Anda di halaman 1dari 6

BAB V

DATA DAN PEMBAHASAN

5.1 Data Analisa

1. Hasil Analisa Produk Grade A

No Parameter Unit Standard Result Reference Method


1 Polarization °Z Min. 99.90 99,93 ICUMSA GS 2/3-1, 2011
2 Colour ( at 420 nm ) IU Max. 45 20 ICUMSA GS 2/3-10, 2007
ICUMSA GS 2/1/3/9-15,
3 Moisture content % Max.0.04 0,03
2007
4 Ash conductivity % Max. 0.02 0,006 ICUMSA GS 2/3-17, 2011
Grain Size (MA) mm 0.75 ± 0.15 0,73
5 ICUMSA GS 2/9-37, 2007
Coefficient Variation % - 30,32
6 Reducing sugar % Max. 0.04 0,02 ICUMSA GS 2/3/9-5, 2011
7 Turbidity IU Max. 20 3 ICUMSA GS 2/3-18, 2007
8 Sediment mg/kg Max. 7 4 ICUMSA GS 2/3/9-19, 2007

2. Hasil Analisa Produk Grade B

No Parameter Unit Standard Result Reference Method


1 Polarization °Z Min. 99.80 99,88 ICUMSA GS 2/3-1, 2011
2 Colour ( at 420 nm ) IU Max. 80 55 ICUMSA GS 2/3-10, 2007
3 Moisture content % Max.0.04 0,03 ICUMSA GS 2/1/3/9-15, 2007
4 Ash conductivity % Max. 0.02 0,009 ICUMSA GS 2/3-17, 2011
Grain Size (MA) mm 0.75 ± 0.15 0,74
5 ICUMSA GS 2/9-37, 2007
Coefficient Variation % - 30,65
6 Reducing sugar % Max. 0.04 0,03 ICUMSA GS 2/3/9-5, 2011
7 Turbidity IU Max. 20 5 ICUMSA GS 2/3-18, 2007
8 Sediment mg/kg Max. 10 7 ICUMSA GS 2/3/9-19, 2007
3. Hasil Analisa Air

Paramete
No Unit Standard Result Reference Method
r
1 pH - 9.5-10.5 10,09 APHA.1999 - 4500 (-H+)
2 Conduct µm < 800 205 APHA.1999 : 2510
3 Hardness ppm - 21,33 APHA.1999 : 2340
4 P-Alkali ppm < 50 17,33 APHA.1999 : 2320
5 M-Alkali ppm - 24,67 APHA.1999 : 2320
6 Iron ppm <5 0,17 APHA.1999 : 3500 Fe
7 Silica ppm < 20-25 17 Manual Book HACH DR6000
8 Phosp ppm 10-20 11,20 Manual Book HACH DR6000
9 Clorine ppm - 0 Manual Book HACH DR6000
10 SC ppm 0 0 SASTA : 1985
11 CO2 % - 12 Manual Book Bacharach

5.2 Pembahasan

5.2.1 Polaritas Produk


Pada penentuan polarisasi, menjaga suhu larutan agar tetap pada suhu
20° C adalah hal terpenting, karena suhu tersebut dapat mempengaruhi pada
saat pembacaan pada alat polarimeter. Polarisasi merupakan kandungan atau
konsentrasi gula yang terdapat dalam material, semakin besar angka pol nya
menunjukkan semakin tingginya kandungan sukrosa dan semakin sedikitnya
bahan bahan non-organik yang terkandung dalam kristal.

Dalam hasil analisa produk grade A maupun grade B sudah memenuhi


standar polaritas yaitu min. 99,90 untuk grade A dan 99,80 untuk grade B,
sedangkan Hasil grade A mendapat nilai pol 99,93 dan grade B mendapat
nilai pol 99,88 artinya gula Grade A maupun Grade B sudah sesuai dengan
standar yg ditetapkan.

5.2.2 Colour
Pada penentuan colour umumnya kebersihan gula dan kejernihan
larutan gula sangat mempengaruhi pada angka ICUMSA yang dihasilkan.
karena makin kecil angka ICUMSA maka semakin putih warna atau
kejernihannya dan sebaliknya makin besar angka ICUMSA maka makin
buram tingkat kejernihan nya. Gula rafinasi lebih jernih karena memiliki nilai
ICUMSA paling rendah dibandingkan dengan raw sugar dan gula kristal
putih yaitu dibawah 45 IU spesifikasi gula yang dibutuhkan industri
makanan, minuman, dan farmasi untuk bahan bakunya yaitu gula yang
memiliki kadar purity 99,90% dan icumsa di bawah 45 IU

Dari hasil analisa produk grade A maupun Grade B di dapat hasil


colour sebesar 20 IU untuk Grade A dan 55 IU untuk Grade B hasil ini sudah
memenuhi standar yang telah di tetapkan yaitu max. 45 dan max. 80 makin
besar angka ICUMSA nya maka kualitas gula akan menurun dikarenakan
warna gula yang semakin buram.

5.2.3 Moisture

Pada penentuan moisture, di mana moisture menunjukkan kandungan


air yang ada di dalam gula. sifat ini berhubungan dengan daya simpan gula.
semakin tinggi kadar moisture artinya semakin basah gula sehingga akan
mudah terjadi gumpalan, gula rafinasi memiliki kadar moisture yang kecil
yaitu 0,04%,

Pada hasil analisa gula produk grade A dan grade B sama sama
memiliki hasil moisture sebesar 0,03%. Artinya gula yang diproduksi sudah
memenuhi baku mutu standar, semakin kecil angka moisture nya maka
kualitas gula akan semakin bagus dikarenakan jumlah air yang terkandung
didalam gula semakin kecil (padat), jika angka moisture melebihi standar
maka akan dimasak kembali lalu di kristal kan kembali sehingga produk
yang dihasilkan semakin baik dan memenuhi standar.

5.2.4 Ash Conductivty


Penentuan ash, besarnya kadar abu atau ash content menunjukkan
jumlah bahan bahan non organik (Al,Ca,Mg, Dan FE) yang ada di dalam
gula. bahan-bahan tersebut akan membawa sukrosa, sehingga tidak dapat
diambil menjadi refined sugar. banyaknya kandungan abu akan
menyebabkan tingginya molasses yang dihasilkan sekaligus akan
meningkatkan kehilangan gula. kadar ash yang dimiliki gula rafinasi lebih
kecil dibandingkan dengan raw sugar dan gula kristal putih yaitu sebesar
0,02%.

Pada hasil analisa gula produk grade A dan grade B memiliki kadar
Ash content sebesar 0,0006% dan 0,0009%. Hasil tersebut sudah sesuai
dengan standarnya yaitu max 0,02%. Semakin kecil angka ash conduct nya
maka semakin bagus juga gula yang dihasilkan dikarenakan rendah nya
molasses yang dihasilkan.

5.2.5 Grain Size

Pada penentuan MA, hal yang harus diperhatikan adalah berat sampel
gula yang akan dianalisa haruslah tetap 100 gram, maka beaker glas yang
digunakan untuk menimbang harus benar-benar bersih dan kering sehingga
tidak akan ada sampel yang menempel pada beaker glass tersebut. Untuk
mendapatkan ukuran kristal yang sesuai standar bukan melalui penyaringan
gula pada vibrating screen akan tetapi ukuran kristal gula lebih berpengaruh
pada boiling time atau waktu pemasakan.

Semakin lama waktu pemasakan ukuran kristal gula akan semakin


besar oleh karena itu proses evaporasi sangat berpengaruh dalam waktu
pemasakan kristal gula, fine liquor evaporasi yang dihasilkan oleh proses
evaporasi memiliki konsentrasi yang lebih pekat oleh karena itu pemasakan
kristal gula akan semakin cepat dan ukuran kristal gula yang diharapkan akan
semakin tercapai sesuai dengan standar yang ditetapkan bila ukuran kristal
gula besar maka akan terbentuk kristal palsu oleh karena itu dilakukan
pengamanan dengan cara menurunkan konsentrasi nya dengan menambah
pelarut.
Ukuran Grain Size pada gula Grade A dan juga Grade B sama sama
memiliki standar 0,75mm ± 0,15mm, dan analisa gula produk Grade A
memiliki hasil 0,73mm dan Grade B 0,74mm artinya gula Grade A maupun
Grade B sama sama sudah memenuhi standar ukuran gula yang ditetapkan.

5.3.6 Reducing Sugar (RS)

Pada penentuan reduksi sugar harus diperhatikan perubahan warna


larutan pada saat titrasi, semakin besar volume EDTA maka semakin kecil
nilai reduksinya. Reduksi sugar ini dapat mempengaruhi dalam pengolahan
gula, karena semakin kecil RS suatu gula maka semakin mudah dikristalkan
dan gula tidak akan terbawa bersama molasses. RS gula rafinasi lebih kecil
dibandingkan dengan raw sugar yaitu sebesar 0,04% max.

Dari hasil yang didapat gula produk Grade A dan Grade B didapat
hasil sebesar 0,02% untuk Grade A dan 0,03% untuk Grade B. Hasil ini
sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan. semakin tinggi nilai RS nya
maka kualitas gula semakin turun dikarenakan gula sulit dikristalkan dan
gula akan mudah terbawa oleh molasses.

5.3.7 Turbidity

Pada analisa turbidity didasarkan perbedaan warna gula produk


sebelum dan setelah penyaringan melalui membran filter dan dinyatakan
dalam satuan unit warna ICUMSA (IU). Analisa turbidity merupakan salah
satu analisa dalam gula produk untuk mengetahui kekeruhan pada gula
tersebut melalui membran filter kekeruhan tersebut didapat dengan hasil
Colour sebelum disaring dan Colour sesudah disaring yang kemudian hasil
tersebut jika dikalkulasikan dan didapatkan nilai turbidity tersebut,
kekeruhan tersebut sangat berpengaruh terhadap warna gula pada saat
dilarutkan dan mengidentifikasi kejernihan terhadap gula pada saat larut.

Dalam hasil analisa turbidity didapat hasil 3 IU untuk Grade A dan 5


IU untuk Grade B, dari standar mutu nya sebesar Max. 20 IU. Hasil tersebut
sudah memenuhi standar baku mutu karna hasil yang didapat dibawah 20 IU
semakin besar angka Turbidity nya maka kualitas produk akan semakin turun
karna gula yang memiliki angka turbidity yang besar jika gula di larutkan
maka gula menjadi keruh.

5.3.8 Sendimen

Pada penentuan sendimen, hal yang harus diperhatikan adalah berat


kertas saringnya. Berat kertas saring atas harus lebih besar dari pada kertas
saring bawah. apabila terjadi kesalahan antara berat kertas saring atas dan
bawah hal tersebut terjadi kemungkinan pada proses pengeringan yang
kurang tepat sehingga hasil yang didapatkan terbalik maka dari itu pada saat
analisa ketelitian dan ketepatan harus diperhatikan.

Hasil analisa produk grade A dan grade B memiliki nilai sedimen


sebesar 4 mg/kg untuk Grade A dan 7 mg/kg untuk Grade B, hal tersebut
sudah memenuhi standar baku mutu yang standar nya memiliki nilai max. 7
mg/kg untuk standar grade A dan max.10 mg/kg untuk Grade B

Anda mungkin juga menyukai