Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara garis besar, istilah kurikulum diartikan sebagai seperangkat rencanan dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang
dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006). Kurikulum 2013
merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan pendidikan
berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi
serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata
pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap
satuan atau jenjang pendidikan.
Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan
memerlukan strategi tertentu, dan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional
ini adalah pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.
Pasal 35 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa “Standar
nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga
kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya di dalam
penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan
standar nasional yanga telah disepakati.”
Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut
diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan
1
dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Bedanya dengan kurikulum sebelumnya, kurikulum 2013 lebih fokus dan berangkat dari
karakter serta kompetensi yang akan dibentuk, baru memikirkan untuk mengembangkan
tujuan yang akan dicapai. Dalam hal ini, semakin banyak yang terlibat dalam
pembentukan karakter dan kompetensi akan semakin efektif hasil yang diperoleh. Melalui
pengembangan kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, kita berharap
bangsa ini menjadi bangsa yang bermartabat dan masyarakatnya memiliki nilai tambah
untuk mampu bersaing dan bertarung dengan bangsa lain dalam percaturan global.

B. Tujuan Pengembangan Kurikulum 2013


Mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia.
Dalam hal ini, pengembangan kurikulum difokuskan pada pembentukan
kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap yang didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap
konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. Kurikulum 2013 memungkinkan para
guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses pencapaian sasaran belajar, yang
mencerminkan penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari. Oleh karena
itu, peserta didik perlu mengetahui kriteria penguasaan kompetensi dan karakter yang
akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar, sehingga para peserta didik
dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan terhadap sejumlah kompetensi dan
karakter tertentu, sebagai syarat untuk melanjutkan ke tingkat penguasaan kompetensi
dan karakter berikutnya.

2
BAB II
KARAKTERISTIK MADRASAH
1. Profil Madrasah
a) Sejarah Berdirinya MIS IBNU HALIM

Terinspirasi dari susahnya meraih pendidikan bagi masyarakat kurang mampu


terutama pendidikan dibidang agama, maka terfikirkan oleh Drs. H. ILYAS HALIM. Mpd
dikala itu seorang guru agama yang mengajar di salah satu SMA di kota Medan untuk
mendirikan sebuah sekolah yang berbasis agama.Pada tahun 2008 dengan Ridha Allah SWT
didirikanlah sebuah YAYASAN yang diberi nama YAYASAN IBNU HALIM yang
disingkat ( YIH ) tepatnya pada hari jumat 11 juli 2008 dengan akta Notaris Masdalina Lubis,
S.H. Nama YAYASAN IBNU HALIM di ambil dari nama orang tua dari ILYAS HALIM.
Yayasan IBNU HALIM didirikan bertujuan untuk pengembangan Pendidikan, sosial
dan agama, seperti.
1. Pendidikan umum yang meliputi TK. SD. SMP DAN SMA.

2. Pendidikan agama yang meliputi TPA, MDA, MI, MTS, MA.

3. Bidang Sosial dan Agama, meliputi Manasik Haji, Panti Asuhan dan Panti
Jompo.

Pada awal tahun 2008 dengan bermodalkan 2 lokal bangunan dibuka Taman kanak-
kanak ( RA ) TPQ DAN MDA. Sepanjang berjalannya waktu dapat pula terbangun lokal baru
sebanya 6 ruang belajar bertingkat 2. Pada tahun 2009 didirikan MADRASAH
IBTIDAIYAH. Hari berganti terus YAYASAN IBNU HALIM bertekad mengembangkan
sayapnya, alhamdulillah sekarang sudah bertambah lagi ruang belajar baru 12 lokal
bertingkat, dan cita-cita yayasan untuk mengembangkan sampai keperguruan tinggi. Dengan
moto yayasan YAKIN USAHA SAMPAI SELAGI HAYAT DIKANDUNG BADAN
BISA BERMANFAAT BAGI ORANG LAIN.

b) Identitas Madrasah
Nama Sekolah : Madrasah Ibtidaiyah Swasta Ibnu Halim
Nsm : 111212710043
Npsn : 60704092
Akreditasi : A Nilai 93 (09 September 2019)
Alamat : Jl. Kawat III No. 42 Tj. Mulia Hilir
Kode Pos : 20241
Email : Misibnuhalim@gmail.com
Telp : 061 6627723
Nama Kepala Madrasah : Hj. Lidya Wardani, S.Pd
Nip :-

3
Alamat : Jl. Kawat VII Gg. Wakaf No. 3 Tj. Mulia Hilir
Hp :
Ketua Comite : Rosmala Dewi
Alamat : Jl. Banten
Motto : Tak Kenal Lelah Mencerdaskan
Anak Bangsa Dengan Akhlak Yang Mulia

2. Analisis Konteks
Analisis Konteks dalam pelaksanaan penyusunan KTSP berwujud evaluasi diri
(Self Evaluation) terhadap sekolah. Hal itu dapat dilakukan dengan menerapkan
pendekatan SWOT (Strengths, Weaknesses, Oppurtunities dan Threats). Dalam hal
ini dapat diterapkan kajian lingkungan internal untuk memahami kekuatan dan
kelemahan, serta kajian lingkungan eksternal untuk mengungkap peluang dan
tantangan. Adapun analisis konteks melalui SWOT terdiri atas hal-hal sebagai
berikut :

a. Keadaan Siswa Madrasah Ibtidaiyah Swasta Ibnu Halim TP. 2020 / 2021
Laki - laki Perempuan Jumlah
No Kelas
Siswa
1 Kelas I A
2 Kelas I B 31
3 Kelas I C 10 16 26
4 Kelas I D 10 11 21
5 Kelas II A 17 17 34
6 Kelas II B 18 16 34
8 Kelas III A 13 16 29
9 Kelas III B 13 15 28
12 Kelas IV A 13 9 28
13 Kelas IV B
15 Kelas V A

4
16 Kelas V B
19 Kelas VI A
20 Kelas VI B
JUMLAH

b. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan TP. 2020 / 2021

Tingkat Jenis Kelamin Jumlah


PNS NON PNS
Pendidika
Perempua
n Laki-laki
n
S2 - 1 - 1 1
S1 - 13 - 13 13
D III - - - - -
D II - - - - -
SMU - 1 1 - 1
JLH 14

c. Pembangian Tugas Guru Madrasah Ibtidaiyah Swasta Ibnu Halim T.P. 2020
/ 2021
Pang.
No Nama / Guru Pegawai Gol. Jabatan
Ruang
1 Drs. H. Ilyas Halim, M.Pd IV-c Ketua Yayasan
2 Hj. Lidya Wardani, S.Pd - Kepala Madrasah
3 Hj. Ida Herawati, S.Pd Bendahara
4 Sri Wahyuni,S.Pd.I Guru Kelas I-A
5 Siti Nuraliyah Siregar,S.Pd Guru Kelas I-B
6 Rahmaini,SH.I Guru Kelas II-A
7 Fadila Fatwandari,S.Pd.I Guru Kelas II-B
8 Nova Yunita Manik,S.Pd Guru Kelas III-A
9 Enni Rohimah Hasibuan,S.Pd Guru Kelas III-B
10 Mustika Adriana,S.Pd Guru Kelas IV-A
11 Dra. Aidar Guru Kelas IV-B
12 Sri Gotri Guru Kelas V-A
13 Lailan Fauziah,SH,S.Pd.I Guru Kelas V-B
14 Khalijah Pulungan,SS,S.Pd.I Guru Kelas VI
15 Susiani, S.Pd Mapel Bhs. Inggris
16 Sofwan Hadi, S.Kom - Staff Tata Usaha
17 Anggi Junaidah Zai, S.Pd - Mapel BTQ
18 Marjohan - Security
19 Dina Muthi’ah Rangkuti,S.Pd Mapel PAI

5
d. Keadaan Sarana dan Prasarana
No Sarana Jumlah Keterangan
1 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Belajar 9 Baik
4 Ruang Perpustakaan 1 Baik
5 Ruang UKS 1 Baik
6 Kamar Mandi 3 Baik

e. Rombongan Belajar
No NAMA KELAS Jumlah
1 Kelas I 2 Rombel
2 Kelas II 2 Rombel
3 Kelas III 2 Rombel
4 Kelas IV 2 Rombel
5 Kelas V 2 Rombel
6 Kelas VI 1 Rombel
JUMLAH 11 Rombel

BAB III
VISI, MISI, TUJUAN MADRASAH DAN PROGRAM / KEUNGGULAN
MADRASAH
A. Visi Madrasah
Terwujudnya anak didik yang beriman, Berakhlaqul Karimah, Santun, Cerdas,
Serta Unggul dalam Berprestasi
B. Misi Madrasah
1. Membentuk siswa-siswi yang bermoral mempunyai budi pekerti dan
disiplin
2. Membentuk siswa-siswi menjadi generasi yang islami
3. Menciptakan suasana belajar dan mengajar yang aktif, inofatif dan
menyenangkan
4. Menciptakan suasana lingkungan yang hijau sejuk, tenang dan nyaman.

C. Tujuan Madrasah
Mengacu pada visi dan misi madrasah, serta tujuan umum pendidikan dasar,
tujuan madrasah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini.
1. Meningkatkan Iman dan Taqwa

6
2. Meningkatkan Sikap berakhlak mulia terhadap guru, orangtua, sesama
teman dan lingkungan sekitar.
3. Meningkatkan keterampilan siswa dengan bakat serta minat
4. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi
5. Meningkatkan Profesionalisme guru dan pegawai.

D. Program Prioritas / Keunggulan Madrasah


Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang ada
saat ini. Jika melihat perkembangannya sekarang, maka MI tidak kalah saing dengan
sekolah sederajat lainnya. Dalam madrasah siswa memperoleh pengetahuan lebih yaitu
pendidikan umum dan pendidikan agama. Persentase masing-maisng pendidikan itu
tentunya sama besar sehingga diharapkan adanya keseimbangan antara pengetahuan
umum dan pengetahuan agama yang diperoleh siswa.

Mengenal lebih dekat tentang Islam sebagaimana dikatakan sebelumnya bahwa


Madrasah Ibtidaiyah merupakan lembaga pendidikan Islam yang ada saat ini. Oleh sebab
itu, melalui Madrasah ini setiap peserta didik memiliki kesempatan lebih baik untuk
mengenal Islam. Membentuk karakter anak sesuai tuntunan Al-Quran dan Hadis.
Keunggulan selanjutnya dapat membentuk karakter anak sesuai dengan tuntunan Al-
Quran dan Hadis. Harapannya anak yang telah lulus dari bangku MI ini dapat menjadi
pribadi Muslim yang memiliki akhlak sesuai dengan jaran Islam.
Keunggulan yang ada di MIS Ibnu Halim yaitu dari Ekstrakurikuler diantaranya
yaitu, tahfiz, tilawah, drumband, tari dan nasyid. Dengan adanya kegiatan ini dapat
mengembangkan minat dan bakat yang ada dalam diri siswa.
Program Unggulan sekolah Adiwiyata yaitu salah satu program Kementerian
negara lingkungan hidup yang memiliki tujuan untuk mendorong terciptanya
pengetahuan serta juga kesadaran warga sekolah dalam pelestarian lingkungan hidup.

7
BAB IV
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk
kurikulum MIS Ibnu Halim organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan melalui
pendekatan terintegrasi (integrated curriculum). Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi
reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata
pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur Kurikulum MIS IBNU
HALIM Medan menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan
beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah juga
merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten
dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem
semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran
berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan
atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum
mengenai posisi belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan
seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum
terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban belajar.

8
Tabel 1
STRUKTUR KURIKULUM MIS IBNU HALIM
Alokasi Waktu Belajar

No Komponen Perminggu
I II III IV V VI

A. Mata Pelajaran (TEMA)

1. Pendidikan Agama Islam

A. Al- Quran Hadist 2 2 2 2 2 2

B. Akidah Akhlak 2 2 2 2 2 2

C. Fiqih 2 2 2 2 2 2

D. Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 5 5 6 4 4 4

3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

4. Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2

5. Matematika 5 6 6 6 6 6

6. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

7. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

B. MATA PELAJARAN (NON TEMA)

8. Seni Budaya dan Ketrampilan 3 3 3 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4

C. MUATAN LOKAL

10. Muatan Lokal : a. Bahasa Inggris - - 2 2 2 2

11. Baca Tulis Qur’an 1 1 1 1 1 1

Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 34 36 40 42 42 42

9
STRUKTUR JAM PEMBELAJARAN
MIS IBNU HALIM
TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021

Kelas dan Alokasi Waktu


No Hari
I II III IV V VI

1 Senin 5 6 7 7 7 7

2 Selasa 6 6 7 8 8 8

3 Rabu 6 6 7 8 8 8

4 Kamis 6 6 7 7 7 7

5 Jumat 5 5 6 6 6 6

6 Sabtu 6 6 6 6 6 6

JUMLAH 34 36 40 42 42 42

Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan
dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan
dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan
dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan
juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan
dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata
pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai
dengan usia perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA
dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam
berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua
mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.

10
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain
kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler MIS Ibnu Halim antara lain Pramuka (Wajib),
Drumband, Nasyid. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan
dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta
didik pada satuan pendidikan tersebut.

B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum 2013 MIS Ibnu Halim meliputi sejumlah mata pelajaran yang
kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan
Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan
pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar
tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri
termasuk ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai
dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas
kompetensi dasar dam kompensi inti.
1. Muatan Nasional
Muatan Nasional mencakup mata pelajaran dan alokasi waktu yang ditetapkan
oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) maupun
Keputusan Menteri Agama (KMA) atau peraturan lain yang belaku. Materi bahan ajar
berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai beban
belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran
ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan
pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas
dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi
yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran
wajib dan pilihan pada setiap satuan pendidikan.
11
a. Pendidikan Agama Islam
Tujuan :
 Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.
b. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi.
 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

c. Bahasa Indonesia
Tujuan
 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.

12
 Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
 Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah
budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006.

d. Matematika
Tujuan:
 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes,
akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
 Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh.
 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

13
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Matematika dapat
dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun
2006.

e. Ilmu Pengetahuan Alam


Tujuan:
 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memlihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

f. Ilmu Pengetahuan Sosial


Tujuan:
 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.

14
 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS dapat dilihat
pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

g. Seni Budaya dan Prakarya


Tujuan :
 Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat
lokal, regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni Budaya dan
prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 22 Tahun 2006.

h. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan


Tujuan :
 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
 Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang

15
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.

2. Muatan Lokal
Menurut Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia dengan nomor 0412/U/1987 tanggal 11 Juli 1987, yang dimaksud dengan
kurikulum muatan lokal ialah program pendidikan yang isi dan media penyampaiannya
dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan sosial dan lingkungan budaya serta
kebutuhan daerah dan wajib dipelajari oleh murid didaerah tersebut.
Muatan lokal adalah kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang
materinya tidak bisa dikelompokkan kedalam mata pelajaran yang ada. Adapun muatan
lokal yang terdapat di MIS Ibnu Halim yaitu :
a. Bahasa Inggris
Pembelajaran Bahasa Inggris pada tingkat SD/MI merupakan alat untuk
berkomunikasi secraa lisan dan tulis. Berkomunikasi adalah memahami dan
mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan. Adapun tujuan pembelajaran Bahasa Inggris adalah :
 Mempersiapkan anak secara kebahasaan secara mental dan budaya untuk
mempelajarai bahasa asing.
 Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis
utuk mencapai tingkat literasi functional.
 Memiliki kesadaran tentang hakekat dan pentingnya Bahasa Inggris untuk
meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global.
 Mengembangkan peserta didik tentang keterakitan antara bahasa dengan
budaya.
Kemampuan atau kompetensi Bahasa Inggris yang harus dimiliki siswa
sekolah tercantum dalam Permendiknas Nomor 3 Tahun 2006 yaitu tentang standar
kompetensi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.

16
b. Baca Tulis Qur’an (BTQ)
Baca Tulis Qur’an adalah pembelajaran muatan lokal yang mempelajari
tentang bagaimana cara membaca dan menulis Qur’an sesuai dengan kaidah yang
baik dan benar yang diterapkan pada siswa. Adapun tujuan baca tulis Qur’an adalah:
 Mengkaji dan membaca Al-Qur’an dengan bacaan yang benar sekaligus
memahami kata-kata dan kandungan makna-maknanya, serta
menyempurnakan cara membaca Al-Qur’an dnegan benar.
 Memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang makna ayat-ayat Al-
Quran dan bagaimana cara merenungkannya dengan baik.
 Menjelaskan kepada peserta didik tentang berbagai hal yang terkandung
dalam AL-Qur’an.
 Menjelaskan kepada peserta didik tentang hukum-hukum yang ada didalam
AL-Qur’an.
 Agar seorang peserta didik beriman dan penuh keteguhan terhadap segala hal
yang ada didalam AL-Qur’an.
 Menjadikan peserta didik senang dalam membaca AL-Qur’an dan memahami
nilai-nilai keagamaan yang terkandung didalamnya.
 Mengetahui bahwa Al-Qur’an adalah kitab suci Allah yang terbukti
kebenarannya.

3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh
guru.Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,bakat,dan minat
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan diri
difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,guru,atau tenaga kependidikan yang yang
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.Kegiatan pengembangan diri
dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial belajar,dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti
pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan Diri dilakukan dengan cara :
a. Identifikasi
 Daya dukung dan potensi

17
 Bakat dan minat siswa.
b. Pemetaan
 Jenis layanan pengembangan diri
 Petugas yang melayani
 Siswa yang dilayani
c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan
Program (Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang dikembangkan,
Materi Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran, Alokasi Waktu, Penilaian,
dan Sumber Belajar).
 Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
 Monitoring Pelaksanan
 Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
 Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis, valid,
transparan dan akuntable)
 Pelaporan : Umum dalam format raport dan Rinci dalam buku laporan
pengembangan diri.
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti :
a. Kegiatan Ektrakurikurer
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi
beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, terdiri atas:
1) Pramuka
2) Drum Band
3) Dokter Kecil
4) Seni Tari
5) Tahfiz
6) Nasyid

b. Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi,nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa
dan bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan melalui :
1) Pembiasaan Rutin

18
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di
sekolah.Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di MIS
Ibnu Halim adalah sebagai berikut:
 Sholat berjamaah
 Upacara bendera setiap hari senin dan sabtu
 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
 Pengajian setiap hari Jum’at dan menyimak bacaan surat pendek
dalam Al Qur’an.
 Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas.
 Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
 Membaca buku di perpustakaan yang belum atau sudah pulang
sekolah.
 Pemeriksaan kuku setiap hari Jumat oleh Dokter Kecil.
 Tadarus Al-quran Di kelas Setiap hari 15 menit target setiap tahun
seluruh kelas mengkhatamkan Al-Quran.
 Bersalam-salaman antara siswa dengan guru, Guru dengan guru dan
pegawai.
2) Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat
kelas maupun tingkat madrasah.
 Peringatan Hari Besar Islam
 Tadarus Al-Quran serta Buka Bersama pada bulan suci Ramadhan di
Madrasah.
 Bina Olimpiade MIPA / Try Out.
 Peringatan Hari Besar Nasional.
 Pekan Kreatifitas Seni dan Olahraga antar kelas dan sekolah.
 Khatam Qur’an /perpisahan kelas VI
 Moving Class

3) Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh
ruang.
 Membiasakan memberi salam
19
 Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
 Membiasakan antri
 Berdiskusi dengan baik dan benar
 Memberikan sumbangan bagi yang terkena musibah baik didalam
ataupun luar madrasah.
 Operasi Semut.

c. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain
kepada siswanya.
 Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
 Mentaati tatatertib yang berlaku di sekolah
 Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
 Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
 Memberi contoh penampilan sederhana
 Menanamkan budaya membaca
 Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
 Memuji hasil kerja siswa yang baik

d. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme


 Peringatan Hari Kemerdekaan RI setiap tanggal 17 Agustus
 Peringatan Hari Amal Bakti Kementrian Agama Republik Indonesia setiap
tanggal 03 Januari
 Peringatan Hari Pahlawan
 Peringatan Hari Guru Setiap tanggal 25 November
 Peringatan Hari Pendidikan Nasional
 Seminar Pendidikan
 Bedah Soal
4. Pengaturan Beban Belajar dan Beban Mengajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester. Beban belajar di MIS Ibnu Halim kelas I, II, dan III masing-masing

20
34, 36, 42 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 44 jam setiap minggu.
Jam belajar MIS Ibnu Halim adalah 35 menit. Kompetensi Dasar Madrasah Ibtidaiyah
dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar,
guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih
panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu
latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses
pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta
didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang
sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu
bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil
belajar.
Tabel 2 :
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan
MIS IBNU HALIM
Satu jam Jumlah jam Minggu
Waktu pembelajaran per
Kelas pembelajaran tatap pembelajaran Per Efektif per
tahun
muka/menit Minggu tahun ajaran
I 35 34 140 4760 jam pembelajaran
140 5040 jam pembelajaran
II 35 36

140 5600 jam pembelajaran


III 35 40

140 5880 jam pembelajaran


IV 35 42

140 5880 jam pembelajaran


V 35 42

140 5880 jam pembelajaran


VI 35 42

Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur


maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.

Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran Untuk tatap muka 60 %

21
Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi
untuk pemberian tugas hanya 56 menit per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah stara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua jam tatap muka.
Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis
pengembangan yang di pilih.

5. Penguatan Pendidikan Karakter


Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujiannasional, dan ujian sekolah/madrasah,

6. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian
hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal
ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah 75%. Sekolah harus menentukan
kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-
rata siswa serta kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan
pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan
peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial
intake siswa, dan saran prasarana. Adapun Standar Hasil Belajar/SKBM MIS Ibnu Halim
Tahun Pelajaran 2020/2021 adalah sebagai berikut :

Tabel 3 :
22
KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR MIS IBNU HALIM
TAHUN PELAJARAN 2020 / 2021

KKM
No KOMPONEN
I II III IV V VI

A. MATA PELAJARAN (TEMA)

1. Pendidikan Agama Islam

A. Al- Quran Hadist 60 62 63 65 70 75


62 63 65 70 75
B. Akidah Akhlak 60
62 63 65 70 75
C. Fiqih 60
63 65 70 75
D. Sejarah Kebudayaan Islam - -
60 62 63 65 70 75
2. Pendidikan Kewarganegaraan
60 62 63 65 70 75
3. Bahasa Indonesia
60 62 63 65 70 75
4. Bahasa Arab
60 62 63 65 70 75
5. Matematika
65 70 75
6. Ilmu Pengetahuan Alam - - -
65 70 75
7. Ilmu Pengetahuan Sosial - - -

B. MATA PELAJARAN (NON TEMA)


60 62 63 65 70 75
8. Seni Budaya dan Ketrampilan
60 62 63 65 70 75
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Kelompok C

10. Muatan Lokal : a. Bahasa Inggris - - 63 65 70 75

7. Kenaikan Kelas

23
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria kenaikan
kelas MIS Ibnu Halim sebagai berikut :
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Siswa sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua StandarKompetensi Dasar dan indikator.
1) Nilai rapor diambil dari nilai pengamatan, nilai harian, nilai tugas / PR, nilai tes
tengah semester dan nilai tes akhir semester dijumlahkan untuk mencari nilai rata-
rata setiap siswa dalam satu mata pelajaran yang sesuai dengan standar ketuntasan
belajar (SKB) MIS Ibnu Halim.
2) Memiliki rapor dikelasnya masing-masing.
3) Kehadiran siswa minimal 75%
4) Perilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.

b. Penentuan Kenaikan Kelas


1) Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat dewan
guru dengan mempertimbangkan SKB ,sikap / penilaian / budi pekerti / dan
kehadiran siswa yang bersangkutan.
2) Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan naik ke kelas.
3) Siswa yang tidak naik kelas harus mengulang dikelasnya.

8. Kelulusan Peserta Didik


Standar kelulusan MIS Ibnu Halim mengacu kepada . Undang- Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat mengamanatkan bahwa pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang - undang. Atas dasar amanat tersebut telah
diterbitkan Undang-Undan Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
sesuai dengan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional, bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sedangkan Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat daJam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
24
kepada Tuhan Yang Maha Esa. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil kualifkasi kemampuan lulusan yang
dituangkan dalam standar kompetensi lulusan.
Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan
bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang harus dipenuhinya
atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
a. Pengertian Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi LuIusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap pengetahuan dan keterampilan.
b. Tujuan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kampetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.
c. Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan
peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa
belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah
Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah.
d. Monitoring dan Evaluasi
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi
Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kunlculum yang
digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan
evaluasi seca_ra berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang
diperoleh dari monitoring dan evaluais yang digunakan sebagai bahan masukan
bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.
Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat (1),siswa dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan dasar setelah :
1) Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi Dasar
(KD)Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata pelajaran.
25
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribaduian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan.
3) Persentasi kehadiran minimal 75%, Lulus Ujian Nasional dan Lulus
UAMBN

9. Mutasi Peserta Didik


Mutasi adalah perpindahan tempat pendidikan dari suatu institusi sekolah ke satu
institusi pendidikan sejens lainnya yang ada di wilayah RI. Mutasi ini dapat dilakukan
peserta didik, oleh karena itu ia memang berhak untuk mendapatkan layanan pendidikan
sesuai dengan yang ia butuhkan dan ia minati. Ketika peserta didik memutuskan untuk
mutasi ke suatu sekolah maka ia harus memenuhi persyaratan yang dimiliki di sekolah
tersebut.
Adapun persyaratan yang dimiliki MIS Ibnu Halim ketika ingin menerima peserta
didik pindahan yaitu dengan melakukan 2 tes. Yang pertama tes lisan yaitu praktek
ibadah dan membaca Al-Qur’an. Yang kedua yaitu tes tertulis mengenai pembelajaran
Umum yaitu Matematia, Bahasa Indonesia, IPA dan pembelajaran Keagamaan yaitu
Aqidah Akhlah, Bahasa Arab dan Al-Qur’an Hadis.

10. Proses Pembelajaran


a. Kedudukan Tugas Dan Fungsi Kepala MIS Ibnu Halim
1) Menjabarkan visi kedalam misi target mutu.
2) Merumuskan tujuan dan target mutu yang akan di capai.
3) Menganalisis tantangan, peluang, kekuatan dan kelemahan madrasah.
4) Membuat rencana kerja stategis dan rencana kerja tahunan untuk pelaksanaan
peningkatan mutu.
5) Bertanggung jawab dalam membuat keputusan anggaran madrasah.
6) Melibatkan guru, komite madrasah dalam pengambilan keputusan penting
madrasah.
7) Berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua siswa dan
masyarakat.

26
8) Menjaga dan meningkatkan motivasu kerja pendidik dan tenaga kependidikan
dengan menggunakan system pemberian penghargaan atas prestasi dan sanksi
atas pelanggaran peraturan dan kode etik.
9) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi siswa.
10) Bertanggung jawab atas perencanaan partisipasif mengenai pelaksanaan
kurikulum.
11) Melaksanakan dan merumuskan program supervise, serta memanfaatkan hasil
supervise untuk meningkatkan kinerja madrasah.
12) Meningkatkan mutu pendidikan.
13) Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan sesuai
dengan kepercayaan yang diberikan.
14) Memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan dan pelaksanaan visi pembelajaran
yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas madrasah.
15) Membantu, membina dan mempertahankan lingkungan madrasah dan program
pembelajaran yang kondusif bagi prosess belajar siswa dan pertumbuhan
professional para guru dan tenaga pendidikan.
16) Menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya madrasah
untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efektif dan efisien.
17) Menjamin kerjasama dengan orang tua siswa dan masyarakat dan komite
madrasah dan menanggapi kepentingan dan kebutuhan komintas yang seragam,
dan memobilisasi sumber daya masyarakat.
18) Memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab.

b. Program Kerja Kepala MIS Ibnu Halim


I. Kegiatan Awal Tahun Pelajaran
a. Menyusun pembagian tugas guru setiap mata pelajaran
b. Menyusun tugas mengajar
c. Menyusun Kalender Pendidikan, Jadwal Pelajaran & Program Pengajaran
d. Menyusun kebutuhan buku pelajaran dan buku pegangan guru
e. Menyusun kelengkapan media pelajaran dan media pembelajaran
f. Menyiapkan data administrasi awal tahun
g. Mengadakan rapat dewan guru
II. Kegiatan Harian
a. . Memeriksa Daftar Hadir Baru, guru dan tenaga kependidikan
27
b. Mengatur dan memeriksa kegiatan 7 K di Madrasah
c. Memeriksa program pengajaran dan persiapan lainnya yang menunjang
prose belajar mengajar
d. Menyelesaikan surat-surat, angka kredit guru, menerima tamu dan
menyelenggarakan pekerjaan Kantor lainnya
e. Mengatasi hambatan-hambatan terhadap berlangsungnya proses belajar
mengajar
f. Mengatasi kasus yang terjadi
g. Memeriksa segala sesuatu menjelang proses belajar mengajar usai
h. Melaksanakan supervise kegiatan belajar mengajar

III. Kegiatan Mingguan


a. Melaksanakan Upacara Bendera pada hari Senin dan hari-hari Besar
b. Melaksanakan Senam Kesegaran Jasmani
c. Memeriksa agenda dan menyelesaikan surat-menyurat
d. Mengadakan rapat mingguan untuk menjadi bahan rencana kegiatan
mingguan
e. Memeriksa keuangan
f. Mengatur penyediaan keperluan perlengkapan Kantor/Madrasah

IV. Kegiatan Bulanan


a. Pada awal Bulan dilakukan kegiatan rutin antara lain :
1. Melaksanakan kegiatan penyelesaian kegiatan, setoran SPP, Gaji
Pegawai, Guru, Laporan Bulanan, Rencana Keperluan perlengkapan
Kantor/Madrasah dan Rencana Belanja Bulanan
2. Melaksanakan pemeriksaan umum terhadap antara lain :
 Buku Kelas dan Daftar Hadir Guru, Pegawai Tata Usaha
 Kumpulan bahan evaluasi berikut analisisnya
 Kumpulan Program Pengajaran
 Program perencanaan kurikulum
 Diagram Daya Serap Siswa
 Program perbaikan dan penghafalan
 Buku catatan pelaksanaan BK

28
3. Member petunjuk kepada guru-guru tentang siswa yang perlu
diperhatikan dan kasus yang perlu diketahui dalam rangka pembiaan
siswa.
b. Pada akhir Bulan dilakukan kegiatan :
 Penutupan buku
 Pertanggung jawaban keuangan
 Evaluasi terhadap persediaan dan penggunaan alat di Madrasah
 Mutasi siswa

V. Kegiatan Semester
a. Menyelenggarakan perbaikan alat-alat yang diperlukan di Madrasah
b. Menyelengarakan pengisian buku induk siswa
c. Menyelenggarakan persiapan pelaksanaan ulangan umum
semester.Menyelenggarakan evaluasi kegiatan BK, OSIS, UKS dan
Ekstrakulikuler
d. Menyelenggarakan kegiatan akhir semester
1. Daftar kelas
2. Kumpulan nilai (ledger)
3. Catatan tentang siswa yang perlu mendapatkan perhatian khusus
4. Pengisisan buku nilai semester
5. Pembagian buku laporan penilaian hasil belajar
6. Pemanggilan orang tua siswa sejauh diperlukan untuk berkonsultasi

VI. Kegiatan Akhir Tahun Pelajaran


a. Menyelenggarakan perbaikan alat-alat masih diperlukan di Madrasah
b. Menyelenggarakan Ulangan Umum dan Ujian Akhir
c. Menyelenggarakan persiapan pelaksanaan ulangan umum semester
1. Persiapan daftar kumpulan nilai (ledger)
2. Penyiapan bahan-bahan untuk rapat guru
3. Pengisian buku laporan penilaian hasil belajar
4. Pemilihan program

29
d. Menyelenggarakan evaluasi pelaksanaan evaluasi pelaksanaan program
madrasah tahuan pelajaran yang bersangkutan dan menyusun program
untuk tahun yang akan datang
e. Menyelengarakan penyusunan rencana keuangan tahun yang akan datang
(RAPBS).
f. Menyelenggarakan penyusunan rencana perbaikan dan pemeliharaan
Madrasah dan alat bantu Pendidikan.
g. Menyelenggarakan pembuatan Laporan Akhir Tahun Pelajaran
h. Melaksanakan kegiatan penerimaan siswa baru yang meliputi :
1. Pembentukan Panitia penerimaan dan pendaftaran
2. Penyusunan syarat-syarat penerimaan dan pendaftaran
3. Penyiapan formulir dan pengumuman penerimaan siswa baru
4. Pengumuman siswa yang akan diterima dan daftar ulang

11. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/ madrasah.
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru harus memahami
secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru harus bertanya pada diri sendiri,
khususnya berkaitan dengan: (1) sikap, pengetahuan dan keterampilan apa yang akan
dinilai; (2) fokus penilaian akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap,
pengetahuan dan keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti
penalaran, memori, atau proses. Bentuk-Bentuk Penilaian Autentik Yang Di Kembangkan
a. Penilaian Sikap
1) Observasi
2) Penilaian Diri
3) Penilaian Antarteman
4) Jurnal Catatan Guru

30
b. Penilaian Pengetahuan
1) Tes Tulis
2) Tes Lisan
3) Penugasan
c. Penilaian Keterampilan
1) Penilaian Kinerja
2) Penilaian Proyek
3) Penilaian Portofolio

31
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta
didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun
kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah
mengacu kepada Standar isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik
sekolah/madrasah, kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah
daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender
pendidikan sebagai berikut :
a. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada bulan Juni
tahun berikutnya.
b. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
c. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal,
ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
d. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal. Hari lbur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya
keagamaan, Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
e. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir
tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus.
f. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran digunakan
untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.

32
g. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif
belajar dan waktu pembelajaran efektif.
h. Bagi madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara
khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran
efektif.
i. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota.
Kalender Pendidikan MIS Ibnu Halim disusun dengan berpedoman kepada kalender
Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan program madrasah.
Tabel 9
Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan Semester II

Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Juli 2020 5 - 26 31
Agustus 2020 5 8 23 31
September 2020 4 - 26 30
I Oktober 2020 4 4 23 31
November 2020 5 - 25 30
Desember 2020 4 10 17 31
Jumlah 27 22 140 184
Sm Hari
Bulan
t Minggu Libur Efektif Jumlah
Januari 2021 5 3 23 31
Februari 2021 4 1 23 28
Maret 2021 4 1 26 31
II
April 2021 4 1 25 30
Mei 2021 5 4 22 31
Juni 2021 4 9 17 30
Juli 2021 - - - -
Jumlah 30 19 136 181

33
BAB VI
PENUTUP

Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring
pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat
mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya
bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan
belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan
diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam
kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab,
dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih
luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada
akhirnya dapat membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan
pencerminan hidup suatu bangsa yang besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah. Pembentukan
budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui serangkaian kegiatan
perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada peserta didik, dan
penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah
melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (Kurikulum 2013),
seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan
penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan
analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang
lebih terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan
melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman
nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah.
Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai
yang dapat diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD)
dan Kompetensi Inti (KI) yang terdapat dalam standar isi (SI). Begitu pula melalui program
pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan,
pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini
perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama
34
sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya
diharapkan menghasil budaya sekolah.
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan
kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan karakter
bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan
karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak
pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan
pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta
didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.

35

Anda mungkin juga menyukai