Episiotomi Dan Laserasi
Episiotomi Dan Laserasi
Episiotomi
Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina yaitu
pengguntingan mulut rahim sebagai jalan lahir pada saat proses persalinan.
Indikasi Episiotomi
1. Gawat janin.
2. Penyulit persalinan pervaginam ( sunsang, distosia bahu, ekstraksi forcep dan
vakum, bayi besar, presentasi muka, dll ).
3. Pada persalinan prematur.
4. Jaringan parut pada perineum atau vagina yang memperlambat kemajuan
persalinan.
Tujuan Episiotomi
Manfaat Episiotomi
Kerugian Episiotomi
1. Dapat menyebabkan nyeri pada masa nifas yang tidak perlu, sering
membutuhkan penggunaan analgesik.
2. Menyebabkan ketidaknyamanan dan nyeri kerena insisi episiotomi juga
penjahitan saat berbaring dan duduk di tempat tidur, bisa menyebabkan
imsomnia dan mengganggu kemmpuan ibu untuk berinteraksi dengan bayinya
pada minggu pertama dan mengganggu ibu untuk menyusui bayinya. Banyak
wanita juga mengalami nyeri pada saat duduk di kursi dan pada saat berjalan.
Nyeri bisa menyebabkan kesulitan pada saat BAK.
3. Nyeri atau ketidaknyaman dapat berlangsung lama sampai beberapa minggu
atau satu bulan postpartum.
4. Terjadi perdarahan, perdarahan hebat jarang terjadi.
5. Insisi dapat bertambah paanjang jika persalinan tidak terkontrol atau jika insisi
tidak adekuat/ tidak dilakukan dengan baik.
6. Selalu ada resiko infeksi, terutama bila berdekatan dengan anus.
7. Dipauruneria dan ketakutan untuk memulai hubungan seksual. Mungkin
berlanjut sampai beberapa bulan setelaah melahirkan.
Jenis-Jenis Episiotomi
1. Episiotomi mediolateralis
Episiotomi mediolateral paling sering digunakan karena relatif lebih aman untuk
mencegah perluasan ruptur perineum ke arah derajat tiga dan empat. Pada
episiotomi ini kehilangan darah akan lebih banyak dan perbaikan lebih sulit, serta
lebih nyeri dibandingkan episiotomi median.
2. Episiotomi Medialis
Sayatan dibuat mulai pada pembukaan vagina dan lurus kearah anus.
Pengguntingan yang dimulai pada garis tengah komisura posterior lurus
kebawah, tetapi tidak sampai mengenai serabut sfingter ani. Episiotomi medialis
merupakan insisi pada garis tengah perineum kearah rektum, yaitu ke arah
titik tendensius perineum, memisahkan dua sisi otot perineum bulbokavernosus.
Otot transversus perinei profunda juga dapat dipisahkan, bergantung pada
kedalaman insisi.
Episiotomi ini efekti, lebih mudah diperbaiki, dan biasanya nyeri timbul lebih
ringan. Terkadang juga dapat terjadi perluasan ruptur perineum derajat tiga dan
empat, namun penyembuhan primer dan perbaikan ( jahitan ) yang baik akan
memulihkan tonus otot sfingter. Keuntungan dari episiotomi jenis ini adalah :
1. Perdarahan yang timbul dari luka lebih sedikit karena merupakan daerah
yang relatif sedikit mengandung pembuluh darah.
2. Pengguntiangan bersifat simetris dan anatomis sehingga penjahitan
kemabali lebih mudah dan penyembuhan lebih memuaskan.
Kerugian dari episiotomi jenis ini adalah dapat terjadinya ruptur perineum tingkat
tiga inkomplet ( laserasi muskulu sfinter ani ) atau komplet ( laserasi dinding
rektum ).
3. Episiotomi Lateralis
4. Insisi Schuchardt
Dalam melaksanakan episotomi, berikan anestesi lokal secara dini agar obat
tersebut mempunyai tepat waktu untuk memberikan efek sebelum dilakukan
episotomi. Pada episiotomi diberikan anastesi karena tindakaan ini menimbulkan
rasa sakit dan memberikan ansatesi lokal merupakaan asuhan sayang ibu.
1. Jelaskan kepada ibu apa yang dilakukan dan bantu ibu untuk merasa
rileks.
2. Masukkan 10 ml larutan lidokain 1% kedalam tabung suntik steril ukuran
10 ml ( tabung suntik yang lebih besar juga dapat digunakan jika
diperlukan ). Jika lidokain 1% tidak tersedia, larutka sebagian lidokain
2% dengan 1 bagian cairan garam fisiologis atau air distilasi steril,
sebagai contoh larutkan 5 ml larutan lidokain dalam 5 ml garam fisiologis
atau air steril.
3. Pastikan tabung suntik memiliki jarum ukuran 22 dan panjang 4 cm
( jarum yang lebih panjang boleh digunakan apabila diperlukan ).
4. Letakan dua jari kedalam vaagina diantara kepala bayi dan perineum.
5. Masukkan jarum ditengah fourchete dan arahkan jarum sepanjang
tempat yang akan dilakukan episiotomi.
6. Aspirasi ( tarik batang penghisap ) untuk memastikan bahwa jarum tidak
berada dalam pembuluh darah. Jika darah masuk kedalam tabung
suntik, jangan suntikkan lidokain, tarik jarum tersebut keluar. Ubah posisi
jarum dan tusukkan kembali.
Alasan ; ibu dapat mengalami kejang dan menimbulkan kematian jika lidokain
disuntikkan ke pembuluh darah.
Klasifikasi Laserasi
1. Derajat Satu :
a. Mukosa vagina
b. Komisura posterior
c. Kulit perineum
d. fourchette
2. Derajat Dua
a. Mukosa vagina
b. Komisura posterior
c. Kulit perineum
d. Otot perineum.
3. Derajat Tiga
a. Mukosa vagina
b. Komisura posterior
c. Kulit perineum
d. Otot perineum.
e. Otot sfinter ani
4. Derajat Empat
a. Mukosa vagina
b. Komisura posterior
c. Kulit perineum
d. Otot perineum.
e. Otot sfinter ani
f. Dindig depan rectum
Pencegahan Laserasi
Laserasi spontan pada vagina atau perineum dapat terjadi saat kepala janin
dilahirkan, kejadian ini akan meningkat jika bayi atau janin yang dilaahirkan terlalu
cepat dan tidak terkendali. Adanya kerjasama yang baik antara pasien dan
penolong saat kepala sedang crowning ( kepala nampak 5-6 cm di vulva ) sangat
berperan dalam pencegahan laserasi. Dalam tahap ini pasien dan penolong
bekerjasama dalam mengendalikan kecepatan dan pengaturan diameter kepala
saat melewati introitus vagina melalui pengaturan irama, kekuatan dan durasi
meneran.
Penjahitan Laserasi :
Pada laserasi derajat dua, tiga dan empat dilakukan tindakan penjahitan. Tujuan
penjahitan robekan perineum adalah untuk menyatukan kembali jaringan tubuh dan
mencegah kehilangan darah yang tidak perlu.
Langkah-langkah penjahitan laserasi derajat dua, tiga dan empat sebagai berikut :
Langkah Klinik
a) Wadah DTT berisi sarung tangan, klem, pinset, pemegang jarum, gunting, jarum
jahit, benang jahit kromik atau catgut no 2/0 atau 3/0, kasa steril, prinset, jarum
b) Povidon-iodin
c) Lidokain
e) Lampu sorot.
Kala satu persalinan terdiri atas dua fase yaitu, fase laten dan fase aktif yang di acu
pada pembukaan
serviks
Selama fase laten, semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini
dapat dicatat secara
terpisah, baik catatan kemajuan persalinan maupun di Kartu Menuju Sehat (RMS) ibu
hamil. Tanggal dan
waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten persainan.
Semua asuhan dan
Kondisi ibu dan bayi harus dinilal dan dicatat dengan seksama, yaitu :
Jika ditemui gejala dan tanda penyulit, penilaian kondisi ibu dan bayi harus lebih sering
dilakukan. Lakukan tindakan yang sesuai apabila pada diagnosis disebutkan adanya
penyulit dalam persalinan. Jika frekuensi kontraksi berkurang dalam satu atau dua jam
pertama, nilai ulang kesehatan dan kondisi aktual ibu dan bayinya. Bila tidak ada tanda-
tanda kegawatan atau penyulit, ibu boleh pulang dengan instruksi untuk kembali jika
kontraksinya menjadi teratur, intensitasnya makin kuat dan frekuensinya meningkat.
Apabila asuhan persalinan dilakukan di rumah, penolong persalinan hanya boleh
meninggalkan ibu setelah dipastikan bahwa ibu dan bayinya dalam kondisi baik.
Pesankan pada ibu dan keluarganya untuk menghubungi kembali penolong persalinan
jika terjadi peningkatan frekuensi kontraksi. Rujuk ibu ke fasilitas kesehatan yang
sesuai jika fase laten berlangsung.
Partograf
Partograf adalah alat bantu yg digunakan selama persalinan tujuan nya untuk mencatat
hasil observasi dan kemajuan persalinan , medeteksi apakah proses persalinan
berjalan secara normal jika digunakan secara tepat partograf akan dan konsisten
partograf akan membantu penolong persalinan untuk mencata kemajuan persalinan,
kondisi ibu dan janin, asuhan yg diberikan selama persalinan dan kelahiran serta
menggunakan informasi yg tercatat sehingga secara dini mengidentifikasi adanya
penyulit persalinan..dan membuat keputusan klinik yg sesuai dan tepat waktu.
Utuh (U), membran masih utuh, memberikan sedikit perlindungan kepada bayi uterus,
tetapi tidak memberikan informasi tentang kondisi
Kering (K), kantung ketuban bisa menunjukkan bahwa selaput ketuban sudah lama
pecah atau postmaturitas janin
Penyusupan adalah indikator seberapa jauh kepala bayi dapat menyesuaikan diri
dengan bagian keras panggul ibu tulng kpala yg saling menyusup atau tumpang tindih
menunjukkan kemungkinan adanya chepalo pelvic disporportion(CPD)
2=tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih tapi masih dapat di pisahkan