Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor Se - 05 PJ.7 2004
Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor Se - 05 PJ.7 2004
7/2004
Peraturan Pajak
SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR SE – 05/PJ.7/2004
TENTANG
AKTIVITAS PENDUKUNG PEMERIKSAANDIREKTUR JENDERAL PAJAK,
Sehubungan dengan adanya ketentuan mengenai aktivitas pendukung pemeriksaan sebagaimana terdapat
dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak nomor SE-07/PJ.7/2003 tanggal 16 Desember 2003 tentang
Rencana Pemeriksaan Nasional 2004, maka untuk keseragaman pelaksanaannya diatur hal-hal sebagai
berikut :
A. Umum
1. Aktivitas Pendukung pemeriksaan meliputi kegiatan Kemitraan Industri (Industry
Partnership), Aktivitas Himbauan (Leverage Activity) dan Pemantauan Lapangan (Spot
Audit). Aktivitas ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib
Pajak dan tidak dimaksudkan untuk menerbitkan surat ketetapan pajak. Namun apabila
diperlukan aktivitas ini dapat ditindaklanjuti dengan pemeriksaan pajak melalui prosedur
pemeriksaan khusus.
2. Semua Aktivitas ini dikoordinir dan diawasi oleh Kepala Kantor Wilayah DJP. Laporan hasil
evaluasi atas pelaksanaan aktivitas ini harus dibuat setiap semester dan dikirimkan ke
Direktorat Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak paling lambat tanggal 10 Juli dan
10 Januari tahun berikutnya dengan menggunakan format laporan sebagaimana terdapat
dalam Lampiran 1 dan Lampiran 2.
B. Kemitraan Industri (Industry Partnership)
1. Pengertian
Kemitraan adalah aktivitas yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak melalui pendekatan
persuasif dengan mengadakan komunikasi dan diskusi atau dengar pendapat dengan asosiasi
yang berdasarkan data yang ada menunjukkan tingkat kepatuhan perpajakan rendah dan
masih terdapat potensi pajak yang belum tergali.
2. Tujuan
Tujuan kemitraan industri adalah :
a. Membangun kemitraan antara DJP dengan asosiasi industri.
b. Meningkatkan kepatuhan sukarela khususnya anggota asosiasi.
3. Tahap-tahap Pelaksanaan Kemitraan Industri
a. Menentukan Sektor Industri
Penentuan Sektor Industri dilakukan berdasarkan fokus industri terpilih yang terdapat
dalam Rencana Pemeriksaan Nasional yang diterbitkan setiap tahun atau dapat juga
dilakukan oleh Kantor Wilayah berdasarkan pertimbangan, antara lain :
e. Survey
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kewajiban
perpajakan dari asosiasi dan kesulitan-kesulitan yang mereka hadapi perlu dilakukan
survey kepada anggota dari asosiasi tersebut.Hasil survey dianalisa untuk
mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing asosiasi dan
membahas pemecahan masalahnya. Formulir survey kemitraan industri dapat dilihat
pada Lampiran 4.
f. Tindak Lanjut
Kepala Kantor Wilayah harus melakukan monitoring hasil pelaksanaan kemitraan
industri untuk mengetahui apakah terjadi peningkatan kepatuhan sukarela Wajib
Pajak anggota asosiasi setelah dilaksanakannya kemitraan industri. Monitoring
tersebut meliputi antara lain pelaporan dan pembayaran pajak secara tepat waktu,
pembetulan SPT, dan pendaftaran Wajib Pajak baru (bagi yang belum terdaftar).
C. Aktivitas Himbauan (Leverage Activity)
2. Pengertian Aktivitas Himbauan
Aktivitas himbauan adalah kegiatan persuasif yang dilakukan dengan cara mengirimkan surat
yang memberitahukan kondisi pelaksanaan kewajiban perpajakan Wajib Pajak terpilih.
4.1.Tahap Persiapan
a. Menentukan Wajib Pajak Sasaran
Pemilihan Wajib Pajak sasaran sekurang-kurangnya harus mempertimbangkan faktor-
faktor sebagai berikut :
– Nama, NPWP dan alamat Wajib Pajak harus jelas dan benar-benar ada.
– tingkat kepatuhan Wajib Pajak, baik dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan
(SPT) masa dan tahunan maupun dalam melakukan pembayaran pajak.
– terhadap Wajib Pajak tersebut tidak sedang dilakukan pemeriksaan pajak,
penyidikan tindak pidana perpajakan, pencegahan atau tidak sedang disandera.
– terdapat potensi tambahan penerimaan pajak.
– didukung dengan data akurat termasuk data prioritas dan alat keterangan.
b. Memahami Bisnis Wajib Pajak yang Bersangkutan
Pengetahuan dan pemahaman tentang seluk beluk bisnis Wajib Pajak terpilih dan
perlakuan perpajakannya merupakan hal yang sangat penting untuk dikuasai sebelum
dilaksanakannya aktivitas himbauan.
Misalnya hal-hal yang harus diketahui dan dipahami untuk Wajib Pajak yang
berprofesi sebagai dokter adalah bahwa penghasilan dokter dapat berasal dari berbagai
sumber antara lain gaji, honorarium dari berbagai rumah sakit, penghasilan dari
praktek dokter di luar rumah sakit, penghasilan dari apotek, penghasilan sebagai tenaga
ahli dll. Pengetahuan dan pemahaman tersebut akan sangat berguna pada saat
pembuatan surat yang berisi ancaman penerapan sanksi.
4.2.Tahap Pelaksanaan
Aktivitas himbauan dilaksanakan dengan mengirimkan surat secara berkesinambungan
sebanyak 3 kali kepada Wajib Pajak terpilih. Materi surat harus berkaitan antara surat
yang satu dengan surat berikutnya. Isi surat kedua dan seterusnya akan tergantung pada
tanggapan Wajib Pajak terhadap surat yang dikirimkan sebelumnya, namun tetap harus
memfokuskan pada upaya membangkitkan minat dan kepedulian Wajib Pajak agar
bersedia secara sukarela melaksanakan kewajiban perpajakannya. Jarak waktu
pengiriman antara surat yang satu dengan surat berikutnya tidak lebih dari 3 (tiga)
minggu sejak surat dikirimkan.
Materi surat pertama bersifat informatif, surat kedua bersifat persuasif, dan surat ketiga
berisi ancaman penerapan sanksi. Contoh isi surat pertama, kedua dan ketiga adalah
sebagaimana terdapat dalam Lampiran 5, Lampiran 6 dan Lampiran 7 Surat Edaran ini.
Isi surat tersebut dapat diubah dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di masing-
masing KPP, namun harus tetap fokus pada tujuan akhir aktivitas himbauan yaitu
meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak.
4.3.Tahap Evaluasi
Evaluasi dimulai seawal mungkin, artinya evaluasi dari hasil pengiriman surat pertama
harus sudah dilakukan sebelum pengiriman surat kedua dan ketiga. Dengan demikian
evaluasi juga harus dilaksanakan secara berkelanjutan. Evaluasi meliputi antara lain :
– jumlah Wajib Pajak yang dikirimi surat
– jumlah Wajib Pajak yang merespon surat pertama, kedua dan ketiga.
– jumlah Wajib Pajak yang tidak merespon surat pertama, kedua dan ketiga.
– tanggapan dan pendapat Wajib Pajak.
– keluhan Wajib Pajak.
Dalam jangka panjang diharapkan dapat dievaluasi juga pola perubahan tingkat
kepatuhan dari Wajib Pajak yang telah dihimbau. Terhadap Wajib Pajak yang tidak
merespon sama sekali surat yang telah dikirimkan dapat diusulkan untuk dilakukan
pemeriksaan khusus.
i) Surat Tugas dari Kepala KPP dengan menggunakan format sebagaimana terdapat
dalam Lampiran 8.
ii) Surat Pengantar atau pemberitahuan dari pengurus asosiasi di mana wajib pajak
menjadi anggotanya.
d. Mendatangi dan meminta wajib pajak untuk bertemu direktur atau manajer, terangkan
maksud dan tujuan kedatangan bahwa kunjungan tersebut bersifat edukasi dan
ingatkan bahwa kunjungan tersebut bukan merupakan pemeriksaan.
e. Memberikan brosur, pamflet, artikel dan sejenisnya yang berisi tentang perpajakan.
f. Melakukan penelaahan atas informasi yang diberikan oleh Wajib Pajak dan
membandingkan dengan data yang tersedia pada sistem administrasi pajak. Hasil
penelaahan tersebut dapat ditindaklanjuti dengan pengiriman surat himbauan agar
Wajib Pajak meningkatkan kepatuhannya.
Agar pelaksanaan aktivitas pendukung dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan, Kepala Kantor
Wilayah dan Kepala Kantor Pelayanan Pajak harus melakukan koordinasi, pengawasan dan evaluasi
terhadap pelaksanaan aktivitas tersebut.
DIREKTUR JENDERAL,
ttd
HADI POERNOMO