Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2540-8321 URL:http.\\ojs.unud.co.id\index.

php\eum Volume 50 Nomor 1 Januari 2016

Shift worker sleep disorder


Ni Made Oka Suliani, Desak Ketut Indrasari Utami
Bagian/SMF Ilmu Penyakit Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar Bali
e_mail:medicina_fkudayana@yahoo.co.id

Abstrak
Shift worker sleep disorder (SWSD) adalah gangguan tidur irama sirkadian yang ditandai
dengan insomnia dan kantuk berlebihan yang terjadi pada mereka yang bekerja diluar periode
tidur yang tipikal atau disebut juga jam-jam yang non-tradisional yaitu pukul 22.00-06.00.
Pekerja shift berisiko lebih tinggi untuk mengalami tekanan darah tinggi, berat badan berlebih
dan diabetes bahkan meningkatkan risiko kanker. Gangguan tidur mengakibatkan disregulasi
sumbu hipotalamus hipofise adrenal. Pekerja shift harus memperhatikan tidurnya bukan hanya
untuk kesehatannya sendiri namun juga untuk mencegah kecelakaan kerja yang dapat
merugikan banyak orang. Terapi SWSD meliputi terapi farmakologis dan non- farmakologis.
Terapi non- farmakologis mencakup pengaturan jadwal kerja, modifikasi lingkungan, dan
menghindari konsumsi kafein, alkohol, serta nikotin. Terapi farmakologis meliputi konsumsi
hormon melatonin dan obat-obatan yang dapat memodifikasi tidur.
[MEDICINA. 2016;50(1):92-101]
Kata kunci: gangguan tidur, pekerja shift, insomnia, kantuk berlebihan.
Abstract
Shift worker sleep disorder (SWSD) is a circadian rhythm sleep disorder characterized by
insomnia and excessive sleepiness that occurs in those who work outside of typical hours of
sleep period, also called the nontraditional hours at 22:00 until 06:00. Shift workers are at
higher risk for developing high blood pressure, excess weight and diabetes, even increase the
risk of cancer. Sleep disorders cause dysregulation of the hypopituitary hypophysis adrenal
axis. Shift workers must sleep properly not only to preserve their own health, but also to
prevent accidents that can harm many people. Therapies SWSD include pharmacological and
nonpharmacological therapy. Nonpharmacological therapy include improving work
schedules, environmental modifications and also avoiding caffeine, alcohol, and nicotine.
Pharmacologic therapy includes the consumption of the melatonin hormone and drugs that
can modify sleep. [MEDICINA. 2016;50(1):92-101]
Keywords: sleep disorder, shift worker, insomnia, excessive sleepness.

Pendahuluan alasan untuk bekerja shift. Alasan utama

J adwal kerja yang disebut shift


secara harfiah berarti bekerja di
luar jam kerja yang normal yaitu di siang
adalah bahwa teknologi modern telah

memungkinkan untuk melakukan banyak


hari antara pukul 07.00-18.00, waktu kegiatan pada setiap saat, siang atau
dimana banyak orang dalam masyarakat malam hari. "Masyarakat 24 jam"
kita bekerja sekitar 7-8 jam. Ada beberapa mensyaratkan bahwa layanan penting
dapat diberikan setiap saat. Layanan

92
penting termasuk keselamatan publik, meluncurkan pesawat ulang-alik yang
seperti polisi, pemadam kebakaran, dilakukan oleh tim yang bekerja selama
pertahanan militer, pelayanan kesehatan, shift malam. Kurang tidur menyebabkan
transportasi, serta fasilitas umum, seperti kerugian 150 milyar dollar per tahun akibat
tenaga listrik, air dan telepon. Industri kecelakaan dan penurunan produktivitas.
lainnya juga ada yang harus beroperasi 24 Penelitian menunjukkan 50% kecelakaan
jam per hari karena proses produksi lebih kerja merupakan konsekuensi yang
lama dari 8 jam dan harus dilakukan terus diakibatkan oleh SWSD.1,2,6
menerus. Banyak produk kimia Pekerja shift mengalami deprivasi
memerlukan proses tersebut. Industri tidur yang mengakibatkan terjadinya
manufaktur sering memiliki mesin mahal proses berpikir dan bertindak yang lebih
yang harus dioperasikan terus menerus lambat, membuat banyak kesalahan dan
agar dapat mendatangkan untung.1 menjadi pelupa. Dua per tiga pekerja shift
Terdapat sekitar 25% pria dan 17% dikatakan tertidur sedikitnya sekali
perempuan yang bekerja shift di Amerika seminggu saat bekerja.2,3,5 Kurangnya tidur
Serikat saat ini, baik hanya pada malam menyebabkan iritabilitas, tidak sabar,
hari maupun pada rotasi shift. Pekerja shift cemas, depresi dan penurunan
mengalami gangguan ritme tidur-bangun produktivitas. Pekerja shift berisiko lebih
alami. Terdapat kecenderungan alami tinggi untuk mengalami masalah lambung,
untuk tidur antara jam tengah malam menstruasi tidak teratur dan sakit daripada
sampai 06.00, dimana pekerja shift harus pekerja siang. Prevalens sakit pada pekerja
bangun dan waspada untuk shift adalah 63% dibandingkan 34% pada
1-3
memaksimalkan produktivitas kerja. pekerja siang permanen. Penelitian tahun
Penelitian menunjukkan 40-80% 2007 oleh international agency for
pekerja shift mengalami gangguan tidur research on cancer bahkan menunjukkan
dan 5-20% melaporkan masalah tidur yang bahwa bekerja shift berkorelasi dengan
parah yang dikenal dengan shift worker terjadinya kanker.3,5,6
sleep disorder (SWSD). Kantuk yang Pekerja shift berisiko lebih tinggi
berlebihan saat bekerja pada shift malam untuk mengalami tekanan darah tinggi,
tidak hanya menyebabkan penurunan berat badan berlebih dan diabetes.3-5
produktivitas, tetapi dapat memiliki Gangguan tidur mengakibatkan disregulasi
konsekuensi bencana seperti yang telah sumbu hipotalamus hipofise adrenal.
didokumentasikan pada beberapa bencana Banyak penelitian menyebutkan bahwa
besar akibat kelalaian manusia yang insomnia adalah ekspresi dari
disebabkan oleh kesalahan fatal yang ''hyperarousal'' fisiologis terkait dengan
terjadi saat bekerja pada shift malam. aktivasi dari sistem saraf simpatik (SSS)
Bencana nuklir Chernobyl tahun 1986 dan dan sumbu hipotalamus hipofise adrenal.
3-mile island tahun 1979, serta Penderita SWSD menunjukkan
tenggelamnya kapal tanker Exxon Valdez peningkatan tingkat metabolisme, kadar
tahun 1989, semua terjadi antara jam sirkulasi katekolamin dan suhu tubuh, serta
00.00-04.00 dan ditemukan kesalahan yang berubahnya denyut jantung dan pola
disebabkan kantuk berlebihan saat bekerja pupilometri. Sumbu hipotalamus hipofise
pada shift malam. Meledaknya pesawat adrenal pada SWSD ditandai dengan
ulang-alik Challenger tahun 1986 terjadi peningkatan kadar kortisol bebas urin
akibat keputusan yang salah untuk sebanding dengan kuantitas gangguan

93
tidur. Aktivasi SSS dan sumbu shift permanen dan hanya bekerja pada
hipotalamus hipofise adrenal menunjukkan malam hari. Misalnya pelayan restoran dan
mekanisme sentral yang mungkin penjaga malam, mungkin bekerja hanya
melibatkan neuron corticotropin-releasing pada malam hari.1,2 Penelitian
factor.8 Banyak diantara kita yang tidak menunjukkan lebih dari 45% pekerja shift
memahami SWSD. Tulisan ini akan malam permanen mengalami kantuk
mencoba mengulas tentang SWSD dengan berlebihan dan lebih dari 36% pekerja shift
tujuan dapat mengenali gejala dan rotasi mengalami kantuk berlebihan.6,7
memahami tata laksananya dalam rangka
menghindari komplikasi serius akibat Patofisiologi
SWSD ini baik pada pekerja sendiri Setiap organisme, termasuk
maupun orang lain. manusia, memiliki mekanisme jam
biologis. Irama biologis tidak hanya
Definisi meliputi waktu istirahat dan waktu
Shift worker sleep disorder adalah beraktifitas organisme tersebut. Kehidupan
gangguan tidur irama sirkadian yang itu sendiri merupakan proses fisiologis
ditandai dengan insomnia dan kantuk dengan ritme biologis yang memainkan
berlebihan yang terjadi pada mereka yang peranan penting dalam proses tersebut.9
bekerja di luar periode tidur tipikal atau Kronobiologi menjelaskan
disebut juga jam-jam yang non-tradisional mengenai ritme biologi meliputi irama atau
yaitu pukul 22.00-06.00.2,4,5 Ada berbagai siklus tahunan, siklus bulanan atau 29,5
tipe jadwal kerja shift, yaitu permanen, hari, harian, ataupun siklus yang berulang
intermiten, atau rotasi; jadwal ini akan di bawah 24 jam. Tubuh manusia memiliki
berpengaruh pada variasi manifestasi kemampuan internal untuk mengukur
SWSD.5,6 waktu dalam tubuh. Sistem sirkadian ini
terorganisasi secara hierarki dengan
Epidemiologi pacemaker sentral yang menyesuaikan
Penelitian menunjukkan 15 juta oscilator sirkadian seluler pada badan-
penduduk Amerika (atau sekitar 20% dari badan sel paling perifer. Jam biologis ini
keseluruhan tenaga kerja) bekerja di luar meliputi pengaturan irama fungsi- fungsi
jadwal tradisional yaitu pukul 09.00-17.00. tubuh seperti tekanan darah, kadar
Jumlah pekerja shift bertambah 3% setiap hormonal, temperatur tubuh, dan tentu saja
tahunnya. Satu dari empat pekerja ini siklus bangun tidur. Oscilator sirkadian
mengalami SWSD. Pekerja shift mungkin terdiri dari kurang lebih 20.000 neuron-
bekerja di malam hari, di tengah malam, neuron jam biologis yang terletak di
lembur atau kerja dengan waktu ekstra. suprachiasmatic nucleus (SCN) daerah
Mereka juga kadang-kadang bekerja ventrolateral. Nukleus ini merupakan jam
seperti hari biasa. Banyak pekerja shift utama dalam tubuh manusia yang berlokasi
yang mengalami perubahan waktu kerja secara bilateral di bagian anterior
dari siang ke malam, atau malam ke siang hipotalamus, di atas kiasma optikum. Bila
hari. Hal ini dapat terjadi pada waktu yang terjadi lesi pada SCN maka irama sirkadian
berbeda dalam seminggu. Petugas bangun tidur menjadi tidak teratur lagi.9,10
kesehatan, polisi dan petugas pemadam Fungsi SCN adalah sebagai
kebakaran, misalnya, sering bekerja dalam koordinator fungsi- fungsi fisiologis dan
rotasi shift. Pekerja lain mungkin memiliki berperan penting dalam penyesuaian tubuh

94
dengan waktu eksternal, memberikan untuk mengantuk yaitu pukul 2 dini hari
respon terhadap zeitgeber utama, yaitu hingga pukul 6 pagi dan pukul 2 siang
matahari, yang silih berganti dengan hingga pukul 6 sore. Periode yang pertama
keadaan gelap. Setiap manusia memiliki jauh lebih kuat daripada yang kedua.11
waktu tersendiri dimana waktu sirkadian Cahaya memengaruhi tubuh untuk
endogen mengalami sinkronisasi dengan memproduksi berbagai substansi yang erat
waktu harian yaitu selama 24 jam. Hal ini kaitannya dengan dengan pola sirkadian
disebut sebagai kronotipe dan dipengaruhi tubuh seperti kortisol, serotonin, dan
oleh faktor genetik serta keadaan terutama melatonin. Kortisol adalah
karakteristik individu, misalnya umur dan hormon penanda stres yang produksinya
jenis kelamin. Penting untuk diketahui mengikuti irama sirkadian. Kortisol
bahwa kronotipe masing- masing individu meningkat saat pagi hari dan menurun di
menentukan durasi tidur seseorang, malam hari. Namun dengan adanya
sehingga sering didapati orang dengan perubahan fungsi sumbu hipotalamus
waktu tidur lama atau sebaliknya. Siklus hipofise adrenal berpengaruh terhadap
gelap terang, irama biologis tubuh, dan produksi kortisol. Pada beberapa keadaan
lingkungan sangat berpengaruh terhadap gangguan sumbu hipotalamus hipofise
kronotipe seseorang.9 adrenal, produksi kortisol diurnal
Fungsi sistem waktu sirkadian cenderung tidak mengalami peningkatan
adalah untuk mengkoordinasikan namun terjadi lonjakan kadar kortisol pada
mekanisme humoral, fisiologis, dan malam harinya, sedangkan pada deprivasi
tingkah laku tidur-bangun. Regulasi ini tidur juga terjadi perubahan kadar kortisol.
dimodulasi oleh 2 faktor yang saling Kadar kortisol meningkat secara perlahan
bertolak belakang, yaitu: dorongan sepanjang paruh kedua tidur dengan
homeostatik untuk tidur yang kenaikan tajam sebelum waktu bangun
meningkatkan kecenderungan untuk fisiologis.9,10
mengantuk dan irama sirkadian yang Beberapa sitokin dihasilkan secara
mempromosikan status terjaga. Faktor konsisten mengikuti irama diurnal dengan
sirkadian berarti variasi fisiologis dalam kadar puncak sepanjang malam terutama
hal tidur-bangun (waktu, durasi, dan saat dini hari, saat dimana kadar kortisol
karakteristik lain) menurut siklus tertentu berada dalam titik terendah dan melatonin
selama sehari. Pada pagi hari setelah dalam kadar tertinggi. Interleukin (IL)-6
bangun pagi, dorongan homeostatik untuk merupakan sitokin proinflamasi yang
tidur menjadi sangat rendah bahkan nol, kadarnya meningkat pada orang-orang
aktivitas SCN menurun seperti yang dengan kualitas tidur yang buruk. Kualitas
terlihat dalam rekaman intracerebral firing tidur yang buruk dapat menyebabkan
rate. Dorongan homeostatik secara gradual aktivitas inflamasi melalui reaktivasi stres.
meningkat sepanjang hari dihambat dengan Gangguan fungsi sumbu hipotalamus
meningkatnya aktivitas SCN. Pada saat hipofise menyebabkan peningkatan kadar
aktivitas SCN menurun, dorongan IL-6. Deprivasi tidur yang terjadi selama
homeostatik untuk memulai onset tidur. 36 jam meningkatkan kadar IL-6.
Saat pagi, dorongan homeostatik mulai Peningkatan kadar sitokin ini diduga
menurun dibatasi oleh pengaruh circadian berhubungan dengan kondisi mengantuk
arousal yang menyebabkan kita terbangun. dan kelelahan pasca-deprivasi tidur.10
Terdapat dua periode yang sangat rentan

95
Fotoreseptor yang terletak di retina kepala, dan kesulitan berkonsentrasi yang
mata mengirim informasi tentang cahaya mengenai mereka yang menjalani kerja
lingkungan melalui saluran shift malam dan kerja shift rotasi melawan
retinohypothalamic ke SCN. Fungsi SCN irama sirkadian alami tubuh. Gejala SWSD
adalah mengatur kelenjar pineal untuk merupakan fenomena transien yang
mengeluarkan hormon melatonin. berkaitan dengan jadwal kerja.6
Biasanya sekresi melatonin dimulai dua American psychiatric association’s
jam sebelum tidur dan berakhir dua jam diagnostic and statistical manual of mental
sebelum bangun. Penurunan neuronal disorder fourth edition (DSM-IV)
firing di SCN disebabkan oleh pengikatan menyebutkan kriteria diagnosis SWSD
melatonin pada reseptor melatonin di MT1 sebagai berikut:5
dan MT2. Diyakini bahwa penurunan 1. Gangguan tidur yang persisten dan
neuronal firing di SCN merangsang tidur. rekuren yang menimbulkan kantuk
Sementara individu yang aktif di siang hari berlebihan atau insomnia yang
memproduksi melatonin di malam hari, terjadi akibat ketidaksesuaian
produksi melatonin pekerja shift ditekan jadwal bangun-tidur antara
pada malam karena adanya paparan yaitu lingkungan individu dengan pola
cahaya terang.5 bangun tidur sirkadian.
2. Gangguan tidur menimbulkan
Diagnosis kegagalan dalam fungsi sosial,
Gejala utama dari SWSD adalah pekerjaan dan fungsi penting
insomnia dan kantuk berlebihan yang lainnya yang signifikan secara
berhubungan dengan kerja dan tidur pada klinis.
waktu non-standar. Total waktu tidur 3. Tidak muncul secara eksklusif
setiap hari pada pekerja shift biasanya bersama gangguan tidur dan
lebih pendek beberapa jam meskipun ada gangguan mental lainnya.
upaya untuk mengoptimalkan lingkungan 4. Gangguan tidak disebabkan oleh
tidur. Kantuk dimanifestasikan sebagai efek fisiologis berbagai substansi
keinginan untuk tidur siang, gangguan (misal penyalahgunaan obat) atau
ketajaman mental, lekas marah, penurunan kondisi medis umum.
kinerja, dan peningkatan risiko kecelakaan Kantuk berlebihan adalah mengantuk
kerja. Kerja shift sering diisi jam ekstra yang tidak biasa, seperti dorongan yang
sehingga menimbulkan kelelahan. Gejala kuat untuk tidur siang ketika kita ingin
berhubungan dengan durasi kerja shift dan benar-benar bangun dan waspada. Orang
juga jadwal tidur-bangun konvensional. dengan kantuk berlebihan merasakan tidak
Batas antara respon normal dengan terdapat energi yang cukup untuk
kerasnya kerja shift dan diagnosis berkegiatan harian seperti melewatkan
gangguan sering tidak tajam.5 waktu bersama keluarga atau
Menurut American academy of melaksanakan tugas pekerjaan kantor.
sleep medicine (AASM) international Orang dengan kantuk berlebihan
classification of sleep disorder (ICSD), merasakan kelelahan, kesulitan konsentrasi
SWSD dikategorikan sebagai gangguan atau memusatkan perhatian dan motivasi
tidur irama sirkadian (ICSD kategori yang rendah. Gejala ini muncul pada
307.45-1). Gejala SWSD ditandai dengan mereka dengan tidur yang adekuat
kantuk yang ekstrem, insomnia, nyeri

96
sehingga merupakan suatu gangguan adrenal pada insomnia ditandai dengan
tidur.6,12 peningkatan kadar kortisol bebas urin
Epworth sleepiness scale (ESS) sebanding dengan kuantitas gangguan
adalah kuesioner yang dirancang untuk tidur. Aktivasi SSS dan sumbu
mengevaluasi tingkat kantuk yang hipotalamus hipofise adrenal menunjukkan
berlebihan. Tes ini adalah alat skrining mekanisme sentral yang mungkin
standar yang digunakan secara luas oleh melibatkan neuron corticotropin-releasing
AASM yang akan membantu mengukur factor. Respon terhadap stres terjadi akibat
tingkat umum kantuk. Fungsi ESS untuk gangguan tidur dan juga stres psikologis
menilai kemungkinan untuk tidur sesaat yang diakibatkan oleh gangguan tidur itu
selama situasi rutin yang berbeda. Jawaban sendiri.13
atas pertanyaan-pertanyaan dinilai 0-3, Sejumlah penelitian yang dilakukan
dengan 0 berarti tidak akan tidur sesaat baik pada manusia dan hewan
dalam situasi tertentu, dan 3 artinya bahwa menunjukkan adanya hubungan yang erat
ada kemungkinan yang sangat tinggi yang antara kurang tidur dan aktivasi sumbu
untuk tidur sesaat dalam situasi tersebut.12 hipotalamus hipofise adrenal. Sebagian
besar gangguan tidur menyebabkan tanda-
Shift worker sleep disorder dan sumbu tanda khas stres, termasuk glukokortikoid
hipotalamus hipofise adrenal dan katekolamin kadar plasma meningkat.
Dalam kondisi kronis muncul Pada manusia, kurang tidur menyebabkan
mekanisme adaptif untuk melindungi peningkatan kadar kortisol plasma bila
tubuh. Catatan harian tidur mendapatkan dibandingkan dengan tidur malam yang
fakta bahwa produksi hormon normal, meskipun tingkat ini tidak
kortikotropin dan sistem seruleus mencapai nilai saat bangun ketika aktivitas
norepinefrin diaktifkan selama stres. sumbu hipotalamus hipofise adrenal
Melalui berbagai efektor sentral dan maksimum. Anehnya, kadar plasma tinggi
perifer sistem hipotalamus hipofise tidak terdeteksi di pagi hari setelah tidur
memiliki efek anti-tidur, anti-reproduktif, malam yang kurang, elevasi lebih muncul
anti-pertumbuhan, imunosupresif, dan efek malam hari setelah kurang tidur, ketika
katabolik. Respon terhadap stres ini tingkat kortisol harus lebih rendah.
dimaksudkan untuk waktu yang terbatas, Selanjutnya ritme sirkadian kortisol
dalam kondisi stres kronis dalam hal ini menjadi cenderung lebih datar dan terus
gangguan tidur kronis, patofisiologinya meningkat.14
dinyatakan sebagai hiperaktivasi atau Teori menyebutkan bahwa
hipoaktivasi.10,13 glukokortikoid menghambat aktivitas
Penelitian menyebutkan bahwa sistem limforetikular, dengan
insomnia primer adalah ekspresi dari penghambatan aktivitas limfosit dan
''hyperarousal'' fisiologis terkait dengan makrofag, penurunan produksi sitokin dan
aktivasi dari SSS dan sumbu hipotalamus berbagai mediator inflamasi, juga
hipofise adrenal. Penderita insomnia mengatur adhesi molekul, migrasi sel,
menunjukkan peningkatan tingkat diferensiasi dan modulasi. Meskipun
metabolisme, peningkatan kadar sirkulasi demikian, efek imunosupresif tidak
katekolamin, suhu tubuh meningkat, dan eksklusif pada glukokortikoid dan
berubahnya denyut jantung dan pola katekolamin. Dalam sebuah studi klasik,
pupilometri. Sumbu hipotalamus hipofise Dantzer dan Kelley menunjukkan bahwa

97
stres pada tikus adrenalectomized terapi farmakologis dan non-
menunjukkan beberapa, tapi tidak semua farmakologis.15
tanda-tanda imunosupresi. Temuan Terapi non- farmakologis mencakup
tersebut menunjukkan adanya zat- zat lain pengaturan jadwal kerja, modifikasi
yang mengakibatkan dampak negatif pada lingkungan dan menghindari konsumsi
sistem kekebalan tubuh, termasuk opioid.14 kafein, alkohol serta nikotin. Pekerja shift
Banyak bukti menunjukkan disarankan untuk tidak bekerja sejumlah
hubungan yang erat antara aktivitas sumbu shift malam berturut-turut karena mungkin
hipotalamus hipofise adrenal dan fungsi menjadi semakin lebih kurang tidur selama
kekebalan tubuh. Hubungan ini bersifat beberapa malam pada pekerjaan. Pekerja
bimodal dimana glukokortikoid dapat shift akan lebih mudah untuk pulih apabila
berfungsi sebagai faktor penghambat dapat membatasi shift malam dan
maupun permisif, tergantung pada kadar mengatur jadwal hari libur diantaranya.
yang beredar. Gangguan pada setiap Apabila bekerja shift 12 jam, kita harus
tingkat sumbu hipotalamus hipofise membatasi kerja empat shift berturut-turut.
adrenal atau aktivitas glukokortikoid Setelah serangkaian shift malam kita harus
mengakibatkan ketidakseimbangan sistem memiliki lebih dari 48 jam waktu libur bila
kekebalan tubuh. Glukokortikoid bertindak memungkinkan. Pergeseran jadwal kerja
sebagai modulator sistem kekebalan tubuh, yang terlalu sering juga dihindari. Apabila
baik untuk kelebihan atau kekurangan tidak bisa, akan lebih mudah untuk
berhubungan dengan penyakit. menyesuaikan diri dengan jadwal yang
Hiperstimulasi sumbu hipotalamus berputar dari pergeseran hari untuk siang
hipofise adrenal dengan sekresi berlebihan ke sore lalu malam daripada urutan
glukokortikoid berakibat imunosupresif terbalik. Pastikan kita memiliki waktu
yang meningkatkan kerentanan terhadap untuk tidur dan berpartisipasi dalam
infeksi, di sisi lain sekresi yang kurang dari keluarga dan kegiatan sosial. Jangan
glukokortikoid menyebabkan penyakit memulai shift malam dengan kurang
inflamasi dan autoimun.14 tidur.6,15
Beberapa penulis menganggap Modifikasi lingkungan dilakukan
tidur sebagai jalur hubungan utama antara dengan membuat lingkungan kerja yang
stres dan sistem kekebalan tubuh. Perilaku cerah menyala. Tempat kerja yang cerah
dan situasi stres seperti intrusif, menyala dapat mempromosikan
kecemasan, depresi menyebabkan kualitas kewaspadaan. Jika anda bekerja shift
tidur yang buruk yang berakibat gangguan malam, membuka diri terhadap cahaya
kekebalan tubuh. Tidur adalah bagian terang, seperti yang dari kotak khusus
integral dan fungsional dari sistem cahaya, lampu, dan visor dirancang untuk
kekebalan tubuh.14 orang dengan masalah tidur sirkadian
terkait, ketika anda bangun. Ritme
Terapi sirkadian adalah jam internal tubuh yang
Pekerja shift harus memperhatikan memberitahu kita kapan harus terjaga dan
tidurnya bukan hanya untuk kesehatannya kapan harus tidur. Ritme ini dikendalikan
sendiri namun juga untuk mencegah oleh bagian otak yang dipengaruhi oleh
kecelakaan kerja yang dapat merugikan cahaya.5 Fleming mengatakan bahwa
banyak orang. Terapi SWSD meliputi ketika terkena cahaya terang ketika kita
mulai "hari" untuk dapat membantu

98
melatih jam internal tubuh untuk ada efek samping yang serius atau
menyesuaikan. Hindari cahaya terang komplikasi yang dilaporkan sampai saat
dalam perjalanan pulang dari kerja, yang ini.7,15-18
akan membuat lebih mudah bagi kita untuk Mendapatkan tidur yang cukup
tertidur setelah menyentuh bantal. pada siang hari adalah masalah utama bagi
Kenakan kacamata hitam gelap dan topi banyak pekerja malam. Agen bersifat
untuk melindungi diri dari sinar matahari hipnotik yang diberikan di pagi hari dapat
saat pulang kerja. Mintalah keluarga untuk memperpanjang tidur siang hari. Beberapa
membatasi panggilan telepon dan penelitian telah menunjukkan bahwa agen
pengunjung selama jam tidur kita. Tetap tersebut mungkin dapat mempengaruhi
berpegang pada jadwal tidur-bangun yang kantuk malam hari. Kafein adalah obat
teratur sebanyak yang anda bisa. Bila perlu penyebab terjaga yang dipergunakan
membuat buku harian tidur. Hal ini dapat paling luas di dunia dan terbukti dapat
membantu mengidentifikasi masalah dan menyebabkan perbaikan kewaspadaan
memantau perkembangan terapi dari waktu pada kerja malam. Modafinil dan
ke waktu.6,15-18 armodafinil adalah obat pembuat terjaga
Terapi non-farmakologis lainnya non-amfetamin yang dikembangkan untuk
adalah membatasi kafein, alkohol, dan terapi narkolepsi dan telah disetujui oleh
nikotin. Minum secangkir kopi di awal FDA untuk mengatasi kantuk berlebihan
shift membantu meningkatkan yang berhubungan dengan SWSD.7,17,18
kewaspadaan. Mengkonsumsi kafein pada
akhir shift mungkin menyebabkan Ringkasan
kesulitan jatuh tertidur ketika tiba di Shift worker sleep disorder adalah
rumah.15,18 gangguan tidur irama sirkadian yang
Terapi farmakologis meliputi ditandai dengan insomnia dan kantuk
konsumsi hormon melatonin dan obat- berlebihan yang terjadi pada mereka yang
obatan yang dapat memodifikasi tidur. bekerja pada di luar periode tidur yang
Melatonin adalah hormon yang tipikal atau disebut juga jam-jam yang
disekresikan oleh kelenjar pineal di malam non-tradisional yaitu pukul 22.00-06.00.
hari. Paparan cahaya di malam hari Ada berbagai tipe jadwal kerja shift, yaitu
menekan produksi melatonin. permanen, intermiten, atau rotasi yang
Mengkonsumsi melatonin dapat membantu akan berpengaruh pada variasi manifestasi
untuk mengatur jam tubuh dalam arah SWSD.
yang berlawanan dari paparan cahaya, Pekerja shift berisiko lebih tinggi
yaitu melatonin di sore atau malam hari untuk mengalami tekanan darah tinggi,
dapat memutar ke waktu sebelumnya, berat badan berlebih, dan diabetes.
melatonin pada pagi hari dapat memutar ke Gangguan tidur mengakibatkan
waktu selanjutnya. Melatonin dapat disregulasi. Banyak penelitian
meningkatkan adaptasi sistem sirkadian menyebutkan bahwa insomnia adalah
terhadap jadwal kerja malam. Di Amerika ekspresi dari ''hyperarousal'' fisiologis
Serikat dan Kanada, hormon melatonin ini terkait dengan aktivasi dari SSS dan sumbu
tidak diklasifikasikan sebagai obat namun hipotalamus hipofise adrenal. Penderita
dijual sebagai suplemen makanan. SWSD menunjukkan peningkatan tingkat
Meskipun tidak berlisensi FDA sebagai metabolisme, peningkatan kadar sirkulasi
pengobatan untuk gangguan apapun, tidak katekolamin, suhu tubuh meningkat, dan

99
berubahnya denyut jantung dan pola Terapi SWSD meliputi terapi
pupilometri. Sumbu hipotalamus hipofise farmakologis dan non-farmakologis. Terapi
adrenal pada gangguan tidur ditandai non- farmakologis mencakup pengaturan
dengan peningkatan kadar kortisol bebas jadwal kerja, modifikasi lingkungan dan
urin sebanding dengan gangguan kuantitas menghindari konsumsi kafein, alkohol
tidur. Aktivasi SSS dan sumbu serta nikotin. Terapi farmakologis meliputi
hipotalamus hipofise adrenal menunjukkan konsumsi hormon melatonin dan obat-
mekanisme sentral yang mungkin obatan yang dapat memodifikasi tidur.
melibatkan neuron corticotropin-releasing
factor.

Daftar pustaka

1. Canada postes. The shiftworker’s handbook. 2011 [diakses 5 April 2015]. Diunduh dari :
URL:https://www.canadapost.ca/cpo/mc/assets/pdf/aboutus/shiftworkershandbook
en.pdfT.
2. Ohio Sleep Medicine Institute. 2015 [diakses 4 April 2015]. Diunduh dari: URL:
http://sleepmedicine.com/content.cfm?article=34.
3. The sleep disorders health care. WebMD Medical Reference from Healthwise. 2014
[diakses 2 April 2015]. Diunduh dari: URL: http://www.webmd.com/sleep-
disorders/guide/shift-work-sleep-disorder-topic-overview.
4. Drake CL, Roehrs T, Richardson G, Walsh JK, Roth T. Shift Work Sleep Disorder:
Prevalence and Consequences Beyond that of Symptomatic Day Workers. SLEEP.
2004;27(8):271-95.
5. Wikipedia. The Shift Worker Sleep Disorder. 2015 [diakses 4 April 2015]. Diunduh dari:
URL: https://en.wikipedia.org/wiki/Shift_work_sleep_disorder.
6. Fact sheet. Shift Worker Sleep Disorder. 2004 [diakses 5 April 2015]. Diunduh dari:
URL: https://en.wikipedia.org/wiki/Shift_work_sleep_disorder.
7. Shift Worker Disorder : About Shift Worker Disorder (SWD). 2015. [diakses 5 April
2015]. Diunduh dari: URL: http://www.nuvigil.com/SWD/AboutSWD.aspx.
8. Hanson MD, Chen E. Daily Stress, Cortisol, and Sleep: The Moderating Role of
Childhood Psychosocial Environments. Health Psychology American Psychological
Association. 2010; 29(4):394–402.

100
9. Hudson T, Bush B. The Role of Cortisol in Sleep. Natural Medicine Journal.
2010;2(6):26-9.
10. Redwine L, Hauger RL, Gillin JC, Irwin M. Effects of Sleep and Sleep Deprivation on
Interleukin-6, Growth Hormone, Cortisol, and Melatonin Levels in Humans; 2013.
11. Odega SS, Engstrøm M, Sand T, Stovner LJ, Zwart JA, Hagen K. Associations between
sleep disturbance and primary headaches. J Headache Pain. 2010;11:197–206.
12. Rainier P. Rainier Biobehavioral Institute. 2006 October [diakses 4 April 2015]. Diunduh
dari: URL: http://professionalpsychiatry.com/mambo/-Professional Psychiatry.com |
Home.
13. Matre D. Shift work and pain: Does shift work and sleep restriction affect the sensitivity
to pain and to development of chronic pain? Shift Work and Working Time; 2015.
14. Smith L, Folkard S, Tucker P, Macdonald I. Work shift duration: a review comparing
eight hour and 12 hour shift systems. Occup Environ Med. 1998;55:217–29.
15. Northon M. Shift Worker Sleep Disorders. Claveland Clinic; 2015.
16. Sunley K, Lee N. A Shift In The Right Direction : RCN Guidance on The Occupational
Health and Safety on Shift Work in the Nursing Work Place. The Aroyal College of
Nursing; 2012.
17. Martinez D, Lenz MS. Circadian rhythm sleep disorders. Indian J Med Res. 2010;131:141-
9.
18. Kam K. Brunilda N. Sleep and The Night Shift. WebMD; 2010.

101

Anda mungkin juga menyukai