Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT TUGAS

DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS AGUSTUS 2021


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

ASPEK K3 KAMAR JENAZAH


RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR

OLEH:

Muhammad Rafsanjani 11120182085


Muhammad Fauzan 11120191013
Andi Fitriah Halking 11120191016
Rahmawaty Kurnia Putri 11120192077
Nur Fitriany Lihawa 11120192076

PEMBIMBING:
Dr. dr. H. Sultan Buraena MS, Sp.OK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
KAMAR JENAZAH
1. PENDAHULUAN
1.1. Definisi
Kamar jenazah adalah tempat untuk jenazah sebelum keluar dari Rumah
Sakit. Secara umum, pelayanan yang dapat diberikan di kamar jenazah,
perawatan jenazah, pemulasaran jenazah, penentuan identitas jenazah,
pemeriksaaan jenazah( otopsi), ataupun penyimpanan jenazah sebelum
dibawa pulang oleh keluarganya
1.2. Tujuan
- Umum : Untuk memberikan pelayanan yang lebih baik pada korban
mati sehari-hari dan pasca bencana
- Khusus : Tersedia standar Kamar Jenazah di Rumah Sakit yang dapat
dipakai sebagai acuan oleh Rumah Sakit dalam meberikan mutu
pelayanan yang baik bagi korban mati dan keluarganya
Terdapat beberapa ruangan diantaranya terdiri dari:
1) Ruang Administrasi
2) Ruang Pemulasaran

2. HASIL SURVEY
2.1. RUANG ADMINISTRASI
A. HAZARD LINGKUNGAN KERJA
 Faktor fisik
Faktor fisik yang ditemukan adalah sumber cahaya tidak cukup terang
dengan lampu warna putih yang redup serta warna dinding kusam
 Faktor Biologis
Faktor Biologis yang ditemukan adalah tidak terdapat kontaminasi oleh
bakteri, virus, jamur dan parasit.
 Faktor ergonomis
1. Pekerjaan dilakukan secara manual seperti mendata mayat yang
akan dilakukan pemulasaran
2. Postur dan posisi saat bekerja: posisi badan duduk
3. Pekerjaan dilakukan secara berulang berdasarkan banyaknya
jumlah pasien yang meninggal dalam sehari
 Faktor psikososial
1. Pekerja merasa agak berat dalam melakukan pekerjaannya
karena sistem shift atau pergantian itu 1x24 jam
2. Hubungan sesama pekerja baik.
3. Pekerja menjalani pekerjaan berdasarkan dengan pembagian
shift kerja.
4. Kerja berlebih tidak ada.
5. Gaji pekerja setiap bulannya sesuai.
B. KELUHAN / PENYAKIT YANG DIALAMI
Tidak ada keluhan terkait dengan pekerjaan
C. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN
Pekerja menggunakan APD berupa masker, handscoen dan sepatu pada
saat bekerja.
D. KETERSEDIAAN DAN KELENGKAPAN KOTAK OBAT P3K
Tidak tersedia kotak obat P3K.
E. UPAYA LAIN PERUSAHAAN TENTANG K3
Dibuatkan SOP tentang prosedur kerja.
F. MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PERNAH MENDAPAT
PENYULUHAN
Pekerja memiliki pengetahuan dan pernah mendapat penyuluhan
G. KONSTRUKSI BANGUNAN
- Lantai : tidak mengalami kerusakan
- Langit-langit : terdapat banyak kerusakan.
- Pintu : tidak terdapat kerusakan.
- Ventilasi : -
- Toilet : -
H. ALAT PEMADAM KEBAKARAN
Tidak ada alat pemadam kebakaran APAR
2.2. RUANG PEMULASARAN
A. HAZARD LINGKUNGAN KERJA
 Faktor fisik
- Faktor fisik yang ditemukan adalah sumber cahaya cukup
terang dengan lampu warna putih serta warna dinding cukup
cerah.
- Sumber bising tidak ada
- Sumber getaran tidak ada
- Sumber radiasi tidak ada
- Sumber listrik dengan kekuatan tinggi tidak ada
- Sumber suhu tinggi tidak ada
 Faktor Biologis
Faktor Biologis yang ditemukan adalah tidak terdapat kontaminasi
oleh bakteri, virus, jamur dan parasit.
 Faktor Kimiawi
Faktor kimia yang ditemukan adalah adanya kontak dengan
formalin saat dilakukan pemulasaran jenazah
 Faktor ergonomis
- Pekerjaan dilakukan secara manual seperti perawatan jenazah,
pemulasaran jenazah, penentuan identitas jenazah,
pemeriksaan jenazah ataupun penyimpanan jenazah.
- Postur dan posisi saat bekerja: posisi badan berdiri dan
membungkuk saat mengangkat mayat
- Pekerjaan tidak dilakukan secara berulang
 Faktor psikososial
- Pekerja merasa tenang dalam melakukan pekerjaanya
- Hubungan sesama pekerja baik.
- Pekerja menjalani pekerjaan berdasarkan dengan pembagian
shift kerja.
- Pekerja merasa kekurangan tenaga kerja
- Gaji pekerja setiap bulannya sesuai.
B. KELUHAN / PENYAKIT YANG DIALAMI
Tidak ada keluhan terkait dengan pekerjaanya
C. ALAT PELINDUNG DIRI YANG DIGUNAKAN
Pekerja menggunakan APD saat bertugas
D. KETERSEDIAAN DAN KELENGKAPAN KOTAK OBAT P3K
Tidak tersedia kotak obat P3K.
E. UPAYA LAIN PERUSAHAAN TENTANG K3
Dibuatkan SOP tentang prosuder kerja.
F. MEMILIKI PENGETAHUAN DAN PERNAH MENDAPAT
PENYULUHAN
Pekerja memiliki pengetahuan dan pernah mendapat penyuluhan
G. KONSTRUKSI BANGUNAN
- Lantai : tidak terdapat kerusakan
- Langit-langit : beberapa bagian tampak lembap dan berjamur
- Pintu : tidak terdapat kerusakan.
- Dinding : Tampak beberapa bagian yang retak
- Ventilasi : Tidak ada
- Toilet : ada
H. ALAT PEMADAM KEBAKARAN
Tidak terdapat APAR, detector, alarm kebakaran, Hydrant, dan
Sprinkler
Alur Pelayanan Kamar Jenazah ( Pasien Non Covid)

Petugas Kamar Jenazah menerima informasi mengenai pasien


yang meninggal

Petugas Kamar Jenazah segera menjemput pasien yang


meninggal di ruang perawatan /IRD/ICU

Pasien yang meninggal dibawa ke Kamar Jenazah

Atas permintaan/ persetujuan keluarga pasien yang meninggal, petugas kamar jenazah
melakukan tindakan pemulasaran sebagai berikut :
Jenazah Muslim : Dimandikan/Dikafani/Disholati/disuntik formalin/ peti mati
Jenazah Nonmuslim : Dimandikan/pengawetan/pemasangan pakaian/ peti mati

Setelah tindakan pemulasaran/tanpa tindakan pemulasaran, petugas


kamar jenazah menghubungi sopir ambulance mitra (Daya/Resky
Jaya) atau ambulance Rumah Sakit

Jenazah diberangkatkan ke tempat tujuan untuk dikebumikan/


dimakamkan

Petugas Kamar Jenazah menyodorkan daftar tarif ambulance dan


melakukan negosiasi jika sekiranya tarif yang ditetapkan tidak
disanggupi oleh pihak keluarga
Alur Pelayanan Kamar Jenazah ( Pasien Covid)

INSTANSI TERKAIT : ICU,Instalasi


Rawat Inap dan Instalasi Gawat Darurat

Petugas menerima informasi pasien


meninggal dari tempat pasien
meninggal

Petugas mengambil alat dan


bahan di bagian logistik rumah
sakit

Memakai APD lengkap,


menuju ruangan pasien
meninggal

Melakukan pemulasaran
di ruangan pasien

Pemulasaran selesai,petugas
berkoordinasi dengan satgas covid 19

Pasien dibawa oleh satgas covid 19


untuk dikebumikan
2. ANALISIS POTENSI DAN FAKTOR BAHAYA
a. Faktor Fisik

Beberapa bahaya fisik di Kamar Jenazah Rumah Sakit adalah :


1. Pencahayaan

Pencahayaan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat objek-


objek yang dikerjakannya secara jelas, cepat tanpa upaya tidak perlu.
Penerangan yang memadai memberikan kenyamanan pada tenaga
kerja. Sehingga tidak menimbulkan gangguan atau kelelahan
pengelihatan selama bekerja. Apabila penerangan kurang maka akan
menimbulkan kelelahan mata yang dapat mengakibatkan :
 Banyak terjadi kelelahan
 kualitas kerja rendah dan produktivitas menurun
 Kecelakaan kerja

Untuk menghindari terjadinya gangguan pada mata, maka pencahayaan


harus disesuaikan dengan Peraturan Menteri Perburuhan No. 7 Tahun
1964 tentang syarat-syarat kesehatan, kebersihan serta penerangan
dalam tempat kerja, untuk membedakan bahan yang kasar (linen,
pakaian, sprei dam selimut) intensitas penerangannya minimal 50 lux.

2. Kebisingan

merupakan suara yang tidak dikehendaki. Kebisingan ditempat kerja


adalah semua bunyi yang tidak dikehendaki yang bersumber dari
mesinmesin yang bergerak yang berada ditempat kerja. NAB (Nilai
Ambang Batas) ditempat kerja adalah nilai rata-rata yang dapat
diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan
kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu yang tidak
melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Ketentuan tersebut sesuai
dengan Surat Keputusan Menteri Tenaga Kerja No: KEP-
51/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat
Kerja.
3. Suhu

Suhu tubuh manusia dipertahankan hampir menetap atau mendekati


normal oleh suatu sistem pengatur suhu tubuh yang sempurna sehingga
manusia dapat menyesuaikan diri dengan perubahan suhu yang terjadi
di luar tubuhnya. Suhu menetap ini sebagai akibat dari metabolisme
dan pertukaran panas antara tubuh dan lingkungan sekitarnya. Panas
yang diakibatkan metabolisme sangat tergantung dari kegiatan tubuh.
Kemampuan untuk menyesuaikan diri pada batasnya yaitu tubuh
manusia masih dapat menyesuaikan dirinya dengan temperatur luar
jika perubahan dari temperatur luar tidak lebih dari 20% untuk kondisi
panas dan 35% untuk kondisi dingin. Seorang tenaga kerja akan
mampu bekerja efisien dan produktif bila lingkungan tempat kerjanya
nyaman atau dapat dikatakan efisieni kerja optimal dalam daerah
nikmat kerja, tidak dingin dan tidak panas. Suhu yang tinggi xxvi
merupakan beban kerja tambahan dan sangat berpengaruh bila tenaga
kerja tersebut melakukan kerja fisik. Apabila suhu di ruang kerja
mencapai 400 C dan menggunakan peralatan yang panas dapat
menyebabkan keluarnya banyak keringat yang mempercepat timbulnya
kelelahan, dapat berakibat menurunnya kemampuan kerja dan
produktivitas kerja. Berdasarkan Kepmenkes No. Kep.
1405/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan dan Tata Cara
Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan
Industri. Nilai standart untuk suhu yaitu 18-28 derajat C.
b. Faktor Kimia
Bahan-bahan kimia yang ada di Kamar Jenazah berasal dari Formalin.
Formalin dapat menyebabkan kemerahan atau iritasi pada kulit, penebalan
atau penipisan pada kulit, gatal-gatal, ruam, dan sesak napas. Meskipun zat
kimia sangat toxic sudah dilarang dan dibatasi pemakaiannya, pemajanan
terhadap zat kimia yang membahayakan tidak dapat dielakkan.
c. Faktor Biologi

Faktor biologi merupakan penyakit atau gangguan kesehatan yang


diakibatkan oleh mikroorganisme hidup seperti bakteri, virus, dan jamur.
Tenaga kerja yang menangani linen kotor selalu kontak dengan bahan dan
menghirup udara yang tercemar kuman patogen. Penelitian bakteriologi
pada unit laundry menunjukkan bahwa jumlah total bakteri meningkat 50
kali selama periode waktu sebelum cucian mulai diproses
d. Faktor Fisiologis / Faktor Ergonomi

Hubungan tenaga kerja dalam sikap dan interaksinya terhadap sarana kerja
akan menentukan efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerja di setiap
jenis pekerjaan. Posisi tubuh yang salah atau tidak alamiah dapat
menimbulkan kesulitan dalam melaksanakan kerja, mengurangi ketelitian,
dan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien. Hal ini dalam
jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologi
Faktor fisiologis dapat dikatakan juga suatu ergonomi yaitu penerapan
teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala
fasilitas yang digunakan baik dalam beraktivitas maupun istirahat dengan
kemampuan dan keterbatasan manusia fisik maupun mental sehingga
kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik
e. Faktor Mental-Psikologis

Berdasarkan Depkes RI, faktor psikologis ini mempunyai peranan besar


dalam menimbulkan kelelahan. Sering kali tenaga kerja tidak mengerjakan
apapun juga, tetapi mereka merasa lelah. Hal ini mungkin disebabkan
adanya konflik mental. Konflik mental mungkin didasarkan atas pekerjaan
sendiri, teman sekerjanya, atasannya, atau karena kejadian di rumah dan
dalam kehidupan di masyarakat. Dengan adanya konflik mental tersbut
lama kelamaan akan menimbulkan stres kerja. Stres yaitu ancaman fisik
dan psikologis dari faktor lingkungan terhadap kesejahteraan individu
3. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil survei dan pengolahan data yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan berikut:
a. Dari hasil walk through survey didapatkan beberapa faktor hazard yang
dialami pekerja di ruang Kamar Jenazah, berupa faktor ergonomis dan
faktor kimiawi
b. Tingkat pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja berada pada
tahap advance. Pegawai mendapatkan informasi tentang K3 sehingga
dapat mengaplikasikan pengetahuan dengan baik.
c. Alat pelindung diri yang digunakan oleh pekerja di Kamar jenazah untuk
melindungi pekerjanya dari hazard, yaitu penggunaan masker, Hazmat,
sarung tangan serta sepatu untuk proteksi diri pada saat proses
pemulasaran jenazah covid dan non covid
d. Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran di kamar jenazah pihak
RS tidak menyiapkan alat pemadam api ringan (APAR).

4. SARAN
Kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting dalam pembangunan,
karena sakit dan kecelakaan kerja akan menimbulkan kerugian ekonomi (lost
benefit) suatu perusahaan atau negara. Maka dari itu kesehatan dan
keselamatan kerja harus dikelola secara maksimal bukan saja oleh tenaga
kesehatan tetapi seluruh masyarakat. Berdasarkan hasil analisis data dan
kesimpulan diatas kami ajukan saran:
a. Menyediakan ruangan atau tempat tersendiri untuk formalin sebab hal
tersebut berpotensi mengakibatkan hal-hal yang tidak diinginkan
apabila pekerja tidak berhati-hati
b. Bagi pekerja untuk lebih memperhatikan program keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati
serta mengikuti proses.
c. Bagi pekerja agar menggunakan alat pelindung diri (APD) yang
disediakan.
d. Pemilik usaha bekerja sama dengan dinas kesehatan atau pusat
kesehatan masyarakat untuk mendapat penyuluhan tentang K3.
e. Pekerja sebaiknya tidak memforsir tubuh dalam bekerja. Apabila tubuh
merasakan nyeri, segeralah untuk istirahat
f. Menambah pekerja agar tidak memberatkan pekerja yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
1. International Labour Organizaton. (2013). Keselamatan dan Kesehatan
Kerja; sarana untuk Produktivitas.
http://www.ilo.int/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/---
ilojakarta/documents/publication/wcms_237650.pdf.
2. World Health Organization, (2008) A Guide To Developing Knowledge,
Attitude And Practice Surveys. http://whqlibdoc.who.int/publications/2008
3. PPM Potensi Hazard Bahan Pangan, September 2013.
4. Manajemen Pemantauan alur kerja.
https://luk.staff.ugm.ac.id/atur/rbi/PemantauanAlurKerja.pdf
5. Ganjar Pranowo. Penyakit Akibat Kerja
(http://jdihukum.jatengprov.go.id/?wpfb_dl=363
6. Khazanah Dunia Pustaka. 2012. Penanganan Kecelakaan Kerja.
(http://hadianzah28.blogspot.co.id/2012/07/penanganan-kecelakaan-
kerja.html)
7. Ismiarni, Hanifah. Widjasena, Baju. Jayanti, Siswi. 2017. Hubungan
Postur Kerja dengan Kejadian Kelelahan Otot Punggung (Low Back Pain)
pada Pekerja Mebel Bagian Pengamplasan di PT. X Jepara. Semarang:
Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 5, No. 1, Jan 2017.
L
A
M
P
I
R
A
N

SURVEY PEKERJA RUANG SARANA DAN PRASARANA


RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR
Gambar 1. Kamar Jenazah

Gambar 2. Ruang Administrasi


Gambar 3. Ruang Administrasi
Gambar 4. Ruang Pemulasaran

Ga
mbar 5. Dinding dan langit-langit Ruang Pemulasaran
Ga
mbar 6. Dokumentasi
dengan Petugas Kamar
Jenazah
Gambar 7. Tempat penyimpanan formalin

Gambar 8. Tempat Sampah Kamar Jenazah

Anda mungkin juga menyukai