Anda di halaman 1dari 3

Abstrak

Sangat umum bagi dokter gigi untuk mendeteksi white discoloritations (WDs) pada gigi.
Penyebab paling umum pada kondisi ini adalah fluorosis, demineralisasi karies dini,
hipomineralisasi molar insisif (MIH) dan trauma atau infeksi pada gigi sulung. Pendekatan
invasive seperti restorasi resin komposit, keramik veneers atau crowns umumnya dipilih
untuk kasus diskolorisasi email yang parah. Laporan klinis ini menjelaskan perawatan
kombinasi minimal invasif pada gigi maksila remaja yang terkena fluorosis. Dilakukan dental
bleaching, mikroabrasi dan infiltrasi resin. Hasil klinis yang memuaskan memungkinkan
untuk menghindari perawatan yang lebih invasif dan mahal.

Pendahuluan
Sangat umum bagi dokter gigi untuk mendeteksi white discoloritations (WDs) pada gigi.
Penyebab paling umum pada kondisi ini adalah fluorosis, demineralisasi karies dini,
hipomineralisasi molar insisif (MIH) dan trauma atau infeksi pada gigi sulung. Dari segi
histologis, WD adalah hipomineralisasi email. Penyebab hipomineralisasi apapun, manusia
akan melihatnya berwarna putih karena perbedaan karakteristik optik dari pengaruh email
yang tidak sehat. Remineralisasi, bleaching, infiltrasi resin (RI), mikroabrasi email (MiA),
makroabrasi dan kombinasi keduanya merupakan pilihan yang tepat untuk pengobatan WD.
Walaupun semua perawatan ini sesuai untuk WD, pentingnya ditekankan bahwa perawatan
tersebut memiliki indikasi yang jelas. Faktanya, WD memiliki fitur yang berbeda, terutama
dalam hal lokalisasi pada email dan ketebalan lesi; oleh karena itu, tidak semua perawatan
dapat digunakan untuk mengatasi setiap kondisi klinis. Diantara WD, fluorosis (dalam kasus
yang tidak terlalu parah) sering terdapat pada lapisan terluar email, sehingga memungkinkan
dalam menggunakan perawatan invasif minimal yang sangat efektif pada daerah email ini.
Penting untuk diketahui bahwa perubahan warna coklat muncul selama atau setelah erupsi
gigi melalui infiltrasi pigmen eksogen dalam struktur yang sudah berwarna putih
(hipomineralisasi); oleh karena itu, noda coklat biasanya sangat superfisial (dangkal).
Fluorosis gigi yang berwarna putih atau coklat dapat dianggap sebagai kompromi yang dapat
diterima mengingat prioritas yang diberikan untuk pencegahan karies gigi. Namun,
perubahan email ini sering memiliki dampak psikologis, terkadang menyebabkan anak putus
sekolah. Pada akhirnya, penggunaan prosedur yang kurang invasif dan lebih murah harus
menjadi prioritas etis dokter gigi saat menawarkan perawatan kepada pasien mereka.

Presentasi kasus
Seorang siswa laki-laki (berusia 18) mengeluh perubahan warna putih dan coklat pada gigi
anterior rahang atas (gambar 1). Pertemuan pertama, dikumpulkan riwayat medis dan riwayat
gigi pasien. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sistemik atau alergi obat dan tidak sedang
meminum obat apapun. Pengamatan klinis dan dan radiografi bitewing dilakukan untuk
melihat proses patologis. Pasien tidak mempunyai kontraindikasi untuk perawatan gigi.
Analisis perubahan warna dengan evaluasi riwayat medis menghasilkan diagnosis fluorosis
pada gigi tahap 4 dari klasifikasi TSIF (Tabel 1). Foto awal kemudian dibuat, termasuk
gambar terpolarisasi (Gambar 2) dan transiluminasi palatal (Gambar 3) memungkinkan
pemahaman yang lebih baik pada defek. Sesi kebersihan mulut dilakukan pada pertemuan
pertama yang sama. Untuk mengurangi tampilan coklat dan menyamarkan WD dengan
meningkatkan kecerahan gigi, perawatan home bleaching yang terdiri dari 6% hydrogen
peroksida dalam tray yang telah diisi sebelumnya selama 60 menit/hari selama 10 hari.
Pasien kembali 15 hari setelah bleaching gigi berakhir. Kedua bitnik coklat dan putih
kurang terlihat, meskipun masih ada (Gamabar 4). Selama pertemuan kedua, untuk
menghilangkan lapisan permukaan lapisan email, tiga langkah sesi MiA dilakukan dengan
cara abrasif. yang dapat larut dalam air mengandung 6,6% asam klorida dan mikropartikel
silikon karbida. Sejumlah kecil pasta dioleskan pada permukaan gigi yang terkena dan rubber
cup spesial dilekatkan pada kontra sudut pengurangan gigi (100 hingga 500 rpm), yang
digunakan untuk mengikis permukaan gigi dengan sedikit tekanan selama 60 detik (Gambar
5). Pada akhir langkah ketiga perawatan MiA, perubahan warna kecoklatan hampir hilang.
Rubber dam diganti dengan yang baru setelah sesi MiA dan memeriksa jaringan lunak
sebelum prosedur RI (Gambar 6).
Untuk menangani WD yang tersisa, dan mengambil keuntugan bahwa permukaan email
sudah terkikis dengan benar, prosedur dilakukan pada sesi yang sama. Setelah penempatan
rubber dam, gigi dibilas dengan air. Larutan etanol dehidrasi kemudian diaplikasikan dan
dikeringkan. Resin diaplikasikan dua kali dengan swab lalu disinar dua kali mengikuti
instruksi dari pabrik (Gambar 7) Tahap terakhir perawatan ini menyamarkan area putih
karena karakteristik optik dari resin infiltrat, untuk mengurangi kemungkinan perubahan
bahan warna permukaan kemudian dilakukan langkang post-curing. Permukaan yang dirawat
ditutup dengan air block (gliserin gel) untuk mencapai polimerisasi yang tepat pada lapisan
luar resin (Gambar 8) lalu dilakukan pemolesan permukaan dengan menggunakan extrafine
grit diamond paste. Pada akhir perawatan gigi geligi anterior mengalami hampir semua
perubahan warna dan memiliki penampilan yang baik. Daerah kecil berwarna coklat masih
terlihat pada gigi insisif sentral. Namun demikian, pasien, orangtua dan tim klinis puas
dengan hasil akhir (Gambar 10). Transluminasi palatal dari insisivus sentral (Gambar 11) dan
foto terpolarisasi (Gambar 12) menyatakan bahwa penghapusan sebagian besar warna.
Gambar 13 menunjukkan situasi pada kontrol 7 bulan.

Diskusi
Dalam kasus Perubahan email yang parah, pendekatan invasif seperti restorasi komposit
resin, keramik veneers, atau bahkan crowns umumnya dipilih. Namun, kehilangan struktur
gigi melemahkan sifat mekanik gigi. Terutama pada pasien muda, prosedur invasif harus
dipertimbangkan dengan hati-hati.
Prosedur pemutihan dapat bermanfaat untuk mengatasi WD. Estetika fluorosis sering
berhasil ditingkatkan dengan bleaching, sendiri, atau dalam kombinasi dengan perawatan
lain, meskipun fluorosis parah perlu memerlukan veneer, restorasi, porcelain laminate
veneers atau crowns. Dalam beberapa kasus, saat noda putih dan tidak menonjol, dilakukan
pemutihan gigi saja menggunakan karbamid peroksida atau hydrogen peroksida
menyamarkan noda yang cukup pada dentin dan email yang mendasarinya tanpa perlu
dilakukan prosedur lain. Dalam banyak kasus sebenarnya bleaching dapat menjadi tambahan
yang berguna untuk teknik lain yang dijelaskan dalam laporan klinis ini.
Prosedur MiA melibatkan Penggunaan simultan asam dan media abrasif. Perawatan MiA
bekerja dengan menghilangkan email permukaan, oleh karena itu pigmennya secara tidak
selektif yaitu sebagian dari email superfisial yang tidak terpengaruh juga akan dihilangkan.
Pentingnya untuk memahami bahwa perlakuan seperti itu tepat dan memadai jika perubahan
warna berada pada lapisan email luar. RI didasarkan pada penetrasi kapiler dari infiltran resin
berat molekul rendah di dalam tubuh enamel hypomineralized. Efek dari prosedur ini adalah
lesi email sering kehilangan tampilan keputihan saat diinfiltrasi. Efek ini didasarkan pada
koefisien refraksi resin infiltrasi terpolimerisasi, yang sangat mirip dengan enamel. Karena
kandungan mineralnya yang tinggi, yang menghambat penetrasi resin, lapisan permukaan
enamel harus dibuat berpori dengan baik selama langkah awal. Ini biasanya dapat dicapai
dengan aplikasi 2 menit gel asam klorida pada 15%, tetapi pretreatment lain juga telah
dijelaskan. Harus diingat bahwa adhesi, oleh karena itu prosedur RI, harus dilakukan tidak
lebih awal dari 2 minggu setelah aplikasi terakhir dari zat pemutih oksidatif. Literatur
menyajikan banyak kombinasi perawatan, tetapi hanya sedikit yang berhubungan dengan
kombinasi MiA dan RI: Karena permukaan enamel telah terkikis oleh asam klorida dan
partikel abrasif, hal ini dapat dianggap terkikis dengan baik dan kemudian diinfiltrasi, dalam
sesi yang sama, dengan resin dengan viskositas rendah untuk menutupi area hipomineralisasi
yang lebih dalam.

Kesimpulan
Dalam kasus perubahan warna yang parah pada email, pendekatan yang cukup invasif
umumnya dipilih seperti restorasi resin komposit, veneer keramik atau bahkan mahkota.
Namun, hilangnya struktur gigi akibat prosedur ini melemahkan sifat mekanik gigi. Karena
itu, terutama untuk pasien muda, prosedur invasif harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Perawatan invasif minimal seperti bleaching, enamel MiA dan RI, dalam beberapa kasus,
dapat mencapai hasil akhir yang baik tanpa pengangkatan jaringan gigi yang signifikan.

Tinjauan Pustaka
Penyebab terjadinya perubahan warna gigi terdiri dari faktor lokal dan faktor sistemik. Faktor
local tersebut antara lain disebabkan oleh pasta gigi atau gel khusus yang dioleskan pada gigi,
atau cairan untuk berkumur. Penyebab perubahan warna gigi karena faktor sistemik ialah akibat
asupan fluor yang berlebih pada masa pemben-tukan email dan kalsifikasi gigi melalui fluoridasi
air minum, tablet fluor, atau obat tetes, yang dikenal sebagai fluorosis gigi.
Secara umum, fluorosis merupakan suatu kelainan, sejenis hipoplasia email yang disebabkan
oleh asupan fluor yang berlebih, baik secara sistemik maupun lokal. Hal tersebut menyebabkan
perubahan warna email yang bervariasi, mulai bintik putih buram hingga berwarna coklat.2
Tanda awal gigi terpapar fluor berlebih ialah email yang tampak berbintik-bintik, disebut
mottled enamel. Bintik-bintik ini bisa berwarna kuning atau coklat akibat permukaan email gigi
yang tidak sempurna. Istilah mottled enamel digunakan untuk menggambarkan beberapa gejala
dan akibat dari fluorosis gigi atau fluorosis endemik.

Anda mungkin juga menyukai