ABSTRAK
Kepemimpinan berintegritas sangat mempengaruhi kualitas suatu
pelayanan di gereja. Ada banyak keteladanan dalam Alkitab yang dapat
dipelajari dan diimplementasikan. Namun fakta menunjukkan bahwa
implementasi kepemimpinan dalam gereja khususnya di masa ini belum
efektif dan masih ditemukan pemimpin-pemimpin gereja yang belum
memiliki integritas sebagaimana diajarkan Alkitab. Tujuan penelitian ini
adalah menemukan pola kepemimpinan Daniel untuk diimplementasikan
dalam pelayanan gereja masa kini. Pendekatan dalam penelitian ini adalah
kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data melalui eksegesa teks
Alkitab dan studi literatur. Penelitian ini menghasilkan pola implementasi
kepemimpinan Daniel dalam kepemimpinan gereja masa kini yang memiliki
integritas mencakup aspek kualitas pribadi pemimpin, prinsip-prinsip
kepemimpinan dan keterampilan pelayanan.
Kata Kunci: implementasi, pola, kepemimpinan, integritas, gereja masa kini
Latar Belakang
1
Yefta Arisma,*1 Josanti,2 Rita Evimalinda3 , Jurnal Nilai-nilai Integritas Seorang Pemimpin
Kristen, Vol 4, No 2 September 2019.
Kecerdasan intelektual memang penting namun tidak berguna bagi
sesama manusia jika tidak diimbangi dengan integritas. Namun sangat
disayangkan, John C. Maxwell pun memercayai apa yang sedang terjadi
dewasa ini: “Sayangnya, integritas merupakan komoditi yang mulai lenyap
pada zaman sekarang. Standar pribadi sedang runtuh di dunia yang mati-
matian mengejar kesenangan pribadi dan jalan pintas menuju sukses.” 2
2
John C. Maxwell, Mengembangkan Kepemimpinan di Dalam Diri Anda. (Jakarta: Binarupa Aksara,
1995), 37
3
“Integritas, Bukan Karisma,” dominggus.com, diakses tanggal 7 November 2007, tersedia di
http://www.dominggus.com/arsip/2005/01/06/integritas-bukan-karisma
kini?” Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui pola kepemimpinan Daniel
meliputi aspek kualitas kepribadian, prinsip kepemimpinan, skill
kepemimpinannya dan implementasinya dalam pelayanan gereja masa kini.
Manfaat penelitian ini yaitu, secara teoritis akan memperkaya khasanah
ilmu kepemimpinan Kristen. Secara praktis bermanfaat untuk
memperlengkapi para pemimpin gereja agar dapat menerapkan
kepemimpinan gereja yang memiliki integritas.
Metodologi Penelitian
Nama Daniel berarti “hakimku ialah Allah”. Arti nama ini sesuai
dengan yang dialami Daniel dalam hidupnya, karena selama ia berada di
Babel, Allah telah menjadi Hakim, Penolong, atau Pelindung baginya dalam
menghadapi berbagai ancaman atau hukuman yang menimpanya. 4 Pada
tahun ketiga pemerintahan Raja Yoyakim, raja Babel yaitu Nebukadnezar
mengepung Yerusalem dan memerintahkan membawa beberapa orang
Israel yang berasal dari keturunan raja dan bangsawan. Daniel dan ketiga
4
Sostenis Nggebu, S.Th., Dari Ur-Kasdim Sampai ke Babel, (Bandung, Yayasan Kalam Hidup, cetakan ke-2 April
2007).
temannya Hanaya, Misael, dan Azarya adalah seorang pemuda Israel yang
diambil secara paksa dari tanah airnya agar didik dan diajar oleh pemimpin
pegawai istana selama tiga tahun untuk tugas diplomatik di kota Babel
yang besar yaitu untuk dijadikan penasihat Raja.
Remaja-remaja yang ada di kitab Daniel ini sangat saleh dan mereka
bertumbuh besar di istana Nebukadnezar, di mana mereka terus
mendorong baik orang Yahudi maupun kafir untuk percaya kepada Allah.
Daniel dikenal sebagai seseorang yang penuh hikmat, di mana hikmat yang
dimilikinya berasal dari dua sumber yaitu dari Allah juga dari pendidikan
yang diperolehnya. Ia dapat memahami berbagai-bagai tulisan dan hikmat
(Dan.1:17); sepuluh kali lebih cerdas daripada semua ahli di Babel (1:20);
mendapat penglihatan dari Allah (2:19); dididik secara khusus (1:5). Di
samping itu, Daniel memiliki karakter yang membuatnya unggul. Yang
pertama adalah tekun berdoa. Doa adalah kesukaan bagi Daniel.
Layaknya pola makan yang sehat, ia melakukannya tiga kali sehari, dengan
berlutut, berdoa, dan memuji Tuhan (Daniel 6:11). Meskipun Daniel bekerja
sebagai penasihat Raja Darius di kerajaan Media, ia tetap meluangkan
waktu-waktu khusus untuk berdoa kepada Tuhan. Para pejabat tinggi
yang iri kepada Daniel tidak punya alasan untuk menjatuhkannya, kecuali
dalam hal ibadahnya kepada Allah (Daniel 6). Konsistensi terhadap jam doa
menyelamatkan Daniel saat berada dalam gua singa (Daniel 6:13); Tuhan
pun menunjukkan kuasa-Nya dengan mengatup mulut singa-singa
sehingga singa-singa itu tidak memakan Daniel. Kejadian inilah yang
menjadi kesaksian bagi raja Darius beserta seluruh daerah kekuasaannya.
Daniel mengerti pentingnya membangun hubungan dengan Tuhan lewat
doa, dan ia tidak hanya memohon, tetapi juga memuji Tuhan di dalam
setiap doanya. Senantiasa bertekun dalam doa di setiap musim hidup
merupakan wujud ketangguhan iman serta pengharapan seseorang pada-
Nya. Sikap seperti inilah yang diharapkan dari sosok pemimpin. Kisah
Daniel di gua singa menunjukkan bahwa bertekun dalam doa
menggerakkan hati Tuhan untuk segera menyatakan pertolongan-Nya
dalam menjalankan roda pelayanan.
Dari landasan teori oleh para ahli dan hasil eksegesa nats Alkitab,
Integritas seorang Daniel sangat relevan bagi kehidupan kekristenan saat
ini secara pribadi, secara kelompok gereja, bangsa dan negara, bahkan
dalam hubungan internasional.
Daniel memiliki prinsip dalam beberapa hal yang dapat diteladani oleh para
pemimpin gereja. Berpendirian teguh dan memiliki penguasaan diri yang
baik dengan tidak menajiskan diri dengan santapan raja dan dengan
anggur yang biasa diminum raja. Ia juga berani mengambil keputusan
dengan menyarankan kepada pemimpin pegawai istana untuk mengawasi
hasil dari 10 hari memakan sayur dan meminum air dibandingkan dengan
yang lain (Dan.1:11-13). Keberaniannya juga dapat dilihat ketika ia diminta
untuk menafsirkan tulisan di dinding dan memberitahukan mimpi dan
memberi nasihat kepada raja (Dan.4:10-27).
Skill Kepemimpinan Daniel
Kepemimpinan Gereja
5
Poctavianus, Manajemen dan Kepemimpinan Menurut Wahyu Allah, (Malang: Gandum Mas, 1994),
55.
Sangat disayangkan, ada begitu banyak pemimpin yang fokusnya
telah bergeser dari tujuan utamanya dan menjadi hamba dari hal-hal di
luar kehendak Allah.
6
https://www.suarakristen.com/2018/04/03/kondisi-gereja-masa-kini/
Implementasi Pola Kepemimpinan Daniel Terhadap Kepemimpinan
Gereja Masa Kini
Prinsip kepemimpinan
Prinsip kepemimpinan Daniel yang tidak menajiskan diri, jujur, dan berani
menghadapi tantangan dapat menjadi tolok ukur untuk diterapkan dalam
pelayanan di gereja.
Skill kepemimpinan
https://www.suarakristen.com/2018/04/03/kondisi-gereja-masa-kini/