Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN MATERNITAS

“Maternitas”

DOSEN PENGAJAR :

Dr. Nur Elly, S.Kp., M.kes

DISUSUN OLEH:

MITHA NATALIA

Kelas 2B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN 2021
1. Cara mengukur tinggi fundus uteri
1) Teknik McDonald
Cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan teknik McDonald adalah
dengan menghitung jarak dari simfisis pubis hingga ke fundus uteri dan sebaliknya.
Teknik McDonald ini menggunakan alat ukur panjang yang elastis yaitu pita ukur.
Cara mengukur tinggi tinggi fundus uteri menggunakan teknik McDonald:
 Siapkan pita ukur
 Ibu hamil berbaring dengan diganjal bantal di bagian punggung bawah
 Dokter atau bidan berdiri di sisi kanan
 Dokter atau bidan akan meraba fundus uteri dengan menggunakan tangan
kanan dan tangan kiri
 Memosisikan fundus uteri agar tepat di tengah abdomen
 Setelah fundus uteri tepat di tengah abdomen maka tangan kiri menahannya
 Tangan kanan mulai menempelkan pita ukur mulai dari simsifis pubis hingga
ke fundus uteri
 Menandai pita ukur lalu melihat hasil yang sudah ditandai
 Inilah hasil tfu ibu hamil

Cara mengukur usia kehamilan menggunakan rumus McDonald:


 Usia kehamilan dalam minggu = Tinggi fundus uteri (cm) x 8/7
 Usia kehamilan dalam bulan = Tinggi fundus uteri (cm) x 2/7

1) Teknik Palpasi abdominal


Cara mengukur tinggi tinggi fundus uteri menggunakan teknik Palpasi abdominal
menurut Leopold terdiri dari 4 tahap, yaitu Leopold I, Leopold II, Leopold III, dan
Leopold IV. Setiap tahap memiliki tujuan yang berbeda-beda.

 Leopold I
Tujuannya adalah untuk menentukan usia kehamilan dan bagian tubuh janin yang
berada pada fundus uteri.
Cara pemeriksaan Leopold I:
 Kedua telapak tangan dokter yang bersih diletakkan pada fundus uteri
 Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri dari fundus uteri ke simfisis
pubis menggunakan jari
 Dokter atau bidan akan merasakan bagian tubuh janin yang berada pada
bagian fundus. Apakah bokong, kepala atau kosong.

 Leopold II
Tujuannya adalah untuk menentukan batas samping rahim dan letak punggung
janin.
Cara pemeriksaan Leopold II:
 Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di
samping kiri dan kanan umbilikus
 Tentukanlah bagian punggung janin guna menentukan lokasi auskultasi
denyut jantung janin
 Tentukan bagian-bagian kecil dari janin

 Leopold III
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah bagian tubuh janin yang berada di
bagian bawah rahim sudah masuk panggul atau belum.
Cara pemeriksaan Leopold III:
 Bagian terendah dari janin dicekap di antara ibu jari dan telunjuk tangan
kanan Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin
 Tentukan apakah bagian tubuh janin sudah masuk panggul atau belum

 Leopold IV
Tujuannya adalah untuk menentukan bagian tubuh janin yang terletak di bawah
dan berapa bagian kepala janin yang sudah masuk panggul ibu.
Cara pemeriksaan Leopold IV:
 Dokter atau bidan menghadap ke kiri pasien
 Kedua telapak tangan diletakkan pada sisi kiri dan kanan bagian terendah
janin.
2) Bounding Attachment

Bounding Attachment adalah hubungan yang unik antara dua orang yang sifatnya
spesifik dan bertahan seiring berjalannya waktu. Mereka juga menambahkan bahwa
ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah
oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat.

Cara Untuk Melakukan  Bounding Attachment (Pembentukan Ikatan Kasih Sayang)


Proses pembentukan ikatan kasih sayang dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Pemberian ASI (Air Susu Ibu) eksklusif


Dengan pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, secara langsung akan
mengalamai kontak kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan
diperlakukan rasa yang dibutuhkan oleh semua manusia.
2. Rawat Gabung
Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar antara ibu dan
bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) akibat sentuhan badan antara
ibu dan bayinya.
3. Kontak Mata
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka, mereka merasa lebih
dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu
untuk saling memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat
diletakan lebih dekat untuk melihat pada orang tuanya.
4. Suara
Mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. Orang
tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang..
5. Aroma (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali
aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan
baik dan masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup.
6. Gaya Bahasa
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai
dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan,
mengangkat kepala, menendang-nendangkan kaki. Gaya bahasa terjadi pada saat anak
mulai berbicara.
7. Irama Kehidupan (Bioritme)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang
tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan
dengan memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif.
8. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan di atas ibu. Ia akan merangkak dan
mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan refleck
sucking dengan segera.
9. Sentuhan (Touch)
Ibu mulai denha sebuah ujung jarinya untuk memeriksa bagian kepala dan ekstrimitas
bayinya.
10. Kehangatan Tubuh (Body Warm)
Jika tidak ada komplikasi yang serius, seorang ibu akan dapat langsung meletakkan
bayinya diatas perut ibu, baik setelah tahap kedua dari proses melahirkan atau
sebelum tali pusat dipotong.

3) Perawatan perineum

Perawatan perineum adalah upaya memberikan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman


dengan caa menyehatkan daerah antara kedua paha yang dibatasi antara lubang dubur
dan bagian alat kelamin luar pada wanita yang habis melahirkan agar terhindar dari
infeksi

Berikut perawatan atau cara merawat luka jahitan perineum setelah melahirkan agar
cepat sembuh:

1. Selalu jaga kebersihan area vagina


Anda dianjurkan untuk membersihkan area perineum setiap kali mandi, setelah buang
air kecil, maupun buang air besar selama masa perawatan luka perineum. Menjaga
kebersihan juga diharapkan dapat menjadi cara cepat mengeringkan luka jahitan pasca
melahirkan.
2. Hindari menggunakan tampon dalam masa perawatan luka perineum
Setelah melahirkan atau di masa nifas, biasanya akan muncul perdarahan normal yang
disebut dengan lokia. Untuk menampung darah selama masa nifas, Anda bisa
menggunakan pembalut. Penting juga untuk selalu mengganti pembalut secara rutin.
3. Minum banyak air putih
Mengejan terlalu keras saat buang air besar dapat meregangkan bekas luka pada
jahitan perineum pasca melahirkan normal sehingga terasa ngilu dan perih. Oleh
karena itu, Anda sangat dianjurkan untuk minum banyak air putih sebagai upaya
perawatan luka perineum.Selain menjaga agar tubuh terhidrasi dengan baik, minum
air putih yang cukup juga bisa mencegah timbulnya sembelit (konstipasi).
4. Hindari berhubungan seks untuk sementara waktu
Perawatan atau cara merawat luka jahitan perineum setelah melahirkan normal
lainnya yakni dengan menghindari berhubungan seks. Dalam masa ini, Anda tidak
disarankan untuk melakukan seks setelah melahirkan sampai nyeri perineum tidak
lagi terasa. Menghindari seks untuk sementara waktu diharapkan dapat menjadi cara
cepat mengeringkan luka jahitan pasca melahirkan.
5. Lakukan latihan pelvic floor
Salah satu perawatan luka jahitan perineum setelah melahirkan lainnya adalah dengan
latihan pelvic floor contohnya senam Kegel.Latihan ini dapat meningkatkan sirkulasi
dan mencegah kebocoran pada usus atau kemih.Melatih otot panggul (pelvis) dapat
menjadi cara merawat luka jahitan perineum dan vagina setelah melahirkan normal
karena melancarkan aliran darah ke jaringan yang rusak.
6. Angin-anginkan jahitan luka perineum
Supaya cepat sembuh, Anda bisa mengangin-anginkan luka bekas jahitan perineum
pasca melahirkan normal agar tidak terasa ngilu, perih, dan cepat kering.Caranya
dengan melepas celana dalam selama kurang lebih 10 menit, baringkan tubuh di
kasur, kemudian tekuk dan buka kedua kaki.Sebaiknya, gunakan celana dalam katun
yang sedikit longgar dan hindari celana yang ketat.Tidak hanya itu saja, Anda juga
sebaiknya menggunakan dress santai hingga celana longgar agar sirkulasi udara di
area vagina tetap lancar.
4) Perawatan Payudara
Tips Merawat Payudara agar Tetap Sehat dan Kencang
Sebenarnya, merawat payudara supaya sehat dan kencang dapat dilakukan dengan cara
sederhana. Berikut beberapa cara yang bisa Anda lakukan:

 Memilih bra yang tepat

Pastikan memilih bra yang tepat ketika Anda hendak melakukan aktivitas tertentu.


Misalnya, jika Anda akan berolahraga disarankan menggunakan bra khusus untuk
berolaraga. Sport bra dengan penyangga yang memadai bisa mengurangi
pergerakan payudara. Menurut penelitian, pergerakan payudara saat berolahraga
dapat menyebabkan payudara merenggang dan kendur.

 Pertahankan berat badan ideal

Agar payudara terlihat tetap kencang, Anda disarankan senantiasa menjaga berat


badan supaya tetap stabil. Pasalnya, berat badan yang naik turun terlalu cepat dapat
memengaruhi elastisitas kulit di sekitar dada. Hal ini membuat payudara jadi
terlihat tidak kencang. Namun untuk mengurangi berat badan, disarankan sebisa
mungkin menghindari pola diet yang terlalu ekstrem.

 Rutin berolahraga

Meskipun payudara tidak memiliki otot, namun otot-otot di sekitar payudara,


seperti dada, bahu, dan punggung bisa dilatih agar tetap kencang.
Dengan mengencangkan otot dada, bahu, punggung, maka tubuh bagian atas Anda
bisa menjadi lebih kuat untuk menopang payudara. Payudara Anda pun dapat
tampak lebih kencang. Anda bisa mencoba latihan dada untuk memperkuat otot di
sekitar payudara.

 Berhenti merokok

Merokok tidak hanya memengaruhi aliran darah dan oksigen ke kulit, tetapi juga
dapat merusak kolagen dan elastin, sehingga menyebabkan kerutan dini serta
kekenduran kulit, termasuk pada bagian payudara. Jika Anda termasuk perokok
aktif, mulailah berpikir untuk berhenti merokok demi kesehatan dan kecantikan
payudara Anda.

 Konsumsi makanan bergizi baik

Untuk menjaga bentuk payudara supaya tetap sehat dan kencang, perbanyak
konsumsi makanan bernutrisi, seperti sayuran dan buah-buahan, ikan, dan kacang-
kacangan. Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang
mengandung antioksidan dapat menjaga kulit tetap elastis dan mengurangi
munculnya keriput pada area tubuh.

 Atur posisi tidur

Kebiasaan tidur juga bisa menyebabkan bentuk payudara menjadi kendur. Terlalu
sering tidur dengan posisi miring membuat bentuk payudara menjadi tidak
seimbang. Selain itu, tidur miring juga berperan pada timbulnya kerutan di wajah.
Oleh karenanya, tidur dengan posisi telentang disarankan untuk mempertahankan
bentuk payudara yang sehat dan kencang.

 Penggunaan hormon estrogen

Penurunan hormon estrogen selama menopause dapat terkait dengan penyusutan


kolagen pada jaringan kulit, dan hal ini bisa memengaruhi tampilan payudara.
Menemukan cara untuk meningkatkan kadar estrogen, misalnya mengonsumsi
fitoestrogen atau suplemen, dapat memperbaiki bentuk payudara
Anda. Konsultasikan ke dokter jika Anda memang ingin menaikkan kadar estrogen
untuk menjaga kekencangan payudara.
5) Pijat Oksitosin

Cara melakukan pijat oksitosin, terutama saat Bunda masih dalam masa menyusui:

1. Posisikan tubuh dalam posisi duduk, bersandar ke depan sambil memeluk bantal.
Jaga posisi senyaman mungkin. Jika dibutuhkan, taruh meja di depan tubuh sebagai
tempat bersandar.
2. Pijat kedua sisi tulang belakang dengan menggunakan kepalan tangan dengan ibu
jari menunjuk ke depan.
3. Pijat kuat dengan gerakan melingkar.
4. Kemudian pijat sisi tulang belakang ke arah bawah sampai sebatas dada, dari leher
sampai ke tulang belikat.
5. Lakukan pijatan ini selama 2 sampai 3 menit.
6. Pijatan oksitosin ini bisa dilakukan oleh orang terkasih, terutama suami. Atau, bisa
dibilang pijat ini baik sekali jika dilakukan dengan penuh kasih sayang. Dengan
begitu produkasi ASI akan jauh lebih lancar.
7. Konsultasikan dengan konselor laktasi agar ibu mengerti tentang gerakan pijat,
sehingga hasilnya maksimal.
6) Cara Pemberian Asi
Cara Pemberian Asi yang Benar
Beberapa hal berikut ini dapat dilakukan agar proses menyusui mudah dan
menyenangkan bagi ibu dan bayi:

 Pastikan ibu dan bayi berada dalam kondisi rileks dan nyaman

Posisi menyusui yang baik adalah posisi di mana kepala bayi harus lebih tinggi
dibandingkan tubuhnya, hal ini dimaksudkan agar bayi lebih mudah menelan. Ibu
dapat menyangga dengan tangan ataupun mengganjal dengan bantal. Kemudian,
tempatkan hidung bayi sejajar dengan puting. Hal ini akan mendorong bayi
membuka mulutnya.

 Mendekatkan bayi ke payudara

Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu, maka dekatkan bayi ke
payudara ibu. Tunggu hingga mulutnya terbuka lebar dengan posisi lidah ke arah
bawah. Jika bayi belum melakukannya, ibu dapat membimbing bayi dengan
dengan menyentuh lembut bagian bawah bibir bayi dengan puting susu ibu.

 Perlekatan yang benar

Posisi perlekatan terbaik bayi menyusui yaitu mulut bayi tidak hanya menempel
pada puting, namun pada area bawah puting payudara dan selebar mungkin.
Perlekatan ini merupakan salah satu syarat penting dalam cara menyusui dengan
benar. Tanda bahwa perlekatan sudah baik yaitu ketika ibu tidak merasakan nyeri
saat bayi menyusu dan bayi memperoleh ASI yang mencukupi. Ibu dapat
mendengarkan saat bayi menelan ASI.

 Membetulkan posisi bayi

Jika ibu merasa nyeri, lepas perlekatan dengan memasukan jari kelingking ke
dalam mulut dan letakkan di antara gusinya. Gerakan ini akan membuatnya
berhenti menyusu sementara Anda bisa menyesuaikan posisi bayi. Kemudian, coba
lagi untuk perlekatan yang lebih baik. Setelah perlekatan sudah benar, umumnya
bayi akan dapat menyusu dengan baik.

 Waktu menyusui

Bayi menyusu sekitar 5 hingga 40 menit, tergantung kebutuhannya. Untuk bayi


yang baru lahir, biasanya bayi perlu disusui setiap 2 – 3 jam dengan dengan waktu
menyusu 15 – 20 menit setiap kalinya. Umumnya dibutuhkan beberapa waktu
untuk adaptasi ibu dan bayi, agar proses menyusui berjalan lancar.

7) Cara Penyimpanan Asi


Menyimpan ASI tidak boleh sembarangan, karena dapat membuat ASI rusak dan
berbahaya jika diminum bayi. Selain itu, kesterilan susu juga sudah harus dijaga mulai
dari membersihkan tangan saat memerah susu, hingga ketika menyimpannya dalam
wadah.
Berikut adalah cara menyimpan ASI yang perlu ibu perhatikan:
1. Segera masukkan ASI ke dalam lemari pendingin dalam waktu kurang dari satu
jam setelah dipompa dari payudara. Jangan isi botol atau kemasan plastik sampai
penuh karena ASI cenderung mengembang dalam keadaan beku.
2. Tempelkan label yang sudah ditulisi tanggal dan jam penyimpanan pada setiap
wadah agar ibu mudah mengingat waktu penyimpanan. Dahulukan memberi ASI
yang sudah lebih dulu disimpan kepada bayi.
3. Sebaiknya simpan susu dalam jumlah yang sedikit-sedikit dalam beberapa wadah,
karena susu yang tidak habis tidak baik jika disimpan kembali.
4. Jangan mencampur ASI baru dengan ASI yang sudah didinginkan sebelumnya.
5. Jika menyimpan ASI dalam kemasan plastik, sebaiknya dimasukkan lagi ke
dalam kotak kontainer, karena kemasan plastic mudah bocor.

Anda mungkin juga menyukai