilnya di badan perwakilan rakyat tidak seerat dalam
sistem distrik.
Sistem proporsional dibagi menjadi 2 (Dua) Sistem:
1. Sistem Tertutup
2. Sistem terbuka
Sistem campuran (mixed system) pada dasarnya berusaha menggabungkan apa
yang terbaik di dalam sistem distrik dan sistem proporsional. Di indonesia,
pelaksaanaan pemilu yang telah berlangsung menggunakan sistem pemilihan mekanis
proporsional. Sistem pemilu ini dinilai cocok dengan keadaan Indonesia, melihat
kemajemukan masyarakat di Indonesia yang cukup besar.

Anda mungkin juga menyukai