I. PENDAHULUAN
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Jahe di perkirakan berasal dari India.
Namun ada pula yang mempercayai jahe berasal dari Republik Rakyat Cina
Selatan. Dari India, jahe dibawa sebagai rempah perdagangan hingga Asia
penyebarannya sudah merata. Hal ini terbukti setiap daerah memiliki nama
untuk tanaman ini, seperti Jae (Jawa dan Bali), halia (Aceh), beeuing (Gayo),
bahing (Batak Karo), sipodeh (Minangkabau), jahi (Lampung), jahe (Sunda), jhai
2005).
industri meningkat terus. Pada tahun 1998, ekspor jahe segar Indonesia
mencapai 32.807 ton dengan nilai nominal US $ 9.286.161. Tahun 2003 turun
menjadi 7.470 ton dengan nilai US $ 3.930.317 karena mutu yang tidak
Bisnis jahe dari dulu hingga sekarang masih menjanjikan. Hal ini dapat
dilihat dari banyaknya manfaat yang dapat diperoleh dari komoditas jahe
3
demikian, peluang bisnis dalam penyediaan bahan baku dari produk jahe ini
masih terbuka lebar. Untuk dapat merebut pasar dalam negeri maupun pasar
Didunia perdagangan, jahe dijual dalam bentuk segar, kering, bubuk, dan
dalam bentuk awetan. Disamping itu, terdapat hasil olahan jahe, berupa minyak
atsiri dan koresin yang diperoleh dengan cara penyulingan. Minyak atsiri dan
dikembangkan. Apalagi dewasa ini jahe telah menjadi salah satu komoditas
ekspor yang permintaannya cukup tinggi dengan harga yang cukup tinggi
dibandingkan dengan biaya produksi. Kendala yang ditemui oleh para eksportir
4
manisan jahe yang dioleh dari jahe yang diimpor dari Indonesia (Harmono dan
Andoko, 2005).
tingginya berkisar antara 0,3 - 0,75 m. Warna batang hijau sedang warna
pangkal batang putih sampai kemerahan. Bentuk batang silindris dan halus.
Rimpang jahe tumbuh mendatar dekat permukaan tanah dan bercabang (Natur
Indonesia, 2011).
dan lebar 0,8 - 2,5 cm. Panjang tangkai daun 2 - 4 mm dan berbulu. Lidah daun
permukaan daun bagian atas lebih tua daripada daun bagian bawah (Natur
Indonesia, 2011).
tidak berbulu dengan panjang 25 cm, sedang rakisnya sedikit berbulu, sisik pada
berbentuk bulat telur atau sungsang dan tidak berbulu. Dalam daun pelindung
sempit, berwarna kuning kehijauan serta bibirnya berwarna ungu gelap dan
9 mm, sedang tangkai putiknya berjumlah dua buah (Natur Indonesia, 2011).
6
rimpang. Atas dasar berbagai hal tersebut maka telah dikenal tiga klon Jahe,
yaitu: Jahe putih besar, Jahe putih kecil dan Jahe merah. Namun menurut
perkembangan terakhir, di Bogor pernah dijumpai Jahe putih kecil yang lebih
kecil daripada Jahe putih kecil pada umumnya (Natur Indonesia, 2011).
berikut.
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
gajah ataupun jahe kecil, berwarna merah sampai jingga muda. Seratnya agak
kasar, aromanya tajam, dan rasanya sangat pedas. Panjang akar 17,03 - 24,06
cm, diameter akar 5,36 - 5,46 mm, panjang rimpang 12,33 - 12,60 cm, tinggi
rimpang 5,86 - 7,03 cm, dan berat rimpang 0,29 - 1,17 kg. Jahe merah
kemerahan, diselubungi oleh pelepah daun, dan tinggi tanaman 14,05 - 48,23
cm. Jahe merah mempunyai daun berselang-seling teratur. Warna daun lebih
hijau (gelap) dibandingkan dengan jahe gajah ataupun jahe kecil. Permukaan
daun atas berwarna hijau muda dibandingkan dengan bagian bawah. Luas daun
32,55 - 51,18 mm, panjang daun 24,30 - 24,79 cm, lebar daun 2,79 - 7,97 cm
(Endyah, 2010).
II.4.1. Pembibitan
Bibit berkualitas adalah bibit yang memenuhi syarat mutu genetik, mutu
Yang dimaksud dengan mutu fisik adalah bibit yang bebas hama dan
penyakit. Oleh karena itu kriteria yang harus dipenuhi antara lain:
b) Dipilih bahan bibit dari tanaman yang sudah tua (berumur 9 - 10 bulan).
c) Dipilih pula dari tanaman yang sehat dan kulit rimpang tidak terluka atau
dapat dilakukan dengan bedengan atau dengan penyemaian pada peti kayu
dengan tangan dimana setiap potongan memiliki 3 - 5 mata tunas dan dijemur
beranyaman jarang, lalu dicelupkan dalam larutan fungisida dan zat pengatur
peti kayu.
bagian dasar peti kayu diletakkan bakal bibit selapis, kemudian di atasnya diberi
abu gosok atau sekam padi, demikian seterusnya sehingga yang paling atas
adalah abu gosok atau sekam padi tersebut. Setelah 2 - 4 minggu lagi, bibit jahe
bibit 1 ton (kebutuhan jahe merah seluas 1 ha). Di dalam rumah penyemaian
tersebut dibuat bedengan dari tumpukan jerami setebal 10 cm. Rimpang bakal
bibit disusun pada bedengan jerami lalu ditutup jerami dan di atasnya diberi
susunan lapis rimpang dengan bagian atas berupa jerami (Natur Indonesia,
2011).
10
setiap hari dan sesekali disemprot dengan fungisida. Setelah 2 minggu, biasanya
rimpang sudah bertunas. Bila bibit bertunas dipilih agar tidak terbawa bibit
berkualitas rendah. Bibit hasil seleksi itu dipatah-patahkan dengan tangan dan
Indonesia, 2011).
cara bibit tersebut dimasukkan ke dalam karung dan dicelupkan ke dalam larutan
anti hama organik Kemudian bibit dijemur 2 - 4 jam, barulah ditanam (Natur
Indonesia, 2011).
Tanah diolah sedemikian rupa agar gembur dan dibersihkan dari gulma.
Untuk tanah dengan lapisan olah tipis, pengolahan tanahnya harus hati-
hati disesuaikan dengan lapisan tanah tersebut dan jangan dicangkul atau
digarpu terlalu dalam sehingga tercampur antara lapisan olah dengan lapisan
tanah bawah, hal ini dapat mengakibatkan tanaman kurang subur tumbuhnya.
11
Setelah itu tanah dibiarkan 2 - 4 minggu agar gas-gas beracun menguap serta
bibit penyakit dan hama akan mati terkena sinar matahari (Natur Indonesia,
2011).
sebelum tanam dan sekaligus diberikan pupuk kandang dengan dosis 1.500-
Pada daerah-daerah yang kondisi air tanahnya jelek dan sekaligus untuk
II.4.2.3. Pengapuran
didalamnya, terutama fosfor (P) dan calcium (Ca) dalam keadaan tidak tersedia
atau sulit diserap. Kondisi tanah yang masam ini dapat menjadi media
sp.
tanah yang memiliki derajat keasaman 5 (asam) dibutuhkan dolomit 5,5 ton/ha;
serta yang memiliki derajat keasaman 6 (agak asam) dibutuhkan dolomit 0,8
yang digunakan untuk penanaman jahe putih besar yang dipanen tua adalah
Indonesia, 2011).
Ketersediaan air sangat penting sehingga bila jahe hendak ditanam di tegalan,
kesuburan tanah, iklim, dan umur tanaman yang di panen. Untuk jahe yang
dilakukan pada pagi atau sore hari, penanaman rimpang diletakkan dalam lubang
tanam dengan posisi rebah ke dalam lubang tanam atau alur yang telah
disiapkan. Bibit ditanam dengan arah tunas menghadap ke atas agar rimpang
jahe leluasa untuk tumbuh menjadi besar kemudian ditutup dengan tanah
muncul ke permukaan tanah karena tunas ini masih peka terhadap sinar
1. Menjaga kelembaban tanah dan membuat suhu tanah stabil karena menahan
yang masih segar maupun kering, gulma yang telah dicabut dari tanah, alang-
alang, daun kelapa, daun pisang, daun gamal, dan lembaran plastik . Untuk
mulsa yang berasal dari bahan organik dapat diberikan 10 kg mulsa organik/ 4
sebaiknya tidak perlu dilakukan penyiangan lagi, sebab pada umur tersebut
II.5.2. Penyulaman
bulan setelah tanam dengan memakai benih cadangan yang sudah diseleksi dan
II.5.3. Pengairan
kerena ditanam pada awal musim hujan dan terletak didaerah bercurah hujan
tinggi, kebutuhan tersebut sudah tercukupi oleh air hujan. Umumnya, petani
jahe tidak melakukan penyiraman tambahan lagi bagi tanamannya, terlebih jika
II.5.4. Pembumbunan
Tanaman jahe memerlukan tanah yang peredaran udara dan air dapat
berjalan dengan baik, maka tanah harus digemburkan. Disamping itu tujuan
atas permukaan tanah. Apabila tanaman jahe masih muda, cukup tanah
dicangkul tipis di sekeliling rumpun dengan jarak kurang lebih 30 cm. Pada
bulan berikutnya dapat diperdalam dan diperlebar setiap kali pembubunan akan
Penyakit utama pada jahe adalah busuk rimpang yang disebabkan oleh serangan
bakteri layu (Ralstonia solanacearum). Sampai saat ini belum ada metode
tanaman dan gulma, pembuatan saluran irigasi supaya tidak ada air
menggenang dan aliran air tidak melalui petak sehat (sanitasi), inspeksi kebun
Tanaman yang terserang layu bakteri segera dicabut dan dibakar untuk
menghindari meluasnya serangan OPT. Hama yang cukup signifikan adalah lalat
mulai dari pertanaman dan menyebabkan penampilan rimpang kurang baik serta
bercak daun yang disebabkan `oleh cendawan (Phyllosticta sp) (Natur Indonesia,
2011).
setelah terlihat ada serangan (diulang setiap minggu sekali), sanitasi tanaman
II.5.6. Pemupukan
Selain pupuk dasar (pada awal penanaman), tanaman jahe perlu diberi
pupuk susulan kedua (pada saat tanaman berumur 2 - 4 bulan). Pupuk dasar
digunakan pupuk kandang pada saat tanaman berumur 2 bulan dan 4 bulan.
Pupuk diberikan dengan ditebarkan secara merata di sekitar tanaman atau dalam
II.6. Panen
kebutuhan untuk bumbu penyedap masakan, maka tanaman jahe sudah bisa
ditanam pada umur kurang lebih 4 bulan dengan cara mematahkan sebagian
rimpang dan sisanya dibiarkan sampai tua. Apabila jahe untuk dipasarkan maka
jahe dipanen setelah cukup tua. Umur tanaman jahe yang sudah bisa dipanen
antara 10 - 12 bulan, dengan ciri-ciri warna daun berubah dari hijau menjadi
kuning dan batang semua mengering. Misal tanaman jahe merah akan
mengering pada umur 8 bulan dan akan berlangsung selama 15 hari atau lebih
menggunakan alat garpu atau cangkul, diusahakan jangan sampai rimpang jahe
terluka. Selanjutnya tanah dan kotoran lainnya yang menempel pada rimpang
17
dibersihkan kemudian bila perlu dicuci. Sesudah itu jahe dijemur di atas papan
terbuka, tidak lembab dan penumpukannya jangan terlalu tinggi melainkan agak
rimpang sehubungan dengan rendahnya bahan aktif karena lebih banyak kadar
dihasilkan rata-rata 27 ton/ha rimpang segar , calon varietas unggul jahe putih
rata-rata 16 ton/ha rimpang segar dengan kadar minyak atsiri 1,7 – 3,8%, kadar
oleoresin 2,39 – 8,87%. Sedangkan jahe merah 22 ton/ha dengan kadar minyak
atsiri 3,2 – 3,6%, kadar oleoresin 5,86 – 6,36% (Natur Indonesia, 2011).
18
mulai akhir bulan mei 2021 sampai panen. Lahan yang digunakan dalam proyek
Bahan yang digunakan dalam proyek ini adalah bibit jahe, pupuk
kandang, sekam padi mentah , sekam padi bakar. Alat yang digunakan adalah
cangkul, parang, knapsack sprayer, kored, meteran, gembor, ember dan garu.
pengamatan.
19
Setelah itu lakukan pengukuran lahan yang dibutuhkan. Luas lahan yang
digunakan dalam proyek ini adalah 124 m2 dengan panjang 10 meter dan lebar
40 meter. Berikut ini ditampilkan denah lokasi pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri
(Gambar 1).
g
f
T
d
c U S
a
B
b
Keterangan :
Luas lahan : 400 m2
a. Lebar lahan budidaya : 40 m
b. Panjang lahan budidaya : 10 m
c. Jarak antar bedengan : 0,5 m
d. Lebar bedengan : 1.0 m
e. Panjang bedengan : 10 m
f. Barisan tanam jahe dan jarak tanam jahe : 30 x 50 cm
g. Jarak bedengan ke drainase : 0,5 m
h. Populasi Keseluruhan Jahe : 800 Populasi
i. Luas lahan efektif : 200 m2
Siapkan rimpang jahe yang ingin dijadikan bahan tanam sebanyak 24 kg.
Budidaya tanaman jahe yang berhasil sangat dipengaruhi oleh bibit yang akan
ditanam. Untuk itu dilakukan penyeleksian yaitu dengan memilih rimpang yang
baik dan sehat serta tidak terserang hama dan penyakit, dan telah berumur 10
50 gr. Selesai pemotongan rimpang, buat larutan fungisida dari bawang putih
dan daun sirih 1 L air. Masukkan potongan rimpang ke dalam larutan tersebut
pendederan, kemudian ditutup pasir. Tunas akan tumbuh menjadi bibit setelah
berumur sekitar 1-2 minggu, dalam penunasan ini bisa ditambhakan pelepah
media tumbuh yang cocok bagi tanaman jahe. Tahapan dari kegiatan
a. Pengolahan tanah I
Terlebih dahulu lahan dibersihkan dari vegetasi atau gulma-gulma dari sisa-
sisa tanaman yang telah mati. Kemudian dilakukan pengolahan tanah dengan
b. Pengolahan tanah II
strukturnya lebih gembur dan aerase tanah lebih baik. Selanjutnya dilakukan
penggaruan agar tanah yang masih berbentuk bongkahan dapat hancur dan
c. Pembuatan bedengan
sebanyak 7 bedengan dengan jarak antar bedengan adalah 0,5 m, dan tebal
bedengan 25 - 30 cm.
Tujuan dari pemberian pupuk kandang ini adalah memperbaiki tekstur dan
struktur tanah serta menambah unsur hara pada tanah tersebut. Pupuk kandang
diberikan sebanyak 34,28 kg pada setiap lubang alur yang sudah disediakan.
agar pupuk kandang yang belum terlalu matang bisa tercapai kematangannya.
Bila pupuk kandang belum matang, maka jahe yang ditanam akan mati.
22
Jarak tanam yang dugunakan untuk jahe merah panen muda lebih rapat
yaitu 30 x 40 cm. Pada kegiatan penanaman ini digunakan sistem alur bukan
di bawah permukaan tanah pada alur yang sudah disediakan, posisi rimpang
dalam lubang tanam dengan mata tunas berada di atas kemudian ditutup lagi
dengan tanah setebal 5 – 7 cm. Pada saat penanaman bibit perlu menanam
cadangan sebagai antisipasi apabila bibit yang kita tanam tidak tumbuh.
3.2.5. Pemupukan
hara yang diperlukan oleh jahe agar pertumbuhan serta perkembangannya dapat
optimal.
sedalam 5 – 10 cm. Pupuk yang diberikan pada awal penanaman adalah pupuk
NPK dengan dosis 2,5 gr/tanaman, setelah pupuk diberikan lalu lubang ditutup
dengan tanah.
saat umur tanaman 10 minggu setelah tanam dengan cara yang sama seperti
pemupukan pertama dan pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dengan
dosis 1 kg/tanaman, setelah pupuk diberikan lalu lubang ditutup dengan tanah.
23
Mulsa yang digunakan pada usaha budidaya tanaman jahe ini adalah
eceng gondok. Pemberian mulsa eceng gondok ini diberikan dalam kondisi
segar. Mulsa eceng gondok yang dibutuhkan adalah 240 kg dan dosis per
bedengan.
3.2.7. Penyulaman
yang terserang hama dan penyakit serta tanaman yang mati. Penyulaman
sama umurnya.
3.2.8. Penyiraman
dilakukan 2 kali sehari sampai bibit berumur 3 minggu kecuali hari hujan.
kelembapan tanah.
24
25
a. Penyiangan
b. Pembumbunan
dengan baik dan tidak muncul di permukaan tanah untuk mencegah sinar
matahari langsung pada rimpang jahe. Karena bila rimpang terkena sinar
memakai pestisida jika terjadi serangan hama dan penyakit yang mengakibatkan
3.2.11. Panen
Pada proyek ini panen dilakukan dengan panen muda yang dilakukan
pada waktu tanaman jahe berumur 5 bulan. Cara pemanenan yaitu dengan cara
secara langsung. Rimpang jahe yang dipanen kemudian dibersihkan dari tanah
3.2.12. Pengamatan
gondok terhadap pertumbuhan jahe dan juga melihat apakah ada hal lain yang
dilakukan adalah :
tabel 1.
Tabel 1. Jadwal kegiatan proyek budidaya tanaman jahe merah selama 5 bulan
dengan luas lahan 400 m2.
BULAN
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Peninjauan,
Pengukuran dan
pembersihan lahan
2 Persiapan bahan
tanam
3 Seleksi bibit dan
penunasan
4 Pengolahan Tanah I
5 Pengolahan Tanah II
dan Pemberian Pupuk
Kandang
6 Penanaman
7 Pemupukan Pertama
8 Pemberian Mulsa
9 Penyiraman*
10 Penyulaman
11 Penyiangan**
12 Pembumbunan
13 Pemupukan Susulan
28
14 PHP***
15 Panen
16 Pengamatan
Tabel 2. Kebutuhan biaya alat pada budidaya jahe merah dengan luasan 400 m 2
Tabel 3. Kebutuhan bahan tanaman dalam budidaya jahe merah pada luasan 400
m2
JUMLAH TERPAKAI
TOTAL
NO JENIS ALAT SATUAN HARGA
BIAYA
RENCANA REALISASI
Bibit Jahe
1 merah batang 400 400 3.000 1.200.000
Pupuk
2 Kandang karung 10 10 20.000 200.000
Pembersihan
3 lahan Orang 1 1 750.000 750.000
Sekam padi
4 basah Karung 50 50 10.000 500.000
Sekam padi
5 bakar Karung 30 30 10.000 300.000
Jumlah 2.950.000
Tabel 4. Biaya tenaga kerja dalam budidaya tanaman jahe merah pada luasan
400 m2 selama 5 bulan.
N JUMLAH BIAYA
JENIS KEGIATAN SATUAN HARGA
O RENCANA REALISASI RENCANA REALISASI
Peninjauan,
pengukuran dan Per dua 100.000
1 HKO 5 bulan 5 bulan 500.000
pembersihan hari perbulan
Lahan
Persiapan Bahan
Tanam dan Awal 100.000
2 HKO 2 bulan 2 bulan 200.000
Seleksi bibit dan tanam per bulan
penunasan
Pengolahan Awal
3 HKO 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
Tanah I tanam
Pengolahan Awal
4 HKO 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
Tanah II tanam
Awal
5 Penanaman HKO 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
tanam
Awal
6 Pemupukan Awal HKO 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
tanam
Awal
7 Pemberian Mulsa HKO 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
tanam
Setiap
hari 100.000
8 Penyiraman HKO 5 bulan 5 bulan 500.000
sampai per bulan
panen
9 Penyulaman HKO 0,25 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
10 Penyiangan HKO 0,49 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
11 Pembumbunan HKO 0,49 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
Pemupukan
12 HKO 0,67 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
Susulan
13 PHP HKO 0,05 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
14 Panen HKO 0,32 1 bulan 100.000 1 bulan 100.000
100.000
15 Pengamatan HKO 0,08 5 bulan 5 bulan 500.000
per bulan
Sampai
Jumlah Rp 2.800.000
panen
32
Tabel 5. Biaya lain-lain dalam budidaya tanaman jahe merah pada luasan 400 m2
selama 5 bulan.
Tabel 7. Produksi dan pendapatan tanaman jahe merah pada luasan 400 m 2
selama 5 bulan.
Populas Harga
No Jenis Produksi Satuan i Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
Rimpang Jahe
1. merah Kg 400 400 kg 10.000 4.000.000
Jumlah 4.000.000
Keterangan : Berat Rimpang 1 tunas 1 kg
Harga Rp 10.000 adalah harga termurah jahe merah per kg
33
Populas Harga
No Jenis Produksi Satuan i Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
Rimpang Jahe
1. merah Kg 400 800 kg 10.000 8.000.000
Jumlah 8.000.000
Keterangan : Berat Rimpang 1 tunas 2 kg
Harga Rp 10.000 adalah harga termurah jahe merah per kg
Populas Harga
No Jenis Produksi Satuan i Jumlah (Rp) Jumlah (Rp)
Rimpang Jahe
1. merah Kg 400 1200 kg 10.000 12.000.000
Jumlah 12.000.000
Keterangan : Berat Rimpang 1 tunas 3 kg
Harga Rp 10.000 adalah harga termurah jahe merah per kg
Rata rata panen hasil jahe merah sebanyak 3kg per tunas
= Rp 12.000.000
= Rp 10.800.000
= Rp 1.200.000
34
a. BEP Produksi
BiayaTotal( Rp)
BEP Produksi ¿
HargapasarProduk ( Rp /Kg)
Rp 10.800 .000
¿
Rp 10.000/kg
¿1080 Kg
BiayaTotal (Rp)
BEP Harga ¿
JumlahProduksi( Kg)
Rp 10.800 .000
= 1200 kg
¿ Rp 9000/ kg
Dalam budidaya jahe merah ini jumlah tanaman jahe yang tumbuh
Sehingga dari perbandingan antara jumlah tanaman jahe yang tumbuh dengan
jahe.
35
Perhitungannya :
440 Tanaman
= x 100 %
455 Tanaman
= 96,70 %
Rata- rata tinggi tanaman, jumlah anakan dan berat rimpang, dapat
Mandiri (PUM) yaitu tingginya curah hujan pada awal penanaman dan adanya
Sumber air dari areal lahan cukup jauh dan harus diangkut dengan ember
V. PEMBAHASAN
Pada pelaksanaan Proyek Usaha Mandiri (PUM) ini, dari segi teknis pada
ketidak sesuaian tersebut yaitu kondisi lahan dan bahan yang digunakan.
Dari segi lahan, pada perencanaan, lahan untuk penanaman jahe seluas
panjang 10 m2 dan lebar 12,4 m2 serta ada 7 bedengan. Hal ini disebabkan oleh
pabrik kakao. Alasan lainnya adalah mengubah arah bedengan dari Utara –
Hal itu yang menyebabkan, ukuran lahan tidak sesuai dengan apa yang ada
dalam perencanaan.
37
Kemudian secara teknis, dari segi bahan yang digunakan untuk budidaya
budidaya tanaman jahe adalah pupuk Urea, SP36 dan KCl. Namun, dalam
(PUM) ini yaitu banyaknya dari hama belalang, lalat rimpang dan bekicot. Hama
bahkan tanaman akan layu, sedangkan dari gulma sendiri yaitu banyaknya
Disamping itu iklim yang kurang baik yakni musim hujan yang terus
menerus serta terkadang musim kering juga melanda sehingga tanaman kurang
beradaptasi .
sekitar yaitu anjing yang sering juga tidur dan berkeliaran dilapangan sehingga
tinggi dilakukan agar gulma teki dapat dikendalikan. Belalang yang banyak
dapat dikendalikan dengan lahan yang bersih dari penyiangan yang sering
dilakukan dan juga penyemprotan dengan insektisida Decis 2,5 EC, sedangkan
tersebut dengan mengambil air dari sumber air yang cukup dari areal
penanaman.
Pada Proyek Usaha Mandiri (PUM) budidaya jahe merah yang telah
No Karakteristik Syarat
disebabkan naiknya jumlah pemakaian alat pada cangkul, kored, garu dan
Penurunan ini disebabkan karena adanya bahan yang tidak digunakan seperti
ajir, pupuk Urea, pupuk KCl serta SP36 tidak digunakan dalam proyek ini,
dikarenakan penggunaan pupuk Urea, pupuk KCl serta SP36 diganti dengan
pupuk kandang.
1. RENCANA BISNIS
telah dibuat Laporan Finansialnya diatas, maka langkah pertama yang dilakukan
dengan memperluas areal usahanya. Adapun cara menghitung berapa luas areal
maka dibuat Rencana Bisnis dengan komoditi yang sama dengan luas areal :
Rp .12 .000.000
Luas Areal = x m2
Rp . 2.400 .000
= 5 x 400 m2
= 2000 m2
Di halaman baru
DAFTAR PUSTAKA
lgJ:eprints.undip.ac.id/22794/1/LAPORAN_SKRIPSI_BAB_I.pdf+kadar+air+p
ada+eceng+gondok&cd=1&hl=id&ct=clnk&gl=id. Diakses 7 Mei 2013
Lamid dan zaenal. 1990. Pengaruh Mulsa Eceng Gondok Segar Terhadap
Pertumbuhan Gulma dan Jagung.
http://elib.pdii.lipi.go.id/katalog/index/php/searchkatalog/byid/214095.
Diakses 26 Januari 2014.