Anda di halaman 1dari 2

Tugas SAA3

Mukhammad rizki fadhillah


20315047/ Religion/ Bapak Ranto

Pengalaman saya mengikuti kelas agama. Pada awalnya saya beranggapan akan diberikan materi
meliputi agama masing-masing mahasiswa, dengan begitu saya rasa materi ini mungkin sudah
banyak di terima oleh setiap mahasiswa, akan tetapi anggapan saya tersebut ternyata salah. Pada
matakuliah agama universitas ciputra, kita lebih di ajarkan tentang toleransi terhadap seluruh
agama yang di anut oleh seluruh mahasiswa/mahasiswi universitas ciputra, melalui itu saya
memperoleh banyak pengetahuan tentang setiap agama.

Metode pembalajaran yang diberikan kepada kami sangat efektif, karena setiap minggu kita di
tuntut untuk memberikan opini tentang permasalahan dan bagaimana cara mengatasinya menurut
agama yang di anut oleh setiap mahasiswa. Temanya pun beragam dan sangat menarik untuk
dibahas, dari opini tersebut kita dibentuk sebuah kelompok untuk memberikan opini kita masing-
masing dan ini bersifat bergilir, saya mendapat kesempatan minggu ke 2 untuk membuat video
bersama kelompok saya tentang oponi permasalahan yang di jadkan thema minggu ini. Saya sangat
antusias memberikan masukan karena setelah video yang kita buat telah selesai, nantinya setiap
mahasiswa akan memberikan pendapat serta penilaian terhadap kelompok kami, begitupun
sebaliknya. Pendapat yang diberikan pada setiap kelompok ada yang sangat kritis dan ada juga yang
subjektif, melalui ini saya dapat pengetahuan cukup banyak dari beberapa sumber mahsiswa, dan
bisa saling compare jika itu pendapat sama tetapi beda pembahasan agama yang di anut.

Melalui ini saya sebagai pemeluk agama islam, mengetahui banyak hal tentang agama lain yang
mungkin tidak semua umat muslim paham tentang agama non muslim, karena melihat tentang
permasalahan yang ada di sekitar, nama islam semakin buruk dengan hadirnya kelompok-kelompok
radikal yang mengatas namakan islam. Kelompok ini sangat membenci pemeluk agama non islam di
karenakan menurut mereka agama yang paling benar adalah agama islam, hal ini sangat meresahkan
saya karena beberapa bulan yang lalu juga hadir permasalah pengeboman yang direncanakan 1
keluarga kepada 3 target gereja yang berada di kota surabaya. Permasalahan seperti ini secara tidak
langsung mereka yang beragama non-islam merasa takut kepada kepada orang yang beragama
islam, tidak hanya itu tindakan yang tidak ber-peri kemanusian ini mengakibatkan bahwasannya
islam mengajarkan ke umatnya untuk tindak radikal kepada masyarakat non islam. Padahal pada
dasarnya islam adalah agama yang penuh dengan cinta damai dan bersifat tidak memaksakan
umatnya, karena mereka yang mengerti islam akan faham tentang apa yang di ajarkan islam
menurut al-quran. Oleh karena itu melihat pembelajaran agama ini yang mengatas thema kan
toleransi, membuat saya mengerti tentang fungsi agama yang di anut setiap mahasiswa yang berada
di universitas ciputra.

Permasalahan toleransi ini tidak hanya sekedar berlangsung di lingkup kelas saja, melain kami pada
ujian tengah semester diwajibkan untuk mengunjungi tempat ibadah yang berbeda dengan agama
yang saya anut. Pada kesempatan itu saya diberikan kesempatan kunjungan kepada salah satu
vihara yang berada di kota surabaya, pada saat saya datang disana saya di sambut dengan sangat
sopan oleh mereka, dan jujur itu sedikit membuat saya terharu melihat perbuatan islam yang sangat
radikal. Di tempat tersebu saya juga menanyakan tentang permasalah toleransi menurut agama
hindu, pertanyaan saya ini di jawab ole majelis tertinggi di agama tersebut, mereka beranggapan
“bahwasannya kita sesama umat manusia pasti mempunyai pendapat yang sangat subjketif dan di
anggapnya benar, saya juga tidak bisa menganggap mereka salah tetapi kita kan sesama umat
manusia seharusnya harus lebih menghargai tentang agama yang di anut oleh seluruh masyarakat
Indonesia. Saya yakin setiap agama yang di anut oleh masyarakat Indonesia pasti di ajarkan tentang

B
nilai kemanusian kepada umatnya, dan saya juga yakin mereka yang memiliki pendapat yang
subjektif ini tidak mempunyai dasar agama yang kuat, oleh karena itu kita sesama umat yang
beragama di anjurkan untuk lebih menghargai proses ibadah yang di lakukan setiap agama. “

Pada akhir sesi ini saya hanya memberikan kesimpulan tentang apa saja yang telah di peroleh pada
mata kuliah ini. Setiap orang boleh memiliki kebebasan berpendapat, tetapi teliti lagi jika kebebasan
berpendapat ini berujung pada provokator yang berakhir negatif tolong untuk menghindari hal
tersebut. Pada dasarnya kita yang beragama di ajarkan untuk berbuat baik kepada seluruh
masyarakat, dan saya yakin tidak ada satupun agama yang mengajarkan kepada umatnya untuk
berbuat negatif. Oleh karena itu kita sebagai mahasiswa harusnya memiliki pemikiran yang dapat
masuk di akal bukan malah ikut ikutan. Dan melalui ini saya sadar bahwasannya agama adalah salah
satu kunci atau panduan ketika kita hidup di dunia in, melaui agama juga masyarakat dapat
membedakan mana yang menurut mereka negatif dan mana yang di anggap positif. Jika di akhir-
akhir zaman ini muncul beberapa komunitas radikal seperti cerita tersebut, berarti mereka tidak
mempunyai landasan dasar agama yang kuat. Mungkin ini manfaat dan pengalaman yang saya dapat
ceritakan, apabila ada kata yang tidak berkenan mohon di maafkan, sekian.

Anda mungkin juga menyukai