Anda di halaman 1dari 2

NARASI QUARTER LIFE CRISIS

Sista...Pernah dengar istilah Quarter Life Crisis? Sebelumnya dijelasin dulu nih sist bagaimana
rasanya Quarter Life Crisis .. check this out

1. Merasa tidak cukup baik dan merasa bahwa orang lain akan selalu lebih baik dari dirinya
sendiri
2. Suka ngebanding-bandingin diri sendiri dengan teman seusianya. Entah itu di bidang
akademik, karir dan lain-lain
3. Cenderungl depresi dan suka bertanya-tanya tentang keputusan yang udah pernah diambil.
Misalnya : udah bener belom sih jalan yang udah gue ambil ini? atau bener gak sih gua nanti
kalo kerjanya jadi X?
4. Merasa cemas dengan masa depan. Negrasa terjebak dan frustasi sama keadaan yang
biasanya susah atau gak bisa diubah, misal keluarga, karir dan sebagainya
5. Bingung akan tujuan hidup yang dimiliki

Nah kalo sista pernah ngalamin kaya gitu, coba untuk konsultasi terlebih dahulu oleh orang yang ahli
(psikolog dan psikiater) biar gak salah mendiagnosis diri sendiri.

Lanjut..

Jadi, apa si yang dimaksud dengan Quarter Life Crisis.. quarter dan life crisis, quarter itu seperempat
yang mendefenisikan dinamika yang terjadi diantara berumur 25 tahun (sebagai mediannya, usia 20-
30 an bisa terjadi). Sedangkan life crisis ketika hidup tidak memiliki pilihan lain (lack of option in life).
okey, jadi quarter life crisis yaitu masa ketika seorang individu mulai merasa ragu/insecure (gak
yakin) dan akhirnya hilang arah atau tidak ada pilihan terhadap masa depannya. Biasanya yang
membuat ragu itu mengenai karir, finansial dan relationship

Q : Lalu apa yang menjadi penyebabnya? Penyebabnya simple tapi menimbulkan tanya, yaitu tidak
memiliki alasan untuk berjuang atau tidak memiliki tujuan dalam hidupnya serta merasa sulit untuk
menentukan masa depannya

Q: nah terus apa ciri-cirinya?

Ketika tidak bisa menjawab pertanyaan apa yang dilakukan dan untuk apa dilakukan.

Q: Terus apa akibatnya

Mudah marah, baper , mudah ngeluh

Q: bagaimana solusi

1. Perbanyak aktivitasdan mengeksplor diri sendiri. BUKAN terus-terusan membandingkan diri


dengan orang lain
2. “Think less do more” Practicing what we read, practicing what we now, practicing our
knowledge
3. Membangun relasi dengan orang lain
4. Jangan sering menggunakan standar orang lain untuk mendefinisikan siapa kita. Karena
sukses itu bukan dilihat dari situ, tapi sukses itu sederhana ketika kita telah memenuhi janji-
janji diri pribadi

Anda mungkin juga menyukai