Anda di halaman 1dari 20

p-ISSN 2086-3748

AKUNTANSI DALAM PERSPEKTIF BUDAYA JAWA :


SEBUAH STUDY ETNOGRAFI PADA PEDAGANG KELILING DI
KOTA SEMARANG

Abdul Manan
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Email: ham11smg@gmail.com

Abstract

This study will focus on the actors and accounting users, which is a
representation of the economic activities of people in the middle to lower
society in Java society. Javanese culture affects business activities that
become the object of research. Javanese culture within Semarang gives
different style of accounting practice. Accounting practices that run due to
the influence of Javanese culture will lead to accounting practices that are
natural Java is to practice accounting based on memory and experience, so
get used. In addition, the purpose in presenting the information needed by
the internal party has been able to be met well by using a neat and
structured Java culture, although in the simplest form and not in
accordance with accounting in general.

Key word : Javanese culture, style of accounting practice

PENDAHULUAN yang pada dasarnya merupakan hasil


Akuntansi sebagaimana bagian dari perpaduan antara cipta, rasa dan
dari ilmu ilmu sosial yang dibentuk karsa manusia. Lebih lanjut
oleh manusia, mempunyai Hopwood (1994) dalam Wiyarni
keterkaitan dan pengaruh dari (2013) menjelaskan bahwa akuntansi
keberadaan manusia itu didalam bukan merupakan karunia yang
suatu kelompok masyarakat. secara otomatis menjadi sesuatu
Sehingga nilai nilai dalam budaya yang sangat signifikan sebagaimana
masyarakat tersebut turut serta tampak di mata publik saat ini.
dalam mempengaruhi pembentukan Kemunculan akuntansi yang
karekter ilmu akuntansi. Dengan dipraktikkan di suatu tempat
kata lain, akuntansi dibentuk oleh (wilayah) selalu dikonstruksikan dan
lingkungannya melalui interaksi dikembangkan secara sengaja untuk
sosial yang sangat kompleks mencapai tujuan sosial tertentu
(Sylvia,2014). Tricker (1978) dalam (Zulfikar,2008). Dalam
Triyuwono (2009) menyebutkan kenyataannya faktor faktor
akuntansi adalah anak budaya lingkungan mempunyai peran
masyarakat di mana akuntansi itu dominan dalam membentuk praktik
dipraktikkan. Pernyataan tersebut akuntansi yang dijalankan. Sehingga
menjelaskan bahwa sesungguhnya praktik akuntansi akan mengalami
akuntansi adalah produk sosial atau perkembangan seiring dengan
produk budaya yang diciptakan dari perkembangan sosial, budaya,
konsep-konsep pemikiran manusia ekonomi serta politik, mengikuti

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 1


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

perkembangan ilmu pengetahua dan perspektif yang berbeda akan suatu


peradaban. Menurut Suwardjono aplikasi dari suatu keilmuan. Seperti
(2014;1) Akuntansi yang yang dikatakan oleh Young (2013),
dipraktikkan didalam suatu negara Nationality atau kebangsaan kerap
juga mengalami sejarah dan identik dengan latar belakang yang
perkembangan yang unik sesuai dimiliki seseorang. Termasuk
dengan perkembangan ekonomi, budaya yang mempengaruhi
sosial, dan politik negara. Oleh perilaku baik dalam kehidupan
karena itu struktur dan praktik sehari-hari maupun dalam
akuntansi akan berbeda antar negara kehidupan berbisnis. Bangsa
yang satu dengan yang lain. Untuk Indonesia sendiri tak luput dari hal
dapat mengembangkan suatu ini , bahwa bisnis yang dilakukan
struktur dan praktik akuntansi di juga di pengaruhi kepada suku dan
suatu wilayah atau negara (di bangsa maupun adat istiadat yang
Indonesia misalnya) belajar praktik melekat pada karakteristik
akuntansi saja tidak cukup. Di balik seseorang. Sebagai contohnya dapat
praktik akuntansi sebenarnya kita lihat perbedaan cara berbisnis
terdapat seperangkat gagasan- orang yang berasal dari daerah
gagasan yang melandasai praktik tertentu, seperti perbedaan cara
tersebut yakni berupa asumsi- berbisnis orang Minang dengan
asumsi, dasar, konsep-konsep, orang Jawa, Etnis Tionghoa dengan
penjelasan, deskripsi dan penalaran etnis Batak.
(Suwardjono,2014;2), yang Pengaruh budaya dalam
keseluruhannya membentuk dan kehidupan berbisnis dengan serta
mewarnai praktik akuntansi. merta turut mempengaruhi
Sehingga gagasan gagasan perkembangan akuntansi yang juga
yang muncul dibalik praktik dipengaruhi oleh lingkungan sosial
akuntansi, sangat menarik untuk dan aspek perilaku dari
diteliti dalam rangka konstruksi dan penggunanya. Karena pengguna
pengembangan ilmu akuntansi yang akuntansi dapat membentuk dan
lebih maju. Salah satu faktor yang dibentuk oleh lingkungan, akuntansi
menarik untuk diteliti adalah faktor dapat dilihat sebagai realitas yang
budaya. Budaya adalah merupakan dibentuk secara sosial dan subyek
keseluruhan pola pemikiran, dari tekanan politik, ekonomi, dan
perasaan dan tindakan dari suatu sosial (Chariri, 2011). Dalam
kelompok sosial, yang membedakan beberapa tahun belakangan,
dengan kelompok sosial yang lain ketertarikan untuk mempelajari
(Hofstede,1999). Dimulai dari pola akuntansi dari sisi keperilakuan dan
pikir yang sama di sekelompok sosial semakin meningkat. Penelitian
orang dan akhirnya menjadi sebuah mengenai keperilakuan dalam
kebiasaan dan adat istiadat yang akuntansi telah memperkaya disiplin
terjadi, sehingga pada akhirnya akuntansi itu sendiri dan
menjadi budaya. Budaya yang memperlihatkan bahwa akuntansi
berkembang dapat membangun tidak hanya masalah teknis semata,
kebiasaan, tingkah laku, hingga etika tetapi melihat akuntansi lebih luas
dan moral. dari pertimbangan psikologis yang
Budaya sendiri dapat mempengaruhi persiapan laporan
memberikan suatu pandangan dan akuntansi hingga pertimbangan

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 2


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

peran sosiopolitik akuntansi dalam terpengaruh oleh budaya dalam


organisasi dan masyarakat. kegiatana usahanya sehari-hari.
Budaya lokal suatu wilayah Ditambah lagi, pedagang keliling
memberikan style praktik akuntansi yang menjadi obyek penelitian
yang berbeda. Gagasan-gagasan merupakan gambaran karakteristik
yang muncul di balik praktik masyarakat semarang khususnya
akuntansi yang dipengaruhi oleh dan etnis jawa pada umumnya dalam
budaya lokal suatu wilayah jelas memenuhi sebagian kebutuhan
akan berbeda dengan praktik keluarga sehari hari.
akuntansi yang dipengaruhi budaya
lokal wilayah lain. Praktik akuntansi TINJAUAN PUSTAKA
yang berjalan karena pengaruh Sistem Akuntansi
budaya Jawa misalnya, jelas akan Berikut ini diuraikan definisi
memunculkan gagasan-gagasan di sistem dan prosedur, menurut
balik praktik akuntansi tersebut Mulyadi (2013:5) Sistem adalah
dengan sifat alamiah Jawa suatu jaringan prosedur yang dibuat
(Zulfikar,2008). Oleh karenanya kita menurut pola yang terpadu untuk
tidak selalu bisa memaksakan diri melaksanakan kegiatan pokok
untuk menerapkan praktik akuntansi perusahaan. Prosedur adalah suatu
yang selama ini diadopsi dari urutan kegiatan klerikal, biasanya
Amerika. Hal ini karena akuntansi melibatkan beberapa orang dalam
Amerika jelas tidak bisa satu departemen atau lebih yang
menyelesaikan masalah-masalah dibuat untuk menjamin penanganan
yang bersifat lokal. Praktik serta seragam transaksi perusahaan
akuntansi yang dijalankan oleh yang terjadi berulang-ulang.
Amerika hanya sesuai dengan Jogianto (2005:2) mengemukakan
masalah lokalitas di Amerika saja. bahwa Sistem adalah kumpulan dari
Prosedur, metode, dan teknik elemen-elemen yang berinteraksi
pencatatan transaksi keuangan untuk mencapai suatu tujuan
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. sistem ini menggambarkan
pelaporan keuangan yang telah suatu kejadian- kejadian dan
ditetapkan yang sesuai dengan kesatuan yang nyata adalah suatu
lokalitas Amerika. Tulisan ini akan objek nyata, seperti tempat, benda,
menggali perspektif yang muncul dan orang-orang yang betul-betul
dari sebuah praktik akuntansi yang ada dan terjadi.
sederhana. Praktik akuntansi Sedangkan, menurut Romney
sederhana dan alamiah tersebut (2006:2) menyatakan bahwa Sistem
muncul dari nilai-nilai kearifan adalah rangkaian dari dua atau lebih
budaya Jawa, terutama Jawa komponen-komponen yang saling
Tengah. berhubungan, yang berinteraksi
Maka, pada penelitian ini akan untuk mencapai suatu tujuan. Sistem
berfokus kepada pelaku dan selalu terdiri dari beberapa
sekaligus pengguna akuntansi, yang subsistem kecil yang masing-masing
merupakan penggambaran dari melakukan fungsi khusus yang
kegiatan ekonomi sehari hari penting dan untuk mendukung bagi
masyarakat lapisan menengah sistem yang lebih besar, tempat
kebawah. Bahwa jual beli yang hidup mereka berada. Dari data diatas
di dalam masyarakatnya akan dapat ditarik kesimpulan bahwa

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 3


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

sistem merupakan suatu prosedur menghasilkan umpan baik dalam


yang saling berkaitan dan secara benntuk laporan-laporan yang
bersama-sama membentuk fungsi dilakukan oleh manajemen untuk
yang bertujuan untuk mencapai mengawasi usahanya dan bagi
suatu tujuan perusahaan. pihak-pihak lain yang
berkepentingan seperti pemegang
Pengertian Sistem Akuntansi saham kreditur dan lembaga-
Menurut Mulyadi (2013:3) lembaga pemerintahan untuk
Sistem akuntansi adalah organisasi memuali hasil operasi. Dari definisi-
formulir, catatan dan laporan yang definisi diatas dapat disimpulkan
dikoordinasi sedemikian rupa untuk bahwa sistem akuntansi adalah suatu
menyediakan informasi keuangan organisasi yang digunakan untuk
yang dibutuhkan oleh manajemen merangkum semua kegiatan dan
dalam pengelolaan. Menurut transaksi perusahaan guna
Nugroho (2009) mengemukakan menghasilkan informasi yang
bahwa Sistem akuntansi merupakan diperlukan oleh manajeman sebagai
suatu alat yang dipakai untuk alat pengawasan demi kelancaran
mengorganisir atau menyusun aktivitas perusahaan dimasa yang
,mengumpulkan, dan akan datang.
mengikhtiarkan keterangan-
keterangan yang menyangkut Etnografi
seluruh transaksi perusahaan, “Ethnography as a Way of
dimana para pegawai, kegiatan- Seeing” adalah watak dari penelitian
kegiatan perusahaan, bahan-bahan etnografi. Etnografi sebagai cara
dan mesin-mesin dapat dipadukan untuk melihat. Kajian tentang
sedemikian rupa sehingga kehidupan dan kebudayaan suatu
pengawasan dapat dijalankan sebaik- masyarakat atau etnik, misalnya
baiknya. tentang adat istiadat, kebiasaan,
Pengertian sistem akuntansi ekonomi,hukum, seni, religi dan
menurut Bodnar dan Hopwood bahasa. Beberapa ahli berpendapat,
(2008:181) adalah sebagai berikut Spradley(1980), Atkinson (1992),
Sistem akuntansi adalah suatu Wolcott (1997), etnografi adalah
organisasi terdiri dari metode dan penjelasan tentang budaya dengan
catatan-catatan yang dibuat untuk maksud untuk mempelajari dan
mengidentifikasikan, memahami tentang kehidupan
mengumpulkan, menganalisis, individu. Etnografi berarti belajar
mencatat dan melaporkan transaksi- dari orang, yang menjelaskan secara
transaksi organisasi dan langsung dari kultur dan subkultur
menyelenggarakan pertanggung individu tersebut. Wolcott (1977)
jawaban bagi aktivitas dan menjelaskan, etnografi adalah suatu
kewajiban yang berkaitan. Menurut metode khusus atau satu set metode
Baridwan (2008:4) sistem akuntansi yang didalamnya terdapat berbagai
yaitu Sistem akuntansi adalah bentuk yang mempunyai
formulir-formulir, catatan-catatan, karakteristik tertentu, termasuk
prosedur- prosedur, dan alat-alat partisipasi etnografer, memahami
yang digunakan untuk mengelolah dan mengikuti kehidupan sehari-hari
data mengenai usulan sutu kesatuan dari seseorang dalam periode yang
ekonomis dengan tujuan untuk lama, melihat apa yang terjadi,

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 4


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

mendengarkan apa yang dikatakan, abstrak. Walaupun demikian, setiap


bertanya kepada mereka, dan pada ahli antropologi mempunyai focus
kenyataannya mengumpulkan data perhatian tertentu.
apa saja yang ada. Dalam menguraikan lokasi
Etnografi adalah ilmu tentang atau tempat tinggal dan penyebaran
unsur-unsur atau masalah-masalah suku-suku bangsa yang menjadi
kebudayaan suku bangsa dan pokok deskripsi etnografi perlu
masyarakat penduduk suatu daerah dujelaskan cirri-ciri geografinya.
diseluruh dunia secara komprehensif Ada baiknya juga kalau penulis
dan tujuan mendapat pengertian etnografi dapat melukiskan cirri-ciri
tentang sejarah dan proses evolusi geologi dan geomorfologi dari
serta penyebaran kebudayaan daerah lokasi dan penyebaran suku
didunia. (Koentjaraningrat,1993). bangsanya, sedangkan suatu hal
Etnografi berasal dari kata ethos, yang perlu juga adalah keterangan
yaitu bangsa atau suku bangsa dan mengenai cirri-ciri flora dan fauna di
graphein yaitu tulisan atau uraian. daerah yang bersangkutan.
Sebuah karangan etnografi adalah
suatu deskripsi mengenai Unsur-unsur Kebudayaan
kebudayaan suatu suku bangsa. 1. Sistem Bahasa
Namun karena di dunia ini ada suku- Bahasa atau system
suku bangsa kecil terdiri dari hanya perlambangan manusia yang lisan
beberapa ratus penduduk tetapi juga maupun yang tertulis untuk
ada suku-suku bangsa besar yang berkomunikasi satu dengan yang
terdiri dari berjuta-juta penduduk, lain, dalam sebuah karangan
maka seorang ahli antropologi yang etnografi, memberi deskripsi
mengarang sebuah etnografi tentang ciri-ciri terpenting dari
sudahtentu tidak dapat mencakup bahasa yang diucapkan oleh suku
keseluruhan dari suku-suku bangsa bangsa, beserta variasi-variasi dari
yang besar itu dalam deskripsinya. bahasa itu.
Bahan mengenai kesatuan 2. Sistem Peralatan Hidup dan
kebudayaan suku bangsa di suatu Teknologi
komunitas dari suatu daerah Teknologi atau cara-cara
geografi ekologi, atau di suatu memproduksi, memakai, dan
wilayah adminisrtrasi tertentu yang memelihara segala peralatan hidup
menjadi pokok deskripsi sebuah dari suku bangsa dalam karangan
buku etnografi, biasanya dibagi ke etnografi, cukup membatasi diri
dalam bab-bab tentang unsur-unsur terhadap teknologi yang tradisional,
kebudayaan menurut suatu tata-urut yaitu teknologi dari peralatan
yang sudah baku. Susunan tata-urut hidupnya yang tidak atau hanya
itu kita sebut sebagai “ Kerangka secara terbatas dipengaruhi oleh
Etnografi “. Mengenai tata-urut dari teknologi yang berasal dari
unsur-unsur itu, para ahli kebudayaan Ero-Amerika atau
antropologi dapat memakai suatu kebudayaan “Barat”. Teknologi
system menurut selera dari tradisional mengenai paling sedikit
perhatian mereka masing-masing. delapan macam system peralatan
System yang paling lazim dipakai dan unsur kebudayaan fisik yang
adalah system dari unsure yang dipakai oleh manusia yang hidup
paling konkret ke yang paling dalam masyarakat kecil yang

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 5


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

berpindah-pindah atau masyarakat 6. Sistem Pengetahuan


pedesaan yang hidup dari Dalam suatu etnografi
pertanian,yaitu; alat-alat produktif; biasanya ada berbagai bahan
senjata; wadah; alat-alat menyalakan keterangan mengenai pengetahuan
api; makanan, minuman, bahan biasanya meliputi pengetahuan
pembangkit gairah, dan jamu- mengenai teknologi, kepandaian
jamuan; pakaian dan perhiasan; suku-suku bangsa dan perhatian
tempat berlindung dan rumah; alat- terhadap pengetahuan yang
alat transport. mencolok.
3. Sistem Ekomoni dan Mata 7. Kesenian Budaya Jawa
Pencaharian Budaya merupakan nilai dan
System mata pencaharian attitude yang digunakan dan di
tradisional. Perhatian para ahli yakini oleh suatu masyarakat atau
antropologi terhadap berbagai negara. Variabel budaya tergambar
macam system mata dalam kelembagaan negara yang
pencaharianatau system ekonomi bersangkutan (dalam sistem hukum).
hanya terbatas kepada system- Hofstede (1980; 1983) meneliti
sistem yang bersifat tradisional saja, dimensi budaya di 39 negara. Dia
terutama dalam rangka perhatian mendefinisikan budaya sebagai “The
merekan terhadap kebudayaan suatu collective programming of the mind
suku bangsa secara holistik. which distinguishes the members of
4. Sistem Kepercayaan / agama one human group from another”
Kepercayaan / agama telah (Hofstede, 1983) dan membagi
menjadi pokok penting dalam buku- dimensi budaya menjadi 4 bagian :
buku para pengarang tulisan 1. Individualism (lawan dari
etnografi mengenai suku-suku collectivism). Individualism
bangsa ketika ilmu antropologi merefleksikan sejauh mana
belum ada dan hanya merupakan individu mengharapkan
suatu himpunan tulisan mengenai kebebasan pribadi. Ini berlawan
adat istiadat dari suku-suku bangsa dengan collectivism (kelompok)
di luar Eropa. yang didefinisikan menerima
Masalah asal mula dari suatu tanggung jawab dari keluarga,
unsur religi, artinya masalah kelompok masyarakat (suku).
penyebab manusia percaya adanya 2. Power distance merupakan
suatu kekuatan gaib yang sebagai jarak kekuasan antara
dianggapnya lebih tinggi dari Boss B dengan Bawahan S dalam
padanya. hirarki organisasi adalah berbeda
5. Sistem Kemasyarakatan dan antara sejauh mana B dapat
Organisasi Sosial menentukan perilaku S dan
Setiap kehidupan masyarakat sebaliknya (Hofstede, 1983). Pada
diorganisasi atau diatur oleh adat masyarakat yang power distance
istiadat dan aturan-aturan mengenai besar, adanya pengakuan
berbagai macam kesatuan didalam tingkatan didalam masyarakat
lingkungan tempat individu hidup dan tidak memerlukan persamaan
dan bergaul dari hari ke hari. tingkatan. Sedangkan pada
Kesatuan sosial yang paling dekat masyarakat yang power distance
adalah kesatuan kekerabatannya kecil, tidak mengakui adanya
yaitu keluarga inti. perbedaan dan membutuhkan

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 6


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

persamaan tingkatan di dalam Conservatism, and secrecy. Penjelasan


masyarakat. mengenai nilai-nilai sub-budaya
3. Uncertainty avoidance tersebut sebagai berikut:
merupakan ketidakpastian 1. Professionalism vs Statutory
mengenai masa depan adalah Control adalah preferensi untuk
sebagai dasar kehidupan melaksanakan pertimbangan
masyarakat. Masyarakat yang profesional individudan
tingkat ketidakpastiannya tinggi memelihara aturan-aturan yang
akan mengurangi dampak dibuat sendiri untuk mengatur
ketidakpastian dengan teknologi, profesionalitas dan menolak
peraturan dan ritual, sedangkan patuh dengan perundangan-
masyarakat dengan tingkat undangan dan kontrol dari pihak
menghindari ketidakpastian yang pemerintah.
rendah akan lebih santai sehingga 2. Uniformity vs Flexibility adalah
praktek lebih tergantung prinsip suatu preferensi untuk
dan penyimpangan akan lebih memberlakukan praktik
bisa ditoleransi. akuntansi yang seragam antara
4. Masculinity Vs femininity perusahaan dan penggunaan
merupakan nilai Masculine praktik tersebut secara konsisten
menekankan pada nilai kinerja dan menolak flexibelitas.
dan pencapaian yang 3. Conservatism vs. Optimism
nampak,sedangkan Feminine adalah suatu preferensi untuk
lebih pada preferensi pada suatu pendekatan hati-hati dalam
kualitas hidup, hubungan pengukuran dan juga sesuai
persaudaraan, modis dan peduli dengan ketidakpastian masa yang
pada yang lemah. akan datang. Dimensi menolak
Empat dimensi budaya diatas untuk konsep lebih optimis dan
mengidenfikasi nilai dasar yang pendekatan yang penuh resiko.
mencoba untuk menjelaskan 4. Secrecy vs Transparency adalah
persamaan dan perbedaan budaya suatu preferensi untuk bersikap
secara umum di seluruh dunia. konfidensial dan membatasi
Hofstede dan Bond (1988), disclosure informasi mengenai
menambahkan dimensi budaya bisnis dan menolak untuk
kelima yaitu Confucian Dynamism, bersikap transfaran, terbuka, dan
yang kemudian dinamakan dengan pendekatan pertanggungjawaban
orientasi jangka panjang. Hofstede pada publik.
(2001), mendefinisikan jangka Hubungan antara dimensi
panjang sebagai gambaran masa budaya menurut Hofstede dan
datang yang berorientasi pada dimensi akuntansi menurut Gray
reward dan punishment. Dimensi ini dapat diambil kesimpulan sebagai
dicipta kan ketika survey budaya berikut;
cina dan mungkin mewakili 1. Profesionalisme berhubungan
perbedaan antara budaya barat dan erat dengan individualisme yang
timur. Gray (1988), tinggi, sangat tergantung pada
mengidentifikasi empat budaya pertimbangan profesional dan
akuntansi yang bisa digunakan menolak pengawasan hukum.
untuk mendefinisikan sub – budaya Profesionalisme juga
akuntansi: Professionalism,Uniformity, berhubungan dengan tingkat

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 7


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

menghindari ketidakpastian yang batin yang dalam klasifikasi menurut


rendah (menerima variasi Koentjaraningrat (1982: 2) dapat
pertimbangan profesional) dan dimasukkan pada sistem religi atau
masculiniti serta power distance keagamaan Jawa tersimbolisasikan
yang kecil (butuh dana pensiun dalam ungkapan manunggaling
dan mutual fund lainnya). kawula Gusti.
2. Keseragaman dekat dengan Sikap keagamaan masyarakat
tingkat menghindari Jawa sangat kental dengan
ketidakpastian yang kuat dan keyakinan tentang asal mula
individualisme yang rendah serta kehidupan yang disebut sebagai
power distance yang tinggi. sangkan “asal atau kelahiran” dan
3. Konservatisme berhubungan kuat paran “tujuan hidup”. Pengakuan
dengan menghindari orang Jawa terhadap Tuhan Sang
ketidakpastian yang kuat dan Pencipta dapat dilihat pada
induavidualisme yang rendah dan ungkapan-ungkapan yang mengacu
maskulinitas yang tinggi. pada ketergantungan manusia
4. Secrecy sangat dekat dengan terhadap Tuhan. Sejumlah ungkapan
menghindari ketidakpastian yang yang bernada keagamaan tersebut
tinggi dan power distance yang antara lain adalah manungsa
besar serta individualisme dan sadrema nglakoni, sumendhe ing
maskulinitas yang rendah. pepesthening pangeran, pasrah lan
sumarah ing pangeran, wis ginaris
Falsafah Hidup dan Budaya Jawa ing pangeran.
dalam Konteks Bisnis. Budaya Jawa sangat
Masyarakat Jawa memiliki dipengaruhi oleh sikap mental
karakteristik budaya yang khas orang-orang jawa sebagai
sesuai dengan kondisi pandangan hidupnya. Pandangan
masyarakatnya. Prabowo (2003: 24) hidup orang Jawa akan menjadi
membagi budaya secara garis besar acuan dalam bertindak dalam
menjadi dua, yaitu: budaya lahir dan kehidupan. Jong (1976) dalam
budaya batin. Budaya lahir terkait Endraswara (2006: 43)
dengan kedudukan seseorang mengemukakan bahwa unsur sentral
sebagai makhluk individu dan kebudayaan Jawa adalah sikap rila
makhluk sosial. Dalam hal itu, (rela), nrima (menerima), dan sabar.
budaya Jawa memiliki kaidah-kaidah Hal ini akan mendasari segala gerak
yang dapat dengan mudah dan langkah orang Jawa dalam segal
diidentifikasi berdasarkan ungkapan- hal. Rila disebut juga iklas,yaitu
ungkapan budaya sebagai kesediaan menyerahkan segala milik,
pengejawantahan nilai-nilai budaya kemampuan dan hasil karya kepada
yang didukung oleh masyarakat. Tuhan. Nrima berarti merasa puas
Sebaliknya budaya batin terkait dengan nasib dan kewajiban yang
dengan persoalan-persoalan yang telah ada, tidak memberontak, tapi
bersifat supranatural atau hal-hal mengucapkan matur nuwun (terima
yang tidak dapat dijangkau kasih). Sabar, menunjukkan
berdasarkan penghitungan empiris ketiadaan hasrat, ketiadaan nafsu
atau objektif, tetapi menduduki yang bergolak.
posisi yang penting dalam sistem Di samping sikap mental,
kehidupan masyarakat Jawa. Budaya orang Jawa juga memiliki etos kerja

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 8


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

yang kuat dan disiplin tinggi. Etos terkandung dalam hadist nabi yang
kerja ini diajarkan pertama kalinya diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, yang
oleh para orang tua kepada anaknya berbunyi: ”Kalau kalian benar-benar
ketika mereka sudah berumur akil bertawakal kepada Allah, niscaya
baligh. Nilai-nilai yang ditanamkan Allah memberi rizqi kepada kalian,
orang tua kepada anaknya tersebut sebagaimana burung-burung diberi
adalah terkait dengan kewajiban rizqi; pagi-pagi mereka
dalam mencari penghidupan meninggalkan sarang dalam keadaan
(pemenuhan kebutuhan hidup lapar, dan sore hari pulang dalam
sehari-hari). Mereka akan terus keadaan kenyang”.
mendorong anaknya dengan Dalam etos berbisnis orang
memberikan nilai-nilai yang arif dan Jawa sangat memegang prinsip-
memberikan sebuah perumpamaan- prinsip leluhurnya. Ketika memulai
perumpamaan sebagai tuladha untuk melakukan aktivitas bisnis
(contoh). Kata-kata arif yang sering para orang tua mengingatkan Gusti
diucapkan oleh orang tua kepada ora sare (Tuhan tidak tidur).
anaknya agar mau bekerja, misalnya Ungkapan ini memiliki makna
ana dina ana upa , artinya ada hari bahwa kita harus memulai aktivitas
pasti ada rezeki; aja sangga dengan memohon apa yang kita
uang“jangan berpangku tangan”; inginkan. Di samping itu ungkapan
obah-mamah, lebih lengkapnya tersebut memiliki nuansa persuasif
dalam sebuah nasehat sing sopo agar seseorang selalu berhati-hati
gelem obah bakal mamah, artinya sebelum berbuat (Suratno dan
siapa yang mau berusaha (bekerja) Astiyanto, 2009: 93). Tuhan selalu
pasti akan makan (Prabowo, 2003: mengawasi sehingga manusia harus
23). Nasehat tersebut memiliki arti memikirkan apakah tindakan yang
yang sangat dalam. Obah yang dilakukannya berpengaruh baik atau
berarti bergerak, menunjukkan buruk, baik bagi dirinya maupun
bahwa kita harus bekerja untuk orang lain.
mendapatkan mamah (makan) yang Prinsip penting orang Jawa
berarti rizki. dalam etos dagang adalah ungkapan
Bahkan tidak jarang orang tua jujur bakal mujur “jujur akan
yang memberikan gambaran kepada bahagia. Jadi orang Jawa
anaknya dengan ungkapan manuk berkeyakinan bahwa seseorang yang
esuk-esuk metu sak jerone luwe, berani dan selalu berperilaku jujur
mulih sore iso dadi wareg . Artinya akan mendapatkan kebahagiaan.
seekor burung pagi-pagi keluar Orang yang mampu berlaku jujur
dalam keadaan lapar, pulang sore akan memiliki keuntungan karena
dalam keadaan kenyang. Ungkapan apa pun alasannya, orang yang
ini menggambarkan bagaimana mampu bersikap jujur akan
seekor burung saja mampu mendapatkan ketenangan hati dan
memenuhi kebutuhan hidupnya dirinya tidak merasa bersalah.
setiap hari. Menurut falsafah Pikiran cerdik dalam berdagang
tersebut manusia seharusnya orang Jawa adalah dengan
memiliki kemampuan yang lebih menghindari kegedhen empyak
dari seekor burung. Ungkapan kurang cagak, artinya terlalu besar
tersebut sebenarnya diambil dari rangka atap kurang tiang.
sebuah ajaran Islam yang Ungkapan Jawa tersebut sebagai

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 9


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

peringatan bahwa jika seseorang ungkapan tuna satak bathi sanak


memiliki rencana dan keinginan, dalam pergaulan para bakul.Artinya,
hendaklah sesuai dengan rugi uang asal untung saudara.
kemampuannya. Ungkapan ini juga ungkapan yang sering ditemukan
mengingatkan untuk mengelola kas dalam pergaulan para bakul
dengan sebaik-baiknya agar dapat (pedagang) tersebut menunjukkan
menjalankan roda bisnis bahwa kebahagiaan orang
Akuntansi dalam Sikap berdagang tidak selalu diukur
Narima ing Pandum dengan keuntungan berupa uang.
Pada bagian ini akan ditelusuri Bagi seorang pedagang yang dalam
perilaku orang jawa yang tercermin bahasa jawa disebut bakul,
dalam falsafah hidup dan etos mendapatkan saudara atau rekanan
kerjanya dalam melakukan praktik dalam berusaha pun dihitungnya
di medan kehidupan sehari-hari sebagai keuntungan (laba). Oleh
dengan bekal capital yang sebab itu, seorang pedagang rela
dimilikinya. Sebagaimana diuraikan menjual barang dagangannya
dalam bagian sub judul falsafah dengan harga sedikit lebih rendah
hidup dan etos kerja, dapat dari penawarannya demi menjalin
disimpulkan bahwa nilai-nilai hubungan dengan orang lain, yakni
kearifan budaya Jawa dalam konteks pembeli. Bagi orang Jawa harta
praktik bisnis paling tidak meliputi bukanlah segala-galanya. Ukuran
obah-mamah-sanak. Perilaku obah kekayaan seseorang pun tidak selalu
(bekerja) bagi sebagian besar orang ditentukan dengan banyaknya harta
Jawa adalah merupakan sesuatu yang dimiliki. Manusia jawa
yang harus segera dipraktika n di merupakan sosok yang dapat
mana pun tempatnya mereka berada menerima kondisi atau nasib yang
dan dengan seluruh kemampuan terjadi dalam hidupnya dengan
(capital) yang dimilikinya. dilandasi rasa percaya pada
Konsekwensi positif dari perilaku kemurahan Tuhan sehingga segala
obah adalah akan memunculkan sesuatu diterima dengan jiwa narima
mamah (makan). Mamah sebenarnya ing pandum (Marbangun, 1995: 65).
merupakan bagian dari rizqi yang Sikap hidup yang
Tuhan berikan. Mamah bukan hanya mencerminkan kerukunan tersebut
sekedar makan dalam konteks tidak terlepas dari sikap tepo slira
menyambung hidup saja melainkan (tenggang rasa). Jika persaudaraan
diharapkan menyisakan sesuatu menjadi pertimbangan yang khusus,
yang dapat ditabung untuk maka seorang bakul tidak mungkin
kebutuhan jangka panjang. menipu pembeli dengan menjual
Meskipun orang Jawa meyakini harga tinggi untuk barang
bahwa hal tersebut berasal dari berkwalitas rendah. Lagi pula
sangkan paran (berasal dari Tuhan pedagang yang memiliki cara
yang diberikan dari arah manapun berpikir Jawa tidak akan nuthuk
baik halal maupun haram), namun rega (menipu dengan harga tinggi).
mereka tetap menjaga agar rizqi Penipuan berbentuk nuthuk rega
yang didapat memperoleh ridhaning akan mengecewakan para pembeli
gusti. dan menjauhkan pedagang dengan
Sebagaimana telah dijelaskan pelanggannya. Orang Jawa meyakini
bahwa kita sering mendengar bahwa perbuatan menipu orang lain

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 10


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

merupakan tindakan negatif. sendiri tidak terlepas dari


Dengan berbekal kesadaran bahwa kebudayaan yang berkembang di
nandur bakal ngundhuh ”menanam mana di dalam prosesnya akan
akan memetik” atau ngundhuh melibatkan, kelompok, orang-orang,
wohing pakarti ”memetik buah lembaga dan masyarakat (Mulyana,
perbuatan”, sikap dan perilaku orang 2001). Penelitian yang
Jawa sesungguhnya dikendalikan menggunakan pendekatan etnografi
oleh cahaya hati nurani untuk sendiri seringkali dapat
menjauhi perbuatan nistha. mengungkapkan fenomena
fenomena yang ada di masyarakat.
METODOLOGI PENELITIAN Etnografi membangun teori
Dalam penelitian ini, metode kebudayaan atau penjelasan tentang
penelitian yang digunakan bagaimana orang berpikir, percaya,
menggunakan pendekatan kualitatif. dan berperilaku yang disituasikan
Menurut Creswell (2007) metode dalam ruang dan waktu setempat.
kualitatif adalah proses penyelidikan Metode penelitian etnografi
pemahaman berdasarkan tradisi sendiri, dapat dikatakan cukup
metodologi yang berbeda dari jarang dilakukan dalam bidang
penyelidikan yang mengeksplorasi akuntansi. Hal ini seperti yang
masalah sosial atau manusia. Peneliti diungkapkan oleh Dey, (2001),
membangun kompleksitas, etnografi sendiri masih dianggap
gambaran holistik, menganalisis kontroversi untuk mengekplorasi
data, melaporkan pandangan rinci bidang akuntansi. Hal ini
dari informasi dan melakukan dikarenakan diperlukan pengujian
penelitian di lingkungan. empiris terhadap uji kritis yang
dijalankan. Selain itu penelitian studi
Pendekatan Penelitian empiris yang masih kurang
Dari latar belakang penelitian dilakukan dengan metode etnografi
ini, permasalahan yang ditetapkan dalam literatur akuntansi membuat
adalah bagaimana praktek akuntansi para peneliti cukup lama
di kalangan pedagang keliling yang memperdebatkan metode ini. Tetapi
berbasis budaya, yang notabene dijabarkan lebih lanjut oleh Dey
tidak memiliki latar belakang (2001), bahwa pengalaman
pendidikan akuntansi, dan etnografis sendiri dapat
implementasi dari praktek menjabarkan bentuk-bentuk baru
akuntansinya dipengaruhi oleh latar akuntansi yang berkembang. Tidak
belakang budaya yang berkembang serta merta standarisasi praktek
di masyarakat. Karena itu penelitian akuntansi dapat berpengaruh
ini menggunakan pendekatan langsung ke setiap aspek budaya di
kualitatif dengan pendekatan kehidupan masyarakat, tetapi justru
Etnografi yang rasional dan dengan pendekatan etnografis ini,
bertujuan untuk mengeksplorasi dapat ditemukan pendekatan baru
lebih hal hal yang berkaitan dengan dalam bidang akuntansi.
praktek akuntansi yang berkembang Teknik Pemilihan Informan dan
di masyarakat. Tempat
Etnografi secara umum adalah Menurut Spradley (1997) ada
menuliskan kembali apa yang terjadi lima syarat minimal untuk memilih
pada masyarakat. Sehingga etnografi

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 11


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

informan dalam penelitian etnografi, penjualan sudah mencapai kepada


yaitu: tingkat yang lebih besar.
1. Enkulturasi penuh, informan Dalam skala ini para pelaku
mengetahui budaya miliknya usaha sudah cukup stabil dalam
dengan baik. memproduksi dengan kapasitas
2. Keterlibatan langsung industri. Selain itu volume penjualan
3. Suasana budaya yang tidak yang sangat tinggi, hingga
dikenal, biasanya akan semakin memungkinkan para pelaku usaha
menerima tindak budaya melakukan ekspor ke luar negeri.
sebagaimana adanya, dan tidak Dalam pemetaan lokasi penjualan,
akan basa-basi para pelaku usaha kripik tempe
4. Memiliki waktu yang cukup dalam skala besar dapat memliki
5. Non analitis artinya informan bangunan tersendiri untuk
menggunakan bahasa, cara, sudut melakukan penjualan dan juga di
pandang mereka sendiri tanpa lokasi strategis seperti di pinggir
ada penyesuaian dengan jalan raya.
etnografer. Pemberian kategori terhadap
Tentu saja, lima syarat ini informan akan mempermudah
merupakan idealisme, sehingga penelitian dalam mengobservasi
kalau peneliti kebetulan hanya interaksi budaya dan praktek
mampu memenuhi dua sampai tiga akuntansi yang terjadi dalam
syarat pun juga sah-sah saja. industri kripik tempe, yang
Apalagi, ketika memasuki lapangan, merupakan makanan khas kota
peneliti juga masih menduga-duga Malang. Selain itu pembagian
siapa yang pantas menjadi informan kategori ini dimaksudkan pula untuk
yang tepat sesuai penelitiannya. mengetahui perkembangan industri
Dalam penelitian ini, yang tersebut.
selama prosesnya menekankan pada
subjektifitas dan pengungkapan inti Memilih Informan
dari pengalaman dengan sebuah Pada akhirnya peneliti memilih
metodologi yang sistematis. Obyek lima informan dari pelaku/pedagang
penelitian yang akan diteliti disini keliling dibeberapa lokasi. Teknik
adalah para pedagang keliling di pemilihan informan dilakukan
kota Semarang. Sedangkan kategori dengan melalui pendekatan
selanjutnya adalah kategori usaha snowball. Terdapat lima pedagang
kecil adalah usaha dengan jumlah yang menjadi informan dalam
dan volume produksi memiliki penelitian ini. Hal tersebut
kapasitas yang lebih besar. Sehingga didasarkan oleh usia dan media yang
pelaku usaha dapat memproduksi digunakan. Hal ini berkaitan dengan
sendiri kripik tempe dan dalam lokasi dari para pedagang menjual
proses penjualannya mereka sudah dagangannya.
dapat menjual dalam toko mereka Penelitian ini dilakukan secara
sendiri yang pada umumnya observasi yang dilakukan peneliti
merupakan bagian dari rumah memakan waktu seminggu untuk
mereka. Dan kategori selanjutnya semua informan yang dipilih oleh
adalah kategori usaha besar, di mana peneliti. Saat peneliti masih dalam
dalam volume produksi dan pencarian informan, peneliti sendiri
masih menemukan kesulitan antara

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 12


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

lain dikarenakan sikap skeptisme dimaksudkan oleh peneliti. Sehingga


dari pedagang dalam proses peneliti harus menjabarkan lebih
penelitian ilmiah, walaupun rinci gambaran praktek akuntansi
penelitian ilmiah dan wawancara yang dimaksud, seperti pencatatan
dilakukan di pingir jalan. transaksi, pengakuan modal serta
asset pemilik.
HASIL PENELITIAN Para pedagang mengaku tidak
Inti dari keseluruhan melakukan praktek akuntansi
penelitian etnografis adalah apapun dalam usaha yang
penentuan makna budaya yang dijalankannya. Hal ini disebabkan
terkandung di dalamnya. Penentuan oleh beberapa alasan yang
makna tersebut dapat ditemukan mendasari, contohnya adalah merasa
melalui domain atau kategori tidak praktis dalam penggunaannya.
simbolik apa pun yang mencakup Seperti yang diungkapkan oleh Ibu
kategori-kategori lain. Sehingga kita Wati yang menjual dagangannya
dapat mengetahui pencakupan mengunakan motor sebagai berikut:
makna berdasarkan informasi yang “…wah ya ndak sempet mas
diberikan. Salah satu domain yang saya nyatet-nyatet begitu.
cukup signifikan akan mengarahkan Soalnya wis kebiasaan juga.
peneliti dalam menentukan fokus mbiyen sempet mas saya
penelitian sementara. Dalam hal ini nyatet, kayak berapa ongkos,
domain yang muncul ke permukaan untung dan segala macem. Tapi
secara mencolok adalah sikap makin kesini kok makin ribet,
nrimo/iklas yang sedikit banyak ya sudah enggak saya teruskan
merupakan penggambaran dari lagi.”
masyarakat. Peneliti sempat berasumsi jika
sebuah usaha masih kecil dan hanya
Praktek Akuntansi dan Perilaku ditangani sendiri maka tidak terlalu
Para Pedagang Keliling dibutuhkan pencatatan yang
Semua pedagang keliling dapat memadai. Karena yang bertanggung
dikategorikan menjadi usaha mikro jawab si pedagang yang sekaligus
kecil. Pedagang keliling yang pelaku dan pemilik jaga. Seperti
menjadi informan peneliti sangat yang dikatakan Ibu Murni yang
diwarnai oleh budaya yang menjajakan dagangannya
berkembang di dalam kehidupan menggunakan mobil bak terbuka
sehari hari dan mempengaruhi aspek yang dikasih terpal diatasnya,
usaha termasuk di dalamnya praktek “… Saya enggak pake
akuntansi. Disertai dengan saratnya catetan mas, orang ini yang
budaya kekeluargaan dan tingginya jualan kan cuma saya sama suami
tingkat kepercayaan, membuat saya. Lagipula perputaran
kesadaran akan praktek akuntansi uangnya kan cepet sekali mas,
sangat kurang di sebagian besar kalau misalnya mau nyatet uang
para pedagang. Kenyataan tersebut keluar, uda ada pemasukan lagi.
sangat mencolok ketika peneliti Terus mau nyatet uang masuk,
menanyakan praktek akuntansi yang uda habis aja jadi modal. Jadi ya
dijalani, dan tidak ada satu pun ndak sempet mas....”
informan yang memahami praktek Dalam penelitian sebelumnya,
akuntansi semacam apa yang praktek akuntansi dalam rumah

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 13


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

tangga maupun usaha mikro terbagi mengambil keputusan, dan kontrol


menjadi dua yaitu, akuntansi dengan internal (walaupun lemah) telah
tulisan dan akuntansi tanpa tulisan. dilakukan oleh para pedagang.
Maka hal tersebut juga menjadi Tetapi sebagaimana yang
acuan peneliti dalam diungkapkan Syariati (2012),
mengklasifikasikan praktek keberadaan akuntansi pada usaha
akuntansi yang dilakukan oleh para mikro dapat muncul dalam bentuk
pedagang keliling tersebut.. Yang lain seperti akuntansi dalam ingatan.
selanjutnya peneliti menemukan Sebagian besar pedagang keliling
bahwa praktek akuntansi tanpa disemarang melakukan praktek
catatan lebih menonjol dibandingkan akuntansi sederhana yang dilakukan
dengan akuntansi dengan catatan, tanpa catatan. Pada pedagang
Jacob dan Kemps (2002) keliling, hal ini terbukti dengan
menyatakan terdapat beberapa bagaimana para pelaku usaha
faktor yang mempengaruhi menentukan harga jual dan
keberadaan akuntansi pada usaha kebijakan akuntansi yang mereka
mikro, dalam studi kasusnya di terapkan untuk bisnis mereka.
Bangladesh. Terdapat empat faktor Penerapan harga jual dan
yang dijabarkan untuk menjelaskan volume penjualan setiap hari para
ketiadaan maupun keberadaan pedagang keliling dipengaruhi oleh
akuntansi di Bangladesh yaitu tiga faktor utama, yaitu (1) total
pertama ketiadaan permintaan biaya bahan baku (biaya yang
institusi atau negara mengenai dikeluarkan untuk membeli stock)
bentuk akuntasi pada usaha mikro. dan tenaga kerja langsung, (2) harga
Kedua tingkat melek huruf yang yang menyesuaikan permintaan
masih rendah di Bangladesh. Ketiga, pasar, dan (3) biaya kebutuhan
orientasi bisnis usaha mikro yang keluarga sehari-hari. Ketiga faktor
masih cenderung berbasis kas tersebut diperhitungkan secara
sehingga cenderung membatasi sederhana oleh para pedagang
penggunaan akuntansi. Keempat keliling. Mengingat dengan latar
budaya masyarakat yang kental akan belakang pendidikan informan yang
rasa percaya dan menjunjung tinggi tidak memahami penerapan
kepercayaan yang diberikan akuntansi pada umumnya dan
kepadanya membuat akuntansi melakukan praktek akuntansi
menjadi tidak berguna. berdasarkan ingatan dan kebiasaan.
Akuntansi yang terdapat pada Faktor pertama, yaitu
para pedagang keliling di sebagian perhitungan harga jual berdasarkan
kota semarang memang tidak dapat total biaya bahan baku dan tenaga
terdeteksi secara gamblang. kerja langsung. Dari kelima
Meskipun begitu, jika dilakukan informan, peneliti menemukan
pendekatan yang lebih mendalam, bahwa mereka memahami
keberadan akuntansi secara perhitungan biaya secara total,
sederhana akan dapat dilihat. bukan secara satuan. Para informan
Walaupun secara konteks, seperti dapat menjelaskan secara rinci
pencatatan maupun pembukuan dan berapa jumlah uang yang mereka
pelaporan tidak ada, tetapi hal-hal belanjakan untuk memenuhi biaya
dalam pemenuhan tujuan akuntansi bahan baku, tetapi secara general.
seperti pemenuhan informasi untuk Lalu, faktor yang kedua, harga yang

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 14


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

menyesuaikan permintaan pasar, dirugikan oleh asimetri informasi


dalam menetukan takaran akan khususnya pada internal perusahaan,
menyesuaikan dengan selera dan sebagian besar pihak yang
konsumen sehingga akan dirugikan adalah pihak pemilik.
mendapatkan pelanggan yang lebih Asimetri informasi merupakan
banyak. Sehingga secara tidak pembahasan terakhir dalam bidang
langsung, konsumen juga teori keagenan yang memfokuskan
mengambil peran dalam pada masalah-masalah yang
menentukan informasi yang ditimbulkan oleh informasi yang
dibutuhkan oleh para pedagang. tidak lengkap, yaitu ketika tidak
Memang tidak ada catatan yang semua keadaan diketahui oleh kedua
dibuat, tetapi intuisi bisnis dan belah pihak dan sebagai akibatnya,
kebiasaan menjadi patokan utama ketika konsekuensi-konsekuensi
dalam mengambil keputusan. tertentu tidak dipertimbangkan oleh
Sedangkan, pada faktor yang ketiga masing-masing pihak yang
akan mempengaruhi jumlah bersangkutan. Misalnya, pihak
produksi untuk memenuhi pemilik perusahaan mungkin tidak
kebutuhan biaya keluarga setelah mengetahui preferensi manajer
dikurangi dengan harga pokok perusahaan sehingga tidak sulit
produksinya. bagi keduanya untuk melakukan
Walaupun pada awalnya kepentingan perhitungan yang telah
informan mengaku jika tidak disebutkan sebelumnya (Deegan,
melakukan praktek akuntasi, tetapi 2004). Tetapi pada penelitian ini,
sebenarnya para pengusaha mikro asimetri informasi yang terjadi pada
tersebut telah melakukan praktek internal pedagang keliling itu didak
akuntansi dalam bentuk yang paling ditemukan. Hal ini disebabkan
sederhana. Seperti yang karena lingkup usaha yang kecil dan
diungkapkan oleh Alvarez, et al. juga keterbukaan yang ditunjukan
(2005) dalam studi kasusnya pada oleh semua pelaku usaha, mengenai
perusahaan kecil Medina Garvey SA, transaksi yang mereka lakukan.
ditunjukkan bahwa praktek Seperti yang terjadi pada pedagang
akuntansi tidak serta merta yang biasa berkeliling pake motor
dipraktekan sempurna sesuai dengan yang namanya pak Trisno.
ketentuan akuntansi yang berlaku, Pak Trisno: Bu... bungkuse
melainkan bertahap. Sehingga ketika plastik kresek telas.. niki kulo tak
perusahaan tersebut sudah bertahan tumbas teng warungan ngajeng
sekian tahun lamanya, penyesuaian ngeh?
dalam bidang akuntansi pun akan Pembeli: Aku sing tuku kang...
terjadi. Melihat hal tersebut, maka aku yo arep sisan tuku banyu
wajar dalam perkembangannya aqua galon nang warung
akuntansi yang dipraktekkan oleh ngarep..
pedagang keliling masih dalam Pak Trisno: ngeh mpun nek
bentuk yang sederhana. mboten ngrepoti ini yotrone
Dalam tingkatan bisnis yang (sambil memberikan selembar
lebih tinggi, praktik akuntansi yang uang pecahan Rp 50.000,-)
tidak sesuai dapat menimbulkan Setelah beberapa saat...
asimetri informasi. Pada umumnya Pembeli: iki plastik kresek sak
akan ada salah satu pihak yang bungkus ya kang... susuke iseh

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 15


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

nang warung, jare pelayan dengan kejadian di masa depan.


warung durung ono duwit sing Karena pengambilan keputusan dan
ngo nyusuki informasi akuntansi berada dalam
Pak Trisno: ngeh mpun mboten fokus waktu yang berbeda, maka
nopo nopo, mbenjang njeh proses pengambilan keputusan
ketemu maleh kok..... dilakukan dengan menggunakan
Hal tersebut sering menjadi data akuntansi tertentu yang
pemandangan sehari-hari dan didukung oleh informasi non-
interaksi yang sudah biasa terjadi keuangan lainnya (Ikhsan dan Ishak,
dalam praktiknya di lapangan. Satu- 2005).
satunya kontrol internal adalah Seperti yang diungkapkan oleh
kepercayaan yang tumbuh satu sama Ikhsan dan Ishak (2005),
lain di antara pekerja dan pemilik. pengambilan keputusan pada para
Budaya kekeluargaan yang kental pedagang walaupun terbatas,
seakan menghilangkan prasangka, dipengaruhi oleh informasi ekonomi
maka dari itu asimetri informasi yang dimiliki dan juga informasi
jarang ditemui, karena antara non-keuangan lainnya. Termasuk di
komponen usahanya tidak ada dalamnya budaya yang hidup dalam
batasan, antara pemilik dan masyarakatnya. Tradisi menjadi
karyawan hanyalah sebatas status. salah satu penentu keputusan yang
Memang kurangnya kesadaran turut diambil dalam usaha. Dan juga
mempengaruhi praktek akuntansi interaksi antara masyarakatnya juga
yang ada di dalam usaha pedagang menjadi faktor yang perlu
keliling. Tetapi bukanlah hal yang dipertimbangkan dalam
tidak mungkin jika praktek pengambilan keputusan para
akuntansi yang benar akan dapat pedagang tersebut.
dipraktekkan oleh para pedagang. Dalam interaksinya, budaya
Hanya saja diperlukan suatu pemicu dan karakteristik masyarakat sangat
yang dapat membuat para pedagang, berpengaruh dalam pengambilan
menyadari pentingnya melakukan keputusan. Seperti yang
praktek akuntansi yang sesuai. digambarkan dalam penetuan harga
jual, sering kali harga jual
Pengambilan Keputusan, terpengaruh oleh pembeli dan juga
Akuntansi dan Budaya persaingan. Seperti yang
Tentu saja informasi ekonomi diungkapkan oleh Zashabila (2012),
yang didapat dari praktek akuntansi, yang dalam penelitiannya
walaupun dalam bentuk paling memahami praktek manufaktur pada
sederhana akan mempengaruhi tukang bakso, bahwa usaha mikro
pengambilan keputusan pemilik merupakan salah satu contoh dari
usaha / pedagang. Peran akuntansi pasar persaingan sempurna, di mana
sendiri adalah memberikan informasi jumlah penjual dan pembeli sama-
berkaitan dengan peristiwa- sama banyak.
peristiwa di masa lalu. Dan tidak Hal tersebut menandakan
dengan sendirinya akan mengubah bahwa, walaupun jenis pasarnnya
keadaan atau suatu kejadian, kecuali persaingan sempurna, tetapi pada
terdapat proses pengambilan praktiknya, para pedagang masih
keputusan yang akan mempengaruhi memegang rasa persaudaraan.
kebijakan dengan konsekuensinya Terdapat salah satu makna budaya

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 16


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

yang terkandung dalam usaha budaya, bisnis, dan praktik akuntansi


kekeluargan seperti yang tumbuh dengan harmoni yang sesuai
digambarkan oleh ibu Intan dan saling mendukung satu sama
tersebut. Yaitu masing- masing lain.
pedagang dengan latar belakang
agama Islam, percaya bahwa KESIMPULAN
memang rejeki adalah sesuatu yang Setelah melakukan pemaparan
diatur oleh Allah SWT. Dalam dari hasil penelitian dan analisis data
wawancara sering sekali informan dari wawancara dengan informan,
menekankan hal tersebut. sesuai dengan rumusan penelitian
“…Kita memang nyari yang diajukan di awal, penelitian ini
untung mas, apalagi buat hidup dapat menarik beberapa kesimpulan
dengan kebutuhan keluarga antara lain: Diakui oleh informan
yang banyak dan harga barang- jika mereka tidak melakukan praktek
barang juga makin banyak. Tapi, akuntansi karena terkendala oleh
asal kita usaha, semua orang berbagai macam faktor. Antara lain
pasti ada rejekinya masing- kurangnya kesadaran akan
masing..” kata ibu Parmi, yang pentingnya mereka
biasa mangkal di perumahan mempraktekan akuntansi pada
didaerah ngaliyan. bisnisnya. Mereka menganggap hal
“… ya cukup ga cukup tersebut sangat merepotkan, saat di
mas. Alhamdulillah sih kalau sisi lain mereka juga harus
saya untung segitu udah apa memikirkan bagaimana produksi
ya udah Alhamdulillah sekali dari usahanya akan terus
mas,, memang rejekinya berkembang. Tetapi, tidak dapat
segitu yang dikasi Allah, dipungkiri jika praktek akuntansi,
semuanya disyukuri aja..”Ibu tanpa mereka sadari telah dilakukan.
Ranti pedagang keliling Mereka melakukan praktek
didaerah manyaran/ akuntansi berdasarkan ingatan dan
Nilai religius yang terkandung pengalaman, sehingga menjadi
di dalamnya membuat praktik terbiasa.
akuntansi yang memang dilakukan Selain itu, tujuan dalam
secara tradisional akan penyajian informasi yang
mempengaruhi. Kreatifitas dibutuhkan oleh pihak internal dapat
menjadikan salah satu hal terpenting dipenuhi. Walaupun dalam bentuk
dalam mempertahankan usaha dan paling sederhana dan tidak sesuai
pengambilan keputusan. Salah satu dengan akuntansi pada umumnya.
budaya yang mereka pertahankan Hal ini disebabkan karena pemilik
hingga kini adalah memegang usaha dan seluruh komponen di
identitas sebagai pedagang keliling bawahnya turun tangan secara
dikota Semarang. Walau dengan langsung dan bersama-sama dalam
pengetahuan yang terbatas, menjalankan usahanya.
terutama untuk masalah bisnis dan Hal ini lah yang
pengelolaan di dalamnya, mereka menggambarkan bentuk praktek
akan terus berkembang dengan akuntansi yang terpengaruh oleh
menggunakan pengalaman yang tema budaya dan karakteristik
telah mereka jalani selama bertahun- masyarakat. Mereka tidak akan
tahun. Sehingga interaksi antara berfokus, bagaimana mencari laba

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 17


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

sebesar-besarnya. Tetapi yang Accounting, Organizations &


mereka cari adalah bagaimana Society, 27(4/5): 347-61.
memenuhi kebutuhan keluarga Creswell, J.W. (2007). Qualitative
dengan cara mengolah dan menjual. Inquiry and research Design:
Selain itu walaupun tingkat Choosing Among Five
persaingan yang sangat tinggi, Approaches. Sage Publication
mereka dapat menangani hal Inc.
tersebut dengan bijak dan percaya Deakins, D., Logan, D., and Steele,
bahwa nilai-nilai religius akan L. (2001). The Financial
membantu dalam usaha mereka. Management in Small
Enterprise. The Association of
Daftar Pustaka Chartered Certified Accountant,
Alvarez, C., Dardet, E., Juan, BS. London, UK.
(2007). Accounting Change At Deegan, C. (2004). Financial
A Small Business: The Case of Accounting Theory.
Medina Garvey, SA (1963- Australia: McGraw-Hill
1968). Universidad Pablo de Australia Pty Limited.
Olavide de Sevilla. Sevilla, Dey, C. (2001). The Use of Critical
Spanyol. Ethnography as An Active
Armando, Z.R. (2014). Eksplorasi Research Methodology.
dan Remodelling Akuntansi Accounting, Auditing &
Pada Usaha Mikro Dan Kecil Accountability Journal, Vol. 15
(UMK). Skripsi. Malang: No. 1, 2002, pp. 106-121.
Program Sarjana Unversitas Endraswara, S. (2003). Budi Pekerti
Brawijaya. dalam Budaya Jawa.
Bani, M. P., Ronny H.M. (2010). Yogyakarta: Penerbit Hanindita
Succession Plan dengan Graha Widya.
Familywned Enterprise(FOE) Espa, V. (2011). Konstruksi Bentuk
Pada Perusahan Pertambakan. Akuntansi Keluarga
Agora Vol. 1, No 3 (2013). (Pendekatan Hipnometodologi).
Program Manajemen Bisnis, Tesis. Malang: Program
Program Studi Manajemen, Pascasarjana Universitas
Universitas Kristen Petra. Brawijaya.
Chariri, A. (2009). Financial Finch, N. (2007). Towards an
Reporting Practice as A Ritual: Understanding of Cultural
Understanding accounting Influence on the International
Within Institutional Practice of Accounting. Journal
Framework. Prosiding of International Business and
Simposium Nasional Akuntansi Cultural Studies.
XIII. Purwokerto. Fock, S. T. (2009). Dynamics of
Chow, C.W., Harrison, G.L., Family Business. Singapore:
McKinnon, J.L. and Wu, A. Cengage Learning Asia Pte.
(2002). The Ltd.
Organizational,Culture of Gray, S.J. (1988). Towards a theory
Public Accounting Firms: of cultural influence on the
Evidence from Taiwanese development of accounting
Local & US Affiliated Firm. systems internationally.
Abacus. Vol. 24: 1-15.

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 18


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

Hofstede, G. (1999). Cultures and Naim, M. (1979). Merantau: Pola


Organization. McGraw-Hill Migrasi Suku Minangkabau.
International (UK) Limited. Yogyakarta: Gajah Mada
Hopwood, A.G. (2009). Accounting University Press.
and The Environment. Neuman, W.L., (2000). Social
Accounting, Organizations and ResearchMethods: Qualitative
Society 34 (2009) 433– 439. and Quantitative Approaches,
Humprey, M.; Watson, T.J.(2009). 7th Edition. Wisconsin:
Ethnographic practices: from Pearson.
'writing-up ethnographic Novaresh I., Dilami, Z. D. (2007).
research' to 'writing The Impact of Culture on
ethnography. in Ybema, S; Accounting: Does Gray‟ s
Yanow, D; Wels, H; Kamsteeg, Model Apply to Iran?. Review
F.(ed) Organizational of Accounting and Finance, 6, 3,
ethnography: Studying the 254-272.
complexities of everyday Purwadi.(2008). Sejarah Sastra Jawa
organizational life. London: Klasik. Yogyakarta:
Sage Publications. Panji Pustaka. Raharjo, A.P., Ari
Ikhsan, A.,Muhammad Ishak.(2005). Kamayanti. (2013).The
Akuntansi Keperilakuan. Implementation of Household
Jakarta: Salemba Empat. Accounting in Families Owning
Jacob, K., Thomas, Kemp. (2002). Micro Scale Businesses.
Exploring Accounting Simposium Nasional Akuntansi
Presence and Absence: Case 17, 2014. Mataram.
Studies from Bangladesh. Saokko, P. (2003). Doing Reseach in
Accounting, Auditing & Cultural Studies; An
Accountability Journal; 2002; Introduction to Classical and
15, 2; ABI/INFORM Complete New Methodological
pg. 143. Approaches. London: Sage
Kanter, R.M,. T. Pittinsky (1995). Publication.
Globalization: A New World Songini, L., et al. (2013). Accounting
for Social Inquiry. Berkeley and Control for Sustainability.
Journal of Sociology 40 (1995- Ebook. Emerald Group
1996) : pg 1-20 Pubishing Limited. ISBN
Kato, T. (2005). Adat Minangkabau 9781780527673 Spradley, J.P.
dan Merantau dalam Perspektif (1997). The Ethnographic
Sejarah.Terjemahan Gusti Interview. Terjemahan: Misbah
Asnan dan Akiko Iwata. Zulfa Elizabeth. Yogyakarta:
Jakarta: Balai Pustaka PT Tiara Wacana Yogya.
Kozan, M.K., Dolun O., Onur O. Young, M. (2013). Cultural
(2012). Owner Sacrifice and Influences on Accounting and
Small Business Growth. Journal Its Practices. Senior Thesis.
of World Business 47 (2012) Honors Program of Liberty
409–419. University.
Liem, Thomas Tjoe. (2007). Rahasia Zalshabila, S. (2012). Javanese Price
Sukses Bisnis Etnis Tionghoa di Setting: Refleksi
Indonesia. Yogyakarta : Media Fenomenologis Harga Pokok
Pressindo. Produksi Pedagang Bakso di

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 19


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014
p-ISSN 2086-3748

Kota Malang. Skripsi. Malang: Brawijaya


Program Sarjana Universitas

Jurnal Ilmu Manajemen dan Akuntansi Terapan (JIMAT) 20


Volume 5 Nomor 1, Mei 2014

Anda mungkin juga menyukai