“Maternitas”
DOSEN PENGAJAR :
DISUSUN OLEH:
MITHA NATALIA
Kelas 2B
Leopold I
Tujuannya adalah untuk menentukan usia kehamilan dan bagian tubuh janin yang
berada pada fundus uteri.
Cara pemeriksaan Leopold I:
Kedua telapak tangan dokter yang bersih diletakkan pada fundus uteri
Melakukan pengukuran tinggi fundus uteri dari fundus uteri ke simfisis
pubis menggunakan jari
Dokter atau bidan akan merasakan bagian tubuh janin yang berada pada
bagian fundus. Apakah bokong, kepala atau kosong.
Leopold II
Tujuannya adalah untuk menentukan batas samping rahim dan letak punggung
janin.
Cara pemeriksaan Leopold II:
Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun ke bawah sampai di
samping kiri dan kanan umbilikus
Tentukanlah bagian punggung janin guna menentukan lokasi auskultasi
denyut jantung janin
Tentukan bagian-bagian kecil dari janin
Leopold III
Tujuannya adalah untuk menentukan apakah bagian tubuh janin yang berada di
bagian bawah rahim sudah masuk panggul atau belum.
Cara pemeriksaan Leopold III:
Bagian terendah dari janin dicekap di antara ibu jari dan telunjuk tangan
kanan Tentukan apa yang menjadi bagian terendah janin
Tentukan apakah bagian tubuh janin sudah masuk panggul atau belum
Leopold IV
Tujuannya adalah untuk menentukan bagian tubuh janin yang terletak di bawah
dan berapa bagian kepala janin yang sudah masuk panggul ibu.
Cara pemeriksaan Leopold IV:
Dokter atau bidan menghadap ke kiri pasien
Kedua telapak tangan diletakkan pada sisi kiri dan kanan bagian terendah
janin.
2) Bounding Attachment
Bounding Attachment adalah hubungan yang unik antara dua orang yang sifatnya
spesifik dan bertahan seiring berjalannya waktu. Mereka juga menambahkan bahwa
ikatan orang tua terhadap anaknya dapat terus berlanjut bahkan selamanya walau dipisah
oleh jarak dan waktu dan tanda-tanda keberadaan secara fisik tidak terlihat.
3) Perawatan perineum
Berikut perawatan atau cara merawat luka jahitan perineum setelah melahirkan agar
cepat sembuh:
Rutin berolahraga
Berhenti merokok
Merokok tidak hanya memengaruhi aliran darah dan oksigen ke kulit, tetapi juga
dapat merusak kolagen dan elastin, sehingga menyebabkan kerutan dini serta
kekenduran kulit, termasuk pada bagian payudara. Jika Anda termasuk perokok
aktif, mulailah berpikir untuk berhenti merokok demi kesehatan dan kecantikan
payudara Anda.
Untuk menjaga bentuk payudara supaya tetap sehat dan kencang, perbanyak
konsumsi makanan bernutrisi, seperti sayuran dan buah-buahan, ikan, dan kacang-
kacangan. Mengonsumsi sayuran dan buah-buahan yang
mengandung antioksidan dapat menjaga kulit tetap elastis dan mengurangi
munculnya keriput pada area tubuh.
Kebiasaan tidur juga bisa menyebabkan bentuk payudara menjadi kendur. Terlalu
sering tidur dengan posisi miring membuat bentuk payudara menjadi tidak
seimbang. Selain itu, tidur miring juga berperan pada timbulnya kerutan di wajah.
Oleh karenanya, tidur dengan posisi telentang disarankan untuk mempertahankan
bentuk payudara yang sehat dan kencang.
Cara melakukan pijat oksitosin, terutama saat Bunda masih dalam masa menyusui:
1. Posisikan tubuh dalam posisi duduk, bersandar ke depan sambil memeluk bantal.
Jaga posisi senyaman mungkin. Jika dibutuhkan, taruh meja di depan tubuh sebagai
tempat bersandar.
2. Pijat kedua sisi tulang belakang dengan menggunakan kepalan tangan dengan ibu
jari menunjuk ke depan.
3. Pijat kuat dengan gerakan melingkar.
4. Kemudian pijat sisi tulang belakang ke arah bawah sampai sebatas dada, dari leher
sampai ke tulang belikat.
5. Lakukan pijatan ini selama 2 sampai 3 menit.
6. Pijatan oksitosin ini bisa dilakukan oleh orang terkasih, terutama suami. Atau, bisa
dibilang pijat ini baik sekali jika dilakukan dengan penuh kasih sayang. Dengan
begitu produkasi ASI akan jauh lebih lancar.
7. Konsultasikan dengan konselor laktasi agar ibu mengerti tentang gerakan pijat,
sehingga hasilnya maksimal.
6) Cara Pemberian Asi
Cara Pemberian Asi yang Benar
Beberapa hal berikut ini dapat dilakukan agar proses menyusui mudah dan
menyenangkan bagi ibu dan bayi:
Pastikan ibu dan bayi berada dalam kondisi rileks dan nyaman
Posisi menyusui yang baik adalah posisi di mana kepala bayi harus lebih tinggi
dibandingkan tubuhnya, hal ini dimaksudkan agar bayi lebih mudah menelan. Ibu
dapat menyangga dengan tangan ataupun mengganjal dengan bantal. Kemudian,
tempatkan hidung bayi sejajar dengan puting. Hal ini akan mendorong bayi
membuka mulutnya.
Ketika bayi mulai membuka mulutnya dan ingin menyusu, maka dekatkan bayi ke
payudara ibu. Tunggu hingga mulutnya terbuka lebar dengan posisi lidah ke arah
bawah. Jika bayi belum melakukannya, ibu dapat membimbing bayi dengan
dengan menyentuh lembut bagian bawah bibir bayi dengan puting susu ibu.
Posisi perlekatan terbaik bayi menyusui yaitu mulut bayi tidak hanya menempel
pada puting, namun pada area bawah puting payudara dan selebar mungkin.
Perlekatan ini merupakan salah satu syarat penting dalam cara menyusui dengan
benar. Tanda bahwa perlekatan sudah baik yaitu ketika ibu tidak merasakan nyeri
saat bayi menyusu dan bayi memperoleh ASI yang mencukupi. Ibu dapat
mendengarkan saat bayi menelan ASI.
Jika ibu merasa nyeri, lepas perlekatan dengan memasukan jari kelingking ke
dalam mulut dan letakkan di antara gusinya. Gerakan ini akan membuatnya
berhenti menyusu sementara Anda bisa menyesuaikan posisi bayi. Kemudian, coba
lagi untuk perlekatan yang lebih baik. Setelah perlekatan sudah benar, umumnya
bayi akan dapat menyusu dengan baik.
Waktu menyusui