Anda di halaman 1dari 2

Penderitaan menjadi Sebuah Harapan

Kelas 12 SMA, masa yang penuh kejutan dan hal tak terduga yang terjadi , meskipun dengan
kondisi pandemic seperti ini. Momentum ini pun menjadi kenangan yang terakhir untukku bagi
seorang anak sekolahan. sebelum kita melanjutkan, izinkan saya memperkenalkan diri saya
terlebih dahulu , saya Mohammad Kahfi Azzumardi , berumur 17 tahun, aku anak kelahiran
Kalimantan terkhusus di kota Tarakan, yang sepertinya orang diluar daerah pun tidak
mengetahui keberadaan kota ini. Aku bersekolah di SMAN 1 Tarakan, mungkin sekolah ku
tampak terpencil , tetapi percayalah bahwa sekolahku ini adalah sekolah terunggul di daerah
tempat tinggalku. awal masa kelas 12 ini , aku berpikir bahwa seluruh sistem Pendidikan bakal
berubah menjadi lebih baik dan ber-inovasi dikarenakan pandemic COVID-19 ini , tetapi
semuanya sama saja, hanya berbeda posisi dan peningkatan pemakaian teknologi yang tidak
terlalu signifikan, Aku menyadari bahwa bukan hanya aku saja yang merasakan hal seperti ini.
Persis seperti siswa yang lain aku dihadapkan oleh tahap terakhir bersekolah yaitu kelulusan dan
bakal banyak ditanya oleh orang sekitar apa yang akan menjadi langkah selanjutnya bagi kami
semua sebagai seorang pelajar. Tanpa sadar masa SMA bakal berakhir secepat ini dan yang
pastinya aku bakal berpisah kepada sekolah ini untuk melanjutkan Pendidikan ke perguruan
tinggi.

Tepat setahun yang lalu aku mengalami peristiwa yang memutar 180 derajat arah dan tujuan
hidupku. Saat itu, aku masih duduk di bangku kelas 11 SMA yang dimana masa itu seharusnya
menjadi titik terindah dalam masa SMA ku , akan tetapi Tuhan memiliki rencana lain untukku ,
Ketika aku mendapat kabar duka bahwa ayahku menghembuskan nafas terakhirnya , secara
otomatis kehidupanku tidak memiliki arah karena tidak mempunyai sosok untuk menjadi jejak
kehidupanku selanjutnya meskipun, di satu sisi aku tetap harus memperlihatkan kepribadian
yang berbeda kepada seluruh orang, teman-temanku bahkan keluargaku sendiri untuk
menunjukkan bahwa diriku tidak sesedih yang diperkirakan, tepat seminggu kemudian dari
kejadian itu aku juga mendapatkan kabar bahwa orang yang aku cintai diluar dari kata
“keluarga” terdiagnosa penyakit yang bahkan sampai sekarang belum ditemukan cara
penyembuhannya. Kedua peristiwa ini memiliki pesan yang sama buat aku , bukan perasaan
kehilangan seseorang tetapi perasaan tidak bisa melakukan apa-apa untuk mereka dan tidak tahu
cara mecegah kedua peristiwa itu agar tidak terjadi lagi kepada orang-orang terdekatku lainnya,
dan pada saat itu aku hanya memikirkan satu solusi yang paling berguna, yaitu menimba ilmu di
bidang studi Kesehatan terkhusus mengambil Pendidikan dokter

Awal terjadinya pandemic COVID-19 ini sebenarnya ada satu hal positif buat diriku, diluar dari
banyaknya pengaruh negative yang terjadi, yaitu aku bisa memutuskan dengan
mempertimbangkan banyak hal buat diriku untuk menjadi seorang Dokter karena pada dasarnya
aku sama sekali tak mempunyai keinginan untuk melanjutkan studi di bidang kedokteran karena
aku merasa itu membutuhkan waktu yang sangat lama dan memerlukan biaya yang besar,
sehingga aku berkonsultasi ke ibuku dan teman-teman terdekatku. dan akhirnya aku mengambil
keputusan yang bulat untuk mengambil studi kedokteran.

Studi Kedokteran tentu saja bukan hal yang mudah bagiku, diperlukan mental yang besar yang
sebanding dengan biaya studinya. Aku mengambil studi ini diluar dari motivasiku yang ada di
atas, dari studi ini aku ingin melihat berbagai macam perspektif tentang kemanusiaan. Ketika aku
berhasil masuk di studi kedokteran ini, semua yang aku pelajari nantinya bakal kugunakan untuk
mencapai ambisiku, yaitu menjadi tenaga medis utama untuk melawan wabah baru yang akan
datang meskipun kita tidak mengharapkan hal itu terjadi, tetapi ini adalah bentuk persiapan
mencegah terulangnya peristiwa pandemic COVID-19 ini. Banyak hal yang bisa aku pelajari dari
pandemic COVID-19 ini bahwa, semua penyakit itu datang dari ketakutan diri sendiri meskipun
tubuh secara dari luar itu sehat, maka dari itu disinilah pelayanan kesehatan public sangat
berperan penting untuk menghimbau masyarakat agar tetap berpikir jernih untuk bisa melawan
wabah tersebut.

Keputusan yang aku dapatkan bukan karena aku ingin dipandang dengan pendidikan yang aku
tempuh, tetapi dibalik ini semua aku memiliki cerita yang bahkan sampai dititik ini hanya aku
yang tahu. Akhir dari ini semua aku memutuskan untuk menjadi seorang pelayanan Kesehatan
public yang bukan hanya sekedar menyembuhkan dengan memberikan resep obat pereda rasa
sakit, tetapi menjadi seorang yang memberi penyembuhan dari luar hingga dalam kepada
manusia diluar sana.

Anda mungkin juga menyukai