Anda di halaman 1dari 36

Rencana Pelaksanaan

Pemelajaran (RPP)
Agribisnis Tanaman Hias
Kelas XI

Penyiapan Media Tanam

Disusun Oleh :
Sitti Rabya, S.TP
NIP : 198301022009022008

D
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 4 Luwu


Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Hias
Bidang Keahlian : Agribisnis dan Agroteknologi
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Hias
Kelas/Semester : XI /Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Alokasi Waktu : 5 JP

A. Kompetensi Inti
KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)
Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi Melaksanakan tugas spesifik, dengan menggunakan
tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan
dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup serta menyelesaikan masalah sederhana sesuai dengan
Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura pada tingkat bidang dan lingkup Agribisnis Tanaman Pangan dan
teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan Hortikultura.
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dalam konteks pengembangan potensi diri sebagai bagian Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar
nasional, regional, dan internasional kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif,
kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan
tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.

Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan,


meniru, membiasakan gerak mahir, menjadikan gerak
alami, dalam ranah konkret terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta
mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
3.2 Menganalisis persyaratan 3.2.3 Membandingkan media tanam
media tumbuh tanaman hias berdasarkan jenis bahan penyusunnya.
(C4) (C5)
3.2.4 Menganalisis jenis dan karakteristik
media tanam organik dan anorganik. (C4)

4.2. Melaksanakan penyiapan 4.2.1 Menunjukkan alat dan bahan pembuatan


media tanam. (P4)
media tanam tanaman hias (P2) 4.2.2. Melaksanakan penyiapan media tanam
sesuai dengan tanaman hias yang akan
dibudi-dayakan. (P5)

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran dengan model Project Based Learning
diharapkan peserta didik :
3.2.3 Dapat membandingkan media tanam berdasarkan jenis bahan penyusunnya
dengan benar dalam diskusi.
3.2.4 Dapat menganalisis jenis dan karakteristik media tanam organik dan
anorganik melalui diskusi.
4.2.1 Mampu menunjukkan alat dan bahan pembuatan media tanam melalui praktek.
4.2.2 Dapat memodifikasi penyiapan media tanam tanaman hias sesuai dengan
tanaman hias yang akan dibudi-dayakan melalui praktek

D. Materi Pembelajaran.
Pembuatan bedengan tanaman sayuran
 Jenis dan karakteristik bahan media tanam
 Penyiapan Media Tanam

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Learning
2. Model Pembelajaran : Contextual Teaching and Learning (Pembelajaran kontektual)
dan Project Based Learning (Pembelajaran Berbasis Proyek)
3. Metode : Ceramah, Diskusi,Tanya Jawab, Praktek, Penugasan

F. Media
1. Bahan Tayang (Slide Power Point)
2. Vidio pembelajaran

G. Alat
1. LCD projector
2. Laptop
3. Whiteboard
3. Spidol
4. Plastik
5. Kaos tangan
6. Tali rafiah
7. Pisau
8. Pot/polibag
9. Alat tulis
H. Bahan
1. Tanah
2. Sekam bakar
3. Pupuk kandang
4. Bibit tanaman hias
5. media tanam lain

I. Sumber Belajar
1. Bahan Ajar Agribisnis Tanaman Hias Kurikulum 2013
2. Internet
3. Sumber lain yang relevan

J. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1 (5 x 45 menit ) menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan a. Motivasi Guru bertanya kepada siswa : 10 menit
1) Apakah kalian pernah memperhatikan media tanam tanaman hias?
2) Samakah media tanam untuk tanaman hias yang berbeda?
3) Apakah kamu tahu fungsi dari media tanam?
b. Pengetahuan Prasyarat peserta didik telah memahami pengolahan tanah
pertanian.
Pertemuan ke-1 (5 x 45 menit ) menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Inti  Eksplorasi 170 menit
Dalam kegiatan eksplorasi:
1. Guru menunjukkan gambar media tanam dan vidio kegiatan
mengolah media tanam dari beberapa jenis tanaman hias kepada
peserta didik
2. Peserta didik memperhatikan contoh-contoh media tanam dari guru.
3. Peserta didik diminta untuk membedakan media tanam organik dan
anorganik.

 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
1. Guru membimbing peserta didik untuk memperhatikan saat
pembelajaran berlangsung
2. Siswa berdiskusi dengan bimbingan guru untuk mengidentifikasi jenis
dan karakteristik media tanam dari contoh yang diberikan oleh guru.
3. Siswa menyimpulkan tentang jenis dan karakteristik media tanam.

 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
1. Guru bertanya jawab tentang materi yang belum diketahui peserta
didik
2. Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan tentang jenis
dan karakteristik media tanam.

Penutup 1. Dengan dibantu guru, siswa membuat kesimpulan dari hasil 10 menit
pembelajarannya.
2. Guru memberi tugas rumah untuk menggambar bedengan.
3. Guru memberikan tes tertulis untuk mengecek pemahaman siswa.

Pertemuan ke-2 (5 x 45 menit )


Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Pendahuluan Pra Pembelajaran 10 menit
1. Guru mengkondisikan kelas dalam suasana kondusif untuk
berlangsungnya pembelajaran.
2. Guru memberikan motivasi tentang pentingnya memahami pembuatan
media tanam dan mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4. Guru menginformasikan tentang proses pembelajaran yang akan
dilakukan termasuk aspek-aspek yang dinilai selama proses pembelajaran
berlangsung.
5. Guru melakukan apersepsi dengan melakukan pertanyaan secara klasikal
yang bersifat menuntun dan menggali.

Inti Fase-1: Penentuan Pertanyaan Mendasar 170 menit


Guru mengemukakan pertanyaan esensial yang bersifat eksplorasi
pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik berdasarkan pengalaman
belajarnya yang bermuara pada penugasan peserta didik dalam
melakukan suatu aktivitas.
 Pernahkah kalian melihat tanaman Aglonema?
 Bagaimana pertumbuhan tanaman tersebut?
Pertemuan ke-2 (5 x 45 menit )
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
 Bagaimana media tanamnya sehingga pertumbuhannya demikian?

Fase-2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for the


Project)
 Guru Mengorganisir peserta didik kedalam kelompok-kelompok yang
heterogen (4-5) orang. Heterogen berdasarkan tingkat kognitif atau etnis
 Guru memfasilitasi setiap kelompok untuk menentukan ketua dan
sekretaris secara demokratis, dan mendeskripsikan tugas masing-masing
setiap anggota kelompok.
 Guru dan peserta didik membicarakan aturan main untuk disepakati
bersama dalam proses penyelesaian proyek. Hal-hal yang disepakati:
pemilihan aktivitas, waktu maksimal yang direncanakan, sanksi yang
dijatuhkan pada pelanggaran aturan main, tempat pelaksanaan proyek,
hal-hal yang dilaporkan, serta alat dan bahan yang dapat diakses untuk
membantu penyelesaian proyek

Fase-3. Menyusun Jadwal (Create a Schedule)


 Guru memfasilitasi peserta didik untuk membuat jadwal aktifitas yang
mengacu pada waktu maksimal yang disepakati.
 Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyusun langkah alternatif, jika
ada sub aktifitas yang molor dari waktu yang telah dijadwalkan.
 Guru meminta setiap kelompok menuliskan alasan setiap pilihan yang
telah dipilih.

Fase-4. Memonitor Peserta Didik Dan Kemajuan Proyek


 Guru Membagikan Lembar Kerja peserta didik yang berisi tugas peroyek
dengan tagihan:
1) menuliskan informasi yang secara eksplisit dinyatakan dalam tugas,
2) menuliskan beberapa pertanyaan yang terkait dengan masalah/tugas
yang diberikan,
3) menuliskan konsep-konsep/prinsip-prinsip membuat media tanam
berdasarkan pengalaman belajarnya yang terkait dengan tugas,
4) mengaitkan konsep-konsep yang dinyatakan secara eksplisit dalam
tugas dengan konsep-konsep/prinsip-prinsip yang dimiliki oleh peserta
didik berdasarkan pengalaman belajarnya,
5) melakukan dugaan-dugaan berdasarkan kaitan konsep poin 4),
6) menguji dugaan dengan cara mencoba,
7) menarik kesimpulan
 Guru memonitoring terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek dengan cara melakukan skaffolding jika terdapat
kelompok membuat langkah yang tidak tepat dalam penyelesaian proyek.

Fase-5. Menguji Hasil (Assess the Outcome)


 Peserta didik mempresentasikan laporan hasil prakteknya dan guru
memberikan penilaian dari hasil presentasi dan hasil prakteknya.
 Guru melakukan penilaian selama monitoring dilakukan dengan mengacu
pada rubrik penilaian.yang bertujuan: mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik,
memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya.

Fase-6. Mengevaluasi Pengalaman


 Peserta didik secara berkelompok melakukan refleksi terhadap aktivitas
dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Hal-hal yang direfleksi adalah
kesulitan-kesulitan yang dialami dan cara mengatasinya dan perasaan
yang dirasakan pada saat menemukan solusi dari masalah yang dihadapi.
Selanjutnya kelompok lain diminta menanggapi
Pertemuan ke-2 (5 x 45 menit )
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu

Penutup  Guru memfasilitasi peserta didik untuk menyimpulkan hasil temuan 10 menit
barunya,
 Guru memberikan tugas proyek pada buku halaman 52 untuk dikerjakan
selama 1 minggu.

I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian Kompetensi Pengetahuan
1) Tes Tertulis
a) Pilihan ganda
b) Uraian/esai
2) Tes Lisan : Tanya jawab
b. Penilaian Kompetensi Keterampilan
1) Proyek
2) Kinerja

2. Instrumen Penilaian
 Terlampir

3. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial
 Remidial dapat diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
maupun kepada peserta didik yang sudah melampui KKM. Remidial terdiri atas
dua bagian : remedial karena belum mencapai KKM dan remedial karena belum
mencapai Kompetensi Dasar
 Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum mencapai KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal). Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik
yang belum mencapai KKM (Kriterian Ketuntasan Minimal).
b. Pengayaan
 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi
pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas
mencapai KKM atau mencapai Kompetensi Dasar.
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan
peserta didik.
 Direncanakan berdasarkan IPK atau materi pembelajaran yang membutuhkan
pengembangan lebih luas

Palopo, Agustus 2021

Mengetahui,
Kepala SMKN 4 Luwu Guru Mata Pelajaran

Harianto Gommo, S.Pd., M.Si. Sitti Rabya, S.TP


NIP. 196409251990031008 NIP. 198301022009022008
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Materi Ajar
Agribisnis Tanaman Hias
Kelas XI

Penyiapan Media Tanam

Disusun Oleh :
Sitti Rabya, S.TP
NIP : 198301022009022008

Page 1 D
Peta Konsep

Fungsi media tanam

Penyiapan Media Kriteria Media tanam


Tanam
Persyaratan Media tanam

Jenis dan karakteristik Media


tanam

Penyiapan media Bibit

Penyiapan media Tanam

Page 2 D
PENYIAPAN MEDIA TANAM

PENDAHULUAN

Saat ini banyak orang yang membudidayakan tanaman hias. Biasanya tabaman
hias yang dibudidayakan adalah tanaman hias yang langka dan memiliki nilai
ekonomis yang tinggi. Agar tanaman tersebut dapat tumbuh maka digunakanlah
media tanam yang cocok dengan tanaman tersebut. Media tanam bukan hanya tanah
semata melainkan masih banyak lagi jenis media tanam yang dapat digunakan untuk
tempat tumbuhnya tanaman..

Capaian Pembelajaran :

KD 3.2. Menganalisis persyaratan media tumbuh tanaman hias


KD 4.2. Melaksanakan penyiapan media tanam tanaman hias

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan bantuan Contextual Teaching


and Learning dan Project Based Learning, metode diskusi kelompok dan tanya jawab
dengan Lembaran Kerja Peserta Didik (LKPD) dan PPT, yang berbasis 4C, literasi dan
PPK, dengan rasa ingin tahu, tanggungjawab,disiplin selama proses pembelajaran,
bersikap jujur, santun, percaya diri dan pantang menyerah, serta memiliki sikap
responsif( berpikir kritis) dan pro-aktif (kreatif), serta mampu berkomunikasi dan
bekerjasama dengan baik, peserta didik dapat :
 Membandingkan media tanam berdasarkan jenis bahan penyusunnya dengan
benar dalam diskusi.
 Menganalisis jenis dan karakteristik media tanam organik dan anorganik
melalui diskusi.
 Menunjukkan alat dan bahan pembuatan media tanam melalui praktek.
 Melaksanakan penyiapan media tanam tanaman hias sesuai dengan tanaman
hias yang akan dibudi-dayakan melalui praktek

URAIAN MATERI

A. Jenis dan Karakteristik Bahan Media Tanam

Berdasarkan jenis bahan penyusunnya, media tanam dibedakan menjadi :


1. Bahan Organik yaitu media tanam yang berasal komponen organisme hidup,
misalnya bagian-bagian tanaman seperti daun, batang, bunga,buah, kulit, kayu
dan akar.
Contoh : arang, cacahan pakis, kompos, moss, sabut kelapa/cocopeat, pupuk
kandang, humus, sekam padi, dll.
2. Bahan anorganik yaitu bahan yang mengandung mineral tinggi, berasal dari
proses pelapukan batuan induk di dalam bumi, baik secara fisik, biologi,
mekanik dan kimiawi.
Contoh : kerikil, pasir, pecahan batu bata, tanah liat, gel, perlit, vermikulit,
gabus (styro foam) spons ( floral foam ), gabus (styro foam) dan sebagainya.
Setiap bahan media tanam memiliki karakter masing-masing sehingga perlu
pemahaman terhadap karakteristiknya sebelum menentukan jenis tanaman
yang akan ditanam.

Jenis dan Karakter dari masing-masing media dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Tanah
Secara umum tanah di Indonesia miskin akan unsur hara, struktur tanah
cenderung padat, memiliki sedikit ruang pori yang mengakibatkan media
cenderung lebih banyak mengikat air dan akar lebih sulit mengambil unsur
hara. Atas dasar hal tersebut maka tanah kurang baik dijadikan media tanam
secara tunggal sehingga diperlukan campuran media lain yang dapat
meningkatkan porositasnya, serta menunjang kebutuhan hara tanaman.

Gambar 2.2 Media tanam Tanah yang sudah diayak Sumber:


Dokumen pribadi

2. Sekam
Sekam mentah merupakan limbah hasil penggilingan padi dan jika
sekam dibakar untuk dijadikan arang maka disebut dengan arang sekam.
Sekam mentah dan sekam bakar/arang sekam memiliki porositas yang baik.
Arang sekam lebih baik mengikat airnya dibandingkan dengan sekam mentah.
Keduanya mempunyai nilai KTK baik.

3. Akar Pakis
Media akar pakis dijumpai dalam bentuk papan dan cacahan.
Sifatnya sangat porous, mempunyai nilai KTK rendah, dan mudah
utuk diserang rayap. Pemakaian media cacahan pakis harus diimbangi
dengan mencampurkan media lain sehingga bahan media pakis
cacahan baik digunakan sebagai media tanamcampuran. Batang pakis/pakis
papan secara umum dibedakan menjadi dua sesuai warnanya yaitu pakis
dengan warna hitam dan pakis coklat. Dari kedua jenis tanaman tersebut yang
paling sering di gunakan sebagai media tanam adalah pakis hitam. Batang
pakis hitam biasa berasal dari tanaman pakis yang sudah berumur dan kering.
Selain itu batang pakis juga mudah untuk dibentuk menjadi potongan-
potongan kecil dan dikenal sebagai cacahan dijual dalam bentuk cacahan.
Media tanam dari pakis juga tersedia dalam bentuk lempengan segi empat
yang siap pakai. Umumnya media tanam ini digunakan untuk menanam
anggrek

4. Akar Kadaka
Akar kadaka ialah media tanam yang berasal dari akar tanaman paku
sarang burung/kadaka (Asplenium nindus). Bahan media yang berasal dari
akar paku-pakuan atau kadaka merupakan jenis tumbuhan yang tumbuh dan
melekat di batang pohon besar yang biasanya terdapat di lingkungan/habitat
hutan. Keunggulannya yaitu daya mengikat dan menyimpan air sangat baik,
aerasi dan drainase udara baik; tidak cepat lapuk; mengandung unsur hara
yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman; rongga udara yang banyak
sehingga akar dapat tumbuh dan berkembang dengan leluasa. Media tanam
ini tidak memerlukan penyiraman yang berlebihan sehingga juga baik untuk
media tanam anggrek.

5. Arang kayu dan Bathok


Arang merupakan hasil pembakaran baik dari kayu maupun batok
kelapa yang banyak digunakan sebaagai media tanam. Media tanam arang
kayu dan batok pada awalnya digunakan sebagai media tanam anggrek
tetapi saat ini mulai digunakan juga sebagai campuran media tanaman hias
lainnya. Arang kayu dan batok mempunyai kelebihan tahan lama dan tidak
mudah diserang cendawan. Arang batok dan kayu sebagian besar
mengandung unsur karbon yang menguntungkan karena dapat menyerap
mineral berupa kation dan anion dengan memanfaatkan reaksi elektrokimia.
Karbon juga memiliki sifat yang dapat menetralkan racun untuk tanaman.
Kelebihan arang kayu dan batok yaitu memiliki pH netral dan dapat
mempertahankan nilai pH dengan baik tetapi arang kayu dan arang batok
merupakan media tanam yang miskin akan unsur hara,sehingga media ini
akan lebih baik jika digunakan sebagai media campuran yaitu dicampur
dengan bahan media lain dan perlu penambahan nutrisi/pupuk secara
intensif.
Manfaat Arang Untuk Tanaman hias adalah :.
a. Tidak mudah Lapuk
Arang merupakan bahan media tanam yang dapat menciptakan
kelembaban di daerah perakaran tanaman sesuai dengan kebutuhan, dan
mempunyai sifat tidak mudah lapuk sehingga dapat digunakan dengan
aman, karena tidak dijumpai munculnya gangguan jamur atau hewan
yang dapat merugikan tanaman dan akan lebih baik jika diikuti dengan
pemeliharaan media yang baik.
b. Berperan sebagai ventilasi udara
Arang mempunyai rongga udara yang cukup besar sehingga dara
dapat bergerak dengan leluasa diantara media tanam artinya bahwa aerasi
dalam media tanam dapat berjalan baik sehingga memudahkan perakaran
tanaman untuk mendapatkan suplay udara untuk pertumbuhannya. Arang
juga termasuk bahan media tanam yang ramah lingkungan.
c. Mempunyai sifat penyangga ( Bufer )
Media tanam arang kayu mempunyai sifat yang unik/berbeda yaitu
dengan sifatnya yang buffer (penyangga). Apabila terdapat kesalahan
dalam pemberian unsur hara yang ada di dalam pupuk, baik jenis
maupun dosisnya maka arang akan bisa cepat untuk menetralisirnya
sehingga tanaman tidak akan mengalami keracunan/gangguan
dpertumbuhan.
d. Dapat menyimpan cukup Air
Arang dapat dijadikan sebagai media untuk mentralisisasi kadar
air dalam tanah/media tanam. Sebagai media tanam yang baik harus
mepunyai kemampuan menyimpan air agar media tanam tidak
cepat kering saat masuk musim kemarau/kurang tersedianya air dan tidak
akan terlalu lembab pada saat musim hujan/penyiraman yang berlebihan.
Dengan demikian dapatlah diartikan bahwa media tanam arang, baik
arang kayu maupun bathok mempunyai peranan yang baik untuk
menciptakan kelembaban di daerah perakaran tanaman dalam kondisi
yang cukup dan tidak berlebihan.
e. Sebagai media tanam
Arang kayu biasanya banyak dimanfaatkan sebagai media tanam
tanaman hias seperti anggrek. Perlu diketahui bahwa arang kayu maupun
arang bathok dapat mempertahankan/ menciptakan kelembaban yang
tinggi di daerah perakaran dalam pertumbuhan tanaman anggrek. Hal
ini dikarenakan bahwa arang tidak dapat mengikat air dalam jumlah
yang banyak atau dapat diartikan bahwa air yang terserap oleh media
arang kayu dan bathok dapat tersedia dalam jumlah cukup yang sesuai
dengan kebutuhan tanaman.

6. Moss /Spaghnum Moss


Merupakan media tanam yang berasal dari tanaman lumut-lumutan
yang telah dikeringkan. Media tersebut masih jarang ditemui/tersedia di
dalam negeri sehingga untuk memenuhi kebutuhan akan media moss maka
masih mengimpor bahan dari luar negeri seperti Eropa, Amerika, dan
negara tetangga di Asia Tenggara. Moss mempunyai kemampuan mengikat
air s.d 80 %, dan mempunyai kandungan Nitrogen 2 -3 %, yang dibutuhkan
untuk perkembangan akar muda/bibit tanaman hias sehingga
pertumbuhannya menjadi lebih baik.

7. Coco Peat
Coco peat adalah media tanam yang dapat diperoleh dari bahan
sabut kelapa yang telah dibuang kulit luarnya dan digiling. Cocopeat memiliki
kemampuan mengikat air yang cukup baik dan ruang pori diantara
partikelnya cukup besar sehingga mempunyai porositas yang cukup baik dan
lebih mudah untuk masuknya sinar matahari menembus ke dalam media
tanam. Kandungan trichoderma molds-nya yaitu sejenis enzim dari jamur,
yang dapat berperan untuk menekan keberadaan penyakit dalam tanah
sehingga cocopeat dapat menjaga tanah/media tetap gembur dan subur. Coco
peat dikenal mudah mengalami pembusukan dan rentan dengan serangan
penyakit apabila terlalu banyak mengandung air akibat penyiraman. Media ini
mengandung unsur hara Ca, Mg, K, Na dan P. Oleh karena media cocopeat
mudah lapuk maka perlu sering untuk mengganti media. Media Cocopeat
cukup baik untuk digunakan sebagai media campuran bersama tanah, atau
dipakai sebagai media tunggal.

Cocopeat dapat juga ditampilkan dalam bentuk sebagai berikut :

8. Humus Daun Kaliandra


Humus yang berasal dari daun tanaman kaliandra (Calliandra
callothyrsus) mengandung nutrisi yang dibutuhkan tanaman sehingga dapat
melengkapi kekurangan media lain yang miskin unsur hara. Media ini rentan
atau berpotensi menyebarkan bakteri dan cendawan sebagai penyebab
penyakit. Pemakaian media ini harus didahului dengan sterilisasi.

9. Humus daun Bambu


Humus daun bambu adalah humus yang terbentuk dari daun
bambu yang bercampur dengan kotoran hewan dan daun tanaman
lainnya,biasanya terdapat di bawah pohon bambu. Kompos ini sangat
ringan, mampu menyimpan air dan oksigen dan memiliki porositas
yang baik, mengandung unsur hara P dan K. Humus ini mempunyai
kelemahan berpotensi mengundang rayap sehingga perlu dilakukan
sterilisasi sebelum digunakan.
10. Kompos
Kompos merupakan hasil penguraian bahan-bahan organik seperti daun-
daunan, sisa-sisa tanaman dan limbah dapur oleh bakteri pengurai. Kompos
memiliki pH netral dan kaya unsur hara mikro. Mampu mengikat air dan
nutrisi dengan baik, memiliki porositas yang baik sehingga mampu
meneruskan/membuang kelebihan air.

11. Pupuk Kandang


Pupuk kandang adalah pupuk yang berasal dari kotoran hewan (KOHE)
baik unggas maupun ternak besar. Pupuk kandang banyak menyuplai unsur
hara makro dan mikro. Pupuk kandang merupakan media tanam yang mutlak
diperlukan oleh tanaman muda. Pupuk kandang juga memiliki tekstur yang
cenderung lembab. Volume pemakaiannya dalam porsi yang lebih sedikit dan
dalam kondisi sudah matang/siap digunakan.
12. Pasir
Pasir difungsikan sebagai campuran media tanam agar dapat
membantu tekstur media agar lebih porous karena porositasnya bagus.
Mampu meneruskan kelebihan air dalam media, mencegah media tanam
menjadi terlalu lembab. Pasir mrngandung beberapa mineral yang dibutuhkan
tanaman, tetapi miskin unsur hara makro. Dapat mempercepat pertumbuhan
akar tanaman.

13. Biji Kapuk Randu


Biji kapuk randu (Ceiba petandra) digunakan sebagai media tanam
yaitu setelah sebelumnya dipecah terlebih dahulu/digiling. Biji kapuk berfungsi
untuk membuat media tanam menjadi porous dan sebagai pegangan akar dan
mengandung unsur hara yang diperlukan tanaman.

14. Hidrogel
Hidrogel merupakan media tanam yang terbuat dari susunan bahan
kimia/polimer dan strukturnya menyerupai kristal. Tampilannya berwarna-
warni dan menarik. Biasa ditempatkan pada wadah bening/kaca. Hidrogel
dapat menyimpan air dan nutrisi dengan baik.

15. Spons ( Floralfoam)


Pada kegiatan budidaya tanaman hias sering juga menggunakan
spons untuk media tanam an organik. Spons mempunyai sifat yang ringan
sehingga mudah untuk dibawa/dipindah-pindahkan dan mudah untuk
ditempatkan sesuai yang diinginkan. Pemakaian media spons ini
sebelumnya direndam dalam air atau disiram dengan air agar spons
dengan mudah menyerap air sehingga media ini dapat menjadi lebih
berat dengan sendirinya dan dapat berfungsi untuk menegakkan tanaman.
Kelebihan dari media tanam spons yang lain adalah daya serap air yang
tinggi dan juga terhadap unsur hara esensial dalam larutan yang diberikan.
Pemakaian media tanam spons tidak dapat bertahan lama karena mudah
hancur. Spons mudah hancur jika dipegang maka segera cepat diganti. Jadi
spons hanya cocok digunakan untuk tanaman hias yang memerlukan waktu
pendek atau sementara. Disamping itu biasanya media tanam spons ini juga
dapat digunakan sebagai media tanam tanaman hias bunga potong yang
penggunaannya hanya sementara.

16. Gabus ( styrofoam )


Bahan anorganik gabus adalah bahan yang terbuat dari copolimer
styren ini digunakan sebagai media tanam an organik yang sering disebut
dengan nama styrofoam. Styrofoam banyak digunakan sebagai media
sementara maupun campuran media tanam dalam upaya meningkatkan
porositas media tanam. Sifat spons sangat ringan sehingga mudah
dipindah-pindahkan dan ditempatkan di mana saja. Media jenis ini cukup
ringan setelah direndam atau disiram air akan menjadi berat dengan
sendirinya sehingga dapat menegakkan tanaman (Anonymous, 2019).
Kelebihan lain dari media tanam spons adalah tingginya daya serap
terhadap air dan unsur hara esensial yang biasanya diberikan dalam bentuk
larutan, tetapi penggunaannya tidak tahan lama karena bahannya mudah
hancur. Oleh karena itu, jika spons sudah terlihat tidak layak pakai (mudah
hancur ketika dipegang), sebaiknya segera diganti dengan yang baru.
Berdasarkan kelebihan dan kekurangannya tersebut, spons sering digunakan
sebagai media tanam untuk tanaman hias bunga potong (cutting flower) yang
penggunaannya cenderung hanya sementara waktu saja.
Pemakaian media tanam dengan styrofoam dilakukan dengan
menghancurkan terlebih dahulu sebesar biji kacang kedelai dan juga dapat
dipotong kotak kecil-kecil 1 x1 x1 cm. Pemakaian styrofoam sebagai campuran
media tanam dapat menjadikan media tanam menjadi ringan dan media
styrofoam lebih disukai semut yang mengakibatkan media tersebut
digunakan sebagai sarang semut.
17. Zeolit
Zeolit banyak digunakan untuk campuran media kaktus sebagai media
pelengkap. Pasir ini disebut zeolit karena berasal dari batuan- batuan zeolit
yang telah dipecah-pecah menjadi beberapa bagian atau mesh (ukuran).
Pasir Zeolit yang sudah diproses menjadi zeeolit aktif/manganis berfungsi
menurunkan kadar besi/ mangan dalam air. Aplikasi zeolit yaitu dapat
meningkatkan aerasi tanah, sebagai sumber mineral, pendukung pupuk dan
tanah serta sebagai pengontrol yang efektif dalam pembebasan ion Amonium
nitrogen dan Kalium pupuk. Zeolit sebagai penghemat pupuk memberikan
manfaat yang beruntun. Pupuk yang digunakan sedikit tetapi unsur hara yang
dikandungnya banyak dan lahan yang digunakan pun semakin subur. Hasil
produksi akhirnya menjadi lebih banyak dan berkualitas. Dari segi lingkungan,
pencemaran air karena nitrat dan phospat juga dapat berkurang.

18. Perlit dan vermikulit


Perlite terdiri dari butiran putih berpori yang memiliki tepi tajam.
Perlite memiliki sifat aerasi tinggi karena bentuk dan strukturnya yang
kaku. Sangat menguntungkan untuk menanam tanaman yang membutuhkan
drainase air yang baik untuk berkembang.Tidak dapat menyerap air sendiri
tetapi sebagai perangkap air di ruang antara butiran. Memiliki kapasitas
penyangga pH rendah. Perlite sangat ideal karena kapasitasnya yang sangat
rendah dan hampir tidak mungkin untuk menyerap kation dari tanah dan
memberikannya ke pabrik untuk menanam stek tanaman. Biasanya
digunakan untuk tanaman yang membutuhkan tanah yang sangat kering dan
tidak terlalu lembab. Teknologi penggunaan untuk zat-zat ini hampir sama.
Keduanya digunakan sebagai lapisan drainase, sebagai baking powder untuk
memperbaiki struktur tanah. Kedua zat digunakan pada biji berkecambah,
perakaran stek, penyimpanan umbi. Perlite juga sering digunakan sebagai
pengganti pasir.

Vermikulit adalah media anorganik steril yang dihasilkan dari


pemananasan kepingan-kepingan mika serta mengandung potasium.
Berdasarkan sifatnya, vermikulit merupakan media tanam yang memiliki
kemampuan kapasitas tukar kation yang tinggi, terutama dalam keadaan
padat dan pada saat basah, memiliki kualitas aerasi medium. Karena
sifatnya yang lembut, memungkinkannya menyerap dan menahan air secara
efisien. Sangat ideal untuk tanaman yang membutuhkan tanah lembab
untuk tumbuh subur, memiliki kapasitas buffer pH yang tinggi. Apabila
vermikulit digunakan sebagai campuran media tanam maka dapat
menurunkan berat jenis dan meningkatkan daya absorpsi air sehingga bisa
dengan mudah diserap oleh akar tanaman ( Anonymous, 2018 ).

19. Media tanam lainnya


Media tanam lainnya diantaranya media yang terdiri dari pecahan batu
bata/ genting dan kerikil untuk membantu memperlancar aerasi dan drainase
terutama media dalam pot.
Penggunaan pecahan batu bata/genting sebagai media tanam khususnya
tanaman hias/anggrek dilakukan dengan tujuan untuk mengatur drainase
(aliran air) dan aerasi (sirkulasi) udara dalam pot. Oleh karena itu pecahan
batu bata atau genting diletakan di dasar pot yang pengisiannya mencapai
1/3 dari ketinggian pot, tergantung dari tingkatan kelembapan yang
dibutuhkan tanaman hias/anggrek. Rongga udara yang tercipta dari susunan
genteng ataupun pecahan bata yang tidak teratur akan memberi kebebasan
akar untuk tumbuh dan berkembang secara leluasa ke segala arah. Rongga
yang ada juga dijadikan sebagai jalan masuk oksigen yang diperlukan akar
tanaman hias/anggrek untuk proses pernafasan dan mampu menurunkan
tingkat kelembaban. Pecahanbatu bata mempunyai kemampuan menyerap
air lebih besar dibandingkan dengan pecahan genting.
Kerikil; apabila menggunakan kerikil sebagai media tanam juga hampir
sama dengan pasir. Hal ini dikarenakan bahwa kerikil mempunyai pori-pori
makro yang lebih banyak daripada pasir. Penggunaan media kerikil dapat
membantu peredaran larutan unsur hara dan udara serta pada prinsipnya
tidak menekan pertumbuhan akar,tetapi kerikil memiliki kemampuan
mengikat air yang relatif rendah sehingga mudah basah dan cepat kering
sehingga perlu penyiraman yang rutin. Pada saat ini banyak dijumpai kerikil
sintesis. Sifat kerikil sintesis cenderung menyerupai batu apung, yakni memiliki
rongga-rongga udara sehingga memiliki bobot yang ringan.
Kelebihan kerikil sintesis dibandingkan dengan kerikil biasa adalah
mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menyerap air. Selain itu,
sistem drainase yang dihasilkan juga baik sehingga tetap dapat
mempertahankan kelembapan dan sirkulasi udara dalam media tanam.
Kunjungi situs https://youtu.be/FCB_spBe0xQ untuk mendapatkan
penjelasan lain tentang media tanam untuk tanaman hias.

B. Teknis Menyiapkan Media tanam

Penyiapan media tanam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :


1. Menetralkan keasaman (pH) tanah/media tanam, hal ini dapat dilakukan
yaitu dengan memberikan tambahan kapur dolomit (CaCO3) untuk
menjadikan tanah yang asam menjadi basa dan jika tanah terlalu basa dapat
diberikan belerang/sulfur untuk menaikkan keasaman tanah.

Gambar 2.22 Dolomit/kapur pertanian


Sumber: Dokumen Pribadi

2. Menambah unsur hara dengan memberikan nutrisi/tambahan unsur hara


3. Menyiapkan pupuk kandang.
Pupuk kandang yang digunakan adalah pupuk kandang yang sudah
jadi, bukan pupuk kandang yang belum jadi. Apabila menggunakan pupuk
kandang mentah/belum jadi maka perlu waktu untuk memberi kesempatan
kepada mikroorganisme supaya dapat menyelesaikan proses perombakan
sehingga akan diperoleh unsur hara/nutrisi yang cukup di dalam bahan
organik yang dihasilkan. Pupuk organik yang sudah matang cukup aman
untuk digunakan sebagai bahan campuran media tanam
4. Mensterilkan media dari hama dan penyakit dengan jalan seperti :
a. Fumigasi/pengemposan
b. Pemanasan
c. Pemberian pestisida
5. Menghaluskan media tanam
Tanaman muda memerlukan media tanam yang halus dan tidak
semua media tanam dapat langsung digunakan, sehingga perlu
diperlakukan untuk dapat tersedia sebagai media tanam tanaman hias.
Berikut ini media tanam yang perlu dihaluskan terlebih dahulu sebelum
digunakan yaitu :
a. Ditumbuk adalah : akar pakis, kotoran sapi dan kambing (kering)
b. Dipecah adalah : arang kayu
c. Dipotong - potong : sabut kelapa, ons,sterofoam
d. Dicacah : akar kadaka
e. Diayak : tanah merah, pupuk kandang, humus dan kompos
6. Menyimpan media tanam
Media tanam yang tidak langsung digunakan/masih tersisa dapat
disimpan dalam kantong plastik dengan kelembaban yang cukup
dan di tempat yang teduh untuk menghindari penguapan dari beberapa
unsur hara di dalamnya.
Untuk mendapatkan media tanam yang baik diusahakan harus
memenuhi persyaratan media tanam yaitu ringan, gembur, mengandung
banyak unsur hara, murah dan mudah didapat. Media tanaman hias pot
secara umum mengunakan media tanam campuran dengan komposisi
tanah gembur/ringan, pupuk kandang/kompos, sekam padi/arang sekam
dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
Media tanam yang baik menentukaan pertumbuhan bibit
maupun tanaman hias dengan optimal.
Adapun syarat media tanam yang baik adalah :
a. Bebas hama dan penyakit
b. Gembur, bentuk dan volume relatif stabil
c. Dapat menahan air dan udara dalam jumlah seimbang daan mencukupi
d. Mudah meloloskan kelebihan air
e. Aerasinya baik
f. Mengandung cukup unsur hara.

C. Teknis penyiapan media tanam


1. Penyiapan media tanam pot/polibag
Penyiapan media tanam dalam pot dimaksudkan untuk dipakai sebagai
media tanam untuk penanaman tanaman hias dalam pot baik secara individu
maupun kelompok. Media tanam dalam pot maupun polibag juga dapat
dipersiapkan untuk jenis bunga potong yang ditanam sebagai hiasan outdoor
dalam jumlah yang lebih sedikit.
2. Penyiapan media tanam bedengan
Penyiapan media tanam bedengan yang dimaksudkan adalah untuk
dipakai sebagai media tanam penanaman tanaman hias potong dalam jumlah
yang banyak sebagai suatu usaha bunga potong atau untuk penampilan
sebagai taman.

Sedangkan media tanam yang dipakai masing-masing berbeda sesuai


kegunaan dan jenis tanamannya.
Contoh :
a. Media semai benih menggunakan campuran tanah ringan, pasir dan
pupuk kandang dengan perbandingan 1 : 2 : 1
b. Media tanam bibit menggunakan campuran antara tanah, pasir dan pupuk
kandang/kompos dengan perbandingan 1 : 1 : 1.
c. Media tanam tanaman hias pot dengan contohnya menggunakan
campuran tanah ringan : pupuk kompos : sekam padi/arang sekam. Media
tanam untuk tanaman hias potong menggunakan campuran tanah, pupuk
kandang, sekam mentah dengan perbandingan 1 : 1 :1

Media tanam yang disesuaikan dengan jenis tanamannya:


a. Media anggrek menggunakan media tunggal yaitu media pakis, arang,
moss
b. Media bibit krisan menggunakan arang sekam/sekam bakar
c. Media tanam kaktus menggunakan pasir
d. Media tanam Aglaonema menggunakan campuran kompos, tanah gembur
dan arang sekam dengan perandingan 1 : 1 : 1.
e. Media tanam Adenium menggunakan campuran tanah, pasir, pupuk
kandang dengan perandingan 1 : 1 : 1.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, (2018). Teknis Penyiapan Media Bibit dan Media Tanam .


https://beritawarganet.com/teknis-penyiapan-media-bibit-dan-media-tanam/.

Anonim, 2020. 7 Media Tanam yang Bisa Digunakan Tidak Hanya dengan Tanah .
https://www.merdeka.com/jabar/7-jenis-media-tanam-yang-bisa-digunakan-
tidak-hanya-dengan-tanah-kln.html.

Anonim, 2021. Macam-macam Alternatif Media Tanam Anorganik.


https://www.momsmoney.id/news/macam-macam-alternatif-media-tanam-
anorganik?page=all

Puji Utami, Suwarsi. “Agribisnis Tanaman Hias". Direktorat Pembinaan SMK


Departeman Pendidikan Dan Kebudayaan. Jakarta, 2019.
LEMBAR KERJA PROYEK PESERTA DIDIK

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 4 Luwu


Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Sayuran
Bidang Keahlian : Agribisnis dan Agroteknologi
Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Kelas/Semester : XI /Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Alokasi Waktu : 2 X 5 JP
Nama Kelompok : 1.
2.
3.
4.
5.

Tujuan :

Melalui penugasan proyek ini diharapkan peserta


didik dapat melaksanakan penyiapan media tanam
untuk tanaman hias sesuai dengan komoditi yang
akan dibudidayakan.

Langkah-langkah Penyelesaian Proyek :

Peserta didik dipersilakan untuk mencoba melaksanakan penyipan media tanam


dengan menggunakan :
1. Bahan dan alat :
a. Bahan :
1) Jenis bahan tanam ( tanah, kompos, pupuk kandang, sekam, arangbathok,
arang sekam, cocopeat, pakis. Dll )
2) Polibag, pot,
3) Lahan yang telah terolah
b. Alat :
1) Sekop kecil, ember/timba
2) Cangkul/sekop
3) Ayakan/saringan tanah.
4) Meteran
5) Rafia
2. Keselamatan Kerja
a. Gunakan pakaian/baju praktik, pengaman kaki/sepatu boot, pelindungkepala/topi.
b. Hati-hati sewaktu menggunakan peralatan yang tajam.
3. Petunjuk Praktik
a. Lakukan kegiatan praktik dengan hati-hati dan memperhatikan K3 !
b. Jaga kebersihan alat praktik dan lingkungan praktik !
c. Setelah selesai melaksanakan kegiatan praktik, kemalikan peralatan yang
digunakan ke tempat semula dalam keadan bersih, lengkap daan rapi !
4. Langkah Kerja
a. Pengisian pot/polibag dengan media tanam :
Pengisian media tanam kedalam pot/polibag menggunakan alat sekopkecil. Adapun urutan
cara pengisiannya adalah :
1) Siapkan Pot dan lakukan pengecekan lubang drainasenya, jika masih
tertutup lubang drainasenya perlu dilakukan pelubangan/ dilubangi.
Dan untuk polibag dilipat pada bagian bibirnya.
2) Isilah dasar pot dengan selapis bahan yang berongga besar seperti
pecahan genting, sterofoam, kerikil yang berukuran agak besar.
3) Isilah pot dengan media tanam dan juga polibag hingga ¾ wadah/
hampir penuh sedangkan yang di pot setinggi setengah bagian
pot untuk memudahkan nanti saat menanam bibit dan mencegah
tumpahnya air siraman yang meluber.
4) Pot dan polibag ditata rapi, rapat dan berdiri tegak ditempat teduh.
b. Penyiapan media tanam bedengan
1) Siapkan peralatan yang diperlukan
2) Ukur luas lahan yang dibutuhkan
3) Buatlah petakan tanah sesuai dengan ukuran
4) Buat/bentuk parit drainase mengelilingi petakan
5) Campur/tambahkan pupuk dasar jika diperlukan
6) Ratakan dan atur tanah hingga membentuk bedengan sebagaimedia
tanam yang gembur
5. Ceklis hasil pelaksanaan Praktik
Berilah tanda ceklis/centang ( √ ) pada kolom Ya atau Tidak sesuai
jawaban kalian.
No. Kompetensi/kegiatan Kriteria Ya Tidak
Melaksanakan Menyiapkan pot/polibag/bedengan
penyiapan media lengkap dengan lubang / saluran
tanam drainase.

Menyiapkan campuran media tanam


dengan komposisi yang tepat

Melipat bibir polibag/memberi


bahan media pada dasar pot, untuk
memudahkan perembesan air yang
tidak dibutuhkan
Mengisi polibag/pot dengan media
tanam secara bertahap
Menyimpan/meletakkan hasil
penyiapan media tanam pada
tempat yang teduh/ternaungi.
Apabila terdapat jawaban tidak pada salah satu kriteria di atas, maka kaliandipersilakan untuk
mengulangi kegiatan penyiapaan media tanam hingga sesuai kriteria yang diminta. Apabila
jawabannya tertulis Ya semua, makakalian dinyatakan telah berkompeten dalam kegiataan
penyiapaan media tanam tanaman hias pot dan potong.

Sajikan hasil proyek ke dengan membuat laporan hasil


pengamatan, diskusi dan hasil praktek pembuatan bedengan
tanaman sayuran, mengkomunikasikan laporan tersebut
dengan mempresentasikannya di depan kelas.
Pedoman Penilaian
Agribisnis Tanaman Hias
Kelas XI

Penyiapan Media Tanam

Disusun Oleh :
Sitti Rabya, S.TP
NIP : 198301022009022008

Page 1 D
1. Instrument Soal dan Pedoman Penilaian Pengetahuan

Nama Sekolah : SMK Negeri 4 Luwu


Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Hias
Kelas / Semester : XI / 3
Bentuk Soal : Pilihan ganda

A. Petunjuk Umum
1. Instrumen penilaian berupa lembar tes pilihan ganda
2. Instrumen ini diisi oleh peserta didik

B. Instrumen Soal
Bentuk Bentuk
Indikator
penilai instrume Instrumen
pencapaian
an n
Membanding Tes Pilihan Pilihlah salah satu jawaban yang menurut kalian yang
kan media tertulis ganda paling tepat !
tanam 1. Berikut ini yang perbedaan media tanam
berdasarkan organik dan anorganik yang benar adalah:
jenis bahan a. Media tanam organik tidak mudah terurai di
penyusunnya alam
b. Media tanam anorganik berasal dari
komponen organisme hidup.
c. Media tanam organik berasal dari
komponen organisme hidup
d. Arang sekam dan kompos adalah contoh
media anorganik.
e. Tanaman hias tidak dapat tumbuh pada
media tanam anorganik.

Menganalisis 2. Secara umum tanah di Indonesia miskin akan


jenis dan unsur hara, struktur tanah cenderung padat,
karakteristik memiliki sedikit ruang pori yang mengakibatkan
media tanam media cenderung lebih banyak mengikat air dan
organik dan akar lebih sulit mengambil unsur hara. Atas
anorganik dasar itu, maka …..
a. diperlukan campuran media lain yang dapat
meningkatkan porositas tanah
b. Sebaiknya budidaya tanaman hias dilakukan
secara hidroponik
c. Dibuatkan pupuk kompos
d. Tanah ditambahkan pupuk anorganik
e. Tanaman diberi perlakuakn khusus sehingga
dapat tumbuh pada kondisi apapun
Menganalisis 3. Media ini dijumpai dalam bentuk papan dan
jenis dan cacahan. Sifatnya sangat porous, mempunyai
karakteristik nilai KTK rendah, dan mudah utuk diserang
media tanam rayap. Media ini adalah...
organik dan a. Tanah
anorganik b. Sekam padi
c. Akar pakis
d. Akar kadaka
e. Arang kayu

Menganalisis 4. Hidrogel merupakan media tanam yang


jenis dan terbuat dari susunan bahan kimia/polimer dan
karakteristik strukturnya menyerupai kristal. Tampilannya
media tanam berwarna-warni dan menarik. Kelebihan
organik dan hidrogel adalah…
anorganik a. Dapat menyimpan air dan nutrisi dengan
baik
b. Berat, sehingga sulit dipindahkan.
c. Harganya relatif mahal
d. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman.
e. Mudah digunakan dan dapat didaur ulang

C. Pedoman Penilaian
Kunci Jawaban
1. C
2. A
3. C
4. A

Keterangan Bobot Skor :


1. Jika dijawab benar skor 2,5
2. Jika dijawab salah dan atau tidak dijawab skor 0
3. Jumlah skor total adalah 10

Nilai = Jumlah skor x 100 =…………


Skor maksimal

1. Instrumen dan Kriteria Penilaian Keterampilan

N Kompetensi Kriteria Perolehan nilai


o Dasar/indikator keberhasilan 4 3 2 1 Keterangan
1. Menunjukkan alat 1. Mampu 1. Nilai 4 apabila
dan bahan
pembuatan media menunjukkan semua kriteria
tanam. alat dan bahan benar dan
penyiapan tepat waktu
media tanam 2. Nilai 3
secara benar apabila kriteria
benar tetapi
2. Mampu tidak tepat
2. Melaksanakan
penyiapan media melakukan waktu
tanam sesuai dengan penyiapan 3. Nilai 2
tanaman hias yang
akan dibudi-dayakan media tanam apabila ada 1
secara benar kriteria yang
kurang tepat
4. Nilai 1
apabila ada
lebih dari 1
kriteria yang
kurang tepat

Rumus Konversi Nilai :

Nilai = Jumlah skor x 100 =……………..


Skor maksimal

i. Instrumen Penilaian Sikap


Kompetensi Keahlian : Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Hias
Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis persyaratan media tumbuh
tanaman hias
: 4.2 Melaksanakan penyiapan media tanam
tanaman hias
Kelas/ Semester : XI (ganjil)
Pertemuan : 1

Nama Nilai
Komunik Kerjasa
N Peserta Kreatif Kritis Akhir
atif ma
o didik/ (Modus)
Kelompok 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
4.
N

Keterangan:
A = jika empat indikator terlihat.
B = jika tiga indikator terlihat.
C = jika dua indikator terlihat
D = jika satu indikator terlihat
a) Rubrik Penilaian Sikap
Komunikatif
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien
b. Menyampaikan pesan dengan baik
c. Penggunaan bahasa yang secara sosial dapat diterima dan memadai
d. Berkomunikasi yang tidak menyinggung perasaan orang lain
Kerjasama
a. Membantu teman lain yang mengalami kesulitan
b. Memberikan kontribusi pemikiran
c. Mengajak teman lain untuk melakukan tugas secara bersama
d. Berbagi bersama dalam menangani permasalahan
Kreatif
a. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi
b. Berwawasan masa depan dan penuh imajinasi
c. Mampu memproduksi gagasan-gagasan baru
d. Mampu menemukan masalah dan mampu memecahkannya.
Kritis
a. Menanyakan dan menjawab pertanyaan
b. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk mengatasi masalah-masalah
c. Berusaha mendapatkan informasi sebanyak mungkin dari sumber lain
d. Berpikir terbuka, yaitu berbicara secara kongkret.
b) Pedoman Penskoran Penilaian Sikap
Sangat baik : apabila memperoleh nilai akhir 4
Baik : apabila memperoleh nilai akhir 3
Cukup : apabila memperoleh nilai akhir 2
Kurang : apabila memperoleh nilai akhir 1
Rubrik Penskoran Proyek

Skor
No Aspek yang dinilai
1 2 3 4
A. Persiapan
1. Membuat jadwal kegiatan
2. Membuat instrument
observasi
3. Membuat pembagian tugas
kelompok
B. Pelaksanaan Observasi
1. Sistematika kegiatan
2. Keakuratan informasi
3. Kuantitas sumber data
4. Analisa data
5. Penarikan kesimpulan
C. Pelaporan
1. Performans
2. Penguasaan

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ𝑎𝑛


Nilai = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 =100

Palopo, Agustus 2021

Mengetahui,
Kepala SMKN 4 Luwu Guru Mata Pelajaran

Harianto Gommo, S.Pd., M.Si. Sitti Rabya, S.TP.


NIP. 19640925 199003 1 008 NIP. 19830102 200902 2 008
INSTRUMEN EVALUASI

Prosedur Penilaian

No Aspek yang dinilai Teknik Penilaian Waktu Penilaian


1. Sikap Pengamatan Selama pembelajaran dan
a. Terlibat aktif dalam saat diskusi
pembelajaran pembuatan
bedengan.
b. Bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
c. Toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang
berbeda dan kreatif.
2. Pengetahuan
a. Menguraikan cara Tes Lisan dan  Pengamatan proses
pembuatan Bedengan Tertulis pelaksanaan proyek
Tanaman sayuran dengan pembelajaran
benar.  Hasil akhir dalam
presentasi laporan
b. Mengidentifikasi faktor- praktek
faktor yang
mempengaruhi
pembuatan bedengan.
3. Keterampilan
a. Melakukan pembuatan  Proyek Penyelesaian tugas
bedengan tanaman  Kinerja kelompok
sayuran sesuai prosedur
melalui praktek.
b. Merumuskan hasil
pembuatan bedengan
tanaman sayuran sesuai
prosedur melalui praktek
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Hias


Kelas/Semester : XI/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Waktu Pengamatan :

Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


Sikap
Aktif Bekerjasam Toleran Kreatif
No Nama Peserta Didik a
K B SB K B SB K B SB K B SB
B B B B
1
2
3
4
Keterangan:
KB : Kurang baik B : Baik SB : Sangat baik

Indikator sikap aktif dalam pembelajaran Pembuatan bedengan


1. Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam pembelajaran
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam pembelajaran tetapi
belum konsisten
3. Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam menyelesaikan tugas
kelompok secara terus menerus dan konsisten

Indikator sikap bekerjasama dalam kegiatan kelompok.


1. Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama dalam kegiatan
kelompok tetapi masih belum ajeg/konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkan adanya usaha bekerjasama dalam kegiatan
kelompok secara terus menerus dan ajeg/konsisten.

Indikator sikap toleran terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap toleran terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk bersikap toleran terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan
konsisten.
Indikator sikap kreatif terhadap proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif.
1. Kurang baik jika sama sekali tidak memunculkan ide terhadap proses pemecahan
masalah yang berbeda dan kreatif.
2. Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk memunculkan ide terhadap proses
pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif tetapi masih belum konsisten.
3. Sangat baik jika menunjukkansudah ada usaha untuk memunculkan ide terhadap
proses pemecahan masalah yang berbeda dan kreatif secara terus menerus dan
konsisten.
LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Mata Pelajaran : Agribisnis Tanaman Hias


Kelas/Semester : XI/3
Tahun Pelajaran : 2021/2022
Waktu Pengamatan :

Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip
No Nama Peserta Didik dan strategi pemecahan
masalah
KT T ST
1
2
3

Keterangan:
KT : Kurang terampil
T : Terampil
ST : Sangat terampil

Indikator terampil menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang


relevan yang berkaitan dengan pembuatan bedengan sesuai prosedur.
1. Kurangterampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pembuatan
bedengan sesuai prosedur
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip
dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan pembuatan
bedengan sesuai prosedur tetapi belum tepat.
3. Sangat terampill jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan
dengan pembuatan bedengan sesuai prosedur sudah tepat.

Anda mungkin juga menyukai