Anda di halaman 1dari 92

Teknologi Box Girder

Untuk Jembatan
Lengkung Bentang
Panjang
Ir. Arvila Delitriana, MT
Webinar – 25th March 2021
Long Span Curve Bridge in
Indonesia

• Long Span LRT


Kuningan

Simpang Susun Semanggi, Jakarta Jalan Layang Khusus Busway Adam Malik,
Jakaarta
Long Span Curve Bridge in
Indonesia

• Long Span LRT Kuningan

LRT Long Span Kuningan, Jakarta


Metoda konstruksi

Simpang Susun JLKB Long Span LRT


Semanggi Adama Malik Kuningan
progressive Balance Cantilever,
cantilever, precast Balance cantilever, cast in site, with
box with lifter cast in site with traveler and
traveler and vertical prestress
support shoring tendon
Kondisi Khusus Pada
Jembatan Lengkung

1 Torsi yang besar

2 Perbandingan L/R

3 Tarik pada tumpuan


Data Teknis

Simpang Susun
Semanggi
RAMP 1

A1a
A1
P1

P2

P3

P4
RAMP 1
P5

P6

P7

A2a A2 P8
RAMP 2

P8 P9 A2 A2a
P7

P6

P5

P4

P3

P2

P1

A1
A1a
Deskripsi Jembatan
Panjang jembatan : A1 – P4 = 194 m Panjang jembatan : A1 – P4 = 189.5 m

P4 – A2 = 280 m P4 – A2 = 305 m
Jumlah bentang : A1 – P4 = 4 bentang (menerus) Jumlah bentang : A1 – P4 = 4 bentang (menerus)

P4 – A2 = 5 bentang (menerus) P4 – A2 = 5 bentang (menerus)


Konfigurasi panjang bentang : A1 – P4 = 38 – 64 – 52 – 40 m Konfigurasi panjang bentang : A1 – P4 = 38 – 64 – 50.5 – 37 m

P4 – A2 = 40 – 60 – 80 – 57.3 – 42.7 m P4 – A2 = 37 – 58.5 – 80 – 60 – 40 – 29 m


Expansion Joint : A1, P4, A2 Expansion Joint : A1, P4, A2
Jumlah pier : 8 pier (P1 – P8) Jumlah pier : 9 pier (P1 – P9)
Alinyemen vertikal : -6%, 4% Alinyemen vertikal : -6%, 4%
Alinyemen horisontal : R min 90 Alinyemen horisontal : R min 110
Lebar dek : 9m Lebar dek : 9m
Tinggi dek : 2.5 – 4.5 m Tinggi dek : 2.5 – 4.5 m
Lebar lajur kendaraan : 8.2 m Lebar lajur kendaraan : 8.2 m
Metode ereksi : Span by span (false segment), Metode ereksi : Span by span (false segment),
progressive balance cantilver (lifting progressive balance cantilver (lifting
frame) frame)
Tipe Pondasi : Pondasi tiang bor diameter 1200 mm Tipe Pondasi : Pondasi tiang bor diameter 1200 mm
Masa Pelaksanaan
Masa Pelaksanaan
Data Teknis

JLKB Adam Malik


GAMBARAN UMUM JEMBATAN

 Tipe Jembatan : Jembatan Layang Khusus Busway


 Material Struktur : Beton Bertulang dengan post tensioning
prestressed
 Panjang Total Jembatan : 274.8 m
 Jumlah Bentang : 3 bentang
 Konfigurasi Pembentangan : 75m – 125m – 74.8m
 Alinyemen vertikal : Melengkung
 Alinyemen horizontal : Melengkung
 Tipe girder : Cast in situ – single cell prestressed
Box Girder
 Metode Ereksi Deck : Balanced Cantilever dengan form-traveller
GAMBARAN UMUM JEMBATAN

Potongan Memanjang Jembatan


Masa Pelaksanaan
Masa Pelaksanaan
Data Teknis

Long Span LRT


Kuningan
Desain Semula
GENERAL CONSTRUCTION METHOD PONDASI DI BAWAH FLY
OVER (VERTICAL CLEARANCE SEKITAR 5.2 M), DIAMETER : 8 M

Gantry Crane
Jacking System

Ground Anchor inclinometer

Retaining Structure

Excavator
denah
Potongan memanjang

Underpass
PENAMPANG BOX GIRDER

Closur
e
Pier
DIMENSI TRACK
KRITERIA DESAIN
PERATURAN YANG MENJADI ACUAN
MATERIAL
BETON
MATERIAL

TULANGAN

PRESTRESSING STRAND
Design load
DEAD LOAD

SUPERIMPOSED DEAD LOAD


DESIGN LOAD
LIVE LOAD

Struktur direncanakan untuk memikul 6 gerbong


DESIGN LOAD

LONGITUDINAL LOAD

The longitudinal force should act simultaneously with vertical live load on all wheel and
be taken in the other direction, forward in braking or reverse in acceleration
DESIGN LOAD
CENTRIFUGAL LOAD
DESIGN LOAD
NOSING LOAD

Nosing load shall be taken as 8% for unfactored vertical vehicle load.


If centrifugal and nosing load act simultaneously, only the larger force will be considered

DERAILMENT LOAD

Derailment load include horizontal forces of 50% standard vehicle to the top of the flange girder

• Situation 1
DESIGN LOAD
DERAILMENT LOAD

• Situation 2
DESIGN LOAD

WIND LOAD

UNIFORM TEMPERATURE LOAD

GRADIENT TEMPERATURE LOAD


DESIGN LOAD

CREEP AND SHRINKAGE

DIFFERENTIAL SETTLEMENT
Differential settlement for multispan continuous concrete bridge is assumed to
be equal to 20 mm for long term

CONSTRUCTION LOAD FOR SEGMENTAL CONSTRUCTION

Berat Moveable Form-Traveler = 65 ton


DESIGN LOAD
SEISMIC LOAD Beban gempa mengacu pada SNI 2833:2016 dengan probabilitas terlampaui 7 persen
dalam 75 tahun
DESIGN LOAD
SEISMIC LOAD
DESIGN LOAD
SEISMIC LOAD
DESIGN LOAD
SEISMIC LOAD

Dari peta gempa ditetapkan nilai :


PGA : 0.267
SS : 0.502
S1 : 0.267
Site Class : SE
Kondisi Khusus
Jembatan LRT Kuningan

1 Unbalanced Stiffness 3 Hold Down Device

Perbandingan Panjang
2 Big Torsion 4
dengan Radius
1. Unbalanced stiffness
AASHTO LRFD Seismic Bridge Design clause 4.1.2 : the
ratio of effective stiffness between :
• Any two bents within a frame or any two columns
within a bent, with constant width frames
0.5

• Adjacent bents within a frame or adjacent columns


within a bent, with constant width frames,
0.75

for the smaller effective bent or column stiffness


for the larger effective bent or column stiffness
Draft konsensus KKJTJ
Perbedaan kekakuan pier

P203 = P205 =
Tinggi pier 16.441 m Tinggi pier 21.161 m
Lebar pier : 5 m Lebar pier : 4 m
Tebal pier : 1.5 m Tebal pier : 1.5 m
Balance stiffness

For LRT Long-Span Kuningan Bridge,


• In transverse direction, piers deform as cantilever. The stiffness of each pier is
3
=
• In longitudinal direction, assuming a stiff or rigid superstructure, the stiffness for a column in double
curvature bending with both ends fully constrained against rotation can be expressed as
12
=
Balance stiffness
Berkaitan dengan tidak terpenuhinya nilai balance stiffness tersebtu, maka long span LRT Kuningan masuk
dalam kategori irregular bridge.
Konsekuensi dari struktur yang akan terjadi adalah :
• Adanya peningkatan resiko kerusakan struktur pada elemen yang lebih kaku. Hal ini dikarenakan,
serapan gempa akan jauh lebih dominan di bagian tersebut.
• Adanya ketidak seimbangan distribusi respon inelastis pada struktur, yang bila dalam kondisi regular
dapat diprediksi perkiraan urutan sendi plastis yang mungkin terjadi.

Untuk mengatasi kondisi irregular bridge ini, di awal selalu dilakukan usaha untuk bisa mengatasinya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah :
a. Merubah dimensi elemen agar kekakuannya makin mendekati.
b. Merubah ketinggian pier yang lebih pendek dengan mempertingginya melalui penggalian yang lebih
dalam.
c. Memperbesar rasio tulangan pier yang lebih pendek. Sesuai dengan Indian Standards :

Namun dikarenakan masalah keterbatasan lokasi yang mengakibatkan keterbatasan dimensi, hal-hal
tersebut di atas tidak dapat mengatasi masalah unbalance stiffness tersebut.
Push Over Analysis
Dengan kondisi sebagai irregular bridge tersebut, maka harus dapat dipastikan
posisi sendi plastisnya dengan melakukan push over analysis, sehingga
detailing dan atau faktor reduksi yang dipilih sudah sesuai.

Namun dikarenakan posisi pier jembatan satu sama lainnya memiliki arah
sumbu kuat dan sumbu lemah yang berlawanan (dikarenakan posisi jembatan
yang melengkung), maka analisanya menjadi tidak relevan. Karena bila diberi
gaya di salah satu pier, pier yang berkesesuaian mengalami pola keruntuhan
yang tidak konsisten bila gaya diberi di pier yang lainnya.

Sehingga analisa push over ini menjadi tidak relevan untuk diaplikasikan.
Time History Analysis
Ground Acceleration yang digunakan untuk Analisa:
1. Bigbear
2. Chile
3. Livermore
4. Michoacan
5. Miyagi
6. South Sumatera
7. Tohoku
TIME HISTORY ANALYSIS
Scaling PGA terhadap Respon Spektrum Jakarta
2. Big torsion
3. Hold down device
Bearing pada pier tepi tidak direncanakan
menahan tarik. Untuk itu ditambahkan
semacam hold-down devices, berupa stressbar
untuk menahan tarik akibat kombinasi beban
gempa.
Dalam asumsi pemodelan diganti dengan
spring yang mewakili dimensi stress bar.
4. Perbandingan panjang dan radius
NCHRP project number 12 - 71
Perbandingan
pemodelan spine
dan grillage
MODELLING

RMBridge Hybrid Cross Modelling

Mengakomodir pembacaan
tegangan yang terjadi di setiap
bagian box
Pemodelan dan
Metoda konstruksi
MODELLING
SOFTWARE

Analisa struktur menggunakan RMBridge


MODELLING
LONG SECTION

RMBridge Hybrid Cross


Modelling
Tahapan pergerakan box
dengan system balance cantilever,
menggunakan traveler
Tahapan Precamber
Dan Geometry Control

1 Launching traveler

4 Penarikan tendon

2 Pemasangan tulangan
Short term rangkak -
5
susut
3 Pengecoran beton
Vertical precamber data
Vertical geometri control
Vertical geometri control
Transversal precamber data
Transversal geometri control
Transversal geometri control
Monitoring
Selama Masa
Pelaksanaan

Anda mungkin juga menyukai