Anda di halaman 1dari 5

Resume Curhat SOY

Membahas sehat tidak

hanya sekedar fisik,

tetapi juga mentalitas.

Karena mentalitas ini

berpengaruh ke fisik,

produktivitas, dan

kehidupan kita.

Quarter Life Crisis (Krisis Seperempat Abad) - Apa itu?


Periode seseorang berusia 18-30 tahun merasa tidak memiliki arah,

khawatir, bingung, dan galau akan ketidakpastian kehidupannya di masa

mendatang. Umumnya kekhawatiran ini meliputi masalah relasi,

percintaan, karier, dan kehidupan sosial. Fase ini adalah fase normal
dan manusiawi yang akan kita hadapi.

Tanda-Tanda QLC
Sering merasa bingung mengenai masa depannya.

Merasa terjebak dalam situasi yang tidak disukai.

Sulit membuat keputusan ketika dihadapkan dengan beberapa pilihan.

Kurang motivasi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Sulit menentukan apakah harus menjalani hidup sesuai dengan

keinginan diri sendiri atau sesuai dengan tuntutan keluarga &

masyarakat.

Khawatir akan tertinggal dalam ketidakpastian hidup seorang diri.

Merasa iri dengan teman sebaya yang sudah lebih dulu mencapai

impiannya.
Penyebab QLC
Mengalami masalah pekerjaan/finansial.

Pertama kali menjalani hidup mandiri.

Menjalani hubungan yang arahnya serius untuk pertama kalinya/justru

putus cinta padahal sudah ada rencana serius.

Takut terjadi perubahan besar dalam hidup tapi kamu gak tau harus

apa kalo itu kejadian.

Melihat teman sebaya sudah mencapai impiannya lebih dulu.

Membuat keputusan pribadi/profesional yang akan bertahan dalam

jangka waktu yang lama.

Our Problems in QLC


Insecurity: Biasanya terjadi ketika suka membandingkan diri dengan

orang lain, merasa rendah diri dengan pencapaian & kehidupannya.

Overthinking: Belum terjadi apa-apa sudah dipikirkan gagalnya,

memikirkan hal-hal yang belum terjadi. Biasanya dikenal dengan

unreasonable fear.

Sandwich Generation: Seseorang yang menanggung tanggung

jawab pribadi & anggota keluarganya yang banyak dan besar.

Anxiety & Depression: Terjadi ketika QLC mempengaruhi kesehatan

mental. Termasuk redflag karena sudah masuk ke mental illness.

Kehidupan materialistik & kapitalistik: Alasan kenapa hari ini kita

merasa insecurity, overthinking, dan menjadi sandwich generation.

Ketika kita tidak bisa mendapatkan yang didapatkan orang lain maka

akan timbul penyakit hati, dll.

Society hari ini memang tidak sesuai dengan syariat Islam karena

adanya sekulerisme. Dan hal ini berpengaruh pada QLC dan

kesehatan mental kita.


Diatas hanya pedoman yang diagnostik untuk mendeteksi kecemasan &

depresi. Ini bisa jadi bentuk informasi bagi teman-teman sehingga sudah

ada warningnya jika mengalami gejala seperti ini. Langkah awal untuk

bisa sembuh adalah menerima penyakit kita & minta bantuan ke

professional baik psikolog/psikiater sehingga tidak hanya self-diagnosis.

4 Fase dalam QLC (menurut Dr. Oliver Robinson, peneliti & pengajar
Psikologi dari University of Greenwich, London)
1. Seseorang merasa terjebak dalam suatu kondisi baik pendidkan,

pekerjaan, hubungan asmara atau ketiganya. Ia akan merasa berada di

suatu keadaan yang begitu menjerat & tidak mudah untuk keluar dari

zona tsb.

2. Seseorang akan berusaha keras & berusaha mengubah segalanya

menjadi lebih baik. Namun jika gagal, ia akan kembali ke fase pertama.

3. Keinginan untuk mencapai tujuan yang baru ketika berhasil mencapai

satu target di hidupnya tetapi tidak berlangsung lama karena merasa

harus memupuk semangat lebih tinggi untuk mencari tujuan lainnya.

4. Timbul komitmen dalam diri terhadap pendidikan, pekerjaan, atau

hubungan asmara yang dijalani. Pada fase ini, kamu siap menghadapi

tantangan & kehidupan baru dengan segala aktivitas dalam hidupnya

karena sudah settle.


How To Deal With Myself (Mindset)
Ketahui tujuan hidup kita: kita perlu tau tujuan hidup kemana (QS. Adz-

Dzariyat: 56), agar tidak bingung. Kita hanya perlu menjaga & mengejar ridho

Allah kepada kita sebagai seorang hamba, bukan ekspektasi manusia.

Pahami qadha & qadar: agar kita tidak terlalu memikirkan ketetapan Allah

untuk kita. Hal yang perlu kita upayakan & khawatirkan adalah ikhtiar-ikhtiar

kita ke akhir hidup kita apakah sesuai perintah Allah.

Kenali gharizah baqo & nau': ini adalah tools dari Allah kepada kita sebagai
manusia. Kita harus bisa mengendalikan gharizah kita, bukan sebaliknya.

Jadikan Al-Quran & As-Sunnah pedoman hidup: agar kita bisa

mengendalikan gharizah tadi agar sesuai dengan tujuan manusia untuk

beribadah.

How To Deal With Myself (Menghadapi QLC)


Stop membandingkan diri sendiri dengan orang lain: kita punya start &

finish yang berbeda dengan orang lain, sehingga kita hanya perlu lebih baik

daripada diri kita di masa lalu.

QLC adalah fase yang normal yang bisa kita lewati.


Sabar dalam berproses: semua perlu dihadapi dengan sabar.
Cerita ke teman yang supportif: cerita ke teman yang se-visi misi, jangan

pilih temen yang toxic!

Bagaimana Ikhtiar Menjaga Kesehatan Mental di Masa QLC?


Punya mindset yang benar.

Pola makan yang sehat.

Cari hiburan lain yang tidak melalaikan, misal tadabbur alam.

Senantiasa melibatkan Allah dalam setiap aktivitas kita.

Pesan dari Budok Ratih:


Jika fisik itu amanah Allah, maka mental juga amanah Allah. Kita punya ikhitiar

untuk menjaganya. Tetapi jika kita memiliki mental illness, maka kita berusaha

memaknai & melewati ujian ini agar bisa selalu mendekat kepada Allah. QLC

adalah fase yang normal dan bagaimana kita bisa melewati fase ini dengan

banyak-banyak mendekatkan diri kepada Allah dengan konsep-konsep dalam

Islam seperti sabar, syukur, tawakkal kepada Allah.


Q&A

Q: Bagaimana panduan untuk self healing ketika menghadapi anxiety?


A: Lebih baik jika berusaha untuk diobati. Self healingnya bisa dengan
bagaimana mengubah mindset kita dengan mindset yang benar seperti

berupaya meningkatkan konektivitas & memperbaiki hubungan dengan Allah,

punya pergaulan yang supportif dengan kesehatan mental kita sebagai

support system, jangan mengunderestimate diri kita jika memang kita terkena

mental illness. Karena barangkali itu adalah ujian untuk kita. Dijalani dengan

ikhtiar sambil tetap percaya bahwa Allah yang menyembuhkan.

Q: Tips agar berisitiqomah selalu berada di jalan Allah?


A: Jadikan pegangan bahwa Allah SWT tempat kita bergantung. Yang
membuat kita kuat adalah strong why kita yaitu kita tau bahwa hidup ini

hanya proses perjalanan & tujuan kita adalah akhirat maka insyaAllah kita akan

selalu istiqomah. Hari ini kita menganggap istiqomah susah karena kita hidup

dalam kondisi Islam yang tidak ideal, dimana agama dipisahkan dari kehidupan

kita (sekuler). Kita harus bisa konsisten dengan prinsip kita & menyebarkan

nilai-nilai Islam ke lingkungan kita.

Q: Tips untuk menanggapi & menghadapi orang yang terdekat yang


pernah mengalami depresi?
A: Afirmasi dengan coba berempati & akui emosinya. Yakinkan dia bahwa kita
peduli & bisa menghargai emosi orang terdekat tsb. Dukung dia untuk jadi

manusia yang lebih baik lagi. Cari seni komunikasi dengan orang tsb untuk

memahaminya. Selipkan saran-saran Islami dalam komunikasi bersama orang

tsb karena siapa tau bisa menjadi jalan agar orang tsb menjadi lebih baik lagi.

Q: Bagaimana cara agar tidak stres dari tekanan pekerjaan?


A: Evaluasi apa penyebab tekanan itu. Bisa jadi karena bukan passion, tidak

cocok dengan rekan kerja, bos atau sistem kerja, lihat apakah tekanan tsb

berpengaruh ke kesehatan mental kita? Jika iya, lebih baik resign kemudian

berikhtiar mencari pekerjaan yg lebih baik. Jika masih bisa ditolerir maka bisa

bertahan dg pekerjaan tsb. Bisa juga mencari hiburan selama tidak melalaikan

& bermanfaat di sela-sela pekerjaan kita misal ke pantai, dll. .

Mohon maaf jika ada kesalahan, semua kebenaran hanya milik Allah.

Anda mungkin juga menyukai