Anda di halaman 1dari 4

MODUL CB KELAS 11

MINGGU KE-20 : RABU-JUMAT , 24-26 JANUARI 2024

“TANDA KEDEWASAAN ADALAH PENGUASAAN DIRI”

Materi Renungan:

Berikut adalah beberapa tanda seseorang memiliki pribadi yang dewasa:


 Mampu menghadapi tantangan hidup dengan bijak, bertanggung jawab, dan
tidak mudah terpengaruh oleh emosi karena dapat mengendalikan dirinya
 Memiliki kematangan emosional karena memiliki pemahaman yang optimal
dalam mengenali potensi diri dan kecenderungan yang buruk dalam diri.
 Tidak melakukan hal-hal yang tidak merugikan orang lain
 Bertumbuh dalam kasih

Menurut Alkitab, proses menuju kepada kedewasaan rohani berlangsung secara terus
menerus sepanjang hidup. Alkitab mengatakan bahwa kita juga perlu terus berusaha
mencapai kedewasaan rohani. Tanda pertama kedewasaan rohani adalah ketika kita
memahami dan melakukan kehendak Tuhan disertai Buah Roh yang salah satu
karakternya adalah penguasaan diri (Ef. 4:13 BIS).

Self control adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk dapat mengendalikan,
mengatur emosi, dan mengarahkan diri kepada perilaku yang positif. Sederhananya
self control merupakan pengendalian emosi juga dorongan dari dalam diri seseorang.
Setiap orang pasti tidak bisa dipisahkan dari self control untuk penyelesaian masalah,
pengambilan keputusan, bahkan saat berinteraksi dengan orang lain dalam keseharian
kita. Self control yang ada di tiap orang dapat dikembangkan jika kita menyadari hal
yang dilakukan positif atau negatif.

MANFAAT
Ketika seseorang memiliki self control yang baik, maka akan baik juga
kondisi/keadaan individunya. Dengan adanya self control, kita dapat menghadapi
masalah, rintangan, cobaan kehidupan dengan tenang, selain itu hidup akan lebih
teratur dan terencana tanpa adanya hambatan atau masalah, mampu berkonsentrasi
dalam bekerja/belajar, dapat membangun hubungan yang baik dengan orang lain,
dapat mengubah cara pandang kita dalam menghadapi masalah, memiliki pribadi
yang lebih dewasa dan dapat lebih memiliki rasa tanggung jawab. Self control bukan
hanya tentang bagaimana seseorang dapat mengendalikan kemarahannya, namun juga
bagaimana pengendalian semua emosi baik dalam kesenangan, kesedihan,
kekecewaan, dan sebagainya. Namun self control memiliki tujuan dasar yang akan
menguntungkan diri kita sendiri yaitu untuk memperoleh ketentraman, kemajuan diri,
dan kebahagiaan. Penguasaan diri (self-control) dalam konteks kehidupan Kristen
adalah salah satu buah Roh yang menjadi bagian dari kualitas kehidupan yang
dikehendaki oleh Allah. Hal ini dengan tegas tertera dalam salah satu ayat terkenal
dalam Alkitab, yaitu dalam Surat Paulus kepada jemaat Galatia (Galatia 5:22-23),
yang mengidentifikasi sembilan buah Roh, termasuk penguasaan diri, sebagai
karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh orang-orang percaya. Penguasaan diri
dalam iman Kristen melibatkan pengendalian yang mendalam atas berbagai aspek
kehidupan termasuk kendali terhadap nafsu duniawi.
Dalam ajaran Kristen, nafsu duniawi adalah dorongan manusia yang cenderung
kepada hal-hal yang bertentangan dengan ajaran dan nilai-nilai Kristiani. Penguasaan
diri membantu seseorang untuk menahan godaan dan keinginan duniawi yang
mungkin membawa mereka ke arah yang salah. Selain itu, penguasaan diri juga
berarti mengendalikan emosi. Ini termasuk kemampuan untuk tidak merespon secara
impulsif terhadap situasi-situasi emosional, melainkan mempertimbangkan tindakan
dan reaksi dengan bijak. Penguasaan diri membantu orang percaya untuk menjaga
ketenangan dan kasih dalam menghadapi konflik, kecewa, atau kemarahan. Bahkan
kita bisa berkata seperti Paulus, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku
telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2 Timotius 4:7). Ini
terjadi jika kita telah sanggup menguasai diri. Marilah kita melatih diri dalam
pimpinan Roh Kudus untuk menguasai diri sendiri mulai dari hal sederhana seperti
mengendalikan makanan dan minuman, dalam hal berpakaian, dalam hal hobi,
kesukaan sampai mengendalikan amarah dan mengendalikan keinginan-keinginan
jasmani lainnya.

Penguasaan diri juga berkaitan erat dengan kesetiaan terhadap ajaran Kristus. Orang
percaya diajak untuk hidup sesuai dengan ajaran dan nilai-nilai yang diajarkan oleh
Yesus. Ini termasuk kasih, pemaafan, kejujuran, dan kerendahan hati. Penguasaan diri
membantu seseorang untuk menjalankan kehendak Allah dengan tekun dan setia.
Dalam mengembangkan penguasaan diri dalam kehidupan Kristen, doa dan
perenungan pada Firman Tuhan menjadi alat penting. Doa adalah cara bagi orang
percaya untuk memohon bimbingan dan kekuatan dari Roh Kudus dalam mengatasi
godaan dan tantangan terlebih untuk pengendalian diri. Firman Tuhan memberikan
pedoman dan inspirasi dalam pengembangan penguasaan diri, dan meditasi pada
Firman membantu seseorang untuk lebih mendalami nilai-nilai dan prinsip-prinsip
Kristiani. Selain itu, komunitas gereja juga memainkan peran yang signifikan. Dalam
komunitas gereja, orang percaya dapat mendapatkan dukungan, akuntabilitas, dan
pembinaan dari sesama anggota jemaat. Melalui kerja sama dengan sesama Kristen,
mereka dapat saling mendukung dalam usaha mengembangkan penguasaan diri.
Bahkan dalam relasi pekerjaan dengan sesama, kita pun bisa saling mendoakan dan
menguatkan agar terjalin keharmonisan dan Kerjasama yang baik, karena kasih Tuhan
menolong kita dalam pengendalian diri.

Ingat, penguasaan diri dalam kehidupan Kristen bukanlah sekadar kendali diri fisik
atau emosional, tetapi juga sebuah upaya spiritual untuk hidup semakin sesuai dengan
kehendak Allah dan nilai-nilai iman. Ini adalah salah satu aspek yang mendalam dan
penting dalam perjalanan rohani seseorang yang ingin mengikuti Kristus dan menjadi
saksi-Nya dalam dunia ini. Dengan bantuan Roh Kudus, doa, Firman Tuhan, dan
dukungan komunitas gereja, dan dukungan lingkungan sekitar kita baik keluarga dan
kolega kerja, orang Kristen dapat mengembangkan penguasaan diri yang membantu
mereka hidup sesuai dengan panggilan iman mereka.
AKIBAT
Akibat yang ditimbulkan jika seseorang tidak memiliki self control yang baik adalah
mudah frustasi,depresi, atau gangguan jiwa lainnya. Selain itu, seseorang akan sulit
untuk memecahkan sesuatu masalah, mudah menyerah, hidup tidak teratur dan kacau,
sulit untuk membangun hubungan sosial dengan orang lain dengan baik. Banyak dari
mereka menjadi sulit untuk mencapai tujuan mereka hanya karena tidak memiliki self
control yang baik.
CARA MENINGKATKAN SELF CONTROL
Beberapa cara untuk meningkatkan self control dalam diri kita, yaitu membuat
skenario dalam arti membayangkan ketika kita dihadapkan masalah, lalu pikirkan
tindakan apa yang tepat. Kedua fokus pada satu tujuan dalam satu waktu yang sama,
dengan begitu kita dapat lebih memfokuskan energi kita untuk hal yang kita fokuskan.
Ketiga mencari tahu apa yang mentrigger emosi kita, lalu perlahan dilatih dan
dikoreksi untuk lebih mengontrol ketika mengalaminya. Keempat, jika kita berhasil
melakukan sesuatu yang cukup menantang, berikan self reward terhadap diri sendiri.
Pada dasarnya self control akan berhasil ditingkatkan jika memiliki motivasi dan
tujuan yang kuat.

Sesi Refleksi bersama siswa:


Diawali dengan pertanyaan reflektif kepada siswa.

Pertanyaan Refleksi:
Berapa banyak Pengendalian Diri yang saya miliki?
Apakah saya….. (pertanyaan bebas dari Guru CB), berikut contohnya:
• mengejar pertumbuhan rohani daripada kenikmatan dunia?
• menawan setiap pikiran dalam ketaatan kepada Kristus?
• mengendalikan nafsu makan dengan hanya mengonsumsi makananan yang sehat?
• mengenali dan mengakui setiap kelemahan diri dibandingkan memegahkan diri?
• masih memiliki keterikatan atau kecanduan akan sesuatu hal?
• pernah meledak dalam kemarahan yang tidak terkontrol?
• menyingkirkan hal-hal yang dapat memuaskan keinginan-keinginan saya?

Sudahkah siswa memiliki penguasaan diri? Jika belum, Guru CB dapat menggali
masalah/area/dosa yang menyebabkan siswa sering gagal menguasai diri (emosi,
mudah jatuh cinta, boros, keinginan bersenang-senang; dll). Dengarkan siswa dan
berikan siswa cara pandang yang sesuai kebenaran firman Tuhan mengenai
bagaimana seorang anak Tuhan perlu menguasai diri dalam segala keadaan. Setiap
siswa mungkin akan berbeda. Dorong siswa untuk aktif menyampaikan setiap hal
yang menghambatnya. Doakan siswa disertai afirmasi untuk area-area dimana ia
gagal dalam penguasaan diri.

Anda mungkin juga menyukai