Anda di halaman 1dari 21

PERTEMUAN KE- 13

NERACA PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


DAN NILAI TUKAR

A. TUJUAN PEMBELAJARAN:
Setelah mempelajari materi ini diharapkan mahasiswa:
1. Dapat memahami dan menjelaskan mengenai neraca pembayaran dan
cadangan devisa.
2. Dapat mengetahui dan menjelaskan mengenai pengelolaan ekspor dan impor.
3. Dapat mengetahui dan menjelaskan mengenai kurs valuta asing.
4. Dapat memahami dan menjelaskan mengenai peranan Hutang luar negeri
dalam pembangunan ekonomi.
5. Dapat mengetahui tingkat ketergantungan terhadap modal asing.

B. URAIAN MATERI
13.1 Neraca Pembayaran dan Cadangan Devisa
Tujuan Pembelajaran 13.1:
13.1 Neraca Pembayaran dan Cadangan Devisa

Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran (balance of payment) adalah pencatatan sistematis
yang menjelaskan seluruh transaksi ekonomi antara penduduk suatu negara
dengan negara lain selama masa tertentu. Dalam penyusunannya dibedakan antara
transaksi debit dan transaksi kredit. Transaksi debit menimbulkan bertambahnya
kewajiban bagi penduduk negara yang mempunyai neraca pembayaran untuk
mengadakan pembayaran ke penduduk negara lain sedangkan transaksi kredit
menimbulkan bertambahnya hak bagi penduduk negara yang mempunyai neraca
pembayaran tersebut untuk menerima pembayaran dari negara lain.
Menurut Michael P. Todaro dan Stephen C. Smith (2018:118) terdapat
tiga komponen utama dalam neraca pembayaran, yang pertama adalah neraca

1
transaksi berjalan (current account) yaitu neraca yang fokus pada transaksi ekspor
dan impor barang maupun jasa, pendapatan investasi, pembayaran cicilan dan
pokok Hutang luar negeri serta saldo kiriman dan transfer uang dari dan ke luar
negeri baik yang dilakukan pemerintah, swasta maupun individual.
Kemudian yang kedua adalah neraca modal (capital account) yang
mencatat secara langsung nilai investasi pihak swasta asing (foreign direct
investment) yang dilakukan oleh perusahaan multinasional, pinjaman luar negeri
yang diberikan oleh perbankan swasta internasional serta pinjaman dan hibah dari
pemerintah negara lain dalam bentuk bantuan luar negeri serta dari lembaga-
lembaga donor multilateral seperti IMF dan Bank Dunia. Setelah itu komponen
yang ketiga adalah neraca tunai (cash account) atau neraca cadangan
internasional (international reserve account).
Dalam neraca pembayaran terdapat transaksi-transaksi positif dan negatif
yang dijelaskan dalam tabel sebagai berikut :
Tabel 13.1 Transaksi Positif dan Negatif Neraca Pembayaran
Transaksi Positif Transaksi Negatif
1. Setiap penjualan barang atau jasa ke 1. Setiap pembelian barang atau jasa
luar negeri ke luar negeri
2. Setiap pendapatan investasi 2. Investasi penduduk domestik di
penduduk domestik yang berada di luar negeri
luar negeri dalam ekonomi 3. Setiap pengeluaran uang ke luar
domestik negeri
3. Setiap penerimaan uang dari luar 4. Pemberian hibah ke pihak luar
negeri negeri
4. Penerimaan hibah dari pihak luar 5. Setiap pembelian saham atau
negeri obligasi dari luar negeri
5. Setiap penjualan saham atau
obligasi ke luar negeri
Sumber : Stephen C. Smith (2018:119)

2
Cadangan Devisa
Dana Monter Internasional (IMF) mendefinisikan cadangan devisa
berdasarkan konsep international reserves and foreign currency liquidity (IRFCL).
Definisi cadangan devisa yaitu seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh
otoritas moneter dan dapat digunakan setiap waktu. Cadangan devisa bisa
mneunjukkan kuat atau lemahnya stabilitas ekonomi suatu negara. Bentuk
cadangan devisa ini bisa berupa mata uang asing. Beberapa yang paling sering
dipakai ialah dolar Amerika, Euro, Poundsterling, dan Yen Jepang. Sebagai valuta
asing yang dicadangkan oleh bank sentral, maka cadangan devisa memiliki
kriteria khusus, di antaranya bersifat liquid (mudah dicairkan), berada di bawah
kontrol otoritas moneter, bisa segera dipakai jika ada keperluan transaksi
internasional.
Peranan cadangan devisa sendiri sangat penting untuk menunjukkan
kestabilan ekonomi suatu negara, melindungi negara dari berbagai gangguan
eksternal, faktor penting dalam penilaian kelayakan kredit serta kredibiltas
kebijakan umum, sebagai kebutuhan likuiditas guna mempertahankan stabilitas
nilai tukar mata uang suatu negara.
Cadangan devisa merupakan bagian dari tabungan nasional. Pertumbuhan
besar-kecilnya cadangan devisa menjadi sinyal bagi pasar keuangan global
mengenai kredibilitas kebijakan moneter dan kelayakan kredit atau
creditworthiness suatu negara. Manfaat cadangan devisa oleh suatu negara dapat
dipergunakan untuk menjaga kestabilan nilai tukar mata uang. Nilai tukar adalah
harga satu unit suatu valuta asing ketika dinyatakan dalam valuta lainnya.
Manfaat lainnya yakni dapat dipergunakan untuk membiayai defisit pada
neraca pembayaran. Dengan menimbang mesti dapat dipergunakan setiap
dibutuhkan, cadangan devisa biasanya berupa kekayaan dalam bentuk mata uang
asing yang mudah diperjualbelikan, emas, dan tagihan jangka pendek yang
bersifat likuid. IMF memberi kriteria likuid ketika aset tersebut dapat dicairkan
sebelum jangka waktu setahun. Oleh karena itu, cadangan devisa sebaiknya
berbentuk aset yang mudah dipergunakan setiap saat.

3
Maka dari itu, cadangan devisa harus tersimpan sebagai tagihan
pemerintah kepada bukan penduduk dalam bentuk valuta asing yang mudah
dikonversikan. Sebaliknya, aset yang tidak dikuasai pemerintah dan yang terikat
persyaratan tertentu untuk jangka waktu lebih dari satu tahun tidak dapat
dikatakan sebagai official reserve assets.
Jenis Cadangan Devisa Hingga saat ini setidaknya ada lima komponen
cadangan devisa: Valuta asing alias foreign exchange Jenis ini lebih sering kita
dengar lantaran banyak beredar dan digunakan langsung oleh masyarakat. Ada
beberapa jenis valas: Uang kertas asing atau convertible currencies dan simpanan
(deposito). Surat berharga berupa obligasi, penyertaan, saham, dan instrumen
pasar uang lainnya seperti ekuitas, bonds and notes, dan money market
instrument. Derivatif keuangan alias financial derivatives. Contoh transaksi
derivatif keuangan adalah forward, futures, swaps, dan option.
Emas moneter atau monetary gold Dalam hal ini, emas yang dimaksud
bukanlah emas perhiasan seperti yang sering kita pakai atau lihat sehari-hari.
Emas moneter adalah persediaan emas yang dimiliki oleh Bank Indonesia.
Barangnya berupa emas batangan dengan persyaratan internasional tertentu atau
London Good Delivery/LGD, emas murni, dan mata uang emas yang berada di
dalam maupun luar negeri. Emas batangan dikatakan memenuhi kualifikasi untuk
diperdagangkan di pasar emas internasional apabila memenuhi sejumlah
persyaratan. Pertama, berbentuk batangan (brick) dengan berat antara 340-400
toz/bar. Kedua, memiliki kadar kemurnian emas lebih dari 96 %. Ketiga, tidak
memiliki cacat atau goresan pada permukaannya. Terakhir, memiliki tanda cap
dari perusahaan refinery yang terdaftar pada LBMA. Emas moneter merupakan
cadangan devisa yang tidak memiliki posisi kewajiban finansial seperti halnya
Special Drawing Rights (SDR). Otoritas moneter yang akan menambah emas,
misalnya dengan menambang emas baru atau membeli emas dari pasar, harus
memonetisasi emas tersebut. Sebaliknya, bank sentral yang akan mengeluarkan
kepemilikan emas untuk tujuan nonmoneter harus mendemonetisasi emas
tersebut.

4
Special Drawing Rights (SDR) SDR merupakan aset cadangan
internasional yang diciptakan oleh IMF pada 1969. Tujuannya untuk menambah
likuiditas internasional. Karenanya, SDR dalam bentuk alokasi dana merupakan
suatu fasilitas yang diberikan IMF kepada anggotanya. Fasilitas ini
memungkinkan bertambah atau berkurangnya cadangan devisa negara-negara
anggota. SDR juga berfungsi sebagai unit rekening IMF dan beberapa organisasi
keuangan internasional yang lain. Nilainya didasarkan pada sekeranjang mata
uang internasional utama, di antaranya Euro, Yen, Poundsterling, dan Dolar
Amerika.
Reserve Position in the Fund (RPF) Ini adalah cadangan devisa dari suatu
negara di rekening IMF. Nilainya akan menunjukkan posisi kekayaan dan tagihan
negara tersebut kepada IMF sebagai hasil transaksi negara tersebut dengan IMF.
Anggota IMF dapat memiliki posisi di Fund’s General Resources Account yang
dicatat pada kategori cadangan devisa. Posisi cadangan devisa anggota
merupakan jumlah reserve tranche purchase yang dapat ditarik anggota. Reserve
tranche purchase adalah perolehan dari IMF yang tidak mengakibatkan IMF
memegang mata uang anggota melebihi kuota anggota. Pembelian IMF dari
negara tersebut akan menyebabkan peningkatan valuta asing di negara
bersangkutan dan penurunan posisi cadangan devisa anggota di IMF. Demikian
pula sebaliknya. Tagihan Lainnya Ini merupakan jenis terakhir yang mencakup
tagihan yang tidak termasuk dalam kategori sebelumnya. Harga pasar untuk
tagihan seperti penyertaan dan kurs SDR ditentukan oleh IMF. Transaksi emas
moneter dinilai berdasarkan harga pasar transaksi yang mendasarinya, sedangkan
untuk penilaian posisi cadangan devisa dipergunakan harga pasar yang
berpengaruh pada akhir periode.

13.2 Pengelolaan Ekspor dan Impor


Tujuan Pembelajaran 13.2:
13.2 Pengelolaan Ekspor dan Impor

5
Tidak semua negara manpu menghasilkan seluruh jenis produk, oleh
karena itu menyebabkan ketergantungan dengan negara lain. Setiap negara salimg
berhubungan untuk memenuhi kebutuhan dan juga untuk membuktikan diri
untuk berkompetitif di pasar internasional.
Ekspor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara
ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses ekspor
pada umumnya adalah tindakan untuk mengeluarkan barang atau komoditas dari
dalam negeri untuk memasukannya ke negara lain. Ekspor barang secara besar
umumnya membutuhkan campur tangan dari bea cukai di negara pengirim
maupun penerima. Ekspor adalah bagian penting dari perdagangan internasional,
lawannya adalah impor.
Impor adalah proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara
ke negara lain secara legal, umumnya dalam proses perdagangan. Proses impor
umumnya adalah tindakan memasukan barang atau komoditas dari negara lain ke
dalam negeri. Impor barang secara besar umumnya membutuhkan campur tangan
dari bea cukai di negara pengirim maupun penerima. Impor adalah bagian penting
dari perdagangan internasional, lawannya adalah ekspor.
Kondisi Ekspor dan Impor Indonesia Pengutamaan Ekspor bagi Indonesia
sudah digalakkan sejak tahun 1983. Sejak saat itu, ekspor menjadi perhatian
dalam memacu pertumbuhan ekonomi seiring dengan berubahnya strategi
industrialisasi-dari penekanan pada industri substitusi impor ke industri promosi
ekspor.Konsumen dalam negeri membeli barang impor atau konsumen luar negeri
membeli barang domestik,menjadi sesuatu yang sangat lazim. Persaingan sangat
tajam antar berbagai produk. Selain harga, kualitas atau mutu barang menjadi
faktor penentu daya saing suatu produk.
Produk ekspor dan impor dari negara Indonesia Secara umum produk
ekspor dan impor dapat dibedakan menjadi dua yaitu barang migas dan barang
non migas. Barang migas atau minyak bumi dan gas adalah barang tambang yang
berupa minyak bumi dan gas. Barang non migas adalah barang barang yang
bukan berupa minyak bumi dan gas, seperti hasil perkebunan, pertanian,

6
peternakan, perikanan dan hasil pertambangan yang bukan berupa minyak bumi
dan gas.
Produk ekspor Indonesia meliputi hasil produk pertanian, hasil hutan,
hasil perikanan, hasil pertambangan, hasil industri dan begitupun juga jasa. Hasil
pertanian contoh karet, kopi kelapa sawit, cengkeh, teh, lada, kina, tembakau dan
cokelat. Hasil hutan contoh kayu dan rotan. Ekspor kayu atau rotan tidak boleh
dalam bentuk kayu gelondongan atau bahan mentah, namun dalam bentuk barang
setengah jadi maupun barang jadi, seperti mebel. Hasil perikanan yang banyak di
ekspor merupakan hasil dari laut. produk ekspor hasil perikanan, antara lain ikan
tuna, cakalang, udang dan bandeng. Hasil pertambangan contoh barang tambang
yang di ekspor timah, alumunium, batu bara tembaga dan emas. Hasil Industri
contoh semen, pupuk, tekstil, dan pakaian jadi.
Dalam bidang jasa, Indonesia mengirim tenaga kerja keluar negeri antara
lain ke malaysia dan negara-negara timur tengah. Indonesia mengimpor barang-
barang konsumsi bahan baku dan bahan penolong serta bahan modal. Barang-
barang konsumsi merupakan barang-barang yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari,seperti makanan, minuman, susu, mentega, beras, dan
daging. bahan baku dan bahan penolong merupakan barang- barang yang
diperlukan untuk kegiatan industri baik sebagai bahan baku maupun bahan
pendukung, seperti kertas, bahan-bahan kimia, obat-obatan dan kendaraan
bermotor.
Barang Modal adalah barang yang digunakan untuk modal usaha seperti
mesin, suku cadang, komputer, pesawat terbang, dan alat-alat berat. produk impor
Indonesia yang berupa hasil pertanian, antara lain, beras, terigu, kacang kedelai
dan buah-buahan. Produk impor Indonesia yang berupa hasil peternakan antara
lain daging dan susu. Produk impor Indonesia yang berupa hasil pertambangan
antara lan adalah minyak bumi dan gas, produk impor Indonesia yang berupa
barng industri antara lain adalah barang-barang elektronik, bahan kimia,
kendaraan. Dalam bidang jasa, contohnya Indonesia mendatangkan tenaga ahli
dari luar negeri.

7
Manfaat perdagangan internasional, antara lain memperoleh barang yang
tidak dapat diproduksi di negeri sendiri. Banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut
diantaranya kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain.
Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi
kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri. Memperoleh keuntungan dari
spesialisasi Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk
memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu
negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang
diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut
mengimpor barang tersebut dari luar negeri. Memperluas pasar dan menambah
keuntungan terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat
produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan
produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya
perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara
maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri. Transfer
teknologi modern perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk
mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang
lebih modern.
Faktor Pendorong Banyak faktor yang mendorong suatu negara
melakukan perdagangan internasional, di antaranya untuk memenuhi kebutuhan
barang dan jasa dalam negeri, keinginan memperoleh keuntungan dan
meningkatkan pendapatan negara, adanya perbedaan kemampuan penguasaan
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam mengolah sumber daya ekonomi, adanya
kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk
tersebut, adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga
kerja, budaya, dan jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil
produksi dan adanya keterbatasan produksi, adanya kesamaan selera terhadap
suatu barang. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan
dari negara lain.

8
Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat
hidup sendiri. Problema Ekspor barang-barang yang diperdagangkan ke luar
negeri atau di ekspor terdiri dari bermacam-macam jenis hasil bumi disamping
hasil tambang dan hasil laut dan lainnya. Kita mengetahui bahwa masalah ekspor
itu bukanlah persoalan yang berdiri sendiri, tetapi hanyalah sebagai ujung dari
suatu kegiatan ekonomi yang menyangkut bidang yang amat luas, atau paling
banyak dapat dikatakan hanya sebagai salah satu dari satu mata rantai akitifitas
perekonomian pada umumnya.
Hasil bumi misalnya sebagian dihasilkan oleh perkebunan-perkebunan
milik pemerintah maupun swasta, sedangkan sebagian lagi oleh petani-petani
kecil yang bertebaran diseluruh tanah air. Bahkan hasil-hasil itu masih bertebaran
di hutan. Akan tetapi semuanya itu tidak akan menjelma menjadi devisa nyata
kalau tidak diusahakan. Hasil-hasil itu setidak-tidaknya harus dikumpulkan lebih
dulu sedikit demi sedikit dari tempat kecil yang terpencil di pedalaman. Dari situ
harus diangkut ke kota dan kemudian dalam jumlah yang agak banyak kemudian
di angkut ke pelabuhan yang terdekat.
Sampai pada taraf itu Indonesia sudah dihadapkan pada masalah-masalah
tertentu, masalah pengumpulan dan masalah angkutan darat Masalah
pengumpulan merupakan persoalan tersendiri, bagaimana caranya mengumpulkan
barang itu dari tempat-tempat kecil dan dari produsen yang tersebar itu. Bidang
prasarana ekonomi inonesia memang tidak sempurna, sehingga dalam banyak hal
menjadi hambatan dalam usaha ke arah perbaikan dalam bidang-bidang lain.
Masalah pembiayaan Rupiah (Rupiah Financing) Persoalan pembiayaan
ini merupakan pesoalan yang penting pula, apakah keuangan sendiri dari setiap
pengusaha cukup kuat untuk membiayainya, ataukah tidak perlu bantuan dari
bank-bank pemerintah atau badan-badan keuangan lainnya. Kalau demikian
halnya sampai sejauh mana pemerintah dapat memberikan bantuan dalam
pemecahan persoalan pembiayaan rupiah ini. Barang ekspor kita sebagian
dihasilkan oleh produsen kecil ataupun hanya dipungut dari hutan-hutan, laut dan
sungai. Produsen atau pengumpul pertama itu mempunyai tingkat pengetahuan

9
dan cara pengolahan yang tidak sama, sehingga barang yang dihasilkan belum
mempunyai mutu yang seragam, bahkan mungkin sekali belum dilakukan
pengolahan sama sekali. Barang masih sedemikian itu sudah tentu belum dapat
diperdagangkan ke luar negeri, tetapi masih perlu di olah lebih dahulu.
Masalah sortasi dan Up-grading (sorting & up-grading) Baik di desa
maupun di kota-kota pelabuhan barang-barang yang sudah terkumpul harus
disimpan dengan baik dan dimasukkan di dalam karung ataupun peti yang kuat
sehingga terhindar dari kemungkinan kerusakan selama dalam penyimpanan atau
selama dalam perjalanan. Jadi dalam hal inipun tidak dapat diabaikan persoalan.
Ekspor dalam hal ini barang di kirim ke luar negeri sesuai dengan
peraturan umum yang berlaku yang ditujukan kepada pembeli di luar negeri untuk
memenuhi suatu transaksi yang sebelumnya sudah diadakan dengan importir di
luar negeri. Sesuai dengan peraturan devisa yang berlaku maka hasil devisa yang
di peroleh dari ekspor ini dapat di jual kepada Bank Indonesia, sedangkan
eksportir menerima pemabayaran dalam mata uang rupiah sesuai dengan
penatapan nilai kurs valuta asing yang ditentukan dalam bursa valuta, atau juga
dapat dipakai sendiri oleh eksportir.
Barter adalah pengiriman barang-barang ke luar negeri untuk ditukarkan
langsung dengan barang, tidak menerima pembayaran di dalam mata uang rupiah.
Kalau kiata mempelajari sejarah masyarakat primitif ataupun masyarkat suku
terasing, maka kebanyakan cara yang mereka tempuh dalam memenuhi
kebutuhannya adalah dengan cara “tukar menukar” apa yang dipunyai
(diproduksinya) dengan barang apa yang di miliki tetangganya.
Konsinyasi (Consignment) Adalah pengiriman barang ke luar negeri untuk
di jual sedangkan hasil penjualannya diperlakukan sama dengan hasil ekspor
biasa. Jadi, dalam hal ini barang di kirim ke luar negeri bukan untuk ditukarkan
dengan barang lain seperti dalam hal barter, dan juga bukan untuk memenuhi
suatu transaksi yang sebelumnya sudah dilakukan eperti dalam hal ekspor biasa.
Tegasnya di dalam pengiriman barang sebagai barang konsinyasi belum ada
pembeli yang tertentu diluar negeri.

10
Package-Deal Dalam rangka memperluas pasaran hasil bumi Indonesia
terutama dengan negara sosialis, pemerintah adakalanya mengadakan perjanjian
perdagangan (trade agreement) dengan salah satu negara pada perjanjian
ditetapkan sejumlah barang tertentu akan diekspor ke negara itu dan sebaliknya
dan dari negara itu akan diimpor sejumlah jenis barang yang dihasilkan dari
negara tersebut dan yang kiranya kita butuhkan. Pada prinsipnya semacam barter,
namun terdiri dari aneka komoditi. Penyelundupan (smuggling) Di negara
manapun hampir selalu ada, baik perorangan maupun badan-badan usaha yang
hanya memikirkan kepentingan dan keuntungan diri sendiri tanpa mengindahkan
peraturan yang berlaku.

13.3 Kurs Valuta Asing


Tujuan Pembelajaran 13.3:
13.3 Kurs Valuta Asing

Harga suatu mata uang yang akan dipertukarkan dengan mata uang lain
disebut dengan kurs valuta asing. Kurs valuta asing adalah perbandingan nilai
atau harga antara mata uang asing yang dinyatakan atau ditukarkan dengan nilai
mata uang dalam negeri. Terdapat tiga jenis kurs valuta asing, yaitu:
1. Kurs jual, yaitu harga yang diberikan oleh bank kepada seseorang yang ingin
membeli mata uang asing.
2. Kurs beli, yaitu harga yang diberikan oleh bank kepada seseorang yang ingin
menukarkan mata uang asing.
3. Kurs tengah, yaitu harga yang diberikan oleh bank antara kurs jual dan kurs
beli (penjumlahan kurs beli dan kurs jual yang dibagi dua).
Terdapat beberapa sistem cara yang dilakukan oleh pemerintah di suatu
negara dalam menentukan nilai kurs valuta asing. Sistem-sistem tersebut ialah
sebagai berikut:
1. Sistem Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)

11
Sistem Kurs Tetap adalah suatu situasi bahwa nilai kurs mata uang dalam
negeri di tetapkan berapa besar nilainya oleh pemerintah negara tersebut.
Dalam sistem ini, pemerintah dalam mengatur nilai mata uangnya dalam
harga tertentu telah melakukan berbagai langkah dan kebijakan yang ia
tetapkan. Fluktuasi pergerakan harga yang terjadi dalam kurs valuta asing ini
akan diredam oleh pemerintah atau di intervensi. Jika terjadi kelebihan
penawaran akan suatu mata uang, maka pemerintah akan membelinya. Dan
sebaliknya, jika terjadi kelebihan permintaan akan mata uang asing tertentu,
maka pemerintah akan menjual persediaan mata uang yang dimilikinya.
Sistem ini dapat memberikan suatu kepastian dalam nilai tukar mata uang.
Namun sistem ini memiliki suatu kelemahan yaitu pemerintah harus memiliki
cadangan yang besar dalam bentuk devisa yang besar, hal ini dilakukan untuk
mempertahankan nilai mata uang negaranya.
2. Sistem Kurs Bebas/Mengambang (Floating Exchange Rate)
Dalam sistem ini, besarnya suatu nilai pertukaran kurs diserahkan kepada
mekanisme pasar dengan syarat yaitu tanpa adanya campur tangan
pemerintah. Besarnya tingkat permintaan dan penawaran terhadap mata uang
menentukan tinggi rendahnya kurs mata uang tersebut.
3. Sistem Kurs mengambang Terkendali (Managed Floating Rate)
Sistem ini merupakan gabungan dari dua sistem yaitu sistem kurs tetap dan
kurs bebas. Nilai kurs dapat bergerak secara bebas naik atau turun, namun
dala menghindari gejolak yang akan terjadi dalam nilai kurs ini pemerintah
akan melakukan intervensi. Pemerintah ikut andil dalam melakukan intervensi
saat harga kurs mencapai batas-batas tertentu.
Campur tangan atau intervensi yang dilakukan oleh pemerintah berupa :
1. Dirty floating
Yaitu suatu kondisi jika pemerintah secara langung melakukan intervensi
dengan menjual atau membeli suatu valuta asing.
2. Clean floating

12
Yaitu suatu kondisi apabila intervensi yang dilakukan secara tidak langsung
oleh pemerintah, contohnya yaitu dengan mengatur tingkat suku bunga.

13.4 Peranan Hutang Luar Negeri dalam Pembangunan Ekonomi


Tujuan Pembelajaran 13.4:
13.4 Peranan Hutang Luar Negeri dalam Pembangunan Ekonomi

Pembangunan suatu negara memerlukan dana yang relatif besar, namun


usaha untuk membiayai pembangunan tersebut kerap menghadapi kendala.
Kendala utama yang terjadi adalah pembentukan modal yang bersumber dari
penerimaan pemerintah maupun dari masyarakat. Sehingga perlu adanya sumber
pembiayaan lain yang dapat memenuhi kebutuhan modal tersebut, salah satunya
adalah melalui Hutang luar negeri.
Hutang luar negeri merupakan bantuan luar negeri (loan) yang diberikan
oleh pemerintah negara-negara maju atau badan-badan internasional yang khusus
dibentuk untuk memberikan Hutang semacam itu dengan kewajiban untuk
membayar kembali dan membayar bunga Hutang tersebut. Seiring dengan
berjalannya waktu, sumber pembiayaan dari luar negeri dianggap sebagai
alternatif paling tepat dan mudah dalam membiayai kekurangan modal
pembangunan dan terjaminnya sumber dana tersebut secara kontinyu.
Hutang luar negeri seharusnya digunakan untuk menciptakan
pertumbuhan ekonomi di atas kapasitas pertumbuhan yang normal. Sehingga
seharusnya ada dua hal yang perlu diperhatikan agar penggunaan Hutang bisa
efektif, yaitu penggunaan Hutang harus diarahkan untuk membiayai investasi
publik dan stok Hutang tidak boleh melebihi batas maksimum tetentu. Efektifitas
penggunaan Hutang bisa juga dibahas secara mikro yang banyak tergantung pada
kemampuan pelaksanaan proyek dalam mencapai sasarannya.
Adapun penyebab Indonesia melakukan bantuan luar negeri atau
melaksanakan Hutang luar negeri untuk melaksanakan pembangunan secara
keseluruhan yaitu:

13
1. Pendapatan per kapita penduduk yang umumnya relatif rendah, menyebabkan
tingkat MPS (marginal propensity to save) rendah, dan pendapatan
pemerintah dari sektor pajak, khususnya penghasilan, juga rendah.
2. Lemahnya sektor perbankan nasional menyebabkan dana masyarakat, yang
memang terbatas itu, tidak dapat didayagunakan secara produktif dan efisien
untuk menunjang pengembangan usaha yang produktif.
3. Kurang berkembangnya pasar modal, menyebabkan tingkat kapitalisasi pasar
yang rendah, sehingga banyak perusahaan yang kesulitan mendapatkan
tambahan dana murah dalam berekspansi.
4. Banyaknya dana-dana pembangunan nasional yang telah dikorupsi oleh
pejabat-pejabat setempat untuk keperluan pribadi.
Hutang luar negeri tentu saja memberikan dampak secara langsung
ataupun tidak terhadap kondisi perekonomian dan keuangan Indonesia, baik
positif maupun negatif. Dampak positif dari Hutang luar negeri, yaitu membantu
pemerintah Indonesia dalam menutup defisit anggaran pendapatan dan belanja
negara akibat pengeluaran biaya untuk pembangunan yang cukup besar. Sehingga
dapat dikatakan bahwa Hutang luar negeri sangat membantu pembangunan negara
Indonesia. Namun, di sisi lain, dampak negatif yang ditimbulkan juga tidak kalah
besarnya. Semakin besarnya Hutang luar negeri, semakin memberatkan APBN
negara, karena Hutang tersebut harus dibayarkan beserta bunganya melalui
APBN, yang merupakan tanggung jawab para wajib pajak juga. Dalam jangka
panjang, pembayaran Hutang luar negeri ini dapat mengurangi tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia masa mendatang.
Hutang luar negeri memang sangat membantu sebagai sumber
pembiayaan pembangunan di negara-negara dunia ketiga, termasuk Indonesia
yang bertujuan untuk meningkatkam kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
Namun, penggunaan Hutang luar negeri yang tidak tepat dan bijaksana, justru
akan menyebabkan ketergantungan terhadap Hutang dan dalam jangka panjang
dapat menjerumuska negara ke dalam Hutang yang berkepanjangan yang dapat
membebani masyarakat akan adanya akumulasi Hutang yang sangat besar.

14
13.5 Tingkat Ketergantungan Terhadap Modal Asing. Peranan Neraca
Pembayaran. Kurs Valuta Asing Dalam Perekonomian.
Tujuan Pembelajaran 13.5 :
13.5 Tingkat Ketergantungan Terhadap Modal Asing. Peranan Neraca
Pembayaran. Kurs Valuta Asing Dalam Perekonomian.

Kecilnya modal yang dimilki menjadi salah satu kendala yang dialam
negara-negara berkembang atau dalam melakukan kegiatan pembangunan
ekonomi begitu juga yang dialami negara Indonesia, terutama masih rendahnya
modal dalam negeri yang menyebabkan ketergantungan kepada pinjaman
asing. Pinjaman asing seharusnya menjadi alternatif terakhir yang digunakan
dalam modal pembangunan ekonomi karena sangat beresiko yaitu membebani
anggaran penerimaan dan belanja negara tiap tahunnya dan juga sisertai dengan
campur tangan kepentingan dalam negeri oleh negara pendonor.
Kekurangan Modal adalah satu ciri penting setiap negara yang memulai
proses pembangunan. Kekurangan ini bukan saja menghambat kecepatan
pembangunan ekonomi yang dapat dilaksanakan tetapi dapat menyebabkan
kesulitan negara tersebut untuk lepas dari kemiskinan.masalah kemiskinan,
keterbelakangan, pengangguran dan kekurangan modal yang terjadi disuatu
negara berkembang disebabkan oleh lingkaran yang sulit diputuskan. Lingkaran
keterbelakangan dan kemiskinan tersebut adalah pendapatan rendah menyebabkan
kemampuan investasi rendah, investasi rendah menyebabkan pemupukan modal
rendah, modal rendah menyebabkan produktivitas rendah, produktivitas rendah
menyebabkan pendapatan rendah dan seterusnya berputar tanpa terputus. Untuk
mengatsi masalah-masalah tersebut, pemeritah harus melakukan suatu program
besar sehingga dapat memutuskan lingkaran setan, misalnya melalui peningkatan
kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih produktif.
Indonesia sebagai salah satu negara yang sedang berkembang
membutuhkan dana domestik yang cukup besar guna membiayai pembangunan.

15
Sekarang ini bangsa Indonesia tengah dihadapakan pada dua masalah pokok.
Pertama, kewajiban terhadap hutang luar negeri (foreign debt service); dan kedua,
penyedian lapangan kerja untuk pertambahan tenaga kerja setiap tahunnya. Guna
mempengaruhi kedua masalah tersebut memerlukan dana yang cukup sehingga
bangsa indonesia dituntut untuk lebih cerdik dalam usaha meningkatkan
pembentukan permodalan.
Upaya mendatangkan modal asing untuk menutupi kekurangan tabungan
domenstik sangat diperlukan agar target pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
dapat dicapai. Hal ini mengingat keadaan perekonomian negara indonesia yang
masih belum stabil dan kondisi keamanan di Indonesia juga dirasakan
masih belum nyaman oleh para investor baik asing maupun investor lokal
guna melakukan investasi.
Untuk mendukung ekonomi kemandirian dalam pentas ekonomi
internasional dan mendudukan Indonesia sebagai sebuah negara merdeka,
terdapat beberapa perlakuan-perlakuan solusi untuk tidak menggantungkan
pembangunan pada utang luar negeri.
Pertama, Meningkatkan daya beli masyarakat, yakni melalui
pemberdayaan ekonomi pedesaan dan pemberian modal usaha kecil seluasnya.
Dengan peningkatan daya beli masyarakat ini membuat barang-barang hasil
buatan dalam negeri terjual habis tentu akan memberikan peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Apalagi yang terjual dan laku terbeli itu yaitu produk
hasil ekonomi pedesaaan dan usaha kecil, tentu akan membuat perkembangan
yang signifikan bagi kemajuan usaha pedesaan dan usaha kecil sehingga mampu
bersaing perusahaan besar milik swasta. Keuntungan lain dari peningkatan daya
beli masyarakat yaitu perputaran uang akan lebih banyak terdapat di dalam negeri
sehingga uang ini akan menambah pendapatan negara dengan pajak.
Kedua, meningkatkan pajak secara progresif terhadap barang mewah dan
impor. Realitas yang ada saat ini pemerintah mengambil pajak barang mewah.
Ketiga, Konsep pembangunan yang berkesinambungan, berlanjut dan mengarah
pada satu titik maksimalisasi kekuatan ekonomi nasional, melepaskan secara

16
bertahap ketergantungan utang luar negeri. Telah di jelaskan pada awal prinsip
pembangunan yang diusung yakni mengutang untuk pembangungan, sekarang
saatnya membangun dari keringat peluh yang dihasilkan diri sendiri walaupun
harus bertahap sesuai dengan pendapatan yang diraih. Jangan asal cepat-cepat
membangun negeri sehingga kita selalu bertumpu pada utang/Investasi luar negeri
tapi membangun negeri perlu proses sehingga dibutuhkan sikap sabar yang tinggi
pemerintah untuk membangun negeri. Masyarakat sebagai rakyat harus
mendukung setiap tindakan pemerintah yang benar.
Keempat, menggalakan kebanggaan akan produksi dalam negeri,
meningkatkan kemauan dan kemampuan ekspor produk unggulan dan membina
jiwa kewirausahaan masyarakat. Hal yang memprihatinkan dengan televisi atau
surat kabar di negeri ini yakni banyaknya iklan swasta produk luar negeri
berkembang di dalam negeri, sadar atau tidak iklan-iklan ini mempengaruhi
pergaulan masyarakat di negeri ini, Para remaja lebih suka makanan produk luar
negeri daripada produk-produk dalam negeri seperti kacang rebus, ketela godok.
Sehingga hasil jual lebih banyak keluar daripada ke dalam negeri. Padahal dari
segi kandungan zat makanan tradisional inilah lebih banyak di banding produk
luar negeri. Negeri ini kaya akan Sumber daya alam unggulan sehingga bila kita
manfaatkan secara maksimal maka akan memberikan devisa negara, akhir-akhir
ini negeri kita mampu dengan “swasembada pangan” mengapa kita tidak
swasembada kehutanan, pertambangan atau seterusnya. Permasalahan yang ada
adalah terkendala dana dan teknologi peraalatan, sebenarnya ini dapat disiasati
dengan memanfaatkan dana terbatas dan peralatan kurang itu untuk mendukung
produksi hasil pada potensi yang sangat besar. Kelima, mengembangkan sumber
daya manusia berkualitas dan menempatkan kesejateraan yang berkeadilan dan
merata sebagai landasan penyusunan operasionalisasi pembangunan ekonomi.

Peranan Neraca Pembayaran


Dampak neraca pembayaran terhadap kegiatan ekonomi suatu negara
antara lain, perubahan terhadap kurs devisa, perubahan terhadap harga, perubahan

17
terhadap tingkat pendapatan, perubahan terhadap tingkat bunga. Dalam neraca
pembayaran dapat terjadi defisit dan surplus. Defisit terjadi apabila jumlah ekspor
lebih kecil daripada impor. Surplus terjadi apabila ekspor lebih besar daripada
impor. Defisit dan surplus yang terjadi pada negara yang mempunyai neraca
pembayaran dikarenakan oleh :
1. Stok nasional, yaitu penurunan stok nasional berarti defisit dan kenaikan stok
nasional berarti surplus.
2. Pinjaman akomodatif yaitu pinjaman yag masuk karena berkaitan dengan
adanya kelebihan impor merupakan defisit, sedangkan pinjaman yang masuk
atas pinjaman otonom tidak mempengaruhi defisit.
3. Defisit total, yaitu besar penurunan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
4. Surplus total adalah besar kenaikan stok nasional ditambah pinjaman
akomodatif.
Fungsi neraca pembayaran internasional, diantaranya yaitu:
1. Alat pembukuan agar pemerintah mengambil keputusan tepat mengenai
jumlah barang dan jasa yang sebaiknya keluar atau masuk dalam batas
wilayah suatu negara serta untuk mendapatkan keterangan mengenai anggaran
alat pembayaran luar negerinya.
2. Sebagai alat untuk mengukur kondisi ekonomi yang terkait dengan
perdagangan internasional dari suatu negara.
3. Sebagai alat untuk melihat gambaran pengaruh transaksi luar negeri terhadap
pendapatan nasional negara yang bersangkutan.
4. Sebagai alat untuk mendapatkan informasi rinci terkait dengan perdagangan
luar negeri.
5. Sebagai alat untuk membandingkan pos dalam neraca pembayaran negara
tersebut dengan negara tertentu.
6. Sebagai alat kebijakan moneter yang akan dilaksanakan oleh suatu negara.

18
Kurs Valuta Asing Dalam Perekonomian
Kurs valuta asing sering diartikan sebagai banyaknya nilai mata uang suatu
negara (rupiah misalnya) yang harus dikeluarkan/ dikorbankan untuk mendapatkan
satu unit nilai uang asing (dollar misalnya). Sehingga dengan kata lain, jika kita
gunakan contoh rupiah dan dollar, maka kurs valuta asing adalah nilai tukar yang
menggambarkan banyaknya rupiah yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan satu
unit dollar dalam kurun waktu tertentu.
Apabila mata uang suatu negara dinilai terlalu tinggi dibandingkan dengan
valuta lain (Kurs resmi lebih tinggi daripada perbandingan daya beli yang
sesungguhnya atau disebut over valued), akibatnya ekspornya akan macet dan
impornya didorong terlalu besar, sehingga keseimbangan neraca pembayaran
terancam. Hal yang sebaliknya terjadi apabila mata uang dinilai terlalu rendah atau
under valued: apabila kurs resmi terlalu rendah dibandingkan dengan daya belinya
yang sesungguhnya, maka ekspor akan bertambah besar, tetapi impor akan macet.
Peran valuta asing terhadap perekonomian di indonesia sangat penting karena
valuta asing merupakan alat pembayaran antar negara. Barang dan jasa yang diimpor
itu harus dibayar. Untuk pembayaran itu diperlukan valuta asing atau devisa (Foreign
exchange), yaitu valuta (mata uang) yang mau diterima oleh dunia internasional.
Devisa itu kita peroleh dari hasil ekspor (devisa umum) atau kredit bank luar negeri
(devisa kredit).

C. Soal dan Latihan


Soal Essay
1. Jelaskanlah dalam perspektif ekonomi mengenai ekspor dan impor?
2. Jelaskanlah peranan neraca pembayaran dan kurs valuta asing dalam
perekonomian?
3. Bagaimanakah peranan Hutang luar negeri dalam pembangunan ekonomi?
4. Jelaskanlah transaksi positif dan negatif dalam neraca pembayaran?
5. Bagaimanakah upaya untuk mengurangi ketergantungan terhadap modal
asing?

19
Soal Pilihan Ganda
1. Pencatatan sistematis yang menjelaskan seluruh transaksi ekonomi antara
penduduk suatu negara dengan negara lain selama masa tertentu adalah...
a. Neraca pembayaran b. Sentralisasi c. UKM d. Devisa
2. Terdapat tiga komponen utama dalam neraca pembayaran, kecuali...
a. Neraca transaksi berjalan b. Neraca modal c. Neraca tunai
d. Neraca hutang
3. Seluruh aktiva luar negeri yang dikuasai oleh otoritas moneter dan dapat
digunakan setiap waktu serta menunjukkan kuat atau lemahnya stabilitas
ekonomi suatu negara adalah...
a. Neraca modal b. Cadangan devisa c. Otoritas moneter
d. Transaksi berjalan
4. Proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
secara legal, umumnya dalam proses perdagangan atau tindakan untuk
mengeluarkan barang atau komoditas dari dalam negeri untuk memasukannya
ke negara lain. Adalah...
a. Neraca tunai b. Neraca hutang c. ekspor d. Impor
5. Proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain
secara legal, umumnya dalam proses perdagangan atau tindakan memasukan
barang atau komoditas dari negara lain ke dalam negeri.
a. Ekspor b. Impor c. Neraca modal d. Cadangan Devisa

D. DAFTAR PUSTAKA

Buku
Fahmi, Irham. 2018. “Pengantar Perekonomian Indonesia Teori, Konsep dan
Realita”. Alphabeta. Bandung.
P. Todaro, Michael. C. Smith, Stephen. 2018. “Pembangunan Ekonomi di Dunia
Ketiga”. Erlangga. Jakarta.

20
Basri, Faisal. 2002. “Perekonomian Indonesia : Tantangan dan Harapan bagi
Kebangkitan Indonesia”. Erlangga. Jakarta.
Putra, Windu, 2018. “Perekonomian Indonesia” PT Raja Grafindo Persada.
Depok.
Subandi. 2014. “Sistem Ekonomi Indonesia”. Bandung: AlfaBeta
_______ 2008. “Sistem Ekonomi Indonesia”. Bandung: AlfaBeta
Tambunan, Tulus TH. 2016. “Perekonomian Indonesia” : Era Orde Lama Hingga
Jokowi”. Ghalia Indonesia. Bogor.
_________________. 2009. “Perekonomian Indonesia”. Ghalia Indonesia.
Bogor.

Data Elektronik
https://katadata.co.id/berita/2019/09/09/pengertian-cadangan-devisa-dan-5-
komponennya
https://www.dosenpendidikan.co.id/devisa-adalah/

21

Anda mungkin juga menyukai