Anda di halaman 1dari 31

BAB III.

TUJUAN KONSELING
A. Tujuan Konseling Umum
• Pada dasarnya esensi konseling terbetuk
dikarenakan untuk membantu klien atau
konseli mencapai perkembangan secara
optimal dalam batas-batas potensinya
• Ada beberapa pertimbangan atau bahkan
rujukan bahwa tujuan konseling secara
umum dapat dirinci berdsarkan masalah-
masalah yang dialami oleh klien.

• Salah satu tujuan konseling yaitu “perubahan


perilaku yang salah penyesuaian, karena
perilaku ini sangat menghambat ke-pribadi-
an menjadi individu yang mampu berperilaku
tepat melalui penyesuaian.” .
• Tujuan Konseling yaitu untuk membantu
para klien mengenali dan menyadari
tentang tingkah lakunya yang salah agar
dapat mengalami peraubahan tingkah laku
yang diharapkan dengan cara
memecahkan masalahnya dan membuat
keputusan tertentu.
• Membuat sebuah keputusan bagi seorang
konseli dapat dilakukan melalui sebuah proses
belajar yaitu:
- Belajar mengidentifikasi alternatif,
- Memiliki alternatif,
- Menetapkan alternatif
- Serta memprediksi berbagai konsekwensi dari
keputusannya.
 Setiap keputusan pada dasarnya memiliki
konsekuensi positif dan negatif yang
menguntungkan dan merugikan, yang
menunjang maupun yang menghambat.

 Keputusan yang diambil oleh konseli harus


dapat mencegah munculnya masalah.
• Ada 3 hal yang harus diperhatikan untuk
mencegah munculnya masalah:

1. Pencegahan jangan sampai masalah yang


sama muncul kembali dikemudian hari;
2. Mencegah agar masalah tidak menjadi
lebih berat dan rumit;
3. Sehingga tidak mengakibatkan luka yang
menetap atau trauma
2. Tujuan Konseling Kristen
• Konseling kristen mempunyai tujuan yang
sedikit agak berbeda. Secara esensi
mungkin sama, namun sedikit mengalami
perbedaan ketika berbicara tentang tujuan
konseling Kristen dengan dikaitkan pada
praktiknya sehari-hari
Tujuan Konseing Kristen:
1. MENCARI
Gereja harus mengunjungi jemaat yang sedang
mengalami pergumulan karena meraka lebih
rentan dan rapuh terhadap bujukan dan
godaan kekuatan roh-roh jahat. Seperti yang
Tuhan Yesus katakan dalam sebuah perum-
pamaan. "Siapakah di antara kamu yang
mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia
kehilangan seekor di antaranya, tidak mening-
galkan yang sembilan puluh sembilan ekor di
padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu
sampai ia menemukannya?” (Luk.15:4).
2. MENOLONG
Tekanan hidup, kehilangan pekerjaan dan
lainnya dapat dialami oleh semua orang.
Ketika konseli mengalami persoalan dan
tekanan, mereka kurang bisa melihat
persoalan tersebut dengan jernih. Kabut
persoalan tersebut terlalu tebal menutupi
rasionalitas mereka. Konseling merupakan
sebuah proses pelayanan untuk menolong
orang konseli. Seperti yang tertulis dalam
kitab Mazmur 130:1 “...Dari jurang yang dalam
aku berseru kepada-Mu, ya TUHAN!”
3. MENDAMPINGI
Pendampingan termasuk tugas dan
tanggung jawab gereja bagi setiap warga
gereja yang sedang mengalami persoalan,
tekanan, dan dukacita.
Pendmpingan dilakukan pada saat sedang
mengalami persoalan dan menjadi terapi
dalam proses kesembuhan.
• “Namun yang dimaksud dengan tanggung-
jawab yang didampingi ialah ia yang mau
dan bersedia mengubah sikap prilaku dan
perbuatannya. Jika keputusan yang
diambil tidak dilakukan proses menolong,
hal itu hanya berakhir dalam wacana
tanpa tindakan konkrit dalam perubahan
sikap dan prilaku. Pada hal sebuah proses
menolong itu seharusnya sampai pada
perubahan sikap dan tingkah laku.”
• Kata pendampingan sangat erat
hubunganya dengan membimbing. Proses
pembimbingan tidak akan bisa berjalan
dengan lancar tanpa adanya pendam-
pingan demikian pula sebaliknya, pendam-
pingan tanpa pembimbingan tidak akan
mencapai sasaran yang tepat. Ketika
seorang konselor melakukan pendam-
pingan maka mereka harus juga melaku-
kan pembimbingan terhadap konseli.
• Melalui pemberian bimbingan akan terjadi
percakapan yang interaktif yang mengajak
konseli berpikir, menuntun, mengajar dan
menerangkan. Melalui resep-resep seperti itu
diharapkan konseli akan semakin paham
tentang sebab-sebab, akibat-akibat, hal-hal
penting dari persoalan yang ia hadapi. Ia akan
disadarkan tentang dirinya sendiri. Ia dapat
memandang siapa dirinya sesungguhnya
dengan benar sesuai perspektif Allah.
4. MENEMUKAN JALAN KELUAR

Seringkali dijumpai banyak konselor terjebak dengan cepat


memberikan nasehat terhadap konseli, bahkan kadang
cenderung memberikan janji. Inilah hal-hal yang harus
diwaspadai oleh para konselor. Janji dan nasehat hanya
akan menambah daftar panjang penderitaan konseli jika
janji atau nasehat tersebut gagal atau tidak terwujud.
Dengan kata lain prosesnya bukan pada memberikan
nasehat dan janji tetapi mengajak konseli berpikir dan
memikirkan problemnya secara bersama-sama dengan
memberikan pengarahan sehingga konseli dapat
mengambil keputusan yang tepat cara mengatasi
persoalannya tersebut. Inilah yang dimaksud bahwa
konseling untuk menemukan jalan keluar.
• Di dalam menemukan solusi ini bukan
hanya sekedar tip’s untuk mengatasi
masalah namun, sebelum sampai kepada
solusi, harus melakukan “respon action”
yang terdiri dari respon probing, under-
standing, supporting, interpretation,
evaluation” dan akhirnya solusi terjadi.

• Dengan melakukan hal-hal ini maka


percakapan akan menjadi terarah dan
pada akhirnya konseli membuat satu
keputusan, langkah-langkah dan sikap.
5. PEMULIHAN

Segala persoalan, himpitan masalah baik yang disebabkan


oleh human error maupun keadaan alam akan mempengaruhi
kondisi hati dan hidup seseorang. Hati, perasaan, pikiran
bahkan tubuh jasmani seringkali energi terkuras habis bila
seseorang mengalami keadaan tersebut. Kondisi seperti ini
akan menjadi parah ketika mereka mulai kehilangan gairah,
semangatnya menjadi kendor dan rasa percaya dirinya hilang.

Namun bisa terjadi juga sebaliknya. Mereka bisa saja nampak


bahagia, seolah-olah baik-baik saja. Sekalipun di dalam
hatinya terjadi pergumulan yang menggerogotinya. Ketika hal-
hal ini terjadi maka kerapuhan jiwa seseorang begitu jelas
terlihat. Seseorang yang mengalami kondisi jiwa yang rapuh
membutuhkan pertolongan dengan segera untuk menemukan
kembali hidupnya.
Banyak keputusasaan bahkan kasus bunuh
diri kebanyakan disebabkan oleh kondisi jiwa
yang rapuh tanpa ada pertolongan yang
dapat memulihkan kembali kondisi jiwa
mereka yang rapuh. Saat jiwa menjadi rapuh
mudah sekali seseorang tergoda untuk
mengambil jalan pintas bagi hidupnya.
Kebanyakan jalan pintas yang ditempuh
adalah jalan yang sesat. Untuk itu konseling
harus bisa menyentuh pada pemulihan
kondisi jiwa yang rapuh.
6. PENEGUHAN
Mungkin bagi kebanyakan orang,
peneguhan tidak banyak artinya. Akan
tetapi kalau dilihat dari seseorang yang
sedang mengalami kebingungan, atau
akan mengambil sebuah keputusan yang
sangat penting dalam kehidupannya, maka
peneguhan merupakan satu senjata yang
sangat ampuh untuk membuat seseorang
tersebut berani melangkah dengan
keyakinan yang teguh..
Perlunya sebuah peneguhan dalam
proses konseling disebabkan seseorang
yang sedang mengalami keadaan yang
sulit biasanya akan menjadi ragu dengan
langkah-langkahnya atau keputusan-
keputusan yang akan dia ambil. Untuk
itulah peneguhan sangat bermanfaat
dalam proses konseling. Selain itu untuk
mengembalikan rasa percaya diri
seseorang, siapapun dia membutuhkan
sebuah peneguhan.
7. PERUBAHAN TINGKAH LAKU.
Berbicara tentang perubahan tingkah laku,
sebenarnya menyangkut hampir semua
kegiatan mengarah ke sana. Salah satu
contoh adalah; pendidikan. Tujuan
kurikulum pendidikan dibuat salah satunya
adalah terjadinya sebuah perubahan
tingkah laku kepada para siswa setelah
menyelesaikan seluruh bidang studi yang
telah disusun. Bagaimana dengan
konseling?
• Proses menolong seorang konseli dalam
praktIk konseling tidak hanya sampai pada
batas menemukan harapan atau
menemukan solusi, namun harus juga
sampai pada sebuah perubahan prilaku.

• Perubahan prilaku ini sangat penting.


Segala hal yang akan terjadi selanjutnya
dalam kehidupan seseorang sangat
dipengaruhi oleh perubahan tingkahlakunya.
PSIKOLOGI SEKULER

gi ng
Da
ROH
2. WARISAN LITA YANG POSITIF DARI
PENCIPTAAN (Kej 1-2)
Persatuan Jiwa (Pikiran,emosi
kehendak) dan Allah (Zoe)
g ing
Da Persatuan Jiwa
ROH
dan Tubuh (Bios)

• Aman
• Terjamin
• Dimiliki
3. WARISAN NEGATIF AKIBAT
KEJATUHAN DALAM DOSA (Kej 3-4)
Hilangnya pengeta-
tahuan ttg Allah
g
g in Emosi negatif
Da
ROH yang dominan

Kematian Rohani

Terlalu banyak
pilihan
• Tertolak
• Merasa bersalah dan malu
• Lemah dan tidak berdaya
MANUSIA ROHANI
HIDUP “dalam Roh”
I Korintus 2:15

ing
g
Da
ROH

Anda mungkin juga menyukai