Kedudukan akidah
Kedudukan akidah dalam kehidupan manusia sangat penting, karena akidah yang kuat
dan kokoh akan membawa seseorang pada jalan yang benar dan lurus. Akidah juga
menjadi pedoman dalam berperilaku dan bertindak, serta membentuk nilai-nilai yang
dijunjung tinggi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, menjaga akidah dan
memperkuatnya adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang yang ingin mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Bukti keimanan kepada Rasul
1. Mengutamakan etika dan moral dalam praktik medis. Seorang dokter yang
beriman akan memandang praktik medis sebagai sebuah amanah dari Allah
SWT dan akan senantiasa berusaha menjalankan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab dan keikhlasan.
2. Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pasien. Seorang dokter yang
beriman akan senantiasa berusaha memberikan pelayanan terbaik bagi pasien
sesuai dengan kemampuannya, karena ia menyadari bahwa setiap pasien
yang ia layani adalah amanah dari Allah SWT.
3. Mengembangkan kepekaan sosial. Seorang dokter yang beriman akan
memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan akan berusaha membantu
masyarakat yang membutuhkan dengan kemampuan medisnya.
4. Mengembangkan sikap sabar dan ikhlas. Seorang dokter yang beriman akan
senantiasa bersabar dalam menghadapi setiap tantangan dalam praktik medis
dan akan bersikap ikhlas dalam menjalankan tugasnya tanpa mengharapkan
imbalan dari manusia.
5. Menjaga integritas dan kejujuran. Seorang dokter yang beriman akan
senantiasa menjaga integritas dan kejujuran dalam praktik medisnya, karena
ia menyadari bahwa Allah SWT selalu mengawasinya dan akan meminta
pertanggungjawaban atas setiap tindakan yang dilakukan.
6. Menjaga kesehatan fisik dan mental. Seorang dokter yang beriman akan
menjaga kesehatan fisik dan mentalnya dengan baik, karena ia menyadari
bahwa kesehatan adalah karunia dari Allah SWT yang harus dijaga dengan
baik.
a. Menentang ajaran agama yang jelas dan tegas. Penyimpangan dalam agama
dapat terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mengikuti ajaran agama
secara benar dan jelas. Hal ini dapat berupa menentang ajaran agama,
merubah atau memodifikasi ajaran agama, atau bahkan menolak ajaran
agama yang sudah jelas dan tegas.
b. Menyimpang dari tafsir yang benar. Tafsir yang benar harus sesuai dengan
konteks dan referensi dalam agama. Penyimpangan dapat terjadi jika
seseorang atau kelompok menyimpang dari tafsir yang benar dan mengambil
tafsir yang tidak sesuai dengan ajaran agama.
c. Mengajarkan ajaran sesat. Penyimpangan dalam agama juga dapat terjadi jika
seseorang atau kelompok mengajarkan ajaran sesat yang bertentangan
dengan ajaran agama yang sebenarnya. Ajaran sesat biasanya tidak memiliki
dasar yang jelas dalam agama dan bisa membawa pengikutnya pada
penyesatan.
d. Memperkenalkan bid'ah. Bid'ah atau inovasi dalam agama dapat menjadi
penyimpangan jika tidak sesuai dengan ajaran agama yang sebenarnya. Hal
ini dapat berupa memperkenalkan ibadah atau amalan baru yang tidak
memiliki dasar dalam agama, atau memodifikasi ajaran agama yang sudah
jelas dan tegas.
e. Berbuat kekerasan. Kekerasan dalam agama adalah tindakan yang tidak dapat
dibenarkan. Hal ini dapat terjadi jika seseorang atau kelompok memaksa
orang lain untuk mengikuti ajaran agama mereka, atau menggunakan
kekerasan sebagai cara untuk menyebarkan ajaran agama mereka.
a. Mempelajari ajaran agama secara benar dan konsisten. Seorang Muslim perlu
mempelajari ajaran agama secara benar dan terus-menerus untuk memahami
kaidah-kaidah dalam agama dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan
membaca kitab-kitab agama, mengikuti pengajian atau kajian agama, dan
berkonsultasi dengan ulama atau ahli agama yang terpercaya.
b. Memperkuat iman dan taqwa kepada Allah SWT. Imunitas terbaik dari
penyimpangan dalam agama adalah dengan memperkuat iman dan taqwa
kepada Allah SWT. Semakin kuat iman dan taqwa, semakin kuat pula kaidah-
kaidah agama yang dipegang teguh.
c. Menjaga ikhtilaf dan perbedaan pendapat dalam batas yang sehat. Dalam
agama, terdapat banyak ikhtilaf atau perbedaan pendapat di antara para
ulama dan ahli agama. Oleh karena itu, penting untuk menjaga perbedaan
pendapat tersebut dalam batas yang sehat dan tidak merusak persatuan
umat.
d. Menjaga kebersamaan dan kerukunan antarumat beragama. Kebersamaan
dan kerukunan antarumat beragama dapat mencegah penyimpangan dalam
agama. Hal ini dapat dilakukan dengan menghargai perbedaan agama,
menjalin komunikasi yang baik, serta menghindari tindakan atau ucapan yang
merugikan pihak lain.
e. Menyebarkan dakwah dan ajaran agama secara benar dan tepat. Setiap umat
Muslim memiliki tanggung jawab untuk menyebarkan dakwah dan ajaran
agama kepada sesama manusia. Namun, dakwah harus dilakukan secara
benar dan tepat, sesuai dengan kaidah-kaidah dalam agama.