Pembelajaran Mengidentifikasi Ide Pokok Dalam Artikel Dengan Metode Inquiry Pada Siswa Kelas X Sma Pasundan 2 Bandung

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 10

LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.

2, Juli 2017 e-ISSN 2549-2594

PEMBELAJARAN MENGIDENTIFIKASI IDE POKOK


DALAM ARTIKEL DENGAN METODE INQUIRY PADA
SISWA KELAS X SMA PASUNDAN 2 BANDUNG

Rendy Triandy
Dosen PBSID FKIP Unpas
Email: rendytriandy@unpas.ac.id

ABSTRAK

Membaca merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi. Membaca dapat
membuat seseorang lebih mengenali kemampuan dan potensinya. Tetapi seringkali siswa kesulitan
menemukan ide pokok dalam kegiatan membaca. Berdasarkan hal tersebut dilakukan penelitian
pembelajaran mengidentifikasi ide pokok dalam artikel dengan metode inquiry pada siswa kelas X
SMA Pasundan 2 Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peneliti
melaksanakan pembelajaran mengidentifikasi ide pokok dalam artikel dengan metode inquiry,
mengetahui kemampuan siswa kelas X SMA Pasundan 2 Bandung dalam mengidentifikasi ide
pokok dalam artikel dengan metode inquiry, dan mengetahui ketepatan metode inquiry digunakan
dalam pembelajaran mengidentifikasi ide pokok dalam artikel pada siswa kelas X SMA Pasundan
2 Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuasi eksperimen dengan teknik
penelitian studi pustaka, observasi, uji coba, dan tes. Adapun hasil penelitiannya terbukti bahwa
metode inquiry tepat digunakan dalam pembelajaran mengidentifikasi ide pokok pada siswa kelas
X SMA Pasundan 2 Bandung dengan hasil perhitungan statistik t hitung sebesar 5,1, ttabel sebesar 2,04
pada tingkat kepercayaan 95%, dan db sebesar 29.

Kata kunci: Metode Inquiry, Ide Pokok, Teks Artikel

ABSTRACT

Reading is an important aspect of the communication process. Reading can make a person more
recognize ability and potential. But it is often difficult for students to find main ideas in reading
activities. Based on the above, the research of learning to identify the main idea in the article with
the method of inquiry on the students of class X SMA Pasundan 2 Bandung. This study aims to
determine the ability of the authors to implement learning to identify the main ideas in the article
by inquiry method, knowing the ability of students of class X SMA Pasundan 2 Bandung in
identifying the main idea in the article by the method of inquiry, and know the accuracy of inquiry
method used in learning to identify the main idea in the article in the class X students of SMA
Pasundan 2 Bandung. The research method use is quasi experimental method with research
technique of literature study, observation, experiment, and test. The results of his research proved
that the appropriate method of inquiry is used in the learning of identifying the main ideas in the
class X students of SMA Pasundan 2 Bandung with the result of statistical calculation t count of
5.1, ttable of 2.04 at 95% confidence level, and db of 29.

Keywords: Inquiry Method, Main Idea, Article Text

143
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.2, Juli 2017 e-ISSN 2549-2594

I. I. PENDAHULUAN lajaran yang mengajak siswa untuk


“Buku adalah jendela dunia". belajar aktif
Kunci untuk membukanya adalah Salah satu metode pembelajaran
membaca. Ungkapan ini secara jelas yang mengajak siswa untuk belajar aktif
menggambarkan manfaat membaca. yaitu metode inquiry. Inquiry sebagai
Menurut Tarigan (1987:7) membaca suatu proses umum yang dilakukan
adalah suatu proses yang dilakukan serta manusia untuk mencari atau memahami
dipergunakan oleh pembaca untuk informasi. Menurut Roestiyah (2008:-
memperoleh pesan yang hendak disam- 76), metode ini bertujuan agar siswa
paikan oleh penulis melalui media kata- terangsang oleh tugas, dan aktif mencari
kata/bahasa tulisan. Maka untuk untuk serta meneliti pemecahan masalah itu.
menemukan atau mengetahui secara Mencari sumber sendiri, dan mereka
cepat masalah utama dari teks bacaan, di belajar bersama dalam kelompok.
perlukan identifikasi ide pokok pada Metode tersebut membantu siswa
bacaan. mendapatkan pengetahuan, keteram-
Minat baca masyarakat Indone- pilan, dan sikap secara aktif. Metode ini
sia, khususnya anak-anak, masih sangat memungkinkan siswa umtuk dapat
rendah. Data dari United Nations mengemukakan kembali informasi-
Educational, Scientific, and Cultural informasi dengan kata-kata mereka
Organization (UNESCO) menunjukkan, sendiri, melihat kaitan antara informasi
persentase minat baca anak Indonesia dengan fakta atau gagasan lain, dan
hanya 0,01 persen. Artinya, dari 10.000 mengajak siswa untuk dapat berpikir
anak bangsa, hanya satu orang yang aktif dalam belajar. Berdasarkan hal
senang membaca (sumber: http://indeks- tersebut, dapat ditarik kesimpulan
.kompas.com/tag/minatbaca). Dari data bahwa penelitian ini merupakan suatu
tersebut dapat di simpulkan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan
minat membaca di Indonesia masih oleh individu untuk memperoleh
rendah. Hal inilah yang menjadi tugas pengetahuan yang baru sehingga mem-
para pendidik sebagai garda terdepan bentuk suatu perubahan dalam mema-
untuk mencerdaskan anak bangsa. dukan kemampuan dan keteram-
Memiliki tujuan membaca adalah pilannya.
syarat utama agar kita bisa dengan
mudah memahami bacaan tanpa buang Berdasarkan batasan masalah
yang telah diuraikan di atas, maka
banyak waktu. Dengan tujuan mem-
rumusan masalah yang hendak dipecah-
baca, kita akan mudah menyaring infor-
kan dalam penelitian ini: pertama:
masi fokus yang kita butuhkan. Mampukah peneliti melaksanakan
Kemudian, melalui informasi fokus pembelajaran mengidentifikasi ide
inilah kita akan mendapatkan ide pokok pokok dalam artikel dengan metode
atau gagasan suatu bacaan dengan inquiry pada siswa kelas X SMA
mudah, Hal ini tentu harus di dukung Pasundan 2 Bandung ?; kedua: Mam-
dengan keadaan atau lingkungan yang pukah siswa kelas X SMA Pasundan 2
dapat menunjang suasana. Untuk men- Bandung mengidentifikasi ide pokok
ciptakan pembelajaran yang menarik dalam artikel dengan metode inquiry?;
dan menyenangkan, guru harus dapat ketiga: Tepatkah metode inquiry diguna-
menggunakan suatu metode pembe- kan dalam pembelajaran mengidenti-

144
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.2, Juli 2017 e-ISSN 2549-2594

fikasi ide pokok dalam artikel pada tifikasi adalah suatu proses meng-
siswa kelas X SMA Pasundan 2 urutkan atau menjabarkan informasi
Bandung ? dalam paragraf maupun bentuk tulisan
lain, salah satunya yaitu menemukan
II. KAJIAN TEORITIS atau mengidentifikasi ide pokok dalam
A. Membaca wacana. Nurhadi (2005:73) berpe-
1) Pengertian Membaca ndapat ide pokok adalah gagasan utama
Tarigan (1987:7) membaca adalah yang menjadi landasan dalam pengem-
suatu proses yang dilakukan serta bangan karangan. Hal senada diung-
dipergunakan oleh pembaca untuk kapkan oleh Tampubolon (2008:47)
memperoleh pesan yang hendak yang berpendapat bahwa ide pokok
disampaikan oleh penulis melalui media adalah merupakan informasi fokus
kata-kata/bahasa tulisan. Hal senada utama, dan jabaran pikiran pokok
diungkapkan Tampubolon (2008:5) merupakan informasi fokus pendukung.
membaca adalah satu dari empat Dari dua pendapat di atas, dapat
kemampuan bahasa pokok, dan disimpulkan ide pokok adalah suatu
merupakan satu bagian atau komponen bentuk gagasan yang berpangkal dari
dari komunikasi tulisan. Sedangkan pikiran, kemudian ditransformasikan ke
menurut Somadoyo (2011:4), membaca dalam sebuah kalimat atau karangan.
adalah suatu kegiatan interaktif untuk
memetik serta memahami arti atau
makna yang terkandung di dalam bahan C. Langkah-langkah
tulis. Mengidentifikasi Ide Pokok
Nurhadi (2005:72) mengungkapkan
2) Membaca Ekstensif terdapat beberapa latihan yang dapat
Tarigan (1987:31), menjelaskan dilakukan yaitu meliputi:
bahwa membaca ekstensif berarti
membaca secara luas. Obyeknya 1) latihan menemukan letak ide pokok
meliputi sebanyak mungkin teks dalam sebuah paragraf atau bacaan;
waktu yang sesingkat mungkin. Hal 2) latihan menyatakan ide pokok
senada diungkapkan Nurhadi (2004:97), sebuah paragraf atau bacaan;
3) latihan menangkap maksud
membaca ekstensif adalah menjelajahi
paragraf atau bacaan; dan
keseluruhan isi buku secara cepat. 4) latihan menemukan atau mengiden-
Melihat permukaan halaman demi tifikasi ide pokok dengan kecepatan
halaman buku dengan kecepatan yang membaca yang tinggi.
tinggi, untuk menemukan informasi Kemudian, Soedarso (2005 : 66)
yang kita perlukan mengatakan dalam satu paragraf ada
kalimat pokok atau kalimat kunci.
Kalimat kunci paragraf mengandung
B. Mengidentifikasi Ide Pokok pernyataan tentang kata benda atau kata
Dalam Kamus Besar Bahasa ganti orang yang dominan atau yang
Indonesia (2008:567) mengidentifikasi menjadi topik (secara umum, garis
adalah suatu proses menemukan besar) paragraf itu. Kalimat lainnya
informasi dalam suatu paragraf atau adalah kalimat pendukung, yang
bentuk tulisan lain. Jadi, mengiden- menguraikan, menjelaskan, melukiskan,

145
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.2, Juli 2017 e-ISSN 2549-2594

menjabarkan, atau menyajikan contoh- menurut jenis serta tingkat kesulitan


contoh ide pokok. yang dihadapinya, antara lain:
1) Artikel praktis.
D. Artikel 2) Artikel ringan.
1) Pengertian Artikel 3) Artikel halaman opini.
Sumadiria (2007:1) berpendapat 4) Artikel analisis ahli.
bahwa artikel adalah tulisan lepas berisi
opini seseorang yang mengupas tuntas
E. Metode Inquiry
suatu masalah tertentu yang sifatnya 1) Pengertian Metode Inquiry
aktual atau kontroversial dengan tujuan Gulo (2008:84) berpendapat
untuk memberitahu (informatif), meme- bahwa inquiry berarti suatu rangkaian
ngaruhi dan meyakinkan (persuasif kegiatan belajar yang melibatkan secara
argumentatif), atau menghibur khalayak maksimal seluruh kemampuan siswa
pembaca (rekreatif). Hal senada diung- untuk mencari dan menyelidiki secara
kapkan Tampubolon (2008:114) yang sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga
berpendapat bahwa artikel pada umum- mereka dapat merumuskan sendiri
nya dapat digolongkan pada karangan penemuannya dengan penuh percaya
yang berbentuk eksposisi atau argumen- diri, Sedangkan menurut Subana
tasi. (2009:112) inquiry mengandung proses
2) Karakteristik artikel mental yang lebih tinggi tingkatnya.
Sumadiria (2007:4) berpendapat Misalnya merumuskan problema, me-
bahwa artikel yang ditulis untuk rancang dan melakukan eksperimen,
konsumsi surat atau majalah memiliki mengumpulkan dan menganalisis data,
tujuh karakteristik: menarik kesimpulan, bersikap objektif,
jujur, penih keingintahuan, terbuka, dan
a) Ditulis dengan atas nama (by sebagainya.
line story).
b) Mengandung gagasan aktual 2) Langkah-langkah Metode
atau controversial. Inquiry
c) Gagasan yang diangkat harus Subana (2009:117) menyebut-
menyangkut kepentingan kan langkah-langkah dalam melak-
sebagian terbesar khalayak sanakan metode inquiry, adapun
pembaca. langkah-langkah tersebut adalah sebagai
d) Ditulis secara referensial dengan berikut:
visi intelektual. a. merumuskan masalah, dengan
e) Disajikan dalam bahasa yang melakukan kegiatan-kegiatan:
hidup, segar, popular, 1) menyadari adanya suatu
komunikatif. masalah;
f) Singkat dan tuntas. 2) menjadikan masalah itu sebagai
g) Orisinil. suatu yang bermakna atau
memiliki makna tertentu;
3) Jenis-jenis Artikel 3) menjadikan masalah tersebut
Menurut Sumadiria (2007:8) mengarah pada pemecahannya.
secara umum artikel dapat dibedakan

146
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.2, Juli 2017 e-ISSN 2549-2594

b. mengembangkan jawaban tentatif b. Membantu siswa dalam


dalam bentuk rumusan hipotesis, menggunakan ingatan dan
dengan kegiatan: transfer pada situasi proses
1) melakukan pengkajian dan belajar yang baru,
pengklasifikasian; c. Mendorong siswa untuk
2) menghubung-hubungkan berpikir dan bekerja atas
berbagai kemungkinan jawaban; dasar inisiatif sendiri,
3) menyusun pernyataan hipotesis. d. Mendorong siswa untuk
c. menguji tentatif, dengan kegiatan: berpikir intuitif dan meru-
1) merakit bukti-bukti yang ada muskan hipotesisnya sendiri,
dengan cara identifikasi, e. Memberikan kepuasan yang
mengumpulkan, mengevaluasi bersifat intrinsik,
bukti-bukti yang dibutuhkan f. Situasi proses belajar men-
mengenai derajat keserasiannya; jadi lebih menggairahkan.
2) menerjemahkan, menafsirkan,
dan mengklasifikasikan bukti-
bukti tersebut; Hafiz dalam http://alhafizh84-
3) menganalisis, mencari hubu- .wordpress.com/2010/01/30/metode-
ngan yang satu dan yang lain, inquiry/ menjelaskan kelemahan dalam
mencatat perbedaan dan per- metode inquiry sebagai berikut:
samaannya, serta mengidenti-
fikasi arah, urutan, dan aturan- 1) memerlukan perencanaan yang
nya. teratur dan matang. Bagi guru yang
d. mengembangkan suatu kesimpulan, terbiasa dengan cara tradisional,
dengan kegiatan: merupakan beban yang memberat-
1) menemukan pola dan hubungan kan;
yang bermakna antara hasil dan 2) pelaksanaan pengajaran melalui
jawaban; metode ini, dapat memakan watu
2) merumuskan kesimpilan secara yang cukup panjang. Apalagi proses
jelas. pemecahan masalah itu memerlukan
e. melaksanakan kesimpulan terhadap pembuktian secara ilmiah;
data atau pengalaman-pengalaman 3) proses jalannya inquiry akan
dengan cara: menjadi terhambat, apabila siswa
1) menguji kesimpulan dengan telah terbiasa cara belajar “nrimo”
bukti-bukti baru; tanpa kritik dan pasif apa yang
membuat kesimpulan berdasar- diberikan oleh gurunya;
kan pengujian tersebut 4) tidak semua materi pelajaran
mengandung masalah. Akan tetapi
justru memerlukan pengulangan dan
3) Kelebihan dan Kelemahan penanaman nilai;
Metode Inquiry 5) metode inquiry ini baru
Subana (2009:118) yang dilaksanakan pada tingkat SLTA,
mengutip pendapat Amien (1979), Perguruan Tinggi, dan untuk tingkat
mengungkapkan beberapa kelebi- SLTP dan tingkat SD masih sulit
han metode inquiry,yaitu: dilaksanakan. Sebab pada tingkat
a. Siwa mampu memahami tersebut anak didik belum mampu
konsep dasar dan ide yang berpikir secara ilmiah yang
baik, merupakan ciri dari metode inquiry.

147
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.2, Juli 2017 e-ISSN 2549-2594

III. METODE PENELITIAN tifikasi ide pokok dalam artikel dengan


Metode penelitian yang peneliti metode inquiry.
gunakan adalah metode kuasi ekspe-
rimen dengan teknik penelitian studi Tabel 3.1
pustaka, observasi, uji coba, dan tes. Format Penilaian Pembelajaran
Penelitian kuasi eksperimen meng- Mengidentifikasi Ide Pokok dalam
gunakan seluruh subjek dalam kelompok Artikel dengan Metode Inquiry pada
belajar (intac group) untuk diberi Siswa kelas X SMA Pasundan 2
perlakuan (treatment), bukan meng- Bandung
gunakan subjek yang diambil secara
acak (Tim Puslitjaknov: 2008, hlm 12). Aspek Skala
No yang Skor Skor
Pengelompokan siswa ditentu- Bobot
dinilai 0 1 2 3 4 5 Max Siswa
kan berdasarkan kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kelompok pertama adalah Jawaban 20
1 5 √
kelas eksperimen yang mendapat benar
perlakuan (treatment) metode pembe- Jawaban
2 0 √ 0
lajaran inkuiri, sedangkan kelompok salah
kedua adalah kelas kontrol yang tidak Jumlah
mendapat perlakuan metode pembe- Total 20 100
Benar
lajaran inkuiri. Kedua kelompok atau
Jumlah
kelas akan mendapat perlakuan yang 20 0
Total
sama dalam kondisi jumlah jam mata Salah
pelajaran, materi pelajaran, dan
guru/pengajar.
Teknik analisis data dalam
Dalam penelitian ini peneliti penelitian ini adalah menyusun data
menyiapkan perencanaan pembelajaran, post-test, menghitung nilai rata-rata dari
mulai dari perumusan standar kom- variabel hasil post-test, menghitung
petensi, kompetensi dasar, indikator, standar deviasi, menghitung uji norma-
materi pembelajaran, proses kegiatan litas, uji homogenitas, dan menghitung
belajar, serta menggunakan alat evaluasi uji hipotesis
berupa tes tertulis (prates dan pascates).
Prates diberikan sebelum kegiatan
belajar mengajar berlangsung, dengan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
maksud mengukur kemampuan siswa
A. Analisis Data Hasil Persiapan
terhadap bahan pembelajaran yang akan dan Pelaksanaan Pembelajaran
diberikan. Sedangkan pascates diberikan Penilaian guru bidang studi
setelah kegiatan belajar mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia SMA
berlangsung, dengan maksud mengukur Pasundan 2 Bandung, dalam pelak-
kemampuan siswa setelah berlang- sanaan pembelajaran pada dasarnya
sungnya kegiatan tersebut. Tes ini ditujukan untuk mengetahui kemam-
peneliti gunakan untuk mengevalusi atau puan peneliti, baik dalam kegiatan
menilai hasil pembelajaran mengiden- persiapan maupun dalam pelaksanaan
pembelajaran atau kegiatan pembela-

148
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.2, Juli 2017 e-ISSN 2549-2594

jarannya., nilai rata-rata persiapan dan pokok dengan jumlah jawaban benar
pelaksanaan pembelajaran yang sebanyak 29 dari 30 orang siswa,
diperoleh peneliti adalah 3,69 dengan sedangkan jawaban yang paling banyak
kategori baik sekali (A) keberhasilan salah yaitu soal nomor 8 tentang ide
peneliti dari kegiatan belajar mengajar pokok paragraf ketiga dengan jumlah
mengidentifikasi ide pokok dalam jawaban salah 20 dari 30 orang siswa.
artikel dengan metode inquiry adalah Ini berarti, siswa kesulitan menjawab
92,25 % nomor 8, karena hanya 10 orang saja
yang menjawab benar dari 30 orang
B. Analisis Mengidentfikasi Ide siswa yang diujicobakan.
Pokok
Hasil pretes sebanyak 30 orang Adapun untuk persentasi hasil
siswa, untuk jawaban tes objektif prates mengidentifikasi ide pokok secara
jawaban paling banyak benar tentang keseluruhan, siswa yang menjawab
yaitu soal nomor 1 dan 2 tentang tema benar sebesar 72,5%, sedangkan yang
dan gagasan sentral dari artikel “Internet menjawab salah sebesar 27,5%. Ini
dan Pendidikan” dengan jumlah berarti, pembelajaran mengidentifikasi
jawaban benar sebanyak 20 dari 30 ide pokok dalam artikel dengan metode
orang siswa, sedangkan jawaban yang inquiry mengalami peningkatan yang
paling banyak salah yaitu soal nomor 9 cukup baik.
dan 19 tentang gagasan penjelas
paragraf ketiga dan dan langkah-langkah Setelah siswa mengikuti pembe-
menemukan ide pokok dengan jumlah lajaran mengidentifikasi ide pokok
jawaban salah 27 dari 30 orang siswa. dalam artikel dengan metode inquiry,
Ini berarti, siswa kesulitan menjawab kemampuan siswa dalam mengiden-
nomor 9 dan 19 karena hanya tiga orang tifikasi ide pokok mengalami pening-
saja yang menjawab benar dari 30 orang katan. Berikut ini peneliti uraikan
siswa yang diujicobakan. peningkatan yang terjadi. Pertama, nilai
rata-rata prates tes objektif sebesar 34,
Adapun untuk persentasi hasil meningkat menjadi 71.83 saat pascates.
prates mengidentifikasi ide pokok secara Kedua, persentase jawaban prates
keseluruhan, siswa yang menjawab sebesar 33.5%, meningkat menjadi
benar sebesar 33,5%, sedangkan yang 72.5% saat pascates.
menjawab salah sebesar 66,5%. Hal ini
wajar, karena pada umumnya siswa C. Analisis terhadap Penilaian
belum mengetahui bagaimana Untuk mengetahui keberhasilan
mengidentifikasi ide pokok yang baik. peneliti melaksanakan pembelajaran
pembelajaran mengidentifikasi ide
Sedangkan hasil analisis pasca- pokok dalam artikel dengan metode
tes mengidentifikasi ide pokok yang inquiry pada siswa kelas X-4 SMA
telah di uraikan di atas, dapat disim- Pasundan 2 Bandung, salah satu
pulkan bahwa sebanyak 30 orang siswa, unsurnya dapat dilihat dari hasil
untuk jawaban tes objektif jawaban penelitian prates dan pascates.
paling banyak benar yaitu soal nomor 1 Berdasarkan nilai prates dan pascates
dan 3 tentang tema dari artikel “Internet pada tabel di atas, dapat dihitung mean
dan Pendidikan” dan pengertian ide

149
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.2, Juli 2017 e-ISSN 2549-2594

(rata-rata) nilai prates dan pascates Tabel 4.1


sebagai berikut :
Nilai Terendah Dan Tertinggi
a) Mencari nilai rata-rata (mean) Saat Pretes Dan Pascates
prates (Mx) dan mean pascates (My)
Mx =  fx My=  fy Nilai Nilai
Ket.
Prates Pascates
N N
Terendah 15 55

= 1020 = 2155 Tertinggi 75 95

30 30 Rata-rata 37,83

= 34 = 71,83
a) Setelah diketahui nilai terendah dan
tertinggi dan rata-rata sebesar 37,83,
kemudian hasil kuadrat deviasi
b) Mencari selisih mean antara nilai diperoleh sebesar 5.216,17 dengan
rata-rata pretes dan postes koefisien 15,4 dengan taraf
Selisih Mean = My  Mx signifikansi 5 % pada tingkat
kepercayaan 95 %, terlebih dahulu
= 71,83 - 34 menetapkan d.b (derajat kebebasan)
sebagai berikut.
= 37,83 d.b = N-1
Dari perhitungan di atas, terlihat = 30-1
bahwa nilai rata-rata pascates lebih
besar daripada prates yakni 71,83 > 34 = 29
dengan selisih nilai sebesar 37,83. Hal
Taraf signifikansi (  ) 5 % = 0,05
ini berarti ada kemajuan atau
peningkatan hasil belajar siswa. Taraf kepercayaan 95 % = 0,95
d.b = 29
D. Tes Signifikansi Keberhasilan t tabel = t (1-1/2  ) (d.b)
Proses Belajar Mengajar
Keberhasilan proses belajar = t (1-1/2. 0,05) (29)
mengajar dalam penelitian ini dapat
= t (1-0,025) (29)
diperoleh dengan membandingkan hasil
tes yang telah dilakukan oleh peneliti, = t (0,975) (29)
berikut rincian nilai terendah dan
tertinggi saat pretes dan pascates : = 2.04

150
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.2, Juli 2017 e-ISSN 2549-2594

Kemudian diperoleh derajat pokok dalam artikel dengan metode


kebebasan sebesar 29 dengan inquiry. Hal ini terbukti dengan
tingkat kepercayaan 95 %, ternyata meningkatnya nilai rata-rata prates dan
thitung lebih besar daripada ttabel, pascates. Nilai rata-rata prates yaitu 43
yakni 15,4 > 2.04. Artinya, terdapat sedangkan nilai rata-rata pascates 71,38,
perbedaan yang signifikan antara dengan selisih nilai rata-rata prates dan
pascates sebesar 37,83. Hasil ini
hasil prates dan pascates pada siswa
membuktikan, bahwa kemampuan
kelas X-4 SMA Pasundan 2
mengidentifikasi ide pokok dalam
Bandung dalam pembelajaran artikel siswa kelas X-4 Pasundan 2
mengidentifikasi ide pokok dalam Bandung mengalami peningkatan.
artikel dengan metode inquiry. Hal 3) Siswa kelas X-4 Pasundan 2 Bandung
ini menunjukkan bahwa metode mampu mengidentifikasi ide pokok
inquiry tepat digunakan dalam dalam artikel dengan metode inquiry.
pembelajaran mengidentifikasi ide Hal ini terbukti dari hasil perhitungan
pokok dalam artikel karena bisa statistik dan perhitungan taraf signifikasi
meningkatkan kemampuan siswa perbedaan dua mean antara nilai pretes
dalam memperoleh hasil dengan nilai pascates, diketahui thitung 5,1
belajarnya. > ttabel 2.04. Artinya, pembelajaran
mengidentifikasi ide pokok dalam
artikel dengan metode inquiry berhasil
dengan baik. Dengan demikian, dapat
V. SIMPULAN disimpulkan bahwa metode inquiry tepat
Berdasarkan analisis dan pe- digunakan dalam pembelajaran
ngujian yang telah dilakukan oleh mengidentifikasi ide pokok dalam
peneliti, secara keseluruhan menjelaskan artikel pada siswa kelas X-4 SMA
sebagai berikut. Pasundan 2 Bandung.
1) Peneliti mampu melaksanakan pem-
belajaran mengidentifikasi ide pokok DAFTAR PUSTAKA
dalam artikel dengan metode inquiry
pada siswa kelas X-4 SMA Pasundan 2 Amiranti, C.C. (2017). Minat baca anak
Bandung. Hal ini terbukti berdasarkan rendah, perlu terobosan baru.
hasil penilaian persiapan dan pelak- Tersedia:
sanaan pembelajaran mengidentifikasi http://indeks.kompas.com/tag/mi
ide pokok dalam artikel dari guru mata nat-baca. Diakses 12 Oktober
pelajaran bahasa dan sastra Indonesia
2017
yaitu 3,7 dengan kategori nilai baik
sekali (A). Kemudian, hasil penilaian Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian
pelaksanaannya 3,68, dengan kategori suatu pendkatan praktik.
nilai baik sekali (A). Sesuai dengan Jakarta: Rineka Cipta.
kategori penilaian yang telah ditetapkan,
maka persiapan dan pelaksanaan Azwar, S. (2010). Metode penelitian.
pembelajaran peneliti dapat dinyatakan Yoyakarta: Pustaka Pelajar.
baik. Artinya, penelitian yang dilakukan
telah berjalan dengan baik. Gulo, W. (2008). Strategi belajar
2) Siswa kelas X-4 SMA Pasundan 2 mengajar. Jakarta: Grasindo.
Bandung, mampu mengidentifikasi ide

151
LITERASI, Jurnal Ilmiah Pend. Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah, Vol.7, No.2, Juli 2017 e-ISSN 2549-2594

Kusumah, W.(2010). Manfaat membaca. Tabroni, R. (2007). Kreativitas Menulis


Tersedia: Artikel. Bandung : Nuansa.
http://edukasi.kompasiana.com/
Tampubolon. (2008). Kemampuan
2010/01/19/-manfaatmembaca/.
Membaca Teknik Membaca
Diakses 19 April 2011.
Efektif dan Efisien. Bandung :
Majid, A. Perencanaan pembelajaran. Angkasa.
Bandung : Remaja Rosdakarya
Tarigan, H.G. (1987). Membaca Sebagai
Nurhadi. (2005). Bagaimana meningkat- Suatu Keterampilan Berbahasa.
kan kemampuan membaca? Bandung: Angkasa.
Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Nurhadi. (2008). Membaca cepat dan
efektif. Bandung: Sinar Baru
Algesindo.
Puslitjaknov (Pusat Penelitian Kebijakan
dan Inovasi Pendidikan Badan
Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasio-
nal). (2008). Metode penelitian
pengembangan.

Roestiyah. (2008). Strategi belajar


mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soedarso. (2010). Speed Reading Sistem
membaca cepat dan efektif.
Jakarta: Gramedia.
Subana, M. (2009). Dasar-dasar
penelitian ilmiah. Bandung:
Pustaka Setia.
Subana, M. (2009). Strategi belajar
mengajar bahasa Indonesia.
Bandung: Pustaka Setia.
Sumadiria, H. (2007). Menulis artikel dan
tajuk rencana. Bandung:
Simbiosa Rekatama Media.
Sumadoyo, S. (2011). Strategi dan teknik
pembalajaran membaca. Yog-
yakarta: Graha Ilmu.

152

Anda mungkin juga menyukai