Anda di halaman 1dari 5

1.

Kedudukan akidah
Kedudukan akidah dalam kehidupan manusia sangat penting, karena akidah yang kuat
dan kokoh akan membawa seseorang pada jalan yang benar dan lurus. Akidah juga
menjadi pedoman dalam berperilaku dan bertindak, serta membentuk nilai-nilai yang
dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, menjaga akidah dan
memperkuatnya adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang ingin mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Bukti keimanan kepada Rasul

a. Menerima dan mengikuti ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW


sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an dan Hadis.
b. Menjaga dan memelihara kehormatan dan kedudukan Nabi Muhammad
SAW dengan tidak menghina atau merendahkan beliau.
c. Memuliakan dan menghormati keluarga dan para sahabat Nabi
Muhammad SAW, serta tidak merendahkan mereka.
d. Meneladani akhlak dan perilaku Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan
sehari-hari, seperti memperbanyak ibadah, menghormati orang tua,
berbuat baik kepada sesama manusia, dan sebagainya.
e. Menyebarkan ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW kepada orang lain dan
berdakwah dengan cara yang baik dan benar.
f. Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dan menghormatinya
dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam.
g. Menjaga dan memelihara masjid dan tempat-tempat suci lainnya yang
berhubungan dengan Nabi Muhammad SAW.
3. Wujud keimanan kepada malaikat

a. Mempercayai keberadaan malaikat sebagai makhluk halus yang diciptakan


oleh Allah SWT.
b. Mengimani bahwa malaikat memiliki tugas-tugas tertentu yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT, seperti tugas mengawasi manusia, mencatat
amal manusia, mengeluarkan nyawa manusia, dan sebagainya.
c. Mengimani bahwa malaikat tidak pernah melakukan kesalahan dalam
menjalankan tugas-tugasnya karena mereka selalu patuh kepada perintah
Allah SWT.
d. Mempercayai bahwa malaikat juga memiliki sifat-sifat yang mulia, seperti
kesucian, keindahan, dan kebaikan.
e. Menjaga tindakan dan perilaku agar senantiasa baik, karena malaikat
selalu hadir di sekitar manusia dan mencatat setiap amal perbuatan
manusia.
f. Membaca doa-doa yang dianjurkan dalam Islam yang berkaitan dengan
malaikat, seperti doa sebelum tidur, doa masuk rumah, dan sebagainya.
g. Membaca ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis-hadis yang berkaitan dengan
malaikat untuk memperkuat keimanan kita kepada mereka.
4. Pengaruh iman kepada hari akhir dan qada-qadar
a. Menjaga tindakan dan perilaku yang baik. Dengan percaya pada hari akhir,
seseorang akan merasa bertanggung jawab atas setiap tindakan yang
dilakukan, dan akan berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan
pahala dari Allah SWT.
b. Mengurangi rasa cemas dan khawatir. Dengan percaya pada qada-qadar,
seseorang akan merasa tenang dan menerima takdir yang telah ditetapkan
oleh Allah SWT. Seseorang akan menghindari kekhawatiran yang
berlebihan dan bersikap ikhlas dalam menghadapi setiap cobaan dan ujian
hidup.
c. Meningkatkan ketaqwaan. Dengan percaya pada hari akhir dan qada-
qadar, seseorang akan merasa lebih dekat dengan Allah SWT dan akan
meningkatkan ketaqwaannya dalam menjalankan ibadah dan mengikuti
perintah Allah SWT.
d. Mengembangkan sikap sabar dan tawakal. Dengan percaya pada qada-
qadar, seseorang akan belajar untuk bersabar dalam menghadapi setiap
ujian hidup dan menyerahkan segalanya kepada Allah SWT.
e. Meningkatkan keikhlasan. Dengan percaya pada qada-qadar, seseorang
akan mengembangkan sikap ikhlas dalam beribadah dan melakukan
tindakan baik tanpa mengharapkan imbalan dari manusia.

5. Pengaruh iman kepada Allah bagi seorang Dokter

1. Mengutamakan etika dan moral dalam praktik medis. Seorang dokter yang
beriman akan memandang praktik medis sebagai sebuah amanah dari Allah
SWT dan akan senantiasa berusaha menjalankan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab dan keikhlasan.
2. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien. Seorang dokter yang
beriman akan senantiasa berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pasien
sesuai dengan kemampuannya, karena ia menyadari bahwa setiap pasien
yang ia layani adalah amanah dari Allah SWT.
3. Mengembangkan kepekaan sosial. Seorang dokter yang beriman akan
memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan akan berusaha membantu
masyarakat yang membutuhkan dengan kemampuan medisnya.
4. Mengembangkan sikap sabar dan ikhlas. Seorang dokter yang beriman akan
senantiasa bersabar dalam menghadapi setiap tantangan dalam praktik medis
dan akan bersikap ikhlas dalam menjalankan tugasnya tanpa mengharapkan
imbalan dari manusia.
5. Menjaga integritas dan kejujuran. Seorang dokter yang beriman akan
senantiasa menjaga integritas dan kejujuran dalam praktik medisnya, karena
ia menyadari bahwa Allah SWT selalu mengawasinya dan akan meminta
pertanggungjawaban atas setiap tindakan yang dilakukan.
6. Menjaga kesehatan fisik dan mental. Seorang dokter yang beriman akan
menjaga kesehatan fisik dan mentalnya dengan baik, karena ia menyadari
bahwa kesehatan adalah karunia dari Allah SWT yang harus dijaga dengan
baik.

7. Ramadhan dan hubungannya dengan pemeliharaan kaidah

1. Menjaga kedisiplinan. Selama puasa Ramadhan, seorang Muslim


diwajibkan untuk menahan diri dari makan, minum, dan melakukan
aktivitas yang dapat membatalkan puasa dari terbit fajar hingga
terbenam matahari. Hal ini akan membantu seseorang dalam
mengembangkan disiplin diri dan menjaga kaidah-kaidah yang ada
dalam agama.
2. Meningkatkan rasa empati. Dalam puasa Ramadhan, seseorang
merasakan lapar dan haus yang sama dengan yang dirasakan oleh
orang yang kurang beruntung. Hal ini dapat membantu seseorang
untuk mengembangkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama,
serta meningkatkan rasa solidaritas dengan mereka yang
membutuhkan.
3. Menjaga kesehatan. Selama puasa Ramadhan, seseorang diwajibkan
untuk menjaga pola makan dan minum yang sehat dan seimbang pada
saat berbuka dan sahur. Hal ini akan membantu seseorang untuk
menjaga kesehatan tubuh dan menghindari penyakit-penyakit yang
berkaitan dengan pola makan yang tidak sehat.
4. Meningkatkan spiritualitas. Selama puasa Ramadhan, seseorang
diharapkan untuk lebih dekat dengan Allah SWT, mengingatNya, dan
memperbanyak amal ibadah. Hal ini akan membantu seseorang dalam
meningkatkan spiritualitas dan keimanan kepada Allah SWT, serta
menjaga kaidah-kaidah yang ada dalam agama.

8. Kriteria penyimpangan-penyimpangan beragama

a. Menentang ajaran agama yang jelas dan tegas. Penyimpangan dalam agama
dapat terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mengikuti ajaran agama
secara benar dan jelas. Hal ini dapat berupa menentang ajaran agama,
merubah atau memodifikasi ajaran agama, atau bahkan menolak ajaran
agama yang sudah jelas dan tegas.
b. Menyimpang dari tafsir yang benar. Tafsir yang benar harus sesuai dengan
konteks dan referensi dalam agama. Penyimpangan dapat terjadi jika
seseorang atau kelompok menyimpang dari tafsir yang benar dan mengambil
tafsir yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
c. Mengajarkan ajaran sesat. Penyimpangan dalam agama juga dapat terjadi jika
seseorang atau kelompok mengajarkan ajaran sesat yang bertentangan
dengan ajaran agama yang sebenarnya. Ajaran sesat biasanya tidak memiliki
dasar yang jelas dalam agama dan bisa membawa pengikutnya pada
penyesatan.
d. Memperkenalkan bid'ah. Bid'ah atau inovasi dalam agama dapat menjadi
penyimpangan jika tidak sesuai dengan ajaran agama yang sebenarnya. Hal
ini dapat berupa memperkenalkan ibadah atau amalan baru yang tidak
memiliki dasar dalam agama, atau memodifikasi ajaran agama yang sudah
jelas dan tegas.
e. Berbuat kekerasan. Kekerasan dalam agama adalah tindakan yang tidak dapat
dibenarkan. Hal ini dapat terjadi jika seseorang atau kelompok memaksa
orang lain untuk mengikuti ajaran agama mereka, atau menggunakan
kekerasan sebagai cara untuk menyebarkan ajaran agama mereka.

9. Upaya memelihara Kaidah

a. Mempelajari ajaran agama secara benar dan konsisten. Seorang Muslim perlu
mempelajari ajaran agama secara benar dan terus-menerus untuk memahami
kaidah-kaidah dalam agama dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan
membaca kitab-kitab agama, mengikuti pengajian atau kajian agama, dan
berkonsultasi dengan ulama atau ahli agama yang terpercaya.
b. Memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT. Imunitas terbaik dari
penyimpangan dalam agama adalah dengan memperkuat iman dan taqwa
kepada Allah SWT. Semakin kuat iman dan taqwa, semakin kuat pula kaidah-
kaidah agama yang dipegang teguh.
c. Menjaga ikhtilaf dan perbedaan pendapat dalam batas yang sehat. Dalam
agama, terdapat banyak ikhtilaf atau perbedaan pendapat di antara para
ulama dan ahli agama. Oleh karena itu, penting untuk menjaga perbedaan
pendapat tersebut dalam batas yang sehat dan tidak merusak persatuan
umat.
d. Menjaga kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama. Kebersamaan
dan kerukunan antarumat beragama dapat mencegah penyimpangan dalam
agama. Hal ini dapat dilakukan dengan menghargai perbedaan agama,
menjalin komunikasi yang baik, serta menghindari tindakan atau ucapan yang
merugikan pihak lain.
e. Menyebarkan dakwah dan ajaran agama secara benar dan tepat. Setiap umat
Muslim memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan dakwah dan ajaran
agama kepada sesama manusia. Namun, dakwah harus dilakukan secara
benar dan tepat, sesuai dengan kaidah-kaidah dalam agama.

Anda mungkin juga menyukai