Pada tambang terbuka batubara, water monitoring point (WMP) dapat berjumlah cukup banyak,
sangat tergantung pada rencana penambangan dan daerah tangkapan yang terganggu. Kondisi ini
menjadi tantangan tersendiri dalam kegiatan pengelolaan lingkungan, khususnya pemantauan
kualitas air tambang yang telah diolah untuk memastikan air yang masuk kedalam badan air
penerima sudah memenuhi baku mutu lingkungan yang berlaku.
Air tambang yang ditimbulkan dari kegiatan penambangan batubara maupun mineral berpotensi
memiliki kualitas yang rendah. Di beberapa lokasi penambangan, pH air tambang dapat
mencapai kurang dari pH 2 dengan konsentrasi logam terlarut yang relatif tinggi. Di jenis
penambangan lainnya, pH air dapat bersifat sangat basa. Hal ini tentu menjadi pertimbangan
dalam penentuan jenis teknologi pemantauan yang dipilih sehingga teknologi tersebut dapat
digunakan dalam periode yang panjang (long term durability).
Selain itu, pengelolaan lingkungan di area pertambangan khususnya terkait dengan air tambang
memiliki tantangan terhadap lokasi water monitoring point. Pertambangan batubara maupun
mineral berpotensi dilakukan di area yang relatif luas. Hal ini dapat menyebabkan lokasi
pengolahan dan water monitoring point memiliki jarak yang relatif jauh dari kantor operasional.
Tantangan ini ditambah dengan jumlah water monitoring point yang cukup banyak dan
berjauhan satu sama lain. Jarak yang relatif jauh tersebut dinilai cukup menyita waktu jika
pemantauan dilakukan secara manual. Petugas lapangan akan membutuhkan waktu yang relatif
lama untuk mengumpulkan data dari satu titik ke titik pemantauan lainnya. Ini menjadi salah
satu pertimbangan GES dalam pengembangan Environmental Monitoring and Evaluation
Program (EMEP).
EMEP (Environmental Monitoring and Evaluation Program) merupakan inovasi terbaru dari
Ganeca Environmental Services. Program ini dikembangkan untuk menjawab tantangan
pengelolaan lingkungan yang dihadapi oleh banyak perusahaan di Indonesia. EMEP adalah
layanan terintegrasi dalam pemantauan dan evaluasi lingkungan dengan
mengintegrasikan aspek pemanfaatan teknologi yang tepat dan handal, inovasi, dan
profesionalitas. Pemantauan lingkungan sendiri memiliki peran strategis dalam mengevaluasi
sistem pengelolaan lingkungan eksisting yang dapat digunakan sebagai landasan dalam
melakukan peningkatan performa. Pemantauan lingkungan dilakukan oleh perusahaan, salah
satunya untuk memenuhi kewajiban terhadap peraturan pemerintah. Kenali EMEP lebih dalam
pada artikel ini (Program EMEP GES Jawab Tantangan Permen LHK 93/2018).
Oleh karena itu, untuk menjawab tantangan tersebut, terdapat beberapa alternatif metode yang
dapat digunakan dalam pengumpulan data pemantauan di area pertambangan. Gambar 2 dan 3
menunjukkan ilustrasi dua metode yang dapat digunakan untuk pengumpulan data pemantauan.
GES mengembangkan alternatif dalam Integrated Monitoring System EMEP. Dalam sistem ini
terdapat beberapa komponen peralatan diantaranya multiparameter probe/sensors (sonde) yang
dihubungkan dengan telemetry sehigga dapat diakses secara realtime dari jarak jauh. Sumber
energi internal pada sistem ini berasal dari battery 3 D dan 8 C cell yang dapat diganti atau diisi
ulang dengan memanfaatkan penggunaan energi eksternal dari solar panel.
Pengambilan data dapat dilakukan secara onsite ataupun remote. Pengambilan data secara
onsite: Melalui internal memory (USB) dan Bluetooth (dapat dilihat pada Gambar 3 kiri).
Pengambilan data secara remote: Data dikirim menggunakan telemetry ke cloud service
kemudian dapat diakses melalui PC atau smart phone (dapat dilihat pada Gambar 10 kanan).
Untuk pengambilan secara remote, jika tidak terdapat sinyal maka dapat dilakukan menggunakan
satelit atau penambahan alat penguat sinyal.
Gambar 2 Metode dalam Penerapan Integrated Monitoring System di Program EMEP GES