Anda di halaman 1dari 2

SKENARIO 3 MODUL 6.

1
 Keputihan : Keputihan adalah kondisi ketika lendir atau cairan keluar dari vagina. Keputihan merupakan
cara alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembapan organ kewanitaan. Ketika seorang wanita
mengalami keputihan, cairan yang diproduksi kelenjar vagina dan leher rahim akan keluar membawa sel
mati dan bakteri, sehingga vagina tetap terlindung dari infeksi. Keputihan normal terjadi pada wanita yang
masih mengalami menstruasi. Ibu hamil mungkin akan lebih sering mengalami keputihan akibat
perubahan hormone.
>>>Di masa awal kehamilan, cairan ini memenuhi saluran serviks untuk menciptakan lendir pelindung
yang terlihat seperti putih telur. Menjelang persalinan, lendir ini akan menjadi semakin banyak.
Gejala Keputihan
Keputihan yang tergolong normal akan terlihat dari cairan yang keluar dengan tanda sebagai berikut:
 Tidak berwarna atau berwarna putih.
 Tidak berbau atau tidak mengeluarkan bau menyengat.
 Meninggalkan bercak kekuningan di celana dalam.
 Tesktur cairan keputihan dapat berubah tergantung siklus menstruasi.

Untuk keputihan yang tidak normal dapat ditandai dengan:


 Cairan keputihan berbeda warna, bau, atau tekstur dari biasanya.
 Cairan keputihan keluar lebih banyak dari biasanya.
 Keluar darah setelah berhubungan seksual atau di luar jadwal haid.

Keputihan yang abnormal ini dapat disertai dengan keluhan:


 Gatal pada area kewanitaan.
 Nyeri di panggul atau ketika buang air kecil.
 Rasa terbakar di sekitar vagina.

1. Rembesan jalan lahir tanpa kontraksi tanpa lender darah kira-kira apa? knp? normal?
Yakin ketuban gaa ?? merembes bedain sama pecah dini ! kalo gaada kontraksi brt merembes
 Air ketuban memiliki warna bening, terkadang warnanya juga terlihat kekuningan, sering meninggalkan bercak
bintik-bintik putih di pakaian dalam, namun tidak berbau. Air ketuban yang merembes juga bisa disertai lendir
atau sedikit darah.
Sementara itu, urine memiliki bau yang khas, sedangkan cairan vagina lainnya, misalnya keputihan, biasanya
berwarna putih atau kekuningan dan kental.
 Sbenernya ketika usia kehamilan memasuki 37 minggu, air ketuban memang akan berkurang lantaran tubuh
sedang mempersiapkan proses kelahiran bayi. Di waktu ini, wajar bila air ketuban merembes sedikit. Normal…
>> TAPIIIII ini kan masi 36 minggu (ya emg almost mo masuk 37 sii), tapi perlu diingat dia tu keluhan 1.5 bln
terakhir keputihan nahh takutnya infeksii (infeksi bisa bikin ketuban merembes, BUKAN PECAH YA..
NGEREMBESS), ditambah lagi kan dia tanpa kontraksi tanpa lender, itu indikasiin bukan ketuban pecah (kalo
pecah mo inpartu pasti ada peregangan dan the show : yaitu campuran lender hasil peregangan otot uterus sama
darah dari pecahan kapiler)
 Air ketuban merembes yang disertai gejala tersebut bisa menandakan adanya infeksi pada ketuban, gangguan
pada bayi di dalam kandungan, atau ketuban pecah dini.
2. Keputihan banyak putih kental bau tdk sedap normalkah? Penyebab?
 Kalo putih masih bisa normal, tapi kalo mulai kental dan berbau itu fix ada masalah
 KALO WANITA GA HAMIL : Ada beberapa faktor yang membuat seorang wanita rentan mengalami infeksi
vagina dan menimbulkan keputihan, antara lain:

 Konsumsi pil KB dan obat kortikosteroid.


 Menderita penyakit diabetes.
 Melakukan hubungan seksual tanpa kondom dan sering berganti pasangan.
 Menurunnya sistem kekebalan tubuh, misalnya penyakit HIV.
 Terdapat iritasi di dalam atau sekitar vagina.
 Menipisnya dinding vagina akibat menopause.
 Terlalu sering membersihkan area kewanitaan dengan semprotan air.
 Menggunakan sabun atau losion yang mengandung parfum atau pewangi.

 WANITA HAMIL : Penyakit yang Mungkin Terjadi


Keputihan normal saat hamil ditandai dengan keluarnya cairan jernih atau putih dan tanpa bau. Namun, perubahan
hormon dan bentuk tubuh membuat ibu hamil lebih cenderung mengalami infeksi vagina. Oleh karenanya, terkadang
keputihan dapat berubah menjadi tanda terjadinya infeksi, antara lain:
Vaginosis bakterialis
SKENARIO 3 MODUL 6.1
Vaginosis bakterialis terjadi ketika perubahan hormon mengakibatkan pertumbuhan bakteri yang berlebihan pada
vagina. Kondisi ini dapat mengakibatkan bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan kurang.  Vaginosis
bakterial umumnya disertai dengan gejala:

 Gatal di sekitar vagina


 Keluarnya cairan berwarna abu-abu keputihan.
 Nyeri saat buang air kecil.

Terkadang kondisi ini dapat mereda dengan sendirinya. Namun ada kalanya memerlukan pengobatan antibiotik. Jika
dibiarkan, infeksi ini dapat menyebar dan menjadi penyakit radang panggul.
Infeksi jamur
Peningkatan kadar hormon estrogen dan progesteron juga akan meningkatkan pertumbuhan berlebihan dari Candida,
yaitu jamur yang tumbuh alami pada vagina. Jika ini terjadi, Anda dapat mengalami infeksi jamur. Gejala dari infeksi
jamur di antaranya:

 Keluarnya cairan berwarna putih kekuningan, berbau ataupun tidak.


 Nyeri saat melakukan hubungan seksual.
 Vagina atau labia memerah dan bengkak.
 Nyeri dan gatal pada vagina.
 Vagina terasa terbakar saat buang air kecil.

Penanganan umumnya dilakukan dengan krim atau obat-obatan antijamur.


Streptococcus Grup B (SGB)
Bakteri SGB terdapat pada satu dari empat wanita sehat. Namun pada beberapa orang, SGB dapat mengakibatkan
infeksi serius. Gejala infeksi ini sama dengan gejala pada infeksi saluran kencing pada umumnya, seperti urine yang
berwarna keruh, sensasi terbakar saat buang air kecil, dan mendadak merasa sangat ingin buang air kecil.
Agar infeksi ini tidak menular ke bayi, dokter akan memberikan antibiotik saat ibu menjalani proses persalinan.
Sayangnya, tidak ada langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah kondisi ini.
Trikomoniasis
Bakteri penyebab trikomoniasis hidup dalam vagina dan ditularkan melalui hubungan seksual. Gejalanya  antara lain
muncul cairan berbusa berwarna kuning kehijauan dan berbau busuk, serta sensasi rasa gatal dan terbakar saat
melakukan hubungan seksual. Umumnya dokter akan memberikan obat antibiotik untuk menangani kondisi ini.
3. Cara mencegah keputihan wkt hamil ?
 Segera ganti baju renang atau pakaian olahraga begitu selesai olahraga.
 Tidur tanpa celana dalam dapat mengurangi risiko infeksi.
 Kenakan celana dalam dari bahan katun yang dapat mengurangi kelembapan dan mencegah tumbuhnya
bakteri.
 Basuh kemaluan dari depan ke belakang setelah buang air kecil untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus
ke vagina.
 Konsumsi cukup air untuk mengeluarkan racun dan bakteri dari tubuh.
 Buang air kecil secara teratur.
 Konsumsi karbohidrat kompleks dan biji-bijian utuh untuk mencegah terbentuknya lingkungan yang
mendukung bakteri untuk berkembang.
 Gunakan kondom saat berhubungan seksual.
 Hindari penggunaan pembalut, tisu, dan sabun beraroma kuat untuk merawat kebersihan vagina.
 Hindari mengenakan celana ketat, terutama yang berbahan nilon.
 Hindari menggunakan penyemprot atau pewangi vagina karena justru berisiko menutup sistem sirkulasi
menuju vagina sehingga memicu komplikasi serius.

4. Keputihan berdampak buruk kpd kehamilan?


Waspadai juga jika usia kehamilan Anda belum mencapai 37 minggu tapi terdapat perubahan bentuk dan warna cairan
yang keluar dari vagina, misalnya menjadi cair, berdarah, berubah warna menjadi cokelat atau merah muda.
Kondisi ini dapat menjadi gejala kelahiran prematur.
- Infeksi  resiko ketuban pecah dini  premature
- Bayi ikut terinfeksi misal ophtalmia neonatorum (bisa karena candida maupun gonore), candidiasis oral pada
bayi

Anda mungkin juga menyukai