Anda di halaman 1dari 29

A.

Judul Penelitian
Implementasi Evaluasi Pendidikan Berbasis E-Raport Sebagai
Pengolahan Nilai Siswa di SMAN 1 Pamekasan
B. Konteks Penelitian
Evaluasi merupakan suatu cara atau langkah yang dilakukan untuk
menentukan serta mengukur sejauh mana keberhasilan atau suatu
pencapaian yang sudah dilaksanakan, yang dalam hal ini diselenggarakan
oleh pihak-pihak sekolah untuk selanjutnya dibuat suatu keputusan
berdasarkan hasil analisis dari kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut.
Evaluasi merupakan bagian dari proses belajar mengajar yang
secara keseluruhan tidak dapat dipisahkan dari kegiatan mengajar. Pada
sebagian guru, masih ada asumsi yang kurang tepat misalnya, adalah hal
biasa jika kegiatan evaluasi tidak mempunyai tujuan tertentu, kecuali
bahwa evaluasi adalah kegiatan yang diharuskan oleh peraturan
perundang-undangan. Pemerintah juga mengeluarkan peraturan mengenai
evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk
memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik
secara berkesinambungan.1
Evaluasi perlu dilakukan oleh semua pihak sekolah baik pendidik
maupun tenanga kependidikan untuk bisa melihat sejauh mana
keberhasilan atau pencapaian dari setiap program yang dilaksanakan, baik
program belajar mengajar, ataupun program-program lainnya untuk
nantinya bisa dianalisis sejauh mana pencapaian para peserta didik, baik
dalam segi kognitif, afektif, serta psikomotoriknya.
Bentuk atau hasil evaluasi hasil belajar disuatu lembaga pendidikan
ini biasanya diberikan dalam bentuk raport. Raport adalah buku yang
berisi nilai kepandaian dan prestasi belajar peserta didik disekolah, yang
berfungsi sebagai laporan resmi guru kepada orang tua ataupun wali murid
yang menerimanya. Raport merupakan salah satu pertanggung jawaban

1
Mohtar Kusuma, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Multi Kreasi 18, 2010), 13.

1
sekolah terhadap masyarakat terkait dengan kemampuan yang dimiliki
peserta didik yang berupa sekumpulan hasil penilaian. 2
Raport biasanya diberikan oleh guru kepada wali murid atau orang
tua setelah para anak-anaknya atau peserta didik telah menempuh kegiatan
belajar selama satu semester yang didalamnya berisi nilai-nilai capaian
para peserta didik. Capaian-capaian tersebut biasanya berpatokan terhadap
prestasi peserta didik selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.
Untuk itu, guru memiliki wewenang untuk memberikan nilai kepada
peserta didik sesuai dengan potensi mereka masing-masing.
Dengan mengaca pada perkembangan teknologi yang semakin hari
sudah semakin pesat, maka perlu kiranya raport yang biasanya hanya
diberikan secara manual oleh pihak sekolah kepada wali murid kini bisa
diakses dengan mudah oleh para wali. Agar para wali murid juga bisa
memantau perkembangan anak-anaknya selama berada disekolah.
Mengacu pada lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015 tentang penilaian
hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan dasar dan menengah,
yang dilatar belakangi oleh kesulitan guru dalam mengembangkan
penilaian dalam pelaksanaan kurikulum 2013, maka pihak Direktorat
Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, telah mengembangkan aplikasi e-raport untuk jenjang
pendidikan dasar dan menengah yang sudah terintegrasi dengan Data
Pokok Pendidikan (Dapodik) agar penilaian hasil belajar lebih sistematis,
komprehensif, dan juga lebih akurat.3 E-raport merupakan perangkat lunak
yang berbasis web untuk menyusun laporan capaian kompetensi peserta
didik oleh tingkat satuan pendidikan yang dikembangkan oleh subdid
kurikulum SMA. Aplikasi e-raport merupakan aplikasi untuk pengolahan
nilai pengetahuan, nilai keterampilan, nilai sikap yang telah dilakukan oleh
pendidik sehingga berbentuk nilai akhir beserta deskripsinya secara
otomatisasi sesuai dengan perolehan siswa pada setiap kompetensi dasar
2
Nenzy Ahlung Arniyanto Putri, Sistem Informasi Pengolahan Nilai Raport Pada Siswa SMP
Negeri 1 Yogyakarta Berbasis Web, Jurnal Ilmiah DASI, Vol. 14 No. 04 Desember 2013, 39.
3
Achmad Solichin, Implementasi Dan Pelatihan Penggunaan E-Rapor Berbasis Web Untuk
Penilaian Siswa Pada Smp Mitra Bintaro Kota Tangerang, Jakarta: 2019, 3.

2
yang dinilai, setelah wali kelas menginput nilai ekstrakurikuler, absensi
siswa, prestasi, deskripsi sikap, serta catatan wali kelas maka e-raport akan
menyusunnya menjadi laporan capaian kompetensi peserta didik. Tujuan
pengembangan e-raport SMA sebagai berikut:
a. Membantu pendidik dalam mengolah nilai pengetahuan
b. Membantu pendidik dalam mengolah deskripsi pengetahuan
c. Membantu pendidik dalam mengolah niali keterampilan
d. Membantu pendidik dalam mengolah deskripsi keterampilan
e. Membantu wali kelas dalam mengolah deskripsi sikap spiritual
maupun osial
f. Membantu satuan pendidikan dalam menyusun laporan hasil
penilaian sesuai dengan panduan penilaian dari Direktorat
Pembinaan SMA.4
Pengolahan adalah waktu yang digunakan untuk menggambarkan
perubahan bentuk data menjadi informasi yang memiliki kegunaan. 5 Dari
hasil pengolahan data tersebut nantinya informasi-informasi mengenai
hasil pembelajaran atau pencapaian yang telah ditempuh oleh peserta didik
selama waktu yang ditentukan, yakni selama satu semester bisa diberikan
oleh pihak sekolah dalam hal ini adalah guru kepada muridnya melalui
suatu aplikasi yang biasa disebut e-raport.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) nilai dapat
diartikan sebagai sesuatu yang menyempurnakan manusia sesuai dengan
hakikatnya. Nilai adalah konsep-konsep umum tentang yang sesuatu yang
dianggap baik, patut, layak, pantas yang keberadaannya dicita-citakan,
diiinginkan, dihayati, dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan
menjadi tujuan kehidupan bersama didalam kelompok masyarakat
tersebut, mulai dari unit kesatuan sosial terkecil dan suku,bangsa dan
masyarakat internasional. Nilai merupakan ekspresi dari konsep-konsep
yang mempresentasikan sekumpulan energi yang dinamis.6

4
Usti Ba’di Fitrillah, Sistem Informasi Manajemen dalam Pengolahan Nilai SIswa Kelas X
Berbasis E-Raport Pada Kurikulum 2013
5
Reni Haerani, Sistem Informasi Pengolahan Data Nilai Siswa Berbasis Web, Jurnal Sistem
Informasi, Vol 6 No. 2, 2019, 104.
6
Ibid, hlm 104.

3
Nilai pasti membutuhkan suatu pengukuran terlebih dahulu, untuk
itu, sebelum menilai pasti ada suatu acuan-acuan yang harus dicapai untuk
selanjutnya menemukan hasil atau nilai. Beberapa penilaian yang biasa
digunakan para pendidik terhadap para siswa atau peserta didiknya
biasanya berkenaan dengan hal sikap, kecerdasan, dan juga keterampilan
dari masing-masing peserta didiknya.
Pengolahan nilai siswa adalah suatu data atau informasi dari hasil
pencapaian peserta didik yang berkenaan dengan masalah sikap,
kecerdasan, dan juga keterampilannya selama proses kegiatan belajar
mengajar.
Evaluasi pendidikan berbasis e-raport sebagai pengolahan nilai
siswa adalah suatu pengukuran terhadap hasil kegiatan belajar selama satu
semester yang berkenaan dengan tiga aspek yakni, kognitif, afektif, dan
juga psikomotorik yang kesemuanya akan diinformasikan melalui aplikasi
berbasis web yang biasa disebut degan istilah electronic raport (e-raport)
yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk memudahkan para wali atau
guru mengaksesnya.
Lembaga pendidikan yang sudah menggunakan e-raport diwilayah
Pamekasan sendiri masih sangat minim, hanya beberapa sekolah unggulan
yang sudah menerapkan e-raport sebagai suatu sistem pengolahan nilai
dari hasil evaluasi belajar selama satu semester atau selama kegiatan
belajar disekolah.7 Salah satunya adalah SMA Negeri 1 Pamekasan,
dilembaga pendidikan ini sudah menerapkan e-raport mengingat aplikasi
ini lebih mudah digunakan oleh berbagai pihak yang ada disekolah, cara
menginput nilai juga lebih mudah, serta tidak memerlukan kalkulator. Hal
ini dirasa sangat menguntungkan bagi setiap SDM yang ada disekolah,
karena bisa mempengaruhi terhadap efisiensi kerja para guru agar tidak
lagi menuliskan nilai secara manual dibuku raport. Dengan adanya e-
raport, diharapkan dapat membantu serta mempermudah para guru
maupun para orang tua untuk mengakses dan juga memantau prestasi dari
masing-masing peserta didik.

7
Agus Cahyanto, Operator/Guru di SMAN 1 Pamekasan.

4
Di SMA Negeri 1 Pamekasan sendiri, pemberian raport secara
manual kepada para wali murid tetap diterapkan, akan tetapi disana juga
telah menggunakan e-raport sebagai aplikasi untuk memberikan akses
informasi lebih jauh tentang hasil atau pencapaian dari setiap peserta didik
yang berada disekolah tersebut.8 Aplikasi e-raport ini memberikan manfaat
besar bagi guru yang ada di SMA Negeri 1 Pamekasan, mengingat akses
untuk menginput nilai serta menjangkau sejauh mana prestasi dari masing-
masing siswa dirasa lebih mudah karena adanya aplikasi ini. Dengan
menggunakan aplikasi tersebut, para wali murid bisa login dengan
menggunakan email masing-masing untuk bisa mengakses informasi yang
sudah diinput oleh para guru atau wali kelas sesuai dengan kelas dari
setiap siswa.
Dalam hal ini, peneliti melihat bahwa aplikasi e-raport ini dapat
memberikan kemudahan bagi setiap sumber daya manusia yang ada
disekolah khususnya juga bagi para wali murid agar bisa memantau
pencapaian dari siswa atau anak-anaknya.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik mengangkat judul
“Implementasi Evaluasi Pendidikan Berbasis E-Raport sebagai
Pengolahan Nilai Siswa di SMAN 1 Pamekasan” agar peneliti dapat
menggali informasi mengenai evaluasi pendidikan berbasis E-raport. Hal
ini dirasa perlu mengingat sekolah yang berada di Pamekasan secara
umumnya masih menggunakan raport secara manual, dan juga kiranya
bisa memberikan inovasi terhadap sekolah lain yang berada di wilayah
Pamekasan untuk mempermudah akses para wali atau sumber daya
manusia yang ada disekolah dengan mengimplementasikan evaluasi
pendidikan berbasis e-raport juga.
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian konteks penelitian diatas, maka peneliti dapat
mengemukakan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan implementasi evaluasi pendidikan berbasis E-
raport sebagai pengolahan nilai siswa di SMAN 1 Pamekasan?

8
Ainun Hidayat, Siswi di SMAN 1 Pamekasan.

5
2. Bagaimana proses implementasi evaluasi pendidikan berbasis E-raport
sebagai pengolahan nilai siswa di SMAN 1 Pamekasan?
3. Bagaimana hasil implementasi evaluasi pendidikan berbasis E-raport
sebagai pengolahan nilai siswa di SMAN 1 Pamekasan?
4. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat implementasi
evaluasi pendidikan berbasis E-raport di SMAN 1 Pamekasan?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui perencanaan implementasi evaluasi pendidikan
berbasis E-raport sebagai pengolahan nilai siswa di SMAN 1
Pamekasan
2. Untuk mengetahui proses implementasi evaluasi pendidikan berbasis
E-raport sebagai pengolahan nilai siswa di SMAN 1 Pamekasan.
3. Untuk mengetahui hasil implementasi evaluasi pendidikan berbasis E-
raport sebagai pengolahan nilai siswa di SMAN 1 Pamekasan.
4. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
implementasi evaluasi pendidikan berbasis E-raport di SMAN 1
Pamekasan.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini mempunyai dua kegunaan atau manfaat yakni
kegunaan secara teoritis dan kegunaan secara praktis, sebagai berikut:
1. Kegunaan teoritis
Adapun kegunanaan penelitian secara teoritis dapat menjadi
tambahan informasi dan referensi serta sebagai pengembangan teori-
teori atau kelimuwan dalam rangka mengetahui dan juga memahami
lebih jauh serta mendalam tentang Implementasi Evaluasi Pendidikan
Berbasis E-rapor sebagai Pengolahan Nilai Siswa.
2. Kegunaan praktis
Secara praktis hasil dari temuan di lapangan nantinya dapat
memberikan informasi sekaligus memberikan acuan khusus kepada
berbagai pihak utamanya:

6
a) Bagi peneliti yaitu menyelesaikan tugas akhir kuliah sehingga
mendapatkan kelulusan dari IAIN Madura dan informasi
tentang penelitian Implementasi Evaluasi Pendidikan Berbasis
E-raport sebagai Pengolahan Nilai Siswa.
b) Bagi IAIN Madura, menambah bahan karya tulis dan bahan
rujukan untuk perbaikan skripsi mahasiswa selanjutnya.
c) Bagi lembaga SMAN 1 Pamekasan, dapat dijadikan sebagai
bahan acuan untuk memperluas dan memperdalam keilmuan
tentang Implementasi Evaluasi Pendidikan Berbasis E-raport
sebagai Pengolahan Nilai Siswa.
F. Definisi Istilah
Definisi istilah sangat dibutuhkan agar hal-hal yang diteliti dapat
mempermudah untuk dipahami dan untuk menghindari kesalah pahaman
pembaca dalam mengartikan, maka istilah yang perlu dijelaskan adalah
sebagai berikut:
a. Evaluasi Pendidikan adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.
b. E-raport merupakan perangkat lunak yang berbasis web untuk
menyusun laporan capaian kompetensi peserta didik oleh tingkat
satuan pendidikan yang dikembangkan oleh subdid kurikulum SMA.
G. Kajian Pustaka
1. Kajian Tentang Implemetasi Evaluasi Pendidikan berbasis E-
raport
a. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris “evaluation”
yang berarti tindakan atau proses untuk menentukan niai sesuatu.
Dalam bahasa Arab, evaluasi dikenal dengan istilah “imtihan”
yang berarti ujian, dan dikenal pula dengan istilah “khataman”
sebagai cara menilai hasil akhir dari proses pendidikan.9

9
Syahril, Konsep Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal Hunafa, Vol. 4 No. 4,
2007, 306.

7
Ada beberapa pengertian menurut para ahli terkait dengan
evaluasi, diantaranya menurut Uman (2007), mengemukakan
bahwa evaluasi adalah untuk mencoba menyesuaikan data objektif
dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar
penilaian terhadap tujuan program.
Menurut Lessinger (Gibson, 1981: 372), mendefiniskan
evaluasi adalah proses penilaian dengan jalan membandingkan
antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan/prestasi nyata
yang dicapai.
Edwind Wandt dan Gerald W. Brown mendefinisikan
evaluasi pendidikan adalah evaluation refer to the act or procces
to determining the value of something. Menurut definisi ini, istilah
evaluasi pendidikan menunjuk kepada atau mengandung
pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan
nilai dari sesuatu.10
Jadi dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan
bahwasannya evaluasi pendidikan merupakan cara atau langkah
yang dilakukan untuk menentukan serta mengukur sejauh mana
keberhasilan atau suatu pencapaian yang sudah dilaksanakan, yang
dalam hal ini diselenggarakan oleh pihak-pihak sekolah untuk
selanjutnya dibuat suatu keputusan berdasarkan hasil analisis dari
kegiatan yang telah dilaksanakan tersebut.
b. Fungsi Evaluasi Pendidikan
Anas Sudijono (2003), memposisikan fungsi evaluasi
pendidikan kepada dua fungsi, yaitu fungsi umum dan fungsi
khusus. Kedua fungsi tersebut antara lain:
1) Fungsi Umum
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau
prosessetidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok,
antara lain:
a) Mengukur kemajuan;
10
Elis Ratnawulan, Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan Kurikulum 2013, (Bandung:
Pustaka Setia, 2014), 1-2.

8
b) Penunjang penyusunan rencana;
c) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali.
Selanjutnya Anas Sudijono menyatakan bahwa jika dilihat
dari fungsi diatas setidaknya ada dua macam kemungkinan hasil
yang diperoleh dari kegiatan evaluasi, yaitu:
a) Hasil evaluasi yang diperoleh dari kegiatan evaluasi itu
ternyata mengembirakan, sehingga dapat memberikan
rasa lega bagi evaluator, sebab tujuan yang telah
ditentukan dapat dicapai sesuai dengan yang
direncanakan.
b) Hasil evaluasi itu ternyata tidak mengembirakan atau
bahkan mengkhawatirkan, dengan alasan bahwa
berdasarkan hasil evaluasi ternyata dijumpai adanya
penyimpangan, hambatan, atau kendala sehingga
mengharuskan evaluator untuk bersikap waspada. Ia
perlu memikirkan dan melakukan pengkajian ulang
terhadap rencana yang telah disusun, atau mengubah
dan memperbaiki cara pelaksanaannya.
c) Berdasarkan data hasil evaluasi itu selanjutnya dicari
metode-metode lain yang dipandang lebih dan tepat
sesuai dengan keadaan dan keperluan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa fungsi evaluasi
itu memilki fungsi menunjang penyusunan rencana.
2) Fungsi Khusus
Secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan
dapat dilihat dari tiga segi, diantaranya yaitu:
a) Segi Psikologis
Apabila dilihat dari segi psikologis, kegiatan
evaluasi dalam dunia pendidikan disekolah dapat disoroti
dari dua sisi, yaitu sisi peserta didik dan dari sisi pendidik.
Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara psikologis
akan memberikan pedoman atau pegangan batin kepada

9
mereka untuk mengenal kapasitas dan status dirinya
masing-masing ditengah-tengan kelompok kelasnya.
Bagi pendidik, evaluasi pendidikan akan
memberikan kapasitas atau ketetapan hati kepada diri
pendidik tersebut, sudah sejauh manakah kiranya usaha
yang telah dilakukannya selama ini yang telah membawa
hasil, sehingga secara psikologis ia memiliki pedoman guna
menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dilakukan
selanjutnya.
b) Segi Didatik
Bagi peserta didik, evaluasi pendidikan secara
didatik (khususnya evaluasi hasil belajar) akan dapat
memberikan dorongan (motivasi) terhadap mereka untk
dapat memperbaiki, meningkatkan, dan mempertahankan
prestasinya.
Bagi pendidik, evaluasi pendidikan secara didatik
itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
1. Memberikan landaan untuk menilai hasil usaha
(prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya
2. Memberikan informasi yang sangat berguna, guna
mengetahui posisi masing-masing peserta didik
ditengah-tengah kelompoknya
3. Memberikan bahan yang penting untuk memilih
kemudian menetapkan status peserta didik.
4. Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan
jalan keluar bagi peserta didik yang memang
memerlukannya.
5. Memberikan petunjuk tentang sejauh manakah program
pengajaran yang telah ditentukan dapat dicapai.

10
c) Segi Administratif
Dilihat dari segi administratif, evaluasi pendidikan
setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi, yakni:
1. Memberikan laporan
2. Meberikan bahan-bahan keterangan (data)
3. Memberikan gambaran.11
Sejalan dengan fungsi-fungsi evaluasi diatas, Daryanto
menyatakan bahwa jika ditinjau dari berbagai segi dalam sistem
pendidikan, maka fungsi evaluasi terdapat bebrepa hal diantaranya
yaitu:
a) Evaluasi berfungsi Selektif
Dengan cara mengadakan evaluasi guru mempunyai
cara untuk mengadakan seleksi terhadap eserta didiknya.
Seleksi itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, anatara lain:
1. Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima
disekolah tertentu
2. Untuk memilih peserta didik yang dapat naik ke kelas
atau tingkat selanjutnya.
3. Untuk memilih peserta didik yang seharusnya
mendapatkan beasiswa.
4. Untuk memilih peserta didik yang usdah berhak
meninggalkan sekolah dan sebagainya.
b) Evaluasi berfungsi Diagnostik
Apabila alat yang digunakan dalam evaluasi cukup
memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru
akan mengetahui kelemahan peserta didik. Di samping itu
diketahui pula sebab-musabab kelamahan itu.
c) Evaluasi berfungsi sebagai Penempatan
Sistem baru yang kini banyak dipopulerkan di
negeri barat adalah sistem belajar sendiri. Belajar sendiri
dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket
11
Elis Ratnawulan, Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan Kurikulum 2013, (Bandung:
Pustaka Setia, 2014), 16-17.

11
belajar, baik itu berbentuk modul maupun paket belajar
yang lain.
Sebagai alasan dari timbulnya sistem ini adalah
adanya pengakuan yang besar terhadap kemampuan
individual. Akan tetapi disebabkan keterbatasan sarana dan
tenaga pendidikan, yang bersifat individual terkadang sukar
sekali dilaksanakan. Pendekatan yang lebih bersifat
melayani perbedaan kemampuan, adalah pengajaran secara
kelompok.
Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok
mana seorang peserta didik harus ditempatkan, digunakan
suatu evaluasi. Sekelompok peserta didik yang mempunyai
hasil evaluasi yang sama akan berada dalam satu kelompok
yang sama dalam belajar.12
c. Prinsip-Prinsip Evaluasi
Beberapa prinsip dari evaluasi pendidikan antara lain
sebagai berikut:
1) Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja tujuan yang telah
ditentukan
2) Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara komprehensif
3) Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang kooperatif antara
guru dan peserta didik
4) Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinyu
5) Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan nilai-nilai yang
berlaku
Sedangkan menurut Slameto, evaluasi pendidikan harus
mempunyai minimal tujuh prinsip, anatara lain sebagai berikut:
1) Terpadu
2) Menganut cara belajar siswa aktif
3) Kontinuitas
4) Koherensi dengan tujuan

12
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Cetakan II, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), 16.

12
5) Menyeluruh
6) Membedakan, dan
7) Pedagogis.13
d. Objek Evaluasi Pendidikan
Aspek-aspek yang diperlukan dalam evaluasi terhadap
peserta didik meliputi:
1) Aspek-aspek tentang berfikir, termasuk didalamnya:
intelegensi, ingatan, cara menginterupsi data, prinsip-prinsip
pengerjaan pemikiran logis.
2) Perasaan sosial, termasuk didalamnya: cara bergaul, cara
pemecahan nilai-nilai sosial, cara menghadapi dan cara
beradaptasi dalam kenyataan sosial.
3) Keyakinan sosial dan kewarganegaraan menyangkut
pandangan hidupnya terhadap masalah-masalah sosial, politik,
dan ekonomi.
4) Apresiasi dan seni budaya
5) Minat, bakat, dan hobi
6) Perkembangan sosial dan personal
Pendapat lain melihat ruang lingkup objek evaluasi itu dari
segi lain, yaitu dari segi pencapaian tujuan belajar peserta didik
dari berbagai mata pelajaran disekolah. Dari pandangan tersebut
dirumuskan beberapa aspek kepribadian yang perlu diperhatikan di
dalam penilaian sebagai berikut:
a) Kesehatan dan perkembangan fisik
b) Perkembangan emosional dan sosial
c) Tingkah laku etis, standar personal, dan nilai-nilai sosial
d) Kemampuan atau kecakapan untuk menjalankan
kepemimpinan untuk memilih pemimpin secara bijaksana
untuk bekerja dalam kelompok dan masyarakat.
e) Menjadi warga negara yang berguna dirumah, sekolah, dan
masyarakat sekarang dan masa mendatang

13
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 16

13
f) Perkembangan estetika, baik sebagai penikmat maupun
pencipta dalam seni sastra, drama, radio, dan televise,
kerajinan tangan, home decoration, dan sebagainya
g) Kompetensi dalam komunikasi dengan orang-orang lain
melalui berbicara, mendengarkan, membaca, dan menulis
h) Kecakapan dalam berhitung, mengukur, menaksir, dan
berfikir kuantitatif.14
e. Cakupan Evaluasi Pendidikan
Mengingat luasnya cakupan bidang pendidikan, dapat
diidentifikasi bahwa evaluasi pendidikan pada prinsipnya dapat
dikelompokkan ke dalam tiga cakupan penting, yaitu evaluasi
pembelajaran, evaluasi program, dan evaluasi system. Hal ini
sesuai dengan pasal 57 ayat 2, UU RI No. 20 Tahun 2003, evaluasi
dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program
pendidikan jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang satuan
dan jenis pendidikan.
Evaluasi pembelajaran merupakan inti bahasan evaluasi
yang kegiatannya dalam lingkup kelas atau dalam lingkup proses
belajar mengajar. evaluasi pembelajaran kegiatannya termasuk
kegiatan evaluasi yang dilakukan oleh seorang guru dalam
menyampaikan materi pembelajran kepada siswa. Bagi seorang
guru, evaluasi pembelajaran adalah media yang tidak terpisahkan
dari kegiatan mengajar, karena melalui evaluasi seorang guru akan
mendapatkan informasi tentang pencapaian hasil belajar.
Disamping itu, dengan evaluasi seorang guru juga akan
mendapatkan informasi tentang materi yang telah ia gunakan,
apakah dapat diterima oleh para peserta didik atau tidak.
Secara garis besar, evaluasi pembelajaran dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu pencapaian akademik, kecakapan
(attitude) dan penyesuaian personal sosial.
1) Pencapaian akademik

14
Rusydi Ananda, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: Citapustaka Aulia, 2015), 16.

14
Cakupan yang paling penting dalam evaluasi pembelajaran
dan banyak dipahami pemanfaatannya oleh para guru adalah
evaluasi sebagai usaha eksplorasi informasi tentang pencapaian
akademik. Secara definitive, pencapaian akademik diartikan
sebagai pencapaian siswa dalam semua cakupan mata
pelajaran. Evaluasi pencapaian akademik mencakup semua
instrument evaluasi yang direncanakan secara sistematis guna
menentukan derajat dimana seorang peserta didik dapat
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya
oleh para guru. Dengan batasan pengertian ini, evaluasi
pencapaian akademik cakupan kegiatannya antara lain tes,
paper pen, tes penampilan, dan prosedur nontesting lainnya
yang mengukur semacam perubahan tepat dari perilaku peserta
didik.
2) Kecakapan (aptitude)
Secara definitive, evaluasi kecakapan (aptitude) tidak lain
adalah mencari informasi yang berkaitan erat dengan
kemampuan atau kapasitas belajar peserta didikyang dievaluasi.
Instrument evaluasi kecakapan yang diperoleh dari peserta
didik dapat digunakan oleh para guru untuk memprediksi
prosepek keberhasilan peserta didik dimasa yang akan dating,
jika ia belajar secara intensif dengan fasilitas pembelajaran
yang baik. Kecakapan siswa pada umumnyadapat dibedakan
menjadi dua macam, yakni general aptitude (kecakapan umum)
dan specific aptitude (kecakapan spesifik).
Evaluasi kecakapan dengan evaluasi pencapaian akademik
pada prinsipnya adalah berbeda. Pada evaluasi kecakapan, guru
berusaha untuk memprediksi prospek kemampuan peseta didik
ke depan, sedangkan pada evaluasi pencapaian akademik, guru
akan mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik selama
mengikuti proses pembelajaran.
3) Penyesuaian personal sosial

15
Evaluasi penyesuaian personal sosial tidak sama dengan
evaluasi pribadi siswa. Personalitas dapat dimaknai lebih luas.
Personalitas dalam hal ini merupakan keseluruhan (entity) dari
peserta didik. Personalitas merupakan semua karakteristik
psikologi yang dimiliki peserta didik dan hubungannya dengan
peserta didik yang lain. Cakupan evaluasi penyesuaian atau
adaptasi personal sosial ini diantaranya kemampuan, emosi,
sikap, dan minat peserta didik yang dimiliki sebagai
pengalaman lalu dari peserta didik tersebut.15
f. Pengertian E-raport
Penggunaan E-raport disebutkan aplikasi e-raport adalah
perangkat lunak berbasis web untuk menyusun laporan capaian
kompetensi peserta didik oleh tingkat satuan pendidikan. Aplikasi
e-raport merupakan aplikasi pengolahan niali pengetahuan, nilai
keterampilan, nilai sikap, yang telah dilakukan oleh pendidik
sehingga terbentuk nilai akhir beserta deskripsinya secara
otomatisasi sesuai dengan perolehan peserta didik pada setiap
kompetensi dasar yang dinilai, setelah wali kelas menginput nilai
ekstrakurikuler, absensi peserta didik, deskripsi sikap, serta catatan
wali kelas maka e-raport akan menyusunnya menjadi laporan
capaian kompetensi peserta didik.
Tujuan pengembangan e-raport SMA sebagai berikut:
1) Membantu pendidik dalam mengolah nilai pengetahuan
2) Membantu pendidik dalam mengolah deskripsi pengetahuan
3) Membantu pendidik dalam mengolah niali keterampilan
4) Membantu pendidik dalam mengolah deskripsi keterampilan
5) Membantu wali kelas dalam mengolah deskripsi sikap spiritual
maupun osial

15
Mohtar Kusuma, Evaluasi Pendidikan, 5-7.

16
6) Membantu satuan pendidikan dalam menyusun laporan hasil
penilaian sesuai dengan panduan penilaian dari Direktorat
Pembinaan SMA.16
2. Kajian tentang Pengolahan Nilai Siswa
a. Pengertian Nilai
Nilai adalah konsep-konsep umum tentang sesuatu yang
dianggap baik, patut, layak, pantas yang keberadaannya dicita-
citakan, diinginkan, dihayati, dan dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari.17
b. Pengolahan nilai
Pengolahan nilai merupakan salah satu bagian dari kegiatan
belajar mengajar (KBM) disekolah, yang sangat berperan penting
dalam belajar mengajar yang merupakan alat ukur prestasi peserta
didik. Denga adanya pengolahan dan manajemen yang baik,
pengolahan data nilai akan lebih mudah, cepat, dan akurat.18
c. Prinsip-Prinsip Penilaian
Beberapa prinsip penilaian yang berlaku umum antara lain
sebagai berikut:
1) Berorientasi pada kompetensi dan indicator ketercapaian hasil
belajar. Sistem penilaian mengacu pada indicator ketercapaian
hasil kemampuan dasar yang sudah ditetapkan dari setiap
standar kompetensi.
2) Menyeluruh. Menyeluruh disini menyangkut standar
kompetensi dasar, indicator pencapaian, maupun aspek-aspek
intelektual, sikap dan tindakannya, beserta keseluruhan proses
dalam upaya penguasaan kompetensi tersebut.
3) Berkelanjutan. Dalam konteks ini adalah penilaian yang
direncanakan dan dilakukan terus-menerus, guna mendapatkan
gambaran yang utuh mengenai perkembangan penguasaan
16
Usti Ba’di Fitrillah, Sistem Informasi Manajemen dalam Pengolahan Nilai SIswa Kelas X
Berbasis E-Raport Pada Kurikulum 2013.
17
Reni Haerani, Sistem Informasi Pengolahan Data Nilai Siswa Berbasis Web, Jurnal Sistem
Informasi, Vol 6 No. 2, 2019, 104.
18
Sinta Maria, Rancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Nilai Siswa Pada SD Negeri 164
Pekanbaru, Jurnal Intra-Tech, Vol 2 No 2, 2018, 31.

17
kompetensi oleh peserta didik, baik sebagai efek langsung
(main effect) maupun efek pengiring (nurtutant effect) dari
proses pembelajaran.
4) Sesuai dengan pengalaman belajar. Sistem penilaian harus
sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam proses
pembelajaran.
5) Mendidik. Penilaian harus memberi sumbangan positif
terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik. Hasil penilaian
untuk peserta didik yang berhasil harus dinyatakan dan dapat
dirasakan sebagai penghargaan. Dengan kata lain, bahwa hasil
penilaian bagi peserta didik yang kurang berhasil dapat
dijadikan suatu pemicu semangat belajar.
6) Terbuka. Kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan
harus terbuka bagi semua pihak. Dalam istilah lain disebut
obyektif. Penilaian yang terbuka menjadikan peserta didik tidak
akan merasa dicurangi, disisihkan atau tidak disenangi oleh
guru.
7) Menggunakan prinsip Penilaian Acuan Patokan (PAP). Standar
atau patokan sebagai gamabaran kompetensi peserta didik.
Pada prinsipnya setiap peserta didik dapat mencapai standar,
hanya mungkin waktunya bisa berbeda-beda.19
2. Kajian Penelitian Terdahulu

Tujuan dari penelitian terdahulu yakni untuk dapat memberikan


gambaran tentang kajian empiris dan teoritis untuk mengadakan
pendekatan terhadap masalah yang dihadapi serta sebagai pedoman
dalam pemecahan masalah. Adapun penelitian terdahulu yang telah
dihimpun yang berkaitan dengan penelitian sejenis adalah sebagai
berikut:

a. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Harry Haryono,


Universitas Lampung, Bandar Lampung dengan judul “Sistem

19
Elis Ratnawulan, Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan Kurikulum 2013, (Bandung:
Pustaka Setia, 2014), 262-263.

18
Informasi Pengisian Nilai dan Pencetakan Rapor Otomatis pada
SMA Al Kautsar Bandar Lampung”. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengembangkan serta mengaplikasikan sistem
manajemen rapor di SMA Al Kautsar Bandar Lampung yang
berbasis web.
Persamaan dari penelitian terdahulu dengan peneliti adalah sama-
sama mengkaji tentang aplikasi atau sistem rapor berbasis web
yang biasa disebut dengan e-rapor. Perbedaan dari penelitian
terdahulu dengan penelitian ini adalah penelitian terdahulu
membuat serta mengembangkan aplikasi raport berbasis web untuk
lingkungan SMA Al-Kautsar, sedangkan dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat serta merancang aplikasi raport berbasis
web atau biasa disebut dengan e-raport.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Ofani Dariyan, Program Studi
Pendidikan Informatika, Universitas Negeri Yogyakarta, dengan
judul “Analisis dan Pengembangan Sistem Informasi Pengolahan
Data Nilai pada Kurikulum 2013 “E-Rapor” untuk Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)”. Tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk mengembangkan serta membangun sistem informasi
pengolahan data nilai pada kurikulum 2013 berbasis e-rapor dan
juga menguji tingkat kualitas perangkat lunak e-rapor tersebut
untuk Sekolah Menengah Kejuruan.
Persamaan dari penelitian terdahulu dengan peneliti adalah sama-
sama mengkaji tentang pengolahan nilai peserta didik yang
berbasis e-rapor. Perbedaannya adalah pada peneliti terdahulu
meneliti dan juga menguji kualitas tentang sistem e-rapor,
sedangkan dalam penelitian ini lebih mendalami tentang
implementasi pengolahan nilai peserta didik berbasis e-rapor.
Selain itu perbedaannya juga terletak pada lokasi penelitian. Pada
penelitian terdahulu dilakukan di Yogyakarta sedangkan penelitian
ini dilakukan di Madura, tepatnya di Pmekasan. Selanjutnya ialah
pada tingkat jenjang pendidikan dan juga metode penelitiannya,

19
dimana penelitian terdahulu dilakukan di Sekolah Menengah
Kejuruan, sedangkan penelitian ini dilakukan di Sekolah
Menengah Atas, dan metode penelitian terdahulu menggunakan
metode penelitian kuantitatif, sedangkan penelitian ini
menggunakan penelitian kualitatif.
H. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan penelitian


kualitatif, karena penelitian kualitatif sebagai metode penelitian ilmu-
ilmu sosial yang mengumpulkan dan menganalisis data berupa kata-
kata (lisan maupun tulisan) dan pervuatan-perbuatan manusia serta
peneliti tidak berusaha menghitung atau mengkuantifikasikan angka-
angka.20 Hal ini dikarenakan pendekatan kualitatif ditunjuk untuk
memahami fenomena atau masalah sosial yang terjadi dari sudut
pandang atau perspektif peneliti dan juga partisipan. Seperti halnya
yang akan dikaji yaitu tentang Implementasi Evaluasi Pendidikan
Berbasis E-raport sebagai Pengolahan Nilai Siswa di SMAN 1
Pamekasan.

Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yang


dimaksud deskriptif adalah data yang dikumpulkan berupa kata,
gambar dan bukan angka-angka. Metode deskriptif ini dimaksudkan
untuk memperoleh gambaran yang benar dan jelas, sehingga dapat
memberikan data yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Dalam
hal ini untuk mengetahui Implementasi Evaluasi Pendidikan Berbasis
E-raport sebagai Pengolahan Nilai Siswa di SMAN 1 Pamekasan.

2. Kehadiran Peneliti

Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit. Ia


sekaligus merupakan perencana, pelaksana, pengumpulan data,
analisis, penafsiran data, dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil

20
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: sebuah upaya mendukung penggunaan penelitian
kualitatif dalam belajar disiplin ilmu, (Jakarta: Rajawali, 2015), 13.

20
penelitiannya.21 Sehingga dalam hal ini kehadiran peneliti dalam
kegitan penelitiannya sangat menentukan hasil daripada masalah-
masalah yang akan dikaji.

Dalam penelitian kulaitatif, seorang peneliti tidak bisa


diwakilkan kepada orang lain. Kehadiran peneliti sangat penting untuk
mendapatkan informasi langsung dari informan yang mempunyai
tujuan dari penelitian Implementasi Evaluasi Pendidikan Berbasis E-
raport sebagai Pengolahan Nilai Siswa di SMAN 1 Pamekasan
sehingga peneliti akan melihat dan mendapatkan data secara riil sesuai
dengan data di lapanagan atas dasar kehadirannya.

3. Lokasi Penelitian

Langkah awal yang harus dilakukan dalam penelitian ini yakni


menentukan lokasi penelitian. Peneliti menetapkan lokasi penelitian ini
di SMAN 1 Pamekasan, yang terletak di Jln Pramuka No.2, RW 08,
Baruambat Kota. Kecamatan Pamekasan, Kabupaten Pamekasan.
Penetapan lokasi ini didasarkan pada pertimbangan kesesuaian topic
dan fokus penelitian yang dianggap layak oleh peneliti untuk diteliti.

4. Sumber Data

Dalam suatu penelitian, diperlukan data-data yang akan


membantu peneliti untuk sampai pada suatu kesimpulan tertentu,
sekaligus data tersebut akan membuat kesimpulan yang dibuat.
Adapun yang dimaksud sumber data adalah subjek darimana data itu
diperoleh.22 Data yang didapatkan dari penelitian kualitatif berupa data
lapangan baik itu observasi, wawancara, maupun dokumentasi dan
dukungan dengan data-data kepustakaan.

Oleh karena itu, sumber data dalam pnelitian ini berupa kata-
kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai

21
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005),
168
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R dan D, (Bandung: CV Alfabeta, 2009),
157.

21
merupakan sumber data utama. Adapun jenis-jenis data sebagai
berikut:

a) Data primer
Data primer adalah data yang yang langsung dikumpulkan
oleh peneliti dari sumber pertamanya. Dalam penelitian ini yang
menjadi sumber data primer yaitu guru dan juga operator sekolah.
b) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang langsung dikumpulkan
oleh peneliti sebagai penunjang dari sumber pertama. Dapat juga
dikatakan data yang tersusun terbentuk dokumen-dokumen.23 Salah
satu data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumentasi.
5. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian kualitatif ada tiga cara, yaitu


observasi (pengamatan), wawancara (interview), dan analisis
dokumen.

a. Observasi
Istilah “observasi” diturunkan dari bahasa latin yang berarti
“melihat” dan “memperhatikan”. Istilah observasi diarahkan pada
kegiatan memerhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang
muncul, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam
fenomena tersebut.24
Dari segi pelaksanaan pengumpulan data, observasi
dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Observasi partisipan
Observasi partisipan yaitu suatu bentuk pengamatan dimana
peneliti terlibat dengan kegiatan yang sedang diamati atau yang
menjadi sumber peneliti. Dalam penelitian ini peneliti terlibat
langsung dalam kegiatan orang-orang yang diamati sebagai
sumber data.
23
Sumaidi Suryabrata, metode penelitian, (Jakarta: Rajawali, 1998), 94.
24
Imama Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014),
143.

22
2) Observasi non-partisipan
Observasi non-partisipan yaitu pengamat tidak ikut serta
dalam kegiatan, dia hanya berperan mengamati kegiatan, tidak
ikut dalam kegiatan.25
Adapun dalam kegiatan penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik observasi non-partisipan, dimana peneliti
hanya berperan mengamati kegiatan yang akan diteliti, yaitu
bagaimana operator sekolah dan juga guru mengolah data nilai
para peserta didik dan juga mengimplementasikannya pada
aplikasi e-raport.
b. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara
(interviewer) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.26
Wawancara dapat dikategorikan atas dua bentuk, yaitu:
1) Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check-list.
Pewawancara tinggal mencheck-list pada nomor yang sesuai
dengan pertanyaan yang diajukan.
2) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang
hanya membuat garis besar yang akan ditanyakan.
Pewawancara tidak mengikuti pedoman wawancara yang sudah
dibuat.27
Pada penelitian ini, peneliti akan menggunakan wawancara
tidak tersruktur dimana peneliti menyusun rencana wawancara
namun tidak menggunakan format dan urutan dari rencana
wawancara. Hal ini bertujuan agar peneliti mendapatkan informasi

25
Ibid, 310.
26
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 186.
27
Buna’I, Metodologi Penelitian Pendidikan, 101.

23
sedetail-detailnya tentang implementasi evaluasi pendidikan
berbasis e-raport sebagai pengolahan nilai siswa di SMAN 1
Pamekasan.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang lain adalah dengan
dokumentasi yang juga merupakan salah satu metode pengumpulan
data. Metode dokumentasi ini kegiatannya diantaranya mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip.
Buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya.28
Adapun dokumentasi yang peneliti kumpulkan dalam
penelitian ini tidak lepas dari apa yang menjadi fokus penelitian,
yaitu data-data yang berkaitan dengan sistematika dan
pelaksanaannya, baik berupa dokumen, gambar dan lain-lain yang
berkaitan dengan implementasi atau pengolahan nilai evaluasi
pendidikan berbasis e-raport.
6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara


sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan,
dan bahan-bahan lain, sehingga dapat dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain.

Menurut Bogdan dan Biklen sebagaimana yang dikutip oleh


Lexy J. Moleong bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa
yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.29

28
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2013), 274.
29
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, 248.

24
Dalam penelitian ini, yang dianalisis adalah data yang
diperoleh dari hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi yang ada.
Adapun langkah-langkah analisis data kualitatif, yaitu:

a. Reduksi Data
Reduksi data adalah merangkum, pengelompokan, memilih hal-
hal yang pokok dan memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari
tema dan polanya. Hal ini dilakukan karena data yang diperoleh dari
lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu dicatat secara teliti
dan rinci.
b. Display Data (Penyajian Data)
Setelah selesai melakuakan reduksi data, maka langkah
selanjutnya adalah mendisplay data. Dengan melakukan penyajian
data maka data akan terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan
sehingga akan lebih mudah di pahami. Dalam penelitian kualitatif
penyajian data bisa di lakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan sejenisnya. Dengan mendisplay data,
maka akan mudah untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan
kerja selanjutnya berdasakan apa yang telah dipahami tersebut.
c. Penarikan Kesimpulan/Verifacation
Adapun langkah terakhir dalam analisis data kualitatif adalah
penarikan kesimpulan atau verifikasi, kesimpulan awal yang
dikemukakan masih bersifat sementara dan bersifat tentative, dan hal
itu akan berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang
mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya namun. Tetapi
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal, di
dukungoleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali
kelapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan adalah


merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan
berupa deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih

25
remang-remang atau gelap sehingga yang diteliti menjadi jelas, dapat
berupa hubungan kausal atau interaktif.30

7. Pengecekan Keabsahan Data

Pengecekan keabsahan data adalah suatu proses yang penting


dalam sebuah penelitian yang harus dilakukan oleh setiap peneliti.
Selain itu, proses pengecekan ini memiliki manfaat yang sangat besar
dalam setiap penelitian. Manfaat tersebut antara lain adalah dapat
mengetahui ketidak sempurnaan (kelemahan dan kekurangan) dari
hasil penelitian. Dengan demikian maka dapat dilakukan
penyempurnaan terhadap kekurangan yang ada.

Untuk menguji keabsahan temuan perlu dilakukan pengecekan


keabsaahan temuan. Oleh karena itu, peneliti harus menggunakan cara
atau tehnik-tehnik tertentu untuk dapat melakukan pengecekan
keabsahan data tersebut. Tehnik-tehnik tersebut antara lain adalah:

a) Triangulasi
Seperti halnya peneliti membandingkan hasil wawancara
dengan data yang diperoleh, seperti data observasi dan dokumentasi.
Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan sistem pengodean
yang mencakup tahapan mencari keteraturan dan pola dalam data
penelitian, seperti halnya dengan topik yang mencakup data dan
kemudian menulis kata atau frasa-frasa. Disamping itu, ada juga
yang bersifat umum, namun seringkali dikembangkam secara
khusus untuk data tertentu guna pengkajian yang khusus.
Triangulasi adalah istilah yang diperkenalkan oleh Denzim
dengan peristilahan dari dunia navigasi dan militer, yang merujuk
pada penggabungan berbagai metode dalam suatu kajian tentang
suatu gejala tertentu. Triangulasi mencari dengan cepat pengujian
data yang sudah ada dalam memperkuat tafsir dan meningkatkan

30
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, 338-345.

26
kebijakan, serta program yang berbasis pada bukti yang sudah
tersedia.31
b) Penggunaan bahan refrensi
Seperti halnya peneliti ini akan didukung oleh refrensi
berbentuk dokumentasi sehingga data yang diperoleh semakin
dipercaya. Referensi ini bisa diperoleh dari buku, jurnal, dan dari
data elektronik seperti internet.
c) Perpanjangan kehadiran
Perpanjangan kehadiran peneliti akan memungkinkan
peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Di pihak
lain perpanjangan kehadiran juga dimaksudkan untuk membangun
kepercayaan para subjek terhadap peneliti dan juga kepercayaan diri
pada peneliti itu sendiri.
Peneliti melakukan perpanjangan kehadiran dengan cara
peneliti tinggal di lapangan sampai apa yang diperlukan oleh
peneliti yaitu data yang valid dapat ditemukan.
8. Tahap-tahap Penelitian
Adapun tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti

untuk mengetahui obyek penelitian secara sistematis sebagai berikut:

a. Pra-Penelitian

1). Membuat judul

2). Membuat dan menentukan konteks penelitian

3). Memilih lokasi penelitian

4). Membuat fokus kajian

5). Membuat usulan proposal

6). Mengurus izin penelitian

7). Mempersiapkan perlengkapan penelitian.

b. Pelaksanaan Penelitian

31
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), 217-218.

27
Memahami latar belakang penelitian, menyiapkan fisik dan

mental diri, melakukan penelitian, mengumpulkan data yang

dibutuhkan baik yang primer ataupun data sekunder. Setelah data

terkumpul, maka dilakukan analisis data yang telah diperoleh.

c. Pelaporan

Dalam penyusunan laporan peneliti menulis kerangka dan isi

laporan hasil penelitian, adapun mekanisme yang diambil dalam

penyusunan laporan disesuaikan dengan buku panduan tentang

penulisan karya ilmiah yang diatur oleh IAIN Madura.

I. Daftar Rujukan
Achmad Solichin, Implementasi Dan Pelatihan Penggunaan E-Rapor
Berbasis Web Untuk Penilaian Siswa Pada Smp Mitra Bintaro Kota
Tangerang, Jakarta: 2019.
Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: sebuah upaya mendukung
penggunaan penelitian kualitatif dalam belajar disiplin ilmu, Jakarta:
Rajawali, 2015.
Buna’I, Metodologi Penelitian Pendidikan.
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, Cetakan II, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.
Elis Ratnawulan, Evaluasi Pembelajaran dengan Pendekatan Kurikulum
2013, Bandung: Pustaka Setia, 2014.
Imama Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Jakarta:
Bumi Aksara, 2014.
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005.
Mohtar Kusuma, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Multi Kreasi 18, 2010.
Nenzy Ahlung Arniyanto Putri, Sistem Informasi Pengolahan Nilai Raport
Pada Siswa SMP Negeri 1 Yogyakarta Berbasis Web, Jurnal Ilmiah DASI,
Vol. 14 No. 04 Desember 2013.

28
Reni Haerani, Sistem Informasi Pengolahan Data Nilai Siswa Berbasis
Web, Jurnal Sistem Informasi, Vol 6 No. 2, 2019.
Rusydi Ananda, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: Citapustaka Aulia,
2015.
Sinta Maria, Rancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Nilai Siswa
Pada SD Negeri 164 Pekanbaru, Jurnal Intra-Tech, Vol 2 No 2, 2018.
Slameto, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R dan D, Bandung: CV
Alfabeta, 2009.
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
Jakarta: PT Rineka Cipta, 2013.
Sumaidi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: Rajawali, 1998.
Syahril, Konsep Evaluasi Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an, Jurnal
Hunafa, Vol. 4 No. 4, 2007.
Usti Ba’di Fitrillah, Sistem Informasi Manajemen dalam Pengolahan Nilai
Siswa Kelas X Berbasis E-Raport Pada Kurikulum 2013.

29

Anda mungkin juga menyukai