Anda di halaman 1dari 3

Pengembangan landasan dan identitas religious diri konselor

Konselor dituntut memiliki pemahaman tentang hakikat manusia menurut agama dan
peran agama dalam kehidupan umat manusia. Sifat hakiki manusia adalah makhluk beragama
yang memiliki fitrah untuk menerima nilai kebenaran yang bersumber dari agama.

Demikian juga landasan religious dalam BK mengimplikasikan konselor sebagai helper yang
dituntut untuk memiliki pemahaman akan nilai-nilai agama dan komitmen yang kuat dalam
mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam membaerikan
BK pada konseli.

a. Identitas religious dan spiritual konselor menjadi hal yang penting meliputi hal berikut;
1. Konselor hendaknya orang yang beragama dan mengamalkan dengan baik
keimanannya sesuai dengan agama yang dianut.
2. Konselor sedapatnya mentransfer kaidah-kaidah agama secara garis besar yang
relevan dengan masalah konseli.
b. Kontribusi landasan religious terhadap perkembangan pribadi konselor
1. Memlihara fitrah
Pada hakikatnya pribadi manusia itu suci akana tetapi diri individu
terdapat hawa nafsu. Maka agar manusia dapat mengendalikan hawa nafsu itu,
maka pada diri konselor harus beragama dan beriman dan beramal shaleh atau
melaksanakan perintah Allah dan menauhi larangannya.
2. Memlihara jiwa
Agama mengharamkan manusia melakukan penganiayaan, penyiksaan dan
pembunuhan baik terhadap dirinya sendiri maupun kepada orang lain.
3. Memelihara akal
Mensyukuri nikmat akal dengan cara memanfaatkan secara optimal
mungkin untuk mejaga akal, belajar dan mencari ilmu serta menjauhi hal-hal yang
merusak akal seperti minum-minuman keras dan mengkonsumsi narkoba.
4. Memelihara keturunan
Memlihara keturunan dengan hubungan yang dihalalkan oleh Allah yaitu
pernikahan.
c. Perilaku membantu yang dilandasai nilai keagamaan/kerohanian
Perilaku membantu yang mensejahterahkan dan membahagiakan kehidupan orang
yang dibantu itu perlu kiranya dilandasi nilai-nilai keagamaan atau nilai kerohanian yang
berkaitan dengan hal-hal berikut;
1. Makna pemberian bantuan
Pemberian bantuan bersifat sangat individual dan tergantung pada orang
yang berkepentingan.
2. Peranan nilai agama dalam menghadapi kehidupan global
Dasar-dasar umum dengan isti;ai nilai (value) sedangkan hal-hal yang
lebih khusus sifatnya sebagai kepercayaan (belief). Dengn demikian mempertebal
iman dan mental untuk menuju kepada pelaksanaan ajaran agama masing-masing
guna terciptanya suatu kehidupan damai dunia dan di akhirat.
d. Pribadi konselor yang mengembangkan landasan religious dalam pelaksanaan praktik
layanan BK dapat mengembangkan nilai-nilai agama yang dapat diterima secara
universal meliputi;
a) Ikhlas, tepat janji, perhatian dan yakin.
b) Tawakal,berbuat baik, rendah hati dan berakhlak baik.
c) Taqwa, belas kasihan (empati), pemberani dan takut kepada Allah.
d) Adil, penolong, sabar dan keperwiraan.
e) Kehati-hatian, penutup aib, toleran dan menjaga lisan.
f) Pemaaf, memiliki rasa malu, dan ridho (rela).
g) Penyayang, jujur, amanah dan syukur.
h) Berseri-seri wajahnya, menjauhkan dari yang haram, melapangkan
kesempatan dan percaya atas kebesaran Allah.
i) Mengharapkan ridho Allah, lemah lembut, ramah dan pemaaf.
j) Penyimpan rahasia, berlomba dalam kebaikan, pemberi nasihat dan wasiat
serta pembawa kabar baik.

Anda mungkin juga menyukai