05 Kimia
05 Kimia
1 Ringkasan Materi
Soal – Bahas
Kimia Dasar
Latihan Soal
Panduan SKL A
A Macam-Macam Teori Atom
KIMIA
651
Contoh Unsur dan Nomor atom: Unsur Simbol Nomor Atom
Unsur Simbol Nomor Atom Natrium Na 11
Hidrogen H 1 Magnesium Mg 12
Helium He 2 Aluminium Al 13
Litium Li 3 Silikon Si 14
Berilium Be 4 Fosforus P 15
Boron B 5 Sulfur S 16
Karbon C 6 Klorin Cl 17
Nitrogen N 7 Argon Ar 18
Oksigen O 8 Kalium K 19
Fluorin F 9 Kalsium Ca 20
Neon Ne 10
C Konfigurasi Elektron
Kita menggunakan istilah kulit-kulit atom Contoh Susunan Elektron Atom
sebagaimana teori Neils Bohr untuk tingkat- pada Tingkat Energi
tingkat energi. Dengan demikian, suatu atom Susunan
KIMIA
652
Konfigurasi elektron menggambarkan 2. Kaidah Hund
penyebaran atau susunan elektron dalam atom. “Orbital-orbital s, p, d, f diisi dengan tiap-
Pengisian elektron pada kulit-kulit atom memenuhi tiap satu elektron sampai semua terisi,
aturan-aturan sebagai berikut. kemudian elektron berikutnya diisikan
1. Prinsip Aufbau dengan arah spin yang berlawanan”.
“Pengisian elektron dimulai dari subkulit Orbital s dengan elektronnya:
yang memiliki tingkat energi rendah,
kemudian dilanjutkan pada subkulit yang
Orbital p dengan elektronnya:
memiliki tingkat energi tinggi dan seterusnya
sesuai dengan jumlah elektron yang ada”.
Urutan dari tingkat energi terendah ke Orbital d dengan elektronnya:
tingkat energi tinggi:
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10, 4p6, 5s2,…
3. Aturan Larangan Pauli
dst
“Tidak boleh ada elektron dalam satu atom
yang mempunyai nilai sama pada semua
bilangan kuantum”.
D Elektron Valensi
Elektron valensi ialah banyaknya elektron pada Contoh-contoh menentukan elektron valensi
kulit terluar. unsur sebagai berikut.
Jumlah Konfigurasi Elektron
Atom
ELektron Elektron Valensi
H 1 1s1 1
He 2 1s2 2
Ne 10 1s2 2s2 2p6 8
Na 11 1s2 2s1 2p6 3s1 1
Mn 25 1s2 2s1 2p6 3s2 2
3p6 4s2 3d10
E Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum menyatakan di mana letak 2. Bilangan Kuantum Azimuth (l)
dari suatu elektron dalam suatu atom, atau juga Bilangan kuantum azimuth (l) menyatakan
untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, subkulit. Nilai-nilai untuk bilangan kuantum
bentuk, serta orientasi) suatu orbital. Ada empat azimuth dikaitkan dengan nilai bilangan KIMIA
bilangan kuantum, yaitu: kuantum utamanya, yaitu semua bilangan
1. Bilangan Kuantum Utama (n) bulat dari 0 sampai (n – 1).
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan a. s → l = 0
tingkat energi utama atau kulit atom. b. p → l = 1
Bilangan kuantum utama mempunyai harga c. d → l = 2
mulai dari 1, 2, 3, dan seterusnya (bilangan d. f → l = 3
bulat positif) serta dinyatakan dengan 3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
lambang: Bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan
a. K → n = 1 orbital khusus yang ditempati elektron pada
b. L → n = 2 suatu subkulit. Bilangan kuantum magnetik
c. M → n = 3 juga menyatakan orientasi khusus dari orbital
d. dan seterusnya. itu dalam ruang relatif terhadap inti.
653
a. s: 4. Bilangan Kuantum Spin (s)
↑↓ Sambil beredar mengitari inti, elektron juga
berputar pada sumbunya. Gerak berputar
0
pada sumbu ini disebut rotasi. Hanya ada
b. p:
dua kemungkinan arah rotasi elektron, yaitu
↑↓ ↑↓ ↑↓ searah atau berlawanan arah jarum jam.
-1 0 +1 Kedua arah yang berbeda itu dinyatakan
c. d: dengan:
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
+2 -1 0 +1 +2 +1/2
d. f: ↓
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ -1/2
-3 +2 -1 0 +1 +2 +3 Dalam tiap orbital ditempati oleh dua
elektron yang saling berlawanan sehingga
menghasilkan medan magnet yang
berlawanan pula. Hal ini diperlukan untuk
mengimbangi gaya tolak-menolak listrik
yang ada.
KIMIA
654
MATERI Sistem Periodik Unsur
Panduan SKL A
A Pengelompokan Sistem Periodik Unsur
655
B Penentuan Letak Sistem Periodik Unsur
Sistem periodik unsur (panjang) merupakan sistem periodik Mendeleev versi modern (unsur-
unsur disusun berdasarkan urutan nomor atomnya).
1. Periode
Sistem periodik panjang terdiri atas 7 periode. Tiap periode dimulai dengan pengisian orbital
ns dan Belia diakhiri dengan np sampai terisi penuh.
Sistem Periodik Unsur
18 VIIIA
IA IIA 1 IIIA IVA IA VIA VIIA 20
1 2 H 13 14 15 16 17 Kr
3 4 31 32 33 34 35 20
2 Li Be Ga Ge As Se Br Kr
11 12 IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB IB IIB 31 32 33 34 35 20
3 Na Mg 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ga Ge As Se Br Kr
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 20
4 K Sc Ti C Cr Mn Fe Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
5 Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
55 56 La– 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
6 Cs Ba Lu* Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg TI Pb Bt Po At Rn
7 87 88 Ac– 104 105 106 107 108 109
Fr Ra Lr+ Unq Unp Unh Uns Uno Une
Deret Lantanida 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
La Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
Deret Aktinida Ac Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lr
transisi)
d. Blok f → Unsur lantanida dan aktanida IIIB (n – 1)d1 ns2
Penentuan golongan dapat dilakukan IVB (n – 1)d2 ns2
dengan menghitung jumlah elektron terluar VB (n – 1)d3 ns2
(elektron valensi).
VIB (n – 1)d5 ns1
Penentuan Golongan Utama
VIIB (n – 1)d5 ns2
Golongan Utama Elektron
VIII (n – 1)d6, 7, 8 ns2
IA ns 1
IB (n – 1)d10 ns1
IIA ns2
IIB (n – 1)d10 ns2
IIIA ns2 np1
656
C Sifat-sifat periodik Unsur
Secara umum, sifat-sifat periodik unsur yang (–)
diawali dengan huruf konsonan dalam periodik (Huruf Konsonan)
unsur dalam satu periode dari kanan ke kiri akan Jari-jari atom
makin besar dan dalam satu golongan dari bawah Reduktor
ke atas akan makin berkurang. Namun, jika sifat- Basa (Kecuali Gol.
sifat periodik unsur yang diawali dengan huruf VIIA) Logam
vokal dalam periodik, unsur dalam satu periode (+)
dari kiri ke kanan akan makin besar dan dalam
satu golongan dari atas ke bawah akan makin (+)
berkurang. (Huruf Vokal)
Afinitas Elektron
Energi Ionisasi
Kelektronegatifan
Oksidator
(–)
KIMIA
657
MATERI Ikatan Kimia
Panduan SKL Ikatan kimia ialah gaya tarik-menarik antara atom-atom sehingga
atom-atom tersebut tetap berada dalam keadaan bersama-sama
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- dan terkombinasi.
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai:
• jenis ikatan kimia (ikatan kovalen, ikatan
ionik, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan A Ikatan Ion
logam) suatu atau beberapa senyawa.
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan (logam) dengan atom yang menerima elektron (nonlogam). Atom
pemahaman mengenai:
• konfigurasi elektron beberapa unsur dengan yang melepas elektron menjadi ion positif, sedangkan atom yang
jenis ikatan yang terbentuk (ikatan kovalen,
ikatan ionik, ikatan kovalen koordinasi, menerima elektron menjadi ion negatif. Ikatan ion terjadi antara
dan ikatan logam) suatu atau beberapa
senyawa. atom golongan IA (kecuali H) dan IIA dengan golongan IVA atau
Penalaran ------------------------------------------------------
VIIA.
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• hubungan sifat fisika atau kimia senyawa
Contoh pembentukan molekul ionik MgCl2:
terhadap jenis ikatan kimia (ikatan kovalen,
ikatan ionik, ikatan kovalen koordinasi,
2,8,8
Transfer 1 elektron
dan ikatan logam) suatu atau beberapa Cl
senyawa.
Cl
Mg 2,8,7 Mg+
B Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terjadi antaratom unsur nonlogam. Terjadi akibat
dari pemakaian bersama kedua elektron dari dua unsur. Ikatan
kovalen terjadi antaratom golongan:
1. Atom H dengan unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA.
KIMIA
Br + Br Br Br
IKATAN KOVALEN
(Pemakaian elektron bersama)
658
Sifat-sifat ikatan kovalen: Makin besar harga momen dipol, makin
1. Titik didih dan titik leleh rendah. polar senyawa yang bersangkutan. Senyawa
2. Kovalen polar bersifat elektrolit (Terjadi nonpolar mempunyai momen dipol nol.
perbedaan sifat keelektronegatifan yang Momen dipol beberapa senyawa dapat
tinggi). dilihat di bawah ini:
3. Kovalen nonpolar bersifat nonelektrolit. Molekul Momen Dipol (D)
4. Kelarutan tergantung dengan jenis larutannya,
HF 1,91
polar atau nonpolar.
Menurut kepolarannya ikatan kovalen dibagi HC1 1,03
dua: HBr 0,78
1. Kovalen Polar HI 0,38
Pada molekul polar elektron-elektron tertarik
H2O 1,85
kuat di salah satu unsur pembentuknya.
Sehingga bentuk geometri dari senyawa NH3 1,49
kovalen polar tidaklah simetris, dan biasanya SO2 2,62
senyawa kovalen polar mempunyai Pasangan BF3 0
Elektron Bebas (PEB). CO2 0
Kepolaran suatu molekul dapat diketahui
dari harga momen dipolnya. Momen dipol 2. Kovalen Nonpolar
adalah hasil kali muatan dan jarak antara Pada molekul nonpolar elektron-elektron
kedua muatan tersebut yang dirumuskan tertarik sama kuat di salah satu unsur
sebagai berikut: pembentuknya. Maka, bentuk geometri dari
µ=q.d senyawa kovalen nonpolar adalah simetris,
µ = momen dipol (debye) dan biasanya senyawa kovalen nonpolar
q = muatan tidak mempunyai Pasangan Elektron Bebas
d = jarak (PEB).
Dapat dikatakan bahwa molekul diatomik
(molekul yang terdiri dari dua atom) yang
unsurnya sama bersifat nonpolar. Contoh
lainnya adalah molekul C12, N2, dan O2.
659
MATERI Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul
B Geometri Molekul
1. Teori Domian Elektron (VSEPR)
KIMIA
660
Langkah-langkah penggunaan teori VESPR: 2. Teori Hibridisasi
a. Menentukan elektron valensi masing- Hibridisasi ialah peleburan orbital-orbital
masing atom (EV). dari tingkat energi yang berbeda menjadi
b. Menjumlahkan elektron valensi atom orbital-orbital yang setingkat.
pusat (EV) dengan elektron-elektron Contoh: CH4
dari atom lain yang digunakan untuk Karbon mempunyai nomor atom 6 sehingga
ikatan. konfigurasi elektronnya: 1s2 2s2 2p2.
c. Menentukan banyaknya pasangan • Keadaan dasar
elektron (PE), dengan rumus:
EV + jumlah unsur berikatan-muatan
PE = 1s2 2s2 2p2
2
• Keadaan Eksitasi
d. Menentukan banyaknya pasangan
elektron terikat (PEI) dan pasangan
elektron bebas (PEB). 1s2 2s 2p
Contoh: • Keadaan Terhibridisasi
CH4 (6C dan 1H)
• Elektron Valensi (EV): 2s 2p
C=4 Maka, notasi hibridisasinya sp3
H=1 mempunyai bentuk Tetrehedron.
• Menjumlah EV. C (4 elektron)
dengan banyaknya elektron atom Rumus Bentuk Geometri
H (4 elektron) = 8 elektron Menurut Teori Hibridiasasi
• Pasangan elektron dalam Orbital Bentuk
8 Contoh
CH4 = = 4 Hibrida Molekul
2
• Menentukan PEI dan PEB sp Liner BeCl2
PEI = 4 pasang
PEB = 0 pasang Segitiga sama
Maka, notasi VSEPR → AX4 sp2 BF3
sisi
(tetrahedral)
Rumus Bentuk Geometri
Menurut Teori VSEPR
sp3 Tetrahedral CH4
Jumlah Jumlah Bentuk
Rumus Contoh
PEI PEB Molekul
2 0 AX2 Linier BeCl
KIMIA
3 0 AX3 Trigonal BF3 sp3d2 Oktahedral SF6
datar
2 1 AX2E Trigonal SO2
(Sumber: www.ilmukimia.org)
bentuk V
4 0 AX4 Tetrahedron CH4
3 2 AX3E Piramida NH3
Trigonal
2 0 AX2E2 Planar H2O
Bentuk V
5 1 AX5 Bipiramida PCl5
Trigonal
3 2 AX3E2 Bentuk T CF3
661
MATERI Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi
662
2. Ion Negatif Ion iodida I-
Nama Lambang Ion bromida Br-
Ion nitrida N3- Ion klorida Cl-
Ion sulfida S2- Ion fluorida F-
Ion oksida O2- Ion hidrida H2-
C Senyawa Poliatomik
1. Senyawa yang terdiri atas 3 atom atau Ion klorat ClO3-
lebih yang terikat bersama (mengandung
ion poliatomik). Ion perklorat ClO4-
2. Nama unsur logam/kation–Nama ion Ion kromat CrO42-
poliatom.
Ion dikromat Cr2O72-
Contoh:
• Na2SO4 Ion sianida CN-
Na+ ion unsur logam, SO42- ion poliatomik → Ion hidroksida OH-
Natrium sulfat
• NaClO Ion nitrit NO2-
Na+ ion unsur logam, ClO- ion poliatomik → Ion nitrat NO3-
Natrium hipoklorit
Ion fosfat PO43-
Beberapa Poliatomik
1. Ion Positif Ion sulfit SO32-
Nama Lambang Ion sulfat SO42-
Ion ammonium NH4+ Ion tiosulfat S2O32-
2. Ion Negatif Ion oksalat C2O42-
Nama Lambang
Ion karbonat CO32-
Ion hipoklorit ClO-
Ion asetat CH3COO-
Ion klorit ClO2-
D Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi merupakan penggambaran Keterangan:
suatu reaksi kimia yang terdiri atas rumus 1. Tanda panah menunjukkan arah reaksi, dari
kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai dengan reaktan menjadi produk.
KIMIA
koefisiennya masing-masing. Reaksi kimia 2. Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan
mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan) menjadi wujud atau keadaan zat yang bersangkutan,
zat baru (produk). Adapun beberapa aturan yang di mana:
ada dalam persamaan reaksi sebagai berikut. g = gas/gas
1. Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam l = liquid/cairan
reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di s = solid/padatan
antaranya berubah. aq = aqueous/larutan
2. Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan 3. Bilangan yang mendahului rumus kimia zat
terbentuk ikatan baru dalam produknya. disebut koefisien reaksi.
3. Atom-atom ditata ulang membentuk produk 4. Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan
reaksi. paling sederhana dari partikel zat yang terlibat
Contoh: dalam reaksi.
H2 + Cl2 → 2HCl
663
E Penyetaraan Reaksi
1. Cara Sederhana Contoh:
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan Langkah 1:
dengan 2 langkah: Persamaan reaksi yang belum setara.
a. Menuliskan rumus kimia zat pereaksi C8H18 + O2 → CO2 + H2O
dan produk, lengkap dengan keterangan Langkah 2:
wujudnya. Menetapkan koefisien C8H18 = 1, sedangkan
b. Penyetaraan, yaitu memberi koefisien koefisien yang lain ditulis dengan huruf.
yang sesuai sehingga jumlah atom tiap 1C8H18 + aO2 → bCO2 + cH2O
unsur sama pada kedua ruas.
Langkah 3:
Contoh:
Jumlah atom di ruas kiri dan kanan:
Langkah 1:
Cu(s) + HCl(l) → CuCl2 (aq) + H2 (g) Atom Ruas Kiri Ruas Kanan
(belum setara) C 8 B
H 18 2c
Langkah 2:
Cu(s) + HCl(l) → CuCl2 (aq) + H2 (g) O 2a 2b + c
(sudah setara) Langkah 4:
2. Cara Matematis Jumlah atom di ruas kiri = jumlah atom di
a. Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya ruas kanan. Dari langkah 3, diperoleh:
zat yang rumusnya paling kompleks = 1, b =8
sedangkan zat lain diberikan koefisien 2c = 18 → c = 9
sementara dengan huruf. 2a = (2b + c)
b. Setarakan terlebih dahulu unsur yang 2a = (2.8 + 9)
terkait langsung dengan zat yang diberi 2a = 25
koefisien 1 itu. 25
a =
c. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan 2
membantu jika atom O disetarakan Langkah 5:
paling akhir. Nilai-nilai a, b, dan c disubstitusikan ke
persamaan reaksi:
25
C8H18 + O2 → 8CO2 + 9H2 O
2
KIMIA
664
Pengetahuan & Pemahaman:: Aplikasi:: Penalaran
2 Ringkasan Materi
Soal – Bahas
Kimia Analisis
Latihan Soal
A Larutan Nonelektrolit
Larutan nonelektrolit ialah larutan yang zat terlarutnya tidak
terurai menjadi ion-ionnya sehingga tidak menghantarkan listrik.
Contoh: larutan gula, alkohol, urea, air.
Jika larutan diuji dengan alat uji elektrolit:
• Lampu alat uji elektrolit tidak menyala. KIMIA
• Tidak ada gelembung gas pada elektrode karbon alat uji
elektrolit.
B Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit ialah larutan yang menghantar arus listrik,
karena solutnya terurai menjadi ion-ionnya.
Jika larutan diuji dengan alat uji elektrolit
• Dapat menyalakan lampu.
• Dapat menimbulkan gelembung gas pada elektrode.
1
1. Larutan Elektrolit Kuat
Zat terlarutnya dapat terionkan secara
sempurna (α = 1). Contoh larutan elektrolit
kuat adalah larutan asam kuat (HCl, H2SO4),
basa kuat (KOH, NaOH,) dan larutan senyawa
garam netral (NaCl, K2CO3, dll).
2. Larutan Elektrolit Lemah
Zat terlarutnya hanya terurai sebagian (0 < α
< 1). Contoh larutan elektrolit lemah adalah
larutan dari asam lemah (HCN), (HCOOH),
dan basa lemah (NH4OH).
2
b. Basa Contoh:
NH3 + HCl → NH4+ + Cl- H F
Keterangan:
NH3 → basa H N B F
NH4+ → asam konjugasi
3. Lewis H F
Basa ialah senyawa yang cenderung untuk NH3 akan memberikan pasangan elektron
menyumbangkan sepasang elektron untuk bebas (PEB ) untuk berikatan kovalen
digunakan bersama-sama; asam cenderung koordinasi dengan BF3, sehingga NH3 sebagai
untuk menerima elektron. basa dan BF3 sebagai asam.
B Sifat-sifat Asam
Untuk mengetahui larutan tersebut merupakan 3. Dapat memerahkan kertas lakmus biru.
asam, ada beberapa ciri-ciri umum seperti 4. Larutan dalam air dapat mengantarkan
berikut ini. arus listrik.
1. Terasa masam. 5. pH < 7.
2. Bersifat korosif (menyebabkan korosi).
C Jenis Asam
1. Asam Kuat 2. Asam lemah
Asam kuat ialah asam yang jika dalam Suatu asam dapat dikatakan sebagai asam
larutannya akan melepaskan ion paling lemah, jika di dalam air, sebagian kecil
banyak (terionisasi sempurna) → senyawa molekul-molekulnya berubah menjadi ion
akan terpecah semuanya menjadi ion-ion H +.
penyusunnya.
D Contoh Asam
Contoh dari asam kuat: Contoh dari asam lemah:
1. Asam sulfat → H2SO4 1. Asam sianida → HCN
2. Asam klorida → HCl 2. Asam asetat → CH3COOH
3. Asam nitrat → HNO3 3. Asam phospat → H3PO4
4. Asam perklorat → HClO4 4. Asam sulfit → H2SO3
5. Asam Iodida → HI 5. Asal sulfida → H2S
KIMIA
E Sifat-sifat Basa
Untuk mengetahui larutan tersebut merupakan 3. Dapat membirukan kertas lakmus merah.
basa, ada beberapa ciri-ciri umum seperti berikut 4. Larutan dalam air dapat mengantarkan
ini. arus listrik.
1. Terasa pahit. 5. pH > 7.
2. Tidak bersifat korosif (tidak menyebabkan
korosi).
3
F Jenis Basa
1. Basa Kuat 2. Basa lemah
Basa kuat ialah basa yang jika dalam Suatu basa dapat dikatakan sebagai basa
larutannya akan melepaskan ion paling lemah, jika di dalam air, sebagian kecil
banyak (terionisasi sempurna) → senyawa molekul-molekulnya berubah menjadi ion
akan terpecah semuanya menjadi ion-ion H +.
penyusunnya.
G Contoh Basa
Contoh dari basa kuat: Contoh dari basa lemah:
1. Kalsium hidroksida → Ca(OH)2 1. Amonium Hidroksida → NH4OH
2. Natrium hidroksida → NaOH 2. Timbal (II) Hidroksida → Pb(OH)2
3. Kalium hidroksida → KOH 3. Seng (III) Hidoksida → Zn(OH)3
(Logam I A dan IIA jika membentuk hidroksida, (Logam selain logam I A dan IIA jika membentuk
maka bersifat basa kuat kecuali logam Be dan hidroksida, maka bersifat basa lemah).
Mg).
H pH Asam Basa
1. Asam Kuat Perhitungan pH larutan sebagai berikut:
H+ = a x Ma pH = - log H+
I Indikator Asam-Basa
Untuk mengetahui berapa pH suatu larutan Salah satu indikator yang umum digunakan
diperlukan indikator universal atau pH meter. dalam pengujian larutan asam dan basa adalah
Ada juga cara lain, yaitu dengan menguji larutan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari dua
terebut dengan beberapa larutan tersebut dengan warna yaitu lakmus biru dan lakmus merah.
KIMIA
beberapa indikator yang telah diketahui trayek Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus
pH nya. biru akan berubah menjadi merah, sedangkan
Contoh: kertas lakmus merah tidak akan berubah warna.
Perubahan Jika suatu larutan bersifat basa, maka kertas
Indikator Trayek pH lakmus biru tidak akan berubah warna (tetap
Warna
biru), sedangkan kertas lakmus merah akan
Bromtimol Biru Kuning – Biru 6,0 – 7,6
berubah warna menjadi biru. Namun, jika tidak
Fenolftalein Tak berwarna 8,3 – 10,0 terjadi perubahan warna kertas lakmus, maka
– Merah larutan tersebut bersifat netral.
Lakmus Merah – biru 5,5 – 8,0
4
MATERI Titrasi Asam-Basa
Panduan SKL Titrasi ialah penentuan kadar suatu zat atau lebih dalam
campuran atau larutan dengan menambahkan bahan penguji yang
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- dapat bereaksi dengan zat (zat-zat) tersebut dari dalam buret. Titrasi
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: dihentikan jika sudah terjadi perubahan warna atau titik ekuivalen,
• kurva titrasi asam-basa berdasarkan data
titrasi asam-basa. yaitu saat yang menunjukkan bahwa jumlah mol ekuivalen pereaksi-
Aplikasi --------------------------------------------------------- pereaksinya sama. Jika dilakukan tritasi asam basa sehingga terjadi
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai:
reaksi penetralan dan sudah mencapai titik equivalen, maka:
• menentukan konsentrasi asam atau basa
berdasarkan data hasil titrasi asam-basa.
mol asam=mol basa
Penalaran ------------------------------------------------------
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal: mol H+ = mol OH-
• menentukan konsentrasi asam atau basa
berdasarkan grafik titrasi asam-basa. a.Masam.Vbasa = b.Mbasa.Vbasa
Di mana:
a → koefisien H+ M → konsentrasi
b → koefisien OH- V → volume
Titrasi dihentikan jika sudah terjadi perubahan warna atau titik
ekuivalen, yaitu saat yang menunjukkan bahwa jumlah ekuivalen
pereaksi-pereaksinya sama.
1. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
pH14
0
25
Volume penambahan asam (cm3)
2. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat
pH14
7 KIMIA
0
25
Volume penambahan asam (cm3)
3. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah
pH14
0
25
Volume penambahan asam (cm3)
5
MATERI Larutan Penyangga
6
C Manfaat Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dalam cairan tubuh manusia, yakni cairan Sistem larutan penyangga dalam rongga mulut
intra sel dan ekstra sel, cairan tersebut adalah adalah air ludah yang dapat mempertahankan
H2PO4- dan HPO42-. Larutan penyangga ini berfungsi pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung
untuk mempertahankan harga pH dalam tubuh larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir
manusia, yakni sekitar 7,4. asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa
Sistem larutan penyangga asam benzoat makanan.
dengan natrium benzoat menjaga pH makanan Pada aspirin (obat sakit kepala) ditambahkan
olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam karena
atau teroksidasi. adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan
Larutan penyangga sitrat sangat baik digunakan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini
dalam larutan penyangga untuk mengendalikan mengakibakan pembentukan hormon untuk
pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan merangsang penggumpalan darah.
banyak ion logam membentuk garam sitrat.
Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam
dengan pengkelatan sehingga digunakan sebagai
pengawet dan penghilang kesadahan air.
Panduan SKL Hidrolisis garam ialah reaksi antara air dan ion-ion yang berasal
dari asam lemah atau basa lemah suatu garam. Maka, garam tersebut
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- akan terurai oleh air dan akan menghasilkan asam dan basanya
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: kembali.
• menentukan sifat garam (asam, basa, dan
netral).
A Hidrolisis Parsial (Sebagian)
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan Jika dalam garam tersebut terdapat dua penyusun asam dan
pemahaman mengenai:
• menentukan harga pH larutan garam
basa, maka hanya salah satu saja yang mengalami hidrolosis sehingga
hidrolisis. disebut dengan hidrolisis sebagian. Yang hanya mampu mengalami
Penalaran ------------------------------------------------------ hidrolisis adalah spesi asam konjugasi atau basa konjugasi dari basa
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• menentukan jenis garam berdasarkan jenis lemah atau asam lemah.
penyusunnya.
1. Hidrolisis Parsial Asam
Hidrolisis kation atau asam konjugasi menghasilkan ion H+,
KIMIA
sehingga larutannya bersifat asam. Hal ini dapat terjadi karena
garam tersusun dari basa lemah dengan asam kuat.
Contoh:
Hidrolisis garam NH4Cl
NH4+ + H2O → NH4OH + H+
2. Hidrolisis Parsial Basa
Hidrolisis anion atau basa konjugasi menghasilkan ion OH-,
sehingga larutannya bersifat basa. Hal ini dapat terjadi karena
garam tersusun dari asam lemah dengan basa kuat.
Contoh:
Hidrolisis garam CH3COONa
CH3COO- + H2O → CH3COOH + OH-
7
B Hidrolisis Total
Hidrolisis total hal ini berarti garam tersebut
tersusun dari dua spesi yang mampu mengalami
hidrolisis. Garam ini tersusun dari spesi asam
konjugasi dan basa konjugasi yang berasal dari
basa lemah dan asam lemah.
Contoh:
• NH4CN
• CH3COONH4
• Al2(CO3)3
8
MATERI Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan
9
AxBy → xAy+ + xAx+
dan diketahui masing-masing konsentrasi dari ion-ion tersebut, maka:
[Ay+]x [Bx-]y < Ksp → tidak terbentuk endapan
[Ay+]x [Bx-]y = Ksp → tepat jenuh
[Ay+]x [Bx-]y > Ksp → terbentuk endapan
KIMIA
10
Pengetahuan & Pemahaman:: Aplikasi:: Penalaran
3 Ringkasan Materi
Soal – Bahas
Kimia Fisik
Latihan Soal
MATERI Termokimia
kalor
Eksoterm
Di mana, untuk menghitung perubahan entalpi reaksi
eksoterm:
∆H = Hproduk – Hreaktan = negatif (<0)
Reaksi eksoterm dapat diamati dengan naiknya suhu sistem,
atau dilepaskannya energi selama reaksi berlangsung (agar
reaksi berlangsung zat harus dipanaskan terus sampai seluruh
reaktan berubah menjadi zat hasil).
1
B Penentuan Kalor Reaksi
1. Kalorimeter b.
2C + 2 O2
Kalorimeter bom ialah kalorimeter biasa
∆H ∆H1 ∆H2
yang dilengkapi dengan tungku elektrode
listrik untuk proses pembakaran. Proses 2CO + O2
dalam kalorimeter adalah proses adiabatik. ∆H3
Artinya, tidak ada energi yang lepas atau 2CO2
masuk dari luar. Karena pengukuran ∆H
selalu dilakukan pada tekanan tetap, maka Berdasarkan Hukum Hess, maka harga
reaksi yang berlangsung dalam kalorimeter ∆H1 = ∆H2 + ∆H3
tidak boleh memengaruhi tekanan gas 3. Berdasarkan Data ∆Hf
dalam ruang kalorimeter. Harga ∆H reaksi dapat dihitung dengan
Q = m.c.∆T menggunakan data perubahan entalpi
Keterangan: standar pembentukan standar (∆Hf°).
Q = kalor reaksi (joule) Rumus:
m = massa zat pereaksi (gram) ∆Hreaksi = ∑∆Hf produk – ∑∆Hf produk
c = kalor jenis zat (J/g.K)
∆T = perubahan suhu (K) 4. Berdasarkan Data Energi Ikatan (EI)
Dan untuk menentukan harga entalpi Energi ikatan ialah energi yang diperlukan
reaksi (∆H): untuk memutuskan ikatan kimia dalam
Q 1 mol suatu senyawa berwujud gas pada
∆H = - keadaan standar menjadi atom-atom
mol
Hukum Hess gasnya.
“Perubahan entalpi standar suatu reaksi Penentuan energi ikatan dilakukan dengan
kimia hanya ditentukan oleh keadaan awal cara menguraikan molekul senyawa dalam
dan akhir reaksi, tidak tergantung dari fase gas menjadi atom-atomnya, mengukur
jalan untuk mencapai keadaan akhir.” berapa kalor yang diperlukan untuk
Contoh: pemutusan ikatan tersebut pada keadaan
a. Diketahui diagram Hess reaksi A C standar (25 °C, 1 atm).
Rumus:
∆Hr ∆Hreaksi = ∑EI Reaktan – ∑EI Produk
A B
∆H1 ∆H2
∆H3
X Y
∆Hr = ∆H1 + ∆H2 + ∆H3
KIMIA
C Kalor Reaksi
1. Perubahan Entalpi Standar Pembentukan 2. Perubahan Entalpi Standar Penguraian
(∆Hf°) (∆Hd°)
Perubahan entalpi standar pembentukan Perubahan entalpi standar penguraian
ialah perubahan entalpi standar pada ialah perubahan entalpi standar pada
pembentukan 1 mol senyawa dari unsur- penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-
unsurnya. unsurnya.
2
3. Perubahan Entalpi Standar Pembakaran 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh
(∆Hc°) asam. Perubahan entalpi standar netralisasi
Perubahan entalpi standar pembakaran dinyatakan dengan notasi ∆Hn.
ialah perubahan entalpi standar pada 5. Perubahan Entalpi Standar Pencairan
pembakaran sempurna 1 mol zat. (∆Hl°)
Perubahan entalpi standar pembakaran Perubahan entalpi standar pencairan ialah
dinyatakan dengan lambang ∆Hc°. perubahan entalpi standar reaksi pada
4. Perubahan Entalpi Standar Netralisasi pencairan 1 mol zat dalam fase padat
Perubahan entalpi standar netralisasi ialah menjadi zat dalam fase cair pada titik
perubahan entalpi standar pada penetralan leburnya.
KIMIA
3
MATERI Laju Reaksi dan Teori Tumbukan
V1
(A)
Grafik Orde Reaksi Nol
b. Orde Reaksi Satu
Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi.
Jika konsentrasi pereaksi naik 1 M, maka laju reaksi akan
naik satu kali lebih cepat dari semula.
4
Maka, langkah:
a. Menentukan orde reaksi A dengan
Vt membandingkan data laju reaksi untuk
konsentrasi B yang sama:
v1 k [A ]1 k [B]1
x y
=
(A) v2 k [A ]x k [B]y
2 2
Grafik Orde Reaksi Satu b. Menentukan pangkat reaksi B dengan
c. Orde Reaksi Dua membandingkan data laju reaksi untuk
Jika konsentrasi pereaksi naik 1 M, maka konsentrasi A tetap:
laju reaksi akan naik dua kali lebih cepat
v1 k [A ]1 k [B]1
x y
dari semula. =
v 3 k [A ]x k [B]y
3 3
C Teori Tumbukan
Reaksi kimia terjadi sebagai akibat tumbukan 2. Kemungkinan suatu tumbukan tertentu
antara molekul-molekul. Jumlah tumbukan antara untuk menghasilkan reaksi kimia tergantung
molekul-molekul per satuan waktu disebut dari orientasi molekul (posisi) yang
frekuensi tumbukan. bertumbukan.
Dengan demikian, makin sering terjadi Besar frekuensi tumbukan ini dipengaruhi
tumbukan di antara molekul-molekul tersebut. Hal oleh berbagai faktor antara lain:
itu berarti hanya sebagian dari tumbukan molekul 1. Luas permukaan KIMIA
yang menghasilkan reaksi, atau dapat dikatakan Makin besar luas permukaan maka laju reaksi
bahwa tidak semua tumbukan menghasilkan makin cepat.
produk. Keadaan itu didasarkan pada dua faktor Luas permukaan fasa reaktan gas > reaktan
berikut ini. larutan > reaktan bubuk atau serbuk > reaktan
1. Hanya molekul-molekul yang lebih energik balok atau granula.
yang akan menghasilkan reaksi sebagai hasil 2. Konsentrasi
tumbukan. Hal ini berkaitan dengan energi Makin besar konsentrasi maka laju reaksi
aktivasi. Energi aktivasi (Ea) adalah energi makin cepat. Hal ini dikarenakan makin tinggi
minimum yang harus dimiliki molekul untuk konsentrasi maka kemungkinan terjadinya
dapat bereaksi. Makin tinggi Ea maka makin tumbukan antarpartikel di dalamnya lebih
sulit pula zat tersebut menghasilkan reaksi besar.
atau produk.
5
3. Suhu 1 1 1 T2 −T T1
Makin tinggi suhu maka laju reaksi akan = ( )
t2 t1 A
makin cepat. Hal ini dikarenakan kenaikkan
t2 < t1
suhu akan memperbesar energi kinetik
molekul pereaksi. Di mana:
a. Rumus hubungan suhu (T) dengan laju v2 = waktu ketika suhu T2
reaksi (v) → makin tinggi suhu maka v2 = waktu ketika suhu T1
makin cepat laju reaksinya. T2 = suhu akhir
T2 − T1
v2 = v1 (A) T T1 = suhu awal
v 2 > v1
A = kenaikan laju reaksi tiap
kenaikan suhu sebesar T
Di mana:
T = kenaikan suhu
v2 = laju reaksi ketika suhu T2
4. Katalis
v2 = laju reaksi ketika suhu T1 Katalis adalah zat yang dapat menurunkan
T2 = suhu akhir energi aktivasi dengan cara mengubah
T1 = suhu awal jalannya reaksi sehingga reaksi lebih cepat.
A = kenaikan laju reaksi tiap Secara mikroskopis, katalis ikut bereaksi
kenaikan suhu sebesar T tetapi secara makroskopis seakan tidak
T = kenaikan suhu ikut bereaksi karena setelah reaksi katalis
b. Rumus hubungan suhu (T) dengan ditemukan kembali.
laju waktu (t) → makin tinggi suhu
maka makin cepat pula waktu yang
diperlukan:
KIMIA
6
MATERI Kesetimbangan Kimia
Kc =
[P ] [P ]
C
p
D
q
[P ] [P ]
m n
A B mol A
PA = xP
Jumlah tekanan parsial tiap-tiap gas adalah sama dengan
mol gas total
total
P total.
Ptotal = PA + PB + PC + Pmol B
PB = D xPtotal
Tekanan parsial masing-masing dapatmol gas total
dicari dengan rumus:
mol A mol C
PA = xPtotal PC = xPtotal
mol gas total mol gas total
mol B mol D
PB = xPtotal PD = xPtotal
mol gas total mol gas total
* semua mol C
PC =mol yang dipakai
xPtotaladalah mol gas yang berada pada
mol gas total
kesetimbangan.
mol D KIMIA
PD = xPtotal
B Hubungan Kc dan Kp
mol gas total
Kp = Kc (RT)∆n
Di mana:
Kp = tetapan kesetimbangan tekanan gas
Kc = tetapan kesetimbangan larutan
Δn = selisih jumlah koefisien gas kanan dan jumlah koefisien gas kiri
R = tetapan gas = 0,082 L atm mol-1 K-1
T = suhu (K = °C + 273)
* Harga Kp = Kc akan sama jika haga ∆n = 0
7
C Derajat Disosiasi
Disosiasi ialah penguraian suatu zat menjadi mol zat yang terurai / terdisosiasi
beberapa zat lain yang lebih sederhana. Derajat α=
mol zat mula − mula
disosiasi ialah perbandingan antara jumlah mol
yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.
8
MATERI Koloid
Panduan SKL Sistem koloid ialah campuran antara campuran homogen dan
campuran heterogen. Diameter partikel koloid lebih besar daripada
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- partikel larutan sejati, tetapi lebih kecil daripada partikel suspensi
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: kasar.
• jenis-jenis koloid dengan penerapannya
serta pembuatan berbagai sistem koloid
dan peran koloid dalam kehidupan sehari-
hari. A Penggolongan Koloid
Penalaran ------------------------------------------------------ Koloid tersusun dari fasa terdispersi dengan medium pendispersi
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• sifat koloid bersadarkan suatu data sehingga dapat digolongkan sebagai berikut:
pengamatan.
Fase Medium Nama
No. Contoh
Terdispersi Pendispersi Koloid
Sol baja, permata,
1. Padat
Padat perunggu
pati dalam air, air
2. Padat Cair Sol
lumpur
Aerosol Asap, debu di udara
3. Gas
Padat
4. Padat Gel lateks, lem semir padat
5. Cair Emulsi es krim, mayones
Cair
Aerosol awan, obat semprot,
6. Gas
Cair hair spray
Busa lava, biscuit
7. Padat
Gas Padat
8. Cair Busa Ombak, krim kocok
B Sifat-sifat koloid
1. Efek Tyndall
Merupakan gejala penghamburan cahaya yang dijatuhkan
oleh seberkas cahaya yang dijatuhkan pada sistem koloid.
Contoh: Sinar lampu mobil ketika malam hari.
2. Gerak Brown KIMIA
9
4. Adsorpsi Contoh:
Daya adsorpsi partikel koloid Iebih besar a. Pendidihan Santan
dibanding daya adsorpsi partikel larutan b. Terjadinya delta di sungai
sejati. Hal ini disebabkan permukaan partikel c. Pengolahan karet dari bahan mentah
koloid lebih luas dibanding partikel larutan d. Penggumpalan debu atau asap pada
sejati. pabrik
Contoh: 6. Koloid Pelindung
a. Industri gula, untuk pemutihan gula. Ada koloid yang bersifat melindungi koloid
b. l n d u s t r i t e k s t i l , u n t u k p r o s e s lain supaya tidak mengalami koagulasi.
pewarnaan. Koloid pelindung ini membentuk lapisan di
c. Pe r u s a h a a n a i r m i n u m , u n t u k sekeliling partikel koloid yang lain sehingga
menjernihkan air. melindungi muatan koloid tersebut.
5. Koagulasi Contoh: Tinta dan cat perlu diberi koloid
Partikel-partikel koloid dapat mengalami pelindung.
penggumpalan atau koagulasi. Ada dua cara 7. Dialisis
mengkoagulasikan sistem koloid, yaitu cara Dialisis adalah suatu cara pemurnian
mekanik dan cara kimia. Cara mekanik dapat sistem koloid dari ion-ion pengganggu yang
dilakukan dengan pemanasan, pendinginan, menggunakan selaput semipermeabel.
atau pengadukan. Cara kimia dilakukan Contoh: Proses cuci darah.
dengan penambahan zat-zat kimia, misalnya
zat elektrolit.
C Pembuatan Koloid
1. Cara Kondensasi. d. Penggantian Pelarut
Dengan cara ini, partikel larutan sejati Contoh: Pembuatan gel kalsium asetat
(molekul atau ion) bergabung membentuk dengan cara kalsium asetat yang sukar
partikel koloid. Pembuatan koloid dengan larut dalam alkohol, tetapi mudah larut
cara ini dapat dilakukan dengan dua cara, dalam air. Oleh karena itu, gel kalsium
yaitu cara kimia dan fisika. asetat dibuat dengan cara melarutkan
a. Reaksi Hidrolisis kalsium asetat dalam air sehingga
Reaksi hidrolisis adalah reaksi yang membentuk larutan jenuh dan akhirnya
terjadi antara garam dengan air. membentuk gel.
Contoh: reaksi pembentukan sol 2. Cara Dispersi.
Fe(OH)3 Partikel koloid diperoleh dengan cara
b. Reaksi Substitusi memperkecil ukuran partikel dari suspensi
KIMIA
Reaksi substitusi terjadi antara dua kasar menjadi partikel berukuran koloid.
senyawa dengan saling tukar menukar a. Cara Mekanik.
pasangan. Pembuatan koloid secara mekanik
Contoh: Pembuatan sol AgCl, Pembuatan dilakukan dengan cara menggerus/
sol belerang, pembuatan sol As2S3. menghaluskan partikel-partikel kasar
c. Reaksi Redoks menjadi partikel-partikel halus.
Reaksi redoks adalah reaksi yang Selanjutnya, didispersikan ke dalam
melibatkan perubahan bilangan medium pendispersi.
oksidasi. Contoh: Sol belerang dapat dibuat
Contoh: Pembuatan sol emas. dengan cara menggerus serbuk belerang
bersama-sama dengan zat inert ( misalnya
gula pasir ) kemudian mencampur serbuk
halus tersebut dengan air.
10
b. Cara Peptisasi c. Cara Busur Bredig
Cara peptisasi adalah cara pembuatan Cara ini digunakan untuk membuat sol-
koloid dari butir-butir kasar atau dari sol logam. Logam yang akan dijadikan
suatu endapan dengan bantuan suatu koloid digunakan sebagai elektrode yang
zat pemecah. Zat pemeptisasi akan dicelupkan ke dalam medium pendispersi.
memecahkan butir-butir kasar menjadi Kemudian dialiri arus listrik yang cukup
butir-butir koloid. kuat sehingga terjadi loncatan bunga api
Contoh: listrik. Suhu tinggi akibat adanya loncatan
1) Agar-agar dipeptisasi oleh air bunga api listrik mengakibatkan atom-
2) Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S atom logam akan terlempar ke dalam
3) Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh medium air, lalu atom-atom tersebut
AlCl3. akan mengalami kondensasi sehingga
membentuk suatu koloid logam.
KIMIA
11
MATERI Sifat Koligatif Larutan
larutan tersebut.
a. Kenaikan Titik Didih
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan
titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Selain itu, adanya zat terlarut akan menghalangi larutan
tersebut untuk mendidih, sehingga titik didih larutan lebih
besar daripada titik didih pelarutnya
b. Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis ialah tekanan yang diberikan pada
larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-
molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi
permeabel.
12
1) Hipotonis 3) Hipertonis
Hipotonis: jika larutan yang Hipertonis jika larutan yang
mempunyai tekanan osmosis lebih mempunyai tekanan lebih tinggi
rendah dari yang lain. dari yang lain.
2) Isotonis
Isotonis: larutan yang mempunyai
tekanan osmosis sama disebut
dengan yang lain.
13
MATERI Reaksi Redoks
bilok:
1. Unsur bebas (H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilangan
oksidasi = 0.
2. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali
dalam senyawa hidrida, bilangan oksidasi H = -1.
Contoh:
a. Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1.
b. Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah -1.
3. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = -2, kecuali
dalam senyawa peroksida, bilangan oksidasi O = -1
Contoh:
14
a. Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, Contoh:
dan Na2O adalah -2. Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah
b. Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 +2.
adalah -1. 7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur
4. Unsur F selalu mempunyai bilangan dalam senyawa = 0.
oksidasi = -1. Contoh:
5. Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi Dalam senyawa H2CO3 berlaku:
selalu bertanda positif. 2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O = 0
Contoh: 8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur
a. Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dalam ion poliatom = muatan ion.
dan Cs) bilangan oksidasinya = +1. Contoh:
b. Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Dalam ion NH4+ berlaku 1 biloks N = + 4
Sr, dan Ba) bilangan oksidasinya = +2. biloks H = +1.
6. Bilangan oksidasi ion tunggal =
muatannya.
D Penyetaraan Reaksi Redoks
1. Cara Perubahan Bilangan Oksidasi 2. Cara Setengah Reaksi
Cara perubahan bilangan oksidasi, yaitu Cara setengah reaksi, yaitu dengan
dengan cara melihat perubahan bilangan melihat elektron yang diterima atau
oksidasinya. dilepaskan. Penyetaraan dilakukan dengan
a. Menyetarakan unsur yang mengalami menyamakan jumlah elektronnya.
perubahan biloks. a. Menuliskan setengah reaksi (reaksi
b. Menentukan biloks masing-masing unsur oksidasi dan reaksi reduksi).
yang mengalami perubahan biloks. b. Menyetarakan unsur yang mengalami
c. Menentukan perubahan biloks. perubahan biloks.
d. Menyamakan kedua perubahan biloks c. Menambahkan satu molekul H 2 O
(menghitung KPK). pada:
e. Menentukan jumlah muatan di ruas kiri 1) Suasana asam: pada yang kekurangan
dan di ruas kanan. atom O.
f. Menyetarakan muatan dengan cara: 2) Suasana basa: pada yang kelebihan
1) Jika muatan di sebelah kiri lebih atom O.
negatif, maka ditambahkan ion H+. d. Menyetarakan atom hidrogen dengan
Ini berarti reaksi dengan suasana cara:
asam. 1) Suasana asam: dengan menambahkan
2) Jika muatan di sebelah kiri lebih ion H+. KIMIA
positif, maka ditambahkan ion OH–. 2) Suasana basa: dengan menambahkan
Ini berarti reaksi dengan suasana ion OH–.
basa. e. M e nye ta ra ka n m u a ta n d e n ga n
g. Menyetarakan hidrogen dengan menambahkan elektron.
menambahkan H2O. f. Menyamakan jumlah elektron yang
diterima dengan yang dilepaskan,
kemudian jumlahkan.
15
MATERI Sel Volta
Panduan SKL Sel volta Pertama kali oleh Luigi Galvani (1780) dan diteruskan
oleh Alessandro Volta (1800), mereka telah menemukan terbentuknya
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- arus listrik dari reaksi kimia.
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai:
• konsep reaksi redoks dan deret kereaktifan
logam dalam sistem elektrokimia (sel volta/ A Notasi Sel
galvani dan sel elektrolisis) bisa dalam
konteks kehidupan seharihari.
Oksidasi || Reduksi
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
A|Ax+ ||By+ |B
pemahaman mengenai :
• penentuan harga potensial standar sel.
B Menentukan potensial sel
Eosel = Eo reduksi – Eo oksidasi
Jika nilai potensial sel potensial positif, maka reaksi berlangsung
secara spontan dan sebaliknya.
C Deret Volta
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg
Ag Pt Au
Jembatan Keledai:
(Li, Ku Bayangkan Cantiknya Nama Margareta Alias Menuk Zing
Crewet Feri Cerdas Cowok Ningrat Sneng Pembantu ba [H] enol,
Cucur Hangus Agak Pait Auu)
Keterangan:
a. Makin kekanan makin mudah mengalami reduksi
b. Makin kekanan makin besar harga potensialnya.
KIMIA
16
MATERI Sel Elektrolisis
Panduan SKL Elektrolisis ialah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus
listrik searah. Dalam sel elektrolisis energi listrik dapat menghasilkan
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- reaksi kimia.
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai:
• faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya
korosi dan pencegahannya. A Elektrolisis Lelehan
• reaksi yang terjadi di anode dan di katode.
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Proses penggunaan arus listrik untuk menghasilkan reaksi kimia
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai:
disebut sel elektrolisis. Arus listrik ini bisa berasal dari sel volta.
• Hukum Faraday dalam sel elektrokimia. Sel bentuk elektrolisis lelehan hanya berlaku untuk senyawa ionik
Penalaran ------------------------------------------------------ dengan tidak ada zat pelarut (tidak ada H2O). Hanya ada kation dan
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• proses korosi yang paling lamabat atau yang anion.
paling cepat dalam suatu eksperimen.
Katode: Kation langsung direduksi
X+ + e → X
Anode: Anion langsung dioksidasi
Y- → Y + e
Kation golongan utama atau golongan transisi langsung direduksi.
B Elektrolisis Larutan
1. Reaksi pada Katode
Jika kationnya Li+, K+, Ba2+, Ca2+, Na+, Mg2+, Al3+, dan Mn2+, maka
yang direduksi H2O.
2H2O + 2e → H2 + 2OH-
Jika kationnya H+ berasal dari suatu asam.
2 H+ + 2e → H2
Jika kationnya adalah logam selain yang disebutkan di poin 1),
maka reaksi di katode adalah logam tersebut sendiri:
Cu2+ + 2e → Cu
Ag+ + e → Ag
Au3+ + 3e → Au
2. Reaksi pada Anode
Elektrode tidak inert:
Yang mengalami oksidasi adalah logam sebagai elektrode KIMIA
tersebut sendiri, misal jika menggunakan elektrode perak,
maka Ag → Ag+ + e
Elektrode inert: C,Pt, Au, Grafit
a. Jika ada anion asam oksi (SO42–), NO3–, PO43-), maka yang
dioksidasi adalah H2O.
2H2O → O2 + 4H+ + 2e
b. Jika anion yang menuju anode adalah OH– dari suatu
basa
4OH– → 2H2O + O2 + 4e
17
c. Jika anionnya Cl–, Br–, dan I–, maka ion- logam yang sukar teroksidasi, seperti
ion tersebut akan teroksidasi seperti nikel (Ni), timah (Sn), krom (Cr), perak
berikut ini. (Ag), atau emas (Au).
2 Cl– → Cl2 + 2e b. Proses Pemurnian Logam Kotor
2Br– → Br2 + 2e Prinsip pemurnian logam transisi dengan
2I– → I2 + 2e menggunakan reaksi elektrolisis larutan
3. Fungsi Elektrolisis dengan elektrode yang bereaksi. Logam
a. Proses Pelapisan Logam yang kotor ditempelkan di anode dan
Logam besi/baja mudah terkena korosi/ logam murni ditempatkan di katode.
karat. Untuk melindungi besi/ baja dari Larutan yang digunakan adalah yang
korosi, maka besi/baja dilapisi suatu mempunyai kation logam tersebut.
C Hukum Faraday
1. Hukum Faraday I 2. Hukum Faraday II
Total zat yang dihasilkan pada elektrode, Jumlah zat yang dihasilkan oleh arus yang
berbanding lurus dengan total muatan listrik sama di dalam beberapa sel yang berbeda
yang mengalir melalui sel elektrolisis. berbanding lurus dengan berat ekuivalen
n.i.t zat-zat tertentu.
W=
96500 W1.n1 = W2.n2
Dengan: Dengan:
W = massa W1 =massa zat terendap 1
Ar W2 =massa zat terendap 2
n = massa ekuivalen zat ( )
∑e n1 =massa ekuivalen zat 1
i = Kuat arus listrik (ampere) n2 =massa ekuivalen zat 2
t = Waktu (sekon)
D Korosi
Korosi ialah teroksidasinya suatu logam. Dalam 3) Dilapisi dengan logam yang sukar
kehidupan sehari- hari, besi yang teroksidasi disebut teroksidasi. Logam yang digunakan
dengan karat dengan rumus Fe2O3.xH2O. adalah logam yang terletak di
Proses perkaratan termasuk proses sebelah kanan besi dalam deret
elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi volta (potensial reduksi lebih negatif
bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dari besi). Contohnya:
dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak a) Besi yang dilapis seng.
KIMIA
18
Contoh: c. Untuk melindungi baling-baling kapal laut
a. Untuk mencegah korosi pada pipa di yang selalu berada di bawah permukaan
dalam tanah. air.
b. Untuk melindungi menara-menara tiang
listrik raksasa dari pengkaratan, maka
bagian kaki menara dihubungkan dengan
lempeng magnesium yang ditanam
dalam tanah.
KIMIA
19
Pengetahuan & Pemahaman:: Aplikasi:: Penalaran
4 Ringkasan Materi
Soal – Bahas
Senyawa Organik
Latihan Soal
1
f.
Cabang-cabang yang berbeda disusun c. Cabang diberi nama alkil, yaitu nama
sesuai urutan abjad dari nama cabang alkana yang sesuai dengan mengganti
itu (penambahan di, tri, dan tetra tidak akhiran -ana menjadi -il.
termasuk dalam urutan abjad). d. Ikatan rangkap tiga haruslah mendapatkan
3. Alkuna (CnH2n–2) urutan penomoran yang paling kecil.
Alkuna ialah rantai hidrokarbon yang e. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang
mempunyai rantai rangkap tiga. Gas asetilena sama, hal ini dinyatakan dengan awalan
(C2H2) merupakan salah satu alkuna yang di, tri, tetra, penta, dan seterusnya pada
sering digunakan untuk mengelas besi dan nama cabang.
baja. f. Cabang-cabang yang berbeda disusun
Tata Nama: sesuai urutan abjad dari nama cabang
a. Terdiri dari dua, yaitu anak cabang dan itu (penambahan di, tri, dan tetra tidak
rantai induk. termasuk dalam urutan abjad).
b. Menentukan rantai induk dengan
menentukan rantai C terpanjang yang
harus mengandung ikatan rangkap tiga
dan diberikan diakhir nama rantai induk
kata -ana diganti dengan -una.
2
C Reaksi Senyawa Hidrokarbon
1. Reaksi oksidasi 3. Reaksi adisi
Reaksi oksidasi ialah reaksi senyawa Reaksi adisi ialah reaksi hidrokarbon dari
h i d ro ka r b o n d e n ga n o ks i ge n , j i ka ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal
pembakaran secara sempurna, maka akan sehingga yang awal mulanya ada dua
menghasilkan gas CO2 dan H2O. Namun, senyawa menjadi hanya satu senyawa
jika pembakaran tidak sempurna, akan saja.
menghasilkan gas karbon monooksida (CO) 4. Reaksi eliminasi
dan H2O. Reaksi eliminasi ialah reaksi hidrokarbon
CxHy + O2 → CO2 + H2O dari ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap
2. Reaksi Substitusi sehingga akan menghasilkan zat senyawa
Reaksi substitusi ialah reaksi penggantian samping.
atom dari senyawa satu dengan atom yang
lain pada senyawa yang lain.
D Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk dari peruraian senyawa Minyak bumi sebagian besar tersusun dari
senyawa organik dari jasad mikroorganisme hidrokarbon. Cara pengolahan minyak bumi
jutaan tahun. adalah dengan cara penyulingan secara bertahap,
Fraksinasi Minyak Bumi yaitu cara pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
Jumlah Titik berdasarkan perbedaan titik didihnya pada kolom
Gas Kegunaan bertingkat.
Atom C Didih (oC)
Gas (-160)– Gas LPG
Dari hasil penyulingan atau destilasi diperoleh
1–4 fraksi-fraksi LNG, LPG, petroleum eter, bensin,
(-30)
kerosin, solar, oli, lilin, dan aspal.
Petroleum Pelarut
5–6 30–90 Bensin yang dijual Pertamina di pasaran terdapat
eter
beberapa kualitas, kualitas bensin dapat dilihat
Bensin Kendaran dari angka bilangan oktan. Bilangan oktan
5–12 70–140
bermotor merupakan ukuran kemampuan bahan bakar
Nafta Bahan kimia, mengatasi ketukan ketika terbakar dalam
6–12 140–80 zat aditif mesin. Misalnya bensin pertalite yang beredar
bensin di pasaran dengan bilangan oktan 90 berarti
Minyak Kompor bensin tersebut mengandung 90% isooktan dan
tanah dan minyak dan 10% n–heptana. KIMIA
9–14 180–250
Avtur Bahan Bakar
pesawat
Solar dan Bahan bakar
minyak 12–18 270–350 diesel
diesel
Pelumas 350 ke Pelumas
18–22
(Oli) atas
Parafin/ Lilin, batik,
350 ke
lilin/ 20–30 korek api
atas
malam
Aspal 350 ke P e m b u a t a n
> 25
atas jalan
3
MATERI Benzena dan Turunannya
x
x
orto (1,2) meta (1,3) para (1,4)
Jika terdapat tiga substituen atau lebih pada sebuah cincin
benzena, sistem o–, m–, p– tidak dapat lagi diterapkan. Dalam
KIMIA
4
2. Senyawa turunan benzena dikelompokkan Jika stirena mengalami polimerisasi
sebagai berikut: akan terbentuk polistirena, suatu jenis
a. Asam Salisilat plastik yang banyak digunakan untuk
OH membuat insulator listrik, boneka-
O boneka, sol sepatu, serta piring dan
cangkir.
C OH f. Natrium Benzoat
C OH OH
CH3
b. Nitrasi Benzena
Kegunaan toluena yang penting Benzena bereaksi dengan asam
adalah sebagai pelarut dan sebagai nitrat pekat, HNO3 dengan katalisator
bahan baku pembuatan zat peledak asam sulfat pekat membentuk
trinitrotoluena (TNT). nitrobenzena.
e. Stirena NO2
H2SO4
+ HNO3 H2O +
C CH2
H
5
c. Sulfonasi Benzena d. Alkilasi Friedel-Craft
Sulfonasi benzena dengan asam sulfat Alkilasi benzena dengan alkil halida
berasap (H2SO4 + SO3) menghasilkan menggunakan katalisator aluminium
asam benzena sulfonat. klorida, AlCl3 membentuk alkil
SO3H benzena
panas NO2
+ H2SO4 H2O +
AlCl2
+ RX HX +
ester.
2) Bereaksi dengan oksidator kuat
a) Alkohol Primer: gugus –OH terletak pada atom
C primer (atom C yang mengikat hanya 1 atom
C lainnya). Jika alkohol primer dioksidasi akan
membentuk aldehid kemudian oksidasi lanjut
membentuk asam karboksilat.
O O
K2Cr2O7 K2Cr2O7
CH3 – CH2 – OH CH3 – C – H CH3 – C = OH
Etanol Etanal Asam
etanoat
b) Alkohol Sekunder: gugus –OH terletak pada
atom C yang mengikat 2 atom C lainnya. Alkohol
6
sekunder jika dioksidasi akan O
membentuk keton.
c) Alkohol Tersier: gugus –OH C H
terletak pada atom C yang a. Tata nama:
mengikat 3 atom C lainnya. 1) Mengganti akhiran –ana pada
Alkohol tersier jika dioksidasi alkana dengan akhiran –anal.
maka tidak akan bereaksi. 2) Jika mengandung gugus cabang,
3) Bereaksi dengan logam atau maka atom C gugus fungsi diberi
hidrida reduktor kuat reduktor nomor 1.
kuat seperti Na atau NaH b. Reaksi Aldehid
membentuk R-ONa (Natrium Aldehid sangat mudah teroksidasi
alkoksida). menjadi asam karboksilat. Hampir tiap
4) Bereaksi dengan asam halida reagensia yang mengoksidasi suatu
membentuk alkil halida. alkohol juga mengoksidasi suatu aldehid.
5) Bereaksi dengan PX3 membentuk Gugus aldehid dapat mereduksi pereaksi
alkil halida. Tollens, Benedict, dan Fehling.
6) Jika alkohol direaksikan dengan 1) Uji Fehling
H2SO4 pekat, maka hasil reaksinya Bila pereaksi fehling dipanaskan
pada suhu ± 180°C akan dihasilkan dengan menambah aldehid,
alkena. Dan pada suhu ±140°C maka terjadi endapan Cu2O yang
akan dihasilkan eter. berwarna kuning dan merah tua.
c. Kegunaan Alkohol 2) Uji Tollens
1) Sebagai pelarut senyawa organik Pereaksi tollens dibuat dengan
(etanol dan butanol). mereaksikan AgNO3. Bila senyawa
2) Sebagai disinfektan (metanol). aldehid ditambahkan pada pereaksi
3) Sebagai bahan bakar (spiritus). Tollens dan dipanaskan, maka
2. Eter (CnH2n + 2O) → Alkoksi alkana aldehid akan teroksidasi menjadi
Eter mempunyai gugus fungsi R–O-R’ . asam karboksilat. Pereaksi Tollens
a. Aturan tata nama: akan tereduksi sehingga dibebaskan
R O R’ logam perak yang segera melekat
pada dinding tabung reaksi.
Alkoksi alkana 3) Reaksi Adisi H2
b. Reaksi Eter Adisi dengan hidrogen (H 2 )
1) Tidak bereaksi dengan natrium menghasilkan alkohol primer yang
(membedakan antara eter dan merupakan reaksi reduksi.
alkohol). c. Kegunaan Aldehid KIMIA
2) Dapat bereaksi dengan asam Senyawa aldehid yang sering kali
halida, membentuk alkohol dan untuk digunakan adalah metanal atau
alkil halida. formaldehid. Metanal digunakan untuk
c. Kegunaan Eter membuat formalin. Formalin digunakan
Senyawa eter yang paling banyak untuk mengawetkan preparat biologi.
digunakan adalah dietil eter, digunakan 4. Keton (CnH2nO) → Alkanon
untuk obat bius dan sebagai pelarut Aldehid mempunyai gugus fungsi:
O
senyawa nonpolar.
3. Aldehid (CnH2nO) → Alkanal
Aldehid mempunyai gugus fungsi: C
7
a. Tata nama: O
1) Menggantikan akhiran –ana pada
alkana dengan akhiran –anon. C O
2) Ujung atom C yang paling dekat a. Tata nama:
dengan gugus fungsi diberi nomor • M e n y e b u t k a n n a m a g u g u s
1. fungsi alkil dari R’ diikuti dengan
b. Reaksi Keton alkanoatnya (gugus utamanya).
1) Adisi dengan hidrogen menghasilkan b. Reaksi Ester
alkohol sekunder, reaksi ini Esterifikasi termasuk dalam jenis reaksi
merupakan reaksi reduksi. kondensasi, yaitu penggabungan 2
2) Keton tidak bereaksi dengan molekul dengan melepas molekul kecil
pereaksi Fehling maupun Tollens. lain, yaitu reaksi antara asam karboksilat
c. Kegunaan Keton dengan alkohol yang akan menghasilkan
Senyawa keton yang paling banyak ester.
digunakan adalah Aseton. Aseton O
digunakan untuk membersihkan cat O
R C + R OH R C OR + H2O
kuku (kutek), melarutkan lilin, dan OH
plastik. c. Kegunaan Ester
5. Asam Karboksilat (CnH2n–2O2) → Asam 1) Senyawa ester dengan rantai
Alkanoat pendek banyak terdapat dalam
Asam alkanoat mempunyai gugus fungsi: buah-buahan yang menimbulkan
O aroma dari buah tersebut.
2) Bahan baku untuk pembuatan
C OH sabun dan mentega (margarin).
a. Tata nama: 3) Bahan lilin untuk pemoles mobil
1) Menggantikan akhiran –ana pada dan lantai.
alkana dengan akhiran –anoat 7. Isomer
yang sebelumnya diawali dengan a. Isomer Gugus Fungsi
kata asam. Isomer gugus fungsi adalah isomer zat-
2) Ujung atom C pada gugus fungsi zat yang berbeda golongan.
diberi nomor 1. 1) Alkohol berisomer gugus fungsi
b. Reaksi Asam Karboksilat dengan eter.
1) D i r e a k s i k a n d e n g a n b a s a 2) Aldehid berisomer gugus fungsi
membentuk garam. dengan keton.
2) Direaksikan dengan alkohol 3) Asam karboksilat berisomer gugus
membentuk ester. fungsi dengan ester.
KIMIA
8
MATERI Polimer
nH2C = CH CH2 C
n
Cl Cl
vinilklorida polivinilklorida (PVC)
2) Polimerisasi Kondensasi
Pada polimerisasi kondensasi, monomer-monomer
saling berkaitan dengan melepas molekul kecil,
seperti H2O dan metanol. Polimerisasi ini terjadi pada
monomer yang mempunyai gugus fungsi pada kedua
ujung rantainya.
Contoh: nylon-6,6
nHO – C – (CH2)4 – C – OH + nH2N – (CH2)6 – NH2
asam adipat heksametilediamin
O O
KIMIA
C – (CH2)4 – C – NH – (CH2)6 – NH
n
nylon–6,6
b. Berdasarkan asalnya:
1) Polimer Alam
Polimer alamiah mencakup protein (seperti sutra,
serat otot, dan enzim), polisakarida (pati dan selulosa),
karet, dan asam-asam nukleat.
Contoh:
tumbuhan: karet alam, selulosa
hewan : wool, sutera
9
2) Polimer Buatan
Polimer buatan manusia hampir sama aneka ragamnya dengan polimer alam. Produk-
produk polimer sehari-hari mencakup kantong plastik pembungkus makanan, lapisan
teflon pada penggorengan, sikat rambut, sikat gigi, perekat epoksi, penyekat listrik,
wadah plastik, dan lain-lain.
Nama Polimer Monomer Bentuk Pengulangan
Polietilena CH2 = CH2 –CH2CH2
Poli vinil klorida CH2 = CHCl –CH2CHCl–
Poli isobutilena CH3 CH3
CH2 C CH2 C
CH3 CH3
Teflon CF2 = CF2 – CF2 – CF2 –
Orlon CH2 = CH – CH2 – CH –
CN CN
Polistirena CH2 CH CH2 CH
H O H O
Poliisoprena (karet alam) CH2 = CH – C = CH2 –CH2CH = C – CH2 –
CH3 CH3
10
MATERI Karbohidrat dan Lemak
11
B Lemak
Lemak ialah ester dari gliserol dengan asam- b) Asam Lemak Jenuh, dengan rantai karbon
asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun genap:
lemak disebut asam lemak. Contoh asam lemak 1) asam asetat;
yang terdapat di alam adalah asam palmitat 2) asam butirat;
(C 15 H 31 COOH), asam stearat (C 17 H 35 COOH), 3) asam kaproat;
asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleat 4) asam kaprilat;
(C17H29COOH). 5) asam kaprat;
1. Penggolongan Asam Lemak 6) asam laurat; dan
a. Asam Lemak Tak Jenuh, dengan rantai 7) asam miristat.
karbon genap: 2. Kegunaan Lemak
1) asam oleat; a) Sumber energi (sebagai hasil metabolisme
2) asam linoleat; lipida).
3) asam linolenat; dan b) Pembentuk struktur membran sel.
4) asam arakidenat.
MATERI Protein
12
R O R O pekat, maka terbentuk warna kuning
yang kemudian menjadi jingga bila dibuat
H N C* C OH + H N C* C OH alkalis (basa) dengan larutan NaOH.
c. Uji Millon
H H H H Untuk menguji adanya asam amino
Asam amino Asam amino
dengan gugus fenil dalam protein,
Ikatan peptida ditandai dengan terjadinya cincin
R O R O
berwarna merah.
d. Uji Belerang
N C* C N C* C Untuk mengetahui ada tidaknya unsur
belerang dalam suatu protein, mula-
H H H H mula larutan protein dengan larutan
Polipeptida NaOH pekat dipanaskan, kemudian
3. Uji Protein diberi beberapa tetes larutan timbal
a. Uji Biuret asetat. Jika terbentuk endapan hitam
Uji ini digunakan untuk mengetahui (PbS), maka itu menunjukkan adanya
adanya protein. Zat yang akan diselidiki belerang.
mula-mula ditetesi larutan NaOH, 4. Kegunaan Protein
kemudian larutan CuSO4 yang encer. Pembentukan jaringan tubuh baru serta
Jika terbentuk warna ungu, berarti zat mengganti jaringan yang rusak.
itu mengandung protein. Uji biuret a. Cadangan makanan.
positif bagi semua zat yang mengandung b. Sebagai katalis, pengangkut, dan sebagai
ikatan peptida. pelindung.
b. Uji Xantoproteat c. Penggerak otot.
Uji ini digunakan terhadap protein yang d. Pengatur hormon.
mengandung gugus fenil (cincin benzena). e. Zat pembangun.
Jika protein yang mengandung cincin f. Menjaga keseimbangan pH.
benzena dipanaskan dengan asam nitrat g. Untuk membuat lem, cat, serat, tekstil,
sikat gigi, dan lain-lain.
KIMIA
13
Pengetahuan & Pemahaman:: Aplikasi:: Penalaran
5 Ringkasan Materi
Soal – Bahas
Kimia Anorganik
Latihan Soal
1
3. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum 4. Hukum Perbandingan Volum (Hukum Gay-
Dalton) Lussac)
“Jika dua jenis unsur bergabung membentuk “Pada suhu dan tekanan yang sama, volume
lebih dari satu senyawa, dan jika, massa gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas
salah satu unsur dalam senyawa tersebut hasil reaksi berbanding sebagai bilangan
sama, sedangkan massa unsur lainnya bulat dan sederhana.”
berbeda, maka perbandingan massa unsur Pada reaksi zat yang wujudnya gas,
lainnya dalam senyawa tersebut merupakan perbandingan koefisien reaksi sebanding
bilangan bulat sederhana.” atau ekuivalen dengan perbandingan
Berdasarkan teori atom Dalton, kita dapat volume jika reaksi tersebut dilakukan pada
mendefinisikan atom sebagai unit terkecil temperatur dan tekanan yang sama.
dari suatu unsur yang dapat melakukan Contoh:
penggabungan kimia. Dalton membayangkan 2N2 + 5O2 → 2N2O5
suatu atom yang sangat kecil dan tidak 2L 5L
dapat dibagi lagi. 0,04 L 0,10 L
Contoh: Perbandingan volumenya selalu 2: 5
Atom Nitrogen dan Oksigen dapat 5. Bilangan Avogadro
membentuk senyawa N2O, NO, N2O3, dan “Pada suhu dan tekanan yang sama, semua
N 2O 4 dengan komposisi massa terlihat gas bervolume sama mengandung jumlah
dalam tabel di bawah ini: molekul yang sama pula.”
Massa Massa a. Avogadro menjelaskan percobaan Gay
Senyawa Nitrogen Oksigen Perbandingan Lussac dengan menganggap partikel-
(gram) (gram) partikel gas tidak sebagai atom-atom,
N2O 14 8 7: 4 tetapi sebagai molekul-molekul.
NO 7 8 7: 8 b. Perbandingan volume gas-gas yang
bereaksi dan gas-gas hasil reaksi jika
N2O3 14 24 7: 12 diukur pada temperatur dan tekanan yang
N2O4 14 32 7: 16 sama akan sesuai dengan perbandingan
Dari tabel tersebut bila massa N dibuat jumlah molekulnya, akan sama dengan
tetap (sama) sebanyak 7 gram, maka perbandingan koefisien reaksinya
perbandingan massa Oksigen dalam N2O: Sehingga dari bilangan Avogadro didapatkan
NO: N2O3: N2O4 = 4: 8: 12: 16 = 1: 2: 3:4 (P,T) yang sama mempunyai jumlah molekul
sama, bila volumenya sama (n (mol)
sebanding dengan V).
n1 n2
=
v1 v 2
KIMIA
B Konsep Mol
Mol ialah satuan jumlah seperti halnya lusin. Selain itu, Mol dapat pula dihubungkan dengan
Bila 1 lusin sama dengan 12 buah, maka 1 mol massa:
sama dengan 6,023 x 1023 partikel. Bilangan ini Massa
Mol =
disebut bilangan Avogadro (L). Jadi, satu mol atom, Ar atau Mr
molekul, ion atau spesi kimia apa saja mengandung
partikel sebesar bilangan Avogadro.
Jumlah Partikel = mol x L
Jumlah Partikel = mol x 6,023.1023
2
C Volume Molar
Menyatakan 1 mol gas pada suhu dan tekanan molar disebut sebagai volume molar standar, yaitu
tertentu. Jika pengukuran dilakukan pada suhu 0o sebesar 22,4 L/mol. Pada kondisi ruang 25oC dan
C dan 1 atm disebut dalam keadaan STP, volume 1 atm (RTP) volume molar sebesar 24 L/mol.
3
3) Titik cair dan kekerasan melebihi 5) Dari kiri ke kanan jari-jari atom
logam alkali. berkurang, sedangkan afinitas
4) Reduktor yang baik. elektron, keelektronegatifan dan
5) G a ra m l o ga m a l k a l i t a n a h potensial ionisasi cenderung
menghasilkan nyala dengan warna- bertambah.
warna tertentu. d. Unsur Golongan Transisi Periode ke-4
c. Unsur Periode ke-3 Sifat unsur golongan transisi periode
Sifat unsur periode ketiga: ke-4:
1) U n s u r l o ga m nya b e r ku ra n g 1) Bersifat logam.
kereaktifannya dari kiri ke kanan. 2) Penghantar listrik dan panas yang
2) Unsur nonlogamnya bertambah baik.
kereaktifannya dari kiri ke kanan. 3) Titik leleh dan titik didih relatif
3) Dari kiri ke kanan sifat reduktornya tinggi.
berkurang dan sifat oksidatornya 4) Umumnya bersifat paramagnetik.
bertambah. 5) Dapat membentuk senyawa
4) Dari kiri ke kanan sifat asam kompleks.
b e r t a m b a h d a n s i fa t b a s a
berkurang.
B Unsur Nonlogam
1. Hidrogen senyawanya, halogen bisa mempunyai
a. Wujud gas. banyak biloks (kecuali flour yang
b. Sifat mirip dengan logam-logam alkali. mempunyai biloks -1).
c. Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak 3. Gas Mulia
berasa. a. Sangat stabil.
d. Banyak berikatan dengan hampir semua b. Terdapat di alam sebagai unsur bebas.
unsur di alam. c. Berbentuk gas pada suhu kamar.
2. Halogen d. Jari-jari atom, titik leleh, serta titik didih
a. Mempunyai elektron valensi 7. gas mulia bertambah sering dengan
b. Mudah membentuk ion-ion negatif. bertambahnya nomor atom.
c. Makin tinggi nomor atomnya makin e. Memiliki titik leleh, titik didih, dan kalor
kurang reaktif. penguapan rendah.
d. Makin tinggi nomor atomnya, makin
rendah daya oksidasinya. Dalam
1. Karbon 3. Fosfor
a. Antaratomnya dapat saling berikatan. a. Antaratomnya dapat saling berikatan.
b. Mempunyai jenis senyawa yang cukup b. Tidak berwarna.
banyak. c. Sangat beracun.
c. Massa atom relatif = 12. d. Larut dalam CS2 dan tidak larut dalam
2. Nitrogen air.
a. Antaratomnya dapat saling berikatan. e. Bersinar dalam gelap.
b. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak, 4. Oksigen
mudah terbakar. a. Antaratomnya dapat saling berikatan.
c. Kurang larut dalam air. b. Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
d. Reaktif pada suhu tinggi. berasa.
4
c. Larut dalam air.
d. Dapar bereaksi dengan hampir semua
unsur.
5. Belerang
a. Berwarna kuning muda.
b. Berbau khas.
c. Tidak larut dalam air.
d. Larut dalam CS2.
KIMIA
5
B Kandungan Mineral/Unsur
C Kegunaan Unsur-Unsur
6
Unsur Kegunaan Unsur Kegunaan
Fluorin Membuat freon Iodin Untuk obat-
(CFC), memisahkan obatan / antiseptik
isotop U-235 dan (iodoform, tinktur
U-238 garam fluorin iodin), membuat
untuk pasta gigi HF AgI (film fotografi),
untuk mensketsa dicampurkan dalam
kaca garam dapur (NaIO3)
Clourin Bahan baku industri Neon Alat penerang
plastik, karet sintetis, kegelapan
pembuatan CCl4; TEL; Argon Bola lampu listrik
industri pestisida,
Helium Pernapasan para
bahan desinfektan,
penyelam dan
pemutih (NaClO)
penderita asma
Bromin Untuk pembuatan
etilenbromida
(zat aditif bensin
bertimbal), untuk
membuat AgBr (film
fotografi)
KIMIA