Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dental Caries/gigi berlubang merupakan kerusakan gigi dimana disebabkan karena

adanya biofilm yang menyebabkan kerusakan dengan hilangnya mineral pada gigi 1. Gigi

berlubang merupakan salah satu masalah kesehatan mulut yang sering kali terjadi pada

semua kalangan yang sampai sekarang sulit untuk ditangani. Di Indonesia sendiri,

berdasarkan data KEMENKES 2018 terhitung bahwa sekitar 88,8% masyarakat Indonesia

di semua kalangan mengalami gigi berlubang, yang artinya bahwa sebagian besar masyarakat

Indonesia masih tidak peduli dengan kesehatan gigi dan mulut 2. Hal ini sering kali terjadi

karena masyarakat kurang memiliki pengetahuan akan kesehatan gigi dan mulut, sehingga

masyarakat sering kali hanya datang ke dokter gigi ketika keadaan giginya sudah mengalami

kerusakan yang cukup berat dimana biasanya perawatan yang dokter gigi berikan bukanlah

perawatan gigi pencegahan tetapi lebih kearah perawatan kuratif. Oleh karena itu dokter gigi

harus bisa memberikan perawatan yang baik terhadap keluhan pasien dan dapat mencegah

kegagalan pada perawatan yang diberikan.

Peningkatan permintaan keberhasilan perawatan gigi oleh pasien semakin hari semakin

meningkat. Keingginan pasien untuk mempertahankan gigi tanpa harus melakukan ekstraksi

mendapatkan perhatian khusus bagi pasien. Bukan hanya itu saja, keinginan untuk

mendapatkan perawatan tanpa memiliki efek samping juga menjadi salah satu keinginan dari

pasien. Kegagalan selama perawatan seperti karies sekunder, trauma gigi yang dilakukan

oleh dokter gigi selama preparasi ataupun terjadi perforasi selama persiapan kavitas

terkadang tidak dapat di hindari3. Sehingga untuk mendukung pemberian perawatan yang
baik dan memenuhi kebutuhan pasien, selain keterampilan medis yang harus dimiliki

seorang dokter gigi, material pendukung seperti material semen yang baik dan biokompatibel

merupakan salah satu hal yang penting dalam kedokteran gigi.

Material semen yang dapat digunakan dalam aplikasi klinis seperti pulp capping,

pulpotomy, perforation repair, root filling atau pun resorption yang dapat memenuhi

permintaan pasien untuk mempertahankan giginya dibutuhkan 4,8.Oleh karena itu para ahli

selalu mencoba untuk menciptakan inovasi-inovasi baru untuk menunjang kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi terutama di bidang dental material untuk meningkatkan

keberhasilan perawatan dan mengurangi kemungkinan toxic bagi pasien5. Salah satu material

yang sedang menjadi perhatian khusus yaitu bioactive material.

Bioactive material bukalah suatu hal yang baru dalam pengembangan material di

kedokteran gigi. Bioactive telah di perkenalkan sebelumnya pada tahun 1960-an oleh seorang

professor bernama Larry Hench saat melihat adanya keadaan kompatibel antara material

implant dan jaringan tulang1,6dimana sebelumnya dikenal sebagai bioglass. Bioglass

45S5/calcium sodium phosphosilicate merupakan bahan pertama yang ditemukan dimana

terlihat adanya pembentukan hydroxyapatite yang membantu meningkatkan remineralisasi

dan regenerasi jaringan yang rusak1. Bioactive material didefinisikan sebagai suatu material

yang memiliki kemampuan untuk memberikan respon biologi dengan menginduksi

pembentukan hydroxyapatite yang dapat meningkatkan kemampuan remineralisasi dan juga

membantu dalam penutupan celah1,7-8. Memiliki sifat bakteriostatik maupun bakteriosidal

serta memiliki kemampuan dalam mempertahankan vitalitas pulpa dan merangsang

pembentukan dentin reparatif8 membuat material bioactive terus dikembangkan seiring

waktu.
Berbagai generasi material bioactive pun dikembangkan, mulai dari generasi pertama

berupa metal prostheses berkembang menjadi material yang dapat berikatan secara kimia

dengan jaringan sampai generasi ketiga yang berupa material yang diharapkan dapat

meningkatkan regenerasi suatu jaringan dengan mempengaruhi jaringan tersebut sampai

tingkat genetic maupun seluler dan memiliki kemampuan resorbable seperti poly (lactic

acid), poly (glycolic acid), tri-calcium phosphate (TCP)6.

MTA/Mineral Trioxide Anggregat diperkenalkan oleh Torabinejad pada tahun 1990

sebagai salah satu cement bioactive yang menjadi salah satu awal dari perkembangan

bioactive material9. Terdiri dari komponen utama kalsium oksida (CaO), aluminium oksida

(Al2O3) dan silicon dioksida (SiO2) membuat cement jenis ini memiliki keuntungan utama

seperti biokompatibilis dan sealing ability yang sangat baik serta dapat digunakan dalam

tindakan pulp capping, temporary filling material, perforation repair, apexification atau pun

root end fillings sehingga menyebabkan jenis cement ini masih menjadi pilihan bagi sebagain

besar dokter gigi4,7,9. Salah satu keuntungan yang menjadi perhatian ialah MTA dapat di

tempatkan pada daerah yang memiliki kelembaan, dimana hal ini meningkatkan

kemampuannya dalam melepaskan calcium hydroxide dan meningkatkan pH lingkungan10,11.

MTA pun berkembang dari Proroot MTA (ProRoot MTA Dentsply-Tulsa Dental, Tulsa-

USA; Dentsply-Johnson City-USA) dengan sediaan GMTA (Grey Mineral Trioxide

Aggregate) dan WMTA (White Mineral Trioxide Aggregate), MTA Angelus (Angelus,

Londrina, PR, Brazil), hingga MTA yang dapat diaktivasi oleh Light-Cured12. Tetapi terlepas

dari keunggulan yang dimiliki oleh MTA, terdapat beberapa kekurangan yang menjadi

perhatian khusus bagi dokter gigi seperti setting time yang panjang, adanya potensi dalam
perubahan warna, penanganan yang cukup sulit dan biaya yang cukup tinggi membuat para

ahli mencoba menemukan bahan-bahan baru untuk meminimalisir kekurangan MTA9,12.

Biodentine™ merupakan bahan dalam sediaan kapsul yang merupakan bahan berbasis

kalsium silikat (Ca2SiO4) yang dikembangkan untuk meminimalisir kekurangan MTA.

Memiliki komposisi seperti trikalsium silikat (3CaO.SiO2), dikalsium dilikat(2CaO.SiO2),

kalsium karbonat (CaCO2 ) sebagai filler,dan zirconium oksida (ZrO2 ) sebagai radiopacifier

membuat Biodentine™ dapat digunakan dalam aplikasi klinis seperti MTA dengan

karakteristik utama yaitu memiliki kemampuan setting time yang lebih cepat dibandingkan

MTA10,12. Kemampuan dalam pelepasan Kristal apatit, kemampuan dalam meningkat pH,

biokompatibel, bioactivity, memiliki compressive strength yang tinggi maupun kemampuan

ikatan (bond strength) yang baik membuat Biodentine™ menjadi salah satu alternatif dalam

prosedur endodontik selain MTA. Dalam prosedur endodontic selain kemampuan biologis

yang dapat diberikan oleh material tersebut, kemampuan fisik juga merupakan salah satu

syarat yang penting bagi suatu material. Salah satunya adalah kemampuan material dalam

memberikan ikatan “bond strength” terhadap jaringan sekitar maupun terhadap material

lainnya merupakan hal yang penting.

Bond strength/kekuatan ikatan merupakan sifat fisik yang harus dimiliki oleh suatu

material. Bond strength/kekuatan ikatan mendapatkan perhatian yang penting khususnya

dalam bidang endodontik maupun tekonologi dan material karena berhubungan dengan

kemampuan dalam memberikan segel/sealing ability yang baik dan untuk mencegah

terlepasnya material pada tindakan endodontik. Kemampuan dalam berikatan dengan bahan

lain seperti etch, larutan irigasi, bahan restorasi ataupun kontaminasi cairan tubuh,

merupakan hal yang perlu dipertimbangkan untuk mendukung keberhasilan perawatan


pasien. Hal ini menyebabkan faktor ini penting untuk diketahui perihal peningkatan

keberhasilan perawatan gigi dengan kemampuan ikatan bahan terhadap material lainnya.

Oleh karena itu tinjauan studi yang berkaitan dengan kekuatan ikatan dari berbagai generasi

bioactive cement dilakukan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis dapat melakukan tinjauan studi dan

mendapatkan identifikasi masalah yaitu apakah terdapat perbedaan bond strength pada setiap

bioactive cement dari berbagai generasi yang sedang berkembang.

1.3 Maksud dan Tujuan

Adapun Maksud dan tujuan studi literatur dan karya tulis ini dibuat yaitu :

1.3.1 Maksud Studi Literatur

Adapun maksud tinjauan pustaka ini dibuat adalah untuk membandingkan kemampuan

kekuatan ikatan/bond strength pada setiap bioactive cement dari berbagai generasi yang

sedang berkembang.

1.3.2 Tujuan Studi Literatur

Adapun tujuan tinjauan pustaka ini dibuat adalah untuk membantu penulis maupun

pembaca mengetahui kekuatan ikatan/bond strength pada setiap bioactive cement dari

berbagai generasi sehingga dapat membantu dalam pemilihan material cement yang tepat

pada setiap aplikasi klinis.


1.4 Manfaat

Adapun manfaat studi literatur dan karya tulis ini dibuat yaitu :

1.4.1 Manfaat Teoritis

Studi pustaka yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kemajuan

dunia kedokteran gigi, khususnya dalam dental material dengan memperhatikan kemampuan

ikatan/bond strength pada suatu cement bioactive dari berbagai generasi guna mendukung

pengembangan bahan berbasis bioactive dalam kedokteran gigi.

1.4.2 Manfaat Praktis

Hasil studi pustaka ini diharapkan dapat memberikan manfaat,informasi maupun

pengetahuan bagi semua pihak yang terkait khususnya dokter gigi dalam memilih bioactive

cement yang tepat berdasarkan kemampuan ikatannya/bond strength untuk menunjang

keberhasilan perawatan jangka panjang.

1.5 Metodologi

Penelitian ini merupakan studi literatur/studi pustaka yang dilakukan dengan

mengumpulkan dan membandingkan setiap literatur ataupun hasil penelitian yang dilakukan.

Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang merupakan data yang berasal dari

publikasi penelitian sebelumnya atau data primer. Adapaun kriteria dalam memilih data atau

sampe yaitu :

1.5.1 Kriteria Inklusi

1. Data diperoleh melalui media pencarian jurnal ilmiah yaitu Google scholar, Pubmed
2. Data yang diperoleh merupakan jurnal ilmiah yang dipublikasikan dalam Bahasa

Indonesia atau Bahasa Inggris

3. Kata kunci yang digunakan dalam pencarian data adalah Bioactive cement, Mineral

Trioxide Aggregat, Biodentine™, Bond-Strengh, biokompatibilitas, Push-Out Bond

Strength

4. Literatur atau jurnal ilmiah yang diterbitkan dalam rentang waktu 2005-2021

1.5.2 Kriteria Eksklusi

1. Jurnal ilmiah yang dipublikasikan dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris

2. Jurnal ilmiah dengan data yang tidak sesuai dengan identifikasi masalah

1.6 Lokasi dan Waktu

Studi pustaka ini dilakukan di Manokwari, Papua Barat yang terhitung dimulai dari bulan

Juli 2021

Anda mungkin juga menyukai