Anda di halaman 1dari 1

1.

Gangguan fungsi komunikasi manusia berdasarkan kelainan di berbagai


area cerebrum.
 Afasia: gangguan kemampuan berbicara atau memahami bahasa akibat kerusakan di
area Broca dan Wernicke di hemisfer kiri otak.
 Disartria: kesulitan mengontrol otot-otot yang terlibat dalam berbicara akibat
kerusakan di korteks motorik di hemisfer kiri otak.
 Apraksia: kesulitan dalam melakukan gerakan-gerakan kompleks akibat kerusakan di
korteks motorik suplementer atau korteks premotorik di hemisfer dominan.
 Agnosia: ketidakmampuan mengenali objek, suara, atau rasa akibat kerusakan di
korteks sensorik atau asosiasi di hemisfer kanan atau kiri otak.
 Disfemia: gangguan berbicara yang ditandai dengan berulang-ulang mengucapkan
suku kata atau kata tertentu, atau terhenti dalam berbicara akibat gangguan di
korteks pramotor atau area subkortikal yang terkait.

2. Sircuit Papez
Sirkuit Papez adalah rangkaian struktur otak yang berperan dalam mengatur emosi dan
memori. Sirkuit ini terdiri dari lima struktur utama, yaitu korteks entorhinal,
hipokampus, gyrus cinguli, talamus, dan amigdala. Sinyal informasi tentang pengalaman
emosional dan memori yang disimpan dihipokampus, dikirim ke korteks entorhinal dan
gyrus cinguli melalui jalur perforant pathway, kemudian disampaikan ke talamus dan
amigdala. Sirkuit ini juga berfungsi dalam mengatur respons emosional terhadap
rangsangan lingkungan, terutama yang berkaitan dengan pengalaman emosional yang
signifikan.

3. Dermatom pada kulit.


Dermatom adalah daerah kulit yang inervasi oleh serabut saraf sensorik dari satu
segmen saraf tepi (SNP) tertentu. Setiap dermatom memiliki area yang spesifik dan
dapat diidentifikasi pada kulit. Ada 8 dermatom utama di tubuh manusia, yaitu C1
hingga C8 (leher), T1 hingga T12 (dada dan punggung), L1 hingga L5 (pinggang dan
bokong), dan S1 hingga S5 (pangkal paha dan kaki). Distribusi dermatom ini berkorelasi
dengan segmen saraf tulang belakang yang terlibat dan dapat membantu dalam
diagnosis penyakit atau cedera pada sistem saraf tepi.

4. Gerak reflek pada saat tangan terkena panas.


Gerak refleks yang terjadi pada saat tangan terkena panas adalah refleks withdraw
(menarik diri) yang terjadi secara cepat dan involunter. Ketika suhu panas terdeteksi
oleh reseptor panas pada kulit, impuls saraf dikirim ke sumsum tulang belakang melalui
serat saraf sensorik. Di sumsum tulang belakang, impuls ini kemudian diintegrasikan dan
direspon dengan mengirim impuls keluar melalui serat saraf motorik yang menuju otot-
otot fleksor pada lengan agar menggerak

Anda mungkin juga menyukai