Anda di halaman 1dari 53

LAYANAN BK DIPERLUAS

(3 SKS)

Oleh :
Drs. JONI AFRI, M.Pd

PROGRAM EKSTENSI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2011
PENDEKATAN ISLAM DALAM
KONSELING
Masalah manusia Indonesia → Semakin berat dan kompleks

Tidak semuanya bisa diselesaikan dengan rasio manusia

Teori pakar tidak efektif mengatasinya

Penyebabnya : Konsep dasar teori tersebut kurang sesuai
dengan kondisi Indonesia → khususnya tentang hakekat
manusia yang islami

Diperlukan pendekatan yang sempurna → digali dari ajaran Zat
Yang Maha Sempurna : Agama Samawi
Pendekatan Islami → Tepat,
mengingat :
1. Layanan konseling → Kegiatan yang berkaitan
dengan manusia (Klien dan Konselor)
2. Yang paling mengetahui rahasia manusia
(potensi, sifat-sifat, kekurangan dan kelebihan)
→ Allah SWT
3. Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan
dengan alam sekitar dan waktu → yang paling
tahu → Allah SWT
4. Penduduk Indonesia mayoritas Islam. Agama
ini berpengaruh terhadap sikap, tingkah laku
dan pikirannya dalam menghadapi masalah.
BK ISLAMI

A. Pengertian
Proses Bimbingan dan Konseling yang
berlandaskan ajaran islam dengan tujuan
membantu individu bermasalah
mencapai kebahagian dunia akhirat.
B. Latar Belakang BK Islami di
Indonesia
Terbentuknya BK Islami di Indonesia dilatar belakangi
beberapa hal sebagai berikut.
1. Di Indonesia umat islam berjumlah 85 – 90%.
2. Berdasarkan keyakinan hidup dan kondisi kejiwaan
mayoritas bangsa Indonesia.
3. Pendekatan yang memperhatikan subjektivitas
terbimbing akan lebih berhasil dibandingkan dengan
yang memandang sebagai objek belaka.
4. Masalah bangsa yang kompleks dan keras atau
transisi :
– Dari masyarakat agraris ke industri.
– Krisis ekonomi yang berkepanjangan.
C. Dasar BK Islami

1. Manusia senantiasa berkeluh kesah


(Alma’aarij :19-20).

Artinya : Sesungguhnya manusia diciptakan


bersifat keluh kesah lagi kikir. (19), Apabila ia
ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah (20).
2. Manusia mahluk yang lemah.

Artinya : Allah hendak memberikan keringanan


kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat
lemah (An Nisaa’ : 28).

3. Manusia tidak bisa memecahkan


masalahnya sendiri dan memerlukan
bantuan orang lain.
D. Syarat Suatu Pendekatan BK
Islami
Syarat suatu pendekatan, dijelaskan tentang
konsep dasar tentang hakekat manusia,
tujuan konseling, fungsi dan peran terapis,
pengalaman klien dalam konseling,
hubungan terapis dengan klien. Berikut
dijelaskan secara lengkap.

1. Konsep Dasar tentang Hakekat


Manusia
1. Konsep Dasar tentang
Hakekat Manusia
a. Keberadaan manusia tidak bisa dipisahkan dengan
kehendak-Nya. Apa yang diusahakan manusia tidak
akan tercapai tanpa kuasa dan kehendak Allah SWT.
b. Petunjuk Allah SWT memiliki kebenaran mutlak,
kapanpun dan dimanapun (Al Qur’an). Dan juga
sebagai obat penyakit hati (jiwa) manusia.
c. Keberadaan manusia dilengkapi dengan sejumlah
potensi (organ tubuh, indera, hati, pikiran, perasaan,
kehendak). Allah SWT mengingatkan agar hal tersebut
difungsikan dengan sebaik-baiknya.
d. Manusia di dunia sebagai khalifah Allah dan tugasnya
beribadah (vertikal dan horizontal).
e. Pada diri manusia melekat sejumlah kecenderungan,
seperti:
– Sebagai mahluk sosial.
– Sebagai mahluk beragama.
– Penanaman modal dan saham.
– Mencintai wanita dan anak-anak.
– Mencintai harta benda.
– Mencintai keindahan dan kemewahan.
f. Manusia mempunyai sifat negatif, seperti:
– Sebagai mahluk lemah.
– Cenderung nakal.
– Suka membantah.
– Tergesa-gesa.
– Seka mengeluh.
– Sombong, tidak berterima kasih.
– Mudah putus asa.
– Suka mencelakakan diri.
– Sangat kikir.
– Cenderung berbuat maksiat.
g. Hakekat munculnya masalah, seperti:
– Tidak mengikuti petunjuk Allah SWT.
– Tergoda setan.
– Allah hendak menguji keimanan.
– Karena mengikuti adat yang simpang siur.
2. Tujuan Konseling Islami
a. Klien segera kembali mengikuti petunjuk Allah
SWT.
b. Klien terlepas dari pengaruh syetan.
c. Klien bila memahami dan menerima cobaan
dengan sabar dan tawakal.
d. Klien tidak hanya mengikuti kehendak nafsu,
tapi menggunakan akal pikiran dan tuntunan
agama.
e. Klien memiliki kepribadian kokoh, tidak
terombang ambing dengan fatwa dan adat
yang simpang siur.
f. Klien selamat dunia dan akhirat kebahagian
yang sejati.
3. Fungsi dan Peran Terapis
(Konselor)
a. Kedudukannya sebagai seorang ahli.
b. Fungsinya sebagai “penolong,” “penuntun,”
“pendorong, “pembebas,” dari pengaruh
Syeitan.
c. Perannya yaitu membangun hubungan yang
sebaik-baiknya dengan klien, klien dengan
masyarakat, dan klien dengan Allah SWT.
Dalam menjalankan fungsi dan perannya konselor
menggunakan referensi ajaran islam dan
motivasinya ibadah.
4. Pengalaman Klien dalam
Konseling
a. Individu yang menjadi klien tidak selalu
bermasalah, boleh juga klien yang ingin
meningkatkan imannya atau mendalami
ajaran islam melalui konsultasi.
b. Oleh karena itu, klien harus muslim.
c. Harapan utama klien memecahkan
masalahnya yaitu ingin meningkatkan
kualitas imannya.
5. Hubungan Terapis dan Klien

a. Hubungan penting terapi tidak selalu


menggantungkan diri kepada konselor.
b. Dasar hubungannya “ibadah” yaitu
melaksanakan perintah Allah untuk
saling tolong menolong.
c. Pelaksanaan saran → Ibadah.
E. Penerapan Pendekatan
Islami dalam Bimbingan
Konseling dengan pendekatan islam hakekatnya tidak bisa
dipisahkan dengan syariat islam. Penerapannya dalam
bimbingan harus selalu sesuai dengan ajaran islam
secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
1. Prosedur pelaksanaan konseling.
2. Ketentuan khusus berkaitan dengan konselor.
3. Ketentuan khusus berkaitan dengan klien.
4. Ketentuan khusus berkaitan dengan tempat.
5. Ketentuan khusus berkaitan dengan waktu.

Singkatnya, BK Islami harus sesuai dengan ajaran Islam.


F. Azas-Azas BK Islami

1. Azas Ketauhidan
Mendasarkan diri pada Tuhan Yang
Maha Esa.
Layanan yang menghasilkan keingkaran
atau menyekutukan Allah (musyrik) →
Non Islami.
2. Azas Ketaqwaan
Meningkatkan ketaqwaan pembimbing
dan yang di bimbing.

Artinya : Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan


kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah
orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Al Hujuraat
: 13)
3. Azas Akhlakul karimah

Ahlak mulia merupakan unsur penting dalam


BK Islami.
Sabda Rasulullah yaitu “innama bu’itstu li
utammima makarimal akhlak”
(Sesungguhnya saya diutus untuk
menyempurnakan akhlak yang mulia).
4. Azas Kebahagian Dunia Akhirat
Yaitu keseimbangan dunia dan akhirat.
5. Azas Cinta kasih
Dasar azas ini yaitu rasa sayang, seperti
Firman Allah SWT dalam Surah Maryam ayat
96.

Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan


beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan
menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang
(Maryam : 96).
6. Azas Toleransi
Tidak boleh memaksakan agama/keyakinan
hidupnya pada orang lain (tidak ada paksaan
dalam beragama).
7. Azas Kebahagian Diri dan Kemaslahatan umum
Untuk kebahagiaan pribadi yang dibimbing dan
bermanfaat bagi masyarakat.
8. Azas Keahlian
Dilakukan oleh orang yang kompeten dan
professional.
9. Azas Amanah
Pembimbing harus dapat menjaga amanah,
termasuk amanah (kerahasiaan).
10. Azas kearifan
Yaitu arif dan bijaksana.
G. Pelaksanaan BK Islami
Objek BK Islami : Individu bermasalah
Subjek Pembimbing : Orang yang mempunyai kewenangan untuk
menyelenggarakan BK Islami, antara lain:
a. Ahli BK
b. Ahli Psikologi
c. Ahli Pendidikan
d. Ahli Agama
e. Dokter
f. Pekerja Sosial

Isi/Materi : Kebutuhan jasmani dan rohani untuk mencapai


kebahagian duniawi dan ukhrawi.

Strategi Pendekatan : Menurut ajaran Islam (Ukhuwah Islamiyah).


Prinsip Dasar BK :
Islami

a. Mengenai tujuan : Kebahagian dunia dan akhirat sejalan


dengan ajaran Islam

a. Subjek bimbingan : Dilakukan oleh dan untuk manusia


dan Pembimbing sesuai dengan pandagan Islam

a. Materi : Berlandaskan ajaran Islam

a. Proses : Berlandaskan Ukhuwah Islamiyah.


H. Perbedaan Konsep BK Barat
dan BK Islami
1. Tentang Kesehatan Mental
a. Konsep Barat
Konsep Barat beraneka ragam sekali. Berikut
beberapa konsep Barat menurut para ahli:
1) Horace B. English, dkk
– Pribadi yang dapat menyesuaikan diri
– Dapat menikmati hidup
– Dapat mencapai aktualisasi diri dan realisasi diri
2) Jourard (1980)
– Mampu bertindak, dibimbing intelegensinya
– Menghargai hidup
– Memiliki kompetensi
– Mencitai diri, alam dan orang lain
3) Jahoda
– Memiliki sikap batin yang positif terhadap dirinya
– Aktualisasi diri
– Mengintegrasikan fungsi psikis
– Memiliki persepsi yang objektif terhadap realitas
– Menguasai lingkungan
4) Sri Rahayu (1981)
Adanya keseimbangan mental yang harmonis,
sehingga dapat memecahkan problem hidupnya secara
sehat

b. Konsep Islam
1) Sekalipun sehat mental, tapi kafir, Allah
murka. Sebagaimana Firman Allah SWT
sebagai berikut:
Artinya: Dalam hati mereka ada penyakit (Yakni
keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi
Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu,
menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam
terhadap Nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam),
lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka
siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta (Al-
Baqarah : 10).

Artinya: Mereka tuli, bisu dan buta (Walaupun


pancaindera mereka sehat mereka dipandang tuli, bisu
dan buta oleh karena tidak dapat menerima
kebenaran), maka tidaklah mereka akan kembali (ke
jalan yang benar) (Al Baqarah : 18).
2) Sehat tanpa ibadah tergolong alpa dan
lalai.
Orang muslim selalu berdoa:

Artinya: Dan di antara mereka ada orang yang


berdoa: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan
di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah
kami dari siksa neraka” (Inilah doa yang sebaik-
baiknya bagi seorang muslim) (Al Baqarah :
201).
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:

Tentang Kesehatan Mental

Konsep Barat Konsep Islam

1. Hanya kehidupan dunia, Selalu dihubungkan


sekarang dan disini (sekuler) dengan:
2. Hanya berorientasi kepada diri 1. Keimanan (Tauhid)
sendiri. Hubungan dengam 2. Perilaku ibadah
orang lain, hubungan dengan 3. Budi pekerti yang
lingkungan alam untuk masa luhur
kini 4. Kehidupan Ukhrawi
2. Dasar BK Barat dan BK Islami

Dasar BK

Barat Islam

1. Hasil pikir 1. Sumber Al Qur’an


manusia dan Hadist
2. Hasil 2. Aktivitas akal dan
pengalaman pengalaman
3. Tentang Kehidupan Sesudah
Mati
Kehidupan Sesudah Mati

Barat Islam

Tidak membahas 1. Meyakini hidup


kehidupan sesudah sesudah mati
mati 2. Hidup seimbang
dunia akhirat
4. Tentang Pahala dan Dosa
Pahala dan Dosa

Barat Islam

Tidak mengkaitkan Selalu berusaha memperoleh


dengan pahala dan ridha Allah dan menjauhi
dosa larangan-Nya
I. Citra Manusia Menurut Islam
1. Manusia merupakan khalifatullah di muka bumi.

Artinya: Pada hari ketika tiap-tiap diri mendapati segala


kebajikan dihadapkan (dimukanya), begitu (juga) kejahatan
yang telah dikerjakannya; ia ingin kalau kiranya antara ia
dengan hari itu ada masa yang jauh; dan Allah
memperingatkan kamu terhadap siksa-Nya. Dan Allah
sangat Penyayang kepada hamba-hamba-Nya (Al Baqarah :
30).
2. Manusia merupakan ciptaan Allah yang
paling sempurna fisik maupun psikisnya.

Artinya: sesungguhnya Kami telah


menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya (At Tiin : 4).
J. BK Barat Sekuler
Kesukaran hidup dapat dihadapi dengan :
1. Badan yang sehat
2. Mental yang sehat
3. Rasio yang aktif dan dinamis:
– Kenikmatan sesaat
– Kenikmatan semu
– Kenikmatan yang membawa problem lain:
– Angka kejahatan meningkat
– Angka neorosis meningkat
– Angka bunuh diri meningkat
– Angka kecanduan meningkat
– Angka penderita AIDS meningkat
Mereka kehilangan faktor penting dalam hidup yaitu
Sakinah (ketenangan bathin). Untuk mendapatkan
ketenangan bathin individu harus dekat dengan Tuhan
(Rahmatan Lil’alamin).
BK ISLAMI DALAM
PERKAWINAN DAN KELUARGA
A. Pengertian
BK Islami dalam perkawinan dan keluarga
merupakan upaya pemberian BK dalam
memecahkan masalah perkawinan dan
keluarga baik dalam (1) pemilihan jodoh, (2)
pelaksanaan perkawinan, (3) pembinaan
kehidupan berumah tangga, menurut ajaran
Islam untuk mencapai kebahagiaan dunia dan
akhirat.
B. Dasar

Manusia adalah mahluk sosial yang


kodratnya perlu hidup berumah tangga.
Dalam pemenuhan kodratnya itu, manusia
sering menghadapi kesulitan (mencari
jodoh, menjalani kehidupan berumah
tangga, dan mempertahankan keutuhan
keluarga) yang memerlukan bantuan BK.
C. Tujuan BK Islami dalam
Perkawinan dan Keluarga
Adapun tujuan dari BK Islami dalam
perkawinan dan keluarga yaitu
memberikan bantuan kepada individu
bermasalah dalam perkawinan dan
keluarga, agar mencapai tujuan
perkawinan dan kehidupan berkeluarga
sesuai dengan tuntunan agama Islam.
D. Subjek Bimbingan
Individu yang bermasalah dalam
perkawinan dan keluarga yang
memerlukan bantuan BK.
E. Pembimbing
Orang yang mempunyai kewenangan BK
dalam bidang perkawinan dan keluarga
yang sejalan dengan ajaran Islam.
F. Isi (materi)
Meliputi kebutuhan individu dalam perkawinan dan
keluarga menurut ajaran Islam, seperti:
1. Hakekat perkwainan → memperoleh keturunan.
2. Hukum perkawinan → perintah dan sunnah.
3. Fungsi perkawinan
– Menjaga kehormatan diri
– Menghindari zina
– Meneruskan keturunan.
4. Tujuan perkawinan
– Menjalankan perintah agama
– Mencari ketentraman hati
– Menjalin kasih saying
– Hubungan sosial.
5. Hak dan kewajiban suami istri
G. Jenis BK
1. Pemilihan Jodoh
2. Peminangan
3. Pelaksanaan perkawinan
4. Mahram
5. Perceraian
6. Iddah
7. Anak dan warisan
8. Poligami
H. Prinsip Dasar
1. Dilakukan secara musyawarah

Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku


lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras
lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka
dalam urusan itu (Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal
duniawiyah lainnya, seperti urusan politik, ekonomi,
kemasyarakatan dan lain-lainnya). Kemudian apabila kamu telah
membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya (Al ‘Imran:159).
2. Keputusan pada subjek bimbingan

Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan


hikmah (Hikmah: ialah perkataan yang tegas dan benar
yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang
bathil) dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka
dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah
yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk (An Nahl:125).
KONSELING PRA NIKAH
A. Pengertian
Konseling pra nikah merupakan proses bantuan yang
diberikan kepada seseorang/pasangan yang
merencanakan suatu pernikahan/perkawinan.
Pernikahan adalah peristiwa sakral dan mulia yang
perlu persiapan.
B. Tujuan Konseling Pra nikah
Tujuan dari konseling pranikah yaitu membantu
individu/pasangannya memahami secara lebih baik
tentang:
– prospek calon/bakal pasangan
– diri mereka masing-masing
– tuntutan suatu perkawinan.
C. Konsep-Konsep bagi Konseling Pra
nikah
1. Kondisi hubungan awal dengan pasangan
a. Berpacaran dan seks apakah sampai nikah atau
tidak
b. Melakukan hubungan seks sebelum kawin atau
tidak
c. Menggunakan pil pencegah kehamilan
d. Kawin percobaan
e. Kumpul kebo
f. Menjalani hubungan homoseksual
g. Hidup bersama
h. Kawin paksa
i. Kawin lari.
2. Masalah memilih pasangan
Pilihan didasari oleh daya tarik neurotik.
Bentuknya antara lain:
a. Agresif dan sadistik/mengerikan VS Ketergantungan dan patuh.
b. Mandiri dan kokoh secara emosional VS Mendambakan cinta.
c. Saling berusaha untuk berkuasa.
d. Sakit secara neurotik VS Penuh perhatian.
e. Tidak berdaya dan kurang tegas VS Plin-plan dalam tanggung jawab
dan memiliki gairah cinta yang mengecewakan.
Usaha pokok konseling pra nikah yaitu membantu
orang muda dalam menentukan pasangan mana yang
dipilih.
From mengungkapkan bahwa:
a. Mencintai seseorang = kebutuhan seseorang yang neurotik
b. Kebutuhan akan mencintai = sehat
c. Cinta merupakan perasaan emosional dan keputusan.

Maslow mengatakan bahwa “Perkawinan


merupakan aktualisasi diri seseorang yang memunculkan
pilihan perasaan dan intelektual.”
3. Cinta dan Komitmen
Konseling pra nikah juga menyoroti
tentang makna cinta.
Banyak yang menyatakan kawin demi
cinta, tentang apa konsep cinta itu mereka tidak
tahu. Malahan tidak bisa membedakan antara
“Romantic Love” dan “Mature Love”; antara laki-
laki dan wanita.
Cinta secara umum yaitu (1) terpikat,
tunduk, taat, patuh terhadap sesuatu objek
tertentu dengan alasan/argumentasi tertentu;
(2) kecenderungan yang tumbuh dalam diri
individu yang normal untuk tertarik.
SHOSTROM melalui “Caring Relationship Inventory
(CRI)” mengungkapkan 7 konsep cinta, yakni:
a. Affection (Kasih sayang)
Menggambarkan suatu rasa kepedulian yang
tidak dikondisikan satu sama lain.
b. Friendship (Hubungan teman)
Menggambarkan tingkat pemeliharaan satu
sma lain dalam bentuk hubungan pribadi yang
tidak dikondisikan, meliputi saling merasakan,
sama mempunyai hak, saling pengertian dan
menghargai.
c. Eros
Bentuk cinta dan pemeliharaannya yang
ditandai oleh kualitas romantis dan erotik.
d. Empathy
Kemampuan untuk saling merasakan yang
didasari saling pengertian dan menghargai,
saling punya komitmen dan minat.
e. Self Love (Mencintai diri sendiri)
Menggambarkan penghargaan dan perhatian
diri secara pribadi, merasakan kelebihan diri
sendiri dan menerima berbagai kelemahan diri.
f. Being Love (Mencintai)
Menggambarkan bentuk kekaguman, rasa
bangga dan menghargai.
g. Deficiency Love (Cinta yang lemah)
Cinta dipandang sebagai makna untuk
memperoleh keuntungan
Perbedaan “Romantic Love” dan “Mature Love”
yaitu:

Romantic : - Bentuk khusus dari cinta dalam


Love makna eros
- Proyeksi kebutuhan emosional
seseorang tentang objek cinta dan
mencari pasangan yang ideal
Mature : Munculnya setelah pemahaman dan
Love pengalaman dengan pasangan yang
dicintai
Hal-hal yang mendasari cinta yang matang
(Form) antara lain:

– Secara aktif peduli tentang kehidupan dan


pertumbuhan cinta
– Bertanggung jawab terhadap kebutuhan fisik
dan psikis pasangan
– Menghargai pasangan : mampu melihat
suatu pribadi apa adanya dan menyadari
keunikan individu
– Mengenal dan memahami diri sendiri dan
pasangan serta hakekat cinta.
4. Masalah Seks
a. Individu yang neurotik selalu berupaya memperoleh
keintiman melalui hubungan seksual (tahap-tahap
pergaulan).
b. Keintiman yang mendadak tidak tahan lama dan tidak
memenuhi kepuasan.
c. Gairah seksual sering disalahkan dan dimotivasi oleh
cirri-ciri kebutuhan orang lain.
d. Gairah biologis harus dipadu dengan cinta.
e. Proses pembinaan hubungan meliputi daya tarik,
perhatian, komitmen dan menyenangkan.

Implikasinya : Konselor menanamkan pemahaman klien


tentang hubungan seks bagi cinta.
5. Tujuan konseling pra perkawinan,
yaitu membantu klien dalam:

a. Pemilihan pasangan secara tepat


b. Mengembangkan pandangan yang lebih
matang terhadap cinta dan sikap seksual
c. Persiapan psikologis dalam memasuki
kehidupan perkawinan.

Anda mungkin juga menyukai