Kesehatan sangat penting bagi manusia, karena tanpa kesehatan yang baik,
tindakan atau upaya yang dilakukan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
menyadari kondisi yang terjadi, mau dan mampu mengenali, mencegah dan
mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi, sehingga masyarakat bisa bebas dari
gangguan kesehatan yang dihadapi maupun lingkungan yang tidak mendukung
daya bangsa dalam menciptakan kesejahteraan bersama. Salah satu indikator yang
persentase penduduk yang mempunyai banyak keluhan kesehatan. Salah satu isu
tindak lanjut pencapaian target dari MDGs (Millenium Development Goals) pada
tahun 2015 yaitu pengendalian penyakit menular dan penyakit tidak menular
Penurunan atau rendahnya kesehatan, antara lain yaitu gaya hidup yang
wabah penyakit menular. Dampak dari rendahnya kesehatan tentu tidak terbatas
pada kehidupan individu dan keluarga, kehidupan sosial dapat dipengaruhi juga
dari penurunan status kesehatan. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pendekatan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang dalam rangka
masyarakat adalah tentang hal apa yang membuat kita sakit, apa yang membuat
kita sehat, dan hal apa yang bisa dilakukan bersama tentang hal tersebut.
kesehatan yang ada. Dampak yang dihasilkan bukan hanya dilihat pada
individu tetapi juga pada kelompok yang berisiko serta populasi secara
mengenai hal apa saja yang menentukan kesehatan dan juga penyakit. Sehingga
dari hal tersebut, dapat dilakukan pilihan untuk intervensi dalam upaya
semestinya maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan seperti tersedia dan
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
Seperti penggunaan antibiotik yang tidak tepat maka dapat mengakibatkan tingkat
antibiotik yang salah. Maka peranan seorang farmasis memberikan informasi obat
yang disiplin sesuai aturan pakai akan meningkatkan kualitas kesehatan pasien,
kesehatan, lingkungan yang tidak bersih dan pelayanan kesehatan yang kurang
memadai, kurangnya pemenuhan gizi bayi, balita dan ibu serta beragam penyakit
menunar dan tidak menular. Penggunaan obat- obat narkotika dikalangan remaja
maupun dewasa saat ini sudah banyak terjadi. Pelayanan kesehatan di tempat-
tempat yang jauh dari kota dapat mengakibatkan kurangnya perhatian dari
imunisasi pada bayi dan balita. Kurangnya perhatian kesehatan pada warga binaan
hak- hak untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan konsumsi. Ini didukung
oleh UU No. 12 pasal 14 Tahun 1995 mengatur tentang Hak-Hak Dasar Napi.
Yang terjadi dilapas atau rutan kota Banda Aceh ditemukan masalah, diantaranya
tidak tersedianya mobil ambulance yang dapat membantu petugas lapas yang
belum adanya kerja sama antara pihak Lapas dan Rutan dengan Dinas Kesehatan
Kesehatan: dokter, perawat, apoteker, dokter gigi, dan ahli gizi yang merupakan
Masalah terkait pada pengelolan obat pada lansia yang disampaikan pada
penelitian Assalwa dkk, 2021, pada usia 60 tahun keatas terjadi penurunan
penyakit dapat menyebabkan pasien lansia menerima obat dalam jumlah yang
banyak (lebih dari 5 jenis obat) dlam sekali terapi atau biasa disebut dengan
penyakit biasa. Pasien atau masyarakat masih bnyak yang belum mengetahui
efektif sesuai tujuan terai, sehingga dalam penggunaan dan pemilihan obat yang
digunakan selama ini dilakukan tidak secara tepat dan benar. Akibatnya kesalahan
pada penggunaan obat yang salah dapat menyebabkan kecatatan dan penurunan
kualitas hidup. Kebiasaan yang sering terjadi dan dilakukan masyarakat adalah
dengan langsung minum obat ketika mengalami sakit tanpa berkonsultasi dengan
obat.
puskesmas yang memiliki pelayan kefarmasian masih sangat terbats dan jarang,
puskesmas.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Taslim at all, 2020, tentang
pemberian resep obat off- label pada pasien balita disalah satu unit pelayan
kesehatan. Resep off- label adalah obat-obatan yang dituliskan oleh dokter yang
tidak sesuai dengan izin penjualan dari marketing authirisation (MA) atau
Peresepan obat off-label dapat dikatakan tidak legal, tetapi merupakan masalah
yang perlu diperbaiki berkaitan dengan dosis, rute pemberian, indikasi dan
obat yang sama pada anak akan menimbulkan respon obat yang berbeda.
Contohnya kasus off- label kriteria dosis banyak terjadi pada penggunaan obat
yang dijadikan pulvis (serbuk). Obat yang dijadikan pulvis ditemukan pada
Dosis penggunaan obat Glyceryl Guaiakolat tablet yang tertera pada brosur untuk
anak 2-6 tahun 50-100 mg setiap 4 jam maksimal diberikan sebanyak 600 mg.
Pada resep ditemukan pemberian obat Glyceryl Guaiakolat dengan dosis yang
lebih kecil dari dosis yang tertera pada brosur yaitu untuk anak usia 3,5 tahun
dalam peresepan pada anak usia dibawah 2 tahun dan anak dengan berat badan
ginekomastia, sembelit atau diare, kelelahan, ruam kulit dan gatal-gatal. Adanya
kasus off-label ini harus lebih diperhatikan agar penggunaan obat sesuai dengan
kesehatan kepada masyarakat tentang imunisasi pada bayi dan balita maupun
partisipasi dan peran dari masyarakat. Pendidikan yang diberikan pada siswa-
HIV & AIDS dan penyalagunaan dan penggunaan yang salah obat- obat
keluarga berencana, penggunaan obat yang benar, promosi kesehatan yang baik
bahaya dan keadaan darurat seperti bahaya banjir, gempa, kecelakaan berat,
dilakukan dalam kelompok maupun secara individu yang dikelola dengan baik.
injeksi, infus, serta alat kesehatan balut yang digunakan diruang perawatan, ruang
kepada pasien atau masyarakat tentang pola hidup yang baik, menjelaskan obat-
obatan yang harus digunakan sesuai indikasi, cara penggunaan, dosis dan waktu
tentang obat- obatan dan penyakit supaya dalam penerapan praktik kerja seorang
Kesimpulan
Kesehatan sangat penting bagi manusia, karena tanpa kesehatan yang baik, setiap
peresepan polifarmasi pada lansia, peresepan obat off-label pada balita dan lain-
lain. Dengan adanya masalah tersebut peran seorang farmasis atau apoteker
masyarakat.
Daftar Pustaka
Assalwa, U., Ningrum, P. G., Tindawati, M. T., Zahro, S., Trisfalia, R. R.,
Yuliani, P. A., Syarifudin, F., Najah, N. L. A., Devi, S. A., Irmatiara, F.,
Priyandani, Y., 2021. Profil Perilaku Pengelolaan Obat Pada Lansia. Jurnal
Farmasi Komunitas Vol. 8, No. 1, (2021) 9-14.
Pratiwi, Y., Rahmawaty, A., Islamiyati, R., 2020. Peranan Apoteker Dalam
Pemberian Swamedikasi Pada Pasien BPJS. Jurnal Pengabdian Kesehatan
STIKES Cendekia Utama Kudus. Vol. 3, No. 1, Januari 2020.
http://jpk.jurnal.stikescendekiautamakudus.ac.id.
Setiawan, A. T., Ilyas, A., Wibowo, P. A., 2018. Pencegahan dan Edukasi
Masyarakat Dalam Penanganan Endemik Penyakit Berbasis Web Untuk
Peningkatan Kesehatan Masyarakat Di Kota Pekalongan. Jurnal Litbang
Kota Pekalongan Vol. 15 Tahun 2018.
Sugyati, C., Sjoraida F. D, Anwar K. R., 2017. Pemahaman Kebijakan Kesehatan
Masyarakat Bidang Ibu dan Anak Pada Pelaksana Lapangan di Jawa Barat.
Jurnal Ilmu Pemerintahan Volume 2– Nomor 1, April 2017, (Hlm 52-60).
Available online at: http://e-journal.upstegal.ac.id/index.php/jip.
Taslim, T., Rhinarda, T., Salim, R., 2020. Gambaran Resep Obat Off Label Pasien
Balita Di Salah Satu Apotek Swasta Padang Periode Januari- April 2017.
Jurnal Akademi Farmasi Prayoga,5(1), 2020. ISSN-Online : 2548-141X.
http:// jurnal.akfarprayoga.ac.id.
Tse, P. D. A., Suprojo, A., Adieidjaja, I., 2017. Peran Apoteker Posyandu
Terhadap Pembangunan Kesehatan Masyarakat. JISIP: Jurnal ILmu Sosial
Dan Ilmu Politik. ISSN.2442-6962. Vol. 6 No. 1 (2017).