Makalah Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kista Ovarium
Makalah Asuhan Keperawatan Pada Ibu Dengan Kista Ovarium
Dosen Pengampu :
Eti Sutiarti, M.Kep. Sp.Mat
Dosen pembimbing :
Eti Sutiarti, M.Kep. Sp.Mat
Disusun oleh :
P17320320053 Daimatul Falah
P17320320056 Faradilla Hapsari
Tingkat 2B
Jl. DR. Sumeru No. 116, Menteng, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat 16111,
Indonesia (+62 251 8562593)
KATA PENGANTAR
Puji dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah komunikasi
pada pasien dan klien ini sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Shalawat dan
salam selalu tercurah kepada junjungan kita baginda Rasulullah SAW, yang telah
membawa manusia dari alam jahiliah menuju alam yang berilmu seperti sekarang ini.
Makalah komunikasi pada pasien dan klien ini dapat hadir seperti sekarang ini tak
lepas dari bantuan banyak pihak. Untuk itu sudah sepantasnyalah kami mengucapkan rasa
terima kasih yang sebesar-besar buat mereka yang telah berjasa membantu kami selama
proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Namun, kami menyadari bahwa makalah komunikasi pada pasien dan klien ini
masih ada hal-hal yang belum sempurna dan luput dari perhatian kami. Baik itu dari
bahasa yang digunakan maupun dari teknik penyajiannya. Oleh karena itu, dengan segala
kekurangan dan kerendahan hati, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca sekalian demi perbaikan makalah komunikasi pada pasien dan klien ini ke
depannya.
Akhirnya, besar harapan kami makalah komunikasi pada pasien dan klien ini dapat
memberikan manfaat yang berarti untuk para pembaca. Dan yang terpenting adalah
semoga dapat menambah ilmu pengetahuan bagi yang membacanya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.................................................................................................................................1
A.Latar Belakang............................................................................................................................1
B. Tujuan.......................................................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI................................................................................................................................3
A. Pengertian Kista Ovarium..........................................................................................................3
B. Faktor Resiko Kista Ovarium......................................................................................................3
C. Faktor Pencetus Kista Ovarium..................................................................................................3
D. Etiologi Kista Ovarium...............................................................................................................4
E. Patofisiologi Kista Ovarium........................................................................................................5
F. Pemeriksaan Diagnostik Kista Ovarium.....................................................................................5
G. Manifestasi Klinis Kista Ovarium...............................................................................................6
H. Penatalaksanaan Kista Ovarium................................................................................................6
I. Komplikasi Kista Ovarium...........................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................9
TINJAUAN KASUS...............................................................................................................................9
A. PENGKAJIAN..............................................................................................................................9
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN.....................................................................................................18
C. RENCANA KEPERAWATAN.......................................................................................................19
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI...............................................................................................27
BAB IV..............................................................................................................................................35
PENUTUP.........................................................................................................................................35
A. KESIMPULAN...........................................................................................................................35
B. SARAN.....................................................................................................................................35
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................37
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Kista ovarium merupakan kasus ginekologi (penyakit yang ada pada rahim, vagina
dan ovarium atau sistem reprosuksi wanita) terbanyak dari sekian banyak kanker
ginekologi. kista ovarium merupakan penyakit yang banyak menyebabkan kematian.
Kematian yang tinggi tersebut disebabkan karena kista ovarium ini awalnya bersifat
asimptomatik (penyakit yang penderitanya tidak merasakan gejala awal) dan baru
menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis (penyebaran kanker pada organ
lain), karena sebab itu kebanyakan penderita (60%-70%) mereka melakukan pemeriksaan
setelah stadium akhir. Penderita kanker ovarium sendiri di indonesia sudah mencapai
(32%) dari semua kanker ginekoligi dan menyebabkan setidaknya (55%) kematian dari
semua kanker ginekologi.
Kista adalah kantung yang berisi cairan. Kista ovarium berarti kantung berisi
cairan, biasanya berukuran kecil yang berada di indung telur (ovarium). Kista indung telur
dapat terbentuk kapan saja, pada periode masa subur sampai monepouse, juga selama masa
kehamilan. Sebagian besar kelainan ovarium tidak menimbulkan gejala dan tanda,
terutama pada tumor yang kecil. Tanda dan gejala yang biasanya timbul disebabkan oleh
efek massa yang menekan organ-organ abdomen, aktifitas endrokin, atau akibat dari
komplikasi yang terjadi, misalnya perdarahan, infeksi, dan putaran tangkai tumor. Kista
ovarium adalah suatu penyakit yang berhubungan dengan wanita masa reproduksi. Dengan
perkataan lain apabila seorang wanita masih terjadi proses ovulasi berarti masih terjadi
produksi telur tiap bulan, maka wanita tersebut masih mungkin menderita kista ovarium.
Insidensi kista ovarium antara 5-15%, sedang berdasarkan statistic, sebanyak 18% wanita
pasca menopause masih dapat ditemukan kista ovarium. Kejadian ini merupakan suatu hal
yang mengejutkan oleh karena kista ovarium biasanya terjadi apabila tidak ditemukan
kehamilan pada setiap siklus yang terjadi, dan apabila folikel ataupun telur tidak hilang
setelah proses ovulasi. Pada wanita pasca menopause jelas tidak terjadi ovulasi, sehingga
tidak akan terjadi kehamilan ataupun hilangnya telur, akan tetapi wanita tersebut tetap
berisiko terjadinya kista ovarium.
Kista ovarium juga merupakan tumor yang bersifat jinak yang biasanya berupa
kantong yang tidak normal (abnormal) yang berisi cairan kental atau setengah cair yang
tumbuh atau ada di ovarium. Pengertian indung telur adalah rongga yang mempunyai
bentuk seperti kantong yang terdapat cairan di dalamnya yang berada pada ovarium. Kista
ovarium tersebut dikatakan sebagai kista fungsional karena proses yang terbentuk setelah
telur dilepaskan pada saat terjadinya ovulasi. Kista fungsional tersebut biasanya setelah 1
sampai tiga bulan akan menyusut atau mengkerut
Peran perawat pada pasien dengan kista ovarium memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien yang difokuskan pada penanganan nyeri, dan pencegahan infeksi. Peran
perawat sebagai educator yaitu memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit kista
ovarium cara perawatannya sehingga keluarga mampu merawat pasien di rumah dengan
1
baik. Peran perawat sebagai konselor yaitu memberikan edukasi dan memberikan motivasi
pasien agar tidak cemas dengan penyakitnya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
3
a. Faktor internal
1) Faktor genetik
Dimana didalam tubuh manusia terdapat gen pemicu kanker yang disebut gen
protoonkogen. Protoonkogen tersebut dapat terjadi akibat dari makanan yang bersifat
karsinogen, polusi, dan paparan radiasi.
2) Gangguan hormon
Individu yang mengalami kelebihan hormon estrogen atau progesteron akan memicu
terjadinya penyakit kista.
3) Riwayat kanker
Kolon Individu yang mempunyai riwayat kanker kolon, dapat berisiko terjadinya
penyakir kista.Dimana, kanker tersebut dapat menyebar secara merata ke bagian alat
reproduksi lainnya.
b. Faktor eksternal
1) Kurang olahraga
Olahraga sangat penting bagi kesehatan tubuh manusia. Apabila jarang olahraga maka
kadar lemak akan tersimpan di dalam tubuh dan akan menumpuk di sel-sel jaringan tubuh
sehingga peredaran darah dapat terhambat oleh jaringan lemak yang tidak dapat berfungsi
dengan baik.
2) Merokok dan konsumsi alkohol
Merokok dan mengkonsumsi alkohol merupakan gaya hidup tidak sehat yang dialami
oleh setiap manusia. Gaya hidup yang tidak sehat dengan merokok dan mengkonsumsi
alkohol akan menyebabkan kesehatan tubuh manusia terganggu, terjadi kanker, peredaran
darah tersumbat, kemandulan, cacat janin, dan lain-lain.
3) Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat
Mengkonsumsi makanan yang tinggi lemak dan serat salah satu gaya hidup yang
tidak sehat pula, selain merokok dan konsumsi alkohol, makanan yang tinggi serat dan
lemak dapat menyebabkan penimbunan zat-zat yang berbahaya untuk tubuh di dalam sel-
sel darah tubuh manusia, terhambatnya saluran pencernaan di dalam peredaran darah atau
sel-sel darah tubuh manusia yang dapat mengakibatkan sistem kerja tidak dapat berfungsi
dengan baik sehingga akan terjadi obesitas, konstipasi, dan lain-lain.
4) Sosial Ekonomi Rendah
Sosial ekonomi yang rendah salah satu faktor pemicu terjadinya kista, walaupun
sosial ekonomi yang tinggi memungkinkan pula terkena penyakit kista.Namun, baik sosial
ekonomi rendah atau tinggi, sebenarnya dapat terjadi risiko terjadinya kista apabila setiap
manusia tidak menjaga pola hidup sehat.
5) Sering stress
Stress salah satu faktor pemicu risiko penyakit kista, karena apabila stress manusia
banyak melakukan tindakan ke hal-hal yang tidak sehat, seperti merokok, seks bebas,
minum alkohol, dan lain-lain.
4
D. Etiologi Kista Ovarium
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Faktor penyebab terjadinya kista antara lain adanya
penyumbatan pada saluran yang berisi cairan karena adanya infeksi bakteri dan virus,
adanya zat dioksin dari asap pabrik dan pembakaran gas bermotor yang dapat menurunkan
daya tahan tubuh manusia, dan kemudian akan membantu tumbuhnya kista,
Faktor makanan ; lemak berlebih atau lemak yang tidak sehat yang mengakibatkan
zat-zat lemak tidak dapat dipecah dalam proses metabolisme sehingga akan meningkatkan
resiko tumbuhnya kista, dan faktor genetik
5
4) Auskultasi, yaitu pemeriksaan fisik dengan mendengarkan bunyi-bunyi yang terjadi
karena proses fisiologi atau patoligis di dalam tubuh, biasanya menggunakan alat bantu
stetoskop
c. Pemeriksaan penunjang/tambahan
Pemeriksaan penunjang yaitu suatu pemeriksaan medis yang dilakuan atas indikasi tertentu
guna memperoleh ketarangan yang lebih lengkap. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan
dalam kasus kista ovarii antara lain :
1) Laparaskopi
Menentukan asal dan sifat tumor, apakah tumor tersebut berasal dari ovarium atau tidak,
dan apakah jenis tumor tersebut termasuk jinak atau ganas.
2) Ultrasonografi (USG)
Menentukanletak, batas, dan permukaan tumor melalui abdomen atau vagina, apakah
tumor berasal dari ovarium, uterus, atau kandung kemih, dan apakah tumor kistik atau
solid.
3) Foto rontgen
Menentukan adanya hidrotoraks, apakah di bagian dada terdapat cairan yang abnormal atau
tidak seperti gigi dalam tumor.
4) Pemeriksaan darah
Tes petanda tumor (tumor marker) CA 125 adalah suatu protein yang konsentrasinya
sangat tinggi pada sel tumor khususnya pada kanker ovarium. Lalu, sel tersebut diproduksi
oleh sel jinak sebagai respon terhadap keganasan.
5) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Gambaran MRI lebih jelas memperlihatkan jaringan halus dibandingkan dengan CT-scan,
serta ketelitian dalam mengidentifikasi lemak dan produk darah. CT-scan dapat
memberikan petunjuk tentang organ asal dari massa yang ada. MRI tidak terlalu
dibutuhkan dalam beberapa/banyak kasus. USG dan MRI jauh lebih baik dalam
mengidentifikasi kista ovarium dan massa/tumor pelvis dibandingkan dengan CT-scan.
6
a. Pendekatan
Pendekatan yang dilakukan pada klien tentang pemilihan pengobatan nyeri dengan
analgetik / tindakan kenyamanan seperti, kompres hangat pada abdomen, dan teknik
relaksasi napas dalam.
b. Pemberian obat
Pemberian obat anti inflamasi non steroid seperti ibu profen dapat diberikan kepada pasien
dengan penyakit kista untuk mengurangi rasa nyeri.
c. Pembedahan
Jika kista tidak menghilang setelah beberapa episode menstruasi semakin membesar,
lakukan pemeriksaan ultrasound, dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2 tindakan
pembedahan yang utama yaitu : laparaskopi dan laparatomi.
Prinsip pengobatan kista dengan operasi adalah sebagai berikut:
1) Apabila kistanya kecil (misalnya sebesar permen) dan pada pemeriksaan sonogram
tidak terlihat tanda-tanda keganasan, biasanya dokter melakukan operasi dengan
laparaskopi. Dengan cara ini, alat laparaskopi di masukkan kedalam rongga
panggul dengan melakukan sayatan kecil pada dinding perut, yaitu sayatan searah
dengan garis rambut kemaluan.
2) Apabila kistanya agak besar (lebih dari 5 cm), biasanya pengangkatan kista
dilakukan dengan laparatomi. Tehnik ini dilakukan dengan pembiusan total.
Dengan cara laparatomi, kista sudah dapat diperiksa apakah sudah mengalami
proses keganasan (kanker) atau tidak. Bila sudah dalam proses keganasan operasi
sekalian mengangkat ovarium dan saluran tuba, jaringan lemak sekitar serta
kelenjar limfe.
3) Perawatan luka insisi / pasca operasi Beberapa prinsip yang perlu
diimplementasikan antara lain:
a) Balutan dari kamar operasi dapat dibuka pada hari pertama pasca operasi.
b) Klien harus mandi shower bila memungkinkan.
c) Luka harus dikaji setelah operasi dan kemudian setiap hari selama masa pasca
operasi sampai ibu diperolehkan pulang atau rujuk.
d) Bila luka perlu dibalut ulang, balutan yang di gunakan harus yang sesuai dan
tidak lengket.
e) Pembalutan dilakukan dengan tehnik aseptic.
8
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
No. Rekam Medis : 896291
Nama :Ny.Yuni
a. Keluhan Utama
9
b. Riwayat Kesehatan
A :Allergies (alergi)
M :Medications (pengobatan)
5000 mg
sakit)
injuri/sakit)
P: Provokatif (penyebab)
Q:Quality (kualitas)
R :Radiation(paparan)
A. Secara Umum
10
Tanda-tanda Vital
1) Kepala
a) Kulit kepala :
nyeri tekan
b) Mata
c) Telinga
serumen.
nyeri tekan
d) Hidung
f) Wajah
2) Leher
3) Dada/thoraks
a) Paru-paru
31x/menit.
b) Jantung
(2) Palpasi : -
4) Abdomen
c) Palpasi : Ada nyeri tekan dan massa sulit dinilai dan asites
12
d) Perkusi : Simetris kiri dan kanan
6) Genitalia
7) Ekstremitas
8) Neurologis
Pemeriksaan
Hematologi
HCT 35 37.0-48.0 %
MCV 77 80.0-97.0 fL
13
MCH 25 26.5-33.5 pg
Fungsi Hati
Kimia Darah
Elektrolit
Data Masalah
Keperawatan
14
DS:
efektif
DO :
a. Tampak sesak
b. Spo2 99%
d. Pemberian oksigen 5 L
pernapasan
31kali/menit
DS:
15
DO:
d. Asites
f. TTV :
TD : 90/50 mmHg
N : 103x/ menit P
: 31x/ menit
S : 37. ºC
DS :
16
b. Pasien mengatakan nyeri perut n
tembus belakang
menjalar kebelakang
belakang
DO :
yang sakit
c Lingkaran perut 96 cm
dinilai
f Asites
k Sulit tidur
17
B. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Pola napas tidak efektif
3. Nyeri akut
18
19
C. RENCANA KEPERAWATAN
19
20
c. Penggunaan otot bantu pernapasan tidak ada. Lakukan pengisapan lendir kurang dari
pernafasan 15 detik
(takipnea 31x/i)
20
21
Perfusi Perifer tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Perawatan sirkulasi
kekurangan volume cairan DS: diharpakan : keadekuatan aliran darah Monitor tekanan darah
21
22
Mcv:77, Mch:25, Edukasi
Klorida: 92.
f. TTV:
TD : 90/50 mmHg
N : 103x/ menit P
: 31x/ menit
S : 37. ºC
22
23
Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri
tajam danmenjalar (sedang) menjadi skala 2 (ringan) keyakinan tentang nyeri Identifikasi
23
24
kebelakang d. Tidak ada nyeri yang terhadap respon nyeri
menit analgetik
sakit
24
25
b. Nyeri skala 4 NRS terbimbing, kompres
25
26
k. Sulit tidur mandiri
secara tepat
26
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Keperawatan Tanggal
Jam
Pasien 11.46 Hasil: Pasien merasa nyaman 4. Pengunaan alat bantu otot
27
Hasil : Terpasang nasal canul 4 teratasi
a Tampak
sesak 31x/i
b Spo2 99%
c Penggunaan
otot bantu
pernafasan
d Pemberian
oksigen 5 L
e (takipnea
31kali/menit
Keperawatan Jam
28
Perfusi Perifer tidak (08-102019) 1. Memonitor tekanan darah S :-
dengan kekurangan 11.53 2. Memonitor nadi (frekuensi, 1. Edema pada tungkai bawah
29
DO: 5. Mengukur CRT 4. Berikan cairan dengan tepat
d. Asites Ampls
Kalium: 3.1,
30
Klorida: 92. CRT>3dtk.
f. TTV:
TD : 90/50 mmHg
N :103x/menit
P :31x/ menit
S : 37. ºC
Jam
perutnya membesar 12.10 kualitas, intensitas nyeri skala nyeri 2 hilang timbul
31
mengatakan nyeri Hasil : Skala nyeri 4 NRS 3. Perut teraba keras, massa sulit
kebelakang nyeri
32
menit 6. Mengajarkan teknik
cm
d Perut pasien
33
tampak membesar e
Perut teraba
dinilai
f Asites
g Pasien tampak
meringis
h Pola nafas
berubah 31x/m
i Frekuensi nadi
meningkat 103x/m
j Sulit tidur
34
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
asuhan keperawatan.
B. SARAN
sebagai berikut:
1. Rumah Sakit
2. Bagi Perawat
3. Bagi Pasien
36
DAFTAR PUSTAKA
https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/51192eb24ecc9f04070fee
9fd6b13569.pdf
http://eprints.ums.ac.id/82604/2/BAB%20I.pdf
http://repository.unimus.ac.id/1562/3/5.%20BAB%20II.pdf
https://www.halodoc.com/kesehatan/kista-ovarium
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/jtptunimus-gdl-intanayuma-7487-2-
babii.pdf
37