Anda di halaman 1dari 63

Pengetahuan & Pemahaman:: Aplikasi:: Penalaran

1 Ringkasan Materi
Soal – Bahas
Kimia Dasar
Latihan Soal

MATERI Teori Atom dan Struktur Atom

Panduan SKL A
A Macam-Macam Teori Atom

Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------


1. Teori Atom Dalton
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai:
Atom ialah partikel terkecil yang tidak dapat dibagi-bagi lagi.
• perkembangan teori atom. Atom suatu unsur semuanya serupa dan tidak dapat berubah
Aplikasi --------------------------------------------------------- menjadi atom unsur yang lainnya.
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai: 2. Teori Atom Thomson
• Konfigurasi elektron.
• Bilangan kuantum. Menurut Thomson, atom berbentuk bulat dengan muatan
Penalaran ------------------------------------------------------
listrik positif yang tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal
susunan dalam:
elektron-elektron yang berada di antara muatan positif.
• elektron. Teori Atom Thomson juga sering dikenal Teori Atom Roti Kismis.
• konfigurasi elektron.
Hal ini karena elektron-elektron dalam atom diumpamakan
seperti butiran kismis dalam roti.
3. Teori Atom Rutherford
Atom sebagian besar tediri dari ruang hampa dengan satu inti
yang bermuatan positif dan satu atau beberapa elektron yang
beredar di sekitar inti, seperti planet-planet yang bergerak
dalam sistem tata surya. Massa atom sebagian besar terletak
pada intinya.
d. Teori Atom Neils – Bohr

KIMIA

Model Atom Neils – Bohr


Elektron tidak dapat berputar dalam lintasan yang sembarang,
elektron hanya dapat berputar pada lintasan tertentu tanpa
memancarkan energi. Teori atom Neils – Bohr dipakai sampai
sekarang.

651
Contoh Unsur dan Nomor atom: Unsur Simbol Nomor Atom
Unsur Simbol Nomor Atom Natrium Na 11
Hidrogen H 1 Magnesium Mg 12
Helium He 2 Aluminium Al 13
Litium Li 3 Silikon Si 14
Berilium Be 4 Fosforus P 15
Boron B 5 Sulfur S 16
Karbon C 6 Klorin Cl 17
Nitrogen N 7 Argon Ar 18
Oksigen O 8 Kalium K 19
Fluorin F 9 Kalsium Ca 20
Neon Ne 10

B Definisi dan Notasi Atom


Tiap unsur memiliki atom yang berbeda 1. Banyaknya Neutron (n) diperoleh:
dengan unsur-unsur yang lain. Atom suatu unsur ∑n = A − Z
menunjukkan sifat unsur-unsur tersebut. Di dalam 2. Jika atom yang tidak bermuatan (netral):
atom terdapat inti atom, inti atom sering disebut Proton = elektron = nomor atom
dengan nukleon. Di dalam nukleon tedapat 3. Jika bermuatan negatif:
proton dan netron. Jumlah proton dalam tiap Nomor atom = proton ≠ elektron
atom berbeda-beda. Jumlah proton ini disebut
nomor atom. Jumlah proton juga menyatakan ∑elektron ion = Z + muatan
muatan inti. 4. Jika bermuatan positif:
Notasi atom dilambangkan: Nomor atom = proton ≠ elektron
A
X ∑elektron ion = Z − muatan
Z
di mana:
A = Nomor massa
Z = Nomor atom

C Konfigurasi Elektron
Kita menggunakan istilah kulit-kulit atom Contoh Susunan Elektron Atom
sebagaimana teori Neils Bohr untuk tingkat- pada Tingkat Energi
tingkat energi. Dengan demikian, suatu atom Susunan
KIMIA

akan mempunyai kulit K (n = 1), kulit L (n = 2), Jumlah Elektron pada


dan seterusnya. Masing-masing kulit atom Atom Tingkat Energi:
ELektron
ditempati oleh sejumlah elektron. Tiap kulit
K L M N
mempunyai jumlah maksimum elektron yang
dapat menempatinya. Pengisian elektron pada Hidrogen (H) 1 1 0 0 0
kulit-kulit atom dimulai dari pengisian kulit Helium (He) 2 2 0 0 0
terdalam atau yang mempunyai energi paling Neon (Ne) 10 2 8 0 0
rendah. Natrium (Na) 11 2 8 1 0
Klor (Cl) 17 2 8 7 0
Argon (Ar) 18 2 8 8 0
Kalsium 20 2 8 8 2

652
Konfigurasi elektron menggambarkan 2. Kaidah Hund
penyebaran atau susunan elektron dalam atom. “Orbital-orbital s, p, d, f diisi dengan tiap-
Pengisian elektron pada kulit-kulit atom memenuhi tiap satu elektron sampai semua terisi,
aturan-aturan sebagai berikut. kemudian elektron berikutnya diisikan
1. Prinsip Aufbau dengan arah spin yang berlawanan”.
“Pengisian elektron dimulai dari subkulit Orbital s dengan elektronnya:
yang memiliki tingkat energi rendah,
kemudian dilanjutkan pada subkulit yang
Orbital p dengan elektronnya:
memiliki tingkat energi tinggi dan seterusnya
sesuai dengan jumlah elektron yang ada”.
Urutan dari tingkat energi terendah ke Orbital d dengan elektronnya:
tingkat energi tinggi:
1s2, 2s2, 2p6, 3s2, 3p6, 4s2, 3d10, 4p6, 5s2,…
3. Aturan Larangan Pauli
dst
“Tidak boleh ada elektron dalam satu atom
yang mempunyai nilai sama pada semua
bilangan kuantum”.
D Elektron Valensi
Elektron valensi ialah banyaknya elektron pada Contoh-contoh menentukan elektron valensi
kulit terluar. unsur sebagai berikut.
Jumlah Konfigurasi Elektron
Atom
ELektron Elektron Valensi
H 1 1s1 1
He 2 1s2 2
Ne 10 1s2 2s2 2p6 8
Na 11 1s2 2s1 2p6 3s1 1
Mn 25 1s2 2s1 2p6 3s2 2
3p6 4s2 3d10

E Bilangan Kuantum
Bilangan kuantum menyatakan di mana letak 2. Bilangan Kuantum Azimuth (l)
dari suatu elektron dalam suatu atom, atau juga Bilangan kuantum azimuth (l) menyatakan
untuk menyatakan kedudukan (tingkat energi, subkulit. Nilai-nilai untuk bilangan kuantum
bentuk, serta orientasi) suatu orbital. Ada empat azimuth dikaitkan dengan nilai bilangan KIMIA
bilangan kuantum, yaitu: kuantum utamanya, yaitu semua bilangan
1. Bilangan Kuantum Utama (n) bulat dari 0 sampai (n – 1).
Bilangan kuantum utama (n) menyatakan a. s → l = 0
tingkat energi utama atau kulit atom. b. p → l = 1
Bilangan kuantum utama mempunyai harga c. d → l = 2
mulai dari 1, 2, 3, dan seterusnya (bilangan d. f → l = 3
bulat positif) serta dinyatakan dengan 3. Bilangan Kuantum Magnetik (m)
lambang: Bilangan kuantum magnetik (m) menyatakan
a. K → n = 1 orbital khusus yang ditempati elektron pada
b. L → n = 2 suatu subkulit. Bilangan kuantum magnetik
c. M → n = 3 juga menyatakan orientasi khusus dari orbital
d. dan seterusnya. itu dalam ruang relatif terhadap inti.

653
a. s: 4. Bilangan Kuantum Spin (s)
↑↓ Sambil beredar mengitari inti, elektron juga
berputar pada sumbunya. Gerak berputar
0
pada sumbu ini disebut rotasi. Hanya ada
b. p:
dua kemungkinan arah rotasi elektron, yaitu
↑↓ ↑↓ ↑↓ searah atau berlawanan arah jarum jam.
-1 0 +1 Kedua arah yang berbeda itu dinyatakan
c. d: dengan:
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑
+2 -1 0 +1 +2 +1/2
d. f: ↓
↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ ↑↓ -1/2
-3 +2 -1 0 +1 +2 +3 Dalam tiap orbital ditempati oleh dua
elektron yang saling berlawanan sehingga
menghasilkan medan magnet yang
berlawanan pula. Hal ini diperlukan untuk
mengimbangi gaya tolak-menolak listrik
yang ada.
KIMIA

654
MATERI Sistem Periodik Unsur

Panduan SKL A
A Pengelompokan Sistem Periodik Unsur

Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------


1. Antoine Lavoisier
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: Lavoisier membagi unsur-unsur dalam unsur logam dan
• hubungan konfigurasi elektron terhadap
sifat periodisitas. nonlogam. Pada waktu itu baru dikenal kurang lebih 33 unsur.
• letak unsur dalam tabel periodik.
Ternyata, selain unsur logam dan nonlogam, masih ditemukan
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
beberapa unsur yang memiliki sifat logam dan nonlogam (unsur
pemahaman mengenai: metaloid), misalnya unsur silikon, antimon, dan arsen. Jadi,
• hubungan konfigurasi elektron terhadap
sifat periodisitas. penggolongan unsur menjadi unsur logam dan nonlogam masih
• letak unsur dalam tabel periodik.
memiliki kelemahan.
Penalaran ------------------------------------------------------
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal: 2. J.W. Dobereiner
• hubungan nomor atom terhadap letak
unsur dalam tabel periodik unsur.
Menurut J.W. Dobreiner, unsur-unsur dikelompokkan
berdasarkan kemiripan sifat-sifatnya. Tiap kelompok terdiri
atas tiga unsur sehingga teori ini disebut dengan triade. Di
dalam triade, unsur ke-2 mempunyai sifat-sifat yang berada
di antara unsur ke-1 dan ke-3 dan memiliki massa atom sama
dengan massa rata-rata unsur ke-1 dan ke-3.
Jenis Triade:
a. Triade Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (k)
b. Triade Kalsium (Ca), Stronsium (Sr), Barium (Br)
c. Triade Klor (Cl), Brom (Br), Iodium (I)
3. Chancourtois
Alexander Beguyer de Chancourtois mengelompokkan
unsur-unsur kimia berdasarkan kenaikan berat atom. Beliau
merumuskan bahwa berat atom = 7 + 16n (n = urutan unsur)
4. Hukum Oktaf Newlands
J. Newlands adalah orang pertama yang mengelompokkan
unsur-unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatif. Newlands
mengumumkan penemuannya yang disebut hukum oktaf. Ia
menyatakan bahwa sifat-sifat unsur berubah secara teratur.
Unsur pertama mirip dengan unsur kedelapan, unsur kedua
mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Disebut
KIMIA
hukum Oktaf karena sifat-sifat unsur yang sama berulang pada
tiap unsur kedelapan dalam susunan selanjutnya dan pola ini
menyerupai deret oktaf musik.
5. Sistem periodik Mendeleev
Dmitri Ivanovich Mendeleev mengamati 63 unsur
menyimpulkan bahwa sifat-sifat unsur adalah fungsi
periodik dari massa atom relatifnya. Jika unsur-unsur disusun
menurut kenaikan massa atom relatifnya, maka sifat tertentu
akan berulang secara periodik. Mendeleev menempatkan
unsur-unsur yang mempunyai kemiripan sifat dalam satu
lajur vertikal yang disebut golongan, sedangkan lajur-lajur
horizontal berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.

655
B Penentuan Letak Sistem Periodik Unsur
Sistem periodik unsur (panjang) merupakan sistem periodik Mendeleev versi modern (unsur-
unsur disusun berdasarkan urutan nomor atomnya).
1. Periode
Sistem periodik panjang terdiri atas 7 periode. Tiap periode dimulai dengan pengisian orbital
ns dan Belia diakhiri dengan np sampai terisi penuh.
Sistem Periodik Unsur
18 VIIIA
IA IIA 1 IIIA IVA IA VIA VIIA 20
1 2 H 13 14 15 16 17 Kr
3 4 31 32 33 34 35 20
2 Li Be Ga Ge As Se Br Kr
11 12 IIIB IVB VB VIB VIIB VIIIB IB IIB 31 32 33 34 35 20
3 Na Mg 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Ga Ge As Se Br Kr
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 20
4 K Sc Ti C Cr Mn Fe Fe Co Ni Cu Zn Ga Ge As Se Br Kr
37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54
5 Rb Sr Y Zr Nb Mo Tc Ru Rh Pd Ag Cd In Sn Sb Te I Xe
55 56 La– 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86
6 Cs Ba Lu* Hf Ta W Re Os Ir Pt Au Hg TI Pb Bt Po At Rn
7 87 88 Ac– 104 105 106 107 108 109
Fr Ra Lr+ Unq Unp Unh Uns Uno Une

Deret Lantanida 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71
La Ce Pr Nd Pm Sm Eu Gd Tb Dy Ho Er Tm Yb Lu
89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101 102 103
Deret Aktinida Ac Th Pa U Np Pu Am Cm Bk Cf Es Fm Md No Lr

2. Golongan IVA ns2 np2


Pada sistem periodik panjang ada 8
golongan unsur yang masing-masing dibagi VA ns2 np3
atas golongan utama (A) dan golongan VIA ns2 np4
peralihan/transisi (B). Golongan unsur juga VIIA ns2 np5
dibagi dalam beberapa blok: VIIIA ns2 np6
a. Blok s → Golongan IA dan II A
b. Blok p → Golongan IIIA – VIIIA Penentuan Golongan Transisi
c. Blok d → Golongan IIIB – IB (unsur
Golongan Tambahan Elektron
KIMIA

transisi)
d. Blok f → Unsur lantanida dan aktanida IIIB (n – 1)d1 ns2
Penentuan golongan dapat dilakukan IVB (n – 1)d2 ns2
dengan menghitung jumlah elektron terluar VB (n – 1)d3 ns2
(elektron valensi).
VIB (n – 1)d5 ns1
Penentuan Golongan Utama
VIIB (n – 1)d5 ns2
Golongan Utama Elektron
VIII (n – 1)d6, 7, 8 ns2
IA ns 1
IB (n – 1)d10 ns1
IIA ns2
IIB (n – 1)d10 ns2
IIIA ns2 np1

656
C Sifat-sifat periodik Unsur
Secara umum, sifat-sifat periodik unsur yang (–)
diawali dengan huruf konsonan dalam periodik (Huruf Konsonan)
unsur dalam satu periode dari kanan ke kiri akan Jari-jari atom
makin besar dan dalam satu golongan dari bawah Reduktor
ke atas akan makin berkurang. Namun, jika sifat- Basa (Kecuali Gol.
sifat periodik unsur yang diawali dengan huruf VIIA) Logam
vokal dalam periodik, unsur dalam satu periode (+)
dari kiri ke kanan akan makin besar dan dalam
satu golongan dari atas ke bawah akan makin (+)
berkurang. (Huruf Vokal)
Afinitas Elektron
Energi Ionisasi
Kelektronegatifan
Oksidator

(–)

KIMIA

657
MATERI Ikatan Kimia

Panduan SKL Ikatan kimia ialah gaya tarik-menarik antara atom-atom sehingga
atom-atom tersebut tetap berada dalam keadaan bersama-sama
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- dan terkombinasi.
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai:
• jenis ikatan kimia (ikatan kovalen, ikatan
ionik, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan A Ikatan Ion
logam) suatu atau beberapa senyawa.

Aplikasi ---------------------------------------------------------
Ikatan ion terbentuk antara atom yang melepaskan elektron
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan (logam) dengan atom yang menerima elektron (nonlogam). Atom
pemahaman mengenai:
• konfigurasi elektron beberapa unsur dengan yang melepas elektron menjadi ion positif, sedangkan atom yang
jenis ikatan yang terbentuk (ikatan kovalen,
ikatan ionik, ikatan kovalen koordinasi, menerima elektron menjadi ion negatif. Ikatan ion terjadi antara
dan ikatan logam) suatu atau beberapa
senyawa. atom golongan IA (kecuali H) dan IIA dengan golongan IVA atau
Penalaran ------------------------------------------------------
VIIA.
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• hubungan sifat fisika atau kimia senyawa
Contoh pembentukan molekul ionik MgCl2:
terhadap jenis ikatan kimia (ikatan kovalen,
ikatan ionik, ikatan kovalen koordinasi,
2,8,8
Transfer 1 elektron
dan ikatan logam) suatu atau beberapa Cl
senyawa.
Cl
Mg 2,8,7 Mg+

Transfer 1 elektron 2,8,8 Cl-


2,8,8,2 Cl
2,8,8
2,8,7
Sifat-sifat ikatan ion:
1. Mudah larut dalam pelarut polar.
2. Titik didih dan titik leleh yang tinggi.
3. Leburannya dapat menghantarkan listrik.
4 Suhu kamar berwujud padat.

B Ikatan Kovalen
Ikatan kovalen terjadi antaratom unsur nonlogam. Terjadi akibat
dari pemakaian bersama kedua elektron dari dua unsur. Ikatan
kovalen terjadi antaratom golongan:
1. Atom H dengan unsur golongan IVA, VA, VIA, dan VIIA.
KIMIA

2. Unsur-unsur golongan VA atau VIA dengan VIIA.


3. Unsur-unsur golongan VIA dan VIIA dengan dirinya sendiri
(diatomik).
Contoh pembentukan molekul kovalen Br2:

Br + Br Br Br

IKATAN KOVALEN
(Pemakaian elektron bersama)

658
Sifat-sifat ikatan kovalen: Makin besar harga momen dipol, makin
1. Titik didih dan titik leleh rendah. polar senyawa yang bersangkutan. Senyawa
2. Kovalen polar bersifat elektrolit (Terjadi nonpolar mempunyai momen dipol nol.
perbedaan sifat keelektronegatifan yang Momen dipol beberapa senyawa dapat
tinggi). dilihat di bawah ini:
3. Kovalen nonpolar bersifat nonelektrolit. Molekul Momen Dipol (D)
4. Kelarutan tergantung dengan jenis larutannya,
HF 1,91
polar atau nonpolar.
Menurut kepolarannya ikatan kovalen dibagi HC1 1,03
dua: HBr 0,78
1. Kovalen Polar HI 0,38
Pada molekul polar elektron-elektron tertarik
H2O 1,85
kuat di salah satu unsur pembentuknya.
Sehingga bentuk geometri dari senyawa NH3 1,49
kovalen polar tidaklah simetris, dan biasanya SO2 2,62
senyawa kovalen polar mempunyai Pasangan BF3 0
Elektron Bebas (PEB). CO2 0
Kepolaran suatu molekul dapat diketahui
dari harga momen dipolnya. Momen dipol 2. Kovalen Nonpolar
adalah hasil kali muatan dan jarak antara Pada molekul nonpolar elektron-elektron
kedua muatan tersebut yang dirumuskan tertarik sama kuat di salah satu unsur
sebagai berikut: pembentuknya. Maka, bentuk geometri dari
µ=q.d senyawa kovalen nonpolar adalah simetris,
µ = momen dipol (debye) dan biasanya senyawa kovalen nonpolar
q = muatan tidak mempunyai Pasangan Elektron Bebas
d = jarak (PEB).
Dapat dikatakan bahwa molekul diatomik
(molekul yang terdiri dari dua atom) yang
unsurnya sama bersifat nonpolar. Contoh
lainnya adalah molekul C12, N2, dan O2.

C Pengaruh Jenis Ikatan Pada Daya Hantar Listrik


Daya Hantar Listrik
Jenis Ikatan
Padatan Lelehan Larutan
Ion - + + KIMIA
Kovalen Polar - - +
Kovalen Nonpolar - - -
Keterangan:
(+) → Menghantarkan listrik
(-) → Tidak Menghantarkan listrik

659
MATERI Bentuk Molekul dan Gaya Antarmolekul

Panduan SKL A Gaya Antarmolekul


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
Gaya antarmolekul adalah gaya tarik-menarik antarmolekul yang
Siswa dapat memahami dan menguasai saling berdekatan. Gaya antarmolekul berbeda dengan ikatan kimia.
pengetahuan mengenai:
• Jenis gaya antar molekul beberapa senyawa. Ikatan kimia, seperti ikatan ionik, kovalen, dan logam, semuanya adalah
Aplikasi --------------------------------------------------------- ikatan antaratom dalam membentuk molekul. Gaya antarmolekul
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai: adalah gaya tarik antarmolekul.
• Teori domain elektron atau teori hibridisasi
untuk menentukan bentuk molekul dan
1. Gaya van der Waals
kepolaran senyawa atau sebaliknya. Gaya van der Waals merupakan gaya tarik antarmolekul pada
Penalaran ------------------------------------------------------ senyawa yang mempunyai ikatan kovalen. Gaya van der Waals
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• Gaya antar molekul (interaksi molekul) dibagi menjadi tiga:
dengan sifat fisika dari suatu atau beberapa
senyawa. a. Gaya Dipol-Dipol
Dipol-dipol terjadi pada antarmolekul yang mempunyai
ikatan kovalen polar.
b. Gaya dipol terimbas
Dipol terimbas terjadi pada antarmolekul polar dengan
nonpolar.
c. Gaya dispersi/gaya london/gaya dipol sesaat
Dipol sesaat atau gaya london terjadi pada antarmolekul-
molekul yang mempunyai ikatan kovalen nonpolar.
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan hidrogen ialah ikatan yang terjadi antaratom hidrogen
pada satu molekul dengan Pasangan Elektron Bebas (PEB) atom
nitrogen (N), oksigen (O), atau fluor (F) pada molekul yang
lain. Gaya tarik dipol yang kuat terjadi antara molekul-molekul
tersebut. Meskipun tidak terlalu kuat, ikatan hidrogen tersebar
di seluruh molekul. Inilah sebabnya air (H2O) memiliki titik didih
yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan senyawa lain
dengan berat molekul (Mr) yang hampir sama.

B Geometri Molekul
1. Teori Domian Elektron (VSEPR)
KIMIA

Pasangan elektron terdiri dari:


a. Pasangan Elektron Ikatan (PEI)
b. Pasangan Elektron Bebas (PEB)
Maka, bentuk molekul/struktur ruang dipengaruhi oleh gaya
tolak-menolak pasangan elektron. Menurut teori VSEPR bentuk
geometri molekul menggunakan simbol:
AXE, di mana:
A = Banyaknya atom pusat
X = Banyaknya atom ikatan atau PEI
E = Banyaknya PEB

660
Langkah-langkah penggunaan teori VESPR: 2. Teori Hibridisasi
a. Menentukan elektron valensi masing- Hibridisasi ialah peleburan orbital-orbital
masing atom (EV). dari tingkat energi yang berbeda menjadi
b. Menjumlahkan elektron valensi atom orbital-orbital yang setingkat.
pusat (EV) dengan elektron-elektron Contoh: CH4
dari atom lain yang digunakan untuk Karbon mempunyai nomor atom 6 sehingga
ikatan. konfigurasi elektronnya: 1s2 2s2 2p2.
c. Menentukan banyaknya pasangan • Keadaan dasar
elektron (PE), dengan rumus:
EV + jumlah unsur berikatan-muatan
PE = 1s2 2s2 2p2
2
• Keadaan Eksitasi
d. Menentukan banyaknya pasangan
elektron terikat (PEI) dan pasangan
elektron bebas (PEB). 1s2 2s 2p
Contoh: • Keadaan Terhibridisasi
CH4 (6C dan 1H)
• Elektron Valensi (EV): 2s 2p
C=4 Maka, notasi hibridisasinya sp3
H=1 mempunyai bentuk Tetrehedron.
• Menjumlah EV. C (4 elektron)
dengan banyaknya elektron atom Rumus Bentuk Geometri
H (4 elektron) = 8 elektron Menurut Teori Hibridiasasi
• Pasangan elektron dalam Orbital Bentuk
8 Contoh
CH4 = = 4 Hibrida Molekul
2
• Menentukan PEI dan PEB sp Liner BeCl2
PEI = 4 pasang
PEB = 0 pasang Segitiga sama
Maka, notasi VSEPR → AX4 sp2 BF3
sisi
(tetrahedral)
Rumus Bentuk Geometri
Menurut Teori VSEPR
sp3 Tetrahedral CH4
Jumlah Jumlah Bentuk
Rumus Contoh
PEI PEB Molekul
2 0 AX2 Linier BeCl
KIMIA
3 0 AX3 Trigonal BF3 sp3d2 Oktahedral SF6
datar
2 1 AX2E Trigonal SO2
(Sumber: www.ilmukimia.org)
bentuk V
4 0 AX4 Tetrahedron CH4
3 2 AX3E Piramida NH3
Trigonal
2 0 AX2E2 Planar H2O
Bentuk V
5 1 AX5 Bipiramida PCl5
Trigonal
3 2 AX3E2 Bentuk T CF3

661
MATERI Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi

Panduan SKL A Senyawa Biner Nonlogam-Nonlogam


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
1. Nama Unsur Pertama–Nama Unsur Kedua+akhiran ida.
Siswa dapat memahami dan menguasai 2. Jumlah unsur disebutkan dalam bahasa Yunani.
pengetahuan mengenai:
• aturan IUPAC dalam kaitannya dengan 3. Jumlah unsur yang di depan tidak perlu ditulis jika nilainya satu.
penamaan senyawa anorganik (ionik dan
kovalen). 1 = mono 6 = heksa
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan 2 = di 7 = hepta
pemahaman mengenai:
• penamaan senyawa anorganik (ionik dan 3 = tri 8 = okta
kovalen) dan penyetaraan reaksi kimianya.
4 = tetra 9 = nona
5 = penta 10 = deka
Contoh:
• NO = nitrogen monoksida
• N2O3 = dinitrogen trioksida
• B2Br4 = diboron tetrabromida

B Senyawa Biner Logam-Nonlogam


1. Nama Unsur Logam–Nama Unsur Nonlogam+akhiran ida.
2. Unsur logam yang hanya memiliki 1 jenis ion, di belakang
nama unsur tidak perlu ditambahkan angka Romawi.
Yaitu unsur logam golongan I A, II A, dan III A
Contoh:
MgCl2 = Magnesium klorida
CaF2 = Kalsium flourida
3. Unsur logam yang memiliki lebih dari 1 jenis ion, di belakang
nama unsur ditambahkan angka Romawi.
Contoh:
PbCl2 = Timbal (II) klorida
PbCl4 = Timbal (IV) klorida
Contoh beberapa ion sederhana
1. Ion Positif
Nama Lambang Nama Lambang
KIMIA

Ion perak Ag+ Ion sesium Cs+


Ion zink Zn2+ Ion timbal (II) Pb2+
Ion aluminium Al3+ Ion timah (II) Sn2+
Ion barium Ba2+ Ion kromium (II) Cr+2
Ion stronsium Sr2+ Ion kromium (III) Cr3+
Ion kalsium Ca2+ Ion besi (II) Fe2+
Ion magnesium Mg2+ Ion besi (III) Fe3+
Ion natrium Na+ Ion kobalt (II) Co2+
Ion kalium K+ Ion kobalt (III) Co3+
Ion rubidium Rb+

662
2. Ion Negatif Ion iodida I-
Nama Lambang Ion bromida Br-
Ion nitrida N3- Ion klorida Cl-
Ion sulfida S2- Ion fluorida F-
Ion oksida O2- Ion hidrida H2-

C Senyawa Poliatomik
1. Senyawa yang terdiri atas 3 atom atau Ion klorat ClO3-
lebih yang terikat bersama (mengandung
ion poliatomik). Ion perklorat ClO4-
2. Nama unsur logam/kation–Nama ion Ion kromat CrO42-
poliatom.
Ion dikromat Cr2O72-
Contoh:
• Na2SO4 Ion sianida CN-
Na+ ion unsur logam, SO42- ion poliatomik → Ion hidroksida OH-
Natrium sulfat
• NaClO Ion nitrit NO2-
Na+ ion unsur logam, ClO- ion poliatomik → Ion nitrat NO3-
Natrium hipoklorit
Ion fosfat PO43-
Beberapa Poliatomik
1. Ion Positif Ion sulfit SO32-
Nama Lambang Ion sulfat SO42-
Ion ammonium NH4+ Ion tiosulfat S2O32-
2. Ion Negatif Ion oksalat C2O42-
Nama Lambang
Ion karbonat CO32-
Ion hipoklorit ClO-
Ion asetat CH3COO-
Ion klorit ClO2-

D Persamaan Reaksi
Persamaan reaksi merupakan penggambaran Keterangan:
suatu reaksi kimia yang terdiri atas rumus 1. Tanda panah menunjukkan arah reaksi, dari
kimia pereaksi dan hasil reaksi disertai dengan reaktan menjadi produk.
KIMIA
koefisiennya masing-masing. Reaksi kimia 2. Huruf kecil dalam tanda kurung menunjukkan
mengubah zat-zat asal (pereaksi = reaktan) menjadi wujud atau keadaan zat yang bersangkutan,
zat baru (produk). Adapun beberapa aturan yang di mana:
ada dalam persamaan reaksi sebagai berikut. g = gas/gas
1. Jenis dan jumlah atom yang terlibat dalam l = liquid/cairan
reaksi tidak berubah, tetapi ikatan kimia di s = solid/padatan
antaranya berubah. aq = aqueous/larutan
2. Ikatan kimia dalam pereaksi diputuskan dan 3. Bilangan yang mendahului rumus kimia zat
terbentuk ikatan baru dalam produknya. disebut koefisien reaksi.
3. Atom-atom ditata ulang membentuk produk 4. Koefisien reaksi juga menyatakan perbandingan
reaksi. paling sederhana dari partikel zat yang terlibat
Contoh: dalam reaksi.
H2 + Cl2 → 2HCl

663
E Penyetaraan Reaksi
1. Cara Sederhana Contoh:
Penulisan persamaan reaksi dapat dilakukan Langkah 1:
dengan 2 langkah: Persamaan reaksi yang belum setara.
a. Menuliskan rumus kimia zat pereaksi C8H18 + O2 → CO2 + H2O
dan produk, lengkap dengan keterangan Langkah 2:
wujudnya. Menetapkan koefisien C8H18 = 1, sedangkan
b. Penyetaraan, yaitu memberi koefisien koefisien yang lain ditulis dengan huruf.
yang sesuai sehingga jumlah atom tiap 1C8H18 + aO2 → bCO2 + cH2O
unsur sama pada kedua ruas.
Langkah 3:
Contoh:
Jumlah atom di ruas kiri dan kanan:
Langkah 1:
Cu(s) + HCl(l) → CuCl2 (aq) + H2 (g) Atom Ruas Kiri Ruas Kanan
(belum setara) C 8 B
H 18 2c
Langkah 2:
Cu(s) + HCl(l) → CuCl2 (aq) + H2 (g) O 2a 2b + c
(sudah setara) Langkah 4:
2. Cara Matematis Jumlah atom di ruas kiri = jumlah atom di
a. Tetapkan koefisien salah satu zat, biasanya ruas kanan. Dari langkah 3, diperoleh:
zat yang rumusnya paling kompleks = 1, b =8
sedangkan zat lain diberikan koefisien 2c = 18 → c = 9
sementara dengan huruf. 2a = (2b + c)
b. Setarakan terlebih dahulu unsur yang 2a = (2.8 + 9)
terkait langsung dengan zat yang diberi 2a = 25
koefisien 1 itu. 25
a =
c. Setarakan unsur lainnya. Biasanya akan 2
membantu jika atom O disetarakan Langkah 5:
paling akhir. Nilai-nilai a, b, dan c disubstitusikan ke
persamaan reaksi:
25
C8H18 + O2 → 8CO2 + 9H2 O
2
KIMIA

664
Pengetahuan & Pemahaman:: Aplikasi:: Penalaran

2 Ringkasan Materi
Soal – Bahas
Kimia Analisis
Latihan Soal

MATERI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Panduan SKL Larutan Sifat dan Pengamatan


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
• tidak terionisasi (α = 0)
Siswa dapat memahami dan menguasai
• tidak menghantarkan arus listrik
pengetahuan mengenai:
• larutan elektrolit dan nonelektrolit Nonelektrolit
berdasarkan sifat fisikanya. • lampu tidak menyala
Aplikasi --------------------------------------------------------- • tidak terdapat gelembung gas
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai:
• membedakan larutan elektrolit dan
• terionisasi sempurna (α = 1)
nonelektrolit bersarkan besarnya
konsentrasi. • menghantarkan arus listrik
Elektrolit Kuat
• lampu menyala terang
• terdapat gelembung gas
• terionisasi sebagian (0 < α <1)
• menghantarkan arus listrik
Elektrolit Lemah
• lampu menyala redup
• terdapat gelembung gas

A Larutan Nonelektrolit
Larutan nonelektrolit ialah larutan yang zat terlarutnya tidak
terurai menjadi ion-ionnya sehingga tidak menghantarkan listrik.
Contoh: larutan gula, alkohol, urea, air.
Jika larutan diuji dengan alat uji elektrolit:
• Lampu alat uji elektrolit tidak menyala. KIMIA
• Tidak ada gelembung gas pada elektrode karbon alat uji
elektrolit.

B Larutan Elektrolit
Larutan elektrolit ialah larutan yang menghantar arus listrik,
karena solutnya terurai menjadi ion-ionnya.
Jika larutan diuji dengan alat uji elektrolit
• Dapat menyalakan lampu.
• Dapat menimbulkan gelembung gas pada elektrode.

1
1. Larutan Elektrolit Kuat
Zat terlarutnya dapat terionkan secara
sempurna (α = 1). Contoh larutan elektrolit
kuat adalah larutan asam kuat (HCl, H2SO4),
basa kuat (KOH, NaOH,) dan larutan senyawa
garam netral (NaCl, K2CO3, dll).
2. Larutan Elektrolit Lemah
Zat terlarutnya hanya terurai sebagian (0 < α
< 1). Contoh larutan elektrolit lemah adalah
larutan dari asam lemah (HCN), (HCOOH),
dan basa lemah (NH4OH).

MATERI Larutan Asam-Basa

Panduan SKL A Teori Asam Basa


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
1. Arrhenius
Siswa dapat memahami dan menguasai Asam ialah zat yang dalam air melepaskan ion H+, sedangkan
pengetahuan mengenai:
• pH larutan asam-basa kuat dan lemah basa adalah zat yang dalam air melepaskan ion OH–.
berdasarkan eksperimen (indikator asam-
basa). Contoh:
Aplikasi --------------------------------------------------------- a. Asam:
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai:
H2SO4 → H+ + 2SO42-
• Menghitung pH larutan asam-basa kuat dan
lemah.
b. Basa:
KOH → K+ + OH-
2. Brownsted-Lawry
Asam ialah spasi yang memberi proton, sedangkan basa adalah
KIMIA

spesi yang menerima proton pada suatu reaksi pemindahan


proton.
Contoh:
a. Asam
H2O + H2SO4 → H3O+ + SO42-
Keterangan:
H2SO4 → asam
SO42- → basa konjugasi

2
b. Basa Contoh:
NH3 + HCl → NH4+ + Cl- H F
Keterangan:
NH3 → basa H N B F
NH4+ → asam konjugasi
3. Lewis H F
Basa ialah senyawa yang cenderung untuk NH3 akan memberikan pasangan elektron
menyumbangkan sepasang elektron untuk bebas (PEB ) untuk berikatan kovalen
digunakan bersama-sama; asam cenderung koordinasi dengan BF3, sehingga NH3 sebagai
untuk menerima elektron. basa dan BF3 sebagai asam.

B Sifat-sifat Asam
Untuk mengetahui larutan tersebut merupakan 3. Dapat memerahkan kertas lakmus biru.
asam, ada beberapa ciri-ciri umum seperti 4. Larutan dalam air dapat mengantarkan
berikut ini. arus listrik.
1. Terasa masam. 5. pH < 7.
2. Bersifat korosif (menyebabkan korosi).

C Jenis Asam
1. Asam Kuat 2. Asam lemah
Asam kuat ialah asam yang jika dalam Suatu asam dapat dikatakan sebagai asam
larutannya akan melepaskan ion paling lemah, jika di dalam air, sebagian kecil
banyak (terionisasi sempurna) → senyawa molekul-molekulnya berubah menjadi ion
akan terpecah semuanya menjadi ion-ion H +.
penyusunnya.

D Contoh Asam
Contoh dari asam kuat: Contoh dari asam lemah:
1. Asam sulfat → H2SO4 1. Asam sianida → HCN
2. Asam klorida → HCl 2. Asam asetat → CH3COOH
3. Asam nitrat → HNO3 3. Asam phospat → H3PO4
4. Asam perklorat → HClO4 4. Asam sulfit → H2SO3
5. Asam Iodida → HI 5. Asal sulfida → H2S
KIMIA
E Sifat-sifat Basa
Untuk mengetahui larutan tersebut merupakan 3. Dapat membirukan kertas lakmus merah.
basa, ada beberapa ciri-ciri umum seperti berikut 4. Larutan dalam air dapat mengantarkan
ini. arus listrik.
1. Terasa pahit. 5. pH > 7.
2. Tidak bersifat korosif (tidak menyebabkan
korosi).

3
F Jenis Basa
1. Basa Kuat 2. Basa lemah
Basa kuat ialah basa yang jika dalam Suatu basa dapat dikatakan sebagai basa
larutannya akan melepaskan ion paling lemah, jika di dalam air, sebagian kecil
banyak (terionisasi sempurna) → senyawa molekul-molekulnya berubah menjadi ion
akan terpecah semuanya menjadi ion-ion H +.
penyusunnya.
G Contoh Basa
Contoh dari basa kuat: Contoh dari basa lemah:
1. Kalsium hidroksida → Ca(OH)2 1. Amonium Hidroksida → NH4OH
2. Natrium hidroksida → NaOH 2. Timbal (II) Hidroksida → Pb(OH)2
3. Kalium hidroksida → KOH 3. Seng (III) Hidoksida → Zn(OH)3
(Logam I A dan IIA jika membentuk hidroksida, (Logam selain logam I A dan IIA jika membentuk
maka bersifat basa kuat kecuali logam Be dan hidroksida, maka bersifat basa lemah).
Mg).

H pH Asam Basa
1. Asam Kuat Perhitungan pH larutan sebagai berikut:
H+  = a x Ma pH = - log H+ 

2. Asam Lemah pOH = - log OH− 


H+  = Ka x Ma pH = pKw − pOH
3. Basa Kuat pH = 14 − pOH
OH−  = b x Mb
4. Basa Lemah
OH−  = Kb x Mb

I Indikator Asam-Basa
Untuk mengetahui berapa pH suatu larutan Salah satu indikator yang umum digunakan
diperlukan indikator universal atau pH meter. dalam pengujian larutan asam dan basa adalah
Ada juga cara lain, yaitu dengan menguji larutan kertas lakmus. Kertas lakmus terdiri dari dua
terebut dengan beberapa larutan tersebut dengan warna yaitu lakmus biru dan lakmus merah.
KIMIA

beberapa indikator yang telah diketahui trayek Jika larutan bersifat asam, maka kertas lakmus
pH nya. biru akan berubah menjadi merah, sedangkan
Contoh: kertas lakmus merah tidak akan berubah warna.
Perubahan Jika suatu larutan bersifat basa, maka kertas
Indikator Trayek pH lakmus biru tidak akan berubah warna (tetap
Warna
biru), sedangkan kertas lakmus merah akan
Bromtimol Biru Kuning – Biru 6,0 – 7,6
berubah warna menjadi biru. Namun, jika tidak
Fenolftalein Tak berwarna 8,3 – 10,0 terjadi perubahan warna kertas lakmus, maka
– Merah larutan tersebut bersifat netral.
Lakmus Merah – biru 5,5 – 8,0

4
MATERI Titrasi Asam-Basa

Panduan SKL Titrasi ialah penentuan kadar suatu zat atau lebih dalam
campuran atau larutan dengan menambahkan bahan penguji yang
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- dapat bereaksi dengan zat (zat-zat) tersebut dari dalam buret. Titrasi
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: dihentikan jika sudah terjadi perubahan warna atau titik ekuivalen,
• kurva titrasi asam-basa berdasarkan data
titrasi asam-basa. yaitu saat yang menunjukkan bahwa jumlah mol ekuivalen pereaksi-
Aplikasi --------------------------------------------------------- pereaksinya sama. Jika dilakukan tritasi asam basa sehingga terjadi
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai:
reaksi penetralan dan sudah mencapai titik equivalen, maka:
• menentukan konsentrasi asam atau basa
berdasarkan data hasil titrasi asam-basa.
mol asam=mol basa
Penalaran ------------------------------------------------------
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal: mol H+ = mol OH-
• menentukan konsentrasi asam atau basa
berdasarkan grafik titrasi asam-basa. a.Masam.Vbasa = b.Mbasa.Vbasa

Di mana:
a → koefisien H+ M → konsentrasi
b → koefisien OH- V → volume
Titrasi dihentikan jika sudah terjadi perubahan warna atau titik
ekuivalen, yaitu saat yang menunjukkan bahwa jumlah ekuivalen
pereaksi-pereaksinya sama.
1. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Kuat
pH14

0
25
Volume penambahan asam (cm3)
2. Titrasi Asam Lemah dengan Basa Kuat
pH14

7 KIMIA

0
25
Volume penambahan asam (cm3)
3. Titrasi Asam Kuat dengan Basa Lemah
pH14

0
25
Volume penambahan asam (cm3)

5
MATERI Larutan Penyangga

Panduan SKL A Larutan Penyangga


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
Larutan penyangga atau sering juga disebut dengan larutan buffer
Siswa dapat memahami dan menguasai merupakan larutan yang dapat mempertahankan pH. Penambahan
pengetahuan mengenai:
• larutan penyangga pada mahluk hidup sedikit asam, basa, dan pengenceran tidak dapat menyebabkan
dalam mempertahankan pH serta pengaruh
penambahan asam atau basa (kontaminan) perubahan pH secara signifikan.
terhadap pH larutan penyangga dalam
tubuh mahluk hidup. 1. Larutan Penyangga Asam
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Larutan yang mampu mempertahankan pH dalam suasana
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai:
asam. Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan cara:
• menentukan harga pH larutan penyangga. a. Campuran asam lemah dan basa konjugasinya (garam)
Penalaran ------------------------------------------------------ • CH3COOH dengan CH3COONa
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• menentukan mana yang merupakan larutan • H2S dengan CaS
penyangga berdasarkan data percobaan.
b. Campuran asam lemah berlebih dan basa kuat
Pencampuran antara asam lemah berlebih dengan basa
kuat sehingga di akhir reaksi hanya tesisa reaktan asam
lemah dan produk garam (basa konjugasi), sedangkan
basa kuat habis.
2. Larutan Penyangga Basa
Larutan yang mampu mempertahankan pH dalam suasana
basa. Larutan penyangga basa dapat dibuat dengan cara:
a. Campuran basa lemah dan asam konjugasinya (garam)
• NH4OH dengan NH4Cl
• NH3 dengan (NH4)2SO4
b. Campuran basa lemah berlebih dan asam kuat
Pencampuran antara basa lemah berlebih dengan
asam kuat di sini sehingga di akhir reaksi hanya tersisa
reaktan basa lemah dan produk garam (asam konjugasi),
sedangkan asam kuat habis.

B Penentuan Derajat Keasaman Larutan Penyangga


1. Larutan Penyangga Asam
mol asam lemah
H+  = Ka x
KIMIA

mol basa konjugasi (garam)


Keterangan:
Ka = konstanta kesetimbangan asam
2. Larutan Penyangga Basa
mol basa lemah
OH−  = Kb x
mol asam konjugasi (garam)
Keterangan:
Ka = konstanta kesetimbangan asam

6
C Manfaat Larutan Penyangga dalam Kehidupan Sehari-Hari
Dalam cairan tubuh manusia, yakni cairan Sistem larutan penyangga dalam rongga mulut
intra sel dan ekstra sel, cairan tersebut adalah adalah air ludah yang dapat mempertahankan
H2PO4- dan HPO42-. Larutan penyangga ini berfungsi pH pada mulut sekitar 6,8. Air liur mengandung
untuk mempertahankan harga pH dalam tubuh larutan penyangga fosfat yang dapat menetralisir
manusia, yakni sekitar 7,4. asam yang terbentuk dari fermentasi sisa-sisa
Sistem larutan penyangga asam benzoat makanan.
dengan natrium benzoat menjaga pH makanan Pada aspirin (obat sakit kepala) ditambahkan
olahan dalam kaleng agar tidak mudah rusak MgO yang dapat mentransfer kelebihan asam karena
atau teroksidasi. adanya asam pada aspirin dapat menyebabkan
Larutan penyangga sitrat sangat baik digunakan perubahan pH pada perut. Perubahan pH ini
dalam larutan penyangga untuk mengendalikan mengakibakan pembentukan hormon untuk
pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan merangsang penggumpalan darah.
banyak ion logam membentuk garam sitrat.
Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam
dengan pengkelatan sehingga digunakan sebagai
pengawet dan penghilang kesadahan air.

MATERI Hidrolisis Garam

Panduan SKL Hidrolisis garam ialah reaksi antara air dan ion-ion yang berasal
dari asam lemah atau basa lemah suatu garam. Maka, garam tersebut
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- akan terurai oleh air dan akan menghasilkan asam dan basanya
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: kembali.
• menentukan sifat garam (asam, basa, dan
netral).
A Hidrolisis Parsial (Sebagian)
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan Jika dalam garam tersebut terdapat dua penyusun asam dan
pemahaman mengenai:
• menentukan harga pH larutan garam
basa, maka hanya salah satu saja yang mengalami hidrolosis sehingga
hidrolisis. disebut dengan hidrolisis sebagian. Yang hanya mampu mengalami
Penalaran ------------------------------------------------------ hidrolisis adalah spesi asam konjugasi atau basa konjugasi dari basa
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• menentukan jenis garam berdasarkan jenis lemah atau asam lemah.
penyusunnya.
1. Hidrolisis Parsial Asam
Hidrolisis kation atau asam konjugasi menghasilkan ion H+,
KIMIA
sehingga larutannya bersifat asam. Hal ini dapat terjadi karena
garam tersusun dari basa lemah dengan asam kuat.
Contoh:
Hidrolisis garam NH4Cl
NH4+ + H2O → NH4OH + H+
2. Hidrolisis Parsial Basa
Hidrolisis anion atau basa konjugasi menghasilkan ion OH-,
sehingga larutannya bersifat basa. Hal ini dapat terjadi karena
garam tersusun dari asam lemah dengan basa kuat.
Contoh:
Hidrolisis garam CH3COONa
CH3COO- + H2O → CH3COOH + OH-

7
B Hidrolisis Total
Hidrolisis total hal ini berarti garam tersebut
tersusun dari dua spesi yang mampu mengalami
hidrolisis. Garam ini tersusun dari spesi asam
konjugasi dan basa konjugasi yang berasal dari
basa lemah dan asam lemah.
Contoh:
• NH4CN
• CH3COONH4
• Al2(CO3)3

C Garam Tidak Terhidrolisis


Garam ini tersusun dari dua spesi yang
berasal dari asam kuat dan basa kuat. Garam ini
mempunyai pH = 7 atau netral.
Contoh:
• NaCl
• K2SO4
• NaNO3
D Penentuan Derajat Keasaman Garam
1. Hidrolisis Parsial 2. Hidrolisis Sempurna
a. Asam lemah + Basa Kuat → Garam Asam lemah + Basa Lemah → sifat larutan
basa tidak bergantung pada konsentrasi garam,
Kw tetapi hanya bergantung pada kekuatan
OH−  = x n.[ Anion (garam)]
Ka relatif asam (Ka) dan basa (Kb).
n = jumlah anion garam a. Jika Ka > Kb, maka bersifat asam:
b. Basa lemah + Asam Kuat → Garam Kw
H+  = xKa
Asam Kb
Kw b. Jika Ka < Kb, maka bersifat basa:
H+  = x n.[Kation (garam)]
Kb Kw
OH−  = x Kb
n = jumlah kation garam Ka
KIMIA

E Rumus pH pada Berbagai Campuran


Asam kuat + basa kuat → tidak ada yang Jika terdapat sisa asam kuat atau sisa basa kuat
bersisa (semuanya bereaksi) → larutan garam → larutan asam kuat atau larutan basa kuat →
netral → pH = 7 rumus pH asam kuat atau pH asam basa.
Asam lemah + basa kuat, atau asam kuat +
basa lemah → tidak ada yang bersisa (semuanya
habis bereaksi) → larutan garam yang berasal
dari yang lemah (Hidrolisis Parsial).
Asam lemah + basa kuat, atau basa lemah +
asam kuat → terdapat sisa asam lemah atau basa
lemah → larutan penyangga → rumus larutan
penyangga.

8
MATERI Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Panduan SKL A Kelarutan (s)


Aplikasi ---------------------------------------------------------
Kelarutan yang biasa diberi simbol s adalah jumlah maksimum
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan zat terlarut (mol) yang dapat larut dalam pelarut.
pemahaman mengenai:
• menentukan harga kelarutan dan Ksp. mol
• terbentuknya endapan serta konsentrasi ion s=
penyusun senyawa sukar larut dari suatu volume (L )
reaksi berdasarkan prinsip kelarutan dan
hasil kali kelarutan (Ksp).

B Hasil Kali Kelarutan


Hasil kali kelarutan (Ksp) ialah hasil kali konsentrasi ion-ion dari
larutan jenuh garam yang sukar larut dalam air, setelah masing-masing
konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan
ionisasinya. Jika kita mempunyai suatu senyawa Ax By dengan reaksi
ionisasinya:
AxBy → xAy+ + xAx+
maka hasil kali kelarutan
Ksp AxBy = [Ay+]x [Bx-]y
Contoh:
1. H2S
H2 S → 2H+ + S2−
s 2s s
Ksp = 4s3
2. FeCl3
FeCl3 → Fe3+ + 3Cl−
s s 3s
Ksp = 27s4
3. Fe2(SO4)3
Fe2 (SO4 )3 → 2Fe3+ + 3SO42−
s 2s 3s
Ksp = 108s5

C Efek Ion Sejenis KIMIA

Pada kesetimbangan elektrolit yang sukar larut jika ditambah


asam, basa, atau garam yang mengandung ion sejenis dengan elektrolit
tersebut, maka akan memperkecil kelarutan elektrolit tersebut atau
dengan kata lain makin mudah mengalami pengendapan. Makin besar
jumlah ion sejenis maka makin kecil kelarutan senyawa tersebut.
D M e ra m a l ka n Pe n ge n d a p a n
Fungsi dari harga Ksp adalah untuk mengetahui apakah zat
tersebut masih dapat larutan atau mengendap dalam suatu larutan.
Jika suatu senyawa mempunyai ionisasi:

9
AxBy → xAy+ + xAx+
dan diketahui masing-masing konsentrasi dari ion-ion tersebut, maka:
[Ay+]x [Bx-]y < Ksp → tidak terbentuk endapan
[Ay+]x [Bx-]y = Ksp → tepat jenuh
[Ay+]x [Bx-]y > Ksp → terbentuk endapan
KIMIA

10
Pengetahuan & Pemahaman:: Aplikasi:: Penalaran

3 Ringkasan Materi
Soal – Bahas
Kimia Fisik

Latihan Soal

MATERI Termokimia

Panduan SKL A Reaksi Endoterm–Eksoterm


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
1. Reaksi Endoterm
Siswa dapat memahami dan menguasai Reaksi kimia yang membutuhkan atau menyerap kalor disebut
pengetahuan mengenai:
• perubahan entalpi reaksi atau proses reaksi endoterm.
endoterm/eksoterm dalam kehidupan
sehari-hari serta persamaan termokimia Reaksi endoterm dengan ΔH bertanda positif (+).
suatu proses atau reaksi.
Reaksi Endoterm
Aplikasi --------------------------------------------------------- kalor
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai:
• menentukan perubahan entalpi reaksi
berdasarkan percobaan, hukum hess, data kalor sistem kalor
perubahan entalpi pembentukkan standar,
dan data energi ikatan rata-rata. lingkungan
Penalaran ------------------------------------------------------ kalor
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal: Endoterm
• menentukan grafik perubahan entalpi
berdasarkan data.
Untuk menghitung perubahan entalpi reaksi endoterm:
∆H = Hproduk – Hreaktan = positif (>0)
Reaksi endoterm dapat diamati dengan turunnya suhu sistem,
atau diperlukannya energi selama reaksi berlangsung (agar
reaksi berlangsung zat harus dipanaskan terus sampai seluruh
reaktan berubah menjadi zat hasil).
2. Reaksi Eksoterm
Reaksi kimia yang membebaskan kalor disebut reaksi
eksoterm.
Reaksi eksoterm dengan ΔH bertanda (–).
Reaksi Eksoterm
kalor KIMIA
lingkungan

kalor sistem kalor

kalor
Eksoterm
Di mana, untuk menghitung perubahan entalpi reaksi
eksoterm:
∆H = Hproduk – Hreaktan = negatif (<0)
Reaksi eksoterm dapat diamati dengan naiknya suhu sistem,
atau dilepaskannya energi selama reaksi berlangsung (agar
reaksi berlangsung zat harus dipanaskan terus sampai seluruh
reaktan berubah menjadi zat hasil).

1
B Penentuan Kalor Reaksi
1. Kalorimeter b.
2C + 2 O2
Kalorimeter bom ialah kalorimeter biasa
∆H ∆H1 ∆H2
yang dilengkapi dengan tungku elektrode
listrik untuk proses pembakaran. Proses 2CO + O2
dalam kalorimeter adalah proses adiabatik. ∆H3
Artinya, tidak ada energi yang lepas atau 2CO2
masuk dari luar. Karena pengukuran ∆H
selalu dilakukan pada tekanan tetap, maka Berdasarkan Hukum Hess, maka harga
reaksi yang berlangsung dalam kalorimeter ∆H1 = ∆H2 + ∆H3
tidak boleh memengaruhi tekanan gas 3. Berdasarkan Data ∆Hf
dalam ruang kalorimeter. Harga ∆H reaksi dapat dihitung dengan
Q = m.c.∆T menggunakan data perubahan entalpi
Keterangan: standar pembentukan standar (∆Hf°).
Q = kalor reaksi (joule) Rumus:
m = massa zat pereaksi (gram) ∆Hreaksi = ∑∆Hf produk – ∑∆Hf produk
c = kalor jenis zat (J/g.K)
∆T = perubahan suhu (K) 4. Berdasarkan Data Energi Ikatan (EI)
Dan untuk menentukan harga entalpi Energi ikatan ialah energi yang diperlukan
reaksi (∆H): untuk memutuskan ikatan kimia dalam
Q 1 mol suatu senyawa berwujud gas pada
∆H = - keadaan standar menjadi atom-atom
mol
Hukum Hess gasnya.
“Perubahan entalpi standar suatu reaksi Penentuan energi ikatan dilakukan dengan
kimia hanya ditentukan oleh keadaan awal cara menguraikan molekul senyawa dalam
dan akhir reaksi, tidak tergantung dari fase gas menjadi atom-atomnya, mengukur
jalan untuk mencapai keadaan akhir.” berapa kalor yang diperlukan untuk
Contoh: pemutusan ikatan tersebut pada keadaan
a. Diketahui diagram Hess reaksi A  C standar (25 °C, 1 atm).
Rumus:
∆Hr ∆Hreaksi = ∑EI Reaktan – ∑EI Produk
A B
∆H1 ∆H2
∆H3
X Y
∆Hr = ∆H1 + ∆H2 + ∆H3
KIMIA

Berdasarkan Hukum Hess, maka harga


∆H1 = ∆H2 + ∆H3

C Kalor Reaksi
1. Perubahan Entalpi Standar Pembentukan 2. Perubahan Entalpi Standar Penguraian
(∆Hf°) (∆Hd°)
Perubahan entalpi standar pembentukan Perubahan entalpi standar penguraian
ialah perubahan entalpi standar pada ialah perubahan entalpi standar pada
pembentukan 1 mol senyawa dari unsur- penguraian 1 mol senyawa menjadi unsur-
unsurnya. unsurnya.

2
3. Perubahan Entalpi Standar Pembakaran 1 mol asam oleh basa atau 1 mol basa oleh
(∆Hc°) asam. Perubahan entalpi standar netralisasi
Perubahan entalpi standar pembakaran dinyatakan dengan notasi ∆Hn.
ialah perubahan entalpi standar pada 5. Perubahan Entalpi Standar Pencairan
pembakaran sempurna 1 mol zat. (∆Hl°)
Perubahan entalpi standar pembakaran Perubahan entalpi standar pencairan ialah
dinyatakan dengan lambang ∆Hc°. perubahan entalpi standar reaksi pada
4. Perubahan Entalpi Standar Netralisasi pencairan 1 mol zat dalam fase padat
Perubahan entalpi standar netralisasi ialah menjadi zat dalam fase cair pada titik
perubahan entalpi standar pada penetralan leburnya.

KIMIA

3
MATERI Laju Reaksi dan Teori Tumbukan

Panduan SKL A Persamaan Laju Reaksi


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
Laju reaksi ialah laju perubahan konsentrasi pereaksi atau
Siswa dapat memahami dan menguasai produk.
pengetahuan mengenai:
• faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi Jika kita mempunyai suatu persamaan kimia:
berdasarkan data percobaan.
aA + bB → cAB
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan maka persamaan laju berkurangnya reaktan adalah:
pemahaman mengenai
• menentukan harga orde reaksi, persamaan
1. Berkurangnya konsentrasi A tiap satuan waktu:
reaksi, dan konnstanta laju reaksi - ∆ [A ]
berdasarkan data percobaan. VA =
Penalaran ------------------------------------------------------
∆t
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi
2. Berkurangnya konsentrasi B tiap satuan waktu:
berdasarkan data percobaan. - ∆ [B]
VB =
∆t
Dan laju bertambahnya konsentrasi AB tiap satuan waktu adalah:
+∆ [AB]
VAB =
∆t
Rumus Umum untuk laju reaksi adalah:
v = k[A]m [B]n
Di mana:
v = laju reaksi
k = tetapan laju reaksi
m = orde reaksi A
n = orde reaksi B
[A] = konsentrasi A
[B] = konsentrasi B
Orde reaksi berbeda dengan koefisien reaksi, orde reaksi didapatkan
dari hasil percobaan.

B Penentuan Orde Reaksi


1. Cara Grafik
a. Orde Reaksi Nol
KIMIA

Pereaksi tersebut sama sekali tidak berpengaruh pada laju


reaksi

V1

(A)
Grafik Orde Reaksi Nol
b. Orde Reaksi Satu
Laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi.
Jika konsentrasi pereaksi naik 1 M, maka laju reaksi akan
naik satu kali lebih cepat dari semula.

4
Maka, langkah:
a. Menentukan orde reaksi A dengan
Vt membandingkan data laju reaksi untuk
konsentrasi B yang sama:
v1 k [A ]1 k [B]1
x y

=
(A) v2 k [A ]x k [B]y
2 2
Grafik Orde Reaksi Satu b. Menentukan pangkat reaksi B dengan
c. Orde Reaksi Dua membandingkan data laju reaksi untuk
Jika konsentrasi pereaksi naik 1 M, maka konsentrasi A tetap:
laju reaksi akan naik dua kali lebih cepat
v1 k [A ]1 k [B]1
x y

dari semula. =
v 3 k [A ]x k [B]y
3 3

Vt c. Menentukan harga konstanta laju reaksi


(k) dengan cara memasukkan data pada
percobaan tertentu pada persamaan
laju reaksi sesuai dengan rumus umum
(A) yang ada, yaitu: v = k[A]x [Y]y
Grafik Orde Reaksi Dua
2. Cara Perbandingan Data
Bila kita mempunyai hasil percobaan
sebagai berikut:
[A] M [B] M Laju reaksi (M/s)
0,01 0,02 0,4
0,02 0,02 0,8
0,01 0,04 1,6

C Teori Tumbukan
Reaksi kimia terjadi sebagai akibat tumbukan 2. Kemungkinan suatu tumbukan tertentu
antara molekul-molekul. Jumlah tumbukan antara untuk menghasilkan reaksi kimia tergantung
molekul-molekul per satuan waktu disebut dari orientasi molekul (posisi) yang
frekuensi tumbukan. bertumbukan.
Dengan demikian, makin sering terjadi Besar frekuensi tumbukan ini dipengaruhi
tumbukan di antara molekul-molekul tersebut. Hal oleh berbagai faktor antara lain:
itu berarti hanya sebagian dari tumbukan molekul 1. Luas permukaan KIMIA

yang menghasilkan reaksi, atau dapat dikatakan Makin besar luas permukaan maka laju reaksi
bahwa tidak semua tumbukan menghasilkan makin cepat.
produk. Keadaan itu didasarkan pada dua faktor Luas permukaan fasa reaktan gas > reaktan
berikut ini. larutan > reaktan bubuk atau serbuk > reaktan
1. Hanya molekul-molekul yang lebih energik balok atau granula.
yang akan menghasilkan reaksi sebagai hasil 2. Konsentrasi
tumbukan. Hal ini berkaitan dengan energi Makin besar konsentrasi maka laju reaksi
aktivasi. Energi aktivasi (Ea) adalah energi makin cepat. Hal ini dikarenakan makin tinggi
minimum yang harus dimiliki molekul untuk konsentrasi maka kemungkinan terjadinya
dapat bereaksi. Makin tinggi Ea maka makin tumbukan antarpartikel di dalamnya lebih
sulit pula zat tersebut menghasilkan reaksi besar.
atau produk.

5
3. Suhu 1 1 1 T2 −T T1
Makin tinggi suhu maka laju reaksi akan = ( )
t2 t1 A
makin cepat. Hal ini dikarenakan kenaikkan
t2 < t1
suhu akan memperbesar energi kinetik
molekul pereaksi. Di mana:
a. Rumus hubungan suhu (T) dengan laju v2 = waktu ketika suhu T2
reaksi (v) → makin tinggi suhu maka v2 = waktu ketika suhu T1
makin cepat laju reaksinya. T2 = suhu akhir
T2 − T1
v2 = v1 (A) T T1 = suhu awal
v 2 > v1
A = kenaikan laju reaksi tiap
kenaikan suhu sebesar T
Di mana:
T = kenaikan suhu
v2 = laju reaksi ketika suhu T2
4. Katalis
v2 = laju reaksi ketika suhu T1 Katalis adalah zat yang dapat menurunkan
T2 = suhu akhir energi aktivasi dengan cara mengubah
T1 = suhu awal jalannya reaksi sehingga reaksi lebih cepat.
A = kenaikan laju reaksi tiap Secara mikroskopis, katalis ikut bereaksi
kenaikan suhu sebesar T tetapi secara makroskopis seakan tidak
T = kenaikan suhu ikut bereaksi karena setelah reaksi katalis
b. Rumus hubungan suhu (T) dengan ditemukan kembali.
laju waktu (t) → makin tinggi suhu
maka makin cepat pula waktu yang
diperlukan:
KIMIA

6
MATERI Kesetimbangan Kimia

Panduan SKL A Tetapan Kesetimbangan


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
1. Tetapan kesetimbangan konsentrasi (Kc) adalah hasil kali
Siswa dapat memahami dan menguasai konsentrasi zat-zat produk dibagi hasil kali konsentrasi zat-
pengetahuan mengenai:
• rumus mencari kesetimbangan larutan. zat pereaksi, setelah masing-masing dipangkatkan koefisien
Aplikasi --------------------------------------------------------- menurut persamaan reaksi. Bila terdapat reaksi:
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai: mA + nB ↔ pC + qD
• menghitung harga kesetimbangan larutan.
Maka, tetapan kesetimbangannya:
Penalaran ------------------------------------------------------
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
Kc =
[C]p[D]q
[A ]m [B]n
• faktor-faktor yang mempengaruhi arah
kesetimbangan kimia.

Reaktan atau produk yang bisa masuk dalam rumus di atas


haruslah dalam bentuk atau fasa gas (g) atau larutan (aq).
2. Tetapan kesetimbangan berdasarkan tekanan gas (Kp) adalah
hasil kali tekanan parsial gas-gas produk/setimbang dibagi
dengan hasil kali tekanan parsial gas-gas pereaksi, setelah
masing-masing gas dipangkatkan dengan koefisien menurut
persamaan reaksi. Bila terdapat reaksi:
mA + nB ↔ pC + qD
Maka, tetapan kesetimbangannya:

Kc =
[P ] [P ]
C
p
D
q

[P ] [P ]
m n
A B mol A
PA = xP
Jumlah tekanan parsial tiap-tiap gas adalah sama dengan
mol gas total
total
P total.
Ptotal = PA + PB + PC + Pmol B
PB = D xPtotal
Tekanan parsial masing-masing dapatmol gas total
dicari dengan rumus:
mol A mol C
PA = xPtotal PC = xPtotal
mol gas total mol gas total
mol B mol D
PB = xPtotal PD = xPtotal
mol gas total mol gas total
* semua mol C
PC =mol yang dipakai
xPtotaladalah mol gas yang berada pada
mol gas total
kesetimbangan.
mol D KIMIA
PD = xPtotal
B Hubungan Kc dan Kp
mol gas total
Kp = Kc (RT)∆n
Di mana:
Kp = tetapan kesetimbangan tekanan gas
Kc = tetapan kesetimbangan larutan
Δn = selisih jumlah koefisien gas kanan dan jumlah koefisien gas kiri
R = tetapan gas = 0,082 L atm mol-1 K-1
T = suhu (K = °C + 273)
* Harga Kp = Kc akan sama jika haga ∆n = 0

7
C Derajat Disosiasi
Disosiasi ialah penguraian suatu zat menjadi mol zat yang terurai / terdisosiasi
beberapa zat lain yang lebih sederhana. Derajat α=
mol zat mula − mula
disosiasi ialah perbandingan antara jumlah mol
yang terurai dengan jumlah mol mula-mula.

D Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Kesetimbangan


1. Perubahan Konsentrasi 3. Perubahan Suhu
Apabila dalam sistem kesetimbangan a. Bila pada sistem kesetimbangan
homogen, konsentrasi salah satu zat suhu dinaikkan, maka kesetimbangan
diperbesar, maka kesetimbangan akan reaksi akan bergeser ke arah yang
bergeser ke arah yang berlawanan dari zat membutuhkan kalor (ke arah reaksi
tersebut. Sebaliknya, jika konsentrasi salah endoterm).
satu zat diperkecil, maka kesetimbangan b. Bila pada sistem kesetimbangan suhu
akan bergeser ke pihak zat tersebut. diturunkan, maka kesetimbangan
*Konsentrasi tambah → pergi (mbah gi) reaksi akan bergeser ke arah yang
2. Perubahan Volume atau Tekanan membebaskan kalor (ke arah reaksi
Jika dalam suatu sistem kesetimbangan eksoterm).
dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan *Panas → endoterm (nas - do)
volume (bersamaan dengan perubahan 4. Katalisator
tekanan), maka dalam sistem akan Fungsi katalisator dalam reaksi kese-
mengadakan reaksi berupa pergeseran timbangan adalah mempercepat
kesetimbangan sebagai berikut. tercapainya kesetimbangan dan tidak
Jika tekanan diperbesar (volume diperkecil), mengubah harga tetapan kesetimbangan
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah Kc atau arah kesetimbangan. Hal ini
jumlah koefisien reaksi kecil. disebabkan katalisator mempercepat reaksi
Jika tekanan diperkecil (volume diperbesar), ke kanan dan ke kiri sama besar.
maka kesetimbangan akan bergeser ke arah
jumlah koefisien reaksi besar.
*P besar → mol kecil (pe-sar mo-cil)
*V kecil → mol kecil (VoCil mo-cil)
KIMIA

8
MATERI Koloid

Panduan SKL Sistem koloid ialah campuran antara campuran homogen dan
campuran heterogen. Diameter partikel koloid lebih besar daripada
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- partikel larutan sejati, tetapi lebih kecil daripada partikel suspensi
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: kasar.
• jenis-jenis koloid dengan penerapannya
serta pembuatan berbagai sistem koloid
dan peran koloid dalam kehidupan sehari-
hari. A Penggolongan Koloid
Penalaran ------------------------------------------------------ Koloid tersusun dari fasa terdispersi dengan medium pendispersi
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• sifat koloid bersadarkan suatu data sehingga dapat digolongkan sebagai berikut:
pengamatan.
Fase Medium Nama
No. Contoh
Terdispersi Pendispersi Koloid
Sol baja, permata,
1. Padat
Padat perunggu
pati dalam air, air
2. Padat Cair Sol
lumpur
Aerosol Asap, debu di udara
3. Gas
Padat
4. Padat Gel lateks, lem semir padat
5. Cair Emulsi es krim, mayones
Cair
Aerosol awan, obat semprot,
6. Gas
Cair hair spray
Busa lava, biscuit
7. Padat
Gas Padat
8. Cair Busa Ombak, krim kocok

B Sifat-sifat koloid
1. Efek Tyndall
Merupakan gejala penghamburan cahaya yang dijatuhkan
oleh seberkas cahaya yang dijatuhkan pada sistem koloid.
Contoh: Sinar lampu mobil ketika malam hari.
2. Gerak Brown KIMIA

Dengan menggunakan mikroskop ultra, partikel-partikel


koloid tampak senantiasa bergerak lurus dan arahnya tidak
menentu.
Contoh: Gerak acak partikel-partikel koloid kanji dalam air.
3. Elektroforesis
Partikel-partikel koloid dapat bergerak dalam medan listrik
karena partikel-partikel itu bermuatan listrik.
Contoh:
a. Menentukan muatan koloid.
b. Memproduksi barang industri dari karet.
c. Mengurangi zat pencemar udara dari industri.

9
4. Adsorpsi Contoh:
Daya adsorpsi partikel koloid Iebih besar a. Pendidihan Santan
dibanding daya adsorpsi partikel larutan b. Terjadinya delta di sungai
sejati. Hal ini disebabkan permukaan partikel c. Pengolahan karet dari bahan mentah
koloid lebih luas dibanding partikel larutan d. Penggumpalan debu atau asap pada
sejati. pabrik
Contoh: 6. Koloid Pelindung
a. Industri gula, untuk pemutihan gula. Ada koloid yang bersifat melindungi koloid
b. l n d u s t r i t e k s t i l , u n t u k p r o s e s lain supaya tidak mengalami koagulasi.
pewarnaan. Koloid pelindung ini membentuk lapisan di
c. Pe r u s a h a a n a i r m i n u m , u n t u k sekeliling partikel koloid yang lain sehingga
menjernihkan air. melindungi muatan koloid tersebut.
5. Koagulasi Contoh: Tinta dan cat perlu diberi koloid
Partikel-partikel koloid dapat mengalami pelindung.
penggumpalan atau koagulasi. Ada dua cara 7. Dialisis
mengkoagulasikan sistem koloid, yaitu cara Dialisis adalah suatu cara pemurnian
mekanik dan cara kimia. Cara mekanik dapat sistem koloid dari ion-ion pengganggu yang
dilakukan dengan pemanasan, pendinginan, menggunakan selaput semipermeabel.
atau pengadukan. Cara kimia dilakukan Contoh: Proses cuci darah.
dengan penambahan zat-zat kimia, misalnya
zat elektrolit.

C Pembuatan Koloid
1. Cara Kondensasi. d. Penggantian Pelarut
Dengan cara ini, partikel larutan sejati Contoh: Pembuatan gel kalsium asetat
(molekul atau ion) bergabung membentuk dengan cara kalsium asetat yang sukar
partikel koloid. Pembuatan koloid dengan larut dalam alkohol, tetapi mudah larut
cara ini dapat dilakukan dengan dua cara, dalam air. Oleh karena itu, gel kalsium
yaitu cara kimia dan fisika. asetat dibuat dengan cara melarutkan
a. Reaksi Hidrolisis kalsium asetat dalam air sehingga
Reaksi hidrolisis adalah reaksi yang membentuk larutan jenuh dan akhirnya
terjadi antara garam dengan air. membentuk gel.
Contoh: reaksi pembentukan sol 2. Cara Dispersi.
Fe(OH)3 Partikel koloid diperoleh dengan cara
b. Reaksi Substitusi memperkecil ukuran partikel dari suspensi
KIMIA

Reaksi substitusi terjadi antara dua kasar menjadi partikel berukuran koloid.
senyawa dengan saling tukar menukar a. Cara Mekanik.
pasangan. Pembuatan koloid secara mekanik
Contoh: Pembuatan sol AgCl, Pembuatan dilakukan dengan cara menggerus/
sol belerang, pembuatan sol As2S3. menghaluskan partikel-partikel kasar
c. Reaksi Redoks menjadi partikel-partikel halus.
Reaksi redoks adalah reaksi yang Selanjutnya, didispersikan ke dalam
melibatkan perubahan bilangan medium pendispersi.
oksidasi. Contoh: Sol belerang dapat dibuat
Contoh: Pembuatan sol emas. dengan cara menggerus serbuk belerang
bersama-sama dengan zat inert ( misalnya
gula pasir ) kemudian mencampur serbuk
halus tersebut dengan air.

10
b. Cara Peptisasi c. Cara Busur Bredig
Cara peptisasi adalah cara pembuatan Cara ini digunakan untuk membuat sol-
koloid dari butir-butir kasar atau dari sol logam. Logam yang akan dijadikan
suatu endapan dengan bantuan suatu koloid digunakan sebagai elektrode yang
zat pemecah. Zat pemeptisasi akan dicelupkan ke dalam medium pendispersi.
memecahkan butir-butir kasar menjadi Kemudian dialiri arus listrik yang cukup
butir-butir koloid. kuat sehingga terjadi loncatan bunga api
Contoh: listrik. Suhu tinggi akibat adanya loncatan
1) Agar-agar dipeptisasi oleh air bunga api listrik mengakibatkan atom-
2) Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S atom logam akan terlempar ke dalam
3) Endapan Al(OH)3 dipeptisasi oleh medium air, lalu atom-atom tersebut
AlCl3. akan mengalami kondensasi sehingga
membentuk suatu koloid logam.

KIMIA

11
MATERI Sifat Koligatif Larutan

Panduan SKL A Kemolalan


gr (massa terlarut) 1000
Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
molal = .
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai:
Mr terlarut P (massa pelarut)
• penerapan sifat koligatif larutan dalam
kehidupan sehari-hari.

Aplikasi --------------------------------------------------------- B Fraksi Mol


Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai:
• harga sifat koligatif larutan berdasarkan
Menggambarkan bagian mol zat terlarut dengan mol zat pelarut.
data percobaan.
mol terlarut
Xt =
Penalaran ------------------------------------------------------
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
mol terlarut + mol pelarut
• faktor yang berpengaruh dalam suatu mol pelarut
larutan berdasarkan data pengamatan. Xp =
mol terlarut + mol pelarut
Keterangan:
Xt = Fraksi mol terlarut
Xp = Fraksi mol pelarut

C Empat Sifat Koligatif Larutan


Sifat koligatif larutan ialah sifat yang dimiliki oleh suatu larutan
yang tidak dipengaruhi oleh jenis zat terlarut, tetapi hanya dipengaruhi
oleh jumlah partikel zat terlarut.
1. Penurunan Tekanan Uap
Karena adanya zat terlarut dalam larutan akan mengurangi
bagian atau fraksi dari pelarut sehingga kecepatan penguapan
berkurang.
Pada  tiap  suhu,  zat  cair  selalu  mempunyai tekanan tertentu.
Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu.
Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan
penurunan tekanan uapnya.
2. Penurunan Titik Beku
Adanya zat terlarut akan menghambat suatu larutan untuk
membeku, Jadi, makin banyak zat terlarut yang ditambahkan
dalam suatu pelarut atau larutan akan makin rendah titik beku
KIMIA

larutan tersebut.
a. Kenaikan Titik Didih
Adanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan
titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.
Selain itu, adanya zat terlarut akan menghalangi larutan
tersebut untuk mendidih, sehingga titik didih larutan lebih
besar daripada titik didih pelarutnya
b. Tekanan Osmosis
Tekanan osmosis ialah tekanan yang diberikan pada
larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-
molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi
permeabel.

12
1) Hipotonis 3) Hipertonis
Hipotonis: jika larutan yang Hipertonis jika larutan yang
mempunyai tekanan osmosis lebih mempunyai tekanan lebih tinggi
rendah dari yang lain. dari yang lain.
2) Isotonis
Isotonis: larutan yang mempunyai
tekanan osmosis sama disebut
dengan yang lain.

D Rumus Sifat Koligatif Larutan

Larutan Non- Larutan


1 atm Sifat Koligatif
elektrolit Elektrolit
Cair
Pelarut Penurunan
cair murni ∆P = Xpel . P0 ∆P = Xpel . P0.i
Tekanan Uap
Tekanan uap

Padat Titik tiple (∆P)


Pelarut pelarut Larutan
Kenaikan titik
padat murni ∆Tb = m . Kb ∆Tb = m .Kb . i
Gas Titik didih
larutan
didih (∆Tb)
Titik beku
larutan Titik didih
Penurunan
Titik tiple
pelarut
Titik beku
pelarut
pelarut titik beku ∆Tf = m . Kf ∆Tf = m . Kf . i
Temperatur (∆Tf)
Tt Tb
Tekanan
Diagram P-T Larutan π = M . R. T π = M . R. T. i
osmotik (π)
Titik triple merupakan titik kesetimbangan fasa
suatu larutan atau pelarut, kesetimbangan fasa Keterangan:
dari padat, cair, dan gas. Po = Tekanan pelarut murni
Kb = Tetapan titik didih
Kf = Teatapan titik beku
M = Konsentrasi Larutan
R = Bilangan avogadro (0,082)
T = Suhu
i = Faktor Van’t Hoff
i = {1 + α(n – 1)}

E Manfaat Sifat Koligatif Larutan dalam Kehidupan Sehari-Hari


1. Penurunan Tekanan Uap 3. Penerapan Tekanan Osmosis KIMIA
Tidak tenggelam ketika berenang di Laut a. Mengontrol bentuk sel.
Mati. Hal ini terjadi karena kadar garam b. Mesin cuci darah.
yang sangat tinggi. c. Membasmi lintah.
2. Penurunan Titik Beku d. Penyerapan air oleh akar tanaman.
a. Membuat campuran pendingin untuk e. Desalinasi air laut melalui osmosis
pembuatan es krim. balik.
b. Cairan antibeku pada radiator mobil.
c. Mencairkan salju ketika musim dingin.
d. Menentukan Massa Molekul Relatif
(Mr).

13
MATERI Reaksi Redoks

Panduan SKL A Definisi Reduksi dan Oksidasi


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
1. Reaksi Reduksi
Siswa dapat memahami dan menguasai a. pelepasan oksigen.
pengetahuan mengenai:
• konsep reaksi reduksi-oksidasi, bilangan b. penerimaan elektron.
oksidasi atom.
c. pengurangan bilangan oksidasi.
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan 2. Reaksi Oksidasi
pemahaman mengenai:
• penentuan harga bilangan oksidasi
a. pengikatan oksigen.
• penyetaraan reaksi redoks
• penentuan reaksi konsprosionasi dan
b. pelepasan elektron.
disproposionasi. c. penambahan bilangan oksidasi.

B Reduktor dan Oksidator


1. Oksidator adalah:
a. Zat yang menangkap oksigen pada reaksi oksidasi.
b. Zat yang mengalami reduksi
Contoh:
a. 2 SO2 → 2 SO2 + O2
b. 2 KClO3 → 2KCl + 3O2
c. 2 KNO3 → 2 KNO2 + O2
SO2, KClO3, dan KNO3 bertindak sebagai oksidator.
2. Reduktor adalah:
a. Zat yang menarik oksigen pada reaksi reduksi.
b. Zat yang mengalami reaksi oksidasi.
Contoh:
a. Cu + O2 → CuO
b. S + O2 → SO2
c. SO2 + O2 → SO3
Cu, S, dan SO2 bertidak sebagai reduktor.
C Bilangan Oksidasi
Bilangan oksidasi (biloks) ialah jumlah muatan yang dimiliki
atom suatu unsur jika bergabung dengan atom unsur lain. Aturan
KIMIA

bilok:
1. Unsur bebas (H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilangan
oksidasi = 0.
2. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali
dalam senyawa hidrida, bilangan oksidasi H = -1.
Contoh:
a. Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1.
b. Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah -1.
3. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = -2, kecuali
dalam senyawa peroksida, bilangan oksidasi O = -1
Contoh:

14
a. Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, Contoh:
dan Na2O adalah -2. Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe2+ adalah
b. Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 +2.
adalah -1. 7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur
4. Unsur F selalu mempunyai bilangan dalam senyawa = 0.
oksidasi = -1. Contoh:
5. Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi Dalam senyawa H2CO3 berlaku:
selalu bertanda positif. 2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O = 0
Contoh: 8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur
a. Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dalam ion poliatom = muatan ion.
dan Cs) bilangan oksidasinya = +1. Contoh:
b. Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Dalam ion NH4+ berlaku 1 biloks N = + 4
Sr, dan Ba) bilangan oksidasinya = +2. biloks H = +1.
6. Bilangan oksidasi ion tunggal =
muatannya.
D Penyetaraan Reaksi Redoks
1. Cara Perubahan Bilangan Oksidasi 2. Cara Setengah Reaksi
Cara perubahan bilangan oksidasi, yaitu Cara setengah reaksi, yaitu dengan
dengan cara melihat perubahan bilangan melihat elektron yang diterima atau
oksidasinya. dilepaskan. Penyetaraan dilakukan dengan
a. Menyetarakan unsur yang mengalami menyamakan jumlah elektronnya.
perubahan biloks. a. Menuliskan setengah reaksi (reaksi
b. Menentukan biloks masing-masing unsur oksidasi dan reaksi reduksi).
yang mengalami perubahan biloks. b. Menyetarakan unsur yang mengalami
c. Menentukan perubahan biloks. perubahan biloks.
d. Menyamakan kedua perubahan biloks c. Menambahkan satu molekul H 2 O
(menghitung KPK). pada:
e. Menentukan jumlah muatan di ruas kiri 1) Suasana asam: pada yang kekurangan
dan di ruas kanan. atom O.
f. Menyetarakan muatan dengan cara: 2) Suasana basa: pada yang kelebihan
1) Jika muatan di sebelah kiri lebih atom O.
negatif, maka ditambahkan ion H+. d. Menyetarakan atom hidrogen dengan
Ini berarti reaksi dengan suasana cara:
asam. 1) Suasana asam: dengan menambahkan
2) Jika muatan di sebelah kiri lebih ion H+. KIMIA
positif, maka ditambahkan ion OH–. 2) Suasana basa: dengan menambahkan
Ini berarti reaksi dengan suasana ion OH–.
basa. e. M e nye ta ra ka n m u a ta n d e n ga n
g. Menyetarakan hidrogen dengan menambahkan elektron.
menambahkan H2O. f. Menyamakan jumlah elektron yang
diterima dengan yang dilepaskan,
kemudian jumlahkan.

15
MATERI Sel Volta

Panduan SKL Sel volta Pertama kali oleh Luigi Galvani (1780) dan diteruskan
oleh Alessandro Volta (1800), mereka telah menemukan terbentuknya
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- arus listrik dari reaksi kimia.
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai:
• konsep reaksi redoks dan deret kereaktifan
logam dalam sistem elektrokimia (sel volta/ A Notasi Sel
galvani dan sel elektrolisis) bisa dalam
konteks kehidupan seharihari.
Oksidasi || Reduksi
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
A|Ax+ ||By+ |B
pemahaman mengenai :
• penentuan harga potensial standar sel.
B Menentukan potensial sel
Eosel = Eo reduksi – Eo oksidasi
Jika nilai potensial sel potensial positif, maka reaksi berlangsung
secara spontan dan sebaliknya.

C Deret Volta
Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg
Ag Pt Au
Jembatan Keledai:
(Li, Ku Bayangkan Cantiknya Nama Margareta Alias Menuk Zing
Crewet Feri Cerdas Cowok Ningrat Sneng Pembantu ba [H] enol,
Cucur Hangus Agak Pait Auu)
Keterangan:
a. Makin kekanan makin mudah mengalami reduksi
b. Makin kekanan makin besar harga potensialnya.
KIMIA

16
MATERI Sel Elektrolisis

Panduan SKL Elektrolisis ialah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus
listrik searah. Dalam sel elektrolisis energi listrik dapat menghasilkan
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- reaksi kimia.
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai:
• faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya
korosi dan pencegahannya. A Elektrolisis Lelehan
• reaksi yang terjadi di anode dan di katode.

Aplikasi ---------------------------------------------------------
Proses penggunaan arus listrik untuk menghasilkan reaksi kimia
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai:
disebut sel elektrolisis. Arus listrik ini bisa berasal dari sel volta.
• Hukum Faraday dalam sel elektrokimia. Sel bentuk elektrolisis lelehan hanya berlaku untuk senyawa ionik
Penalaran ------------------------------------------------------ dengan tidak ada zat pelarut (tidak ada H2O). Hanya ada kation dan
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal:
• proses korosi yang paling lamabat atau yang anion.
paling cepat dalam suatu eksperimen.
Katode: Kation langsung direduksi
X+ + e → X
Anode: Anion langsung dioksidasi
Y- → Y + e
Kation golongan utama atau golongan transisi langsung direduksi.

B Elektrolisis Larutan
1. Reaksi pada Katode
Jika kationnya Li+, K+, Ba2+, Ca2+, Na+, Mg2+, Al3+, dan Mn2+, maka
yang direduksi H2O.
2H2O + 2e → H2 + 2OH-
Jika kationnya H+ berasal dari suatu asam.
2 H+ + 2e → H2
Jika kationnya adalah logam selain yang disebutkan di poin 1),
maka reaksi di katode adalah logam tersebut sendiri:
Cu2+ + 2e → Cu
Ag+ + e → Ag
Au3+ + 3e → Au
2. Reaksi pada Anode
Elektrode tidak inert:
Yang mengalami oksidasi adalah logam sebagai elektrode KIMIA
tersebut sendiri, misal jika menggunakan elektrode perak,
maka Ag → Ag+ + e
Elektrode inert: C,Pt, Au, Grafit
a. Jika ada anion asam oksi (SO42–), NO3–, PO43-), maka yang
dioksidasi adalah H2O.
2H2O → O2 + 4H+ + 2e
b. Jika anion yang menuju anode adalah OH– dari suatu
basa
4OH– → 2H2O + O2 + 4e

17
c. Jika anionnya Cl–, Br–, dan I–, maka ion- logam yang sukar teroksidasi, seperti
ion tersebut akan teroksidasi seperti nikel (Ni), timah (Sn), krom (Cr), perak
berikut ini. (Ag), atau emas (Au).
2 Cl– → Cl2 + 2e b. Proses Pemurnian Logam Kotor
2Br– → Br2 + 2e Prinsip pemurnian logam transisi dengan
2I– → I2 + 2e menggunakan reaksi elektrolisis larutan
3. Fungsi Elektrolisis dengan elektrode yang bereaksi. Logam
a. Proses Pelapisan Logam yang kotor ditempelkan di anode dan
Logam besi/baja mudah terkena korosi/ logam murni ditempatkan di katode.
karat. Untuk melindungi besi/ baja dari Larutan yang digunakan adalah yang
korosi, maka besi/baja dilapisi suatu mempunyai kation logam tersebut.

C Hukum Faraday
1. Hukum Faraday I 2. Hukum Faraday II
Total zat yang dihasilkan pada elektrode, Jumlah zat yang dihasilkan oleh arus yang
berbanding lurus dengan total muatan listrik sama di dalam beberapa sel yang berbeda
yang mengalir melalui sel elektrolisis. berbanding lurus dengan berat ekuivalen
n.i.t zat-zat tertentu.
W=
96500 W1.n1 = W2.n2
Dengan: Dengan:
W = massa W1 =massa zat terendap 1
Ar W2 =massa zat terendap 2
n = massa ekuivalen zat ( )
∑e n1 =massa ekuivalen zat 1
i = Kuat arus listrik (ampere) n2 =massa ekuivalen zat 2
t = Waktu (sekon)

D Korosi
Korosi ialah teroksidasinya suatu logam. Dalam 3) Dilapisi dengan logam yang sukar
kehidupan sehari- hari, besi yang teroksidasi disebut teroksidasi. Logam yang digunakan
dengan karat dengan rumus Fe2O3.xH2O. adalah logam yang terletak di
Proses perkaratan termasuk proses sebelah kanan besi dalam deret
elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi volta (potensial reduksi lebih negatif
bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dari besi). Contohnya:
dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak a) Besi yang dilapis seng.
KIMIA

sebagai katode. b) Besi yang dilapis timah (botol


Reaksi perkaratan: kaleng).
Anode : 2Fe → 2Fe2+ + 4e 2. Proses Katode Pelindung (Proteksi
Kotode : O2 + 4H+ + 4e → 2H2O Katodik)
_________________________
Besi dilindungi dari korosi dengan
2Fe + O2 + 4H+ → 2Fe2+ + 2H2O
menempatkan besi sebagai katode, bukan
1. Pencegahan Korosi sebagai anode. Dengan demikian, besi
Pencegahan besi dari perkaratan bisa dihubungkan dengan logam lain yang mudah
dilakukan dengan cara berikut. teroksidasi, yaitu logam di sebelah kiri besi
a. Proses pelapisan dalam deret volta (logam dengan potensial
1) Pengecatan → pagar rumah reduksi lebih positif dari besi).
2) Melumuri oli → mesin kendaran

18
Contoh: c. Untuk melindungi baling-baling kapal laut
a. Untuk mencegah korosi pada pipa di yang selalu berada di bawah permukaan
dalam tanah. air.
b. Untuk melindungi menara-menara tiang
listrik raksasa dari pengkaratan, maka
bagian kaki menara dihubungkan dengan
lempeng magnesium yang ditanam
dalam tanah.

KIMIA

19
Pengetahuan & Pemahaman:: Aplikasi:: Penalaran

4 Ringkasan Materi
Soal – Bahas
Senyawa Organik
Latihan Soal

MATERI Senyawa Karbon

Panduan SKL A Tata Nama dan Kegunaan Senyawa Hidrokarbon


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
1. Alkana (CnH2n + 2)
Siswa dapat memahami dan menguasai Alkana ialah rantai hidrokarbon yang hanya mempunyai rantai
pengetahuan mengenai:
• jenis reaksi hidrokarbon. tunggal. Kegunaan alkana untuk bahan bakar, pelarut, pelumas,
• jumalh isomer.
bahan baku untuk senyawa organik lain, bahan baku industri.
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan Tata Nama:
pemahaman mengenai:
• tata nama senyawa karbon.
1. Terdiri dari dua, yaitu anak cabang dan rantai induk.
Penalaran ------------------------------------------------------
2. Menentukan rantai induk dengan menentukan rantai C
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal terpanjang.
susunan dalam:
• hasil reaksi senyawa hidrokarbon 3. Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai
berdasarkan suatu eksperimen.
dengan mengganti akhiran ana menjadi il.
4. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama, hal ini
dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra, penta, dan seterusnya
pada nama cabang.
5. Cabang-cabang yang berbeda disusun sesuai urutan abjad
dari nama cabang itu (penambahan di, tri, dan tetra tidak
termasuk dalam urutan abjad).
2. Alkena (CnH2n)
Alkena ialah rantai hidrokarbon yang mempunyai rantai rangkap
dua. Alkena suku rendah digunakan sebagai bahan baku industri
plastik, karet sintetik, dan alkohol.
Tata Nama:
a. Terdiri dari dua, yaitu anak cabang dan rantai induk. KIMIA
b. Menentukan rantai induk dengan menentukan rantai C
terpanjang yang harus mengandung ikatan rangkap dua
dan diberikan di akhir nama rantai induk kata -ana diganti
dengan -ena.
c. Cabang diberi nama alkil, yaitu nama alkana yang sesuai
dengan mengganti akhiran -ana menjadi -il.
d. Ikatan rangkap dua haruslah mendapatkan urutan penomoran
yang paling kecil.
e. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang sama, hal ini
dinyatakan dengan awalan di, tri, tetra, penta, dan seterusnya
pada nama cabang.

1
f.
Cabang-cabang yang berbeda disusun c. Cabang diberi nama alkil, yaitu nama
sesuai urutan abjad dari nama cabang alkana yang sesuai dengan mengganti
itu (penambahan di, tri, dan tetra tidak akhiran -ana menjadi -il.
termasuk dalam urutan abjad). d. Ikatan rangkap tiga haruslah mendapatkan
3. Alkuna (CnH2n–2) urutan penomoran yang paling kecil.
Alkuna ialah rantai hidrokarbon yang e. Jika terdapat dua atau lebih cabang yang
mempunyai rantai rangkap tiga. Gas asetilena sama, hal ini dinyatakan dengan awalan
(C2H2) merupakan salah satu alkuna yang di, tri, tetra, penta, dan seterusnya pada
sering digunakan untuk mengelas besi dan nama cabang.
baja. f. Cabang-cabang yang berbeda disusun
Tata Nama: sesuai urutan abjad dari nama cabang
a. Terdiri dari dua, yaitu anak cabang dan itu (penambahan di, tri, dan tetra tidak
rantai induk. termasuk dalam urutan abjad).
b. Menentukan rantai induk dengan
menentukan rantai C terpanjang yang
harus mengandung ikatan rangkap tiga
dan diberikan diakhir nama rantai induk
kata -ana diganti dengan -una.

B Isomer Senyawa Hidrokarbon


1. Pada Alkana c. Keisomeran Geometris
Pada Alkana hanya terdapat isomeran Keisomeran ruang pada alkena tergolong
struktur, yaitu isomer yang hanya terjadi keisomeran geometris, yaitu karena
perbedaan kerangka atom karbonnya. Makin perbedaan penempatan gugus-gugus
panjang rantai karbonnya, makin banyak di sekitar ikatan rangkap.
pula kemungkinan isomernya. Isomernya Contoh:
dibuat dari rantai karbon yang lurus dan Keisomeran pada 2-butena. Ada 2 jenis
kemudian baru dibuat cabang-cabang. 2-butena, yaitu cis-2-butena dan trans-
2. Pada Alkena 2-butena. Pada cis-2-butena, kedua
a. Keisomeran Struktur gugus metil terletak pada sisi yang
Terjadi perbedaan kerangka atom sama dari ikatan rangkap; sebaliknya
karbonnya. Makin panjang rantai pada trans-2-butena, kedua gugus
karbonnya. Isomernya dibuat dari metil berseberangan. Isomer geometri
rantai karbon yang lurus (terdapat hanya dimiliki oleh senyawa yang
ikatan rangkap) dan kemudian baru kedua atom C yang berikatan rangkap
KIMIA

dibuat cabang-cabang. mengikat gugus-gugus yang berbeda.


b. Keisomeran Posisi 3. Pada Alkuna
Keisomeran struktur pada alkena Keisomeran pada alkuna tergolong
dapat terjadi karena perbedaan posisi keisomeran kerangka dan posisi. Pada alkuna
ikatan rangkap atau karena perbedaan tidak terdapat keisomeran geometris.
kerangka atom C. Keisomeran
mulai ditemukan pada butena yang
mempunyai 3 isomer struktur.

2
C Reaksi Senyawa Hidrokarbon
1. Reaksi oksidasi 3. Reaksi adisi
Reaksi oksidasi ialah reaksi senyawa Reaksi adisi ialah reaksi hidrokarbon dari
h i d ro ka r b o n d e n ga n o ks i ge n , j i ka ikatan rangkap menjadi ikatan tunggal
pembakaran secara sempurna, maka akan sehingga yang awal mulanya ada dua
menghasilkan gas CO2 dan H2O. Namun, senyawa menjadi hanya satu senyawa
jika pembakaran tidak sempurna, akan saja.
menghasilkan gas karbon monooksida (CO) 4. Reaksi eliminasi
dan H2O. Reaksi eliminasi ialah reaksi hidrokarbon
CxHy + O2 → CO2 + H2O dari ikatan tunggal menjadi ikatan rangkap
2. Reaksi Substitusi sehingga akan menghasilkan zat senyawa
Reaksi substitusi ialah reaksi penggantian samping.
atom dari senyawa satu dengan atom yang
lain pada senyawa yang lain.

D Minyak Bumi
Minyak bumi terbentuk dari peruraian senyawa Minyak bumi sebagian besar tersusun dari
senyawa organik dari jasad mikroorganisme hidrokarbon. Cara pengolahan minyak bumi
jutaan tahun. adalah dengan cara penyulingan secara bertahap,
Fraksinasi Minyak Bumi yaitu cara pemisahan fraksi-fraksi minyak bumi
Jumlah Titik berdasarkan perbedaan titik didihnya pada kolom
Gas Kegunaan bertingkat.
Atom C Didih (oC)
Gas (-160)– Gas LPG
Dari hasil penyulingan atau destilasi diperoleh
1–4 fraksi-fraksi LNG, LPG, petroleum eter, bensin,
(-30)
kerosin, solar, oli, lilin, dan aspal.
Petroleum Pelarut
5–6 30–90 Bensin yang dijual Pertamina di pasaran terdapat
eter
beberapa kualitas, kualitas bensin dapat dilihat
Bensin Kendaran dari angka bilangan oktan. Bilangan oktan
5–12 70–140
bermotor merupakan ukuran kemampuan bahan bakar
Nafta Bahan kimia, mengatasi ketukan ketika terbakar dalam
6–12 140–80 zat aditif mesin. Misalnya bensin pertalite yang beredar
bensin di pasaran dengan bilangan oktan 90 berarti
Minyak Kompor bensin tersebut mengandung 90% isooktan dan
tanah dan minyak dan 10% n–heptana. KIMIA
9–14 180–250
Avtur Bahan Bakar
pesawat
Solar dan Bahan bakar
minyak 12–18 270–350 diesel
diesel
Pelumas 350 ke Pelumas
18–22
(Oli) atas
Parafin/ Lilin, batik,
350 ke
lilin/ 20–30 korek api
atas
malam
Aspal 350 ke P e m b u a t a n
> 25
atas jalan

3
MATERI Benzena dan Turunannya

Panduan SKL Benzena adalah senyawa organik siklik (berbentuk cincin)


dengan enam atom karbon yang bergabung membentuk cincin segi
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- enam.
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: Sifat-sifat Benzena:
• tata nama benzena.
a. Berupa zat cair yan tidak berwarna, mudah mnguap dan
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan beracun
pemahaman mengenai:
• reaksi senyawa benzena.
b. Mudah terbakar dan sukar bercampur dengan air
• manfaat benzena dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Walaupun mempunyai iakatan rangkap tetapi benzena lebih
mudah mengalami reaksi substitusi daripada adisi
Penalaran ------------------------------------------------------
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal d. Raksi adisi dengan H2 dapat berlangsung jika ada katalisator
susunan dalam:
• nama benzena berdasarkan hasil suatu Ni/Pt menghasilkan sikloheksana
eksperimen.
Rumus molekul Benzena adalah C6H6.
H
C
H–C C–H
atau
C C–H
H C
H
1. Tata Nama Turunan Benzena
Jika terdapat dua jenis substituen, maka posisi substituen
dapat dinyatakan dengan awalan o–(orto), m–(meta), atau
p–(para).
x x x
x

x
x
orto (1,2) meta (1,3) para (1,4)
Jika terdapat tiga substituen atau lebih pada sebuah cincin
benzena, sistem o–, m–, p– tidak dapat lagi diterapkan. Dalam
KIMIA

hal ini harus digunakan angka. Seperti dalam penomoran


senyawa apa saja, cincin benzena dinomori sedemikian sehingga
nomor-nomor awalan itu serendah mungkin dan nomor 1
diberikan pada gugus yang berprioritas tata nama tertinggi.
Urutan prioritas penomoran untuk berbagai substituen sebagai
berikut (makin kekanan prioritas makin tinggi).
–COOH, –SO H, –CHO, –CN, –OH, –NH , –R, –NO , –X

4
2. Senyawa turunan benzena dikelompokkan Jika stirena mengalami polimerisasi
sebagai berikut: akan terbentuk polistirena, suatu jenis
a. Asam Salisilat plastik yang banyak digunakan untuk
OH membuat insulator listrik, boneka-
O boneka, sol sepatu, serta piring dan
cangkir.
C OH f. Natrium Benzoat

Asam salisilat adalah nama lazim dari O


asam o–hidroksibenzoat. Ester dari
asam salisilat dengan asam asetat C ONa
digunakan sebagai obat dengan nama
aspirin atau asetosal. Seperti asam benzoat, natrium
b. Asam Benzoat benzoat juga digunakan sebagai bahan
pengawet makanan dalam kaleng.
O g. Fenol

C OH OH

Asam benzoat digunakan sebagai


pengawet pada berbagai makanan
olahan. Fenol (fenil alkohol) dalam kehidupan
c. Anilina sehari-hari lebih dikenal dengan nama
karbol atau lisol, dan dipergunakan
sebagai zat disinfektan (pembunuh
bakteri) karena dapat menyebabkan
NH2 denaturasi protein.
3. Reaksi-reaksi pada Senyawa Benzena
Anilina merupakan bahan dasar untuk a. Halogenasi Benzena
pembuatan zat-zat warna diazo. Pada reaksi halogenasi benzena, atom
Reaksi anilina dengan asam nitrit akan H digantikan oleh atom hidrogen
menghasilkan garam diazonium, dan dengan menggunakan katalis besi (III)
proses ini disebut diazotisasi. halida (FeX) menghasilkan senyawa
d. Toluena halobenzena.
x
FeX3
+ x2 HX + KIMIA

CH3
b. Nitrasi Benzena
Kegunaan toluena yang penting Benzena bereaksi dengan asam
adalah sebagai pelarut dan sebagai nitrat pekat, HNO3 dengan katalisator
bahan baku pembuatan zat peledak asam sulfat pekat membentuk
trinitrotoluena (TNT). nitrobenzena.
e. Stirena NO2
H2SO4
+ HNO3 H2O +

C CH2
H

5
c. Sulfonasi Benzena d. Alkilasi Friedel-Craft
Sulfonasi benzena dengan asam sulfat Alkilasi benzena dengan alkil halida
berasap (H2SO4 + SO3) menghasilkan menggunakan katalisator aluminium
asam benzena sulfonat. klorida, AlCl3 membentuk alkil
SO3H benzena
panas NO2
+ H2SO4 H2O +
AlCl2
+ RX HX +

MATERI Turunan Alkana

Panduan SKL Alkana mempunyai banyak turunan, senyawa-senyawa turunan


tersebut dapat dicarikan melalui gugus fungsinya masing-masing.
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- Gugus Fungsi ialah kedudukan kereaktifan kimia dalam molekul
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: satu kelompok senyawa dengan gugus fungsi tertentu menunjukkan
• tata nama senyawa turunan alkana.
gejala reaksi yang sama.
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan 1. Alkohol (CnH2n + 2O) → Alkanol
pemahaman mengenai:
• manfaat senyawa turunan alkana.
Alkohol mempunyai gugus fungsi –OH.
Penalaran ------------------------------------------------------
a. Aturan tata nama:
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal 1) Menentukan rantai utama, yaitu C terpanjang yang
susunan dalam:
• penentuan senyawa turunan alkana mengandung gugus –OH
berdasarkan data eksperimen.
2) Memberi nomor pada rantai utama dimulai dari
ujung atom C yang paling dekat dengan gugus fungsi
OH
3) Urutan pemberian nama:
a) Menyebutkan nomor terikatnya gugus cabang
diikuti nama gugus cabang.
b) Menyebutkan nomor terikatnya gugus –OH diikuti
nama alkanolnya (sesuai dengan jumlah rantai C
terpanjang).
b. Reaksi alkohol
1) Bereaksi dengan asam karboksilat membentuk
KIMIA

ester.
2) Bereaksi dengan oksidator kuat
a) Alkohol Primer: gugus –OH terletak pada atom
C primer (atom C yang mengikat hanya 1 atom
C lainnya). Jika alkohol primer dioksidasi akan
membentuk aldehid kemudian oksidasi lanjut
membentuk asam karboksilat.
O O
K2Cr2O7 K2Cr2O7
CH3 – CH2 – OH CH3 – C – H CH3 – C = OH
Etanol Etanal Asam
etanoat
b) Alkohol Sekunder: gugus –OH terletak pada
atom C yang mengikat 2 atom C lainnya. Alkohol

6
sekunder jika dioksidasi akan O
membentuk keton.
c) Alkohol Tersier: gugus –OH C H
terletak pada atom C yang a. Tata nama:
mengikat 3 atom C lainnya. 1) Mengganti akhiran –ana pada
Alkohol tersier jika dioksidasi alkana dengan akhiran –anal.
maka tidak akan bereaksi. 2) Jika mengandung gugus cabang,
3) Bereaksi dengan logam atau maka atom C gugus fungsi diberi
hidrida reduktor kuat reduktor nomor 1.
kuat seperti Na atau NaH b. Reaksi Aldehid
membentuk R-ONa (Natrium Aldehid sangat mudah teroksidasi
alkoksida). menjadi asam karboksilat. Hampir tiap
4) Bereaksi dengan asam halida reagensia yang mengoksidasi suatu
membentuk alkil halida. alkohol juga mengoksidasi suatu aldehid.
5) Bereaksi dengan PX3 membentuk Gugus aldehid dapat mereduksi pereaksi
alkil halida. Tollens, Benedict, dan Fehling.
6) Jika alkohol direaksikan dengan 1) Uji Fehling
H2SO4 pekat, maka hasil reaksinya Bila pereaksi fehling dipanaskan
pada suhu ± 180°C akan dihasilkan dengan menambah aldehid,
alkena. Dan pada suhu ±140°C maka terjadi endapan Cu2O yang
akan dihasilkan eter. berwarna kuning dan merah tua.
c. Kegunaan Alkohol 2) Uji Tollens
1) Sebagai pelarut senyawa organik Pereaksi tollens dibuat dengan
(etanol dan butanol). mereaksikan AgNO3. Bila senyawa
2) Sebagai disinfektan (metanol). aldehid ditambahkan pada pereaksi
3) Sebagai bahan bakar (spiritus). Tollens dan dipanaskan, maka
2. Eter (CnH2n + 2O) → Alkoksi alkana aldehid akan teroksidasi menjadi
Eter mempunyai gugus fungsi R–O-R’ . asam karboksilat. Pereaksi Tollens
a. Aturan tata nama: akan tereduksi sehingga dibebaskan
R O R’ logam perak yang segera melekat
pada dinding tabung reaksi.
Alkoksi alkana 3) Reaksi Adisi H2
b. Reaksi Eter Adisi dengan hidrogen (H 2 )
1) Tidak bereaksi dengan natrium menghasilkan alkohol primer yang
(membedakan antara eter dan merupakan reaksi reduksi.
alkohol). c. Kegunaan Aldehid KIMIA
2) Dapat bereaksi dengan asam Senyawa aldehid yang sering kali
halida, membentuk alkohol dan untuk digunakan adalah metanal atau
alkil halida. formaldehid. Metanal digunakan untuk
c. Kegunaan Eter membuat formalin. Formalin digunakan
Senyawa eter yang paling banyak untuk mengawetkan preparat biologi.
digunakan adalah dietil eter, digunakan 4. Keton (CnH2nO) → Alkanon
untuk obat bius dan sebagai pelarut Aldehid mempunyai gugus fungsi:
O
senyawa nonpolar.
3. Aldehid (CnH2nO) → Alkanal
Aldehid mempunyai gugus fungsi: C

7
a. Tata nama: O
1) Menggantikan akhiran –ana pada
alkana dengan akhiran –anon. C O
2) Ujung atom C yang paling dekat a. Tata nama:
dengan gugus fungsi diberi nomor • M e n y e b u t k a n n a m a g u g u s
1. fungsi alkil dari R’ diikuti dengan
b. Reaksi Keton alkanoatnya (gugus utamanya).
1) Adisi dengan hidrogen menghasilkan b. Reaksi Ester
alkohol sekunder, reaksi ini Esterifikasi termasuk dalam jenis reaksi
merupakan reaksi reduksi. kondensasi, yaitu penggabungan 2
2) Keton tidak bereaksi dengan molekul dengan melepas molekul kecil
pereaksi Fehling maupun Tollens. lain, yaitu reaksi antara asam karboksilat
c. Kegunaan Keton dengan alkohol yang akan menghasilkan
Senyawa keton yang paling banyak ester.
digunakan adalah Aseton. Aseton O
digunakan untuk membersihkan cat O
R C + R OH R C OR + H2O
kuku (kutek), melarutkan lilin, dan OH
plastik. c. Kegunaan Ester
5. Asam Karboksilat (CnH2n–2O2) → Asam 1) Senyawa ester dengan rantai
Alkanoat pendek banyak terdapat dalam
Asam alkanoat mempunyai gugus fungsi: buah-buahan yang menimbulkan
O aroma dari buah tersebut.
2) Bahan baku untuk pembuatan
C OH sabun dan mentega (margarin).
a. Tata nama: 3) Bahan lilin untuk pemoles mobil
1) Menggantikan akhiran –ana pada dan lantai.
alkana dengan akhiran –anoat 7. Isomer
yang sebelumnya diawali dengan a. Isomer Gugus Fungsi
kata asam. Isomer gugus fungsi adalah isomer zat-
2) Ujung atom C pada gugus fungsi zat yang berbeda golongan.
diberi nomor 1. 1) Alkohol berisomer gugus fungsi
b. Reaksi Asam Karboksilat dengan eter.
1) D i r e a k s i k a n d e n g a n b a s a 2) Aldehid berisomer gugus fungsi
membentuk garam. dengan keton.
2) Direaksikan dengan alkohol 3) Asam karboksilat berisomer gugus
membentuk ester. fungsi dengan ester.
KIMIA

c. Kegunaan Asam Karboksilat b. Isomer Optik


1) asam laktat pada susu; Isomer optik hanya dimiliki oleh zat yang
2) asam sitrat pada jeruk; mengandung atom C asimetrik (atom C
3) asam tartrat pada anggur; yang mengikat empat jenis gugus yang
4) asam glutamat pada kecap (garam berbeda). Senyawa yang mengandung
glutamat dikenal dengan nama C asimetrik akan mempunyai sifat optis
MSG); dan aktif, yaitu dapat memutar bidang
5) asam cuka atau asam asetat. polarisasi cahaya.
6. Ester (CnH2n–2O2) → Alkil Alkanoat
Alkil alkanoat mempunyai gugus fungsi:

8
MATERI Polimer

Panduan SKL Polimer ialah molekul raksasa atau makromolekul. Polimer


terbentuk dari gabungan rantai molekul-molekul sederhana (monomer)
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- yang sangat panjang sekali.
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: 1. Penggolongan Polimer
• struktur, tata nama, dan kegunaan polimer.
a. Berdasarkan reaksi pembuatannya:
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan 1) Polimerisasi adisi
pemahaman mengenai:
• struktur, tata nama, dan kegunaan polimer.
Polimerisasi adisi ialah perkaitan langsung
Penalaran ------------------------------------------------------
antarmonomer berdasarkan reaksi adisi. Polimerisasi
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal adisi terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan
susunan dalam:
• jenis polimer berdasarkan reaksi antara rangkap, di mana dengan bantuan suatu katalisator
monomer.
(misalnya peroksida), maka ikatan rangkapnya terbuka
dan monomer-monomer dapat langsung berkaitan.
Contohnya pembentukan polietilena (polietena).
Contoh: PVC
H

nH2C = CH CH2 C
n
Cl Cl
vinilklorida polivinilklorida (PVC)
2) Polimerisasi Kondensasi
Pada polimerisasi kondensasi, monomer-monomer
saling berkaitan dengan melepas molekul kecil,
seperti H2O dan metanol. Polimerisasi ini terjadi pada
monomer yang mempunyai gugus fungsi pada kedua
ujung rantainya.
Contoh: nylon-6,6
nHO – C – (CH2)4 – C – OH + nH2N – (CH2)6 – NH2
asam adipat heksametilediamin

O O
KIMIA
C – (CH2)4 – C – NH – (CH2)6 – NH
n
nylon–6,6
b. Berdasarkan asalnya:
1) Polimer Alam
Polimer alamiah mencakup protein (seperti sutra,
serat otot, dan enzim), polisakarida (pati dan selulosa),
karet, dan asam-asam nukleat.
Contoh:
tumbuhan: karet alam, selulosa
hewan : wool, sutera

9
2) Polimer Buatan
Polimer buatan manusia hampir sama aneka ragamnya dengan polimer alam. Produk-
produk polimer sehari-hari mencakup kantong plastik pembungkus makanan, lapisan
teflon pada penggorengan, sikat rambut, sikat gigi, perekat epoksi, penyekat listrik,
wadah plastik, dan lain-lain.
Nama Polimer Monomer Bentuk Pengulangan
Polietilena CH2 = CH2 –CH2CH2
Poli vinil klorida CH2 = CHCl –CH2CHCl–
Poli isobutilena CH3 CH3

CH2 C CH2 C

CH3 CH3
Teflon CF2 = CF2 – CF2 – CF2 –
Orlon CH2 = CH – CH2 – CH –

CN CN
Polistirena CH2 CH CH2 CH

Nilon-66 H – N(CH2)5C – OH – N(CH2)5C–

H O H O
Poliisoprena (karet alam) CH2 = CH – C = CH2 –CH2CH = C – CH2 –

CH3 CH3

2. Tata Nama Polimer c. Urea formaldehida digunakan sebagai


a. Nama monomer satu kata: bahan kaca kendaraan perang/kapal
Dengan melekatkan awalan poli pada perang.
nama monomer. Contoh: Polistirena, d. Perspex digunakan untuk bahan gelas.
KIMIA

Polietilena, Politetrafluoroetilena. e. Polistiren digunakan untuk pembungkus/


b. Nama monomer lebih dari satu kata isolasi.
atau didahului sebuah huruf atau angka. f. Orlon (akrilan) kuat digunakan untuk
Nama monomer diletakkan dalam kurung bahan serat tekstil.
diawali poli. Contoh: Poli(asam akrilat), g. Teflon digunakan untuk salutan alat
Poli(α-metil stirena), Poli(1-pentena). masak.
3. Kegunaan Polimer h. Polipropilen digunakan untuk tali plastik,
a. Dakron merupakan serat sintetis, fiber, bahan perahu.
digunakan untuk bahan sandang. i. Polivinil klorida (PVC) digunakan sebagai
b. Nilon 66 merupakan serat sintetis bahan pembungkus kabel, piringan
yang kuat, digunakan untuk bahan hitam, dam pipa paralon.
sandang. j. Politena digunakan untuk film, tas plastik,
botol plastik.

10
MATERI Karbohidrat dan Lemak

Panduan SKL A Karbohidrat


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
Karbohidrat dapat didefinisikan sebagai polihidroksialdehida
Siswa dapat memahami dan menguasai atau polihidroksiketon serta senyawa yang menghasilkannya pada
pengetahuan mengenai:
• struktur, tata nama, dan kegunaan prose hidrolisis. Molekul karbohidrat terdiri atas atom-atom karbon,
makromolekul (polimer, karbohidrat,
protein) dan lemak. hidrogen, dan oksigen dengan perbandingan atom hidrogen dan
Aplikasi --------------------------------------------------------- oksigen adalah 2 : 1.
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai:
1. Penggolongan Karbohidrat
• kegunaan karbohidrat dan lemak. Karbohidrat dibedakan menjadi tiga sebagai berikut:
Penalaran ------------------------------------------------------ a. Monosakarida:
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal
susunan dalam: Glukosa, Fruktosa, Galaktosa
• uji kualitatif terhadap karbohidrat dan
lemak. b. Disakarida:
Terdiri atas dua jenis molekul monosakarida
1) Sukrosa : Fruktosa - Glukosa
2) Maltosa: Glukosa - glukosa
3) Laktosa : Galaktosa - glukosa
c. Polisakarida:
Terdiri atas banyak molekul monosakarida Contoh:
Amilum, Glikogen, Amilosa.
2. Uji Karbohidrat
a. Uji Molisch
Dengan cara meneteskan larutan alfanaftol pada larutan
atau suspensi karbohidrat, kemudian asam sulfat pekat
secukupnya sehingga terbentuk dua lapisan cairan dengan
batas kedua lapisan berwarna merah-ungu.
b. Gula Pereduksi
Monosakarida dan disakarida (kecuali sukrosa) dapat
ditunjukkan dengan pereaksi Fehling (menghasilkan endapan
merah bata) atau pereaksi Tollens (cermin perak).
c. Uji Iodin
Polisakarida penting, seperti amilum, glikogen, dan selulosa
dapat ditunjukkan dengan cara ditetesi larutan iodin
sehingga terbentuk warna biru-ungu untuk amilum, cokelat KIMIA
merah untuk glikogen, dan cokelat untuk selulosa.
d. Uji Seliwanoff
Untuk membedakan glukosa dengan fruktosa. Fruktosa
akan bereaksi positif dengan menghasilkan warna
merah.
3. Kegunaan Karbohidrat
a) Sumber energi utama.
b) Menjaga keseimbangan asam-basa.
c) Pemberi rasa manis pada makanan.
d) Pengatur metabolisme lemak.
e) Membantu pengeluaran feses.
f) Membantu penyerapan kalsium.

11
B Lemak
Lemak ialah ester dari gliserol dengan asam- b) Asam Lemak Jenuh, dengan rantai karbon
asam karboksilat suku tinggi. Asam penyusun genap:
lemak disebut asam lemak. Contoh asam lemak 1) asam asetat;
yang terdapat di alam adalah asam palmitat 2) asam butirat;
(C 15 H 31 COOH), asam stearat (C 17 H 35 COOH), 3) asam kaproat;
asam oleat (C17H33COOH), dan asam linoleat 4) asam kaprilat;
(C17H29COOH). 5) asam kaprat;
1. Penggolongan Asam Lemak 6) asam laurat; dan
a. Asam Lemak Tak Jenuh, dengan rantai 7) asam miristat.
karbon genap: 2. Kegunaan Lemak
1) asam oleat; a) Sumber energi (sebagai hasil metabolisme
2) asam linoleat; lipida).
3) asam linolenat; dan b) Pembentuk struktur membran sel.
4) asam arakidenat.

MATERI Protein

Panduan SKL 1. Asam Amino


Asam amino ialah asam karboksilat yang mengandung gugus
Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- amino (NH2), Asam amino merupakan hasil peruraian protein.
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: Semua asam amino merupakan zat padat yang bersifat optis
• struktur, tata nama, dan kegunaan
makromolekul (polimer, karbohidrat, aktif, kecuali glisin. Asam amino bersifat amfoter, disebabkan
protein) dan lemak.
adanya gugus amino (basa) dan gugus karboksilat (asam).
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
H O
pemahaman mengenai:
• kegunaan protein R–C–C
Penalaran ------------------------------------------------------
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal NH2 OH
susunan dalam:
• uji kualitatif terhadap protein. 2. Protein
Protein merupakan polimer dari sekitar 20 jenis asam amino.
Unsur utama penyusun protein adalah C, H, O, dan N. Banyak
juga protein yang mengandung belerang (S), dan fosfor
KIMIA

(P) dalam jumlah sedikit. Ada juga beberapa protein yang


mengandung besi, mangan, tembaga, dan iodin.
Protein (polipeptida) terbentuk dari asam amino dengan
melakukan ikatan peptida.

12
R O R O pekat, maka terbentuk warna kuning
yang kemudian menjadi jingga bila dibuat
H N C* C OH + H N C* C OH alkalis (basa) dengan larutan NaOH.
c. Uji Millon
H H H H Untuk menguji adanya asam amino
Asam amino Asam amino
dengan gugus fenil dalam protein,
Ikatan peptida ditandai dengan terjadinya cincin
R O R O
berwarna merah.
d. Uji Belerang
N C* C N C* C Untuk mengetahui ada tidaknya unsur
belerang dalam suatu protein, mula-
H H H H mula larutan protein dengan larutan
Polipeptida NaOH pekat dipanaskan, kemudian
3. Uji Protein diberi beberapa tetes larutan timbal
a. Uji Biuret asetat. Jika terbentuk endapan hitam
Uji ini digunakan untuk mengetahui (PbS), maka itu menunjukkan adanya
adanya protein. Zat yang akan diselidiki belerang.
mula-mula ditetesi larutan NaOH, 4. Kegunaan Protein
kemudian larutan CuSO4 yang encer. Pembentukan jaringan tubuh baru serta
Jika terbentuk warna ungu, berarti zat mengganti jaringan yang rusak.
itu mengandung protein. Uji biuret a. Cadangan makanan.
positif bagi semua zat yang mengandung b. Sebagai katalis, pengangkut, dan sebagai
ikatan peptida. pelindung.
b. Uji Xantoproteat c. Penggerak otot.
Uji ini digunakan terhadap protein yang d. Pengatur hormon.
mengandung gugus fenil (cincin benzena). e. Zat pembangun.
Jika protein yang mengandung cincin f. Menjaga keseimbangan pH.
benzena dipanaskan dengan asam nitrat g. Untuk membuat lem, cat, serat, tekstil,
sikat gigi, dan lain-lain.

KIMIA

13
Pengetahuan & Pemahaman:: Aplikasi:: Penalaran

5 Ringkasan Materi
Soal – Bahas
Kimia Anorganik
Latihan Soal

MATERI Hukum Dasar dan Perhitungan Kimia

Panduan SKL A Hukum-Hukum Dasar Kimia


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
1. Hukum Kekekalan Massa (Hukum Lavoisier)
Siswa dapat memahami dan menguasai “Di dalam suatu reaksi kimia, massa zat- zat sebelum reaksi
pengetahuan mengenai:
• hukum-hukum dasar kimia. sama dengan massa zat sesudah reaksi”.
Aplikasi --------------------------------------------------------- Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
pemahaman mengenai: kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk, tetapi
• persamaan reaksi, konsep mol, massa
atom/molekul relatif untuk menyelesaikan
tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses
perhitungan kimia (bisa dalam konteks
kehidupan seharihari).
kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan
harus sama dengan massa produk.
Penalaran ------------------------------------------------------
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal Contoh:
susunan dalam:
• hukum-hukum dasar kimia berdasarkan Jika ada senyawa z yang dihasilkan dari reaksi A dengan B
hasil data eksperimen.
dengan skema sebagai berikut:
Massa A Massa B Massa Z
2 gram 8 gram 10 gram
14 gram 2 gram 16 gram
13 gram 5 gram 18 gram
5 gram 6 gram 11 gram
dapat disimpulkan bahwa jumlah massa zat pereaksi total akan
sama dengan jumlah zat hasil reaksi.
2. Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)
“Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa
adalah tetap.” Hukum tersebut diungkapkan oleh Joseph Proust KIMIA
pertama kali tahun 1799, beliau melakukan percobaan dengan
mereaksikan hidrogen dan oksigen. Ternyata hidrogen dan
oksigen selalu bereaksi membentuk air dengan perbandingan
massa yang tetap, yaitu 1: 8.
Contoh:
2Cu + O2 → 2MgO
24 g 16 g
12 Kg 8 kg
Perbandingan selalu 3 : 2

1
3. Hukum Kelipatan Perbandingan (Hukum 4. Hukum Perbandingan Volum (Hukum Gay-
Dalton) Lussac)
“Jika dua jenis unsur bergabung membentuk “Pada suhu dan tekanan yang sama, volume
lebih dari satu senyawa, dan jika, massa gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas
salah satu unsur dalam senyawa tersebut hasil reaksi berbanding sebagai bilangan
sama, sedangkan massa unsur lainnya bulat dan sederhana.”
berbeda, maka perbandingan massa unsur Pada reaksi zat yang wujudnya gas,
lainnya dalam senyawa tersebut merupakan perbandingan koefisien reaksi sebanding
bilangan bulat sederhana.” atau ekuivalen dengan perbandingan
Berdasarkan teori atom Dalton, kita dapat volume jika reaksi tersebut dilakukan pada
mendefinisikan atom sebagai unit terkecil temperatur dan tekanan yang sama.
dari suatu unsur yang dapat melakukan Contoh:
penggabungan kimia. Dalton membayangkan 2N2 + 5O2 → 2N2O5
suatu atom yang sangat kecil dan tidak 2L 5L
dapat dibagi lagi. 0,04 L 0,10 L
Contoh: Perbandingan volumenya selalu 2: 5
Atom Nitrogen dan Oksigen dapat 5. Bilangan Avogadro
membentuk senyawa N2O, NO, N2O3, dan “Pada suhu dan tekanan yang sama, semua
N 2O 4 dengan komposisi massa terlihat gas bervolume sama mengandung jumlah
dalam tabel di bawah ini: molekul yang sama pula.”
Massa Massa a. Avogadro menjelaskan percobaan Gay
Senyawa Nitrogen Oksigen Perbandingan Lussac dengan menganggap partikel-
(gram) (gram) partikel gas tidak sebagai atom-atom,
N2O 14 8 7: 4 tetapi sebagai molekul-molekul.
NO 7 8 7: 8 b. Perbandingan volume gas-gas yang
bereaksi dan gas-gas hasil reaksi jika
N2O3 14 24 7: 12 diukur pada temperatur dan tekanan yang
N2O4 14 32 7: 16 sama akan sesuai dengan perbandingan
Dari tabel tersebut bila massa N dibuat jumlah molekulnya, akan sama dengan
tetap (sama) sebanyak 7 gram, maka perbandingan koefisien reaksinya
perbandingan massa Oksigen dalam N2O: Sehingga dari bilangan Avogadro didapatkan
NO: N2O3: N2O4 = 4: 8: 12: 16 = 1: 2: 3:4 (P,T) yang sama mempunyai jumlah molekul
sama, bila volumenya sama (n (mol)
sebanding dengan V).
n1 n2
=
v1 v 2
KIMIA

B Konsep Mol
Mol ialah satuan jumlah seperti halnya lusin. Selain itu, Mol dapat pula dihubungkan dengan
Bila 1 lusin sama dengan 12 buah, maka 1 mol massa:
sama dengan 6,023 x 1023 partikel. Bilangan ini Massa
Mol =
disebut bilangan Avogadro (L). Jadi, satu mol atom, Ar atau Mr
molekul, ion atau spesi kimia apa saja mengandung
partikel sebesar bilangan Avogadro.
Jumlah Partikel = mol x L
Jumlah Partikel = mol x 6,023.1023

2
C Volume Molar
Menyatakan 1 mol gas pada suhu dan tekanan molar disebut sebagai volume molar standar, yaitu
tertentu. Jika pengukuran dilakukan pada suhu 0o sebesar 22,4 L/mol. Pada kondisi ruang 25oC dan
C dan 1 atm disebut dalam keadaan STP, volume 1 atm (RTP) volume molar sebesar 24 L/mol.

D Volume Gas Ideal


Volume gas ideal dapat dirumuskan: Keterangan:
P.V = n.R.T P = tekanan (atm)
V = volume (Liter)
n = mol
R = tetapan gas ideal (0,082 L atm/mol K)

E Kadar dan Kemurnian


1. Kadar menyatakan persentase zat tertentu Keterangan
dalam senyawa atau campurannya. n = jumlah atom X dalam senyawa
a. Dalam skala persen (%) Mr = massa molekul relatif senyawa
nx ArX T = massa total senyawa
%X = x 100%
Mr 2. Kemurnian
b. Dalam skala massa (gr) Kemurnian menyatakan berapa banyak
nx ArX (dalam skala %) dalam suatu campuran.
gr. X = x gr.T
Mr Berat Murni
%= x 100%
Berat Kotor

MATERI Unsur-Unsur Kimia dan Sifat-Sifatnya

Panduan SKL A Unsur Logam


Pengetahuan dan Pemahaman ----------------------
1. Golongan IA (Akali)
Siswa dapat memahami dan menguasai a. Sifat-sifat logam IA:
pengetahuan mengenai:
• sifat-sifat fisika dan kimia unsur-unsur 1) Jari-jari atom besar.
golongan utama (gas mulia, halogen, alkali,
dan alkali tanah, serta unsur-unsur periode 2) Penghantar panas dan listrik yang baik. KIMIA
3) dan unsur transisi periode 4.
3) Energi ionisasi, afinitas elekktron, dan keelektronegatifan
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan
rendah.
pemahaman mengenai:
• sifat-sifat fisika dan kimia unsur-unsur
4) Cenderung bersifat ion dan mudah larut dalam air.
golongan utama (gas mulia, halogen, alkali, 5) Mudah bereaksi dengan air, hidrogen, oksigen, dan
dan alkali tanah, serta unsur-unsur periode
3) dan unsur transisi periode 4. hidrogen.
Penalaran ------------------------------------------------------ b. Golongan IIA (Alkali Tanah)
Siswa dapat menggunakan nalar dalam hal
susunan dalam: Sifat-sifat logam IIA:
• sifat-sifat fisika dan kimia unsur-unsur
golongan utama (gas mulia, halogen, alkali,
1) Energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan
dan alkali tanah, serta unsur-unsur periode
3) dan unsur transisi periode 4.
lebih besar daripada logam alkali dalam satu
periode.
2) Kurang reaktif jika dibandingkan dengan alkali dalam
satu periode.

3
3) Titik cair dan kekerasan melebihi 5) Dari kiri ke kanan jari-jari atom
logam alkali. berkurang, sedangkan afinitas
4) Reduktor yang baik. elektron, keelektronegatifan dan
5) G a ra m l o ga m a l k a l i t a n a h potensial ionisasi cenderung
menghasilkan nyala dengan warna- bertambah.
warna tertentu. d. Unsur Golongan Transisi Periode ke-4
c. Unsur Periode ke-3 Sifat unsur golongan transisi periode
Sifat unsur periode ketiga: ke-4:
1) U n s u r l o ga m nya b e r ku ra n g 1) Bersifat logam.
kereaktifannya dari kiri ke kanan. 2) Penghantar listrik dan panas yang
2) Unsur nonlogamnya bertambah baik.
kereaktifannya dari kiri ke kanan. 3) Titik leleh dan titik didih relatif
3) Dari kiri ke kanan sifat reduktornya tinggi.
berkurang dan sifat oksidatornya 4) Umumnya bersifat paramagnetik.
bertambah. 5) Dapat membentuk senyawa
4) Dari kiri ke kanan sifat asam kompleks.
b e r t a m b a h d a n s i fa t b a s a
berkurang.

B Unsur Nonlogam
1. Hidrogen senyawanya, halogen bisa mempunyai
a. Wujud gas. banyak biloks (kecuali flour yang
b. Sifat mirip dengan logam-logam alkali. mempunyai biloks -1).
c. Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak 3. Gas Mulia
berasa. a. Sangat stabil.
d. Banyak berikatan dengan hampir semua b. Terdapat di alam sebagai unsur bebas.
unsur di alam. c. Berbentuk gas pada suhu kamar.
2. Halogen d. Jari-jari atom, titik leleh, serta titik didih
a. Mempunyai elektron valensi 7. gas mulia bertambah sering dengan
b. Mudah membentuk ion-ion negatif. bertambahnya nomor atom.
c. Makin tinggi nomor atomnya makin e. Memiliki titik leleh, titik didih, dan kalor
kurang reaktif. penguapan rendah.
d. Makin tinggi nomor atomnya, makin
rendah daya oksidasinya. Dalam

C Unsur-unsur Penting Lainnya


KIMIA

1. Karbon 3. Fosfor
a. Antaratomnya dapat saling berikatan. a. Antaratomnya dapat saling berikatan.
b. Mempunyai jenis senyawa yang cukup b. Tidak berwarna.
banyak. c. Sangat beracun.
c. Massa atom relatif = 12. d. Larut dalam CS2 dan tidak larut dalam
2. Nitrogen air.
a. Antaratomnya dapat saling berikatan. e. Bersinar dalam gelap.
b. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak, 4. Oksigen
mudah terbakar. a. Antaratomnya dapat saling berikatan.
c. Kurang larut dalam air. b. Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak
d. Reaktif pada suhu tinggi. berasa.

4
c. Larut dalam air.
d. Dapar bereaksi dengan hampir semua
unsur.
5. Belerang
a. Berwarna kuning muda.
b. Berbau khas.
c. Tidak larut dalam air.
d. Larut dalam CS2.

MATERI Unsur-Unsur Penting dan Kegunaannya

Panduan SKL A Proses Pengolahan Unsur


Pengetahuan dan Pemahaman ---------------------- Unsur/Senyawa Proses Pengolahan
Siswa dapat memahami dan menguasai
pengetahuan mengenai: Besi (Fe) Pemanggangan, tanur tinggi
• kegunaan unsur-unsur golongan utama
(gas mulia, halogen, alkali, dan alkali tanah,
serta unsur-unsur periode 3) dan unsur
Aluminium (Al) Hall-Roult
golongan transisi periode 4 yang terdapat di
alam serta produk yang mengandung unsur Urea Wohler
tersebut.
Amonia Haber-Bosch
Aplikasi ---------------------------------------------------------
Siswa dapat mengaplikasikan pengetahuan dan Klorin Deacon dan Weldon
pemahaman mengenai:
• reaksi dan nama pengolahan suatu unsur.
Logam alkali Kalsinasi
Garam Alkali tanah Ekstraksi, reduksi
Tembaga (Cu) Tanur tiup
Nitrogen Distilasi,fraksinasi udara
Magnesium (Mg) Dow
Belerang (S) Frash dan Sisilia

KIMIA

5
B Kandungan Mineral/Unsur

Unsur Senyawa/Mineral Unsur Senyawa/Mineral


Besi (Fe) Hematit Seng (Zn) Seng blende
Magnetit Smith sonite
Siderit Natrium (Na) Senyawa chilli
Pirit Magnesium (Mg) Magnesit
Limonit Garam inggris
Nikel (Ni) Pentlandit Karnalit
Garnerit Dolomit
Timah (Sn) Kasiterit Aluminium (Al) Kaolin
Titanium (Ti) Rutile Bauksit
Krom (Cr) Kromit Kriolit
Mangan (Mn) Pirolusit Silika (Si) Pasir
Manganit Tanah liat
Kobalt (Co) Kobaltit Pospor (P) Fosfit
Tembaga (Cu) Garnerit Sulfur (S) Pirit
Kalkopirit Gips
Kalkosite
Malachit

C Kegunaan Unsur-Unsur

Unsur Kegunaan Unsur Kegunaan


Besi (Fe) Pembuatan baja Magnesium (Mg) Antasida (Obat
Litium Anode pada baterai Maag)
Titanium (Ti) Rutile Aluminium (Al) Pembungkus
makanan
Krom (Cr) Pelapis anti karat
Peralatan masak
Mangan (Mn) Komponen aktif dalam
Keramik
baterai
Silika (Si) Keramik
KIMIA

Kobalt (Co) Pelapis anti karat


Campuran semen
Tembaga (Cu) Alat-alat elektronik
Pospor (P) Korek api
Seng (Zn) Bahan bangunan
rumah Bahan peledak
Bahan cat Kembang api
Natrium (Na) Agen pereduksi Pasta gigi
Pembuatan TEL Detergen
Cairan pendingin pada Stronsium Kembang Api
reaktor atom

6
Unsur Kegunaan Unsur Kegunaan
Fluorin Membuat freon Iodin Untuk obat-
(CFC), memisahkan obatan / antiseptik
isotop U-235 dan (iodoform, tinktur
U-238 garam fluorin iodin), membuat
untuk pasta gigi HF AgI (film fotografi),
untuk mensketsa dicampurkan dalam
kaca garam dapur (NaIO3)
Clourin Bahan baku industri Neon Alat penerang
plastik, karet sintetis, kegelapan
pembuatan CCl4; TEL; Argon Bola lampu listrik
industri pestisida,
Helium Pernapasan para
bahan desinfektan,
penyelam dan
pemutih (NaClO)
penderita asma
Bromin Untuk pembuatan
etilenbromida
(zat aditif bensin
bertimbal), untuk
membuat AgBr (film
fotografi)

KIMIA

Anda mungkin juga menyukai