TINJAUAN PUSTAKA
didik dengan pendidik dan sumber belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan
belajar. Pembelajaran dipandang secara nasional sebagai suatu proses interaksi yang
belajar yang berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. Dengan demikian, proses
pembelajaran merupakan suatu sistem, yaitu suatu kesatuan komponen yang satu
sama lain berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang
pendidikan tingkat dasar (SD, MI) sampai tingkat menengah ke atas (SMA, SMK,
kebosanan di kalangan peserta didik. Kesan umum para peserta didik terhadap
Peserta didik tidak melihat bahwa pelajaran sejarah adalah wacana intelektual, suatu
10
11
membentuk pribadi yang arif dan bijaksana, karena itu pembelajaran sejarah
menuntut desain yang akan menghasilkan kualitas output yang meliputi pemahaman
peristiwa sejarah bangsa, meneladani kearifan, dan sikap bijak pelaku sejarah. Sampai
saat ini sebagian besar pembelajaran sejarah di sekolah masih menitik beratkan pada
ujian atau tes, karena sejarah selalu berhubungan dengan peristiwa masa lalu.
potensi diri dan pengembangan karakter di sekolah. Karena itu pendidikan sejarah
yang diajarkan di sekoalah adalah pendidikan sejarah yang dapat menata nalar,
selain itu, pelajaran sejarah dapat memfasilitasi perkembangan jiwa dan raga secara
keseluruhan sehingga tercipta manusia Indonesia yang berkarakter kuat yang mampu
menyatakan bahwa mata pelajaran sejarah bertujun agar peserta didik memiliki
1. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang
merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.
2. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar
Indonesia melalui sejarah yang panjang dan masih proses hingga masa kini dan
5. Menumbuhakan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa
Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat
internasional.
sejarah merupakan salah satu pembelajara yang memegang peran penting terhadap
menanamkan kepada peserta didik tentang rasa cinta tanah air, rasa persatuan dan
Secara etimilogis, media berasal dari Bahasa Latin, merupakan bentuk jamak
dari kata “medium” yang berarti “tengah, perantara, atau pengantar”. sedangkan kata
13
Instruction diartikan sebagaii proses interaktif antara guru dan siswa yang
berlangsung secara dinamis. Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2015:3) mengatakan
bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau
batasa tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
pengantar, media yang sering diganti dengan kata mediator menurut Fleming (dalam
Arsyad 2015:3) adalah penyebab atau alat yang turut campur tangan dalam dua pihak
perannya, yaitu mengatur hubungan yang efektif antara dua pihak utama dalam
proses belajar. Disamping itu, mediator dapat pula mencerminkan pengertian bahwa
setiap sistem pembelajaran yang melakukan peran mediasi, mulai dari guru sampai
kepada peralatan paling canggih, dapat disebut media. Ringkasnya, media adalah alat
tidak hanya “mengajar” melainkan “membelajarkan” peserta didik agar mau belajar.
14
2012:6).
Selain itu, guru juga mengembangkan dan menggunakan berbagai jenis media
dan sumber belajar, dan memberi motivasi agar siswa mau belajar. Lebih dari itu,
menurut Midun (dalam Asyhar, 2012:6), guru juga harus berperan dalam debat dan
adalah upaya yang dilakukan oleh pebelajar (guru, instruktur) dengan tujuan untuk
Banyak sekali definisi media pembelajaran yang dikemukakan oleh para ahli,
Gagne’ dan Briggs (dalam Arsyad, 2015:4) secara implisit mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi
pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video kamera,
video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan
komputer.
Sementara itu media pembelajaran, menurut Gerlach dan Ely (dalam Asyhar,
2012:7), memiliki cakupan yang sangat luas, yaitu termasuk manusia, materi atau
kajian yang membangun suatu kondisi yang membuat para peserta didik mampu
lunak (software) yang digunakan pada perangkat keras itu. Dalam hal ini, pendidikan
juga bisa termasuk salah satu bentuk media pembelajaran sehingga menjadi kajian
pembelajaran tidak hanya berupa benta mati, tetapi juga benda hidup, seperti
manusia. Sebagai benda hidup, media dapat juga merupakan pesan yang dapat
dipelajari.
“segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pembelajaran juga dapat membantu
1. Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan
perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran. Seringkali
pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi pelajaran atau mata
pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka
perhatian mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian,
2. Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika
belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung
dalam gambar.
media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa
yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi
hasil penelitian yang menunjukan dampak positif dari penggunaan media sebagai
bagian integral pembelajaran di kelaas atau sebagai cara utama pembelajara langsung
sebagai berikut:
dan penguatan.
pesan da nisi pelajaran dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya
5. Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bila mana integrasi kata dan gambar
pengetahuan dengan cara yang terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas.
7. Sikap positif siswa terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar
dapat ditingkatkan.
18
8. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif: beban guru untuk penjelasan
sehingga ia dapat memusatkan perhatian kepada aspek penting lain dalam proses
dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses
sebagia berikut:
3. Menunjukan hubungan antara mata pelajaran dan kebutuhan dan minat siswa
hasil belajar
10. Meyahkinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika
Dari uraian dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan beberapa manfaat praktis
berikut:
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-
a. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan langsung di ruang
kelas dapat diganti dengan gambar, foto, slide, realita, film, radio, atau
model.
b. Objek atau benda yang terlalu kecil yang tidak tampak oleh indera dapat
c. Kejadian langka yang terjadi di masa lalu atau terjadi sekali dalam puluhan
tahun dapat ditampilkan melalui video, film, foto, slide di samping secara
verbal.
d. Objek atau proses yang amat rumit seperti peredaran darah dapat
komputer.
20
f. Peristiwa alam seperti terjadinya letusan gunung berapi atau proses yang
binatang.
efektivitas bahan-bahan visual dan grafik. Hal ini dapat dicapai dengan mengamati
bahan-bahan grafis, gambar, dan lain-lainnya yang ada disekitar kita, seperti majalah,
iklan-iklan, papan informasi, kita akan menemukan banyak gagasan untuk merancang
1. Kesederhanaan
terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa
menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi
21
yang panjang atau rumit harus dibagi-bagi ke dalam beberapa bahan visual yang
mudah dibaca dan mudah dipahami, demikian pula teks yang menyertai bahan visual
harus dibatasi. Kata-kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf
yang mudah terbaca dan tidak terlalu beragam dalam satu tampilan ataupun
serangkaian tampilan visual. Kalimat-kalimatnya juga harus ringkas tetapi padat, dan
mudah dimengerti.
2. Keterpaduan
elemen visual yang ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-
elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga
visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat
3. Penekanan
yang ingin disajikan memerlukan penekatan terhadap salah satu unsur yang akan
perspektif, warna, atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur penting.
4. Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penanganan yang
Keseimbangan seperti ini menampakkan dua bayangan visual yang sama dan
22
sebangun. Oleh karena itu, kesimbangan formal cenderung tampak statis. Sebaliknya,
memerlukan daya imajinasi yang lebih tinggi dan keinginan bereksperimen dari
perancang visual.
5. Bentuk
Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat membangkitkan minat dan
perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian
6. Garis
7. Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dpaat menimbulkan kesan kasar atau halus.
Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
8. Warna
dengan hati-hati untuk memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk kesan
warna dapat mempertinggi tingkat realisme objek atau situasi yang digambarkan,
23
tertentu.
berfikir dan mengaitkan pengetahuan baru. Pertanyaan dapat menggunakan teks dan
2. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran diperlukan agar siswa lebih terarah dan mengetahui apa yang
harus dicapai.
4. Isi
yaitu teks, gambar, audio, video, dan animasi. Uraian menggunakan bahasa yang
tepat, padat, dan komunikatif, dan sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa.
24
pemahaman siswa.
Selain sajian isi, penting juga disajikan bimbingan atau bantuan belajar
kepada peserta didik. Pada media presentasi, bimbingan dapat diberikan melalui
6. Latihan
dioptimalkan melalui latihan dan tugas-tugas. Bentuk altihan dan tugas disesuaikan
Umpan balik diberikan setelah siswa mengerjakan soal-soal latihan atau tugas.
8. Penilaian
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang telah dikuasai dalam situasi yang berbeda.
25
Dalam media presentasi ini dapat dicntumkan tugas rumah atau tugas lain yang
dianggap relevan.
Ada beberapa kriteria menurut Arsyad (2015: 74-76) yang patut diperhatikan
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah satu atau
gabungan dari dua tau tiga ranah kognitif, efektiff, dan psikomotor. Tujuan ini
atau pemakaian prinsip-prinsip seperti sebab dan akibat, melakukan tugas yang
2. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip, atau
generalisasi. Media yang berbeda, misalnya film dan grafik memerlukan simbol
dan kode yang berbeda, dan oleh karena itu memerlukan proses dan keterampilan
pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dnegan kebutuhan
3. Praktis, luwes, dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana, atau sumber daya
lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan. Media yang mahal dan
yang terbaik. Kriteria ini menuntut para guru/instruktur untuk memilih media
yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang
dipilih sebaiknya dapat digunakan di mana pun dan kapan pun dengan peralatan
4. Guru terampil menggunakannya. Ini merupakan salah satu kriteria utama. Apa
pun media itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.
Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang menggunakannya.
Proyektor transparansi (OHP), proyektor slide dan film, computer, dan peralatan
canggih lainnya tidak akan mempunyai arti apa-apa jika guru belum dapat
5. Pengelompokan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu
sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media
yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan
perorangan.
memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya, visual pada slide harus jelas dan
informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan tidak boleh
1. Pemilihan tertutup, adalah proses pemilihan yang dilakukan dari atas (Dinas
Pendidikan). Sekolah hanya terima jadi keputusan yang sudah diambil oleh Dinas
Pendidikan. Dalam hal ini, sekolah tidak punya alternative lain kecuali menerima
dan menggunakannya. Dalam kondisi seperti ini, yang bisa dilakukan guru
hanyalah memilih topik/pokok bahasan yang cocok untuk dimediakan pada jenis
2. Pemilihan terbuka adalah kebalikan dari cara tertutup, yaitu pemilihan yang
bersifat bottom up. Artinya, guru atau sekolah bebas memilih dan mengusulkan
media jenis apa saja yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di
sekolah masing-masing. Pada model ini, alternatif pilihan media terbuka sangat
luas. Oleh karena itu, para guru dituntut kemampuan dan keterampilannya untuk
dengan kebutuhan dan kondisi yang ada. Seorang guru kadang bisa melakukan
pemilihan tertutup.
Dari perspektif sejarah, penggunaan media sebagai alat bantu dalam proses
2012: 2), perkembangan konsep media dalam pendidikan diawali dengan munculnya
aliran realisme dalam pendidikan yang dipelopori oleh Johan Amos Camenius pada
abad ke-17, melalui sebuah tulisan dalam bukunya yang berjudul Orbis Pictus (Dunia
mempelajari bahasa Latin. Bagi mereka bahasa Latin sangat abstrak dan sulit
dimengerti, untuk itu diperlukan visualisasi agar lebih mudah dipahami. Dalam buku
Orbic Pictus, Comenius memberikan gambar bendanya untuk setiap kata dan
diletakkan disamping kata tersebut. Dengan demikian bahasa Latin yang dipelajari
oleh anak-anak menjadi lebih nyata/konkret dan mudah diingat. Aliran realism ini
melainkan juga sebagai sumber belajar bagi peserta didik. Untuk lebih jelas, Midun
konkret kepada peserta didik. Sama waktu anak-anak Eropa abad ke-17
mempelajari bahasa Latin yang abstrak sifatnya, maka pada saat sekarang pun,
anak-anak juga mengalami hal yang sama bila guru hanya bermain dengan kata-
dengan sengaja oleh sekelompok manusia. Bila kita telah ikut menyetujui
lambang tersebut, maka kita dapat mengerti apa yang dimaksudkan betapapun
sulitnya. Mislanya kata “mandi” atau “makan”, dsb. Orang Inggris yang belum
pernah ikut mnyetujuinya, tentu tidak mengerti apa yang dimaksudkan dengan
kata makan dan mandi tersebut. Bahasa (lambang verbal) pada dasarnya bersifat
abstrak, maka guru perlu menggunakan alat bantu berupa gambar, model, benda
disinggung tentang makna media. Media berada ditengah (diantara) dua hal,
penerima, audience, atau komunikan). Media yang dibuat (ditulis dalam bentuk
modul, buku, film, slide, OHP, dsb) memuat pesan yang akan disampaikan
format media tertentu (buku, film, slide, dsb) yang dinamakan kegiatan
dsbnya), sehingga dapat memahami atau mengerti isi pesan yang telah
disampaikan yang terdapat dalam format media tersebut. Inilah fungsi yang
kedua dari media pembelajran, yaitu sebagai sarana komunikasi dan interaksi
antara peserta didik dengan media tersebut, dan dengan demikian merupakan
pembelajaran yang baik yang perlu diperhatikan dalam proses pemilihan media
1) Jelas dan rapi. Media yang baik harus jelas dan rapi dalam pennyajiannya. Jelas
dan rapi juga mencakup layout atau pengaturan format sajian, suara, tulisan, dan
ilustrasi gambar. Media yang kurang rapi dapat mengurangi kemenarikan dan
pembelajaran.
2) Bersih dan menarik. Bersih disini berarti tidak gangguan yang tak perlu pada
teks, gambar, suara dan video. Media yang kurang bersih biasanya kurang
3) Cocok dengan sasaran. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu
sama efektifnya jika digunakan pada kelompok kecil atau perorang. Ada media
yang tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil dan
perorang.
4) Relevan dengan topik yang diajarkan. Media harus sesuai dengan karakteristik isi
berupa fakta, konsep, prinsip, procedural atau generalisasi. Agar dapat membantu
proses pembelajaran secara efektif, media harus selaras dan sesuai dengan
5) Sesuai dengan tujuan pembelajaran. Media yang baik adalah media yang sesuai
tujuan instruksional yang telah ditetapkan secara umum mengacu kepada salah
satu atau gabungan dari dua atau tiga ranah kognitif, efektif, dan psikomotor.
6) Praktis, luwes, dan tahan. Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk
memilih media yang ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru.
32
Media yang dipilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun
dibawa kemana-mana.
7) Berkualitas baik. Kriteria media secara teknis harus berkualitas baik. Misalnya,
teknik tertentu, seperti visual pada slide harus jelas dan informasi atau pesan
yang ingin disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar
belakang.
8) Ukurannya sesuai dengan lingkungan belajar. Media yang terlalu besar sulit
digunakan dalam suatu kelas yang berukuran terbatas dan dapat menyebabkan
Sejarah iSpring berawal pada tahun 2005, ketika tim merilis Flashpring Pro,
prototipe dari semua produk iSpring. iSpring pada saat itu merupakan converter
sederhana Power Point ke Flash dengan versi gratis dan komersial. Kemudian
iSpring dirilis Flashpring Ultra dan kompabilitas SCORM menjadi tersedia. Tahun
2009 adalah tahun ketika perusahaan meluncurkan e-leraning yang menjadi iSpring
kemudian mendapat respon baik dari pasar karena kualitas tinggi dari program yang
dihasilkan pada harga yang wajar. Pada tahun 2010, iSpring Presenter mendapat
untuk pertama kalinya. Pada tahun yang sama, iSpring Suite dirilis sebagai penerus
33
iSpring Presenter. Pada tahun 2012, Joe Ganci dari elearningJoe menerbitkan sebuah
review dari iSpring Suite di Learning Solution Megazine. Pada bulan Mei 2015,
Ganci host webinar untuk Training Megazine Network membandingkan iSpring Suite
dengan 5 software lain yang berbasis powerpoint e-learning. Ganci menerbitkan hasil
akhir dari penelitiannya dalam sebuah artikel untuk Learning Solution Megazine.
Versi saat ini dari iSpring Suite adalah iSpring Suite 8.0, keluar pada Oktober 2015
(Wikipedia, 2016).
Microsoft power point adalah suatu software yang akan membantu dalam
menyusun sebuah presentasi yang efektif, professional, dan juga mudah. Microsoft
powerpoint akan membantu sebuah gagasan menjadi lebih menarik dan jelas
dinamis, termasuk clip art yang menarik, yang semuanya itu mudah ditampilkan di
Powerpoint pada pola penyajian ini digunakan sebagai alat bantu bagi guru untuk
tipe penggunaan yaitu Personal Presentation, Stand Alone, dan Web Based. Pada tipe
34
untuk presentasi menyampaikan materi yang dalam hal ini kontrol pembelajaran
terletak pada guru atau instruktur. Kemudian pada tipe stand alone, powerpoint dapat
pada tipe Web Based, Powerpoint dapat diformat menjadi file web (html) sehingga
mengkonkritkan yang abstrak, dan mengatasi pengamatan manusia. Selain itu gambar
warna dan gambar, serta animasi-animasi yang bisa diolah sendiri sesuai kreatifitas
kelas dan memiliki potensi untuk mengajar siswa yang tidak memiliki guru qualified
dalam penguasaan materi. Microsoft Powerpoint akan banyak membantu siswa dan
Salah satu bidang yang mendapat dampak yang cukup berarti dengan
khususnya bagi peserta didik, pendidik dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang
ISpring adalah alat yang memberikan beberapa fitur pada powerpoint yang di
dalamnya termasuk terdapat karakter simulasi dialog yang realistic dengan tambahan
iSpring dapat dikonversikan dalam bentuk format flash, powerpoint, HTML5, dan
MP4 vidio, atau bahkan bisa dijadikan sebagai media berbasis mobile (Bauman,
2016:113).
Ispring merupakan salah satu tool yang mengubah file presentasi menjadi
bentuk flash dan dalam bentuk SCROM/IACC, yaitu bentuk yang biasa digunakan
Perangkat lunak Ispring tersedia dalam versi free (gratis) dan berbayar (Kuswari,
2010:1).
presentasi dan logo pendidikan, membuat materi dalam bentuk buku 3 dimensi,
2. Mudah dikonvert dalam format flash tanpa harus membuatnya dari software
adobe flash player, serta dapat juga dipublish di halaman web secara offline.
4. Pembuatan yang mudah dan hasil output yang tidak membutuhkan kapasitas
Adapun menu utama pada Ispring Suite ditunjukan pada gambar berikut:
37
digunakan
digunakan
digunakan
digunakan
yang digunakan
digunakan
digunakan
38
digunakan
sedang digunakan
isprin suite. Caranya dengan klik 2x ikon ispring suite pada desktop, lalu akan
muncul
jendela advanced properties. Adapun tampilan advanced properties dari Ispring Suite
dan berikut adalah kelebihan yang ditawarkan dari beberapa komponen iSpring :
1. Quiz Maker memungkinkan pengguna untuk membuat kuis cerda untuk survey,
keperluan lainnya.
40
bagian dari layar dan memasukkan rekaman pada slide Power Point, simpan ke
6. iSpring Cloud hosting dan pengiriman platform yang dirancang untuk presentasi
Power Point, dokumen Microsoft dan spreadsheet, gambar, video, audio, dan file
PDF.
8. Video Lecture Player adalah metode baru untuk menunjukkan slide Power Point
yaitu pada iSpring versi lama tidak bisa stand alone dan hanya berfungsi sebagai
plug in di Power Point meskipun pada iSpring versi terbaru sudah stand alone.
Kekurangan lainnya adalah iSpring masih sangat bergantung pada Power Point,
meskipun iSpring sudah stand alone tetapi fungsi iSpring akan lebih maksimal
2.3 Materi
sejarah yang sangat penting bagi bangsa Indonesia karena itu merupakan peristiwa
sejarah yang tak terlupakan sampai kapan pun. Adapun sejarah Proklamasi
Indonesia merdeka tidak begitu saja, akan tetapi melalui proses yang
proklamasi kemerdekaan. Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan
di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral
Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki
Indonesia.
Pada tanggal 10 Agustus 1945, Sutan Syahrir telah mendengar berita lewat
radio bahwa Jepang telah menyerah kepada Sekutu. Para pejuang bawah tanah
42
yang diberikan sebagai hadiah Jepang. Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui
Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air
Jepang, Soekarno juga belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan
besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap.
Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan
Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan
desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk
Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah
badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha
bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang. Soekarno dan Hatta bersama Soebardjo
43
kemudian ke kantor Bukanfu, Laksamana Maeda, di Jalan Imam Bonjol no.1. Maeda
dan Hatta tidak muncul karena Para pemuda pejuang termasuk Chaerul saleh,
Sukarni, Wikana, Shodanco Singgih dan pemuda lainnya membawa soekarno, beserta
fatmawati dan Guntur yang baru berusia 9 bulan dan hatta ke rengasdengklok yang
Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh jepang. Di sini, mereka
kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah
siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. Di Jakarta, golongan muda, Wikana,
dan golongan tua, yaitu Mr. Ahmad Soebardjo melakukan perundingan. Mr. Ahmad
Mereka menjemput Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta kembali ke Jakarta. Dan Mr.
Ahmad Soebardjo berhasil meyakinkan para pemuda untuk tidak terburu – buru
memproklamasikan kemerdekaan.
Malam harinya, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta, Lalu bertemu dengan
militer Jepang. Nishimura mengemukakan bahwa sejak siang hari tanggal 16 Agustus
44
1945 telah diterima perintah dari Tokio bahwa Jepang tidak dapat memberi ijin untuk
oleh Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam. Soekarno dan Hatta menyesali keputusan
itu dan menyindir Nishimura apakah itu sikap seorang perwira yang bersemangat
Bushido, ingkar janji agar dikasihani oleh Sekutu. Setelah dari rumah Nishimura, lalu
penyusunan teks Proklamasi guna untuk menagih janji kemerdekaan dari Marsekal
Terauchi.
Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro dan Sayuti Melik.
Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Dan Sukarni mengusulkan
agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh.
Hatta atas nama bangsa Indonesia. Setelah konsep selesai disepakati, Sayuti Melik
menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik milik Mayor Dr.
Proklamasi No.1).
Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan
Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh
Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih,
yang telah dijahit oleh bu Fatmawati, dikibarkan oleh seorang prajurit PETA yaitu
Latief Hendraningrat dibantu oleh Soehoed dan seorang pemudi membawa nampan
45
berisi bendera Merah Putih . Setelah bendera berkibar, hadirin menyanyikan lagu
Indonesia Raya. Sampai saat ini, bendera pusaka tersebut masih disimpan di Museum
website http://www.liputan6.com/regional/read/3056611/kabar-kemerdekaan-sampai-
jambi-dengan-kode-morse, yang diakses pada hari rabu 4 April 2018 pukul 20:15
sebagai berikut:
alat morse. Pesan itu diterima oleh pegawai telegrap yang bernama Abdulah
kemerdekaan sahut menyahut saat sesama saling menyapa. Sejumlah aksi heroik
mewarnai awal-awal kemerdekaan di Jambi. Salah satunya adalah dua pemuda Jambi
dengan berani mengibarkan bendera merah putih berukuran cukup besar di atas
Satu persatu bendera merah putih disejumlah titik Jambi. bahkan dirumah-
rumah pemerintahan jepang seperti rumah Makalam pun berkibar sang merah putih.
Jepang geram dan mulai geram. Namun ditentang para pemuda Jambi. Dinding
46
rumah, toko, gedung perkantoran dan rumah pejabat penuh dengan tulisan "Sekali
(UUD) sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang selanjutnya dikenal sebagai
UUD 45.
yang berbentuk Republik (NKRI) dengan kedaulatan di tangan rakyat yang dilakukan
kemudian. Setelah itu Soekarno dan M. Hatta terpilih atas usul dari Oto
Iskandardinata dan persetujuan dari PPKI sebagai Presiden dan Wakil Presiden
1. Ir. Soekarno
Beliau ikut serta dalam menyusun naskah proklamasi bersama dengan Bung
3. Ibu Fatmawati
Beliau adalah orang yang menjahit sang pusaka merah putih untuk
telah lama menjahit sang pusaka merah putih sebelum datangnya kabar
jepang menyerah.
5. Sutan Syahrir
6. Sayuti Melik
Karno.
7. Soekarni Kartowirjo
B.M. Diah berperan sebagai wartawan dan bertugas untuk menyiarkan kabar
berita bahwa Indonesia telah merdeka ke seluruh penjuru tanah air pada
9. Wikana
pembelajaran iSpring layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran serta mampu
meningkatkan hasil belajar siswa SMP Negeri 37 Semarang. Hal tersebut dibuktikan
49
dengan uji kevalidan kelayakan media dari ahli media yang menunjukkan hasil rata-
rata 84%. Prosentasi tersebut tergolong ke dalam kategori sangat baik dan layak
untuk digunakan. Sedangkan dari ahli materi memberikan prosentase 93,3% pada
aspek materi dan 96% pada aspek tampilan media. Hasil rata-rata prosentase sebesar
94,7% dapat dikategorikan sangat baik dan layak. Hasil perhitungan terhadap uji
kesamaan rata-rata post test menunjukkan hasil thitung = 5,571 di mana hasil tersebut
mengembangkan media pada mata pelajaran Bahasa Inggris maka pada penelitian ini
peneliti mengembangkan media pada mata pelajaran sejarah Indonesia. Populasi dan
sampel yang digunakan pun berbeda. Arlitya memilih populasi dan sampel pada
peserta didik SMP, sedangkan peneliti pada peserta didik SMA. Selain itu Arlitya
menggunakan hasil perhitungan terhadap uji kesamaan rata-rata post test sedangkan
peneliti hanya membandingkan hasil post test dan pre test serta melihat signifikan
peningkatan nilai yang didapat oleh peserta didik sebelum dan sesudah menggunakan
media.
tahapan, yaitu 1) hasil penilaian Ahli Media dengan presentase hasil penilaian
80,62% dengan kriteria “setuju” dan hasil penilaian Ahli Materi dengan presentase
hasil penilaian 97,01%, dengan kriteria “sangat setuju”, 2) hasil penilaian uji coba
Kelompok Kecil dengan presentase hasil penilaian 71,06%, dengan kriteria “setuju”,
uji coba Kelompok Sedang denngan presentase hasil penilaian 80,26%, dengan
kriteria “sangat setuju”, dan hasil penilaian uji coba Kelompok Besar dengan
presentase hasil penilaian 81,31% dengan kriteria “sangat setuju”, 3) uji coba
efektivitas Guru dengan presentasi hasil penilaian 98% dengan kriteria “sangat
Tata Busana SMK Bintang Timur Pematangsiantar dianggap efektif dan layak untuk
satunya adalah terletak pada mata pelajaran yang akan dikembangkan medianya. Jika
busana pada SMK, maka peneliti melakukan pengembangan media pada mata
pelajaran sejarah Indonesia pada SMA. Selain itu peneliti menggunakan model
Jurusan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
dengan hasil uji ahli materi mencapai tingkat kevalidan 94%, ahli desain mencapai
94%, ahli pembelajaran Imu Pengetahuan Alam kela V mencapai 90%. Nilai rata-rata
pre-test 59,5% dan nilai rata-rata post-test 90,75%. Pada uji-t manual dan SPSS
diperoleh thitung sebesar 4,26 dengan tingkat kemaknaan 0,05 (5%) dengan derajat
kebebasan (db=19) adalah 2,093, jadi thitung (4,26) > ttabel (2,093). Hasil hipotesis
menunjukan bahwa Ha diterima, karena thitung lebih besar dari ttabel, sehingga dapat
konsep siswa kelas V C MIN Loloan Timur Jembrana Bali yang menggunakan media
Perbedaan penelitian oleh Devi dengan yang dilakukan peneliti adalah terletak
pada variabel penelitian. Devi menggunakan variabel bebas yaitu hasil belajar
sedangkan peneliti fokus pada pengembangan media tanpa ada variabel bebas.
Kedua, penelitian Devi dilakukan pada peserta didik SD, sedangkan peneliti pada
peserta didik SMA. Selain itu penelitian Devi memiliki hipotesis dalam
pemanfaatan media pembelajaran dengan maksimal. Tenaga pendidik saat ini masih
52
Permasalah media ini menjadi masalah klasik yang harus dihadapi bersama. Guru
sebagai seorang fasilitator harus mampu menyeimbangkan antara model dan media
teknologi dalam dunia pendidikan saat ini sudah sangat signifikan. Tampak dengan
banyaknya inovasi baik media cetak maupun media berbasis elektronik yang
Sejarah sebagai salah satu mata pelajaran yang harus dijelaskan secara
sejarah tidak harus selalu disampaikan dengan ceramah namun dapat diinovasikan
dengan teknologi yang berkembang saat ini. ISpring Suite merupakan salah satu
power point sehingga diharapkan power point naik kelas dan tidak selalu
UJI LAPANGAN