Anda di halaman 1dari 3

Kajian Pustaka

 Media Pembelajaran Sejarah


Yang dimaksud dengan media pembelajaran ialah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menunjang terselenggaranya kegiatan belajar mengajar di dalam kelas sehingga mampu untuk
mencapai tujuan dari pembelajaran yang telah disusun sebelumnya. Rahelly (2015) menyatakan
bahwa cara belajar dengan berceramah patut diragukan efektifitasnya. Ia juga menyatakan bahwa
belajar akan menjadi efektif jika seorang pembelajar didukung oleh banyaknya metode maupun
media yang diterapkan selama pengajaran. Melalui beragamnya metode dan media yang dipakai,
diharapkan mampu memberikan keleluasan bagi peserta didik sehingga mereka dapat
mengembangkan potensi yang dimiliki.
Perkembangan teknologi yang kian pesat juga telah ikut serta mempengaruhi beragamnya
media pembelajaran yang dapat diterapkan di dalam kelas. Schramm (1985) mengklasifikasikan
media berdasarkan pada tingkat kompleksitasnya suara, yakni media komplek (TV dan VCD) dan
media sederhana, yang terdiri atas audio dan slade. Berbeda dengan Schramm, Bretz (1971)
mengemukakan bahwa media dapat diklasifikasikan kedalam empat kelompok, yaitu media audio,
media audiovisual, media serbaneka, dan media visual. Bretz memberikan klasifikasi tersebut
berdasar atas pancaindra yang dimiliki oleh setiap manusia. Alat indra manusia memiliki peran
penting dalam kegiatan belajar, sehingga penggunaan media yang mampu untuk menunjang
fungsi dari alat indra tadi dirasa tepat untuk digunakan.
Penggunaan media pembelajaran dalam pengajaran mampu untuk memberikan kemudahan
bagi seorang pengajar dalam menyampaikan materi ajar. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukakan oleh Miftah (2013) dalam jurnalnya yang berjudul : Fungsi, dan Peran Media
Pembelajaran sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Siswa. Disana ia mengemukakan
bahwa media memiliki peran aktif dalam tercapainya sebuah tujuan pembelajaran yang telah
disusun.
Mata pelajaran sejarah telah menjadi salah satu mata pelajaran wajib yang ada di tingkat
satuan sekolah menengah atas. Mata pelajaran ini wajib ada di tingkat SMA dikarenakan
didalamnya selain banyak mengandung nilai-nilai perjuangan dan filosofis, juga banyak
terkandung nilai-nilai karakter yang mencerminkan identitas bangsa. Selain itu, mata pelajaran
sejarah juga mengajarkan nilai-nilai yang tidak dimiliki oleh matat pelajaran lain. nilai-nilai
tersebut dapat dikelompokkan menjadi delapan nilai, yaitu: 1) nilai keilmuan; 2) nilai informatif;
3) nilai etis; 4) nilai budaya; 5) nilai politik; 6) nilai nasionalisme; 7) nilai internasional; dan 8)
nilai kerja (Kochhar, dalam Jumardi dan Pradita, 2017:2).
Tujuan pembelajaran mata pelajaran sejarah pada tingkat sekolah menengah atas telah berada
pada tingkatan menganalisa dan berpikir kritis mengenai peristiwa-peristiwa sejarah untuk
membangun rasa kepedulian sosial dan semangat kebangsaan (Jumardi dan Pradita 2017).
Namun, mayoritas peserta didik cenderung hanya bersedia untuk menghafal tokoh-tokoh maupun
tanggal-tanggal penting yang biasa muncul pada saat ujian dilaksanakan. Dalam proses belajar
mengajar juga banyak dari mereka yang mengantuk, tidak memperhatikan, bahkan mengobrol
sendiri dikarenakan para pengajar mata pelajaran sejarah lebih banyak menggunakan media
ceramah dan tidak dipadukan dengan media lainnya. Disinilah peran media pembelajaran sebagai
penyalur atau pendukung seorang pengajar dalam memberikan materi kepada peserta didik
terlihat. Pemilihan media pembelajaran harus juga memperhatikan karakteristik serta kemajuan
teknologi, sehingga proses pembelajaran mampu dilaksanakan secara efektif.
 Digitalisasi Museum

Museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan


benda-benda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang
upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa (Peraturan Pemerintah RI No. 19
Tahun 1995). Sedangkan menurut International Council of Museum (ICOM) yang dimaksud
dengan museum ialah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani
masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan
dan memamerkan artefk-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi,
pendidikan dan rekreasi. Sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dimaksud dengan museum
adalah sebuah lembaga yang berdiri secara permanen dan memiliki sifat untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sosial masyarakat yang berhubungan dengan benda-benda kepurbakalaan.

Keberadaan museum yang ada di Indonesia telah lama dijadikan sebagai salah satu media
pembelajaran yang cukup efektif dalam materi mata pelajaran sejarah. Namun yang menjadi
permasalahan saat ini adalah kegiatan belajar mengajar di dalam kelas telah lama diganti menjadi
proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) dikarenakan adnya pandemi virus covid-19. Adanya
pandemi juga telah membuat museum-museum di Indonesia membatasi jumlah kunjungan massa.
Untuk mengatasi hal tersebut, maka kini museum-museum tersebut telah menyediakan layanan
museum digital yang memiliki tujuan untuk tetap bisa memberikan layanan sosial pada
masyarakat serta mampu menjadi salah satu sumber media belajar yang efektif dan edukatif pada
diri peserta didik.

Salah satu pemanfataan kemajuan teknologi adalah dengan mengadakan digitalisasi pada
museum. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan digitalisasi adalah
proses pemberian atau pemakaian sistem digital. Digitalisasi museum cocok untuk diterapkan
pada masa sekarang. Selain dikarenakan untuk menunjang meningkatnya sumber daya manusia
dengan melakukan perubahan pada salah satu sektor pendidikan, hal ini juga didukung dengan
situasi saat ini yang memaksa setiap individu untuk membatasi segala aktivitas di luar rumah.
Penggunaan teknologi terhadap museum juga menghasilkan banyak manfaat yang sebelumnya
kurang bisa didapatkan selama masa kunjungan ke tempat sebenarnya. Hal tersebut diantaranya
dapat tercapainya tingkat efisiensi untuk pengguna museum digital, karena dengan adanya
digitalisasi museum tidak lagi mengharuskan pengunjung untuk datang ke tempat sebenarnya.
Jadi pengunjung tetap dapat menikmati koleksi-koleksi yang ada di museum melalui smartphone-
nya.

Anda mungkin juga menyukai