Anda di halaman 1dari 14

Laporan Taksonomi Vertebrata "Reptil"

A.  Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya percobaan ini yaitu untuk mengamati struktur morfologi dan
anatomi dari hewan yang tergolong dalam kelas Reptilia.
B.  Dasar Teori
Reptilia adalah hewan yang mempunyai kulit yang kering, ditutupi oleh sisik,
mempunyai dua pasang ekstermitas luar yang dilengkapi dengan jari-jari dan berakhir dengan
cakar. Reptilia tidak mempunyai banyak kelenjer pada kulitnya, kelenjer pada reptilian terdapat
pada rongga mulutnya. Kelenjer parapin pada langit-langit mulut, lingual gland pada lidah, sub
lingual gland (kelenjer dibawah lidah) dan labial gland (pada bibir). Pada serpentes terdapat
modifikasi dari labial gland di rahang atas. Lidah pada serpentes sempit dan bertakik dalam yang
pada bagian ujungnya bertindak sebagai organ sensori untuk merasakan bau, suhu dan partikel
zat yang ada pada udara (Onchen, 2012).
Menurut Jasin (1992), ciri-ciri khusus dari kelas Reptilia adalah sebagai berikut:
1.    Tubuh dibungkus oleh kulit kering yang menanduk (tidak licin) biasanya dengan sisik atatu
bercarapace; beberapa ada yang memiliki kelenjar permukaan kulit.
2.    Mempunyai dua pasang anggota, yang masing-maing 5 jari dengan kuku yang cocok untuk lari,
mencengkeram dan naik pohon. Pada yang masih hidup di air kakinya mempunyai bentuk
dayung, dan pada ular bahkan tidak memilikinya.
3.    Skeletonnya mengalami penulangan secara sempurna; tempurung kepala mempunyai satu
condylus ossipitalis.
4.    Jantung tidak sempurna, terdiri atas 4 ruangan, dua auricular dan sebuah ventriculus (pada
Crocodilia terpisah menjadi dua, tapi masih berlubang yang disebut foramen panizzae). Terdapat
sepasang archus aorticus, ber-erythrosit dengan bentuk oval biconvex dan dengan nucleus.
5.    Pernapsan dengan paru-paru; pada penyu bernapas juga dengan cloaca.
6.    Memiliki 12 nervi cranialis.
7.    Suhu tubuh tergantung pada lingkungan.
8.    Fertilisasi didalam tubuh, biasanya mempunyai alat kopulasi; telur besar dengan banyak yolk,
berselaput kulit lunak atu bercangkok tipis. Telur biasanya diletakkan disuatu tempat dibiarkan
menetas sendiri, tapi pada beberapa hewan misalnya kadal dan ular dierami oleh sang betina.
9.    Segmentasi secara meroblastis, mempunyai membrane embryonis (amnion chorin yolk sacc dan
alanthois). Anak yang lahir/menetas mirip dengan yang dewasa, dan tidak ada metamorphose.
Secara eksternal, dalam hubungannya dengan skeleton, penyu berspesialisasi tinggi,
namun secara internal berpola sederhana seperti nenek moyang mamalia. Tubuh terlindungi di
antara karapaks dan plastron. Plastron itu terbagi-bagi transversal sehingga memudahkan
bergerak, sedang karapaks kurang memungkinkan  pergerakan. Panjang tubuh kurang lebih 1 m,
dengan berat kurang lebih 200 kg, kepala dengan leher, ekor dan kaki semuanya menonjolke luar
di antara karapaks dan plastron. Dua lubang hidung di dekat ujung anterior kepala. Mata lateral,
dengan kelopak mata atas dan bawah, mempunyai membrane niktitans. Tidak ada telinga luar.
Membran timpani tertutup dengan selapis kulit. Pinggiran mulut terbentuk dari rahang berzat-
bertanduk, tidak ada gigi. Kaki dengan 5 jari, yang dilengkapi dengan cakar. Lubang kloaka
ventral pada dasar ekor (Aqsha, 2012).
Pada reproduksi dan perkembangannya, yang jantan mempunyai penis yang menyalurkan
sperma dari testis melalui vas deferens. Yang betina mempunyai 2 ovarium dengan oviduk. Telur
yang telah dibuahi tertutup dengan albumin dan membrane kulit sebelum diletakkan oleh buaya
betina. Seekor betina bertelur sebanyak 30-60 butir telur dan dieramkan dalam daun-daun
membusuk selama kira-kira 60 hari. Ketika menetas, panjang anak buaya 20-25 cm, dan dalam 1
tahun bertambah panjang kira-kira 30 cm. buaya dewasa jantan beratnya kira-kira 125 kg, yang
betina 60 kg. selain itu, perlu diketahui bahwa umur reptilian cukup panjang. Penyu dan
kura0kura umumnya dapat hidup 20-100 tahun. Buaya dan ular bias hidup 25-40 tahun, ular
kecil sampai 20 tahun. Beberapa jenis reptilia memakan jenis-jenis reptilia lainnya misalnya ular
raja dan ular kepala perunggu makan ular lainnya. Burung gagak, burung rajawali makan reptile
kecil. Tupai tanah makan bengjarung. Ular dan bengkarung berguna untuk manusia karena
makan hewan pengerat dan insekta hama tanaman. Tetapi ada juga ular yang makan telur
burung-burung. Manusia makan daging penyu dan kura-kura (Brotowidjojo, 1989).
C.  Metode Praktikum
1.      Alat dan Bahan
a.       Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat bedah, jarum pentul, lup dan
papan seksi.
b.      Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah eter, kapas, tissue, tokek
(Gecko gecko), dan ular (Naja sp).
2.      Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
a.    Menyiapkan tokek (Gecko-gecko) dan ular (Naja sp) yang akan digunakan.
b.    Memasukkan tokek (Gecko-gecko) dan ular (Naja sp) kedalam toples yang telah diberikan eter.
c.    Meletakkan tokek (Gecko-gecko) dan ular (Naja sp) yang telah dibius sebelum di atas papan
bedah.
d.   Mengamati bagian morfologi serta bagian anatomi dari tokek (Gecko-gecko) dan ular (Naja sp)
tersebut.
e.    Mengambarkan bagian morfologi dan anatomi dari tokek (Gecko-gecko) dan ular (Naja sp).
3.    Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya percobaan ini adalah sebagai berikut:
Hari/tanggal : Rabu/ 16 Januari 2013
Pukul : 10.00 – 12.30 WITA
Tempat : Laboratorium Zoologi Lantai II
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar
Samata-Gowa.
D.  Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.    Tokek (Gecko gecko)
a.    Morfologi Tokek (Gecko gecko)
Keterangan:
1.    Betis (Crus)
2.    Paha (Femur)
3.    Ekor (Cauda)
4.    Perut (Abdomen)
5.    Celah hidung (Nares eksternal)
6.    Mulut (Cavum oris)
7.    Mata (Vesus)
8.    Jari-jari (Digiti)
9.    Lengan bawah (Branchium)
10.     Lengan atas (Antebranchium)
b.    Anatomi Tokek (Gecko gecko)

Keterangan:
1.    Lambung (Ventriculus)
2.    Testis
3.    Kloaka
4.    Usus besar (Intestinum resum)
5.    Ginjal (Ren)
6.    Kantung empedu (Vesica fellea)
7.    Paru-paru (Pulmo)
8.    Hati (Hepar)
9.    Trakea
10.     Jantung (Cor)
11.     Usus halus (Intestinum tenuae)
c.    Sistem pernapasan Tokek (Gecko gecko)
Keterangan:
1.    Laring
2.    Percabangan alveoli
3.    Bronchus
4.    Bronchiolus
5.    Trakea

d.   Sistem pencernaan Tokek (Gecko gecko)


Keterangan:
1.    Rongga mulut (Cavum oris)
2.    Kerongkongan (Oesophagus)
3.    Lambung (Ventriculus)
4.    Kloaka
5.    Usus besar (Intestinum resum)
6.    Usus halus (Intestinum tenuae)
7.    Kantung empedu (Vesica fellea)
8.    Hati (Hepar)
e.    Sistem sirkulasi Tokek (Gecko gecko)
Keterangan:
1.    Paru-paru (Pulmo)
2.    Serambi kanan (Atrium dexter)
3.    Serambi kiri (Atrium sinistrum)
4.    Bilik kiri (Ventrikel sinistrum)
5.    Bilik kanan (Ventrikel dexter)
6.    Darah mengandung CO2
7.    Darah mengandung O2
8.    Organ-organ tubuh
f.     Sistem ekskresi Tokek (Gecko gecko)
Keterangan:
1.    Kandung kemih
2.    Kloaka
3.    Rektum
4.    Ginjal (Ren)

g.    Sistem urogenitalia Tokek jantan (Gecko gecko)


Keterangan:
1.    Testis
2.    Epididimis
3.    Vas deferens
4.    Hemipenis
5.    Kloaka

2.    Ular (Naja sp)


a.    Morfologi Ular (Naja sp)
1.    Dorsal

Keterangan:
1.    Ekor (Cauda)
2.    Badan (Thorax)
3.    Mata (Vesus)
4.    Mulut (Cavum oris)
5.    Lubang hidung (Nares eksternal)
6.    Membran
7.    Leher (Cervix)

2.    Ventral

Keterangan:
1.    Kelamin
2.    Kloaka
3.    Ekor (Cauda)
4.    Sisik
5.    Mulut (Cavum oris)
6.    Rahang bawah
7.    Badan (Thorax)
b.    Anatomi Ular (Naja sp)

Keterangan:
1.    Testis
2.    Vas deferens
3.    Usus besar (Intestinum resum)
4.    Ginjal (Ren)
5.    Ureter
6.    Kloaka
7.    Rectum
8.    Limpa
9.    Pancreas
10.     Lambung (Ventriculus)
11.     Hati (Hepar)
12.     Paru-paru (Pulmo)
13.     Jantung (Cor)
14.     Trakea
15.     Kerongkongan (Oesophagus)
16.     Usus halus (Intestinum tenuae)
c.    Sistem pernapasan Ular (Naja sp)
Keterangan:
1.    Laring
2.    Percabangan alveoli
3.    Bronchus
4.    Bronchiolus
5.    Trakea
d.   Sistem pencernaan Ular (Naja sp)
Keterangan:
1.    Rongga mulut (Cavum oris)
2.    Kerongkongan (Oesophagus)
3.    Lambung (Ventriculus)
4.    Kloaka
5.    Usus besar (Intestinum resum)
6.    Usus halus (Intestinum tenuae)
7.    Kantung empedu (Vesica fellea)
8.    Hati (Hepar)
e.    Sistem sirkulasi Ular (Naja sp)
Keterangan:
1.    Paru-paru (Pulmo)
2.    Serambi kanan (Atrium dexter)
3.    Serambi kiri (Atrium sinistrum)
4.    Bilik kiri (Ventrikel sinistrum)
5.    Bilik kanan (Ventrikel dexter)
6.    Darah mengandung CO2
7.    Darah mengandung O2
8.    Organ-organ tubuh
f.     Sistem ekskresi Ular (Naja sp)
Keterangan:
1.    Kandung kemih
2.    Kloaka
3.    Rektum
4.    Ginjal (Ren)

g.    Sistem urogenitalia Ular jantan (Naja sp)


Keterangan:
1.    Testis
2.    Epididimis
3.    Vas deferens
4.    Hemipenis
5.    Kloaka

E.  Pembahasan
Adapun pembahasan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1.    Tokek (Gecko gecko)
a.    Morfologi
Tokek memiliki mulut lebar, mata bulat besar dan menonjol, kepala datar, berwarna abu-
abu, bintik merak, dan bercak kuning. Kebanyakan kaki lengket tokek memiliki bantalan dan
desert tokek memiliki kaki yang berumbai membiarkan mereka berjalan di pasir sangat
mudah. Flying tokek (genus Ptychozoon) memiliki kelepak lebar dan ekor yang membantu
mereka meluncur dengan anggun melalui udara dan tokek tidak memiliki kelopak mata sehingga
tokek tidak bisa memejamkan mata (Widyanti, 2013).
b.    Anatomi
Pada pengamatan anatomi, terdapat kolumna vertebrae terbagi atas servikal, toraks,
lumbar, sakral, dan kaudal, lidah dapat dijulurkan, terdapat faring, esophagus, kemudian terdapat
lambung. Terdapat paru-paru dengan kapiler-kapilernya, jantung sebagai pusat sirkulasi, terdapat
kandung kemih, usus, rectum dan kloaka.

c.    Sistem pernapasan


Udara masuk melalui hidung (Nares ekternal), pada reptilia yang hidup diair terdapat
vellum dan kemudian melalui glottis senagai celah lidah (Lingua) menuju ke laring. Laring
tersusun atas tulang rawan tiga buah dan beberapa pasang pita suara. Selanjutnya berhubungan
dengan trakea yang tersusun atas gelang-gelang tulang rawan. Trakea bercabang menjadi dua
bronchi, yang selanjutnta masing-masing menuju ke paru-paru. Paru-paru terbagi atas beberapa
bagian interior yang lebih kompleks daripada ampbhia yang mengandung capilair pulmonalis
(Jasin, 1992).
d.   Sistem pencernaan
Pada sistem pencernaan tokek dimulai dari mulut dengan gigi yang menempel pada
rahang, dilanjutkan ke faring, esophagus, dan lambung. Lambung dengan bagian fundus dan
pylorus. Dari lambung kemudian ke intestinum, rectum dan kloaka. Hati dan pankreas
berpembuluh ke intestinum. Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan, ekskresi, dan untuk
reproduksi (Jasin, 1992).
e.    Sistem sirkulasi
Jantung terdiri dari sinus venosus, 2 aurikel dan 2 ventrikel yang sempurna. Darah dan
sinus venosus ke aurikel kanan, ventrikel kanan, arteri pilmonar (cabang dua), vena paru-paru,
aurikel kiri kemudian ke ventrikel kiri. Dari ventrikel kiri keluar lengkung aorta ke dorsal, arteri
karotis ke kepala dan kaki depan yang belakang member darah ke ruang tubuh, kaku belakang
dan ekor. Darah vena berkumpul dalam vena anterior (kedua belah sisi kepala dan leher), vena
cava posterior, vena porta hepatis, yang kemudian menjadi vena hapatis dan dalam vena
epigastrikum yamg semuanya di alirkan kembali ke sinus venosus tersebut (Widyanti, 2013).
f.     Sistem ekskresi
Pada sistem ekskresinya, terdapat kandung kemih tetapi kotoran/ekskret bersifat
semisolid (setengah keras) seperti pada burung dan dikeluarkan langsung melalui kloaka
bersama tinja. Ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kencing, yaitu bahan berwarna putih
dan biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur (Brotowidjojo, 1989).
g.    Sistem urogenitalia
Fertilisasi dilakukan secara internal. Tokek jantan mempunyai hemipenis (seperti pada
penyu) dekat kloaka. Pada waktu kopulasi, organ itu dimasukkan ke dalam kloaka tokek betina.
Kebanyakan perkembangan telur terjadi di alam bebas. Telur yang diletakkan ditanah berkulit
keras. Embrio dikelilingi oleh amnion, chorion, dan alanthois. Menetasnya hewan muda seperti
burung, yaitu kulit telur dipecahkan. Hewan muda merupakan miniatur hewan dewasa
(Brotowidjojo, 1989).
h.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari tokek (Gecko gecko) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Reptil
Ordo : Squamata
Family : Gekkonidae
Genus : Gekko
Spesies : Gecko gecko (Rismawati, 2013).
2.    Ular (Naja sp)
a.    Morfologi
Bentuk tubuhnya panjang dan seluruh tubuhnya diliputi dengan sisik-sisik yang
menanduk dan tidak licin. Tidak memiliki kaki sehingga ular bergerak maju dengan bantuan
kontraksi otot pada tubuhnya. Mata tidak memiliki kelopak atas dan kelopak mata bawah. Antara
badan (truncus) dan leher tidak dapat dibedakan dengan jelas seperti pada katak dan makin
menuju ke ekor (caudal) tubuhnya makin meruncing (Widyanti, 2013).

b.    Anatomi
Bagian-bagian organ dalam ular ini mengikuti kontur tubuhnya yang panjang dan
ramping. Pada pengamatan anatomi terdapat kerongkongan, batang tenggorokan, paru-paru,
untuk peredaran darah terdapat jantung terdiri atas bagian kiri dan kanan, hati lambung, kantung
udara, pancreas, limpa, usus, ovarium, organ sekresi ginjal dan berakhir di kloaka.
c.    Sistem pernapasan
Udara masuk melalui lubang hidung ke hidung dalam (dibelakang velum), kemudian ke
glottis (yang terdapat dalam faring), trakea, bronki (ada 2), dan kemudian dilanjutkan ke paru-
paru (dengan kapiler-kapilernya) (Brotowidjojo, 1989).
d.   Sistem pencernaan
Lidah dapat dijulurkan keluar dengan mudah. Gigi-gigi melekat pada rahang. Dari mulut
dilanjutkan ke faring, kerongkongan, dan lambung. Lambung dengan bagian fundus dan pylorus.
Dari lambung kemudian ke usus, rectum, dan kloaka. Hati dan pankreas berpembuluh ke usus.
Kloaka untuk mengeluarkan sisa pencernaan, ekskret/kotoran, dan untuk reproduksi
(Brotowidjojo, 1989).
e.    Sistem sirkulasi
Jantung pada hewan ini terletak di bagian anterior ventral dari rongga thorax, terdiri dari
sinus venosus yang kecil yang berfungsi menerima darah dari vena, dua buah auricular dan dua
ventrucula antara ventricular terdapat septum yang umumnya tidak sempurna karena masih
terdapat foramen panizzae. Darah dari vena akan masuk ke dalam jantung melalui sinus venosus,
auriculum dextra, ventruculum dextra, arteri pulmonalus dari paru-paru darah kembali masuk ke
auriculum sinestra dan akan terus ke ventriculum sinestra. Dari sini akan melalui sepasang arcus
aorticus yang selanjutnya ke arah dorsal mengelilingi oesophagus, dari dasar archus aorticus
dexter muncul dua arteri ke leher dan kepala. Dua archus aorticus menghubungkan diri menjadi
satu di sebelah dorsal menjadi aorta dorsalis yang akan memberikan darah kepada alatalat di
dalam rongga tubuh, ke ektremitas posterior dan ekor. Darah vena dikumpulkan oleh vena cava
anterior yang menampung darah dari kepala dan kedua ekstremitas anterior, sebuah vena cava
posterior menampung darah dari organum reprodactivum dan ren, vena porta hepatica
menampung darah dari tractus digestive yang memecah menjadi kapiler-kapiler di dalam hepar
dan dikumpulkan oleh vena hepatica yang pendek. Vena epigastris pada masing-masing sisi pada
rongga abdominalis menampung darah dari ekstremitas posterior, ekor, dan tubuh. Dari kedua
vena cava tersebut akan masuk melalui sinus venosus (Widyanti, 2013).
f.     Sistem ekskresi
Pada sistem ekskresinya, terdapat kandung kemih tetapi kotoran/ekskret bersifat
semisolid (setengah keras) seperti pada burung dan dikeluarkan langsung melalui kloaka
bersama tinja. Ekskret itu mengandung urat, bagian dari air kencing, yaitu bahan berwarna putih
dan biasanya sebagai garam Na dan mengandung zat kapur (Brotowidjojo, 1989).
g.    Sistem urogenitalia
Sistem genitalis musculina terdiri atas sepasang testis yang berbentuk oval kecil yang
berwarna keputih-putihan. Di dekatnya terdapat saluran epididimis kemudian dilanjutkan oleh
saluran vasa deferensia. Pada bagian caudalnya bersatu dahulu dengan ureter baru masuk kloaka.
Di samping itu semua terdapat alat kopulation yang disebut hemi-penis yang terjadi antara dua
organon yang terjadi karena tonjolan dinding kloaka. Pada waktu istirahat melipat masuk dengan
dinding otot di sebelahnya. Pada waktu copulation hemi-penis ditonjolkan keluar sedang otot
daging ke sebelah dalam. Semua bagian alat-alat genitalis itu digantung oleh alat penggantung
yang masing-masing ialah mesovarium untuk ovarium, ligamentum untuk oviduct, dan
mesorchium untuk penis (Widyanti, 2013).
h.    Klasifikasi
Adapun klasifikasi dari ular (Naja sp) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Ordo : Squamata
Class : Reptilia
Famili : Elapidae
Genus : Naja
Spesies : Naja sp (Widyanti, 2013).
F.   Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada percobaan ini adalah struktur morfologi tokek (Gecko gecko)
terdiri mulut (Cavum oris), hidung (Nares eksternal), mata (Vesus), membran thympani, jari-jari
(Digiti), eksterminitas anterior, abdomen, paha (Femur), betis (Crus), eksterminitas posterior,
kloaka dan caudal, untuk anatominya, terdiri atas jantung (Cor), paru-paru (Pulmo), hati
(Hepar), ginjal (Ren), usus (Intestinum), rectum dan kloaka.
Struktur morfologi dari ular (Naja sp), terdiri mulut, mata, kepala, leher, badan, anus dan
caudal, untuk anatominya terdiri atas faring, esophagus, Ventrikulus (lambung), Hepar (hati),
Intestinum resum (usus besar), Intestinum tenuae (usus halus), pancreas, Ren (ginjal) , kloaka,
anus, Vesica fellea (empedu), Pulmo (paru-paru) dan Cor (jantung).
G. Daftar Pustaka
Brotowidjojo, Mukayat Djarubito. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga, 1989.
Jasin, Maskoeri. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Sinar Wijaya, 1992.
Widyanti. Laporan Reptilia. http://widyanti.blogspot.com/2012/06/laporan-reptilia. html (15 Januari
2013).

Anda mungkin juga menyukai